ISBD - Manusia Nilai Moral Dan Hukum
ISBD - Manusia Nilai Moral Dan Hukum
IKM B 2012
Kelompok 6
1. Rizqi Riyani Putri F (101211131053)
2. Ria Asti S (101211131223)
3. Nurvita Tri K (101211132025)
4. Nuke Amalia (101211132088)
5. Lailatul Latifah (101211133051)
6. Anggi Kumalasari (101211133054)
7. Tino Oktario Y. (101211133069)
PENDAHULUAN
Di Indonesia semakin banyak terjadi pelanggaran nilai-nilai moral yang dilakukan oleh
masyarakat. Pelanggaran nilai moral yang banyak dilakukan salah satunya adalah kasus
mencatat ada peningkatan kekerasan terhadap perempuan di ranah komunitas atau publik
pada 2012, yaitu sebesar 4,35% atau menjadi 4.293 kasus dengan kasus pemerkosaan
sebanyak 840 kasus (VoA Indonesia, 2013). Sedangkan pada awal tahun 2013 kekerasan
Police Watch (IPW) hingga Januari 2013 telah terjadi perkosaan sebanyak 29 kasus dengan
Semakin maraknya kasus perkosaan ini tidak hanya menimpa perempuan dewasa, namun
juga perempuan yang tergolong dibawah umur (anak-anak). Kejahatan seksual ini juga tidak
Perkosaan tidak termasuk sebagai kejahatan luar biasa, pemerkosa menerima ancaman
hukuman maksimal 12 tahun penjara, serta tetap mendapat remisi setiap tahunnya dan
biasa itu hanya Korupsi, Narkotika dan Terorisme (Kompasiana, 2013). Ironis jika harus
dibandingkan dengan dampak yang diderita korban seperti rusak masa depannya, trauma,
2
cerita aib pemerkosaan akan menjadi warisan turun temurun walaupun korban pemerkosaan
telah mati.
Oleh karena itu, untuk menurunkan kasus perkosaan maka dapat dilihat melalui
pendekatan dari segi nilai, moral, hukum dan manusia dalam rangka sebagai upaya untuk
b. Bagaimana peranan moral dan hukum dalam upaya mengurangi maraknya masalah
pemerkosaan di Indonesia?
1.3 Tujuan
b. Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan mengenai maraknya pemerkosaan
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan agar semua orang khususnya mahasiswa dapat lebih bersikap
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi dan bertahan hidup. Segala sesuatu yang
terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki masyarakat
itu sendiri.
2.2 Nilai
Nilai adalah sesuatu yg berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi
manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-hal lain yg bersifat
Nilai merupakan bagian yang penting untuk manusia. Nilai harus jelas, harus semakin
diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan
menimbang, yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai
negatif.
4
2.3 Moral
Moral berasal dari kata bahasa Latin “mores” yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang mengandung makna
tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin
dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani yang sama dengan ethos yang menjadi
etika.
Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi, moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu
dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
2.4 Hukum
Menurut Hugo de Grotius “ Law is rule of moral action obligation to that which ir right”.
Hukum adalah peraturan tentang tindakan moral yang menjamin keadilan pada peraturan
hukum tentang kemerdekaan. Plato mengatakan bahwa hukum merupakan peraturan yang
teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. Sedangkan Aristoteles berpendapat
bahwa hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat
tetapi juga hakim. Jadi, hukum/ ilmu hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara
resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas melalui
5
2.5 Hubungan antara Hukum dengan Moral
Apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan moralitas? Dengan demikian
hukum tidak akan ada maknanya tanpa adanya jiwa moralitas. Menurut K. Bertens,
sistematis dalam kitab perundang-undangan. Jadi, norma hukum lebih memiliki kepastian
dan objektif dibandingkan dengan norma moral. Norma moral lebih bersifat subjektif dan
akibatnya lebih banyak orang yang mencari kejelasan tentang kebenaran mana yang
b. Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut
c. Sanksi pada norma hukum dapat dipaksakan, pelanggar pasti akan terkena hukumannya.
Norma etis tidak dapat dipaksakan. Satu-satunya sanksi di bidang moralitas adalah hati
d. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.
Hukum harus diakui oleh suatu negara supaya berlaku sebagai hukum. Moralitas
didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan masyarakat.
Dengan cara demokratis, masyarakat dapat mengubah hukum, tetapi tidak pernah bisa
masyarakat dapat mengubah atau membatalkan suatu norma. Moral menilai hukum dan tidak
untuk sebaliknya.
Kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral. Moral juga membutuhkan
hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja jika tidak diundangkan atau
6
sosial dan moralitas. Hukum hanya membatasi diri dengan mengatur hubungan antar manusia
yang relevan.
Hukum sebaiknya sejalan dengan moral, moral idealnya harus ditempatkan di atas hukum
(das sollen). Namun pada kenyataan dalam kehidupan di masyarakat terdapat penyimpangan-
penyimpangan, oleh karena norma-norma moral terlalu tinggi untuk dapat ditaati oleh
sembarang orang. Dalam membentuk suatu aturan hukum harus memperhatikan kondisi
manusia (condition humaine), bahwa manusia ialah suatu makhluk yang lemah dan berdosa.
Agar supaya hukum itu dapat diterapkan dalam masyarakat atau sesuai dengan realitas hidup,
suatu tata hukum harus lebih longgar dari pada moral agama.
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya,
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
2.7 Kasus
Dalam kehidupan sosial masyarakat dikenal berbagai gejala-gejala sosial seperti norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan.
7
Tidak semua gejala sosial tersebut berjalan secara normal, kadang-kadang-kadang timbul
gejala sosial yang tidak dikehendaki yang kemudian sering disebut masalah sosial. Masalah
tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antar manusia dan di dalam
kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan masalah sosial karena
Pemerkosaan merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang sering terjadi di
masyarakat hingga saat ini. Pemerkosaan merupakan masalah sosial yang cukup mendapat
majalah.
Kami mengambil contoh kasus dengan tema pemerkosaan. Pelanggaran hukum ini sudah
masyarakatnya. Hal ini dikarenakan moralitas yang rendah dari tiap individu dan akibatnya
1. Jakarta, 23 April 2013. Seorang pria berprofesi sebagai penjaga masjid dilaporkan atas
lingkungan masjid perumahan elit di Ciputat. Korban saat itu sedang kerja bakti di
masjid, lalu dipanggil pelaku (MF) dan diajak melakukan hubungan suami istri. Kasus
pemerkosaan itu terungkap saat kakak dari korban membaca buku harian korban. Di buku
harian itu, korban mencurahkan tindakan biadab MF. Kakak korban yang membaca buku
harian itu mengklarifikasi dan korban membenarkan. Perbuatan itu di lakukan tiga kali di
kamar di lingkungan masjid. Pelaku kan merbot masjid, jadi dapat kamar di sana. Korban
8
melaporkan kejadian itu ke Polres Jaksel pada 2 April lalu. Polisi sudah memeriksa 5
2. AH, polisi berpangkat Brigadir Kepala bersama dua rekannya, diduga memperkosa
tahanan wanita berinisial FM (24) di dalam penjara. Terkait kasus tersebut, Kapolda
Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana mengatakan aparat Polres Poso sudah
menangkap AH. Jika terbukti bersalah, oknum itu akan berhadapan dengan hukum sesuai
mengadukan tindakan asusila tersebut ke polisi. Tiga oknum polisi itu terancam
diberhentikan secara tidak hormat, kalau memang terbukti melakukan tindakan asusila
Hingga kini, polisi masih mengembangkan penyidikan yang diduga dilakukan tiga
anggota Polres Poso pada 23 dan 24 Maret lalu. Terpisah, Direktur Komunitas Peduli
Perempuan dan Anak (KPPA) Sulawesi Tengah Mutmainah Korona mengatakan, kasus
tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia. "Seseorang seharusnya merasa aman
jika berada di lingkungan kepolisian, bukan malah diperkosa di bawah ancaman senjata,"
kata Mutmainah.
A. Definisi Perkosaan
Pengertian istilah perkosaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hampir sama
dengan pengertian perkosaan dalam KUHP. Perkosaan berasal dari kata “Perkosa” yang
9
dengan kekerasan. Sedangkan perkosaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan
Definisi lain dari istilah perkosaan terdapat pula dalam pasal 285 KUHP
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar pernikahan, diancam karena melakukan
perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun” (Dwiati, 2007). Jadi
menurut pasal 285 KUHP, dalam kasus perkosaan terdapat beberapa unsur, yaitu :
2. UU no. 26/2000 tentang peradilan HAM yang mengatur perkosaan sebagai salah satu
terhadap anak.
4. UU no. 23/2004 tentang penghapusan kekeraan dalam rumah tangga (UU Pkdrt) yang
10
8. Pasal 98-101 KUHAP tentang penggabungan perkara ganti kerugian
terhadap perempuan
C. Masalah Perkosaan Dihubungkan dengan Nilai, Moral, Hukum dan Manusia sebagai
Masyarakat
kompleks. Hal ini dikarenakan perkosaan tidak hanya merupakan masalah antar
individu, melainkan sebagai problem sosial yang terkait dengan masalah nilai moral dan
hak-hak asasi, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan dari segala bentuk
sering terjadi pada wanita karena sifat wanita yang digambarkan lemah dan tidak
memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri. Kasus tindak pidana perkosaan selalu
memancing perhatian dan perdebatan publik, karena syarat akan persoalan nilai-nilai
merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, karena moral
adalah penentu dalam keberhasilan seseorang dalam ekonomi, budaya, pergaulan dan
lainnya. Begitu pula dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi masyarakat harus
dibarengi dengan moral yang baik. Setelah adanya pendidikan moral bagi setiap
11
individu masyarakat tentulah harus ada aplikasi atau penerapan dalam bermasyarakat
disetiap lini kehidupan. Dengan semakin banyaknya kasus perkosaan maka hal ini
perubahan sosial yang terjadi saat ini adalah akibat dari akulturasi budaya asing yang
bercampur baur dengan budaya bangsa kita. Misalnya, dahulu sikap gotong royong,
tolong menolong dan sikap empati terhadap sesama masyarakat, namun budaya-budaya
tersebut kelihatannya sulit untuk dipertahankan karena gaya hidup yang terus berubah
dan berkembang sesuai perkembangan zaman. Hal ini berakibat fatal pada pandangan
apalagi didaerah perkotaan yang notabene adalah masyarakat pendatang dari berbagai
daerah. Sehingga sulit dalam masyarakat untuk terjadinya control social dalam menjaga
sebagaimana terdapat pada pasal 285 KUHP yang menyatakan bahwa “Barangsiapa
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan
dia di luar pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun”. Ancaman bagi pelaku perkosaan itu cukup ringan
dibanding apa yang akan diterima korban perkosaan. Korban perkosaan memang tidak
menerima hukuman secara formal, akan tetapi “hukuman” dari masyarakat lah yang
12
akan ia terima sepanjang hidupnya. Seorang pemerkosa begitu keluar dari penjara
perilaku penyimpangan nilai moral yang dilakukannya, akan tetapi ia tidak kehilangan
sesuatu yang berharga dari dalam dirinya. Berbeda dengan perempuan, ketika ia
wanita, belum lagi jika ia ternyata hamil yang merupakan buah dari hasil perkosaan itu.
Tentunya, kejadian ini membuat orang lain berpikiran negatif terhadapnya mulai dari
“wanita nakal”, “wanita penggoda”, dan lain-lain. Seperti yang telah dijelaskan diatas
dalam akibat atau dampak perkosaan pada si korban, tekanan batin dan stress bahkan
sampai bunuh diri mungkin saja akan terjadi pada korban-korban ini.
D. SOLUSI
4. Terapkan kontrol diri yang baik dan memperbanyak wawasan agar tidak mudah tertipu
6. Tidak keluyuran di malam hari termasuk tempat clubbing dan hiburan malam lain
9. Hindari perbuatan yang dapat mengundang perhatian kaum pria seperti tebar pesona
11. Sebaiknya hukuman yang diberikan kepada sang pelaku dapat membuat pelaku jera
12. Tidak mengucilkan korban pemerkosaan agar korban tidak mendapatkan beban mental
13
13. Memberikan pendidikan sex sedini mungkin kepada anak-anak dengan tujuan agar
mereka memahami segala faktor dan risiko sehingga mereka tidak mencoba-coba hal-hal
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Ketiganya mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Manusia hidup
dalam suatu lingkungan yang mana dalam setiap lingkungan itu memiliki nilai dan hukum
yang harus dipatuhi dan dengan adanya moral yang baik maka nilai dan hukum dapat
Manusia adalah makhluk sosial yang artinya makhluk yang tidak mampu hidup sendiri
atau selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sosial
lapisan masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan. Tidak semua gejala
sosial tersebut berjalan secara normal, kadang-kadang-kadang timbul gejala sosial yang
tidak dikehendaki yang kemudian sering disebut masalah sosial. Masalah tersebut bersifat
sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antar manusia dan di dalam kerangka
bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan masalah sosial karena
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral,
dan hukum salah satunya adalah kasus pemerkosaan yang marak terjadi di Indonesia
belakangan ini namun kurang mendapat perhatian karena kalah dengan banyaknya berita-
berita pejabat Negara di negeri ini dengan segala perbuatannya yang melenceng daripada
15
nilai, moral dan hukum yang tak kalah memprihatinkan untuk mendapat perhatian lebih bagi
bagaimana sesungguhnya peran nilai, moralitas, dan hukum yang berlaku di bangsa ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dien, Albert Y. 2011. Hubungan Hukum Dan Moral Menurut Teori Immanuel Kant. Volume 7
dalam Supremasi Hukum. Tangerang : Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf.
http://hukum-uinsgd.com/2013/03/25/maraknya-kasus-perkosaan-akibat-rendahnya-pendidikan-
Dwiati, Ira. 2007. Perlindungan Hukum Terhadapa Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam
http://news.detik.com/read/2013/04/23/154043/2228256/10/biadab-mf-perkosa-remaja-putri-di-
lingkungan-masjid-di-ciputat
http://hukum.kompasiana.com/2013/04/03/ahli-hukum-berpendapat-pemerkosaan-bukan-
http://www.voaindonesia.com/content/komnas-perempuan-kasus-kekerasan-seksual-meningkat-
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/21/mllkjc-perkosaan-2013-capai-23-
17