Anda di halaman 1dari 6

RMK CORPORATE GOVERNANCE

PERAN AUDITOR EKSTERNAL DALAM


GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Nama Dosen: I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si., CMA

Diusulkan Oleh:

I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111/32)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
BALI

0
PEMBAHASAN

A. Auditor Eksternal
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan pendapat tentang
laporan keuangan yang disiapkan manajemen keuangan. Disamping menganalisis
pengungkapan dan metode akunting yang diterapkan manajemen dalam menyusun
laporan keuangan, auditor eksternal wajib melaporkan potensi resiko yang mereka
temukan selama audit kepada manajemen perusahaan dan komite audit, serta
memberikan saran bagaimana mengelola resiko tersebut.
B. Peran Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance
Audit eksternal adalah audit terpisah dari perusahaan yang disewa oleh perusahaan
untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang disusun telah mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor eksternal adalah orang yang
melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada
perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta
peralatan elektronik dan pengendalian komputer.
De Angelo (1981) dalam Lin dan Liu (2009) menyebutkan bahwa auditor eksternal
memegang peranan di dalam menentukan kredibilitas suatu informasi laporan keuangan
maka kualitas audit merupakan hal yang sangat penting. Kualitas audit merupakan
faktor yang sangat sulit untuk diukur secara langsung, dimana salah satu proksi yang
biasa digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah ukuran dari kantor akuntan
publik. Semakin besar ukuran suatu kantor akuntan publik, maka akan lebih baik pula
kualitas audit yang disediakan oleh kantor akuntan publik tersebut. Kualitas dari audit
yang independen memiliki pengaruh terhadap tata kelola perusahaan. Hal ini
menyebabkan pemilihan auditor merupakan keputusan penting dan harus
dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan.
Beberapa fungsi auditor eksternal yaitu:
a. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
b. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai.
c. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa internal
untuk manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan

1
rekomendasi pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut
dibuktikan.
d. Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang
yang telah menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai
auditor.
e. Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik
direncanakan, disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.
f. Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang
telah diuji sendiri oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta
observasi dari prosedur yang diikuti oleh pemeriksa internal.
Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.
Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu
berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai
kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Pemeriksaan ekstern dilakukan
secara sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika
pemeriksaan dilakukan secara rinci. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung
jawabnya adalah) seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register
(registered public accountant). Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor
terlebih dahulu harus meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter).
Eksternal Auditor hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.
Ashbaugh dan Warfield (2003) menyatakan bahwa auditor eksternal memainkan
sebuah peran dalam tata kelola perusahaan sebagai alat pengawasan yang penting dalam
proses pelaporan keuangan. Sanda, et al., (2005) dalam Obe (2012) menyebutkan
bahwa tata kelola perusahaan yang baik salah satunya diwujudkan dalam bentuk
transparasi keuangan perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik dapat dilihat dari
mekanisme tata kelola perusahaan yang diterapkan (Good Corporate Governance).
Mekanisme tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) adalah syarat-syarat
pelaksanaan sistem dalam suatu perusahaan dimana berbagai pihak yang

2
berkepentingan terhadap perusahaan tersebut dapat memastikan pihak manajer dan
pihak internal perusahaan lainnya dapat memenuhi kepentingan stakeholders (Sanda, et
al., 2005 dalam Obe, 2012).
Dennis dan McConnell (2003) dalam Ferry (2010) membedakan mekanisme Good
Corporate Governance menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal, dimana
mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi perusahaan, dewan komisaris dan
komite audit yang dimiliki oleh perusahaan serta struktur kepemilikan dalam suatu
perusahaan. Sedangkan mekanisme eksternal dari mekanisme tata kelola perusahaan
(Good Corporate Governance) menurut Dennis dan McConnell (2003) adalah lebih
kepada pengaruh dari pasar untuk pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem
hukum yang berlaku.
Dalam hubungan dengan eksternal auditor, perusahaan menetapkan kebijakan-
kebijakan sebagai berikut:
a) RUPS berwenang menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh
komisaris berdasarkan usulan dari komite audit (apabila ada);
b) Komite Audit (apabila ada) melalui komisaris wajib menyampaikan kepada
RUPS alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan
untuk auditor eksternal;
c) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak
yang berkepentingan di perusahaan;
d) Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang
yang diperlukan sehingga memungkinkan auditor eksternal memberikan
pendapatnya tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan
dengan standar laporan keuangan Indonesia.
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka keterkaitan antar auditor eksternal, auditor
internal, dan pelaksanaan GCG dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:

3
Auditor Eksternal Auditor Internal
Penerapan Standar Umum Independence
Penerapan Standar Pekerjaan Kemampuan profesional
Lapangan Lingkup Pekerjaan

Penerapan Standar Pelaksanaan Kegiatan


Pelaporan Pemeriksaan
Manajemen Bagian Audit
Internal

Pelaksanaan
Good Corporate Governance
Transparansi Kemandirian
Akuntabilitas
Pertanggung jawaban
Kewajaran

C. PERBEDAAN AUDITOR INTERNAL DENGAN AUDITOR INTERNAL


Auditor eksternal dan auditor internal memiliki perbedaan dalam hal-hal berikut ini :
1. Perbedaan Misi
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas
kewajaran pelaporan keuangan organisasi. Mereka juga menilai apakah laporan
keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode,
dan seterusnya. Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak
terbatas pada pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas
pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi desain dan
implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governance dalam
pemastian pencapaian tujuan organisasi.
2. Perbedaan Organisasional
Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien utama
mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris,
termasuk komite-komite yang ada. Biasanya auditor internal merupakan

4
karyawan organisasi yang bersangkutan. Sebaliknya, auditor eksternal
merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi. Mereka melakukan
penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan ketentuan perundang-
udangan maupun standar profesional yang berlaku untuk auditor eksternal.
3. Perbedaan Fokus dan Orientasi
Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejadian-kejadian yang
diperkirakan akan terjadi serta bagaimana organisasi bersiap terhadap segala
kemungkinan pencapaian tujuannya. Sedangkan auditor eksternal
terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya kejadian-kejadian
historis sebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.
4. Perbedaan Timing
Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara
berkelanjutan, sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan secara
periodik/tahunan.
Opini yang dikeluarkan auditor eksternal berguna untuk memastikan apakah
pelaporan keuangan yang disajikan oleh entitas telah sesuai dengan standar yang
berlaku umum. Selain itu, auditor eksternal dapat memberikan penilaian apakah
laporan keuangan disajikan bebas dari salah saji material. Dengan sifatnya yang
independen, auditor eksternal dapat memperbesar peluang untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan.

Referensi:
Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: PT
Damar Mulia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai