Anda di halaman 1dari 2

ETIOLOGI ANEMIA

Etiologi umum pada anemia yang dapat terjadi adalah pendarahan kronik, diet yang berlebihan,
adanya pendarahan pada saluran pencernaan dan dapat disebabkan oleh absorbsi yang berlebihan.

Anemia sendiri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, Anemia Aplastik, Anemia Defisiensi dan
Anemia Hemoliti. Ke-empat Anemia ini memiliki etiologinya sendiri-sendiri.

1. Anemia Aplastik
Anemia Aplastik merupakan kasus anemia dimana sebagian besar Anemia Aplastik merupakan
kasus yang bersifat idiopatik atau belum ditemukan apa penyebabnya. Namun, ada beberapa
hal yang dianggap sebagai penyebab anemia ini, salah satunya adalah radiasi. Anemia Aplastik
dapat terjadi pada ibu hamil meskipun jarang dan dapat sembuh sendiri apabila sudah
melahirkan atau aborsi.

2. Anemia Defisiensi
Anemia Defisiensi dibagi menjadi 2 sesuai dengan indikasinya. Anemia Defisiensi Besi dan
Anemia Defisiensi Asam Folat. Etiologi Anemia Defisiensi Besi adalah meningkatnya kebutuhan
zat besi untuk perkembangan anak-anak maupun orangtua, adanya gangguan absorpsi besi.
Sedangkan, Anemia Defisiensi Asam Folat merupakan anemia yang akan ditandai dengan adanya
peningkatan ukuran sel darah merah yang biasanya disebabkan oleh asupan yang kurang gizi,
keperluan yang meningkat, malabsorpsi, mengkonsumsi obat-obatan yang menghambat.

3. Anemia Hemolitik
Anemia ini dibagi menjadi dua yaitu, Anemia Hemolitik Imun dan Anemia Hemolitik Non-Imun.
Anemia Hemolitik Imun adalah suatu kelainan yang disebabkan adanya antibodi terhadap sel-sel
eritrosit sehingga memendeknya umur eritrosit. Etiologi anemia ini belum diketahui dengan
jelas apa yang menyebabkan terdapatnya antibodi pada sel eritrosit. Sedangkan, Anemia
Hemolitik Non-Imun adalah anemia yang disebabkan oleh kerusakan eritrosit yang lebih cepat
dibandingkan dengan waktu normalnya. Etiologi pada anemia ini adalah keganasan obat dan
infeksi, anemia ini juga dapat idiopatik.

PATOFISIOLOGI ANEMIA

Patofisiologi yang ada pada anemia berbeda beda sesuai dengan jenis anemia yang diderita.

1. Anemia Aplastik
Patofisiologi pada anemia aplastik adalah adanya kerusakan pada stem sel eritrosit dan adanya
kelainan imunologi yang menyebabkan anemia ini. Anemia ini dapat disebabkan juga karena
adanya kerusakan pada sum-sum tulang belakang yang mempengaruhi terbentuknya sel yang
akan berkembang dan menjadi sel dewasa.

2. Anemia Defisiensi
Untuk Anemia Defisiensi Besi memiliki patofisiologi dimana adanya kerusakan pada sum-sum
tulang belakang yang menyebabkan EPO tidak dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan
sel darah. Anemia ini dapat disebabkan oleh terjadinya perubahan metabolisme dimana
terjadinya defisiensi besi besar-besaran sampai tidak adanya cadangan besi didalam tubuh.
sedangkan untuk anemia defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh kurangnya asam folat
didalam tubuh sehingga dapat menghambat pembentukan DNA dan RNA yang membutuhkan
asam folat dalam pembentukannya.

3. Anemia Hemolitik
Secara patofisiologi anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 yaitu, intravaskuler dan
ekstravaskuler dimana hemolisis ekstravaskuler lebih sering terjadi dibandingkan hemolisis
intravaskuler. Hemolisis ekstravaskuler adalah penghancuran sel darah yang terjadi diluar
pembuluh darah yaitu, di limfa dan didalam hati oleh makrofag dimana sel darah memiliki
perubahan struktur sehingga pecah. Sedangkan, hemolisis intravaskuler adalah sel darah merah
yang akan pecah didalam pembuluh darah dan mengeluarkan isi sel hingga bercampur dengan
plasma darah.

SUMBER

Mansjoer, Arif dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta : FKUI

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Leveno, Kenneth J dkk. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai