Anda di halaman 1dari 58

BAB 3

ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANGAN HMM


LANTAI 4 NS 3 RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI

Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners


STIKes Rajawali Bandung untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di
ruangan HMM LANTAI 4 NS 3 RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan
pekerjaan di ruangan HMM LANTAI 4 NS 3. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh
gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi
intervensi.
3.1. Gambaran Umum RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
3.1.1 Sejarah RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
RSUD R. Syamsudin, SH didirikan sejak pemerintahan Hindia
Belanda. Tanggal 9 September 1920 berdiri dengan nama Gementee Zieken
Huis berdasarkan SK Directur Van Binenlands Bestuur. Pada tahun 1932 dijual
kepada Vereeniging Van Vrown Tot Het Verplegen Van Zieken En Hartdeldver
Eere Gods En Lievde Tot Denaste Onder Dezeiken Pruek/Toevloecht In Leiden,
berdasarkan SK Staad Gementeraad Zoekaboemi No 41 tertanggal 20
Desember 1932 jo No. 38 / LR tanggal 27 Desember 1933. Pada tahun 1939 RS
ini dijual kembali kepada P. Guliek Al Mere Seraphine sebagai Eigendem Perseel
atas nama Roma Katholik tanggal 27 Desember 1939.

gambar 3.1. Boenoet Tempo Doeloe 1900

43
44

Sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, tepatnya tanggal 1


Januari 1943 pengelolaannya dialihkan kepada Soekaboemi SI ( sekarang
pemerintah kota Sukabumi) di bawah Kepala Bagian Kesehatan Bogor Ayu
dengan ditunjuk pula wakil dari Misi Roma Katholik untuk menjalankannya dan
ddiberi nama Rumah Sakit St. Lidwina. Kemudian sejak kemerdekaan yakni
tahun 1948 Berdasarkan SK Sekretaris Van Staad, Hoof Van Het Departemen
Gezonheid No.8387 tanggal 22 April 1948 mulai 1 Maret 1948 dikembalikan
kepada Convergatie Van Zuster Van Bergen Op Zoom sebagai Heersteel in Het
Ferteelijke Bezeite oleh MM CD dan Departemen Van Gezonheid. Pada tahun
1949 Oleh Departemen Van Gezonheid (dalam hal ini mewakili Pemerintah
Hindia Belanda) pengelolaan rumah sakit ini dilimpahkan kepada Pemerintah
Indonesia.
Baru pada tahun 1952 tepatnya tanggal 8 Desember 1952 pengelolaan
rumah sakit St lidwina di bawah Pemerintahan Kota kecil Soekaboemi.
Selanjutnya pada tahun 1979 berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri RI Nomor
362 tanggal 14 Maret 1979 dan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 51 tanggal 22
Februari 1979 Rumah Sakit ini pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah Tingkat II Kotamadya Sukabumi dan diberi nama Rumah Sakit Umum
Daerah R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi dengan status Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas C.
Pada tahun 1993, tepatnya tanggal 10 Juni 1993 berdasarkan SK
Walikotamadya Sukabumi Dati II Sukabumi Nomor 5 / 1993 Rumah Sakit ini
ditetapkan sebagai Uji Coba Swadana Daerah, dan setelah itu, yakni pada tahun
1994 berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 494/SK/V/94 tanggal 30 Mei
1994 RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi ditetapkan sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Non Pendidikan. Penetapan sebagai rumah sakit
swadana baru ditetapkan sejak 17 Maret 1995 sesuai SK Menteri Dalam Negeri
RI Nomor 445.32.208.
45

Gambar 3.2. Bunut tahun 2018

Pertama kali akreditasi diikuti RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi,


yaitu pada tahun 1998 dengan hasil bahwa berdasarkan SK Dirjen Yan Medik
Depkes RI Nomor : YM 02.03.3.5.5843 tanggal 22 April 1998 RSUD R.
Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
dengan status Akreditasi penuh untuk 5 (lima) pelayanan standar pelayanan
yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis. Dan selanjutnya yaitu pada
tahun1998 berdasarkan SK Dirjen Yan Medik Depkes RI Nomor : YM
00.03.2.2.154 tanggal 27 Januari 1998 RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota
Sukabumi mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan status
Akreditasi penuh untuk 12 (dua belas) pelayanan standar pelayanan yang
meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Farmasi, K 3, Radiologi, Laboratorium,
Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Perinatal Resiko
Tinggi.

Gambar 3.3. Produk RSUD R Syamsudin SH


46

3.1.2 Kondisi RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI


a. Visi Dan Misi
Surat Keputusan Direktur RSUD R. Syamsudin,SH Kota Sukabumi nomor
07 tahun 2019 ditetapkan visi dan Misi RSUD R. Syamsudin,SH sebagai berikut :
 Visi
Terwujudnya RSUD R.Syamsudin,SH Kota Sukabumi yang nyaman, profesional
dan berkualitas berbasis nilai-nilai religius
 Misi
1. Mewujudkan RSUD R. Syamsudin,SH Kota Sukabumi yang nyaman
berbasis green hospital
2. Penyelenggaraan Pelayanan RSUD R. Syamsudin,SH Kota Sukabumi
yang profesional berbasis kompetensi dan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran (IPTEKDOK)
3. Mewujudkan RSUD R.Syamsudin,SH Kota Sukabumi yang berkualitas
berbasis patient centre care dan profesionalitas layanan pendidikan
4. Mewujudkan penyelenggaraan tatakelola rumah sakit yang baik,
akuntable dan inovatif.

 Budaya Kerja RSUD R. Syamsudin,SH memiliki budaya kerja SMART:


1. Sigap
2. Melayani
3. Antusias
4. Ramah
5. Teliti
47

b. Struktur organisasi

Gambar 3.4. struktur organisasi RSUD R Syamsudin SH sesuai Perda


48

Gambar 3.5. struktur organisasi RSUD R Syamsudin SH per tahun 2019

3.2. Analisa Situasi Ruangan


3.2.1. Gambaran Umum Ruang Hmm Lt 4 Ns 3
Ruang Hmm Lt 4 Ns 3 merupakan salah satu bangsal rawat inap yang berada di
lingkup RSUD R Syamsudin SH yang berada di area Gedung Hmm di lantai
paling atas, dimana di Gedung Hmm itu sendiri ada 2 lantai yang dijadikan area
Rawat Inap Khusus Penyakit Dalam. Ada Hmm lantai 4 yang terbagi ke dalam 3
Nurse Station/ NS, hal yang sama juga ada di lantai 3. Gedung ini berdekatan
dengan Gedung Seruni dan Gedung Anyelir. Ruang Hmm Lt 4 Ns 3 merupakan
49

bangsal rawat inap interna kelas III khusus untuk laki-laki dan perempuan
dewasa, baik minimal care, intermediate care, maupun total care.
Ruang Hmm Lt 4 RS RSUD R Syamsudin SH mempunyai kapasitas
tempat tidur tidur sebanyak 56 tempat tidur (TT). Metode MPKP yang digunakan
adalah metode primer. Jumlah sumber daya manusia sebanyak …. orang
perawat yang terbagi menjadi 4 perawat primer, dimana 4 PP tersebut dibagi
menjadi 3 (tiga) Ners Station, dan dibantu perawat kolega sebanyak … orang
perawat. Lantai 4 sendiri mempunyai 13 kamar perawatan, yaitu kamar 20
mempunyai 5 tempat tidur, kamar 21 mempunyai 5 tempat tidur, kamar 22
mempunyai 4 tempat tidur, kamar 23 mempunyai 4 tempat tidur, kamar 24
mepunyai 4 tempat tidur, kamar 25 mempunyai 4 tempat tidur, kamar 26
mempunyai 4 tempat tidur, kamar 27 mempunyai 5 tempat tidur, kamar 28 ruang
isolasi mempunyai 1 tempat tidur, kamar 29 mempunyai 5 tempat tidur, kamar 30
mempunyai 5 tempat tidur, kamar 31 mempunyai 5 tempat tidur, kamar 32
mempunyai 5 tempat tidur.
Ruang Hmm Lt 4 RS RSUD R Syamsudin SH dipimpin oleh seorang
head nurse yang dibantu oleh 4 orang perawat primer , serta 30 orang perawat
kolega dan 8 orang tenaga outsoursing untuk kebersihan. Ruang Hmm Lt 4 RS
RSUD R Syamsudin SH dijadikan salah satu ruangan untuk praktik S1
Keperawatan dan D3 Keperawatan. Khusus untuk Ns 3 sendiri dikelola oleh 2
orang perawat primer dan 13 orang perawat kolega.

Gambar 3.6. Peresmian Gedung Hmm 2018


50

Denah HMM lantai 4

Km 26 Km 25 Km 24
tangga
tangga

tangga Salasar

Lift Ns 2 Km Km

Salasar
22 21
Salasar

Ns 3 Ns 1

Km 27
Km 20
Km 32

Lift
Km 28/ iso
Km 19
Km 29 rm
Km 31
Dispensing ns
Km 30 1

tangga

Gambar 3.7. denah HMM lantai 4 NS 1,2,dan 3


51

3.2.2. Analisa Man ( orang yang terlibat )

A. PASIEN
Ruang HMM lantai 4 NS 3 adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan
kasus penyakit dalam yang terdiri dari ruang kelas 3 dan ruang isolasi
dengan kapasitas 26 tempat tidur.
1. Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang HMM lantai 4 NS 3
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruang HMM lantai 4
NS 3 Periode Bulan Agustus, September dan Oktober Tahun 2019

Bulan
No Uraian Total
Agustus September Oktober
1 Total dirawat 203 204 183 550
2 Hari rawat 753 744 646 2143
3 Pasien keluar
Hidup 200 201 181 472
Mati 3 3 2 8
Sumber : Data sekunder

2. Alur Pasien Masuk


Pasien masuk dimulai dari poliklinik dan IGD, lalu ke unit rawat
Inap HM.MURAZ.
3. Gambaran Kasus
Berdasarkan hasil pencatatan jumlah 10 kasus terbanyak yang
di ruang HM.MURAZ 3 bulan terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Gambaran Kasus 10 Besar Penyakit
di Ruang HM.MURAZ LT 4 NS 3
No 10 Besar Diagnosa Medik di Ruang HM.MURAZ
1. CKD STAGE V
2. Dengue Haemoragic fever
3. Anemia, unspecified
4. Hypertensive renal desease with renal failure
5. Dm tipe 2
6. Tuberculosis
7. Gastroenteritis / diare
52

8. Fever, unspecified
9. Gastritis akut dan kronis
10. Typoid fever

(Sumber : Data Rekapan Ruang HM.MURAZ lantai 4 ns 3,


Agustus s.d oktober 2019)
Berdasarkan tabel 3.2 diatas maka yang menjadi kasus
terbanyak untuk 3 bulan terakhir di Ruang HM.MURAZ adalahCKD
stg V.

4. Efisiensi pelayanan di Ruang HMM lantai 4 NS 3


a) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count
days in a period under consideration (Huffman. 1994)•.
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011).

Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah


tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
53

Gambar 3.8 BOR Ruang HMM lantai 4 NS 3 Periode Bulan Agustus,


September dan Oktober Tahun 2019

100
95
90 Series 1
85 Series 2
80 Series 3
75
70
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER RATA2

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan gambar 3.8 di atas dapat disampaikan bahwa pada
bulan september BOR tertinggi yaitu 95,38%, menyusul bulan
Agustus BOR 93,42% dan terendah adalah bulan Oktober BOR
80,14% rata-rata persentase pemakaian tempat tidur (BOR) Ruang
HMM lantai 4 NS 3 (89,11%) berada diatas dengan standar nasional
(75%-85%).

b) LOS (Length Of Stay) atw AVLOS (Average Length of Stay = Rata-


rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization
stay of inpatient discharged during the period under consideration”.
AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :

AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)


54

Gambar 3.9 AVLOS Ruang HMM lantai 4 NS 3 Periode Bulan


Agustus, September dan Oktober Tahun 2019

rata2

oktober
Series 3
Series 2
september Series 1

agustus

3.4 3.45 3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.9 di atas dapat disampaikan bahwa rata-


rata lamanya perawatan seorang pasien (LOS) Ruang HMM lantai 4
NS 3 (3,6 hari) berada di bawah standar nasional (6-9 hari).

c) TOI (Turn Over Interval)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus :

TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah


pasien keluar (hidup +mati)
55

Gambar 3.10 TOI Ruang HMM lantai 4 NS 3 Periode Bulan


Agustus, September dan Oktober Tahun 2019

Series 1 Column1 Column2

0.87
1

0.43
0.5 0.26 Column2
0.17 Column1
Series 1
0
agustus september oktober rata2

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.10 di atas dapat disampaikan bahwa rata-


rata tempat tidur tidak ditempati (TOI) Ruang HMM lantai 4 NS 3
(0.43 hari) berada dibawah dengan standar nasional (1-3 hari).

d) BTO (Bed Turn Over)


BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005)
adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa
kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus :BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
56

Gambar 3.11 BTO Ruang HMM lantai 4 NS 3 Periode Bulan


Agustus, September dan Oktober Tahun 2019

8
Series 1
7.5
Column1
7
Column2
6.5
agustus september oktober rata2

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan gambar 3.11 di atas dapat disampaikan bahwa rata-
rata frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) Ruang HMM lantai 4 NS
3 adalah 7,56 diatas dengan standar nasional (4-5 kali).

B. Ketenagaan
1. Gambaran ketenagaan Perawat diruangan HMM lantai 4 NS 3
Perawat di ruangan HMM lantai 4 NS 3 RSUD R Syamsudin SH Kota
Sukabumi , 1 orang Head Ners dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 2
orang perawat primer dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners dan 1 orang
CCM dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 2 orang perawat kolega
dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 11 orang perawat kolega dengan
jenjang pendidikan DIII Keperawatan, dan 1 orang Administrasi dengan
jenjang pendidikan S1 dan 8 orang petugas kebersihan dengan jenjang
pendidikan SMA yang berdinas untuk 1 lantai HMM 4.
Tabel 3.3
Data Pegawai di Ruang HM.MURAZ LT 4 NS 3

No Nama Jabatan Pendidikan Masa kerja Pk


1 Linda Mulyasari PP S1 keperawatan 10 tahun 3
2 Risnawati PP S1 keperawatan 14 tahun 3
3 M. Chandra G PK S1 keperawatan 4 tahun 1
4 Nursyifa PK D3 Keperawatan 4 tahun 1
5 Anggi . M PK D3 Keperawatan 4 tahun 1
6 M. Indra PK D3 Keperawatan 3 tahun 1
7 Isni W PK D3 Keperawatan 8 tahun 2
8 Hadi Yanwar PK D3 Keperawatan 5 tahun 2
57

9 Intan Wulan PK D3 Keperawatan 4 tahun 2


10 Neng Tanti PK D3 Keperawatan 5 tahun 2
11 Syifa FM PK D3 Keperawatan 1 tahun 0
12 Gita PK D3 Keperawatan 5 tahun 2
13 Nisa Anggraeni PK D3 Keperawatan 8 tahun 3
14 Sunarti ADM S1 Ekonomi 16 tahun -
Ruangan HMM lantai 4 NS 3 memiliki tenaga kerja yang terdiri dari:

2. Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan

Tabel 3.4 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di


Ruang HMM lantai 4 NS 3Tahun 2019

No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen


1 Perawat 13 76,47
2 Klining Servis 3 17,64
3 Administrasi 1 5,88
Jumlah 17 100
Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, sebagian besar (76,47%) ketenegaan


di Ruang HMM lantai 4 NS 3 adalah tenaga keperawatan.

3. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.6 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat


Pendidikan di Ruang HMM lantai 4 NS 3 Tahun 2019

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 D III Keperawatan 11 84,62
D IV/SI
2 2 15,38
Keperawatan
Jumlah 13 100
Sumber : Data Sekunder
58

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, sebagian besar (84,62%) tenaga


keperawatan di Ruang HMM lantai 4 NS 3 berpendidikan Diploma III
(perawat terampil).

4. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja

Tabel 3.7 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa Kerja


di Ruang HMM lantai 4 NS 3 Tahun 2019

No Masa Kerja Jumlah %


1 > 5 tahun 4 30,76
2 < 5 tahun 9 69,24
Jumlah 13 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, sebagian besar (69,23%) tenaga
keperawatan di Ruang HMM lantai 4 NS 3 memiliki pengalaman kerja < 5
tahun.

5. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan Diklat yang diperoleh

Tabel 3.8 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Diklat yang


Diperoleh di Ruang HMM lantai 4 NS 3 Tahun 2019

No Diklat Jumlah %
1 Pernah diklat 13 100
2 Tidak pernah diklat 0 0
Jumlah 13 100
Sumber : Data Sekunder
59

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, seluruhnya (100%) tenaga


keperawatan di Ruang HMM lantai 4 NS 3 sudah pernah memperoleh
pendidikan atau pelatihan tambahan (seperti : diklat perawatan luka,
PPGD, BTCLS, dan lain-lain).

6. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja


a) Rekrutmen
Schular dan Jackson (1997) mengatakan “ Rekruitmen antara lain
meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat
dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahan dapat menyeleksi
orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang
ada. Stoner (1992) mengatakan “ Rekruitmen dimaksudkan untuk
menyediakan sekelompok calon yang cukup besar sehingga organisasi
yang bersangkutan akan dapat menyeleksi karyawan yang memenuhi
syarat sesuai yang dibutuhkan”.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen
adalah upaya untuk mencari tenaga kerja yang memenuhi syarat, tepat,
kualitas, dan kuantitas untuk diperkerjakan dalam dan oleh perusahaan
pada waktu yang dibutuhkan, sedangkan seleksi merupakan proses
pemilihan staf baru atau calon tenaga yang tepat sesuai dengan posisi
yang kosong.
Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan HMM lantai 4 NS 3
RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi sebagian melalui ujian CPNS dari
penerimaan pns di area kota Sukabumi dan tenaga kerja kontrak (TKK)
yang langsung di rektrut oleh pihak rumah sakit.
b) Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya
program orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman
kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini
diberikan agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat
menyesuiakan dengan prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi
terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang cukup
lama sekitar 3-9 bulan untuk dapat beradaptasi.
60

Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah sakit


dengan tujuan :
 Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
 Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
 Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
 Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di
berbagai unit kerja
 Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
 Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staff
keperawatan.
Proses orientasi pegawai baru diruang HMM lantai 4 NS 3 RSUD
R Syamsudin SH Kota Sukabumi dilakukan selama 3 bulan yang
kinerjanya dinilai langsung oleh Perawat Primer, selanjutnya Perawat
Primer akan menyampaikan penilaiannya kepada Head Nurse dan
diteruskan kebidang keperawatan, selanjutnya pegawai yang sudah
diberikan penilaian akan di tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.

7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat

Pada tanggal 5 November 2019 pendistribusian tenaga keperawatan


yang ada di ruang HMM lt4 NS 3 sebagai berikut: pada shift pagi 4 orang
perawat, shift sore 3 orang perawat, shift malam 3 orang perawat dan
perawat yang libur/off sebanyak 3 orang. Dan ada 1 orang yang sedang
cuti melahirkan
Pembagian jam kerja:
- Shift Pagi : 08.00-14.00 WIB
- Shift Sore : 14.00-21.00 WIB
- Shift Malam : 21.00-08.00 WIB
61

a) Rumus Douglas
Tabel 3.9 jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

No. Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan Pasien
1. Minimal care 5 orang 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0,35
2. Partial care 15 15x0,27=4,05 15x0,15=2,25 15x0,10=1,5
orang
3. Total care 6 orang 6x0,36=2,16 6x0,3=1,8 6x0,2=1,2
Jumlah 26 7,06=7 4,75=5 3,05=3
orang

Berdasarkan perhitungan diatas,maka:


Pagi : 7 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang +
15orang
Faktor libur dan cuti = 25%x15 = 3,75 perawat = 4 perawat
Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantunga
pasien adalah:
P+S+M+L+1
Jumlah kebutuhan total=7+5+3+4+1= 20 perawat
Jumlah tenaga perawat diruangan HMM lt 4 NS 3 berjumlah 13 orang
dimana Perawat primer termasuk dalam perawat pelaksana sehingga
ruangan HMM lt 4 NS 3 masih kekurangan 7 orang tenaga perawat.

b) Rumus Depkes
Dari hasil perhitungan menurut Depkes RI
Tabel 3.10 jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

No Kategori Rata-rata jumlah Jumlah jam Jumlah jam


. pasien/hari perawatan/ perawatan/hari
hari*
1. Minimal care 5 orang 2.0 10
2. Parsial care 15 orang 3,08 46,2
3. Total care 6 orang 6,16 36,96
Jumlah 26 orang 93,16
62

Keterangan :
*:berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan
jumlah Jam Perawatan Diruangan/hari
= jam efektif perawat

93,16
= 7

=13,31 = 14

Hari libur (Loss Day)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟


= x jumlah perawat tersedia
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

52 + 12 + 14
= x13
286

= 3,54 = 4

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non


keperawatan (Non Nursing Jobs) seperti: membuat perincian pasien
pulang, mengamprah obat, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦
= x 25
100

13 + 3,54
= x25
100

= 4,13 = 4 orang

Jadi, tenaga yang tersedia + faktor koreksi + non nursing jobs


=14+4+4= 22 orang. Jumlah tenaga perawat diruangan HMM lt 4 NS 3
berjumlah 13 orang dimana Perawat primer termasuk dalam perawat
63

pelaksana sehingga ruangan HMM lt 4 NS 3 masih kekurangan 9 orang


tenaga perawat.

3.2.3. Methode
A. Struktur Organisasi Ruang HM.MURAZ
Struktur organisasi diruangan yang terdiri dari Direktur Rumah Sakit,
head nurse, CCM, 2 Perawat Primer dan 13 PK (Perawat Kolega) yang
memegang 26 pasien. Berdasarkan hasil Observasi, bagan struktur
organisasi di ruang HM.MURAZ tidak ada di ruangan perawat.

Kepala Instalasi

Ramlan Skep Ners

Head Nurse

Irmawati Skep Ners

CCM

Irmawati Skep
Ners

NS 3 NS2 ; Pp NS 1 ; PP

Dede A Skep Leni Skep

PP tim 1 PP tim 2 Kepala Instalasi Rawat Inap

Risnawati Linda Mulyasari Kepala


YuyunInstalasi Rawat InapS.Kep, Ners
Fitri Rayandini,

Yuyun Fitri Rayandini, S.Kep, Ners


1. Isni W 1. Nisa A
2. Gita 2. Nursyifa
3. Hadi Y 3. Anggi
4. Intan W 4. M. Chandra
5. Neng Tanti 5. M. Indra
6. Syifa
64

B. Visi dan Misi Ruang HMM lantai 4 Ns 3


Tabel 3.11. visi dan misi ruangan hmm lt 4 ns 3

Visi Tidak ditemukan (menurut hasil wawancara ada)

Misi Tidak ditemukan (menurut hasil wawancara ada)


SMART; Sigap, Melayani, Antusias, Ramah dan Teliti (
Motto
sesuai dengan moto RSUD)
Falsafah Perawat CERRIA : Cekatan, Ramah, Rapih, Ikhlas
dan Aseptik
Tujuan Interna :
1. Mencegah terjadinya infeksi selama dalam
perawatan
2. Mengurangi tingkat Readmisi pada pasien dengan
penyakit kronis.
3. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
pasien, keluarga serta tim kesehatan lain dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan

C. Metode Asuhan Keperawatan


Berdasarkan wawancara dengan Head Nurse dan PP, metode asuhan
keperawatan yang dipergunakan ruang HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin
SH Kota Sukabumi adalah metode perawatan primer. Setiap perawat primer
memiliki lima - enam orang perawat kolega/ perawat pelaksana dan setiap
perawat bertanggung jawab 5 atau 6 orang pasien.
1) Penerapan MPKP
Ruang HMM lt 4 NS 3 melaksanakan MPKP dengan metode Perawat
Primer, dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Metode penugasan perawat adalah metode primer. Perawat ruangan
telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila Head Nurse
tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan kepada perawat
primer. Jika perawat primer yang tidak hadir maka tugas
65

didelegasikan kepada perawat kolega/ perawat pelaksana yang


ditunjuk.
 Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem
pendelegasian tugas keperawatan di rungan HMM lantai 4 Ns 3
dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan primer, dimana
pendelegasian dilakukan dari Head Nurse kepada PP, dan
selanjutnya PP mendelegasikan kepada Pk di dalam timnya. Setiap
perawat juga bertanggung jawab terhadap 5 - 6 orang pasien.
Apabila Head Nurse berhalangan atau sakit maka yang
bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah PP,
dan bila PP dari tim I berhalangan dalam melaksanakan tugasnya,
pelimpahan tugas dan wewenang diberikan kepada PP dari tim II
dan juga sebaliknya.
 Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore dari jam
14.00 WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam 21.00 WIB – 07.00
WIB.
 Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum optimal
karena kurangnya kemampuan individu pk membuat rencana harian
dan mangemen waktu.

Pelaksanaan Tugas Perawat Primer/ Koordinator Shift


Di Ruang HMM lantai 4 Ns 3
No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP

1 Bertugas pada pagi hari 

2 Bersama PA menerima operan jaga dari PA


yang tugas malam 

3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise


tentang kondisi pasien segera setelah selesai 
operan jaga malam

4 Bersama PA melakukan do’a bersama sebagai



awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai
66

operan jaga malam

5 Melakukan pre conference dengan semua PA


yang ada dalam groupnya setiap awal dinas 
pagi

6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai


kemampuan dan beban kerja 

7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah


dan diagnose dan perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang menjadi tanggung 

jawab ada bukti di rekam medis keperawatan

8 Memonitor dan membimbing tugas PA 

9 Membantu tugas PA untuk kelancaran


pelaksanaan asuhan keperawatan pasien 

10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan


asuhan keperawatan yang dilakukan oleh PA 
yang ada dibawah tanggung jawabnya

11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien


sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan ada bukti dalam 

rekam keperawatan

12 Melakukan post conference pada setiap akhir


dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga
dari PA untuk persiapan operan tugas jaga 

berikutnya

13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga


kepada PA yang tugas jaga kepada PA yang 
tugas jaga berikutnya

14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu



group atau yang akan merawat selama pasien
67

dirawat atau kepada pasien dirawat atau


kepada pasien baru

15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada sore


malam hari 

16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang


bila pagi hari tidak bertugas 

17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin


keperawatan diruangan 

18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas


PA 

19 Membantu melakukan bimbingan PK kepada


peserta didik keperawatan 

20 Melakukan bimbingan klinik keperawatan


kepada mahasiswa praktik yang ada dalam
groupnya dalam rangka orientasi dan 
pelaksanaan praktik keperawatan (ronde
keperawatan/ bed site teaching)

JUMLAH 5 6 9

SUB TOTAL 15 12 9 0

TOTAL 36/60 x 100% = 60%

Intepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada perawat primer atau
koordinator shift didapatkan bahwa koordinator shift melaksanakan tugas
sudah baik sebagai koordinator shift dengan hasil penilaian 60 %, tetapi
kinerja koordinator shift perlu ditingkatkan. Penyelenggaraan diskusi
terhadap suatu masalah yang dilakukan rutin setiap minggu dengan tim
kesehatan lain perlu diadakan untuk meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan.
68

Pelaksanaan Tugas Perawat Assosiete


Di Ruang HMM lantai 4 Ns 3
No. Variabel yang dinilai SL SR KD TP

1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan √


akhir jaga dari dan kepada PA yang ada dalam
satu group

2 Melakukan konfirmasi atau supervise tentang


kondisi pasien segera setelah selesai operan 
pasien

3 Mengikuti pre conference yang dilakukan PP


setiap awal tugas 

4 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir √


tugas dilakukan setelah selesai serah terima
operan tugas jaga

5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada


pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan

6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada


bukti di rekam keperawatan 

7 Melakukan konsultasi tentang masalah


pasien/keluarga kepada PP 

8 Membimbing dan melakukan pendidikan


kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan

9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha


mengatasinya 
69

10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada √


semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya

11 Melakukan evaluasi catatan asuhan keperawatan √


pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya

12 Melakukan post conference yang diadakan oleh √


PP pada setiap akhir tugas dan melaporkan
kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada PP

13 Bila tidak ada PP wajib mengenalkan PA yang √


ada dalam group yang akan memberikan asuhan
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru

14 Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada √


sore malam libur

15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan √


lainnya bila ada masalah pasien pada sore
malam libur

16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim √


kesehatn lain setiap seminggu sekali

17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin √


keperawatan di ruangan

18 Melaksanakan tugas lain sesuai tugas PA √

Jumlah 7 5 2 5

SUB TOTAL 33/54x100% = 61,1%

TOTAL 61,1%

Intepretasi Data :
70

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan


dengan PA di ruang Arofah, secara keseluruhan item pelaksanaan tugas
PA di ruang Arofah sudah dilaksanakan dengan hasil penilaian 61,1 %
dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tugas dan peran PA
perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan diskusi masalah yang rutin
diadakan.

2) Actuating
Kajian teori
Menurut Douglas, actuating adalah pengeluaran penugasan,
instruksi yang memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan
dari klien dan pedoman serta pandangan sehingga ia berperan secara
efektif dan efisien untuk mencapai obyektif organisasi.

Pelaksanaan Pre Conference


Di Ruang HMM lantai 4 Ns 3
No Variabel yang dinilai SL SR KD TD

1 Menyiapkan ruangan / tempat √

2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √


tanggung jawabnya

3 Menjelaskan tujuandilakukannya pre-conference √

4 Memandu pelaksaan pre-conference √

5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, √


keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya

6 Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang √


dimiliki dengan memeperhatikankeseimbangan kerja

7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan √


pasien / tindakan
71

8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √


penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan

9 Mengklarifikasi kesiapan PA untuk melaksanakan √


asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya

10 Memberikan reinforcement positif pada PA √

11 Menyimpulkan hasil pre conference √

Jumlah 3 1 1 11

Sub total 9 2 1 0

Total % 12/33 x100 % = 36 %

Sumber : observasi tanggal 5-7 oktober 2019

Intrepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang HMM lantai 4 Ns 3
kegiatan pre conference sebesar 36% dengan kategori kurang.

Pelaksaan Post Conference


Di Ruang HMM lantai 4 Ns 3
No Variabel yang dinilai SL SR KD TD

1 Menyiapkan ruangan / tempat √

2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung √


jawabnya

3 Memandu pelaksaan post-conference √

4 Menerima penjelasan dai PA / AN tentang hasil asuhan √


keperawatan yang telah dilakukan

5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam √


memberikan askep pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
72

6 Memberikan reinforcement positif pada PA √

7 Menyimpulkan hasil post conference √

8 Mengklarifikasi pasien sebelum melaksanakan operan √


tugas jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde
keperawatan))

Jumlah 3 0 2 3

Sub total 9 0 2 0

Total % 11/24 x100 % = 45,8 %

Sumber : observasi tanggal 5-7 oktober 2019

Intrepertasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang HMM lantai 4 Ns 3
tidak pernah dilakukan post conference sebesar 45,8 % dengan kategori
kurang.

3) Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 19 pasien, 84,21 %
pasien menyatakan bahwa perawat memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang.

4) Supervisi
Hasil observasi tentang kegiatan dilakukan oleh Head Nurse
dalam MPKP dapat disampaikan sebagai berikut :

Tabel 3.12 Hasil Kegiatan Evaluasi Head Nurse Dalam MPKP


di Ruang HMM lt 4 NS 3 Tahun 2013

No Pernyataan Ya Tidak
1 Mengikuti operan,pre comfren, post comfren. v
2 Menilai SDM, sarana dan pra sarana v
3 Menangani complain v
73

4 Melakukan bimbingan kepada CCM, PP v


5 Melakukan Supervisi PP, PK, tenaga v
administrasi dan pekarya rumah tangga
6 Melakukan pengawasan pendokumentasian v
7 Pertemuan kepala zona v
8 Membuat laporan pelaksanaan rencana v
harian
Jumlah 6 2
Presentase Total 80%
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pada saat Head
Nurse berhalangan hadir, Head Nurse mendelegasikan tugas kepada
PP atau CCM. Namun pendelegasian tugas dilakukan tanpa dokumen
tertulis.
5) Dokumentasi
Hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan
terhadap 10 sampel status pasien, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.13 Hasil Evaluasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan


di Ruang HMM Lantai 4 NS 3 Tahun 2019

No Aspek Yang Dinilai Nilai (%)


1 Pengkajian 82
2 Diagnosa Keperawatan 87,5
3 Perencanaan 77,14
4 Implementasi 78
5 Evaluasi 75

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, seluruh dokumentasi keperawatan


pada status pasien tidak lengkap. Namun demikian ditemukan adanya
dokumentasi askep yang tidak lengkap, yang dikarenakan adanya lupa
penulisan jam, nama dan paraf, serta ketika ditanyakan kepada 10
perawat kolega mengenai pengisian pengkajian nyeri, perawat
mengatakan pengkajian nyeri hanya dilakukan di awal penerimaan
pasien saja.
74

6) Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat

Tabel 3.14 Distribusi Kepuasan Kerja Perawat di Ruang HMM


Lantai 4 NS 3 Tahun 2019

No Kriteria Jumlah Persen


1 Puas 9 69,23
2 Tidak Puas 4 30,77
Jumlah 13 100

Berdasakan tabel 3.11 di atas, sebagian besar (69,23%) tenaga


perawat di Ruang HMM Lantai 4 NS 3 merasa puas dengan
kinerjanya.

7) Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien


a. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen


1 SD 11 57,89
2 SLTP 2 10,53
3 SLTA 3 15,79
4 PT 3 15,79
Jumlah 19 100

Berdasarkan Tabel 3.12 di atas, sebagian besar responden


(57,89 %) berpendidikan SD.
b. Karakteristik responden berdasarkan lama hari rawat

Tabel 3.16 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Hari


rawat

No Lama Hari Rawat Jumlah Persen


1 3-7 hari 15 78,95
2 >7 hari 4 21,05
Jumlah 19 100
75

Berdasarkan Tabel 3.13 di atas, sebagian besar responden


(78,95 %) telah di rawat di Ruang HMM Lantai 4 NS 3 adalah 3-7
hari.
c. Gambaran kepuasan responden terhadap mutu pelayanan
keperawatan di Ruang HMM Lantai 4 NS 3

Tabel 3.17 Distribusi Kepuasan Pasien di Ruang HMM


Lantai 4 NS 3
No Kriteria Jumlah Persen
1 Puas 10 52,63
2 Tidak Puas 9 47,37
Jumlah 19 100

Berdasakan tabel 3.14 di atas, sebagian besar (52,63%)


responden merasa puas terhadap mutu pelayanan keperawatan di
Ruang HMM Lantai 4 NS 3.

8) Penerimaan Pasien Baru


Pasien baru diterima oleh perawat yang bertugas di ruangan
HMM Lantai 4 NS 3. Prosedur penerimaan pasien baru diawali
dengan penerimaan informasi (pemberitahuan) dari IGD ataupun
poliklinik. Kemudian perawat ruangan akan mempersiapkan
ruangan dan tempat tidur untuk pasien baru. Penentuan ruangan
berdasarkan jenis pembayaran. Pasien dengan jenis pembayaran
BPJS ditempatkan pada Kelas III. Sedangkan pasien umum
ditempatkan berdasarkan keinginan pasien dan keluarga.
Saat pasien masuk ke ruangan, perawat akan menerima RM 5
yaitu identitas pasien rawat inap, RM 6 yaitu ringkasan pada waktu
pasien masuk, pengkajian pasien diinstalasi gawat darurat, serta
stiker nama pasien. Setiap pasien baru memiliki hak dan kewajiban
yang berlaku di ruangan HMM Lantai 4 NS 3. Oleh karena itu, pasien
dan keluarga mendapatkan orientasi.
Hak pasien adalah :
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
yang akan dilakukan mencakup :
76

- Diagnosa dan tata cara tindakan medis


- Tujuan tindakan medis yang dilakukan
- Alternatif tindakan lain dan risikonya
- Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
 Meminta pendapat dari dokter dan dokter spesialis.
 Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien
 Menolak tindakan medis
 Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk resume medis
Kewajiban pasien antara lain :
 Mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit
 Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobataan
 Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat
 Melunasi semua imbalan atas jasa dan pelayanan rumah sakit
dan/atau dokter.
 Mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau diperjanjikan

9) Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang
HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi adalah gaya
kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH
Kota Sukabumi dilakukan dengan cara pemecahan masalah (win-win
solution) yang terdiri dari tahapan:
 Melakukan diskusi bersama
 Menyadari adanya perbedaan
 Memiliki sikap empati
 Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan
permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
 Setuju terhadapp keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang HMM
lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk
menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah “smoothing over”
77

yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki


pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang
baik, dan tanpa emosional.
10) Pengawasan
Di ruang HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH Kota
Sukabumi, pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan pasien
dilakukan secara berkala oleh bagian bidang keperawatan yaitu 1x
dalam 1 bulan. Namun, berdasarkan observasi pendokumentasian
asuhan keperawatn pasien belum sesuai dengan standard asuhan
keparawatan yang terdapat di ruangan HMM Lantai 4 NS 3. Format
pengkajian belum diisi dengan lengkap dan jelas.

11) Efektifitas komunikasi terapeutik


TABEL 3.18.OBSERVASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

NO PERAWAT SKOR
1 Perawat 1 68 %
2 Perawat 2 49 %
3 Perawat 3 67 %
4 Perawat 4 66 %
5 Perawat 5 49 %
6 Perawat 6 72 %
7 Perawat 7 44 %
8 Perawat 8 42 %
9 Perawat 9 61 %
10 Perawat 10 49 %
Rata-rata 56,7 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan observasi yang


kami lakukan terhadap 10 perawat di ruang HMM lantai 4 Ns 3 dalam
melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien mempunyai nilai
rata-rata 56,7 %. Hal ini masih sangat rendah sehingga perlu
ditingkatkan, karena menurut Sundeen (1990) komunikasi terapeutik
harus dilakukan karena merupakan hubungan kerjasama dalam
78

membina hubungan, dimana hubungan yang di lakukan oleh perawat


dan klien bertujuan untuk menbantu mengarahkan tercapai
pertumbuhan klien yang lebih baik dan optimal, sedangkan menurut
Stuart G.W (1998) komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara perawat dan klien serta menbina hubungan saling
percaya antara perawat dan klien. Selain itu Stuart G.W (2009) juga
menjelaskan bahwa komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
yang terstruktur dan memiliki tahapan-tahapan seperti: pra-interaksi,
orientasi, tehap kerja dan tahap terminasi. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa masih rendahnya komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat di Bangsal Afarah sehingga perlu ditingkatkan
lebih baik lagi sesuai dengan tahapan-tahapan komunikasi terapeutik
yang di jelaskan oleh Stuart G.W. (2009)

12) Efektfitas universal precaution

Tabel 3.19. Lembar Observasi Universal Precaution

No Aspek yang dinilai SL SR KD TP


1 Perawat mencuci tangan ketika akan √
kontak dengan pasien atau melakukan
tindakan ke pasien
2 Perawat mencuci tangan ketika selasai √
kontak dengan pasien atau setelah
melakukan tindakan terhadap pasien
3 perawat mencuci tangan dengan √
sabun/deterjen/disinfektan
4 Perawat mencuci tangan di tempat air √
mengalir (westafel)
5 Perawat menggunakan sarung tangan √
ketika kontak/melakukan tindakan
kepada pasien
6 Perawat menggunakan masker ketika √
melakukan tindakan kepada pasien
79

7 Perawat menggunakan baju pelindung √


ketika melakukan tindakan kepada
pasien
8 Perawat menggunakan alat-alat steril √
untuk satu pasien
9 Perawat menggunakan 1 set alat-alat √
disposible hanya untuk sekali pakai
10 Setelah menggunakan alat-alat non √
disposible perawat mencucinya dengan
larutan disinfektan
11 Perawat mensterilkan alat-alat di √
instalasi sterilisasi sentral
12 Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan √
di tempat khusus
13 Perawat membuang sampah benda- √
benda tajam ditempat khusus benda-
benda tajam
14 Perawat membuang sampah medis √
ditempat sampah medis
15 Perawat membuang sampah non medis √
ditempat sampah non medis
Jumlah 12x3 3x3 0
Perhitungan 45/60x100 = 75 %
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan
Universal Precaution yaitu 75%. Dalam standar Depkes hasil tersebut
masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlu
peningkatan pada pelaksanaan Universal Precaution untuk mencegah
perlindungan dan penularan.
80

13) Efektifitas patient dan staff safety


a. Pengkajian Fall Risk
Tabel 3.20. pengkajian resiko jatuh pasien Bulan November 2019
NO Kamar Tgl masuk Tanggal Dilakukan Pengkajian
pengkajian
1 28.132 31 31 okt Dilakukan pengkajian 2x
01 nov
2 29.133 01 2 nov Dilakukan pengkajian 1x
3 29.134 01 1 nov Dilakukan pengkajian 2x
3 nov
4 29.135 02 2 nov Dilakukan pengkajian 1x
5 29.136 01 1 – 3 nov Dilakukan pengkajian 3x
6 29.137 31 31 nov Dilakukan pengkajian 1x
7 30.138 30 30 nov Dilakukan pengkajian 1x
8 30.139 02 2 nov Dilakukan pengkajian 1x
9 30.140 03 3 nov Dilakukan pengkajian 1x
10 30.141 04 4 nov Tidak dilakukan pengkajian
11 30.142 03 3, 5, 7 nov Dilakukan pengkajian 3x
12 31.143 02 2 – 3 nov Dilakukan pengkajian 2x
13 31.144 01 2 nov Dilakukan pengkajian 1x
14 31.145 01 2 nov Dilakukan pengkajian 3x
15 31.146 02 3 nov Dilakukan pengkajian 1x
16 31.147 03 4 nov Tidak dilakukan pengkajian
17 32.148 04 4,5,6 nov Dilakukan pengkajian 3x
18 32.149 04 5 nov Dilakukan pengkajian 1x
19 32.150 04 4 nov Dilakukan pengkajian 2x
20 32.151 03 3 nov Dilakukan pengkajian 2x
21 32.152 03 4 nov Tidak dilakukan pengkajian
22 G1 04 4,5,6 nov Dilakukan pengkajian 3x
Tot 22 4/22*100=18,1 %
al 18/22*100=81,9%
81

Analisa Data:

Berdasarkan hasil studi dokumentasi rekam medis pengkajian


resiko jatuh pada pasien di ruang HMM lt 4 Ns 3 dari 22 pasien yang
dilakukan pengkajian resiko jatuh sebesar 81,9 % sedangkan yang tidak
dilakukan pengkajian resiko jatuh sebesar 18,1%.

b. Safety Injections
TABEL 3.21 OBSERVASI PEMBERIAN OBAT INTRAVENA SESUAI
SOP

NO RESPONDEN PROSENTASE
1 Responden 1 54,2 %
2 Responden 2 58,3 %
3 Responden 3 54,2 %
4 Responden 4 54,2 %
5 Responden 5 62,5 %
6 Responden 6 58,3 %
7 Responden 7 54,2 %
8 Responden 8 50 %
9 Responden 9 45,8 %
10 Responden 10 45,8 %
Rata-rata 53,7 %

Menurut tabel di atas diketahui terdapat 53.7% perawat di bangsal


Hmm Lnatai 4 Ns 3 telah menerapkan cara pemberian obat sesuai SOP
dan sisanya 46.3% tidak sesuai SOP. Penilaian hasil ≤ 56% termasuk
dalam kategori rendah (Nursalam, 2009). Poin terbanyak yang
tidak sesuai dengan SOP yang dilakukan oleh perawat mencapai 100%
yaitu tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, tidak
menjelaskan prosedur dan tujuan, membimbing dan mengajak pasien
berdoa, memasang pengalas saat injeksi, menarik sedikit plunger untuk
mengaspirasi darah lalu menyuntikkan, mengevaluasi respon dan
perasaan pasien, mengevaluasi reaksi obat pasien.
82

Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan


tinfakan dan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Larson, 1995).
Tujuannya untuk membuang kotoran organisme yang menempel ditangan
dan untuk mengurangi jumlah mikroba. Dalam prosedur injeksi, tindakan
mencuci tangan dan memakai sarung tangan merupakan bagian dari
prosedur tersebut (Depkes RI, 2006).

3.2.4. Material
Gambar 3.12 kondisi kamar ruang HMM Lantai 4 NS 3

Gambar 3.12 Denah Ruang HMM Lantai 4 NS 3

Salasar
ke ns 2 Km 27 Km 28 Km 29 Km 30
iso

Tangga
darurat salasar

Nurse Station
Jalan Km 31 Tangga
landai Km Ruang Rua R darurat
spolhok Hn ng dispe Km 32
darurat Koas
pera nsing
wat
83

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Nusa


Indah dapat disampaikan bahwa :
 Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar
matahari
 Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan jendela, ada
AC di tiap ruangan yang jarang di nyalakan karena pasien mengeluh terlalu
dingin.
 Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering dibagian salasar
Lantai di kamar di lapisi vinil tampak bersih dan kering
 Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
 Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
 Sarana air bersih : Tersedia air dingin, ada kran air panas, tapi menurut
pasien jumlahnya sedikit dan hanya di pagi dan malam hari saja
 Pembuangan air limbah : Lancar
 Tempat sampah medis dan non medis terpisah. Untuk sampah medis sudah
dilapisi kantong sampah kuning, sedangkan untuk sampah umum ada
beberapa yang tdk dilapisi kantong sampah hitam, sehingga saat waktu
pembuangan sampah akan tercium bau tak sedap.

1. Kapasitas Ruang HMM Lantai 4 NS 3


Ruang HMM Lantai 4 NS 3 memiliki kapasitas 26 tempat tidur dengan
klasifikasi :
 25 tempat tidur kelas 3
 1 tempat tidur ruang isolasi
2. Fasilitas Untuk Petugas
 Ruang nurse station
 Ruang ganti perawat
 Ruang administasi dengan komputer + akses internet.
 Ruang kepala ruangan
 Ruang dispensing obat
84

3. Fasilitas Alat Tenun

Tabel 3.7 Daftar Inventaris Alat Tenun


Ruang HMM Lantai 4 NS 3Tahun 2019

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Sprai 192 Baik
2 Perlak 2 Baik
3 Sarung bantal 80 Baik
4 Kasur 28 Baik
5 Bantal 38 Baik

Sumber : Data Sekunder

4. Fasilitas Alat Medis

Tabel 3.8 Daftar Inventaris Alat Medis


Ruang HMM Lantai 4 NS 3Tahun 2019

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Suction 1 Baik
2 Kursi roda 3 Baik
3 Torniquet 1 Baik
4 Tensi meter 3 Baik
5 Manometer O2 18 Baik
6 Manometer O2 8 rusak
7 Stetoskop dewasa 2 Baik
8 Pinset anatomis 5 Baik
9 Pinset sirurgis 5 Baik
10 Gunting verban 1 Baik
11 Nierbeken 4 Baik
12 Tong spatel 1 Baik
13 Bak instrumen 2 Baik
14 Kom kecil 1 Baik
15 Gunting jaringan 1 Baik
16 Pot urinal 10 Baik
17 Pispot 10 Baik
18 Standar infus 26 Baik
19 Termometer digital 2 Baik
20 Brancar 1 Baik
21 Timbangan 1 Baik
22 Bak spuit kecil 1 Baik
23 Dorongan instumen 1 Baik
85

24 Ambubag 1 Baik
25 Gunting heakting 3 Baik
26 Nebu 1 Rusak
27 monitor 1 Baik
28 ekg 1 Baik
29 Saturasi O2 1 Baik
30 Kasur dekubitus 1 Baik
31 Syring pump 2 baik

Sumber : Data Sekunder

3.2.3. Money
1. Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung
diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
2. Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur
permintaan barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.

3.2.4. Market
1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti BPJS dan umum.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.
3. Sistem rujukan yang berjenjang memungkinkan RS tipe B menjadi pilhan
utama bagi masyarakat sekitar
86

3.3. Analisa SWOT di Ruangan HMM LT 4 NS 3


3.3.1. Analisa SWOT Man

Strength Weakness Opportunity Threat


 Sudah terdapat  Komunikasi  Adanya  Tidak ada
format komunikasi terapeutik belum mahasiswa empati dari
SBAR terlaksana praktik yang perawat ke
 Komunikasi SBAR  Rapat evaluasi dapat pasien.
sudah terlaksana belum dijadikan  Tidak dapat
dengan baik dilaksanakan role model. memenuhi
 Adanya orientasi  Jumlah tenaga hak-hak
kepada pegawai perawat pasien.
baru selama 3 diruangan HMM  Informasi
bulan lt 4 NS 3 yang
berjumlah 13 diberikan
 Dari hasil observasi
orang dimana kepada
diperoleh bahwa
Perawat primer pasien tidak
asuhan
termasuk dalam adekuat.
keperawatan yang
perawat  Pasien tidak
diberikan oleh
pelaksana nyaman
perawat sudah
sehingga  Tingkat
sesuai dengan
ruangan HMM lt persaingan
SOP.
4 NS 3 masih terutama
 Adanya pelatihan
kekurangan 7 dengan rs
yang telah
orang tenaga swasta yang
dilakukan kepada
perawat. padat
perawat
modal.
 Perawat diberikan
kesempatan untuk
melanjutkan
pendidikan.
 Adanya penilaian
hasil kinerja
perawat yang
87

dilakukan oleh PP
setiap satu kali
sebulan.
 Adanya CI yang
mengkoordinir
mahasiswa yang
sedang praktek
belajar lapangan
(PBL).
 Berdasarkan hasil
kuesioner
kepuasan pasien
diperoleh sebagian
besar (52,63%)
responden merasa
puas terhadap mutu
pelayanan
keperawatan di
Ruang HMM Lantai
4 NS 3.
 Berdasarkan hasil
wawancara
kepuasan kerja
perawat diperoleh
80,0% mengatakan
cukup puas dan
20,0% mengatakan
tidak puas.
 sebagian besar
(69,23%) tenaga
keperawatan di
Ruang HMM lantai
4 NS 3 memiliki
88

pengalaman kerja <


5 tahun.
 seluruhnya (100%)
tenaga
keperawatan di
Ruang HMM lantai
4 NS 3 sudah
pernah
memperoleh
pendidikan atau
pelatihan tambahan
(seperti : diklat
perawatan luka,
PPGD, BTCLS,
dan lain-lain).

3.3.2. Analisa SWOT Material

Strength Weakness Opportunity Threat


 Ruangan telah  Belum semua  Tersedia  Peningkatan
memiliki perawat dalam handrub resiko
pembagian alat satu tahun  merupakan interaksi obat.
medis dan alat terakhir rumah sakit  Patient safety
tenun yang mengikuti tipe B yang menurun
terpisah anatara pelatihan PPI memungkink  Peningkatan
Ns 1, Ns 2, Ns 3.  Bak steril masih an untuk resiko infeksi
 Telah terdapat digunakan untuk memperoleh
petunjuk teknik banyak pasien fasilitas
cuci tangan yang  Tidak ada tanda yang
benar yang khusus pada lengkap
diletakkan di dekat pasien dengan sehingga
tempat high infectious ruang
89

desinfektan untuk transmission memiliki


cuci tangan di (HIV dan kesempatan
Ruangan yang hepatitis) yang besar
dapat  Belum untuk
dimanfaatkan oleh melakukan cuci melengkapi
semua pihak baik tangan sebelum fasilitas
perawat, injection. kesehatan
mahasiswa,  Safe injection yang belum
pasien maupun practice belum tersedia.
keluarga pasien. dilakukan
 Telah tersedia secara
tempat sampah maksimal.
yang berbeda  Masih ada
untuk jenis perawat yang
sampah medis, melakukan
domestik dan alat- tindakan tidak
alat tajam. menggunakan
 Ruangan sudah sarung tangan.
menggunakan  Tidak semua
Sistem Informasi ruangan pasien
Rumah Sakit terdapat
(SIMRS) yaitu handrub karena
sistem ada beberapa
komputerisasi yang hilang.
dalam pemasukan  Terdapat
data Asuhan dan beberapa lemari
input lainnya pasien yang
terlihat kurang
rapi.
 Belum
tersedianya
kotak saran
yang dapat
90

dimanfaatkan
sebagai
masukan bagi
ruangan yang
bisa diisi oleh
semua pihak
guna
meningkatkan
mutu pelayanan
 Jarak ruangan
dengan tempat
pemeriksaan
penunjang jauh
(ke radiologi dan
ruang HD)
 Banyaknya
tempat keluar
masuk
memungkinkan
banyak yg
besuk di luar
jam.
 Banyak alat
yang rusak

3.3.3. Analisa SWOT Metode

Strength Weakness Oppurtunity Threat


 Memiliki Visi, Misi,  Sudah terdapat  RSUD R  Adanya
Falsafah, Motto format Syamsudin tuntutan
RSUD di Ruangan pengkajian Kota akan
 Head Nurse sistem checklist Sukabumi pelayanan
melakukan di Ruangan merupakan keperawata
91

supervise terhadap hmm namun salah satu n yang lebih


pegawai dan logistic belum Rumah Sakit baik.
di Ruangan . disosialisasikan. pemerintah
 PP telah melakukan  Discharge di Jawa
fungsinya sesuai planning untuk Barat
dengan peran pada pendidikan dengan tipe
fungsi pengendalian kesehatan B yang
dan evaluasi. Hal ini belum memiliki
dilihat dari adanya terdokumentasi cakupan
operan pre dan post secara optimal. hingga
conference  Format checklist Cianjur,
 Memiliki struktur intervensi sudah sebagian
organisasi yang ada namun Banten dan
jelas dan melakukan belum sebagian
pendelegasian disosialisasikan. Kabupaten
sesuai alur struktur  Metode Bogor.
 Terdapat jadwal penugasan
dinas yang disusun perawat adalah
setiap bulan metode
 Deskripsi tugas perawatan
perawat tersusun primer tetapi
dengan jelas perawat belum
 Sudah adanya melaksanakan
format dokumentasi tugasnya secara
yang terintergrasi optimal
(catatan integrasi)  Supervisi
yang digunakan terhadap
sebagi dokumentasi pendokumentasi
semua tenaga an asuhan
medis. keperawatan
 Ruangan telah belum dilakukan
difasilitasi dengan optimal
SAK dan SOP  Berdasarkan hasil
92

wawancara
dengan pegawai
Ruangan metode
asuhan
keperawatan
yang digunakan
di Ruangan
adalah metode
primer, namun
pada prakteknya
kelompok menilai
bahwa
pembagian tugas
PP dengan Pk
hampir sama.
 Di setiap shift,
belum ada
penanggung
jawab terhadap
ruangan. Karena
sebaran tingkat
kewenangan dan
pendidikan yg
tdkmerata

3.3.4. Analisa SWOT market

Strenght Weakness Opportunity Threatened

o RSUD R Kurangnya promosi  Promosi  Pemberitaan


Syamsudin SH, melalui media online melalui buruk yang
merupakan rumah yang sekarang BUNUT TV terkadang
sakit rujukan sedang menjamur muncul
93

regional.  Image
o Tingginya BOR di masyarakat
ruang HM.Muraz yang
o Sasaran market terlanjur
adalah masyarakat tercipta
umum , JKN Askes, bahwa RS
Jamkesmas , pemerintah
Jamkesda, Nota memiliki
perusahaan. pelayanan
yang kurang
baik

3.3.5. Analisa SWOT Money

Strenght Weakness Opportunity Threatened

.  Pembayara  Bantuan Ketidak pastian


 Pergantian alat yang n dari jaminan jumlah jasa
rusak diruangan BPJS yang pembayaran yang di terima,
dilaporkan oleh perawat tidak lancar Umum dan dikhawatirkan
pelaksana kepada BPJS. akan
perawat penanggung  Adanya menurunkan
jawab alat dan perawat penambahan kinerja
penanggung jawab pemasukan dari
membuat laporan jasa medik
kepada bagian instalasi (jasa pelayanan
dan atas persetujuan tiap bulannya)
HN yang diberikan
 Dana pembangunan berdasarkan
dan penyediaan sarana dengan
dan prasarana berasal penilaian
dari pemerintah. kinerja yang
 Rumah sakit baik untuk
94

R.Syamsudin SH perawat
Merupakan rumah sakit  RSUD
negeri dimana memberikan
sebagian pasien yang kesejahteraan
dirawat menggunakan pegawai
BPJS baik JKN umum, berupa uang
JKN jamkesma, makan dan
jamkesda kota-kab jasa pelayanan
tiap bulan.

 Adanya
izin/tugas
belajar dari
pimpinan/direkt
ur.
 Sistem
pembayaran
sudah bisa
melalui ATM
banking dan
centralisasi
sehingga
mempermudah
pembayaran di
RSUD

3.4. Identifikasi Masalah


1. Komunikasi terapeutik belum maksimal
2. Pencegahan infeksi belum maksimal
3. Patient safety belum maksimal
4. Pendokumentasian belum maksimal

3.5. Perumusan dan Prioritas Masalah


95

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas

1 Man
 Komunikasi
terapeutik belum
4 2 1 1 1 9 V
terlaksana

 Kurangnya jumlah
tenaga pelaksana 4 4 1 1 4 14 IV
perawatan
2 Material
 Belum melakukan
cuci tangan sebelum
injection dan Safe
injection practice
5 3 5 4 5 22 I
belum dilakukan
secara maksimal.

3 Methods
 Visi dan Misi ruangan
belum 3 3 3 3 3 15 III
tersosialisasikan
 Pendokumentasian
asuhan keperawatan 5 3 2 4 2 16 II
belum optimal

Keterangan :
 Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
 Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
 Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
 Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
 Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
96
97

3.6. POA RENCANA KERJA


No MASALAH Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ
1  Safe injection  Berkolaborasi  Untuk Perawat  Diskusi Print Mahasiswa 12 okt Agay Yulia
practice belum dengan PPI meminimalkan ruangan  Tanya jawab Out Dede
dilakukan secara dalam melakukan terjadinya  FGD Abdurohman
maksimal. role play injection infeksi
 Belum melakukan safety.  Untuk
cuci tangan  Pelengkapan menurunkan
sebelum injection. data medical resiko transmisi
record tentang penyakit
early detection menular
infectious.
2  Meningkatkan Dokumentasi Katim  Diskusi Status Mahasiswa Hasan Basri
dokumentasi asuhan Dan  Fgd Pasien Ice Hertinovita
asuhan keperawatan perawat  Praktek Sigit Purnama
keperawatan meningkat ruangan langsung
 Mengobservasi
Pendokumentasian kelengkapan
status 9 okt
asuhan
keperawatan di sampai 14
keperawatan belum
setiap status okt
optimal klien, kemudian
merapikan dan
melengkapi
status
keperawatan
yang belum
98

lengkap

3  Visi dan Misi Meningkatkan Visi dan Misi HN, Diskusi & Print Mahasiswa M. Husein Haikal
ruangan belum sosialisasi Visi dan tersosialisasikan CCM, PP Konsultasi out 18 okt Pipik Ropiqoh
tersosialisasikan Misi ruangan
4  Mengajukan Kebutuhan tenaga Manajem Rekomendasi Berkas Manajemen Linda Mulyasari
 Kurangnya jumlah permohonan perawat terpenuhi en Usulan Rumah Wulansari
kebutuhan tenaga Rumah Sakit Ditentukan
tenaga pelaksana
perawat Sakit kemudian
perawatan
 Mengoptimalkan
sumber yang ada
5  Komunikasi  Mengajukan  30% perawat Manajem  Diskusi Print Manajemen Ari Fatmawati
terapeutik belum permohonan untuk melihat role en out Rumah 25 okt Dini Putriutami
 Tanya jawab M. A. Sugianto
terlaksana kegiatan play Rumah Berkas Sakit
pendiddikan/pelati  30% perawat Sakit  FGD Usulan
han tambahan aktif
bagi tenaga menggunakan
perawat yang komunikasi
belum terapeutik
mendapatkan
pelatihan
komunkasi efektif
 Melakukan role
play tentang
komunikasi efektif
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, azrul, 1996.Pengantar Administrasi Kesehatan.Binarupa. Jakarta

Bidang Keperawatan RSUD R Syamsudin SH . (2016). Pedoman Pelayanan


Keperawatan di RSUD R, Syamsudin SH. : RSUD R Syamsudin SH
Kota Sukabumi

Depkes. 2006. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1,


Direktorat Pelayanan Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Djojodibroto, d 1997, Kiat Mengelola Rumah Sakit, Hipokrates. Jakarta

Douglas cit Ilyas 2000.Perencanan SDM Rumah Sakit: teori, Metoda, Dan
Formula. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat.

Gillies D.A 1994. Nursing Management a System Approach Third Edition.


Saunders Company: Philadephia

Hariandja, Marihot T. E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo.


Jakarta.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000).Leaderships Roles and Management


Functions in Nursing (3rded) Philadelphia: Lippincot-Raven Publisher

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika

Priharjo, R (1995), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan


Hukum. Jakarta : EGC

Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan professional di


rumah sakit. Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta: tidak
dipublikasikan

Swansburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. Jakarta: EGC

43
102

Surjawati. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan.


Disampaikan dalam Seminar Nasional Persi. Jakarta

Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett


Publisher, Toronto

Tappen, RN. 1995. Nursing Leadership: Concep & Practice. Philadelphia: FA


Davidson Co

Urrahman, Zhiyya. (2009). Manajemen Budgeting dan Logistik Keperawatan.


Dibuka pada website
http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/ pada tanggal 31
Februari 2010

Wiyana, Muncul. (2008). Membangun Pribadi Caring Perawat. Dibuka pada


website www.uii.ac.id pada tanggal 28 Januari 2009.

Anda mungkin juga menyukai