Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


RUANG MAWAR

A. Kajian Situasi Rumah Sakit


1. Sejarah dan Perkembangan RSUD Lakipadada Tana Toraja
Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada awal berdirinya adalah rumah

sakit Type D, kemudian di tingkatkan pelayanannya menjadi Rumah Sakit

Kelas B diproyeksikan sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah

Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya. Pada saat ini saja potensi pasar yang

dilayani khususnya di wilayah Tana Toraja dan wilayah Toraja Utara masih

cukup besar, mengingat daerah ini merupakan salah satu daerah yang

berkembang cepat baik dari segi pemukiman maupun untuk daerah wisata.

Oleh sebab itu RSUD Lakipadada semakin meningkatkan kinerjanya untuk

dapat memberikan pelayanan yang semakin bermutu sehingga dapat

memuaskan masyarakat yang dilayaninya. RSUD Lakipadada merupakan

Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Tana Toraja yang berlokasi di Jalan

Pongtiku, Kelurahan Bungin, Kecamatan Makale, berjarak lebih kurang 6 km

dari Ibukota Kabupaten dengan luas tanah 40.557 m². Rumah Sakit ini

menjadi pusat rujukan dari Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten

Tana Toraja.
RSUD Lakipadada dibangun pada tahun 1987 atas bantuan Bank Dunia.

Kegiatan pelayanan kesehatan diawali dengan Rawat Jalan pada bulan Januari

1989 dan dilanjutkan dengan rawat inap pada bulan April 1989. Diresmikan

tanggal 18 Januari 1990 oleh Menteri Kesehatan RI menjadi Rumah Sakit

3
Umum kelas D dengan kapasitas 50 tempat tidur. Berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. 397/MENKES/SK/IV/94, tanggal 28 April 1994

ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C dengan kapasitas 54

tempat tidur. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, tahun 1996/1997

diadakan penambahan gedung perawatan kelas utama (VIP) atas bantuan

dana dari APBN, APBD Tk. I dan II. Tahun 2003 dibangun Gedung

Perawatan Anak dan Interna laki/mawar dengan kapasitas 48 tempat tidur.

Tahun 2003 ditingkatkan menjadi Badan Pengelola RSUD Lakipadada Sesuai

surat keputusan Bupati Tana Toraja Nomor 821-21-6 Tanggal 14 Pebruari

2002 dan Terakreditasi 5 pelayanan (Administrasi, Pelayanan Medik, Rekam

Medik, UGD dan Keperawatan) pada tanggal 8 Pebruari 2008. Pada bulan

Desember Tahun 2011 dengan berpedoman pada peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2010 tentang stuktur Kelembagaan berubah menjadi Rumah

sakit Umum Daerah Lakipadada. Pada bulan Pebruari 2012, Tahun 2012

diadakan penambahan gedung perawatan utama Krisan dengan kapasitas 9

Tempat tidur. Kemudian pada Tahun 2012/2013 diadakan penambahan gedung

perawatan utama (VIP) atas bantuan dana dari APBN, APBD Tk I dan II dengan

kapasitas 17 (tujuh belas) tempat tidur dan pada Tahun 2014 total kapasitas tempat

tidur sebesar 190 Tempat Tidur dan Tahun 2015 total kapasitas tempat tidur sebesar

217 Tempat Tidur sedangkan Tahun 2016 sebanyak 196 Tempat Tidur.
Pada tanggal 7 Juli 2015 RSUD Lakipadada ditetapkan oleh Bupati Tana

Toraja menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tetapi implementasi

mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016.

4
RSUD. Lakipadada juga berkomitmen untuk senantiasa mengupayakan

keselamatan pasien & karyawan dan kepuasan pelanggan serta perbaikan

yang berkesinambungan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan

teknologi dan kebutuhan pelanggan. Komitmen ini ditunjukkan dengan

keberhasilan RSUD. Lakipadada meraih Akreditasi dengan Status Utama 4

Bintang Versi 2012 yang di keluarkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) yang berlaku sampai dengan 4 Desember 2020.

2. Landasan Hukum
Nama Rumah Sakit : RSUD. Lakipadada
Pemilik : Pemerintah Kabupaten Tana Toraja
Alamat : Jl. Pongtiku Kelurahan Tambunan Kecamatan Makale

Utara
Telepon : 0423 – 22881 Fax. 0423 – 22881
Kelas :B
Izin Operasional : Izin Operasional Berlaku mulai tanggal 9 Oktober

2015 sampai dengan 8 Oktober 2020.


Jumlah Tempat Tidur : 196

5
3. VISI RUMAH SAKIT
“Terwujudnya Pelayanan Bermutu dan Terjangkau.”

4. MISI RUMAH SAKIT


a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
c. Meningkatkan Kemampuan Profesional Medis, Para Medis dan Non
Medis

5. MOTTO
“Hari Ini Baik, Besok Lebih Baik”

B. Kajian Situasi Di Ruang Perawatan Interna Laki/Mawar


1. Karakteristik Unit Kerja
a. Model Layanan
Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan keperawatan yang

digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan di ruang

Mawar yaitu Fungsional


b. Letak Ruang
Ruang perawatan interna laki/mawar RSUD Lakipadada terletak di bagian

timur kompleks rumah sakit yang terdiri atas 1 lantai yang bersebelahan

dengan ruang perawatan Interna Wanita/Melati

A. Gambar 2.1 denah ruangan Interna/Mawar RSUD Lakipadada


S

PERSAWAHAN T B
U
TERAS

WC W
6
C
KM 8
Gudang

KM 7 KORIDOR
RUANG Mw 6
Ruang Tindakan KM 6 PERAWAT

wc
KORIDOR

RUANG GUDAN
STERILISA G
KM 5 KM 3
TOR
Mw 5
wc wc

TERAS

c. Kapasitas Unit Ruang

Ruang perawatan interna laki/mawar terdiri dari 7 kamar pasien masing-

masing:

Kamar 1 kelas II terdiri dari 4 bed

Kamar 2 kelas III terdiri dari 6 bed


Kamar 3 kelas I terdiri dari 2 bed
Kamar 4 kelas I terdiri dari 2 bed
Kamar 5 kelas II terdiri dari 4 bed (Ruang kohor)
Kamar 6 kelas III terdiri dari 6 bed
Kamar 7 kelas 1 terdiri dari 1 bed
Terdapat satu ruang untuk kepala ruangan, ners station masing-masing 1

ruang.

Ruang perawatan Interna Laki/Mawar memiliki kapasitas tempat tidur

sebanyak 25 tempat tidur. Beradasarkan Kelas Perawatan, Ruang

Perawatan interna laki/mawar di bagi atas:

a. Kelas III : 2 kamar terdapat 12 tempat tidur

b. Kelas II : 2 kamar terdapat 8 tempat tidur

c. Kelas I : 3 kamar terdapat 5 tempat tidur

7
2. Analisis Terhadap Klien
a. Karakteristik
Berdasarkan data dari buku register ditemukan data pelanggan yang

menggunakan jasa layanan kesehatan di RSUD Lakipadada sebagian

besar berasal dalam daerah itu sendiri yaitu Kabupaten Tana Toraja tetapi

ada sebagian yang berasal dari luar Tana toraja. Usia klien bervariasi,

kisaran usia antara 17-80 tahun. Mayoritas pelanggan, berusia 17-35

tahun . RSUD Lakipadada merupakan rumah sakit tipe B dengan fasilitas

sarana dan prasarana yang menunjang.


b. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien yang menggunakan jasa layanan

kesehatan di ruangan interna laki/mawar terbagi 3 kategori yang

didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan yaitu tingkat

ketergantungan minimal care, tingkat ketergantungan parsial, dan tingkat

ketergantungan total. Kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan

kebutuhan terhadap asuhan keperawatan menurut nursalam yaitu:


a) Asuhan Keperawatan Minimal (Minimal Care), dengan criteria :
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sift
5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
b) Asuhan Keperawatan Sedang, dengan criteria:
1) Kebersihan diri, dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
c) Asuhan Keperawatan Agak Berat, dengan criteria:
1) Sebagian besar aktivitas dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali
3) Terpasang folley chateter, intake output dicatat
4) Terpasang infuse
5) Pengobatan lebih dari sekali
6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

8
d) Asuhan Keperawatan Maksimal, dengan criteria:
1) Segala aktivitas dibantu oleh perawat
2) Posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction
4) Gelisah/disorientasi

Tabel 2.1 Tingkat ketergantungan pasien di ruang perawatan Interna

laki/mawar

No. Tingkat Ketergantungan Jumlah Pasien


1. Minimal care 8
2. Parcial care 6
3. Total care 4

3. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia (M1-Man)

1) Ketenagaan
a) Struktur Organisasi Ruangan
Ruang perawatan Interna Laki/Mawar dipimpin oleh seorang

kepala ruangan dan 17 perawat asosiatif dan 2 Cleaning service.


Adapun struktur organisasi di ruang perawatan interna laki/mawar

yaitu:

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1. Nike Ruru, S.Kep.Ns. 1. Hernice Momeng, S.Kep.,Ns.


2. Mety, S.Kep.,Ns. 2. Rosalina Payung, S.Kep.,Ns.
3. Fourmawati Timbayo, KEPALA RUANGAN 3. Herlina Rammang, S.Kep.
S.Kep.,Ns.
4. Aprida Patibong, S. Kep.,Ns.
YOHANA PONGBULAAN., S.Kep.
4. Rita Daju, S.Kep.
5. Indranovianti R, S.Kep.Ns
5. Novita Andilolo, S.Kep.,Ns.
6. Mangarianus T.L.A,
6. Indryani Mallisa, Amd. Kep. S.Kep.,Ns.
7. Sumiarti, S.Kep.,Ns. 7. Santi Bandaso, S.Kep.,Ns.
8. Rudianto S, S.Kep.,Ns. 9
8. Serapina Mersi, S.Kep.
9. Sari Wahyuni N, S.Kep.Ns.
b) Jumlah tenaga di ruang Interna Laki/Mawar
Tabel 2.2 komposisi ketenagaan keperawatan ruang perawatan interna

laki/mawar

No Kualifikasi Jumlah Keterangan


S 1 Keperawatan
1. 12 orang Perawat Pelaksana
Ners
1 kepala ruangan
2. S 1 Keperawatan 4 orang
3 Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana dan
3. D III keperawatan 2 orang
administrasi

Tabel 2.3 Komposisi Ketenagaan Non Keperawatan Ruang perawatan

interna laki/mawar

No. Kualifikasi Jumlah


1. Cleaning Service 2 orang

c) Pengaturan ketenagaan
Jumlah tenaga kerja menurut Depkes tahun 2005 dan berdasarkan BOR

rata-rata ruangan rawat inap maka diperoleh hasil sebagai berikut :


Diketahui : Jumlah tempat tidur pasien di Ruang Mawar = 25 TT, Jam

perawatan pasien sebagai berikut :

Rata-rata jml jam


No Jenis/katagori Rata-rata Jlh jam
perawatan
pasien / hr perawatan/hr
pasien /hari
(a) (b) (c) (d)
1 Pasien Interna/ 20 4 80
Neurologi

10
1) Perhitungan dengan BOR
a) Kebutuhan tenaga adalah :

80
----------- = 11,4 orang Perawat
7 jam
b) Kebutuhan tenaga dengan Faktor koreksi I : Loss Day

78
----------- x 11,4= 3,09 orang perawat
287
c) Kebutuhan tenaga dengan faktor koreksi 2 : pekerjaan non
keperawatan 25 %

11,4+3,09
--------------- x 25 = 3,6 orang perawat
100
d) Total kebutuhan tenaga untuk ruang interna adalah : (A+B+C ) =
11,4 + 3,09 + 3,6 = 18 + 1 Karu = 19 orang perawat.

2) Alokasi dan distribusi tenaga dalam 24 jam


a. Non Aktif (Libur, cuti) = 5 orang, Maka tenaga yang harus aktif
bekerja adalah 17 – 5 = 12 orang .
b. Dinas Pagi = 47 % x 12 = 6 orang + 1 Karu
c. Dinas Sore = 36 % x 12 = 4 orang
d. Dinas malam = 17 % x 12 = 2 orang
------------------------------------------------------------
Total 13 orang

11
3) Kesimpulan :
Tenaga yang tersedia saat ini
a. Diploma III Kep = 2 orang
b. S1 Kep = 4 orang
c. S1 Kep + Ners = 12 orang
Kurang tenaga perawat 4 orang

Data diagnosis penyakit terbanyak yang didapat pada 3 bulan

terakhir dari Maret – Mei 2019 yaitu :


Tabel 2.5. Sepuluh Penyakit Terbanyak di ruang perawatan interna

laki/mawar

10 Penyakit Terbanyak
Dari bulan Februari-AprilTahun 2014
No Penyakit Maret April Mei
1 Demam typoid 8 5 13
2 Febris 6 5 9
3 Dispepsia 2 8 5
4 TB Paru 6 1 8
5 Bronchitis 5 5 4
6 CHF 5 4 4
7 Infark Cerebri 3 4 6
8 Radikulopati 4 2 5
9 Bronkopnemoni 2 3 4
10 Hipertensi - 4 2
Jumlah 41 41 60

12
b. Non Manusia (Methode, Material, Money, Marketing)
a) Peralatan dan Fasilitas

Fasilitas untuk pasien


Tabel 2.6. Daftar fasilitas untuk pasien ruang perawatan interna

laki/mawar

Nama
No Jumlah Kondisi Ideal Usulan
barang
Tempat
1 25 Baik 1:1 Perlu dipelihara
tidur
Lemari
2 25 Baik 1:1 perlu dipelihara
pasien
Perlu
3 Tiang infus 25 23 Baik, 2 rusak 1:1
perbaiki/diganti
2 buah setiap Perlu
4 Kursi roda 2 Baik
ruangan pemeliharaan
2 buah setiap
5 Branchart - - Perlu ada
kamar
- 2 Tidak
Perlu
berfungsi 1 buah setiap
6 Jam dinding 6 diperbaiki/
- 1 tidak ada kamar
diganti
- 4 baik
1 buah dalam
7 Timbangan 1 Baik ruang Interna Perlu dipelihara
Laki
Kamar
Kelas 2= 1:2
8 mandi dan 7 Baik Perlu dipelihara
Kelas 3= 1:5
WC
10 Washtafel 1 Baik Perlu ada Perlu dipelihara
11 Handrub 5 Baik Perlu ada Perlu dipelihara
Kursi
12 penjaga 25 Baik 1:1 Perlu dipelihara
pasien

13
2) Fasilitas dan alat kesehatan yang ada di interna laki/mawar
Tabel 2.7 Fasilitas dan alat kesehatan interna laki/mawar

No Nama barang Jumlah Kondisi

1. Bengkok 3 Baik
2. Tensimeter air raksa 1 Baik
3. Termometer axilla 3 Baik
4. Timbangan 1 Baik
5. Alat EKG 1 Baik
6. Brankart 2 Baik
7. Kursi roda 2 Baik
8. Tabung oksigen besar 3 Baik
9. Tabung oksigen kecil 3 Baik
10. Kereta oksigen besar 1 Baik
11 Kereta Oksigen kecil 2 Baik
11. Loyang stainless - Baik
12. Trolley stainless kecil 2 Baik
13. Trolley stainless Besar - Baik
15. Kom 1 Baik
16. Tromol 1 Baik
17. Bak Instrumen 1 Baik
18. Korentang - Baik
19 Pinset anatomi 1 Baik
20. Klem 1 Baik
21. Gunting jaringan - Baik
22. Urinal 2 Baik
23. Pispot 1 Baik
Selain hasil dari data sekunder diatas, berdasarkan angket yang

disebarkan, dari 17 perawat terdapat 6 orang (35,29%) yang

mengatakan bahwa fasilitas diruangan belum lengkap untuk pelayanan

perawatan. Kepala ruangan juga menyatakan bahwa fasilitas yang

tersedia belum memadai dalam melakukan tindakan keperawatan.

b) Administrasi Penunjang
Sarana dan prasarana di ruang perawatan interna secara keseluruhan

belum lengkap, tetapi secara khusus untuk administrasi penunjang

14
sudah cukup baik. Fasilitas penunjang seperti 11 kamar mandi bisa

digunakan. Setiap pagi ruangan dibersihkan oleh petugas CS dan

kondisi ruangan cukup tenang. Jumlah tabung O 2 ada 3 buah dan O2

transfer 2 buah . Semua perawat diruangan mampu menggunakannya

dengan baik. Kondisi administrasi penunjang cukup baik, yang terdiri

atas: 1 buku injeksi, 1 buku observasi TTV, 1 buku register, 2 buku

laporan, 2 buku visite.

15
1) Metode Asuhan keperawatan (M3-Method)
a) Overan
Overan dilakukan 3 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian sift

malam kepagi (07.50) dan pagi kesore (13.40) dan sore kemalam

(20.30). Overan dilakukan di depan pasien. Kadang- kadang overan

diikuti oleh semua perawat tapi kadang-kadang pula tidak dihadiri

oleh sebagian perawat. Dari kuesioner yang dibagikan diperoleh data,

17 perawat (100%) menyatakan melakukan pelaksanaan overan dan

dipimpin oleh teman perawat. Untuk hal-hal yang perlu disiapkan

dalam overan, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar dan

menyiapkan hal-hal yang akan dibutuhkan dalam overan meliputi

catatan perkembangan pasien, buku laporan dan lain-lain.


Pelaporan overan dicatat dalam buku laporan yang ditanda tangani

oleh perawat yang melaporkan dan tidak ada kesulitan dalam

mendokumentasikan laporan . Overan yang dilakukan oleh perawat di

interna tidak dilakukan diruangan perawat tetapi didalam ruangan

pasien.
b) Sentralisasi Obat
Di ruang perawatan interna sudah terdapat sentralisasi obat dan

sudah dilaksanakan secara optimal, hanya saja ruangannya masih

digabung dengan ruangan perawat. Selama ini format yang ada masih

obat oral dan injeksi, dan yang lain tercampur pada salah satu dari

keduanya. Adapun data tentang alur penerimaan obat, obat yang

diperoleh dari keluarga langsung dibawah ke ruang sentralisasi

pengelolaan obat.

16
c) Perencanaan Pulang
Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan observasi yang sudah

di lakukan kepada perawat di ruangan, didapatkan hasil bahwa

seluruh perawat sudah mengerti tentang perencanaan pulang pasien,

namun belum sepenuhnya dilakukan. Perawat telah memberikan

penjelasan perencanaan pulang pada pasien dengan menggunakan

bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.


d) Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala ruangan didapatkan

data bahwa belum ada supervisi kepada tenaga perawat ruangan.

Selain itu pihak RS juga belum melakukan supervisi di ruang

perawatan Interna Laki/Mawar.


e) Dokumentasi
Berdasarkan hasil wawancara, perawat menyatakan bahwa sudah

ada format pendokumentasian. Sedangkan hasil angket yang di isi

oleh Kepala ruangan didapatkan bahwa sudah ada format

pendokumentasian (ASKEP) yang sesuai standar ASKEP lengkap

sudah diketahui oleh semua staf perawat diruangan dan sudah

dilaksanakan.
Sistem pendokumentasian secara menyeluruh dilakukan secara

manual. Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap order dokter

dan tindakan mandiri perawat.


1) Keuangan (M4-Money)
Biaya perawatan pasien di Ruangan interna menggunakan yaitu:
 Umum
 JKN
 JKD
2) Pemasaran (M5-Marketing termasuk mutu)

17
Pelanggan yang menggunakan jasa layanan kesehatan di RSUD.

Lakipadada sebagian besar berasal dari Tana Toraja tetapi ada sebagian

yang berasal dari luar daerah Tana Toraja. Usia klien bervariasi kisaran

usia 17-90 tahun. RSUD. Lakipadada merupakan rumah sakit tipe B

sebagai rumah sakit Pusat Rujukan Daerah dan dengan fasilitas sarana

dan prasarana yang masih kurang memadai.


a) BOR Pasien
BOR (Bed Occupation Rate) adalah rata-rata penggunaan tempat tidur

dalam ruang rawat inap.


Tabel 2.8 Indikator pelayanan dalam 3 Bulan Terakhir

Indikator Maret April Mei


Jumlah Tempat Tidur 25 25 25
Jumlah Pasien Awal 19 16 12
Jumlah Pasien Masuk 108 87 119
Jumlah Pasien dirawat 127 103 131
Jumlah Pasien Keluar Hidup 124 102 130
Jumlah Pasien Mati
< 48 jam - - -
> 48 jam 3 1 1
Jumlah Hari rawat 675 435 660
Rata-rata pasien/hari 20 18 20
BOR 87 58 85,1

b. Mutu Pelayanan Keperawatan


RSUD. Lakipadada Tana Toraja menerapkan upaya penjaminan

mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek penilaian

penting yang terdapat didalamnya, diantaranya:


1) Meningkatkan mutu pelayanan
Indikatornya dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
 Kejadian dekubitus tidak ada dalam 3 bulan terakhir
2) Upaya pengurangan infeksi nosokomial (Inos)
Indikator penilaian Inos adalah:
 flebitis (tidak direkapitulasi)
 Mempertahankan kesterilan alat

18
 Mengurangi pengunjung

19
3) Indikator Mutu
a) Tingkat Kepuasan Pasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap

kinerja perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan koesioner

yang berisi 21 soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertanyaan

pilihan mencakup pemberian penjelasan orientasi ruangan,

pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan dan sikap

perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Jawaban pada

pertanyaan pilihan terdiri atas lima jawaban yaitu: Selalu,

Sering, kadang-kadang, Jarang dan tidak pernah. Adapun

indikator kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan dinilai

berdasarkan kuesioner yang berjumlah 21 pertanyaan, masing-

masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian

ditotal tiap-tiap responden dan dijumlah secara keseluruhan.

Kriteria penilaian:
a. Jika menjawab ‘Selalu’ bernilai 5
b. Jika menjawab ‘Sering’ bernilai 4
c. Jika menjawab ‘Kadang-kadang’ bernilai 3
d. Jika menjawab ‘Jarang’ bernilai 2
e. Jika Menjawab ‘Tidak Pernah’ bernilai 1

20
f. Penilaian kepuasan dilakukan berdasarkan rentang persentase

yang diadopsi dari kriteria Notoadmodjo dimana < 56%

menunjukkan kurang puas, 56-75% menunjukkan cukup puas,

dan 75-100% menunjukkan puas. Pengkajian dilakukan pada 21

responden.

Keterangan:
: Puas
: Cukup puas
: Kurang puas
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa 19 % responden

menjawab puas, 43% responden menjawab cukup puas, 38 %

responden menjawab kurang puas. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kepuasan pasien di ruang interna laki/mawar terhadap

kinerja perawat adalah “cukup puas”.

21
b) Keamanan Pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat

dilihat jumlah pengulangan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan),

angka kejadian flebitis, angka kejadian kesalahan pemberian

obat dan kejadian jatuh.


c) ALOS (Averange Long of Stay)
Lama rawat inap pasien di ruang perawatan Interna Laki/Mawar

pada bulan maret - Mei 2019 rata-rata adalah 6 hari, pulang

dengan kondisi membaik (tidak direkapitulasi), pulang dengan

kondisi belum sembuh (tidak direkapitulasi). Data selama maret

- Mei 2019 untuk perhitungan ALOS adalah 1770 hari (jumlah

hari perawatan total) dengan jumlah total pasien 361 orang. Dari

perhitungan, didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap adalah 6

hari untuk 1 pasien.


4. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO dll)
Tabel 2.9 Indikator pelayanan 3 Bulan Terakhir (Maret, April, dan

Mei)

Indikator Maret April Mei


Jumlah Tempat Tidur 25 25 25
Jumlah Pasien Awal 19 16 12
Jumlah Pasien Masuk 108 87 119
Jumlah Pasien dirawat 127 103 131
Jumlah Pasien Keluar Hidup 124 102 130
Jumlah Pasien Mati
< 48 jam - - -
> 48 jam 3 1 1
Jumlah Hari rawat 675 518 607
Rata-rata pasien/hari 20 18 20
BOR 87 58 85,1
ALOS 5 4 5
BTO 5 4 5

22
TOI 5 6 5

5. Pendidikan
Berdasarkan observasi, tingkat pendidikan pada tenaga keperawatan di

Ruang perawatan Interna Laki/Mawar yaitu:

No. Kualifikasi Jumlah Keterangan


1. S 1 Keperawatan 13 orang Perawat Pelaksana
Ners
2. S 1 Keperawatan 4 orang 1 kepala ruangan
3 Perawat pelaksana
3. D III keperawatan 1 orang Perawat Pelaksana

6. Pelatihan
Tenaga perawat di ruang perawatan Interna Laki/Mawar sebagian

mengikuti pelatihan secara bergiliraan yang jadwalnya disesuaikan

dengan permintaan dari pimpinan rumah sakit atau keinginan dari

perawat itu sendiri misalnya BTCLS, K3, PPI, MPKP.

23

Anda mungkin juga menyukai