Hasil dan pembahasan dari pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal
4-26 Januari 2019 tentang Hubungan Sikap dan Peran terhadap dukungan keluarga
dalam perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode korelasional dan data
penelitian diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden pasien usia
17-56 tahun di ruang Nusa Indah dan Keluarga Pasien. Data yang disajikan terdiri
dari 2 macam yaitu data umum dan data khusus. Data umum yang merupakan
karakteristik subjek penelitian yaitu data demografi meliputi, usia, Jenis Kelamin
pendidikan terakhir dan Pekerjaan. Dalam data khusus yaitu karakteristik adalah
Dukungan Keluarga, Peran dan Sikap pasien di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
51
52
Gambar 4.1 Gedung I RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2019
53
Secara geografis RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dibangun di atas
lahan seluas ± 4.5 Ha dengan luas bangunan 17.554 M² yang beralamat di jalan
Tambun Bungai No. 04 Palangka Raya dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1) Visi
Menjadi Rumah Sakit pendidikan unggulan di Kalimantan
2) Misi
(1) Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
(2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi
(3) Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern
(4) Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
(5) Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran dan
kesehatan
3) Motto
Bajenta Bajorah artinya Memberikan pelayanan dan pertolongan kepada
semua orang dengan baik, ramah tamah, tulus hati dan kasih sayang
4) Tujuan
Menjadi rumah sakit pendidikan unggulan di Kalimantan dalam pelayanan
medis khususnya bidang Kebidanan dan Kandungan serta dalam bidang
service excellence
1.1.1.2 Logo RSUD dr. Doris Sylvanus
Gambar di bawah ini merupakan logo dari RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
54
Gambar 4.2 Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun
2019
1. Profil ruang Nusa Indah
1) Tujuan Keperawatan
“Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan berbagai macam
kasus penyakit saraf, THT, Mata, dan Gigi Mulut, Mengacu pada Standar Asuhan
Keperawatan dan Standar Operational Prosedur dan peraturan yang berlaku”.
2) Motto
Bajenta Bajorah. Memberikan pelayanan dan pertolongan kepada semua
orang dengan ramah tamah, tulus hati dan kasih sayang.
3) Sifat Kekaryaan Ruang
(1) Fokus Telaah
Ruang Nusa Indah merupakan ruang rawat inap dengan kasus penyakit saraf,
THT, Mata dan Gigi mulut. Ruang nusa indah menggunakan Metode Asuhan
Keperawatan yang di adopsi dari SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional). Ruangan ini menggunakan pola Modifikasi Tim-
Primer (Moduler) yang mana terbagi atas 2 Tim/Grup. Masing-masing Tim/Grup
diketuai oleh perawat primer dan selanjutnya beranggotakan Perawat Asosiate
atau perawat pelaksana.
(2) Lingkup Garapan
56
Ruang nusa indah atau ruang rawat inap dengan kasus penyakit saraf, THT,
Mata dan Gigi mulut.Ruang ini diperuntukan bagi pasien dewasa pria ataupun
wanita yang menderita penyakit saraf, THT, Mata dan Gigi mulut. Beberapa
contoh 10 penyakit terbanyak pada bulan Agustus dan September yang sering
ditemukan di Ruang Nusa Indah adalah ODS/ODD, Stroke Hemoragik, Cidera
kepala ringan, Stroke non hemoragik, Hipertensi.
(3) Basis Intervensi
Dalam menerapkan basis intervensi, ruang Nusa indah (Penyakit saraf, THT,
Mata dan Gigi mulutsudah mempunyai Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
Standar asuhan keperawatan (SAK) untuk proses tindakan keperawatan. Standar
operasional prosedur yang sudah ada di ruangan Nusa Indah meliputi :
1. SPO pemeriksaan EKG
2. SPO pemasangan Infus
3. SPO pemasangan NGT dan pemberian makanan lewat sonde
4. SPO perawatan luka
5. SPO resusitasi jantung-paru
6. SPO memberikan obat melalui rectum
7. SPO mengambil darah vena
8. SPO memasang kateter
9. SPO pemasangan venflon
10. SPO pemasangan tranfusi darah
11. SPO penatalaksanaan suction
12. SPO terapi oksigen
13. SPO manajemen nyeri
14. SPO pelaksanaan ROM (Range of Motion)
15. SPO pemberian nebulizer
16. SPO perencanaan pasien pulang
Standar asuhan keperawatan (SAK) ruang Nusa Indah (Penyakit saraf, THT,
Mata dan Gigi mulut) diantaranya :
1. SAK Peningkatan Tekanan Intra Kranial
2. SAK nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. SAK ketidakefektifan pola nafas
4. SAK hipertermia
57
21 responden
60%
17-24 tahun
10 responden
29% 25-35 tahun
> 36 tahun
13 responden
37%
22 responden
63%
Laki-laki
Perempuan
5 responden 7 responden
14% 20%
5 responden
14%
8 responden
23%
10 responden SD
29% SMP
SMA
PT
Tidak Sekolah
PNS
18 responden
Swasta
51%
Petani
14 responden 21 responden
40% 60%
Sikap Positif
Sikap Negatif
20 responden
57% Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
24 responden
68% Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Uji statistik Spearman Rank menunjukkan bahwa nilai p value < α yaitu
0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima menunjukkan hubungan yang signifikan dan
bermakna antara Hubungan Sikap terhadap dukungan keluarga dalam perawatan
pasien stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
67
Tabel 4.4 uji statistik Hubungan peran terhadap dukungan keluarga dalam
perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
Peran Dukungan
keluarga keluarga
Correlation
1.000 .729**
Peran Coefficient
keluarga Sig. (2-tailed) . .000
Spearman's N 35 35
rho Correlation
.729** 1.000
Dukungan Coefficient
keluarga Sig. (2-tailed) .000 .
N 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji statistik Spearman Rank menunjukan bahwa nilai p value < α yaitu 0,000
< 0,05 sehingga H2 diterima menunjukkan hubungan yang signifikan dan
bermakna ada hubungan Peran dengan dukungan keluarg adalam perawatan pasien
stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
68
4.4 Pembahasan
4.4.1 Sikap keluarga dalam perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.
Diketahui bahwa dari dari 35 responden (100%) didapatkan sebanyak 21
(60%) responden yang memiliki sikap positif, dengan pendidikan SD 3 responden,
SMP 5 responden, SMA 7 responden, Perguruan Tinggi 3 responden, dan yang
tidak sekolah sebanyak 3 responden serta dengan pekerjaan sebagai PNS sebanyak
7 responden, yang bekerja swasta sebanyak 11 responden, yang bekerja sebagai
petani sebanyak 3 responden. Sebanyak 14 (40%) responden yang memiliki sikap
negatif dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 4 responden, yang berpendidikan
SMP sebanyak 3 responden, yang berpendidikan SMA sebanyak 3 responden,
yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden, dan yang tidak
sekolah sebanyak 2 responden serta pekerjaan sebagai PNS 5 responden, sebagai
swasta 7 responden, dan sebagai petani 2 responden.
Berdasarkan Teori Sikap adalah pernyataan evaluasi terhadap suatu objek,
orang atau peristiwa. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam
psikologi sosial yang membahas unsur sikap, baik sebagai individu maupun
kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses
terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan
terhadap sikap, kaitannya dengan efek dan perannya dalam pembentukan karakter
dan sistem hubungan antar kelompok, serta pilihan-pilihan yang ditentukan
berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap perubahan (Budiman, 2014:
14). Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,
lembaga pendidikan dan factor emosional. Pengalaman pribadi adalah dasar dari
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat kesamaan antara fakta
dan teori didapatkan bahwa responden dominan memiliki sikap positif terhadap
perawatan pasien stroke. Hal tersebut menurut peneliti dapat disebabkan karena
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden yaitu antara lain
pengalaman pribadi yang berkesan terhadap responden baik yang terjadi dimasa
lampau, pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan responden
(orang tua, anak, kakak, adik), pengaruh kebudayaan mempengaruhi perilaku
69
manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, media massa sebagai sarana
mendapatkan informasi dalam pembentukan sikap, lembaga pendidikan sebagai
suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam individu, dan faktor
emosional. Kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Pengalaman pribadi adalah dasar dari
pembentukan sikap, pengalaman pribadi responden haruslah meninggalkan kesan
yang kuat bagi responden itu sendiri. Hal ini dikarenakan responden memiliki
hubungan yang baik terhadap keluarga responden sehingga mempengaruhi sikap
respon dimana keluarga tersebut memiliki peran penting didalam keluarga.
4.4.2 Peran keluarga dalam perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.
Diketahui bahwa dari 35 responden (100%) didapatkan sebanyak 12 (34%)
responden memiliki peran keluarga sangat baik, dengan pendidikan SD 1
responden, SMP 3 responden, SMA 3 responden, Perguruan Tinggi 3 responden,
dan tidak sekolah 2 responden, serta pekerjaan PNS 5 responden, pekerjaan swasta
6 responden dan petani 1 responden. Sebanyak 20 responden (57%) memiliki
peran keluarga baik, dengan pendidikan SD 6 responden, SMP 3 responden, SMA
7 responden, Perguruan Tinggi 2 responden dan tidak sekolah 2 responden, serta
dengan pekerjaan 7 responden PNS, pekerjaan Swasta 9 responden, dan pekerjaan
petani 5 rsponden. Sebanyak 3 (9%) orang responden memiliki peran keluarga
tidak baik dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 2 responden dan tidak
sekolah 1 responden, serta pekerjaan sebagai swasta 3 responden.
Pengertian peranan secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan
aoleh seseorang terkait oleh kedudukannya dalam struktur sosial atau kelompok
sosial dimasyarakat, artinya setiap orang memiliki peranan masing-masing sesuai
dengan kedudukan yang dia milik di dalam kamus besar bahasa indonesia “peran
berarti perangkat tingkah atau karakter yang diharapkan atau dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat, sedangkan peranan adalah tindakan yang
dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa” soerjono soekarno (2007:213).
Faktor yang mempengaruhi peran seseorang, terdiri dari Faktor kelas sosial,
70
Fungsi tubuh yang rusak akibat adanya gejala sisa pada klien stroke akan
mengakibatkan ketidak percayaan diri penderita sehingga berpengaruh pada
konsep diri penderita. Dukungan keluarga dalam merawat pasien stroke yang baik
menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga klien dapat memiliki konsep diri
yang tinggi.
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa terdapat kesamaan
antara fakta dan teori didapatkan bahwa responden dominan memiliki dukungan
baik. faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah faktor internal
seperti memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda, pendidikan atau tingkat pengetahuan, keyakinan seseorang terhadap
adanya dukungan, faktor emosi juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya
dukungan dan cara melaksanakannya, spiritual dapat terlihat dari bagaimana
seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang
dilaksanakan hubungan dengan keluarga atau teman dan kemampuan mencari
harapan dan arti dalam hidup, faktor eksternal yaitu praktik dikeluarga cara
bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya mempengaruhi penderita
dalam melaksanakan kesehatannya, faktor sosiol ekonomi dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan
bereaksi terhadap penyakitnya, dan latar belakang budaya mempengaruhi
keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, dalam memberikan dukungan termasuk
cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Hal ini dikarenakan dukungan keluarga dalam
menangani pasien stroke baik karena kedekatan antara keluarga terhadap pasien
penderita stroke akan berdampak pada baiknya dukungan terhadap perawatan
pasien stroke.
psikologi sosial yang membahas unsur sikap, baik sebagai individu maupun
kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses
terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan
terhadap sikap, kaitannya dengan efek dan perannya dalam pembentukan karakter
dan sistem hubungan antar kelompok, serta pilihan-pilihan yang ditentukan
berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap perubahan (Budiman, 2014:
14). Menurut Saputa 2014 (Friedman, 2001:79) Dukungan keluarga adalah
nasihat, sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita sakit.
Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap
memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan.
Dari hasil penelitian yang didapatkan dibandingkan antara teori dan fakta,
ditemukan adanya persamaan Hubungan Sikap dengan dukungan keluarga dalam
perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. Didapatkan bahwa responden dominan memiliki sikap positif terhadap
perawatan pasien stroke. Hal tersebut menurut peneliti dapat disebabkan karena
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden yaitu antara lain
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan faktor emosional. Pengalaman
pribadi adalah dasar dari pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Pengalaman pribadi dapat mempengaruhi sikap
seseorang hal ini dikarenakan responden memiliki hubungan yang baik terhadap
keluarga sehingga mempengaruhi sikap orang lain dimana keluarga tersebut
memiliki peran penting didalam keluarga. Didapatkan bahwa responden dominan
memiliki dukungan baik. Diperoleh dari faktor internal, faktor emosi, spiritual,
faktor eksternal, faktor sosiol ekonomi. Hal ini dikarenakan dukungan keluarga
dalam mengangani pasien stroke baik karena kedekatan antara responden terhadap
pasien penderita stroke berdampak pada baiknya dukungan yang diberikan
responden terhadap perawatan pasien stroke. Karena sikap sejalan dengan
dukungan keluarga terhadap pasien stroke. Semakin baik sikap responden maka
akan semakin baik pula dukungan yang diberikan.
74