Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1 Profil Instansi

2.1.1 Kedudukan Organisasi

Rumah Sakit Daerah Konawe Selatan terletak di Ibu Kota Kabupaten

Konawe Selatan tepatnya di kelurahan Andoolo, Kecamatan Andoolo. Rumah

Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan yang diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit

Pemerintah merupakan rumah sakit pusat (referral) di Konawe Selatan. Dalam

pelaksanaan operasional Rumah Sakit Daerah Kabupaten Konawe Selatan

bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan secara

teknis bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan mulai dibangun pada tahun

2003 dan diresmikan pada tahun 2006 dengan klasifikasi Rumah Sakit Umum

tipe D berdasarkan Standar Operasional Rumah Sakit dan Rekomendasi Dinas

Kesehatan Konawe Selatan. Berdasarkan Surat keputusan Bupati Konawe

Selatan Nomor 445/673 tahun 2013 tanggal 27 Desember 2013, Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2014 telah

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK

BLUD). Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan dengan klasifikasi Rumah

Sakit berdasarkan Keputusan Bupati Konawe Selatan Nomor 445/848 tahun 2016

tanggal 1 Juni 2016 dengan penetapan Status kelas C.

5
Batas-batas wilayah kerja Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan
yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Kota


Kendari.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana dan
Kabupaten Muna.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan Laut Maluku.
Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan terletak di Jalan Kompleks
Perkantoran No.1, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan. Dengan
lokasi yang cukup strategis tersebut, memungkinkan masyarakat yang berasal
dari wilayah Utara yakni Kabupaten Konawe Selatan, maupun dari wilayah
Selatan yaitu Kabupaten Bombana dapat ikut memanfaatkan jasa layanan
kesehatan yang disediakan rumah sakit.

6
STRUKTUR ORGANISASI RSD KONAWE SELATAN

7
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Rumah Sakit Daerah ( RSD ) Konawe Selatan
a. Visi
Rumah sakit prima bagi masyarakat

b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan di semua unit/unsur pelayanan
secara cepat dan tepat melalui peningkatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana medis serta penunjang medis
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM)
sesuai dengan kebutuhan pelayanan Kesehatan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) Menyelenggarakan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis
yang sehat, terbuka, efisien, akuntabel guna meningkatkan derajat
Kesehatan masyarakat umum serta kesejahtraan karyawan
c. Nilai organisasi
1) Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi
pasien. Untuk itu setiap pegawai Rumah Sakit Daerah (RSD)
Konawe Selatan dalam menangani pasien harus bertekad bahwa:
"keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami".

2) Keterbukaan dan Transparansi


Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi
secara terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik
harus dilihat sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan.Selain itu
perlu adanya transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak
(yang berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang
sudah ditetapkan.

3) Akuntabilitas

8
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk
memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang
meminta pertanggung jawaban
4) Asas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada
bekerja sendiri sendiri apalagi dalam bekerjasama
berdasarkan persahabatan yang saling menghormati serta
saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku
santun, rendah hati, serta memberikan kesejukan bagi orang
lain.

5) Bermental Pemenang (Play To Win)


Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental
pemenang. Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh
karena itu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari besok
harus lebih baik dari hari ini.

6) Berjiwa Entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan Rumah Sakit Daerah (RSD)
Konawe Selatan harus berjiwa entrepreneurs yaitu rela
mengotori tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi sering
turun langsung kebawah.

2.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan

a. Tugas
Melaksanakan upaya Kesehatan secara berdayaguna dan berhasil
guna mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan

9
melaksanakan upaya rujukan. Sejalan dengan tuntutan kualitas pelayanan
Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan sangat berperan penting
dalam meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat Konawe Selatan.

b. Fungsi
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan Kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan perorangan melalui
pelayanan Kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan Kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang Kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
Kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
Kesehatan, struktur organisasi.

2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja (OPD)


Kegiatan pokok Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan adalah
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
serta pengabdian masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Rumah
Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan mempunyai beberapa jenis
pelayanan, yaitu
1) Poliklinik
2) Ruang kelas perawatan
3) Unit transfuse darah
4) Unit gawat darurat
5) Pelayanan laboratorium

10
6) Pelayanan radiologi
7) Pelayanan kamar operasi
8) Pelayanan farmasi
Produk Pelayanan :
1) Pelayanan rawat jalan
2) Pelayanan rawat inap

2.1.5. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja


Pengembangan sumber daya manusia baik dalam jumlah dan mutu
agar mencapai standar minimal Rumah Sakit di upayakan secara terus
menerus dengan selalu mengajukan pengusulan kebutuhan tenaga yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
Kabupaten Konawe Selatan.
Tenaga media dan paramedik merupakan pendukung utama dalam
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Konawe Selatan.Untuk itu
dibutuhkan SDM yang mencukupi dari segi kualitas maupun kuantitas
Standar Pelayanan Rumah Sakit Kelas C, sebagai gambaran jumlah SDM
yang ada di Rumah Sakit Daerah Konawe Selatan.

11
Tabel 2.1. Tabel data kepegawaian Rumah Sakit Daerah Konawe
Selatan
N PPP KONTRA
JENIS PENDIDIKAN PNS
O K K

1 DOKTER SPESIALIS BEDAH 2 0 0

2 DOKTER SPESIALIS INTERNA 1 0 1

3 DOKTER SPESIALIS OBGYN 1 0 1

4 DOKTER SPESIALIS ANAK 1 0 1

5 DOKTER SPESIALIS MATA 0 0 1

6 DOKTER SPESIALIS ANASTESI 0 0 1

7 DOKTER SPESIALIS THT 2 0 0

8 DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI 0 0 1

9 DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK 0 0 1

10 DOKTER SPESIALIS GIZI KLINIK 1 0 0

11 DOKTER SPESIALIS REHAB MEDIK 1 0 0

12 DOKTER SPESIALIS SARAF 0 0 1

13 DOKTER UMUM 6 0 5

14 DOKTER GIGI 3 0 0

15 S2 MAGISTER KESEHATAN 3 0 0

5
16 S2 MANAJEMEN 1 0 0

17 PERAWAT(D-III,S-1 DAN NERS) 18 4 88

19 APOTEKER 4 0 3

20 S1/ DIII FARMASI 4 1 7

21 S1 KESMAS 12 2 10

22 S1 KESLING/ D III KESLING 1 0 1

23 S1 ANALIS/D.III ANALIS 4 0 11

24 S1 / DIII GIZI 6 0 3

25 D.IV FISIOTERAPI 3 0 0

26 SI UMUM 3 0 0

27 SI HUKUM 0 0 0

28 D.III KEBIDANAN 5 8 13

29 SI / D.III RADIOLOGI 2 0 1

30 S1 / D.III ANESTESI 1 0 1

31 ELEKTROMEDIS 0 0 3

32 D III REKAM MEDIK 0 0 1

33 SOPIR AMBULANCE 0 0 3

6
34 PETUGAS PRAMUSAJI 0 0 9

35 ISPRS/LINEN 0 0 15

36 NAKES LAINNYA /SMA 2 0 9

37 SPK 1 0 0

38 SOPIR DIREK 0 0 1

39 PETUGAS JAGA MALAM 0 0 7

JUMLAH 88 15 199

7
2.2. Profil Peserta
Nama : Sabda Chianna, S,Tr.Kes

NIP : 19981015 202203 2 017

Pendidikan : D.IV Fisioterapi

Pangkat/Gol : Ahli Pertama-Fisioterapi/ IIIA

Unit Kerja : Rumah Sakit Daerah Konawe Selatan

Tugas dan Fungsi Jabatan Fisioterapi :

Tugas Pokok Fisioterapis berdasarkan Kepmenpan Nomor 4 tahun 2008 adalah


Melaksanakan pelayanan Fisioterapi, mengembangkan, memelihara, dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak dengan peralatan (Fisik,
Elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan Komunikasi.

Adapun tugas seorang Fisioterapis Ahli Pertama berdasarkan Kepmenpan


Nomor 4 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

 Memelihara gerak dan fungsi pada ibu hamil (pre natal);

 Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan


anak secara komprehensif;

 Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi


dalam keterampilan olahraga;

 Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi


ditingkat muskuloskeletal kasus sedang

 Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada usia lanjut
kasus ringan;

 Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat
kognitifintra-inter personal kasus sedang;

 Melatih mengembangkan potensi gerak dan fungsi untuk penggunaan ortose;

8
 Melakukan pemeriksaan elektrodiagnosis selain SDC;

 Memberikan asistensi kepada pasien dalam terapi kelompok kasus


kardiopulmonal setiap 10 orang;

 Melakukan uji coba peralatan fisioterapi;

 Melakukan supervisi ruang fisioterapi pelayanan dasar tiap semester.

2.3 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN

2.3.1 Konsepsi Nilai Dasar ASN


Berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN, terdapat tujuh nilai-nilai
dasar yang harus diamalkan dan diaplikasikan dalam menjalankan tugas
sehari-hari yaitu BerAKHLAK. BerAKHLAK merupakan panduan
perilaku bagi ASN yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab
dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang Profesional. Nilai
BerAKHLAK antara lain Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

a. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan


prima demi kepuasan masyarakat. Sikap dan perilaku kerja PNS
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain
meliputi masyarakat, atasan, rekan sejawat, unit kerja terkait, dan/atau
instansi lain. Nilai-nilai dasar Berorientasi pelayanan yaitu sebagai
berikut:
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti.

Salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk


memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Amanat tersebut makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap

9
warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
dalam pelayanan publik dilingkungan birokrasi.

Prinsip pelayanan publik yang baik adalah :


• Partisipatif
Partisipatif Dalam penyelenggaraan pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan hasilnya.
• Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya,
dan sejenisnya.
• Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan, pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi kebutuhan publik warga negaranya. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka pesan,
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan. Birokrasi wajib
mendengarkan aspirasi dan keinginam masyarakat yang menduduki
posisi sebagai klien.

10
• Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan anatar satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
• Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk
memenuhi layanan yang mereka butuhkan, harus menerapkan prinsip
mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warganegara.

• Efektif dan Efisien


Penyelenggaraan pelayanan harus mampu mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai publik dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit,
dan biaya yang murah.
• Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dicapai oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
(dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, mudah,
dan lain-lain) dan dapat dicapai dalam arti non-fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut.
• Akuntabel
Menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu,
semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.

11
• Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting
adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan
oleh warga negara lain.

b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilatas adalah
kewajiban bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk tanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
2) Menggunakan kelayakan dan barangmilik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
3) Menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas.
c. Kompeten
Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar kerja yang
ditetapkan. Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja. Penguatan kualitas ASN
sejalan dengan dinamika lingkungan strategis diantaranya VUCA,
disrupsi teknologi, fenomena demografik, dan keterbatasan sumber daya.

12
Perilaku ASN untuk aspek kompeten yaitu :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

d. Harmonis
Harmonis adalah istilah yang merujuk pada kata harmoni. Hal ini
memiliki makna keselarasan atau keserasian. Dalam bidang filsafat,
harmoni atau harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur.

Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN terus menerus


memberikan pelayanan yang adil dan tidak diskriminasi dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus profesional
dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar
keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus
diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi
penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-
nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparansi. Dalam
menjalankan tugas-tugas kepada masyarakat, ASN dapat mengatasi
permasalahan keragaman, bahkan menjadi perekat bangsa dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repubhlik Indonesia. Itulah
sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan
kondisi yang harmonis dalam lingkungan kerja ASN dan kehidupan
masyarakat yang sangat diperlukan.
Perilaku ASN yang mencerminkan aspek harmonis yaitu :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2) Suka mendorong orang lain

13
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
e. Loyal
Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan
ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi dan lebih-
lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyal
merupakan salah satu Core Values ASN dimana setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan
panduan prilaku :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta setia kepada

Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah.


2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi dan Negara.
3) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan
lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi
dan kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu
maupun organisasi. Didalamnya dibedakan mengenai bagaimana
individu dalam organisasi dapat berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang

14
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku ASN dengan aspek adaptif yaitu:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak positif.
g. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting ditengah
tantangan global yang dihadapi saat ini. Kolaborasi adalah proses
bekerja sama untuk menyalurkan gagasan atau ide dan
menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama.
Panduan perilaku kolaboratif yaitu :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.

2.3.2 Kedudukan dan Peran ASN


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan
jenisnya ASN terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai

15
pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga negara
indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja
kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN
a. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai
ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
i. Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,
serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
ii. Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

16
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
iii. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak
diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5
tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
Hak PNS diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
i. Gaji, tunjangan dan fasilitas
ii. Cuti
iii. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
iv. Perlindungan
v. Pengembangan kompetensi
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah
suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:

17
1. Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah

2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

3. Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah


yang berwewenang

4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran dan penuh tanggung jawab

6. Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,


ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun
didalam kedinasan

7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan


rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang
dan bersedia ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

d. Kode etik dan kode perilaku ASN


Dalam UU no. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa
ASN sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
i. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
ii. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
iii. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
iv. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
v. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau

18
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
vi. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
vii. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
viii. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
ix. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
x. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
orang lain;
xi. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
xii. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

2. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi budaya menggunakan digital (digital culture),
etis dalam mengakses media digital (digital ethics), menggunakan
digital dengan aman (digital safety) dan kecakapan menggunkan media
digital (digital skill). Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif

19
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali
ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi adalah sebuah konsep
dan praktik yang bukan sekedar menitiberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan
proses media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital
yaitu etika, budaya,
keamanan dan kecakapan dalam bermedia digital, yaitu :
a. Etika bermedia digital meliputi individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
dalam kehidupan sehari-hari.

b. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam


membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika dalam kehidupan sehari-hari.

c. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam


mengenal, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang
dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan
sehari- hari.

d. Kecakapan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam


mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan

20
piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam kehidupan
sehari- hari.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita
gunakan mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-
hari.
Persaingan global saat ini masuk dalam ranah digital, termasuk
pada sistem pemerintaha Indonesia mau tidak mau juga ikut dalam arus
revolusi industri. Setiap ASN dipaksa adaptif terhadap teknologi agar
kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Digitalisasi birokrasi
untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa disanggah.
Indonesia berada diperingkat ke-77 dari 119 negara dalam Global
Talent Competitiveness Index, dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki
index tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Sipil negra dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerapkan Human
Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Kementerian PANRB gencar memperbaiki kinerja ASN mulai dari
tahap rekrutmen yang kini sudah menggunakan sistem digital.harapannya
untuk menekan angka kecurangan. Diharapkan mereka yang terpilih
dengan sistem ini bisa menjadi Smart ASN 2024 untuk membawa
birokrasi Indonesia berkelas dunia.
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
enterpreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Smart ASN yang tidak gagal teknologi akan menggiring
pemerintah Indonesia ke birokrasi 4.0 yang tentu beriringan dengan
revolusi industri 4.0. semua jenis layanan publik yang diselenggarakan
pemerintah akan berbasis digital dan terintegrasi. Tentunya digitalisasi

21
sistem pemerintahan ini juga diimbangi dengan keamanan siber yang
mumpuni.

22

Anda mungkin juga menyukai