Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan yang diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit
Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan mulai dibangun pada tahun
2003 dan diresmikan pada tahun 2006 dengan klasifikasi Rumah Sakit Umum
Selatan Nomor 445/673 tahun 2013 tanggal 27 Desember 2013, Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2014 telah
BLUD). Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan dengan klasifikasi Rumah
Sakit berdasarkan Keputusan Bupati Konawe Selatan Nomor 445/848 tahun 2016
5
Batas-batas wilayah kerja Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan
yaitu :
6
STRUKTUR ORGANISASI RSD KONAWE SELATAN
7
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Rumah Sakit Daerah ( RSD ) Konawe Selatan
a. Visi
Rumah sakit prima bagi masyarakat
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan di semua unit/unsur pelayanan
secara cepat dan tepat melalui peningkatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana medis serta penunjang medis
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM)
sesuai dengan kebutuhan pelayanan Kesehatan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) Menyelenggarakan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis
yang sehat, terbuka, efisien, akuntabel guna meningkatkan derajat
Kesehatan masyarakat umum serta kesejahtraan karyawan
c. Nilai organisasi
1) Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi
pasien. Untuk itu setiap pegawai Rumah Sakit Daerah (RSD)
Konawe Selatan dalam menangani pasien harus bertekad bahwa:
"keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami".
3) Akuntabilitas
8
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk
memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang
meminta pertanggung jawaban
4) Asas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada
bekerja sendiri sendiri apalagi dalam bekerjasama
berdasarkan persahabatan yang saling menghormati serta
saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku
santun, rendah hati, serta memberikan kesejukan bagi orang
lain.
6) Berjiwa Entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan Rumah Sakit Daerah (RSD)
Konawe Selatan harus berjiwa entrepreneurs yaitu rela
mengotori tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi sering
turun langsung kebawah.
2.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan
a. Tugas
Melaksanakan upaya Kesehatan secara berdayaguna dan berhasil
guna mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
9
melaksanakan upaya rujukan. Sejalan dengan tuntutan kualitas pelayanan
Rumah Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan sangat berperan penting
dalam meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat Konawe Selatan.
b. Fungsi
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan Kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan perorangan melalui
pelayanan Kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan Kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang Kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
Kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
Kesehatan, struktur organisasi.
10
6) Pelayanan radiologi
7) Pelayanan kamar operasi
8) Pelayanan farmasi
Produk Pelayanan :
1) Pelayanan rawat jalan
2) Pelayanan rawat inap
11
Tabel 2.1. Tabel data kepegawaian Rumah Sakit Daerah Konawe
Selatan
N PPP KONTRA
JENIS PENDIDIKAN PNS
O K K
13 DOKTER UMUM 6 0 5
14 DOKTER GIGI 3 0 0
15 S2 MAGISTER KESEHATAN 3 0 0
5
16 S2 MANAJEMEN 1 0 0
19 APOTEKER 4 0 3
21 S1 KESMAS 12 2 10
23 S1 ANALIS/D.III ANALIS 4 0 11
24 S1 / DIII GIZI 6 0 3
25 D.IV FISIOTERAPI 3 0 0
26 SI UMUM 3 0 0
27 SI HUKUM 0 0 0
28 D.III KEBIDANAN 5 8 13
29 SI / D.III RADIOLOGI 2 0 1
30 S1 / D.III ANESTESI 1 0 1
31 ELEKTROMEDIS 0 0 3
33 SOPIR AMBULANCE 0 0 3
6
34 PETUGAS PRAMUSAJI 0 0 9
35 ISPRS/LINEN 0 0 15
37 SPK 1 0 0
38 SOPIR DIREK 0 0 1
JUMLAH 88 15 199
7
2.2. Profil Peserta
Nama : Sabda Chianna, S,Tr.Kes
Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada usia lanjut
kasus ringan;
Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat
kognitifintra-inter personal kasus sedang;
8
Melakukan pemeriksaan elektrodiagnosis selain SDC;
a. Berorientasi Pelayanan
9
warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
dalam pelayanan publik dilingkungan birokrasi.
10
• Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan anatar satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
• Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk
memenuhi layanan yang mereka butuhkan, harus menerapkan prinsip
mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warganegara.
11
• Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting
adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan
oleh warga negara lain.
b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilatas adalah
kewajiban bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk tanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
2) Menggunakan kelayakan dan barangmilik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
3) Menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas.
c. Kompeten
Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar kerja yang
ditetapkan. Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja. Penguatan kualitas ASN
sejalan dengan dinamika lingkungan strategis diantaranya VUCA,
disrupsi teknologi, fenomena demografik, dan keterbatasan sumber daya.
12
Perilaku ASN untuk aspek kompeten yaitu :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Harmonis adalah istilah yang merujuk pada kata harmoni. Hal ini
memiliki makna keselarasan atau keserasian. Dalam bidang filsafat,
harmoni atau harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur.
13
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
e. Loyal
Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan
ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi dan lebih-
lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyal
merupakan salah satu Core Values ASN dimana setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan
panduan prilaku :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta setia kepada
14
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku ASN dengan aspek adaptif yaitu:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak positif.
g. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting ditengah
tantangan global yang dihadapi saat ini. Kolaborasi adalah proses
bekerja sama untuk menyalurkan gagasan atau ide dan
menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama.
Panduan perilaku kolaboratif yaitu :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.
15
pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga negara
indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja
kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN
a. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai
ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
i. Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,
serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
ii. Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
16
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
iii. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak
diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5
tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
Hak PNS diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
i. Gaji, tunjangan dan fasilitas
ii. Cuti
iii. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
iv. Perlindungan
v. Pengembangan kompetensi
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah
suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
17
1. Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
18
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
vi. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
vii. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
viii. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
ix. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
x. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
orang lain;
xi. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
xii. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
2. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi budaya menggunakan digital (digital culture),
etis dalam mengakses media digital (digital ethics), menggunakan
digital dengan aman (digital safety) dan kecakapan menggunkan media
digital (digital skill). Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
19
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali
ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi adalah sebuah konsep
dan praktik yang bukan sekedar menitiberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan
proses media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital
yaitu etika, budaya,
keamanan dan kecakapan dalam bermedia digital, yaitu :
a. Etika bermedia digital meliputi individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
dalam kehidupan sehari-hari.
20
piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam kehidupan
sehari- hari.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita
gunakan mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-
hari.
Persaingan global saat ini masuk dalam ranah digital, termasuk
pada sistem pemerintaha Indonesia mau tidak mau juga ikut dalam arus
revolusi industri. Setiap ASN dipaksa adaptif terhadap teknologi agar
kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Digitalisasi birokrasi
untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa disanggah.
Indonesia berada diperingkat ke-77 dari 119 negara dalam Global
Talent Competitiveness Index, dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki
index tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Sipil negra dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerapkan Human
Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Kementerian PANRB gencar memperbaiki kinerja ASN mulai dari
tahap rekrutmen yang kini sudah menggunakan sistem digital.harapannya
untuk menekan angka kecurangan. Diharapkan mereka yang terpilih
dengan sistem ini bisa menjadi Smart ASN 2024 untuk membawa
birokrasi Indonesia berkelas dunia.
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
enterpreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Smart ASN yang tidak gagal teknologi akan menggiring
pemerintah Indonesia ke birokrasi 4.0 yang tentu beriringan dengan
revolusi industri 4.0. semua jenis layanan publik yang diselenggarakan
pemerintah akan berbasis digital dan terintegrasi. Tentunya digitalisasi
21
sistem pemerintahan ini juga diimbangi dengan keamanan siber yang
mumpuni.
22