Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JOURNAL REPORT

MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

MK
Score :

JURNAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

NAMA MAHASISWA :YANTI DAMELIA


NIM : 5192131006
DOSEN PENGAMPU : Dr. SUKARMAN PURBA
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau
menyelesaikan penyusunan makalah Kepemimpinan yang berjudul Critical Journal
Report (CJR).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Eka Daryanto, M.T. yang
telah membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik
isi maupun penyusunnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan


bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 20 november2019

Yanti Damelia
5192131006
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................ 1


1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan CJR ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat CJR ............................................................................................................................... 2
1.4 Identitas Jurnal ........................................................................................................................ 3

Bab II Ringkasan Isi .......................................................................................................... 4


2.1 Pendahuluan ............................................................................................................................. 4
2.2 Deskripsi Isi .............................................................................................................................. 5

Bab III Pembahasan.......................................................................................................... 10


3.1 Pembahasan Jurnal Utama .................................................................................................. 10
3.2 Pembahasan Jurnal Pembanding ...................................................................................... 12
3.3 Penilaian Jurnal ....................................................................................................................... 15

Bab IV Penutup................................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 16
4.2 Saran ............................................................................................................................................ 16

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Report

Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa adalah


Critical Journal Report. Critical Journal Report adalah kegiatan mengkritisi sebuah
jurnal penelitian. Namun Critical Journal Report bukan sekedar membuat laporan atau
tulisan tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada
evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan
sebuah penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta
menganalisis pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui
Critical Journal Report kita menguji kemampuan pikiran seseorang untuk kemudian
menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman
yang kita miliki.

Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Report menjadi kegiatan


pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif.
Critical Journal Report pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau
permasalahan yang sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian
yang membahas tentang Kepemimpinan dalam Organisasi.
1.2 Tujuan Penulisan Critical Journal Report
Critical Journal Report ini disusun bertujuan untuk:
1. Penyelesaian tugas kelompok pada matakuliah ;
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan
menganalisis gagasan dalam sebuah penelitian;
3. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi
yang terdapat dalam sebuah penelitian;
4. Menguatkan teori yang berhubungan dengan Kepemimpinan dalam Organisasi
sehingga dapat disintesis menjadi gagasan utama dalam tulisan dan/atau
penelitian baru.

1.3 Manfaat Critical Journal Report


Secara sederhana, penulisan Critical Journal Report memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang
dilaporkan.
2. Menemukan kelebihan dan kekurangan dari yang penelitian dilaporkan
dengan melakukan analisis secara seksama.
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali
dalam gagasan tertulis.
1.4 Identitas Jurnal

 Jurnal Utama
Judul Penelitian : Pemimpin dan Kepemimpinan Organisasi
Peneliti : Jatmiko
Nama Jurnal : Forum Ilmiah
Volume : Vol. 10 No. 2
Tahun : Mei 2013
A l a m a t si t u s : h t t p d i g i li b . e sa u n g g u l . a c . i d p u b li c U E U - J o u r n a l -
J a t mi k o

 Jurnal Pembanding
Judul Penelitian : Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep Dan Strategi
Keefektifan
Peneliti : Nursya’bani Purnama
Nama Jurnal : J u r n a l S i a sa t Bi s n i s
Volume : Vol. 1 No. 5
Tahun : 2000
A l a m a t si t u s : w w w . r e s e a r c h g a t e . K e p e mi m p i n a n _ O r g a n i s a s i _M a s a
D e p a n _ K on s e p d a n _ S t r a t e g i _ Ke e f e k t i fa n
BAB II
RINGKASAN ISI

2.1 Pendahuluan
2.1.1 Jurnal Utama
Keberhasilan sebuah organisasi/ perusahaan dalam mencapai tujuan sangat
diperlukan adaya pemimpin dan proses kepemimpinan. Hal ini diperlukan karena
berbagai kegitan yang hendak dilakukan oleh semua anggota harus dapat seirama
dalam arti semua anggota harus bekerjasama, bukan sama=sama bekerja. Dua kata
istilah dalam menanjemen akan menentukan arah keberhasilan tercapainya tujuan
organisasi/ komunitas, yaitu pemimpin dan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
(leadership style) yang merupakan pola tingkah laku seorang pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja/tim dalam organisasi/komunitas,
merupakan bagian keahlian yang cukup berpengaruh mempenaruhi tercapainya tujuan.
Struktur dan Proses manajemen, tidak lain adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen diantaranya meliputi planning, organizing, leading, controlling.

2.1.2 Jurnal Pembanding


Tanpa memperhatikan industri, ukuran atau lokasi, memasuki abad 21,
organisasi bisnis dihadapkan pada berbagai tantangan bisnis yang kritis dan secara
kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi membangun kemampuan
baru. Tantangan yang paling kompetitif adalah penyesuaian kepada perubahan yang
tiada henti-hentinya. Faktor-faktor lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan,
menjadikan masa depan bisnis semakin tidak pasti dan mengalami turbulansi.
Perubahan-perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membangun
kemampuan baru. Organisasi harus selalu dalam kondisi transformasi yang tidak
pernah berakhir, bersifat fundamental, dan kontinyu.
Mendasarkan pada gambaran di atas, kepemimpinan yang efektif menjadi faktor
kritis yang sangat menentukan keberhasilan organisasi. Untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, organisasi membutuhkan pemimpin dan
kepemimpinan yang cocok dengan karakteristik organisasi masa depan.
2.2 Deskripsi Isi
2.2.1 Jurnal Utama
Dalam menjalankan operasional manajemen sebuah organisasi/perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu dilakukan perancangan, dan
persiapan yang meliputi desain struktur dan proses manajemen. Struktur dan Proses
manajemen, tidak lain adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen diantaranya
meliputi planning, organizing, leading, controlling.
Aktivitas kepemimpinan organisasi/ perusahaan pada umumnya sekalipun telah
melalui perancangan dan persiapan yang meliputi penataan struktur dan proses
manajemen selalu tidak luput adanya konflik. Konflik pada kenyataannya memang ada
yang bersifat positif da nada kalanya justru dalam memperbaiki kinerja
organisasi/perusahaan konflik diciptakan oleh pemimpin. Untuk itu perlu ditangani
secara serius bagaimana meminit sebuah konflik agar tidak menghambat performance
kepemimpinan bahkan tujuan organisasi/perusahaan. Ruang lingkup manajemen
konflik yang harus diperhatikan meliputi ketidaksesuaian, pertentangan, perselisihan,
perbedaan, ketidakcocokan, persaingan.

2.2.2 Jurnal Pembanding


Teori Kepemimpinan
Beberapa teori kepemimpinan telah dikemukakan oleh para ahli. Menurut
Robbin (1996) terdapat tiga pendekatan teori kepemimpinan, yaitu: 1) pendekatan
teori sifat, 2) pendekatan teori perilaku, dan 3) pendekatan teori kontinjensi. Menurut
teori sifat, pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Para pemimpin memiliki pembawaan
sejak lahir yang memungkinkan mereka memimpin orang lain. Teori perilaku
menyatakan bahwa isu utama dalam kepemimpinan adalah menjadikan pemimpin
efektif atau gaya kepemimpinan terbaik. Sedangkan teori kontinjensi menyatakan
bahwa keefektifan personalitas, gaya, atau perilaku pemimpin tergantung pada
sejauhmana pemimpin mampu menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Beberapa
pendekatan yang lebih mutakhir antara lain teori kepemimpinan karismatik (Housse:
1977, Conger dan Kanungo:1988), kepemimpinan transaksional-transformasional
(Burn: 1978, Bass: 1985, Seltzer dan Bass: 1990, Bass dan Avolio: 1993), dan
kepemimpinan visioner (Nanus:1992).
Bennis dalam Hitt (1993), mengatakan bahwa proses menjadi pemimpin identik
dengan proses menjadi manusia seutuhnya. Jalur yang harus ditempuh pemimpin
sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya melalui sejumlah kebijaksanaan berikut:
1. Kepemimpinan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu pengaruh, seni atau
proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan bertindak secara sukarela
menuju pencapaian tujuan kelompok.
2. Pengaruh ini ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara
pemimpin dan pengikut. Hubungan ini akan mendongkrak pengikut menjadi
pribadi yang lebih baik.
3. Bagi seorang pemimpin agar dapat menyelaraskan pengikut menjadi pribadi
yang lebih baik, pemimpin harus berada pada “level keadaan yang lebih baik”
dari pengikutnya.
4. Dengan level kedaan yang lebih baik berarti pemimpin memiliki kematangan
secara psikologis. Derajat kemampuan pemimpin menciptakan hubungan yang
mendorong pertumbuhan pengikut sebagai pribadi yang terpisah merupakan
ukuran pertumbuhan psikologis.
5. Pemimpin yang matang kepribadiannya adalah orang yang berfungsi
sepenuhnya. Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menggunakan
semua kemampuan yang telah dibentuk menjadi suatu kesatuan.

Untuk menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya, menurut paradigma


kepemimpinan, setiap manusia memiliki potensi untuk mendaki empat tingkatan
potensi manusia, yaitu:
1. Empirical existence (eksistensi empiris)
Pada tingkatan ini seseorang akan mampu menciptakan peta untuk mengatasi
persoalan kehidupan sehari-hari.

2. Consciousness at large (kesadaran yang luas)


Pada tingkatan ini seseorang bisa menciptakan peta pengetahuan obyektif, valid,
dan universal.
3. Spirit (semangat)
Pada tingkatan ini seseorang akan mampu menciptakan peta untuk memandu
mengidentifikasi gagasan dan keyakinan.

4. Existenz (eksistensi)
Pada tingkatan ini seseorang akan sadar bahwa dia memiliki kebebasan untuk
menciptakan peta diri sendiri.

Kompetensi Kepemimpinan
Untuk menjadi pemimpin atau disebut menjadi orang yang berfungsi
sepenuhnya, seorang pemimpin harus melewati 4 tingkatan seperti disinggung di atas
(eksistensi empiris, kesadaran yang luas, semangat, dan eksistensi). Untuk mendaki
tingkatan-tingkatan dalam tangga potensi manusia, seorang pemimpin harus memiliki
kompetensi. Kompetensi adalah karakter mendasar yang harus dimiliki seseorang yang
menyebabkan dia sanggup menunjukkan kinerja yang efektif atau superior di dalam
suatu pekerjaan, atau karakter mendasar yang memberikan kontribusi terhadap kinerja
menonjol dalam suatu pekerjaan (Spencer dan Spencer: 1993). Menurut Hitt (1993)
terdapat 25 kompetensi penting yang harus dimiliki seorang pemimpin yang terangkum
dalam 5 dimensi, yaitu: reason, sources of power, knowledge, core leadership functions,
dan character.

1. Reason (Nalar)
Perwujudan nalar meliputi: 1) ketrampilan konseptual, yaitu kemampuan untuk
melakukan abstraksi dan generalisasi, 2) pemikiran logis, yaitu kemampuan
menerapkan pendekatan sistematis dalam pemecahan masalah, 3) pemikiran
kreatif, yaitu kemampuan untuk membawa gagasan menjadi kenyataan, 4)
pemikiran holistik, yaitu kemampuan mengangkat situasi total, dan 5)
komunikasi, yaitu kemampuan berdialog dengan orang lain, beradu nalar dengan
orang lain untuk mencari kebenaran yang bisa diterima dua pihak.
2. Sources of power (sumber kekuasaan)
Pemimpin yang efektif harus memiliki sumber-sumber kekuasaan yang utama,
yaitu: 1) staf, yaitu tim yang terdiri orang-orang yang punya kesiapan, bersedia
bekerja, dan memiliki kemampuan melaksanakan pekerjaan, 2) informasi, yaitu
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan, dan 3) jaringan,
yaitu kontak pribadi, dengan siapa gagasan, informasi maupun sumber daya bisa
dibagi.

3. Knowledge (pengetahuan)
Pemimpin yang efektif memiliki 5 karakteristik pengetahuan, meliputi: 1)
mengetahui diri sendiri mengetahui kekuatan Nursya’bani Purnama,
Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan kelemahan diri sendiri dan
secara aktif mencari umpan balik untuk pertumbuhan, 2) mengetahui pekerjaan
memahami persyaratan kerja dan bagaimana pekerjaan memberi kontribusi
pada organisasi, 3) mengetahui organisasi –memahami budaya organisasi dan
bagaimana melakukan segala sesuatu secara efektif dan efisien, 4) mengetahui
bisnis yang dimasuki– memahami lingkungan eksternal dengan baik untuk
mengetahui kebutuhan klien dan apa yang bernilai bagi klien, dan 5) mengetahui
dunia –memahami komunitas dunia dan bagaimana komunitas yang kecil
berhubungan dengan yang besar.
4. Core leadership function (fungsi kepemimpinan inti)
Pemimpin yang efektif melaksanakan 6 fungsi inti, yaitu: 1) menilai –mengetahui
nilai-nilai organisasi dan mampu menterjemahkan nilai-nilai tersebut dalam
praktek, 2) membuat –memiliki gambaran mental yang jelas tentang masa depan
yang dikehendaki organisasi, 3) memandu –membantu orang lain
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
mencapai visi tersebut, 4) memberdayakan –membantu orang lain bergerak
mencapai misi tersebut, 5) membangun tim –membangun koalisi dengan orang
yang membangun komitmen pada diri mereka sendiri untuk mencapai visi
tersebut, dan 6) mempromosikan kualitas –mencapai reputasi untuk selalu
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

5. Character (karakter)
Pemimpin yang baik harus memiliki 6 karakteristik berikut: 1) identitas –
mengetahui dia siapa dan dia bukan siapa, memiliki keutuhan dan integrasi, 2)
kemandirian –menjadi orang yang bisa mengarahkan dirinya sendiri, 3) keaslian
–menunjukkan jati diri yang sesungguhnya pada orang lain, mempertahankan
kesesuaian antara nilai diri sendiri dengan nilai yang ada di luarnya, 4) tanggung
jawab terhadap tindakan dan keputusan yang dilakukan, 5) keberanian untuk
terus melangkah meskipun ada hambatan, dan 6) integritas –dipandu oleh
sejumlah prinsip-prinsip moral dan diakui oleh orang lain sebagai orang yang
berintegritas.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jurnal Utama


Perlu dipahami secara mendalam kepemimpinan sebuah organisasi/perusahaan,
keberhasilan mencapai tujuan harus dimulai dari perancangan dan persiapan, serta
pengertian konsep proses memimpin. Tahapan-tahapan kepemimpianan dimalai dari :
a. Peran Pemimpin
Peran pemimpin pada The Vijay Sathe’s Model seperti dalam gambar di bawah,
untuk dapat mencapai visi dan misi serta sasaran organisasi/perusahaan atau
komunitas diperlukan serangkaian strategi perencanaan daya respon dan
kualitasnya. Ini menunjukkan bahwa siapapun yang tergabung dalam komunitas
atau kelompok dalam organisasi harus tepat mwmilih pelaksananya. Selanjutnya
dalam model ini seorang pemimpin harus dapat memahami peran seorang
pemimpin yaitu menciptakan dan mempertahankan aktivitas kelompok yang
berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin itu sendiri dan
seseorang agar kelompok dapat berfungsi secara efektif. Efektivitas implementasi
peran pemimpin harus disertai dengan rancangan proses manajemen dan struktur
organisasi sampai pada terciptanya budaya organisasi yang kondusip, sehingga
kualitas orang-orang di dalamnya juga akan mempengaruhi keberhasilan yang akan
dicapai.
b. Fungsi Utama Kepemimpinan
Menurut Kouzes dan Posner, keberhasilan seorang pemimpin harus dapat
memenuhi kaidah sebagai berikut : makna/keter panggilan; visi/arah yang jelas;
kemampuan memeriksa dan menata pola kerja yang sudah ada; kemampuan
mengembangkan orang; dan kemampuan mengangkat hati mereka. Sebagai pemimpin,
berarti juga melaksanakan fungsi melayani dengan pengharapan sebagai leading up
artinya memimpin ke atas dan berkembang, leading across yang berarti pemimpin juga
memimpin kesamping yang artinya belajar dari orang lain, leading down atau
memimpin ke bawah yang maknanya mengembangkan orang-orang di bawah, dan
laininya adalah leading inside.
Dalam dinamika operasional manajemen sering muncul pertanyaan mengapa
organisasi/perusahaan atau komunitas perlu adanya pemimpin, menurut Stober dkk
secara filasofis dapat dijelaskan bahwa pada prinsipnya diperlukan seseorang yang
memamang memiliki kekhasan yang mampu memandang lebih jauh, lebih dalam, dan
lebih luas. Tujuannya adalah; lebih dalam artinya pemimpin mampu mengenali makna
dan merumuskan visi-misi pribadi kemudian potensi itu dimafaatkan secara
maksimum; lebih luas, artinya pemimpin mampu mendapatkan trust dan menginspirasi
serta menghasilakn dampak nyata berupa transformasi; lebih jauh, artinya pemimpin
mampu mencari kontribusi jangka panjang sesuai kenyakinannya bersama-sama
dengan orang yang ada dibawahnya. Kepemimpinan pada prinsipnya adalah suatu daya
atau pengaruh seorang pemimpin mampu untuk menggali makna, menemukan visimisi,
dapat menginspirasi atau menggerak kan orang, menstranformasi orang dan
komunitasnya, serta mengangkat harkat timnya sepanjang operasional organisasi/
perusahaan atau komunitasnya.

c. Struktur dan Proses


Operasional manajemen organisasi/ perusa haan/komunitas dijalankan oleh
seorang pemimpin melalui empat fungsi manajemen yang meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), Kepemim pinan (leading), dan pengendalian
(controlling).
Langkah pertama perencanaan (leading) dalam subuah manajemen opersasional
suatu kegiatan, menurut Philip Kotler to do the right thing, thing to do right dilakukan
secara efektif (kemampuan untuk hal-hal yang benar) dan efisien (kemapuan untuk
melakukan hal-hal secara benar). Dua aspek penting dalam perencanaan adalah,
menetapkan tujuan secara tepat, dan memilih sarana yang tepat. Tujuan yang jelas dan
tepat, maka memberikan kepekaan arah (sanse of derection), memberikan focus pada
usahausaha kita (focus), memberikan panduan pada rencana-rencana dan keputusan
kita, dan selanjutnya membantu kita dalam menilai sebuah kemajuan yang dicapai.
langkah-langkah proses pengorganisasian adalah sebagai berikut :
1. Merinci semua pekerjaan, harus dilaksana kan untuk mencapai tujuan.
2. Membagi semua beban kerja (devision of work) menjadi kegiatan-kegiatan
secara logis dan menyenangkan dan dapat dilaksanakan oleh satu atau kelompok
kerja.
3. Departementalisasi yaitu mengabungkan tugas-tugas dengan cara yang logis dan
efisien.
4. Menentukan mekanisme untuk koordinasi.
5. Memantau efektifitas dari struktur organisasi dan melakukan penyesuaian bila
dianggap perlu.

Berdasarkan banyaknya jenis kegiatan dalam suatu


organisasi/perusahaan/komunitas, jenis struktur organisasi dapat dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan pasar, karena kompleknya jemis kegiatan di dalamnya biasanya
dirujuk sebagai organisasi berdasarkan divisi.
2. Berdasarkan fungsi, menggabungkan unsur-unsur semua orang yang terlibat
dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan yang terkait menjadi satu bagian.
3. Berdasarkan matrik, merupakam dua jenis struktur yang berjalan secara
bersama-sama, missal Bagian Fungsional tetap memiliki wewenang atas
pelaksanaan standard professional mutunya, sementara tim proyek diciptakan
untuk menjalankan program khusus.

3.2 Jurnal Pembanding


KEPEMIMPINAN ORGANISASI MASA DEPAN
a. Visi dan Kompetensi Kepemimpinan Organisasi Masa Depan
Dengan landasan penalaran yang tajam, Brill dan Worth (1997) memberikan
ramalan bahwa organisasi masa depan yang akan mampu bersaing harus memiliki visi
yang jelas dan terarah. Visi adalah suatu pernyataan yang berisi arahan yang jelas
tentang apa yang harus diperbuat organisasi di masa yang akan datang. “A vision is a
realistic, credible, attractive future for your organization” (Nanus: 1992). Visi yang jelas
dan tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi akan mampu menumbuhkan hal-hal
berikut: 1) menumbuhkan komitmen karyawan terhadap pekerjaan dan mampu
memupuk semangat kerja karyawan, 2) menumbuhkan rasa kebermaknaan di dalam
kehidupan kerja karyawan, 3) menumbuhkan standar kerja yang prima, 4)
menjembatani keadaan organisasi masa sekarang dan masa depan. Penelitian Collin dan
Porras (dalam Pradiansyah: 1997), menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki visi
dapat melampaui prestasi organisasi yang tidak memiliki visi sampai 55 kali.
Suatu survai yang dilaksanakan majalah Fortune terhadap 1500 pimpinan senior
perusahaan, mengungkapkan ciri-ciri atau kemampuan paling dominan yang harus
dimiliki pimpinan pada tahun 2000 adalah kemampuan merumuskan visi masa depan
(Korn: 1989 dalam Chandra: 1997). Menurut Kotter (1996) visi organisasi merupakan
tanggung jawab pemimpin organisasi. Visi adalah komponen sentral dari
kepemimpinan yang hebat (great leadership). Dengan visinya seorang pemimpin
memberikan jaminan kepastian/keamanan kepada anak buahnya dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan karena pengaruh perubahan lingkungan (Pradiansyah: 1997).
Spencer, et al. (1994) mengidentifikasi beberapa kompetensi yang akan semakin
penting bagi pemimpin organisasi masa depan yang meliputi: 1) kemampuan berpikir
strategis, yaitu kemampuan untuk memahami kecenderungan perubahan lingkungan
yang berlangsung cepat, peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan
organisasi yang dipimpinnya, serta mampu mengidentifikasi tanggapan-tanggapan
strategis, 2) kepemimpinan dalam perubahan, yaitu kemampuan untuk
mengkomunikasikan visi strategis organisasi kepada seluruh pihak yang terkait,
menciptakan komitmen dan motivasi, penggerak inovasi dan semangat kewirausahaan,
serta mampu mengalokasikan sumber daya organisasi secara optimal untuk
mengantisipasi perubahan yang akan terjadi, 3) pengelolaan hubungan, yaitu
kemampuan untuk membina hubungan di tengah-tengah jaringan kerja yang kompleks,
baik dengan partner usaha maupun pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap
keberlangsungan organisasi.

b. Karakteristik Pemimpin yang Efektif


Keefektifan kepemimpinan merupakan sesuatu yang sulit diukur karena sifatnya
yang multidimesional dan kualitatif. Sebagai bahan rujukan, Tannenbaum and Schmidt
(1958) dalam Sofiati (1995) menyatakan bahwa suatu studi telah dilakukan terhadap
161 manajer yang merupakan peserta Program Pendidikan Manajemen pada Sekolah
Bisnis Harvard untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik yang dibutuhkan
untuk menjadi pemimpin yang efektif. Hasil yang diperoleh menunjukkan
karakteristikkarakteristik pemimpin yang efektif meliputi: 1) mengembangkan, melatih,
dan mengayomi bawahan, 2) berkomunikasi secara efektif dengan bawahan, 3)
memberi informasi kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan perusahaan dari
mereka, 4) menetapkan standar hasil kerja yang tinggi, 5) mengenali bawahan beserta
kemampuannya, 6) memberi peranan kepada para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan, 7) selalu memberi informasi kepada bawahan mengenai kondisi
perusahaan, 8) waspada terhadap kondisi moral perusahaan dan selalu berusaha untuk
meningkatkannya, 9) bersedia melakukan perubahan dalam melakukan sesuatu, dan
10) menghargai prestasi bawahan.
Seorang pemimpin adalah centre of organization, penilaian terhadap seorang
pemimpin mestinya dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya yang selalu
berinteraksi dan menjalankan aktivitas organisasi bersama-sama.

c. Tahapan Menuju Kepemimpinan yang Efektif


Kepemimpinan adalah sebuah proses interaksi yang melibatkan pemimpin
sebagai titik sentral dengan para bawahan/pengikut dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (situasi).
Menjadi pemimpin yang efektif, tidak bisa terjadi seketika, namun membutuhkan
proses panjang. Menyadari hal itu, banyak organisasi membuat perencanaan suksesi
dan pendidikan-latihan khusus untuk memperoleh figur pemimpin yang memenuhi
kapabilitas sesuai persyaratan di atas. Untuk menjadi pemimpin yang efektif organisasi
masa depan, menurut Quirke (1995) dalam Mulyadi (1998), 5 tahap berikut harus
dilalui, yaitu: awareness (kesadaran), understanding (pemahaman), support
(dukungan), involvement (keterlibatan), dan commitment (komitmen).

PENDEKATAN PENINGKATAN KEEFEKTIFAN KEPEMIMPINAN


a. Strategi Peningkatan Keefektifan Kepemimpinan
Tannenbaum dan Schmidt (1958) dalam Sofiati (1995) menyebutkan bahwa
untuk mengatasi kemungkinan munculnya ketidakefektifan, organisasi perlu
menciptakan leadership substitutes, leadership neutralizers, dan leadership enhancers.
Esensi dari ketiga strategi tersebut adalah penciptaan karakteristik tertentu pada
organisasi yang menyangkut tugas dan bawahan/karyawan sebagai petunjuk dalam
pelaksanaan tugas. Dengan demikian tugas seorang pemimpin dapat digantikan
(leadership substitutes). Penciptaan karakteristik tertentu yang ditujukan untuk
membantu tugas pemimpin dalam meningkatkan pengaruh kepada bawahan, disebut
leadership enhancers. Penciptaan karakteristik tertentu yang ditujukan untuk
menetralisir dan mengurangi pengaruh atasan terhadap bawahan, disebut leadership
nautralizers. Operasionalisasi upaya peningkatan keefektifan kepemimpinan, organisasi
dapat mengadopsi strategi yang disebut “Creative Strategies for Improving Leadership
Effectiveness".

b. Model Diagnosis Perilaku Organisasi


Organisasi adalah suatu kesatuan yang dinamis dan memiliki karakteristik
sebagai sistem sosial yang terbuka. Nadler dan Tushman dalam Kolb, et al. (1998)
menyodorkan sebuah model yang diberi nama “A Congruence Model for Diagnosing
Organizational Behavior”. Untuk memahami apa dan bagaimana model tersebut,
terlebih dahulu kita perlu melihat organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki komponen input, proses transformasi, dan output. Ada tiga kelompok input
dalam sistem tersebut, yaitu: lingkungan, sumber daya, dan strategi. Proses tranformasi
dapat dipandang sebagai interaksi antara empat komponen utama sistem organisasi,
yang meliputi: tugas organisasi, individu yang ada dalam sistem organisasi, susunan
organisasi, dan organisasi informal. Sedangkan output sistem merupakan hasil interaksi
antar komponen input. Output utama dari sistem organisasi dapat berupa pengaruh
individu dan perilaku serta fungsi sistem dalam pencapaian tujuan maupun adaptasi.

3.3 Penilaian Jurnal


A. Kelebihan Jurnal
 Kedua jurnal sangat lengkap dalam mencantumkan ciri-ciri
kepemimpinan, karakteristik, dll. Jadi jurnal ini sangat baik untuk
dibaca.
 Penggunaan bahasa juga sangat baik.

B. Kekurangan Jurnal
 Identitas pada jurnal tidak terlalu lengkap dicantumkan, sehingga
mempersulit penulis dan pembaca dalam mengkritik jurnal seperti
ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pemimpin dan kepemimpinan Suatu hal yang berbeda namun keberadaannya
tidak dapat dipisahkan. Pemimpin pada dasarnya adalah menggambarkan sosok
orangnya dengan berbagai prasyarat (requeirmen) tentang pemahaman konsep,
keahlian dan keterampilan serta pengalaman sebagai pemimpin untuk menjalankan
peran sebagai pemimpin. Dalam menjalankan perannya sebagai secara pribadi
pemimpin ditutntut memiliki mentalitas yang bagus dan kematangan emosi yang
mantap. Hal ini diperlukan karena dalam menjalankan perannya akan berhadapan antar
manusia dengan berbagai macam latar belakang baik tingkat pendidikan atau ilmu
pengetahuan, kepribadian, tingkat emosi yang berbedabeda. Sehingga seorang
pemimpin harus dapat menciptakan dan mempertahankan aktivitas kelompok yang
berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin itu sendiri yaitu
mengarahkan para pelaksana tugas secara bersama-sama mencapai tujuan organisasi/
perusahaan.

4.2 Saran
Saran dari saya, segera di evaluasi kesalahan yang ada pada jurnal ini supaya
tidak banyak kritikan yang masuk. Seperti halnya pada identitas pada jurnal. Untuk
kedepannya, ada baiknya identitas jurnal itu dicantumkan selengkap mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

httpdigilib.esaunggul.ac.idpublicUEU-Journal-3514-Jatmiko.pdf

httpswww.researchgate.netpublication312506381_Kepemimpinan_Organi
sasi_Masa_Depan_Konsep_dan_Strategi_Keefektifan

Anda mungkin juga menyukai