Anda di halaman 1dari 7

BEST PRACTISE

Disusun untuk memenuhi tugas UAS


mata kuliah Kajian Kurikulum Pendidikan Dasar
dosen pengampu Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd.

Oleh:
Nama : Agung Priyono
NIM : 201803005
Kelas : D

PRODI MAGISTER PENDAS


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran pada tema 4 kompetensi dasar 3.6 menjelaskan cara
menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik pada muatan pelajaran IPA kelas
VI sekolah dasar penulis telah berusaha menyajikan konsep tentang cara menghasilkan,
menyalurkan, dan menghemat energi listrik melalui gambar, diagram dan video. Cara ini
cukup membantu siswa dalam memahami konsep yang dipelajari. Namun penulis
memandang cara ini belum mampu memberikan kesan yang mendalam.
“Pembelajaran yang baik menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka” Sanjaya (2007:253) dalam Sri Utaminingsih (2015). Berpijak pada hal tersebut
penulis ingin memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik dalam mempelajari
kompetensi dasar 3.6 menjelaskan cara menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi
listrik pada tema 4 muatan pelajaran IPA kelas VI sekolah dasar. Oleh karena itu penulis
merencanakan study visit di PJB PLTU Rembang sebagai upaya pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dan experiential learning.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari kegiatan study visit di PJB PLTU Rembang agar siswa memperoleh
pengalaman secara langsung di lapangan dan memperoleh informasi dari narasumber ahli
mengenai cara menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik pada tema 4
muatan pelajaran IPA kelas VI sekolah dasar.

C. Manfaat
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa cara menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat
energi listrik pada tema 4 muatan pelajaran IPA kelas VI sekolah dasar.
b. Memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
2. Bagi guru
Kegiatan study visit bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan
kerja sama guru dengan pihak swasta dalam hal ini PJB PLTU Rembang mengingat
selama ini belum ada sekolah dasar di luar wilayah terdampak yang memperoleh
kesempatan untuk melakukan study visit di kawasan terbatas PJB PLTU Rembang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah-langkan Pemecahan Masalah


Pembelajaran sains IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sesuatu sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila pembelajaran dirasakan terkait dengan
kehidupan nyata siswa. Satu kata kunci untuk pembelajaran sains IPA adalah pembelajaran
sains harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan benda nyata. Mengingat
bahwa pendidikan sains IPA di sekolah dasar menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu penulis merencanakan
kegiatan study visit di PJB PLTU Rembang bagi siswa kelas VI.B SDN Magersari,
Rembang.
Kegiatan study visit ini diawali penulis dengan mengajukan proposal permohonan
kepada bagian Humas CSR PJB PLTU Rembang. Setelah hampir 2 bulan proposal
disetujui. Pada akhir triwulan IV tahun 2018 tepatnya pada tanggal 10 Desember 2018
penulis beserta siswa kelas VI.B SDN Magersari mendapat undangan untuk kegiatan study
visit di PJB PLTU Rembang sekaligus menjadi sekolah pertama di luar wilayah terdampak
yang mendapat kesempatan emas berkunjung dan memperoleh kegiatan pembelajaran yang
diadakan oleh bagian Humas CSR PJB PLTU Rembang.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang
dilaksanakan pada hari Senin, 10 Desember 2018 pukul 08.00-12.00 WIB. Kegiatan diawali
dengan screening di pintu masuk karena PJB PLTU Rembang merupakan kawasan terbatas
dan tidak terbuka untuk umum.
Selanjutnya siswa diajak memasuki aula PJB PLTU Rembang untuk mengikuti
serangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh tim dari PJB PLTU Rembang. Selanjutnya
siswa diajak untuk menyimak materi tentang bagaimana proses pembangkitan listrik di PJB
PLTU Rembang, proses penyaluran listrik ke gardu-gardu listrik, prosedur operasional
standar untuk menjaga keamanan dan keselamatan petugas/ operator, sampai dengan cara
menghemat listrik karena saat ini kebanyakan listrik di Indonesia masih dihasilkan dari
sumber energi tak terbarukan.
Sesi materi berlangsung interaktif antara tim penyaji dan siswa. Selain menyimak
video dan penjelasan dari tim ahli siswa juga diberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Selain itu tim ahli juga menyediakan hadiah yang menarik bagi siswa yang berani bertanya
maupun menjawab pertanyaan dari tim ahli. Pada sesi berikutnya siswa diberikan
kesempatan untuk mengulang kembali materi yang diberikan oleh tim ahli.
Pada akhir sesi siswa mendapat kesempatan langka berkeliling dengan bus di
kawasan PJB PLTU Rembang untuk melihat secara langsung tempat pembangkitan listrik.
Siswa memang tidak dapat melihat dari dekat secara langsung akan tetapi sepanjang
berkeliling terdapat tim ahli yang memandu dan memberikan penjelasan mengenai alat
maupun proses pembangkitan listrik yang dilihat siswa dari dalam bus.
C. Kendala yang Dihadapi
Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang adalah
sebuah pencapaian luar biasa dimana sebelumnya belum pernah ada sekolah di luar wilayah
terdampak yang mendapat kesempatan melakukan kegiatan tersebut. Meski demikian untuk
dapat melaksanakan kegiatan tersebut tidak terdapat kendala yang berarti. Satu-satunya
kendala yang dihadapi oleh penulis adalah proses pengajuan proposal dan proses
persetujuan yang panjang dan rumit.

D. Hasil yang Diperoleh


Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang
meningkatkan minat dan keaktivan siswa dalam memahami cara menghasilkan,
menyalurkan, dan menghemat energi listrik. Hal ini terbukti dari 28 siswa terdapat 23 siswa
yang memperoleh hadiah dari tim ahli karena berani bertanya, menjawab pertanyaan, dan
menjelaskan proses pembangkitan dan pendistribusian listrik oleh PJB PLTU Rembang.
Keesokan harinya penulis memberikan tes tertulis kompetensi dasar 3.6
menjelaskan cara menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik pada muatan
pelajaran IPA. Hasilnya sebesar 72% siswa mencapai ketuntasan. Hal ini menandakan
bahwa Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang juga
meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada tertulis kompetensi dasar 3.6
menjelaskan cara menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik pada muatan
pelajaran IPA.
Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang
berpijak pada pendekatan pembelajaran kontekstual. Daryanto dan Raharjo, (2012: 155)
dalam Sri Utaminingsih (2015), pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN
Magersari di PJB PLTU Rembang terbukti dapat meningkatkan minat, keaktifan, dan hasil
belajar siswa pada kompetensi dasar 3.6 menjelaskan cara menghasilkan, menyalurkan, dan
menghemat energi listrik pada muatan pelajaran IPA.
Kegiatan study visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang juga
menjadi indikator keberhasilan penulis dalam membangun kerja sama dengan pihak swasta.
Selanjutnya PJB PLTU Rembang membuka kesempatan bagi SDN Magersari untuk
melakukan kegiatan study visit berikutnya namun waktu sepenuhnya ditentukan PJB PLTU
Rembang agar tidak mengganggu kegiatan utama di PJB PLTU Rembang. Keberhasilan
kegiatan ini menunjukkan kompetensi penulis dalam memanajemen pembelajaran cukup
baik. Menurut Sri Utaminingsih dalam Pengembangan Kompetensi Guru dalam
Manajemen Pembelajaran Kurikulum 2013, Peranan kompetensi guru sangat penting dalam
manajemen pembelajaran, hal tersebut akan mempengaruhi kualitas pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa Kegiatan study
visit siswa kelas VI.B SDN Magersari di PJB PLTU Rembang terbukti dapat meningkatkan
minat, keaktifan, dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar 3.6 menjelaskan cara
menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik pada muatan pelajaran IPA serta
menunjukkan kompetensi penulis dalam menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan
memajemen pembelajaran dengan baik.

B. Saran
Guru hendaknya berupaya memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan merencakan kegiatan pembelajaran yang menarik
bagi siswa salah satunya dengan melakukan study visit ke sumber belajar misalnya musem,
cagar budaya, pasar, pelabuhan, bank dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Utaminingsih. Pengembangan Kompetensi Guru dalam Manajemen Pembelajaran


Kurikulum 2013.umj.ac.id.

Sri Utaminingsih. 2015. Pengembangan Kompetensi Guru dalam Manajemen Pembelajaran


Kurikulum 2013. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan.

Rizwan. 2016. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Belajar IPA
Melalui Pembelajaran Kontekstual.
https://doaj.org/article/1132b25e28514f61b7952e16f1ac712a

SM Glynn, LK Winter. 2004. Contextual teaching and learning of science in elementary


schools. Journal of elementary science education, Springer.

Hasanah, Atin. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Penerapan
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
https://jurnalpedagogiana.lkp3i.ac.id/index.php/pedagogiana/article/view/8

Anda mungkin juga menyukai