Anda di halaman 1dari 46

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIS SEDERHANA

DALAM PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIK PADA SISWA


KELAS IXF SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA TAHUN 2014

Oleh :

ARFIANI BABAY

Disusun dalam Rangka Mengikuti Simposium Guru


tingkat Nasional Tahun 2015

SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA


JL. LAPANGAN SYEKH YUSUF NO.3 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 1


Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 1
Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 2
Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 3
ABSTRAK

ARFIANI BABAY. 2015. Penggunaan Alat Peraga Praktis Sederhana dalam


Pembelajaran Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 4
Sungguminasa Tahun 2014.

Kata Kunci: Alat Peraga Praktis Sederhana, Pembelajaran Listrik Dinamik.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan dilapangan yang menggugah


hati penulis untuk melakukan satu terobosan baru. Tuntutan kurikulum untuk
membelajarkan IPA dengan mengaitkan materi konteks pelajaran dengan
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari belum sepenuhnya terlaksana.
Selain itu pembentukan karakter sebagai output dari setiap pembelajaran juga
belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini terjadi karena para siswa terbiasa
menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya.
Partisipasi aktif di lapangan belum optimal dan kegiatan belajar mengajar
cenderung monoton dan tidak menarik sejumlah siswa. Pada umumnya siswa
bersikap pasif, tidak mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan berinteraksi
satu dengan yang lain.
Kegiatan pengembangan karya inovasi ini bertujuan untuk: (1)
meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar melalui penggunaan alat
peraga praktis sederhana dalam pembelajaran listrik dinamik pada siswa kelas
IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014, (2) mengetahui
peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar selama pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana dalam pembelajaran listrik
dinamik, (3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan alat peraga
praktis sederhana dalam pembelajaran listrik dinamik.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa meningkatnya partisipasi aktif
dan kemampuan menalar siswa pada pembelajaran listrik dinamiK berbanding
lurus dengan penggunaan alat peraga praktis sederhana dengan pendekatan
analogi proyek yang dilakukan. Alat peraga yang digunakan meskipun sederhana
tapi mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari analisis data angket dan
wawancara, siswa memberikan respon yang positif terhadap penggunaan alat
peraga praktis sederhana dengan pendekatan analogi proyek.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 4


Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam interaksi belajar mengajar seorang guru sebagai pengajar akan
berusaha secara maksimal menggunakan berbagai ketrampilan dan
kemampuannya agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut
Soetomo (1993:10) menyatakan bahwa,” Proses belajar mengajar itu belum
dapat dikatakan berakhir kalau anak belum dapat belajar dan belum
mengalami perubahan tingkah laku.”
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan
tingkah laku merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku diartikan
perubahan yang mencakup tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek psikomotor
dan aspek afektif. Kenyataan yang sering ditemukan saat proses pembelajaran
berlangsung di SMP Negeri 4 Sungguminasa adalah guru mempunyai
anggapan lain, guru merasa sudah berakhir proses belajar mengajarnya apabila
sudah menjelaskan semua materi yang berkaitan dengan materi maupun pokok
bahasan dan tujuan pembelajaran, sedangkan perubahan tingkah laku dan
kemampuan memahami konsep belum diperhatikan.
Permasalahan dalam proses pembelajaran IPA yang sering
ditemukan di SMP Negeri 4 Sungguminasa adalah para siswa terbiasa
menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya.
Partisipasi aktif di lapangan belum optimal dan kegiatan belajar mengajar
cenderung monoton dan tidak menarik sejumlah siswa. Pada umumnya siswa
bersikap pasif, tidak mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan
berinteraksi satu dengan yang lain. Sedangkan aktualisasi diri maupun tingkat
kemampuan menalar maupun memahami konsep belum diperhatikan.
Guru pada umumnya kurang peduli dengan sikap, partisipasi aktif
siswa, aktualisasi diri, maupun kemampuan menalar dan memahami konsep
semua siswa. Guru baru memperhatikan sikap siswa jika keberadaan siswanya
berbeda dari keadaan siswa lainnya, misal siswa tersebut sering membolos,
sering terlambat, nilai ulangan selalu di bawah rata-rata, atau siswa tersebut

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 1


merupakan siswa terpandai di kelasnya. Padahal aktualisasi diri maupun
kemampuan menalar memiliki peran penting dalam kesuksesan siswa untuk
dapat memahami dan memaknai konsep pembelajaran yang berlangsung. Jika
guru mengetahui kemampuan yang dimiliki siswanya maka akan diketahui
apakah siswa telah mempunyai ketrampilan atau pengetahuan yang
merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran dan sejauh mana siswa
telah mengetahui materi yang akan disajikan. Jika guru mengetahui
kemampuan setiap siswanya maka guru akan dapat merancang pembelajaran
dengan baik, sebab apabila siswa diberi materi yang telah diketahui maka
mereka akan merasa bosan. Melalui aktualisasi diri maka tingkat partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran akan tinggi.
Adapun hasil belajar IPA kelas IXF kurang memuaskan dikarenakan
metode pembelajaran yang dipergunakan kurang tepat, fasilitas pembelajaran
IPA khususnya konsep-konsep fisika kurang memadai dan tidak mencukupi
jumlah siswa, perkembangan penalaran siswa beragam, masih banyak guru
saat pembelajaran berlangsung menampilkan sosok yang angker. Akibatnya
siswa tidak menyukai mata pelajaran IPA terutama bagian-bagian penerapan
matematis yang dianggapnya sulit, abstrak, rumit dan penuh rumus matematis.
Jika ditinjau dari kemampuan menalar maka keberadaan kemampuan
menalar siswa SMP Negeri 4 Sungguminasa pada umumnya berada pada
tingkat kemampuan menalar sedang dan rendah sehingga rata-rata hasil belajar
IPA kurang dari 75. Sedangkan jika ditinjau dari tingkat partisipasi aktif siswa
saat proses pembelajaran berlangsung masih belum optimal. Untuk itu perlu di
cari solusi dalam memperbaiki hasil belajar siswa walaupun tingkat
kemampuan menalarnya tidak tinggi, salah satu solusinya adalah dengan
melaksanakan pembelajaran yang menggunakan alat peraga praktis sederhana
melalui pendekatan analogi proyek.
Pendekatan analogi proyek dikembangkan dari metodologi
pembelajaran IPA konstruktivistik dan menyenangkan. Bagi siswa dengan
tingkat kemampuan menalar sedang dan rendah melalui pendekatan analogi
lebih mudah menyerap materi pelajaran dengan cara membandingkan materi

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 2


atau ide-ide yang sudah dikenal atau dipahami ke konsep yang belum
dipahami. Sedangkan bagi siswa dengan daya nalar tinggi, hasil belajar dapat
ditingkatkan melalui pendekatan proyek yakni pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif dan berpusat pada siswa. Melalui pembelajaran pendekatan
proyek, siswa beraktivitas dalam belajar baik belajar mandiri, belajar obyek,
maupun belajar dengan teman untuk melakukan proyek bersama dalam
membuat, merakit, atau memodifikasi peralatan percobaan untuk
dipresentasikan di depan kelas.
Berdasarkan fakta dan permasalahan di atas maka kemampuan
menalar siswa perlu diperluas dan partisipasi siswa perlu dioptimalkan secara
aktif agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini berupaya
meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan partisipasi aktif dan
kemampuan menalar pada konsep listrik dinamik kelas IXF dengan
menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi
proyek. Diharapkan melalui pendekatan tersebut dapat diketahui besarnya
peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar siswa meningkat.
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mencoba sebuah
inovasi dalam pembelajaran dengan judul: “ Penggunaan Alat Peraga Praktis
Sederhana dalam Pembelajaran Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP
Negeri 4 Sungguminasa Tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar
melalui penerapan pendekatan analogi proyek pada siswa kelas IXF SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014.
2. Bagaimana peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar selama
pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek.
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
analogi proyek.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 3


C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar melalui
penerapan pendekatan analogi proyek pada siswa kelas IXF SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014.
2. Untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar
selama pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
analogi proyek.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Menanamkan konsep secara efektif.
b. Upaya memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal.
c. Memperkaya wawasan dan memberi konstribusi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Upaya merancang suatu model/pendekatan/metode pembelajaran yang
inovatif dan efektif untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
b. Upaya merancang suatu media pembelajaran yang menarik untuk
meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa dalam
proses pembelajaran IPA.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran..

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 4


BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat proses
pembelajaran ataupun diakhir/setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil
belajar ini diperoleh dari penilaian guru terhadap siswa melalui serangkaian
kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi
dasar setelah mengikuti proses pembelajaran (Pudjiastuti, 2007).
Penilain hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menunjukkan
apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Melalui kegiatan inilah guru,
mengamati siswa baik dalam proses yang dikenal dengan penilaian Authentic
Assessment atau setelah proses pembelajaran yang dikenal dengan penilaian
hasil belajar.
Menurut Kingsley, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki
siswa setelah dia menerima pengalaman belajar. Ada tiga macam hasil belajar,
yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) Pengetahuan dan pengertian, (c)
Sikap dan cita-cita.
Penilaian hasil belajar siswa yang dinilai oleh guru, meliputi tiga aspek
yaitu : aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Jadi dalam proses
pembelajaran, seorang guru apabila ingin melihat hasil belajar siswa apakah
berhasil atau tidak, maka harus memperhatikan ketercapaian ketiga aspek
tersebut.
B. Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran IPA
Unsur terpenting dalam pembelajaran adalah siswa yang aktif dalam
belajar, guru yang penuh inovasi dalam mengajar, bahan pelajaran, hubungan
yang kondusif antara guru dan siswa. Dalam belajar IPA yang terpenting
adalah siswa mau belajar sendiri secara aktif dan saat pembelajaran
berlangsung siswa berpartisipasi aktif. Menurut kamus Bahasa Indonesia

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 5


partisipasi aktif adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan
keikutsertaan, peran serta (Departemen Pendidikan Nasional,2000). Menurut
Adjid dalam Soetomo (1993) partisipasi adalah,”Manifestasi dari perilaku
seseorang atau sekelompok masyarakat dalam mewujudkan peranannya sesuai
dengan harapan dari masyarakat yang melakukan tindakan sosial untuk
mencapai tujuan tertentu.” Adapun hakikat IPA meliputi empat unsur utama,
yaitu:
a). sikap yaitu rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup serta hubungan sebab akibat yang dapat menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; b). proses
yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; c) produk
berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum dan d) aplikasi yaitu penerapan
metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.(Departemen Pendidikan Nasional, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut maka sikap siswa yang selalu ingin tahu
dan partisipasi aktif setiap siswa perlu dikembangkan sehingga IPA bersifat
open ended dan proses pembelajaran IPA khususnya pada konsep fisika
keempat unsur dapat muncul, siswa mengalami proses pembelajaran yang
utuh sesuai dengan makna dari pembelajaran IPA. Dengan demikian siswa
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah dan metode
ilmiah. Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat optimal dan
berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sedangkan partisipasi aktif berhubungan dengan teori belajar sosial,
menurut Albert Bandura dalam Dahar (1989:27) menyatakan bahwa,”Teori
belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional.” Dengan demikian dalam teori belajar sosial penjelasan-penjelasan
reinforsemen eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal
dipergunakan untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut maka bagaimana siswa belajar berinteraksi
sosial dengan siswa lain dan mengatur perilakunya sendiri untuk berhubungan
dan bekerjasama dengan siswa lain saat berlangsungnya proses pembelajaran
sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dengan melakukan kolaborasi dengan
teman saat melakukan percobaan, membuat suatu proyek siswa akan saling

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 6


berpartisipasi aktif sehingga siswa terbantu dalam memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang alam sekitarnya dengan mendudukkan siswa sebagai
pusat perhatian dalam interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara
sumber lainnya.
Dengan demikian melalui pendekatan analogi proyek siswa yang
memiliki tingkat kemampuan menalar tinggi, sedang dan rendah dapat
terkondisikan secara kondusif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga
semua siswa berpartisipasi aktif, mengerti konsep fisika yang abstrak menjadi
real yang akhirnya pembelajaran dapat menyentuh semua siswa dengan
menyenangkan. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi adalah
mengembangkan kemampuan menalar, berpikir sistematis dan berpartisipasi
aktif. Hal ini berarti, saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya
belajar dalam wujud pengetahuan deklaratif berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedural berupa cara
memperoleh informasi, cara sains dan tehnologi bekerja, kebiasaan bekerja
ilmiah, dan ketrampilan berpikir.
Jadi kegiatan pembelajaran yang berlangsung adalah kegiatan yang
memfokuskan pada penemuan dan pengolahan informasi meliputi kegiatan
mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi,
memecahkan masalah, mengembangkan pengetahuan yang menyangkut kerja
ilmiah dan pemahaman konsep serta aplikasinya.
C. Pendekatan Analogi Proyek dan Kemampuan Menalar
Pendekatan analogi proyek merupakan gabungan pendekatan analogi
proyek dalam pembelajaran IPA. Menurut Sudrajat (2008) mengatakan
bahwa, ”Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.” Adapun menurut Yohanes
Surya (2008) analogi adalah, ”Alat yang berguna untuk memudahkan
terjadinya proses konstruksi pengetahuan siswa berdasarkan konsep yang
sudah ada.” Sedangkan pendekatan proyek menurut Suparno (2006) adalah,
”Pembelajaran IPA dimana siswa dalam kelompok membuat atau melakukan
proyek bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek itu.” Adapun

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 7


kemampuan menalar adalah kemampuan berpikir siswa dalam
menghubungkan konsep materi yang satu ke konsep materi yang lain
(Alqudsiyy, dalam Sudrajat 2008).
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam mempelajari konsep-konsep
IPA melalui pendekatan analogi proyek, siswa dapat mengaitkan pengetahuan
baru yang didapat, mengaitkan konsep IPA yang abstrak menjadi nyata,
mengaitkan pengalaman berkolaborasi dengan teman untuk membuat proyek
bersama yang selanjutnya peristiwa tersebut disimpannya di dalam otak dan
diasimilasikan pada subsumber-subsumber relevan yang telah ada dalam
stuktur kognitif yang ada dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ausubel dalam Dahar (1989:112),”Belajar bermakna merupakan suatu proses
mengaitkan suatu informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang.” Dengan berlangsungnya belajar,
dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang
telah menyimpan informasi yang mirip dengan informasi yang sedang
dipelajari.
Sedangkan fokus dari pendekatan analogi adalah membantu guru
dalam memberi informasi dan penjelasan konsep, terutama konsep-konsep
yang bersifat abstrak. Konsep-konsep abstrak adalah konsep yang datang dari
imajinasi keilmuan yang dapat dijelaskan secara teoritis, seperti dalam
pembelajaran konsep-konsep atom, molekul, energi dan listrik. Siswa tidak
dapat melihat atom secara langsung namun mereka dapat melihat benda fisik
seperti bola dengan berbagai ukuran. Guru dalam menjelaskan konsep atom
dalam beberapa hal seperti sebuah bola yang sangat kecil.
Menurut sudrajat (2008),”Agar penggunaan analogi dalam
pembelajaran konsep-konsep abstrak bisa berjalan efektif, maka pemahaman
guru tentang pendekatan analogi harus bersifat komprehensif terhadap analogi
itu sendiri.” Berdasarkan uraian tersebut jika penggunaan analogi dalam
pembelajaran dilakukan secara tepat maka akan sangat membantu siswa dalam
memahami konsep, namun jika digunakan secara sembarangan tanpa suatu
perencanaan maka akan terjadi miskonsepsi bagi siswa. Untuk itu keterbatasan

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 8


analogi perlu dijelaskan kepada siswa agar tidak menimbulkan miskonsepsi
terhadap suatu konsep.
Adapun gabungan analogi dan proyek menjadikan suatu pendekatan
pembelajaran yang inovatif. Hal ini dikarenakan melalui pendekatan analogi,
konsep IPA yang abstrak menjadi nyata bagi siswa sedangkan melalui
pendekatan proyek siswa dapat berkolaborasi dengan teman di dalam
kelompoknya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan
kehidupan siswa dan pembelajaran saat itu. Sehingga pembelajaran menjadi
bermakna karena pembelajaran berpusat pada siswa dan menghasilkan produk
nyata.
Dalam mengerjakan proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dan
guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa
meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.
Dengan demikian setiap siswa akan berpartisipasi secara aktif dalam
pembelajaran. Ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan
oleh siswa dalam kelompok berupa merencanakan, mengorganisasikan,
negosiasi, dan membuat konsesus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang
mengerjakan apa dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Adapun saat pembelajaran berlangsung siswa melakukan kegiatan
yakni, berpikir dan menalar yang bukan hanya sekedar mampu mengingat dan
menghafal sekian banyak pengertian dan pengetahuan, namun menitik
beratkan pada jumlah materi yang diberikan pada siswa dengan penekanan
pada pemahaman proses dan cara berpikir untuk berani mencoba, berani
mencari solusi, mempunyai kemauan mengembangkan diri untuk belajar.
Sehingga hasil akhir dari pembelajaran melalui penalaran merupakan suatu
proses pendidikan dengan terbentuknya seseorang yang mampu berdiri
sendiri, bekerja dan tak pernah berhenti untuk belajar serta mengembangkan
apa yang pernah diperolehnya. Hal ini perlu ditekankan saat proses
pembelajaran berlangsung, karena pada umumnya guru lebih menekankan
pada pengisian memori otak ketimbang mengembangkan daya nalar dan
analisis.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 9


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek dilaksanakan guru
mengadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan menalar dengan bagian 1
merupakan soal analisis pernyataan, soal bagian 2 merupakan analisis cerita
dan soal bagian 3 merupakan logika urutan. Berdasarkan data hasil tes
kemampuan menalar siswa katagori tingkat kemampuan menalar tinggi ada 8
siswa difungsikan sebagai ketua kelompok, sedangkan siswa dengan
kemampuan menalar sedang 22 siswa dan kemampuan menalar rendah 8
siswa difungsikan sebagai anggota.
Setelah siswa di bagi kedalam kelompok selanjutnya siswa melakukan
percobaan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan
analogi proyek sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS. Guru
bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber saat pembelajaran berlangsung.
Kegiatan berikutnya pada akhir pembelajaran siswa mempresentasikan di
depan kelas hasil percobaan dan produk nyata yang telah dibuat di dalam
kelompoknya. Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan siswa,
memberi penguatan pada jawaban dan rangkaian yang benar. Membetulkan
dan memberi pengarahan pada jawaban dan rangkaian yang masih salah.
Dari catatan data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Data tes prestasi (aspek kognitif) yakni tes kompetensi listrik dinamik.
Rata-rata nilai tes prestasi aspek kognitif adalah 83,26. Data hasil
penelitian terlampir. Berdasarkan data ini, prestasi belajar siswa berada di
atas batas ketuntasan minimal. Pada umumnya siswa sudah mencapai nilai
75 dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa 83,26.
2. Data prestasi belajar siswa aspek psikomotor.
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek, kegiatan praktikum
yang dilakukan siswa sangat menggembirakan, hal ini terlihat dengan

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 10


kegiatan persiapan, kegiatan pendahuluan, kegiatan percobaan maupun
kegiatan akhir yang mendekati skor maksimal dan terlihat bahwa jumlah
skor yang diperoleh siswa di atas 75. Data hasil penelitian terlampir.
3. Data penilaian aspek afektif.
Berdasarkan data observasi partisipasi aktif perkelompok diperoleh
rata-rata nilai 79,88 yang menujukkan bahwa partisipasi aktif siswa
perkelompok berada diatas 75%. Sedangkan rata-rata partisipasi aktif
siswa per-individu saat pembelajaran berlangsung adalah 25,65. Jika
diprosentase terdapat sebanyak 80%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa secara individu sudah dapat berpartisipasi aktif secara
optimal. Data hasil penelitian terlampir.
4. Data instrumen pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis
sederhana melalui pendekatan analogi proyek.

Dari 38 siswa kelas IX.F yang menjawab dan mengikuti petunjuk


penskoran yang terdapat pada lembar instrumen diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil instrumen pembelajaran

Skala Jumlah Siswa Prosentase


Tinggi 15 siswa 40%
Sedang 20 siswa 53%
Rendah 3 siswa 7%

Jika dibuatkan grafik akan nampak seperti pada gambar 4.1 berikut:

20

Tinggi
15
Sedang
10 Rendah

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pembelajaran

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 11


Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa hasil pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi
proyek telah mampu menjawab kesulitan pemahaman konsep IPA. Hal ini
terlihat bahwa hasil pembelajaran katagori sedang dan tinggi telah
mendominansi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui
pendekatan analogi proyek telah membuat siswa lebih dapat
menganalogikan konsep IPA yang abstrak ke dalam kehidupan sehari-hari
yang lebih konkret. Adapun kegiatan pembelajaran juga lebih efektif dan
aktif. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya siswa yang berkatagori
sedang dan tinggi.
5. Data berdasarkan catatan lapangan.
Pada pertemuan-pertemuan awal masih banyak siswa yang mondar
mandir dan nampak belum nyaman dengan kelompoknya, perhatian siswa
masih menyebar dan belum terfokus pada kegiatan pembelajaran, masih
ada siswa yang mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan berinteraksi
dengan temannya, kegiatan masih didominasi siswa dengan kemampuan
menalar tinggi, tidak semua kelompok membawa peralatan secara lengkap
dan pada umumnya siswa masih malu-malu untuk berargumen di depan
kelas dan mengungkapkan hasil percobaannya.
Setelah guru lebih banyak memberikan dorongan dan motivasi
untuk peningkatan partisipasi aktif, dan bagaimana berinterkasi dengan
teman maka pada pertemuan-pertemuan selanjutnya tidak ada lagi siswa
yang mondar-mandir selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian
siswa sudah terfokus pada kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran
sudah tidak didominasi oleh siswa yang memiliki daya nalar tinggi tetapi
setiap siswa sudah berusaha untuk melibatkan diri dalam setiap kegiatan,
dan siswa sudah percaya diri untuk berargumen di depan kelas dan
mengungkapkan hasil percobaannya.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 12


B. Pembahasan
Pembelajaran dengan dengan menggunakan alat peraga praktis
sederhana melalui pendekatan analogi proyek adalah pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menerapkan analogi proyek yang diadopsi oleh penulis
dari model pembelajaran berbasis proyek (Projek Based Learning). Dimana
model pembelajaran ini melibatkan langsung siswa secara aktif dalam
memecahkan masalah, bekerja secara kolaboratif dengan teman kelompoknya
untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, melakukan pengkajian,
membuat suatu proyek, mensintesis informasi dan menghasilkan karya
inovatif yang berfokus pada tujuan pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar.
Sementara pendekatan analogi proyek yang digunakan penulis
adalah pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap pengetahuan baru, serta dapat meningkatkan
partisipasi aktif siswa.
Melalui pendekatan analogi dengan menunjukkan contoh aktual
yang ada di lingkungan sekitar siswa melalui alat peraga dapat
memvisualisasikan konsep IPA yang abstrak menjadi nyata. Contoh konsep
mengenai listrik, siswa tidak dapat melihat aliran listrik karena listrik
merupakan hal yang abstrak. Namun dengan menggunakan analogi aliran air,
masalah aliran listrik yang abstrak tersebut dapat dikonkritkan sehingga siswa
mengerti dengan masalah listrik tersebut.
Sedangkan melalui pendekatan proyek siswa dapat terlibat aktif
dalam memecahkan masalah, dapat bekerja secara kolaboratif dengan teman
kelompoknya untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, melakukan
pengkajian, membuat suatu proyek, mensintesis informasi dan menghasilkan
karya inovatif yang berfokus pada tujuan pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar.
Adapun hasil inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah membuat
alat peraga pembelajaran sederhana dari bahan-bahan bekas, yang digunakan
untuk memvisualisasikan konsep pembelajaran listrik yang abstrak menjadi

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 13


nyata sesuai dengan prinsip pendekatan analogi proyek. Alat peraga hasil
inovasi dan digunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga analogi aliran
air dan rangkaian listrik hasil kreativitas penulis yang terbuat dari bahan-
bahan bekas berupa:
1. Botol air mineral bekas
2. Kran
3. Pipa paralon bekas
4. Kardus bekas
5. Aluminium foil bekas
6. Gagang obat nyamuk bekas.
Contoh alat peraga yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 13
dokumentasi kegiatan. Dalam penciptaan alat peraga sederhana, proses
pembuatanya melibatkan guru dan juga siswa. Pembuatan alat peraga
memanfaatkan bahan bekas yang sudah tidak bermanfaat. Hal ini merupakan
potensi lingkungan yang murah dan dapat dijadikan alat eksperimen yang
sangat bermanfaat dan memiliki arti yang tinggi. Dengan memanfaatkan
bahan bekas merupakan inovasi tersendiri dan melatih kepedulian siswa
terhadap lingkungan serta mempunyai banyak keuntungan. Hal ini senada
dengan pendapat Mujadi (1995:18) bahwa peranan penting alat eksperimen
buatan sendiri atau hasil inovasi akan memberikan beberapa keuntungan,
yaitu sebagai berikut:
1. Biaya yang diperlukan relatif murah.
2. Siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari.
3. Dapat memvisualisasikan konsep yang abstrak menjadi lebih nyata.
4. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
5. Mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
dan alat peraga sebagai sumber belajar.
Proses penciptaanya meliputi mendesain alat peraga, menganlisis
alat dan bahan yang diperlukan, dan proses pembuatan. Adapun alat peraga
yang berhasil dibuat antara lain, alat peraga analogi aliran air, rangkaian seri
dan paralel. Sementara penerapan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 14


siswa agar mampu meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar
siswa secara garis besar adalah: 1) Membuat alat peraga analogi aliran air dan
rangkaian listrik seri dan paralel. 2) Melakukan praktikum dengan alat peraga
yang dibuat. 3) Melakukan kinerja ilmiah berupa: pengamatan, pengumpulan
data, dan analisis data. 4) Penyusunan laporan kegiatan praktikum. 5)
Melakukan presentasi laporan hasil kegiatan praktikum. Dengan aktivitas
langkah tersebut, siswa mampu mengkontruksi pengetahuanya dari
pengalaman yang diperoleh dalam praktikum. Sehingga pada akhinya mampu
meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa yang
keseluruhannya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan analisa data evaluasi pembelajaran yang dilakukan
menunjukkan proses pembelajaran sangat berkesan, siswa sangat kreatif dalam
melakukan kinerja ilmiah. Inovasi pembelajaran berupa alat peraga berbasis
bahan bekas sangat membantu siswa dalam pembelajaran. Hal positif kaitanya
dengan keberhasilan belajar antara lain: 1) Siswa menunjukkan interaksi yang
positif terhadap sumber belajar, seperti melakukan praktikum, diskusi, dan
mengerjakan laporan kegiatan. 2) Siswa mulai menunjukkan keuletan,
kerjasama antar teman, dan mandiri dalam mengembangkan kreativitasnya
sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Secara umum siswa tampak antusias
dalam pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya partisipasi
aktif siswa, kemampuan menalar yang keseluruhannya bermuara pada
meningkatnya hasil belajar.
Berdasarkan data hasil observasi dan tes tertulis yang dilakukan,
menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran yang dilakukan mampu
meningkatkan kinerja guru dan kualitas pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan partisipasi aktif siswa, kemampuan menalar dan hasil belajar.
Partisipasi aktif dan kemampuan menalar tampak cukup baik dan mengalami
kenaikan yang signifikan dibanding dengan keadaan awal. Demikian juga
dengan hasil belajar siswa, berdasarkan data yang diperoleh menujukkan
kenaikan yang signifikan.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 15


Meningkatnya partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa pada
pembelajaran listrik dinamik berbanding lurus dengan penerapan pendekatan
analogi proyek yang dilakukan. Alat peraga yang digunakan meskipun
sederhana tapi mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan alat
peraga hasil inovasi yang diterapkan melalui pendekatan analogi proyek
menjadikan proses pembelajaran dan kinerja guru cukup baik. Interaksi
dengan sumber belajar berupa alat peraga mampu meningkatkan partisipasi
aktif siswa yaitu dalam hal: 1) Interaksi terhadap sumber belajar, 2) Keuletan
dalam bekerja, 3) Kelancaran dalam praktikum, 4) Kualitas karya, laporan,
dan presentasi. 5) Motivasi siswa. 6) Kemampuan menyampaikan ide-ide
dalam menyelesaikan permasalahan. Berdasarkan analisa data, hasil belajar
siswa menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 16


BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari analisis data penelitian disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui
pendekatan analogi proyek dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil
belajar kemampuan menalar listrik dinamik siswa kelas IXF SMP Negeri 4
Sungguminasa kabupaten Gowa tahun 2014.
2. Peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa mengalami
kenaikan secara signifikan, sebanding dengan penggunaan alat peraga
praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek. Alat peraga yang
digunakan meskipun sederhana tapi mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Dari analisis data angket dan wawancara, siswa memberikan respon yang
positif terhadap pembelajaran yang menggunakan alat peraga praktis
sederhana melalui pendekatan analogi proyek. Terbukti dari pendapat dan
komentar para siswa yang sangat mendukung dengan memperlihatkan
partisipasi aktif, kreatifitas dan motivasi yang besar dalam mengikuti
proses pembelajaran, hingga mencapai peningkatan hasil belajar yang
menggembirakan.
B. Rekomendasi
1. Penggunaan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi
proyek dapat dijadikan sebagai variasi dalam pembelajaran dan benar-
benar menyadari tingkat kemampuan menalar siswa.
2. Guru mata pelajaran IPA harus lebih kreatif dalam melaksanakan proses
pembelajaran agar materi pelajaran menjadi lebih mudah dipahami oleh
siswa, sehingga hasilnya lebih berkualitas.
3. Minimnya alat eksperimen IPA dapat diatasi dengan membuat inovasi alat
eksperimen sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas yang
ada di lingkungan sekolah.

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 17


DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Sudarwan. 1989. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Depdiknas. 2007. Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroom Action Research


(CAR). Jakarta : Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP.

Depdiknas. 2000. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta : Departemen


Pendidikan Nasional.

Pudjiastuti dan Deti. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bahan Penataran untuk
Peserta Diklat IPS SMP Jenjang Dasar. Malang : PPPPTK.

Sudrajat,Akhmad.2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik,


dan Model Pembelajaran, (Online). Tersedia: http://www.psb.psma.org
(3 Oktober 2008)

Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cetakan Ke-1.


Surabaya: Usaha Nasional.

Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta :


Kanisius.

Yohanes Surya. (2008). IPA Asyik, Mudah, dan Menyenangkan. Jakarta: Grasindo
& Kendal

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 18


Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa.


Mata Pelajaran : IPA
Kelas : IX
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2014/ 2015
Materi Pokok : Listrik Dinamik

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam


kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator :

1. Menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring dan beda potensial listrik.
2. Membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel.
3. Mengukur dan menggambar arus listrik dan beda potensial dalam bentuk tabel dan grafik.
4. Menentukan hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum Ohm).
5. Menjelaskan perbedaan hambatan beberapa jenis bahan (konduktor, semi konduktor, dan isolator).
6. Menentukan besarnya hambatan kawat penghantar.
7. Mendeskripsikankan hukum Kirchoff. I dan menggunakan hukum Kirchoff I untuk menghitung V
dan I dalam rangkaian.
8. Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel.

Pendekatan : ANALOGI PROYEK


I.Pertemuan ke 1 ( 2 jp): Tes penalaran
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan 1. Memberikan pengarahan cara Ceramah, Tes penalaran
mengerjakan tes penalaran Tanya
2. Persiapan tes penalaran. jawab
3. Melaksanakan tes penalaran.
2 Penyajian 4. Menjelaskan kembali cara
pengumpulan tugas dan
3. Penutup pelaksanaan ujian

Pertemuan ke 2 : (2jp)

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring
dan beda potensial listrik.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar aliran arus listrik. eksperimen, peralatan
Dari arah manakah aliran air itu? diskusi informasi, praktikum, LKS
Bagaimana dengan arah aliran kerja kelompok listrik dinamik,
arus listrik? buku IPA

2. Penyajian
Kegiatan Siswa Jam Ke-1:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Siswa melakukan percobaan untuk memahami aliran arus listrik.
2. Siswa menyiapkan alat dan bahan : botol aqua bekas 2 liter 2 buah, selang air, lampu, baterai 2
buah, kabel penghubung .
3. Siswa bersama kelompoknya merangkai botol aqua bekas 2 buah kemudian lubangi dengan
ketinggian yang sama. Selanjutnya menghubungkan ke dua botol tersebut dengan selang.
4. Siswa mengisi botol A dengan air lebih tinggi dari botol B.
5. Siswa mengamati aliran air.
6. Selanjutnya untuk memperjelas konsep arus listrik dan beda potensial siswa melakukan
percobaan dengan merangkai lampu pijar, 2 buah baterai, kabel penghubung dan saklar sesuai
dengan petunjuk yang terdapat pada LKS.
7. Siswa menemukan analog berupa terjadinya aliran air dan aliran arus listrik.
8. Siswa menemukan peta kesamaan antara air dan listrik dan memasukan kesamaan tersebut
dalam tabel.
9. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
10. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi pada kegiatan yang telah
dilakukan.
* Jika kawat diputus, arus listrik ………., tetapi jika pipa diputus, air akan …………...
Kegiatan Siswa Jam ke-2:
Langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui cara memasang dan membaca hasil pengukuran
ampermeter dalam rangkaian listrik.
2. Siswa menyiapkan alat dan bahan :
Saklar, kabel penghantar, baterai 3 buah, lampu pijar 2,5 volt 1 buah, ampermeter.
3. Guru memperkenalkan target tentang kuat arus listrik.
Kuat arus listrik menyatakan jumlah muatan yang bergerak persatuan waktu.
Secara matematis kuat arus listrik I = q/ t ,
dimana q = muatan listrik dan t = waktu
4. Bersama kelompoknya siswa menunjukkan adanya analog bahwa debit air merupakan ukuran
banyaknya volume air yang lewat dalam suatu tempat atau dapat ditampung dalam suatu
tempat tiap satu satuan waktu.
Apabila Q menyatakan debit air dan V menyatakan volume air, sedangkan t adalah selang
waktu tertentu mengalirnya air tersebut. Maka hubungan antara ketiganya dinyatakan sebagai
berikut: Q = V/t,
dimana V = volume air dalam m3 , t = selang waktu dengan satuan sekon dan Q adalah
debit air dengan satuan m3 / sekon.
5. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan dan menemukan ciri-ciri yang relevan pada target
dan analog.
* Debit air memiliki kesamaan dengan ………..
* Volume air memiliki kesamaan dengan ………..
* Waktu pada arus listrik yang mengalir memiliki kesamaan dengan selang waktu
mengalirnya ………….
6. Bersama kelompoknya siswa menentukan peta kesamaan antara listrik dan air.
7. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan tentang kegiatan yang telah dilakukan.
Kuat arus listrik menyatakan jumlah …. yang bergerak persatuan …………
8. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi.
Jumlah volume air yang meluap melalui lubang tabung yang memiliki luas penampang lebih
besar luapan airnya lebih banyak , hal ini memiliki kesamaan dengan jumlah …….. yang besar
akan menghasilkan …………………………………… yang besar pula.
9 Agar kuat arus yang dipelajari lebih sempurna maka siswa melakukan kegiatan merangkai
lampu, kabel, ampermeter, saklar dan baterai untuk menghitung besarnya kuat arus yang
mengalir yang ditunjukkan ampermeter.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media


3 Penutup 1. Siswa dalam kelompok Diskusi LKS listrik
mempresentasikan hasil kelompok, tanya dinamik,
percobaan arus listrik dan kuat jawab, informasi produk hasil
arus listrik. dengan karya siswa
2. Guru memberikan penguatan pendekatan
pada jawaban yang benar dan analogi proyek
membetulkan jawaban yang
masih salah.

Pertemuan ke 3 : (2jp)

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring
dan beda potensial listrik
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang saklar. eksperimen, peralatan
Bagaimanakah kamu memutus diskusi informasi, praktikum,
dan menyambung arus listrik di kerja kelompok LKS listrik
rumahmu? dinamik,
buku IPA

2.Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui cara kerja saklar.
2. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan :kran air,baterai 2 buah, Lampu 4
buah, Kabel penghubung , saklar
3. Siswa melakukan percobaan dengan kegiatan antara lain:
a. Mengamati kran air yang terdapat di sekolahmu.
b. Memutar kran tersebut secara pelan-pelan dan mengamati aliran airnya.
c. Menganalogikan kran air di analogikan sebagai saklar.
Jika kran dimatikan maka aliran air akan……….. jika saklar dimatikan aliran listrik
akan………….
d. Selanjutnya untuk memahami saklar maka siswa bersama kelompoknya merangkai baterai,
lampu, kabel penghubung seperti petunjuk pada LKS.
e. Siswa mengatur posisi saklar pada titik A, titik B dan titik C, kemudian menutuplah saklar
secara bergantian (on = 1 dan off = 0), dan mengamati nyala lampu menyala / mati.
f. Siswa bersama kelompoknya mengulangi kegiatan beberapa kali dan memasukan hasil
pengamatan ke dalam table.

4. Siswa bersama kelompoknya menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.


No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil tanya jawab, dinamik
percobaan saklar. informasi dengan produk
2.Guru memberikan penguatan pendekatan hasil karya
pada jawaban yang benar dan siswa
membetulkan jawaban yang
masih salah.

Pertemuan ke 4 : (2jp)
Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar,
sekring dan beda potensial listrik.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan Tanya jawab, Beberapa
penyegaran dan eksperimen, diskusi peralatan
pengantar sekring. informasi, kerja praktikum,
Apa yang terjadi jika kelompok LKS listrik
arus listrik di rumahmu dinamik, buku
terlalu besar? IPA

2. Penyajian:

Langkah Kegiatan Pembelajaran:


1. Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan untuk memahami cara kerja sekring.
2. Siswa menyiapkan alat dan bahan: botol aqua bekas dua buah,selang yang bocor atau sedikit
sobek, bak air, kawat sekring, sekring.
3. Siswa melakukan percobaan dengan langkah kegiatan sbb:
a. mengisi botol aqua bekas dengan air kemudian melubangi kedua botol dengan ketinggian
yang sama.
b. Menghubungkan botol A dengan botol B melalui selang yang sobek.
c. Mengamati aliran airnya pada kedua botol tersebut.
d. Siswa mendiskusikan target berupa sekring.
Bagian utama sekring berupa …………
e. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan analog pipa plastik tipis dengan sekring.
Pipa plastik tipis ini memiliki ukuan lebih kecil daripada pipa lainnya dan mudah pecah.
f. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog.
- Pipa plastik tipis dialiri air besar / kuat akan …….., memiliki kesamaan dengan kawat
sekring akan ………. jika dialiri arus besar.
- Pipa plastik membatasi …………., memilki kesamaan dengan sekring membatasi
…………….
g. Siswa bersama kelompoknya menentukan peta kesamaan

AIR LISTRIK
Pipa plastik Tipis ………………………………………
Dialiri air ………………………………………
Mudah pecah dan rusak ………………………………………..
h. Siswa bersama kelompoknya membuat kesimpulan target tentang fungsi sekring.
Jika pipa plastik terputus aliran air ………, jika kawat sekring putus arus listrik …………….
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil tanya jawab, dinami,
percobaan sekring. informasi dengan produk
3.Guru memberikan penguatan pendekatan hasil karya
pada jawaban yang benar dan siswa
membetulkan jawaban yang
masih salah.

Pertemuan ke 5 : (2jp)
Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar,
sekring dan beda potensial listrik.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang beda eksperimen, diskusi peralatan
potensial. informasi, kerja praktikum,
Apa yang terjadi jika baterai kelompok LKS listrik
semua kutubnya negatif? dinamik,
Apakah air dapat mengalir buku IPA
jika ketinggiannya sama?
.

2.Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan: baterai, lampu, kabel penghubung.
2. Siswa bersama kelompoknya melakukan kegiatan dengan langkah sbb:
a Mendiskusikan target tentang beda potensial / sumber tegangan.
b. Merangkai peralatan sumber tegangan / baterai, lampu dan kabel penghubung.
c. Mendiskusikan konsep bahwa arus listrik hanya dapat mengalir jika antara dua titik dalam
suatu penghantar telah terjadi………...
Untuk dapat mengalirkan arus listrik, sumber tegangan harus mengeluarkan ………...
d. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan analog sumber tegangan dan pompa air.
e. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog.
- Aliran air dari permukaan tinggi ke permukaan rendah memiliki kesamaan dengan arah
arus listrik dari ....... ke ……………
- Arus listrik dapat mengalir jika ada ……………………………. antara dua titik pada
sebuah rangkaian listrik memiliki kesamaan dengan aliran air dapat mengalir jika
jumlah air pada kedua bejana …….Jika sama maka arus ……… atau aliran air
……………...
- Arus listrik tidak dapat mengalir dari potensial ………….. ke potensial …………..
memiliki kesamaan dengan aliran air tidak dapat mengalir dari tempat ………. ke
tempat …………..
f. Bersama kelompoknya siswa menentukan peta kesamaan
LISTRIK AIR
……………………….. Arus air
………………………… Pompa air
………………………… Beda tinggi air
g. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan tentang target:
Arus listrik dapat mengalir jika pada kedua ujung penghantar terdapat ……………….
sedangkan air dapat mengalir jika pada kedua bejana terdapat …………………. tinggi air.
h. Siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi.
Arus air menggambarkan arus ……………... Pompa air menggambarkan
…………………... Adapun luncuran air menggambarkan alat listrik. Ketika air ( arus
listrik) melewati luncuran (hambatan) air turun ke potensial lebih …………………….
Meskipun jumlahnya sama tetapi tinggi air berkurang. Demikian pula dengan arus listrik,
meskipun arusnya sama tetapi tegangannya berkurang. Penurunan tegangan diubah menjadi
energi yang digunakan untuk menjalankan arus listrik.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil tanya jawab, dinamik,
percobaan beda potensial informasi dengan produk hasil
4.Guru memberikan penguatan pendekatan analogi karya siswa
pada jawaban yang benar proyek
dan membetulkan jawaban
yang masih salah.

Pertemuan Ke-6 (2jp)


Indikator: membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang rangkaian eksperimen, diskusi peralatan
komponen listrik seri dan informasi, kerja praktikum,
paralel. kelompok LKS listrik
Apa yang terjadi jika lampu dinamik, buku
disusun seri? Dan bagaimana IPA
jika disusun paralel?

2. Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
a. Guru memperkenalkan target berupa rangkaian listrik
- Rangkaian listrik terdiri dari baterai, lampu, hambatan dan saklar yang dihubungkan
memakai kabel
b. Guru menunjukkan adanya analog berupa rangkaian aliran air.
- Rangkaian aliran air ini terdiri atas pompa, penanda aliran air, saluran penghalang, kran
yang dihubungkan memakai pipa.
c Siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog
- Pompa berfungsi menghasilkan beda ……………., memiliki kesamaan dengan baterai
yang berfungsi menghasilkan beda ………………...
- Penanda aliran air berfungsi mengetahui adanya aliran air, memiliki kesamaan dengan
lampu yang berfungsi mengetahui adanya …………
Saluran penghalang berfungsi membatasi besar / kuat aliran air memiliki kesamaan dengan
hambatan yang berfungsi ………………………………………….. kuat arus listrik.
- Kran berfungsi memutus dan mengalirkan air, memiliki kesamaan dengan saklar yang
berfungsi …………. dan mengalirkan arus listrik.
- Pipa berfungsi sebagai tempat mengalirnya air memiliki kesamaan dengan kawat yang
berfungsi sebagai tempat ……………………...
d. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan peta kesamaan
Air Listrik
- Aliran - ……………………….
- Pipa - ………………………….
- Pompa - …………………………
- Tekanan - ……………………….
- Saluran penghalang - …………………………..
- Penanda aliran air - ……………………………..
e. Bersama kelompoknya siswa menarik kesimpulan tentang target
Pada suatu rangkaian listrik :
-. Baterai berfungsi menghasilkan …………………. listrik.
-. Lampu berfungsi mengetahui adanya ………………… listrik.
-. Hambatan berfungsi mengatur ………………….. listrik.
-. Saklar berfungsi ……………. dan …………………… arus listrik.
-. Kawat berfungsi sebagai tempat mengalirnya …………… listrik.
f. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi
- Jika kawat diputus arus listrik terhenti, jika pipa diputus aliran air akan tumpah.
- Jika saklar ditutup arus listrik akan mengalir, jika kran ditutup aliran air akan terhenti.
g. Untuk lebih memahami rangkaian listrik siswa lakukan kegiatan merangkai rangkaian listrik
seri paralel sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS.
h. Siswa bersama kelompoknya membuat kesimpulan.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media


3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi LKS listrik
mempresentasikan hasil kelompok, tanya dinamik,
percobaan rangkaian listrik. jawab, informasi produk hasil
2.Guru memberikan penguatan dengan karya siswa
pada jawaban yang benar dan pendekatan
membetulkan jawaban yang analogi proyek
masih salah.

Pertemuan ke -7:
Indikator:
 Mengukur dan mengambar arus listrik dan beda potensial dalam bentuk tabel dan grafik.
 Menentukan hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum
Ohm).
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang rangkaian eksperimen, peralatan
listrik . diskusi informasi, praktikum,
Bagaimana cara merangkai kerja kelompok LKS listrik
ampermeter dalam rangkaian dinamik,
listrik? buku IPA
Bagaimana cara merangkai
voltmeter dalam rangkaian
listrik?

2. Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Guru memberi gambaran pada siswa tentang arus air, arus listrik, pompa air, potensial listrik,
kran air, dan hambatan untuk mengetahui hubungan antara kuat arus listrik(I) ,beda potensial
(V) dan hambatan listrik( R) .
Analogi guru sbb:
arus air menggambarkan arus listrik. Pompa air menggambarkan potensial atau tegangan.
Adapun luncuran air menggambarkan alat listrik. Ketika air (arus listrik) melewati luncuran
(hambatan), air turun ke potensial lebih rendah. Meskipun jumlahnya sama, tetapi tinggi air
berkurang. Demikian pula dengan arus listrik. Meskipun jumlahnya sama tetapi tegangannya
berkurang, penurunan tegangan diubah menjadi energi yang digunakan untuk menjalankan alat
listrik.
2.. Selanjutnya siswa menyiapkan alat dan bahan seperti: ampermeter, Voltmeter, hambatan geser,
Kawat penghantar, Power supply (4 buah baterai), saklar.
3. Kemudian siswa bersama kelompoknya melakukan kegiatan merangkai percobaan hukum Ohm
sesuai dengan petunjuk pada LKS.
4. Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi tentang percobaan yang telah dilakukan.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi LKS listrik
mempresentasikan hasil kelompok, tanya dinamik,
percobaan hukum Ohm beserta jawab, informasi produk hasil
grafiknya. dengan karya siswa
2.Guru memberikan penguatan pendekatan
pada jawaban yang benar dan analogi proyek
membetulkan jawaban yang
masih salah.

Pertemuan Ke-8
Indikator:
 Menjelaskan perbedaan hambatan beberapa jenis bahan (konduktor, semi konduktor, dan isolator
).
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang konduktor eksperimen, peralatan
dan isolator . diskusi informasi, praktikum,
Mengapa pegangan setrika kerja kelompok LKS listrik
listrik terbuat dari kayu? dinamik, buku
Jika tanganmu basah kemudian IPA
memencet saklar, apa yang
terjadi?

2. Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan
Gelas aqua bekas, galvanometer, kabel penghubung dan bahan bahan yang ada dilingkungan
sekitar seperti pada table yang terdapat pada LKS.
2. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan berikut:
a. Mengelompokkan bahan-bahan dibawah ini seperti dalam tabel sebagai bahan konduktor,
semi konduktor ataukah isolator dengan mengujinya melalui rangkaian yang dihubungkan
dengan basicmeter atau galvanometer.
Jika basicmeter atau galvanometer bergerak berarti bahan tersebut bersifat konduktor atau
semikonduktor, jika basicmeter diam maka bahan tersebut bersifat isolator.
b. Siswa rangkailah peralatan sesuai petunjuk yang terdapat pada LKS sehingga lampu
menyala.
c. Selanjutnya siswa mengganti lampu tersebut dengan bahan-bahan yang akan akan diuji.
d. Kemudian mengamati apakah jarum basicmeter bergerak ataukah diam.
e. Selanjutnya memasukkan hasil pengamatan ke dalam table.
f. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan percobaan yang telah dilakukan.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media


3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil percobaan tanya jawab, dinamik,
konduktor dan isolator. informasi dengan produk
2.Guru memberikan penguatan pendekatan analogi hasil karya
pada jawaban yang benar dan proyek siswa
membetulkan jawaban yang masih
salah.

Pertemuan ke-9
Indikator: Menentukan besarnya hambatan kawat penghantar.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang hambatan. eksperimen, diskusi peralatan
Hambatan apa yang di alami informasi, kerja praktikum,
mobil di jalan yang halus dan kelompok LKS
lebar dengan mobil di jalan ANPRO
yang sempit dan tidak listrik
beraspal? dinamik,
buku IPA

2. Penyajian:
11
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Guru menggambarka analogi hambatan yang di alami mobil pada jalan yang halus dan lebar
dengan hambatan pada arus listrik.
Perhatikan analogi berikut:
Arus listrik dapat kita pandang sebagai mobil yang sedang melaju. Pada jalan beraspal yang
lebar dan halus, mobil lebih mudah melaju dibandingkan pada jalan yang sempit dan kasar.
Artinya hambatan yang di alami mobil pada jalan yang halus dan lebar lebih besar hambatannya
lebih kecil dibandingkan dengan jalan yang sempit dan kasar. Demikian juga arus listrik. Arus
listrik yang mengalir melalui suatu penghantar juga mengalami hambatan.
2. Selanjutnya untuk mengetahui besar hambatan yang di alami oleh kawat penghantar maka siswa
melakukan kegiatan pengukuran hambatan kawat penghantar sesuai dengan petunjuk yang ada
di LKS.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil percobaan tanya jawab, dinamik,
hambatan kawat penghantar. informasi dengan produk
2.Guru memberikan penguatan pendekatan analogi hasil karya
pada jawaban yang benar dan proyek siswa
membetulkan jawaban yang masih
salah.

Pertemuan Ke-10 (2jp).


Indikator:
Mendeskripsikankan hukum Kirchoff. I
Menggunakan hukum Kirchoff I untuk menghitung V dan I dalam rangkaian.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang hukum eksperimen, diskusi peralatan
kirchoff. informasi, kerja praktikum,
Bagaimanakah nyala lampu yang kelompok LKS listrik
dipasang searah dan bercabang? dinamik,
Mana yang lebih terang? buku IPA

2. Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Guru menganalogikan sebagai berikut:
Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika
sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya
dengan arus listrik. Pada rangkaian tak bercabang, kuat arus di setiap titik penghantar sama.
Sedangkan pada sungai yang bercabang dua, banyaknya air yang mengalir pada sungai sebelum
bercabang sama dengan banyaknya air yang mengalir pada cabang-cabangnya. Demikian pula
dengan arus listrik, jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan tersebut dikenal
dengan hukum Kirchoff 1.
2. Siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog
3. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan peta kesamaan cabang aliran sungai dengan
cabang arus listrik pada hukum kirchoff.
4. Bersama kelompoknya siswa menarik kesimpulan tentang target.
5. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi.
6. Siswa merangkai percobaan hukum kirchoff untuk arus searah dan bercabang.
7. Pada akhir kegiatan siswa mendiskusikan soal-soal hukum kirchoff.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil percobaan tanya jawab, dinamik,
hukum kirchoff. informasi dengan produk
2.Guru memberikan penguatan pendekatan analogi hasil karya
pada jawaban yang benar dan proyek siswa
membetulkan jawaban yang masih
salah.

Pertemuan ke-11:
Indikator:
Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan parallel
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan Tanya jawab, Beberapa
pengantar tentang rangkaian seri eksperimen, diskusi peralatan
paralel. informasi, kerja praktikum,
Bagaimanakah nyala lampu yang kelompok LKS listrik
dipasang seri dan paralel? Mana dinamik,
yang lebih hemat dan lebih buku IPA
terang?

2. Penyajian:
Langkah Kegiatan Pembelajaran :
Siswa melakukan kegiatan :
1. Menggambarkan rangkaian listrik seri paralel di atas kertas warna warni sehingga menunjukkan
alur analogi yang jelas!
2. Membuat rangkaian seri paralel dengan angka dan gambar bebas, kemudian menentukan besar
hambatan totalnya.
3. Menghitung besar rangkaian seri paralel melalui diskusi kelompok.
No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media
3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok Diskusi kelompok, LKS listrik
mempresentasikan hasil soal tanya jawab, dinamik,
hitungan rangkaian seri paralel. informasi dengan produk
2.Guru memberikan penguatan pendekatan analogi hasil karya
pada jawaban yang benar dan proyek siswa
membetulkan jawaban yang masih
salah.

Sungguminasa, 28 Juli 2014


Mengetahui,
Kepala SMPN 4 Sungguminasa Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. ABD. RAHMAN ARFIANI BABAY, S.Pd.,M.Pd


NIP 19640608 199003 1 015 NIP 19741210 199903 2 007
Lampiran 11: Daftar Nilai Siswa
Daftar Nilai Hasil Belajar Aspek Kognitif

NO NAMA NILAI
1 Muh. Reza Dwi Cipta 86
2 Muh. Yusril Natsir 88
3 Muhriawan Rusli 90
4 Mufly Fada Syihab 88
5 Nurfaisal 88
6 Nurul Achmad A 89
7 Sainuddin 95
8 Wildam Nur 97
9 Yudhistira Aindy Tri 96
10 Agung Mulyawan 86
11 Andi Arianto 80
12 Andi Muhammad S 80
13 Dody Reynaldy 80
14 Firmansyah Shihab 88
15 Gusti Andi Pangestu 78
16 Imran Suardi 79
17 Irjan Sahputra 82
18 Ami Fajrianti Mustam 82
19 Hindriana 87
20 Jovanka 83
21 Juharni 78
22 Lia Marlina 79
23 Nur Madya Juliani 84
24 Nur Mareta Hartanti 84
25 Nurhikma 84
26 Putri Siradjuddin 85
27 Rahma F. Awalia 85
28 Rahmawati S 84
29 Rr. Sri Mira Ayu Utami 82
30 Sulazmi Pratiwi 86
31 Surya Sutriana 78
32 Wahdaniyah Nur 79
33 Amran Maulana 76
34 M. Hari Rizaldi R 76
35 Kasri Ayu 76
36 Meana Dewi Assafa 76
37 Fitirani 75
38 Helpianti Nur A 75
JUMLAH 3164
Daftar Nilai Hasil Belajar Aspek Psikomotor

Kegiatan Kegiatan JML


NO NAMA Persiapan Pendahuluan
Percob Akhir SKOR
1 Muh. Reza Dwi Cipta 40 20 20 10 90
2 Muh. Yusril Natsir 33 20 20 15 88
3 Muhriawan Rusli 31 20 20 15 86
4 Mufly Fada Syihab 35 20 20 15 90
5 Nurfaisal 35 20 20 13 88
6 Nurul Achmad A 35 15 20 15 85
7 Sainuddin 30 20 20 15 85
8 Wildam Nur 35 20 10 15 80
9 Yudhistira Aindy Tri 35 20 20 5 80
10 Agung Mulyawan 30 15 20 10 75
11 Andi Arianto 30 20 20 5 75
12 Andi Muhammad S 31 15 20 10 76
13 Dody Reynaldy 30 20 20 10 80
14 Firmansyah Shihab 35 20 20 5 80
15 31 15 20 10 76
Gusti Andi Pangestu
16 Imran Suardi 30 20 20 10 80
17 Irjan Sahputra 33 20 20 10 83
18 Ami Fajrianti Mustam 31 15 20 9 75
19 Hindriana 30 20 20 10 80
20 Jovanka 30 20 15 10 75
21 Juharni 30 15 20 10 75
22 Lia Marlina 30 15 20 10 75
23 Nur Madya Juliani 33 20 15 10 78
24 Nur Mareta Hartanti 31 15 20 9 75
25 Nurhikma 30 20 20 5 75
26 Putri Siradjuddin 30 20 20 10 80
27 Rahma F. Awalia 30 15 20 15 80
28 Rahmawati S 30 15 15 15 75
29 Rr. Sri Mira Ayu Utami 33 20 20 15 88
30 Sulazmi Pratiwi 35 20 20 5 80
31 Surya Sutriana 30 15 15 15 75
32 Wahdaniyah Nur 32 20 20 5 77
33 Amran Maulana 32 20 20 5 77
34 M. Hari Rizaldi R 31 15 20 10 76
35 Kasri Ayu 30 20 20 10 80
36 Meana Dewi Assafa 33 20 20 10 83
37 Fitirani 31 15 20 9 75
38 Helpianti Nur A 30 20 20 10 80
Rata-rata 31.87 18.29 19.21 10.39 79.76
Data Partisipasi Aktif Siswa (Aspek Afektif)

NO NAMA Skor yang diperoleh


1 Muh. Reza Dwi Cipta 30
2 Muh. Yusril Natsir 31
3 Muhriawan Rusli 30
4 Mufly Fada Syihab 30
5 Nurfaisal 28
6 Nurul Achmad A 27
7 Sainuddin 24
8 Wildam Nur 25
9 Yudhistira Aindy Tri 27
10 Agung Mulyawan 27
11 Andi Arianto 27
12 Andi Muhammad S 27
13 Dody Reynaldy 27
14 Firmansyah Shihab 27
15 Gusti Andi Pangestu 23
16 Imran Suardi 25
17 Irjan Sahputra 24
18 Ami Fajrianti Mustam 24
19 Hindriana 23
20 Jovanka 30
21 Juharni 29
22 Lia Marlina 28
23 Nur Madya Juliani 24
24 Nur Mareta Hartanti 24
25 Nurhikma 24
26 Putri Siradjuddin 25
27 Rahma F. Awalia 25
28 Rahmawati S 24
29 Rr. Sri Mira Ayu Utami 22
30 Sulazmi Pratiwi 23
31 Surya Sutriana 28
32 Wahdaniyah Nur 29
33 Amran Maulana 21
34 M. Hari Rizaldi R 23
35 Kasri Ayu 24
36 Meana Dewi Assafa 24
37 Fitirani 22
38 Helpianti Nur A 20
Rata-rata 25.66
Partisipasi Siswa Per-kelompok

Nama Kelompok Skor Yang Diperoleh Prosentase Partisipasi


Amper 24 50%
Basicmeter 38 79%
Coulomb 40 83 %
Dinamo 40 83 %
Faraday 45 94%
Elektromagnet 40 83%
Galileo 45 94%
Hambatan 35 73%
RATA-RATA 38.38 79.88 %

Tingkat Partisipasi Aktif Siswa

No Katagori Partisipasi Aktif Jumlah Siswa


1 Tinggi 30 siswa
2 Sedang 8 siswa
3 Rendah 0 siswa

Hasil Instrumen Pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek

Skala Jumlah Siswa Prosentase


Tinggi 15 siswa 40%
Sedang 20 siswa 53%
Rendah 3 siswa 7%
Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Contoh Alat Peraga

Alat peraga analogi aliran air hasil karya siswa


Terbuat dari botol aqua bekas

Aluminium
foil

Gagang
obat
nyamuk

Kardus

Contoh rangkaian sederhana dibuat dari kardus bekas sebagai papan rangkaian,
Aluminium foil bekas sebagai penghantar pengganti kabel dan
Gagang obat nyamuk sebagai saklar
Contoh-contoh rangkaian hasil karya siswa
Contoh-contoh rangkaian hasil karya siswa
Memeriksa lampu dan baterai yang masih berfungsi dengan menggunakan
aluminium foil pengganti kabel sebagai penghantar

Siswa menyusun rangkaian


Siswa menyusun rangkaian

Hore …….. Berhasil

Hore…… Saya berhasil


BIO DATA PENELITI

1 Nama ARFIANI BABAY, S.Pd., M.Pd


2 NIP 19741210 199903 2 007
3 Jabatan Guru Pembina
4 Pangkat/Gol.Ruang Pembina. IV/a
5 Tempat dan tgl.lahir Bolang Itang, 10 Desember 1974
6 Jenis kelamin Perempuan
7 Agama Islam
8 Mata pelajaran yang diajarkan Ilmu Pengetahuan Alam
9 Masa kerja guru 14 tahun 01 bulan
10 Judul Penelitian Penggunaan Alat Peraga Praktis Sederhana dalam Pembelajaran
Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 4
Sungguminasa Tahun 2014
11 Pendidikan terakhir S2 (Magister)
12 Fakultas/Jurusan PMIPA/Fisika
13 Status perkawinan Kawin
14 Sekolah
a. Nama Sekolah SMP Negeri 4 Sungguminasa
b. Jalan Lapangan Syekh Yusuf No. 3
c. Kelurahan/Desa Sungguminasa
d. Kecamatan Somba Opu
e. Kabupaten Gowa
f. Provinsi Sulawesi Selatan
15 Alamat Rumah
a. Jalan Jalan Macanda Tamarunang
b. Kelurahan/Desa Perumahan Graha Mawang Asri Blok AC2/5 Mawang
c. Kecamatan Somba Opu
d. Kabupaten Gowa
e. Provinsi Sulawesi Selatan
f. Telepon HP. 082337190674
16 Kegiatan dalam a. Pengurus Majelis Ta’lim Mesjid Baburrahman Kelurahan
Masyarakat Mawang
b. Pengurus Taman Pendidikan Al-Quran Mesjid Baburrahman
Kelurahan Mawang
c. Pengurus MGMP IPA Wilayah 1 Kab. Gowa.
d. Pengurus (AGFI) Assosiasi Guru Fisika Indonesia SULSEL
e. Pengurus FKGB Sulsel
18 Prestasi yang pernah diraih 1. Finalis Simposium Guru Tingkat Provinsi Sul-Sel 2005
2. Juara I Lomba RPP Guru Tingkat Provinsi Sul-Sel 2007
3. Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Provinsi Sul-
Sel 2007
4. Peringkat I Pelatihan Guru Fisika Tingkat Nasional 2008
5. Peringkat II Guru Berprestasi SMP Negeri 4 Sungguminasa
Tahun 2009
6. Peringkat I Diklat TOT Guru Monitoring Fisika Tingkat
Nasional Tahun 2009
7. Peringkat III Lomba Kreativitas Ilmiah Guru Tingkat
Nasional Tahun 2009
8. Peringkat I Guru Berprestasi SMP Negeri 4 Sungguminasa
Tahun 2010
9. Peringkat II Guru Berprestasi Tingkat SMP Kabupaten Gowa
tahun 2010.
10. Peringkat I Guru berprestasi Tingkat SMP Kabupaten Gowa
tahun 2012
11. Peringkat II Guru berprestasi Tingkat SMP Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2012
12. Peringkat I FKKI PPPPTK IPA tahun 2012
13. Seameo Science Teacher Award pada International
conferences on Science Education and Teacher profesional
Development tahun 2013
14. Peringkat I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2014.
19 Karya tulis/penelitian yang pernah 1. Mengintegrasikan NIlai-nilai Imtaq dalam pembelajaran
dibuat Kalor Mata Pelajaran Fisika di SMP
2. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal-Soal Fisika Melalui Model Kooperatif Learning pada
Siswa Kelas IIIB SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun
Pelajaran 2004/2005
3. Monometer sederhana sebagai alat peraga untuk
pembelajaran tekanan fluida pada mata pelajaran fisika di
SMP
4. Mengintegrasikan NIlai-nilai Imtaq dalam pembelajaran Tata
Surya Mata Pelajaran Fisika di SMP
5. Penggunaan Model kapal Selam sebagai alat peraga
sederhana dalam PembelajaranTekanan pada Mata Pelajaran
Fisika di SMP
6. Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Kelas IX D
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
7. Implementasi Model Pembelajaran Tournament dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran IPA di kelas VIII J SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa
8. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sumber
Energi Listrik melalui Pendekatan Kontekstual dengan
Media elite Kelas IX G SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa Tahun 2011
9. Meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik pada
mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) di kelas IX D SMP Negeri
4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
10. Use of Instructional Materials Environmental-Based
Approach Through Process Skills in Teaching Science
Integrated at SMPN 4 Sungguminasa Gowa

Sungguminasa, 26 Oktober 2015


Mengetahui,
Kepala SMPN 4 Sungguminasa Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. ABD. RAHMAN ARFIANI BABAY, S.Pd.,M.Pd


NIP 19640608 199003 1 015 NIP 19741210 199903 2 007

Anda mungkin juga menyukai