OLEH
BUDI SRIYANTO, S.Pd
NIP. 19720504 199401 1 001
ILMU PENGETAHUAN ALAM
i
2
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, mengesahkan karya tulis dalam bentuk laporan penelitian
tindakan kelas dengan judul:
Adalah karya tulis dalam bentuk laporan penelitian tindakan kelas yang disusun oleh:
Yang Mengesahkan
Kepala SMPN 3 Satu Atap Sumberlawang
ii
3
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya Makalah yang saya susun dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah di tempat lain maupun dipublikasikan.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya ilmiah yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya ilmiah ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
iii
4
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar
siswa dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle. Setting penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang,
Tahun Pelajaran 2014/2015. Sebagai subyek penelitian adalah Guru dan siswa. Penelitian ini
terdiri dari 2 siklus dalam satu kompetensi dasar. Penelitian diawali dengan menyusun rencana
tindakan, membuat program pembelajaran yang digunakan dan instrumen penelitian lainnya.
Hasil Penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan sikap
ilmiah dan hasil belajar siswa. Hasil sosiometri terhadap sikap ilmiah siswa menunjukkan pada
siklus 1 rata rata pada kriteria sedang dan pada siklus 2 rata rata pada kriteria tinggi. Hasil
penilaian unjuk kerja pada siklus 1 nilai rata rata unjuk kerja 62,52 dan pada siklus 2 nilai rata rata
unjuk kerja 77,90 Hasil Penilaian terhadap hasil belajar siswa adalah: siklus-1: nilai rata-rata tes
tertulis 67, dengan persentasi yang tuntas belajar 70%, dan pada siklus-2: nilai rata-rata tes tertulis
78, dengan persentasi yang tuntas belajar 87%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle pada materi Tekanan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas VIII B
SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang, Tahun Pelajaran 2014/2015.
iv
5
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori............................................................................... 2
B. Jenis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ............................ 4
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ................................................... 5
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ................................................................................. 10
B. Rekomendasi ............................................................................ 10
v
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan mata pelajaran IPA di SMP adalah agar siswa memiliki kemampuan:
Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak
ilmiah serta berkomunikasi. (Permendiknas no 22, 377:2006)
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut salah satunya diperlukan metode
pembelajaran yang dapat mendukung situasi pembelajaran, agar pelajaran IPA menjadi
menarik, mudah dipahami dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat
membuat pembelajaran menjadi menarik, mudah dipahami dan menyenangkan, sehingga dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri
menitikberatkan pada aktivitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa.
Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar perkembangan mental positif
siswa, sebab melalui pembelajaran inkuiri, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk
mencari dan menemukan sendiri yang dibutuhkan terutama dalam pembelajaran yang bersifat
abstrak. Agar pembelajaran tidak berkesan membosankan maka perlu disisipkan suatu
permainan didalamnya, permainan yang dikembangkan disini adalah Hidden Puzzle.
Permainan ini dinamakan Hidden Puzzle karena dalam bermain siswa tidak berhadapan
langsung dengan gambar dan pertanyaan-pertanyaan, melainkan menghadapi potongan-
potongan kertas yang harus disusun oleh siswa. Setelah potongan-potongan tersusun barulah
didapatkan satu rangkaian gambar dan soal yang berisi pertanyaan tentang tekanan. Untuk
memeriksa jawaban mereka maka mereka dapat melihat susunan Puzzle di balik lembar
pertanyaan tersebut dengan meletakkan pada buku dan membaliknya. Selain itu untuk
menumbuhkan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam bertanya dan keberanian dalam menjawab
pertanyaan, maka peneliti mengkombinasikan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan
Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle yaitu dalam pembelajaran menggunakan alat
peraga tekanan sebagai alat pembelajaran dan model Student Ask Student Answer, di mana
pada saat masuk pelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali tentang pelajaran
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dengan
soal yang telah dipersiapkan dari rumah kepada teman sebangkunya, dan teman sebangkunya
tersebut yang harus menjawab pertanyaan itu, begitu pula sebaliknya, sedangkan saat kegiatan
percobaan siswa menggunakan alat peraga sederhana untuk materi tekanan. Pendekatan inkuiri
terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle diharapkan dapat membuat
siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam
2
pembelajaran, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan mendekati siswa, diharapkan
tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah terjadi peningkatan sikap ilmiah siswa kelas
VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle? 2) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah: 1)
Meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle. 2)
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle
sendiri siapa siswa yang harus menjawab pertanyaan itu. Siswa yang dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh temannya dapat menunjuk siswa lainnya untuk membuat
pertanyaan, kemudian menunjuk lagi siswa yang harus menjawab pertanyaannya. Begitu
seterusnya dengan dikontrol oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan materi dan alokasi waktu yang ada.
Penggunaan Student Ask Student Answer dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam
juga sejalan dengan tuntutan gaya pendidikan masa kini yang menuntut siswa lebih banyak
aktif, dan menempatkan guru sebagai fasilitator atau mediator dalam proses belajar mengajar.
Student Ask Student Answer merupakan suatu bentuk pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan merumuskan dan mengajukan masalah untuk membina siswa
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Brown dan
Walter dalam Sanjaya (2008:9) menyatakan bahwa dalam pengajuan masalah terdapat dua
tahap kognitif, yaitu menerima dan menantang. Tahap menerima adalah suatu kegiatan di mana
siswa dapat menerima situasi yang sudah ditentukan. Tahap menantang yaitu suatu kegiatan di
mana siswa menantang situasi yang diberikan guru dalam rangka pembentukan atau perumusan
masalah. Kegiatan merumuskan dan mengajukan masalah juga memberikan kesempatan luas
bagi siswa untuk merekonstruksi pikiran-pikiran dalam rangka memahami materi
pembelajaran. Kegiatan tersebut menentukan pembelajaran yang dilakukan siswa lebih
bermakna.
Selain itu sebagai umpan balik diakhir pembelajaran digunakan suatu permainan.
Permainan adalah suatu kegiatan yang Permainan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Hidden Puzzle, Hidden Puzzle adalah permainan yang berupa Puzzle yang berisi gambar dan
pertanyaan-pertanyaan tentang Tekanan. Permainan ini pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk berlatih soal-soal, terutama soal Tekanan. Permainan ini
dibuat berdasarkan inspirasi yang berasal dari Hidden Puzzle menyusun potongan-potongan
gambar menjadi suatu gambar utuh yang lebih besar.
Selain itu saat melakukan kegiatan percobaan digunakan alat peraga tekanan, alat
peraga tersebut adalah alat peraga kreasi guru sendiri. Setiap proses belajar dan mengajar
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan, metode dan alat, serta
evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur
lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan mudah dipahami oleh siswa. (Sudjana, 2005 :
99). Sedangkan menurut Russefendi (1994:141) Alat peraga adalah alat untuk menerangkan
4
atau mewujudkan konsep. Alat peraga sangat penting penggunaannya dalam pembelajaran
karena dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa sehingga tercapai hasil belajar yang
diharapkan. Alat peraga tekanan terbuat dari bahan bahan bekas yang mudah didapatkan dari
lingkungan sekitar, bahan dari alat peraga tekanan antara lain terdiri dari potongan kayu, paku
kabel, selang plastik, suntikan bekas tinta, corong plastik, balon.bahan bahan tersebut sangat
mudah sekali didapatkannya, tetapi jika bahan bahan tersebut sulit ditemukan maka alternatif
rancangan yang dapat digunakan untuk alat peraga tekanan adalah jika suntikan bekas tinta
tidak ada, bisa dipakai suntikan bekas dengan berbagai ukuran atau bisa juga dengn potongan
bambu dengan berbagai ukuran, selain itu dalam pembuatan bisa juga dibuat secara terpisah
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Pada penelitian tindakan kelas ini, tahapan inkuiri yang dipakai mengadopsi dari
tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (2012 : 328)
disajikan pada tabel. 1.
Tabel. 1 Fase dalam Menerapkan Pembelajaran Inkuiri
Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Motivasi, apersepsi dari guru
Siswa melakukan kegiatan student ask student answer
Kegiatan Inti
Fase : 1
Mengidentifikasi pertanyaan Siswa mengidentifikasi satu pertanyaan yang akan coba
dan merumuskan masalah dijawab oleh siswa
Fase : 2 Siswa membuat hipotesis yang berusaha menjawab
Membuat hipotesis pertanyaan
Fase : 3 Mengumpulkan data Siswa melakukan penyelidikan dengan menggunakan alat
peraga tekanan dalam rangka mengumpulkan data terkait
Fase : 4 menganalisis data Siswa menganalisis data yang diperoleh dari eksperimen
Fase : 5 Guru memandu diskusi tentang hasil dan sejauh mana hasil
Menilai hipotesis dan membuat hasil itu mendukung hipotesis. Juga siswa melakukan
generalisasi generalisasi terhadap hasil berdasarkan asesmen terhadap
hipotesis
Penutup
Guru memberikan umpan balik untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang materi yang telah dibahas
Siswa melakukan kegiatan permainan dengan
menggunakan puzzle
Penelitian ini dirancang ke dalam dua siklus. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan alat peraga tekanan dalam pembelajaran
IPA dikatakan berhasil jika: 1) Meningkatnya sikap ilmiah siswa yang dapat dilihat dari
persentase hasil sosiometri. Pada setiap aspek sikap ilmiah yang diukur, banyaknya siswa yang
berkategori tinggi telah mencapai ≥ 70%. 2) Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dan banyaknya siswa yang tuntas (nilai ≥ KKM yaitu70) telah mencapai ≥
75%
tidak nyaman dengan kondisi yang ada, sehingga sikap ilmiah siswa pada siklus 1 rata ratanya pada
kriteria sedang. Saat berlangsungnya kegiatan kelompok dan diskusi, guru memantau aktifitas siswa
dalam kegiatan kelompok dengan berkeliling dan guru memberi motivasi apabila ada siswa yang
tidak bekerja sama dengan teman sekelompoknya, Pada siklus 2, aktivitas kegiatan kelompok siswa
semakin baik dan secara umum tahapan kegiatan kelompok dapat berjalan dengan baik, dilihat dari
semakin banyaknya siswa yang bekerja sama dalam melakukan kegiatan percobaan, diskusi
maupun menyelesaikan soal-soal dalam Modul IPA (Lembar Kerja Siswa). Karena pembelajaran
dalam kelompok lebih diarahkan untuk melakukan kegiatan percobaan, diskusi maupun
menyelesaikan soal-soal dalam Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) secara bekerja sama, yang
menyebabkan semakin meningkatnya sikap ilmiah siswa yaitu sikap rasa ingin tahu, respek dan
ketekunan siswa. Hal ini didasarkan pada pendapat Oemar Hamalik (2005: 171) yang menyatakan
bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri/melakukan aktivitas sendiri. Dengan pengertian bahwa guru bertindak sebagai fasilitator.
Peningkatan sikap ilmiah siswa selama pelaksanaan tindakan antara lain dapat dilihat pada
peningkatan skor dari hasil sosiometri siswa pada grafik 4.1 dibawah ini.
100
50 siklus 1
siklus 2
0
ingin tahu respek kerjasama ketekunan
100,00
50,00 siklus 1
siklus 2
0,00
Percobaan Presentasi LKS Rata rata
mereka tidak berani menjawab pertanyaan guru karena takut salah. Berdasarkan pada jawaban
siswa tersebut, guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif bertanya dan
mengemukakan pendapat. Guru juga menyampaikan bahwa siswa tidak perlu takut salah menjawab
atau berpendapat karena tidak akan ditertawakan ataupun dihukum. Menurut Oemar Hamalik
(2005: 159) menyatakan bahwa setiap perbuatan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Guru
berharap dengan memberikan motivasi dapat merubah sikap siswa menjadi lebih aktif. William
James dalam Moh. Uzer Usman (2002: 27) menyatakan bahwa minat siswa merupakan faktor
utama menentukan derajat keaktifan siswa. Pemberian motivasi bertujuan agar menumbuhkan
minat dan sikap ilmiah siswa dalam belajar sehingga meningkatkan keaktifan siswa. Hal berbeda
ditunjukkan pada siklus 2, Hal ini terlihat dari siswa yang mewakili kelompoknya untuk menuliskan
dan mempresentasikan hasil diskusinya tidak perlu lagi ditunjuk, siswa berebut ingin
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya dan semakin banyak siswa lain yang memberi
tanggapan terhadap hasil jawaban yang dipresentasikan. Aktifitas bertanya siswa pada saat
presentasi juga meningkat. Siswa lebih berani berpendapat atau bertanya. rata rata nilai presentasi
pada siklus 2 adalah 73,67 sudah melampaui kkm
Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) yang dipakai dalam kegiatan percobaan disusun
menggunakan sintak inkuiri. Pembelajaran inkuiri dipilih karena dalam proses pembelajaran siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses mencari tahu untuk mampu menginterpretasikan informasi,
membedakan antara asumsi yang benar dan yang salah, dan memandang suatu kebenaran dan
hubungannya dengan berbagai situasi sehingga siswa tidak hanya memiliki informasi tetapi
menempatkan diri sebagai saintis yang melakukan penelitian, berpikir dan merasakan lingkungan
penelitian dalam rangka menemukan sebuah konsep. Selain itu sesuai dengan pendapat Abdul kodir
(2011) bahwa kelebihan dalam pembelajaran inkuiri siswa dapat mengerti konsep-konsep dasar dan
ide-ide secara lebih baik, serta mendorong siswa untuk berpikir dan merumuskan hipotesisnya
sendiri dalam menemukan sebuah konsep melalui penyelidikan. Pada siklus 1, dalam mengerjakan
Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) nilai rata ratanya 61,90. Sebagian besar siswa masih kesulitan
dalam membuat hipotesis dan menganalisis data untuk menguji hipotesis, tindakan yang dilakukan
guru adalah guru lebih menekankan dalam membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan serta memandu memandu diskusi tentang hasil dan sejauh mana hasil tersebut
mendukung hipotesis. Hal berbeda ditunjukkan pada siklus 2, siswa sudah tidak kesulitan lagi
dalam membuat hipotesis dan menganalisis data untuk menguji hipotesis. rata rata nilai Modul IPA
pada siklus 2 adalah 81,55 sudah melampaui kkm
9
Tahap ketiga adalah tahap penutup yaitu dengan pemberian umpan balik dan penerapan
permainan Hidden Puzzle. Dalam pembelajaran, diadakan kegiatan permainan untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, permainan yang diterapkan adalah Hidden Puzzle
tersembunyi, Hidden Puzzle adalah permainan yang berupa Puzzle yang berisi gambar dan
pertanyaan-pertanyaan tentang Tekanan. Pada saat siswa dalam kelompok menyusun puzzle untuk
mendapatkan soal yang berhubungan dengan materi tekanan, suasana belajar yang tercipta adalah
kompetisi antar siswa. Suasana kompetisi mendorong siswa untuk belajar lebih baik lagi,
sebagaimana diungkapkan oleh Syahrial Yusuf, dkk (2004: 9) bahwa permainan akan memacu
siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan permainan yang kompetitif, setiap
siswa dalam kelompoknya terdorong untuk saling bekerjama dan saling membantu dalam
memahami pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Erman Suherman (2003: 220) menyatakan bahwa
metode permainan mempunyai kelemahan diantaranya adalah tidak semua topik dapat disajikan
melalui permainan, memerlukan banyak waktu, menentukan kalah menang dan bayar-membayar
dapat berakibat negatif mungkin juga terjadi pertengkaran, mengganggu kelas-kelas lain. Berdasar
hal tersebut guru mempersiapkan dan merencanakan dengan baik Hidden Puzzle ini. Pada siklus 1
siswa masih memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan dalam menyusun puzzle, tindakan
yang dilakukan guru adalah guru dengan memberikan penghargaan berupa berupa pujian, applause.
Dengan diberikannya penghargaan kelompok diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran dan mendapatkan prestasi yang baik. Menurut hasil wawancara dengan siswa,
mereka termotivasi untuk belajar agar kelompok mereka menang dan mendapat hadiah.
Hasil tes siklus 1 dan 2 juga mengalami peningkatan yang ditampilkan dalam grafik 3.
berikut.
100
50 siklus 1
siklus 2
0
Minimum Maksimum Rata Rata Ketuntasan
dikerjakan di rumah agar siswa terbiasa menyelesaikan soal perhitungan menggunakan rumus dan
mengerjakan soal tersebut dengan langkah-langkah yang benar dan lengkap sedangkan pada siklus
2, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle rata rata tes 78 dengan ketuntasan 87%.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Eggen, Kauchak. 2012. Strategi Dan Model Pembelajaran. Jakarta : Indeks
Erman Suherman, Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendra, Sufyani Prabawanto,
Nurjanah, ade Rohayati. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Moh. User Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Petersen et el. 2006. Acses to science and literacy through inquiry and school yard habitats. Science
activities. Washington : summer. Vol 43,Iss. 2; pg. 21,7 pgs
Russefendi, E.T. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika . Jakarta: Depdikbud
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Syahrial Yusuf, Melva Syahrial Ams,Wenny Syahrial. (2008). Belajar Bahasa Inggris dengan
Kartu. Jakarta: Kawan Pustaka.
Tumiwa, Steven. 2009. Stad dengan Bumbu Sasa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas VIII G SMP Negeri & Manado. Penelitian Tindakan Kelas. Tidak
dipublikasikan
12
Biodata Peserta
Simposium Guru Tahun 2015
Peserta Simposium
4) Pasanglah paku kabel pada salah satu sisi papan kayu ukuran 15 x 25 cm. perhatikan
gambar dibawah ini