Anda di halaman 1dari 19

1

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA


MELALUI INKUIRI TERBIMBING DENGAN STUDENT ASK
STUDENT ANSWER DAN HIDDEN PUZZLE PADA MATERI
TEKANAN KELAS VIII B SMPN 3 SATU ATAP
SUMBERLAWANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

OLEH
BUDI SRIYANTO, S.Pd
NIP. 19720504 199401 1 001
ILMU PENGETAHUAN ALAM

Disajikan dalam Simposium Guru 2015

SMPN 3 SATU ATAP SUMBERLAWANG


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN
PROVINSI JAWA TENGAH
2015

i
2

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, mengesahkan karya tulis dalam bentuk laporan penelitian
tindakan kelas dengan judul:

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI


TERBIMBING DENGAN STUDENT ASK STUDENT ANSWER DAN HIDDEN PUZZLE
PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII B SMPN 3 SATU ATAP SUMBERLAWANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Adalah karya tulis dalam bentuk laporan penelitian tindakan kelas yang disusun oleh:

Nama : Budi Sriyanto, S.Pd


NIP : 19720504 199401 1 001
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina / IV A
Alamat Sekolah : SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang
: Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen
Alamat Rumah : Jl. Solo-Purwodadi KM 16,5
Banaran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen

Sumberlawang, 21 Maret 2015

Yang Mengesahkan
Kepala SMPN 3 Satu Atap Sumberlawang

Budi Sriyanto, S.Pd


NIP. 19720504 199401 1 001

ii
3

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya Makalah yang saya susun dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah di tempat lain maupun dipublikasikan.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya ilmiah yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya ilmiah ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Sumberlawang. 21 Maret 2015


Penulis

Budi Sriyanto, S.Pd


NIP. 19720504 199401 1 001

iii
4

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar
siswa dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle. Setting penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang,
Tahun Pelajaran 2014/2015. Sebagai subyek penelitian adalah Guru dan siswa. Penelitian ini
terdiri dari 2 siklus dalam satu kompetensi dasar. Penelitian diawali dengan menyusun rencana
tindakan, membuat program pembelajaran yang digunakan dan instrumen penelitian lainnya.
Hasil Penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan sikap
ilmiah dan hasil belajar siswa. Hasil sosiometri terhadap sikap ilmiah siswa menunjukkan pada
siklus 1 rata rata pada kriteria sedang dan pada siklus 2 rata rata pada kriteria tinggi. Hasil
penilaian unjuk kerja pada siklus 1 nilai rata rata unjuk kerja 62,52 dan pada siklus 2 nilai rata rata
unjuk kerja 77,90 Hasil Penilaian terhadap hasil belajar siswa adalah: siklus-1: nilai rata-rata tes
tertulis 67, dengan persentasi yang tuntas belajar 70%, dan pada siklus-2: nilai rata-rata tes tertulis
78, dengan persentasi yang tuntas belajar 87%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle pada materi Tekanan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas VIII B
SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang, Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata-kata kunci : Inkuiri Terbimbing, Sikap ilmiah, Hasil belajar

iv
5

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori............................................................................... 2
B. Jenis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ............................ 4
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ................................................... 5
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ................................................................................. 10
B. Rekomendasi ............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11


LAMPIRAN........................................................................................... 12

v
1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan mata pelajaran IPA di SMP adalah agar siswa memiliki kemampuan:
Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak
ilmiah serta berkomunikasi. (Permendiknas no 22, 377:2006)
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut salah satunya diperlukan metode
pembelajaran yang dapat mendukung situasi pembelajaran, agar pelajaran IPA menjadi
menarik, mudah dipahami dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat
membuat pembelajaran menjadi menarik, mudah dipahami dan menyenangkan, sehingga dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri
menitikberatkan pada aktivitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa.
Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar perkembangan mental positif
siswa, sebab melalui pembelajaran inkuiri, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk
mencari dan menemukan sendiri yang dibutuhkan terutama dalam pembelajaran yang bersifat
abstrak. Agar pembelajaran tidak berkesan membosankan maka perlu disisipkan suatu
permainan didalamnya, permainan yang dikembangkan disini adalah Hidden Puzzle.
Permainan ini dinamakan Hidden Puzzle karena dalam bermain siswa tidak berhadapan
langsung dengan gambar dan pertanyaan-pertanyaan, melainkan menghadapi potongan-
potongan kertas yang harus disusun oleh siswa. Setelah potongan-potongan tersusun barulah
didapatkan satu rangkaian gambar dan soal yang berisi pertanyaan tentang tekanan. Untuk
memeriksa jawaban mereka maka mereka dapat melihat susunan Puzzle di balik lembar
pertanyaan tersebut dengan meletakkan pada buku dan membaliknya. Selain itu untuk
menumbuhkan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam bertanya dan keberanian dalam menjawab
pertanyaan, maka peneliti mengkombinasikan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan
Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle yaitu dalam pembelajaran menggunakan alat
peraga tekanan sebagai alat pembelajaran dan model Student Ask Student Answer, di mana
pada saat masuk pelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali tentang pelajaran
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dengan
soal yang telah dipersiapkan dari rumah kepada teman sebangkunya, dan teman sebangkunya
tersebut yang harus menjawab pertanyaan itu, begitu pula sebaliknya, sedangkan saat kegiatan
percobaan siswa menggunakan alat peraga sederhana untuk materi tekanan. Pendekatan inkuiri
terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle diharapkan dapat membuat
siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam
2

pembelajaran, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan mendekati siswa, diharapkan
tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah terjadi peningkatan sikap ilmiah siswa kelas
VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle? 2) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah: 1)
Meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle. 2)
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kajian Teori
Inkuiri berasal dari bahasa inggris ‘inquiry’ yang artinya pertanyaan atau penyelidikan.
Dalam pendekatan ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan bebas memilih
atau mengatur objek belajarnya, bebas berkreasi melakukan penyelidikan sendiri, kemudian
menarik kesimpulan dari permasalahan yang ada namun jika diperlukan bisa berdiskusi dengan
guru untuk memahami permasalahan. Petersen (2006: 21) mengatakan bahwa menyajikan
sebuah penelitian berbasis model pembelajaran, siswa membangun pengetahuan sendiri, siswa
bebas memilih materi pembelajaran selama investigasi pada habitat halaman sekolah, dan
kontak dengan teman sebaya selama penyelidikan, mendiskusikan temuan-temuan dan
memanfaatkan sumber-sumber belajar untuk mempertinggi pembelajaran
Dalam penelitian ini pendekatan inkuiri terbimbing dipadukan dengan metode yang
melatih kemampuan siswa dalam bertanya dan yang membuat siswa senang yaitu dengan
menggunakan model Student Ask Student Answer. Tumiwa (2009) model Student Ask Student
Answer adalah model tanya jawab di mana pada saat masuk pelajaran siswa diberi kesempatan
untuk mengingat kembali tentang pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
atau dengan materi yang akan dibahas dengan cara mengajukan pertanyaan dan menunjuk
3

sendiri siapa siswa yang harus menjawab pertanyaan itu. Siswa yang dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh temannya dapat menunjuk siswa lainnya untuk membuat
pertanyaan, kemudian menunjuk lagi siswa yang harus menjawab pertanyaannya. Begitu
seterusnya dengan dikontrol oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan materi dan alokasi waktu yang ada.
Penggunaan Student Ask Student Answer dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam
juga sejalan dengan tuntutan gaya pendidikan masa kini yang menuntut siswa lebih banyak
aktif, dan menempatkan guru sebagai fasilitator atau mediator dalam proses belajar mengajar.
Student Ask Student Answer merupakan suatu bentuk pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan merumuskan dan mengajukan masalah untuk membina siswa
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Brown dan
Walter dalam Sanjaya (2008:9) menyatakan bahwa dalam pengajuan masalah terdapat dua
tahap kognitif, yaitu menerima dan menantang. Tahap menerima adalah suatu kegiatan di mana
siswa dapat menerima situasi yang sudah ditentukan. Tahap menantang yaitu suatu kegiatan di
mana siswa menantang situasi yang diberikan guru dalam rangka pembentukan atau perumusan
masalah. Kegiatan merumuskan dan mengajukan masalah juga memberikan kesempatan luas
bagi siswa untuk merekonstruksi pikiran-pikiran dalam rangka memahami materi
pembelajaran. Kegiatan tersebut menentukan pembelajaran yang dilakukan siswa lebih
bermakna.
Selain itu sebagai umpan balik diakhir pembelajaran digunakan suatu permainan.
Permainan adalah suatu kegiatan yang Permainan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Hidden Puzzle, Hidden Puzzle adalah permainan yang berupa Puzzle yang berisi gambar dan
pertanyaan-pertanyaan tentang Tekanan. Permainan ini pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk berlatih soal-soal, terutama soal Tekanan. Permainan ini
dibuat berdasarkan inspirasi yang berasal dari Hidden Puzzle menyusun potongan-potongan
gambar menjadi suatu gambar utuh yang lebih besar.
Selain itu saat melakukan kegiatan percobaan digunakan alat peraga tekanan, alat
peraga tersebut adalah alat peraga kreasi guru sendiri. Setiap proses belajar dan mengajar
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan, metode dan alat, serta
evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur
lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan mudah dipahami oleh siswa. (Sudjana, 2005 :
99). Sedangkan menurut Russefendi (1994:141) Alat peraga adalah alat untuk menerangkan
4

atau mewujudkan konsep. Alat peraga sangat penting penggunaannya dalam pembelajaran
karena dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa sehingga tercapai hasil belajar yang
diharapkan. Alat peraga tekanan terbuat dari bahan bahan bekas yang mudah didapatkan dari
lingkungan sekitar, bahan dari alat peraga tekanan antara lain terdiri dari potongan kayu, paku
kabel, selang plastik, suntikan bekas tinta, corong plastik, balon.bahan bahan tersebut sangat
mudah sekali didapatkannya, tetapi jika bahan bahan tersebut sulit ditemukan maka alternatif
rancangan yang dapat digunakan untuk alat peraga tekanan adalah jika suntikan bekas tinta
tidak ada, bisa dipakai suntikan bekas dengan berbagai ukuran atau bisa juga dengn potongan
bambu dengan berbagai ukuran, selain itu dalam pembuatan bisa juga dibuat secara terpisah
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Pada penelitian tindakan kelas ini, tahapan inkuiri yang dipakai mengadopsi dari
tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (2012 : 328)
disajikan pada tabel. 1.
Tabel. 1 Fase dalam Menerapkan Pembelajaran Inkuiri
Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Motivasi, apersepsi dari guru
Siswa melakukan kegiatan student ask student answer
Kegiatan Inti
Fase : 1
Mengidentifikasi pertanyaan Siswa mengidentifikasi satu pertanyaan yang akan coba
dan merumuskan masalah dijawab oleh siswa
Fase : 2 Siswa membuat hipotesis yang berusaha menjawab
Membuat hipotesis pertanyaan
Fase : 3 Mengumpulkan data Siswa melakukan penyelidikan dengan menggunakan alat
peraga tekanan dalam rangka mengumpulkan data terkait
Fase : 4 menganalisis data Siswa menganalisis data yang diperoleh dari eksperimen
Fase : 5 Guru memandu diskusi tentang hasil dan sejauh mana hasil
Menilai hipotesis dan membuat hasil itu mendukung hipotesis. Juga siswa melakukan
generalisasi generalisasi terhadap hasil berdasarkan asesmen terhadap
hipotesis
Penutup
Guru memberikan umpan balik untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang materi yang telah dibahas
Siswa melakukan kegiatan permainan dengan
menggunakan puzzle

B. Jenis Penelitian dan Indikator Keberhasilan


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom
action research. Penelitian dapat dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
5

Penelitian ini dirancang ke dalam dua siklus. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan alat peraga tekanan dalam pembelajaran
IPA dikatakan berhasil jika: 1) Meningkatnya sikap ilmiah siswa yang dapat dilihat dari
persentase hasil sosiometri. Pada setiap aspek sikap ilmiah yang diukur, banyaknya siswa yang
berkategori tinggi telah mencapai ≥ 70%. 2) Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dan banyaknya siswa yang tuntas (nilai ≥ KKM yaitu70) telah mencapai ≥
75%

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL


Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 3 Satu Atap
Sumberlawang semester 2 tahun ajaran 2014/2015, maka pada bagian ini akan dibahas mengenai
hal pokok yang menjadi tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle yang dapat
meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa serta respon dan antusiasme siswa terhadap
pembelajaran IPA. Upaya meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa serta respon dan
antusiasme siswa terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student
Ask Student Answer dan Hidden Puzzle dilakukan dengan tiga tahapan dalam pembelajaran.
Tahap pertama adalah tahap pendahuluan dengan pemberian motivasi dan apersepsi serta
penerapan student ask student answer. Pada siklus 1 penerapan student ask student answer belum
optimal sebagian besar siswa ramai sendiri karena ada beberapa siswa yang tidak membuat soal
beserta jawabannya sehingga kelas menjadi gaduh, siswa yang membuat soal beserta jawabannya,
tetapi sebagian besar siswa dalam menjawab pertanyaan dari pasangannya masih banyak yang
salah, tindakan yang dilakukan guru yaitu guru menenangkan suasana dengan menghimbau untuk
pertemuan berikutnya diharapkan semua siswa membuat soal beserta jawabannya sedang pada
siklus 2 penerapan student ask student answer seluruh siswa sudah membuat soal beserta
jawabannya dan sebagian besar siswa dalam menjawab pertanyaan dari pasangannya sudah benar
Tahap kedua adalah tahap kegiatan inti yaitu penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan menggunakan Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) yang disusun menggunakan sintak inkuiri
dan kegiatan percobaan dengan menggunakan alat peraga Tekanan. Pada siklus 1 pelaksanaan
kegiatan kelompok belum optimal, sebagian besar kelompok masih memanfaatkan siswa yang
pintar untuk mengerjakan, dan jalannya diskusi masih didominasi oleh 1-2 orang pada masing-
masing kelompok diskusi. Siswa yang motivasinya kurang biasanya hanya cenderung diam dan
melakukan aktivitas-aktivitas siswa diluar kegiatan belajar. Hal ini menyebabkan siswa yang
memiliki keingintahuan besar, respek dan tekun untuk diskusi kelompok menjadi terganggu dan
6

tidak nyaman dengan kondisi yang ada, sehingga sikap ilmiah siswa pada siklus 1 rata ratanya pada
kriteria sedang. Saat berlangsungnya kegiatan kelompok dan diskusi, guru memantau aktifitas siswa
dalam kegiatan kelompok dengan berkeliling dan guru memberi motivasi apabila ada siswa yang
tidak bekerja sama dengan teman sekelompoknya, Pada siklus 2, aktivitas kegiatan kelompok siswa
semakin baik dan secara umum tahapan kegiatan kelompok dapat berjalan dengan baik, dilihat dari
semakin banyaknya siswa yang bekerja sama dalam melakukan kegiatan percobaan, diskusi
maupun menyelesaikan soal-soal dalam Modul IPA (Lembar Kerja Siswa). Karena pembelajaran
dalam kelompok lebih diarahkan untuk melakukan kegiatan percobaan, diskusi maupun
menyelesaikan soal-soal dalam Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) secara bekerja sama, yang
menyebabkan semakin meningkatnya sikap ilmiah siswa yaitu sikap rasa ingin tahu, respek dan
ketekunan siswa. Hal ini didasarkan pada pendapat Oemar Hamalik (2005: 171) yang menyatakan
bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri/melakukan aktivitas sendiri. Dengan pengertian bahwa guru bertindak sebagai fasilitator.
Peningkatan sikap ilmiah siswa selama pelaksanaan tindakan antara lain dapat dilihat pada
peningkatan skor dari hasil sosiometri siswa pada grafik 4.1 dibawah ini.
100

50 siklus 1
siklus 2
0
ingin tahu respek kerjasama ketekunan

Grafik 1. hasil sosiometri siklus 1 dan siklus 2


Dari grafik 1 terlihat sekali bahwa terjadi peningkatan sikap ilmiah siswa pada sikap ingin
tahu pada siklus 1 diperoleh skor rata rata 50 dengan kriteria sedang, pada siklus 2 diperoleh skor
rata rata 75 dengan kriteria tinggi, pada sikap respek terhadap data/fakta pada siklus 1 diperoleh
skor rata rata 53 dengan kriteria sedang, pada siklus 2 diperoleh skor rata rata 72 dengan kriteria
tinggi, pada sikap berpikiran terbuka dan kerjasama pada siklus 1 diperoleh skor rata rata 51 dengan
kriteria sedang, pada siklus 2 diperoleh skor rata rata 73 dengan kriteria tinggi, dan pada sikap
ketekunan pada siklus 1 diperoleh skor rata rata 51 dengan kriteria sedang, pada siklus 2 diperoleh
skor rata rata 73 dengan kriteria tinggi.
Pada kegiatan percobaan menggunakan alat peraga tekanan dengan langkah kerja
menggunakan menggunakan Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) yang disusun menggunakan sintak
inkuiri terjadi peningkatan nilai unjuk kerja siswa. Peningkatan unjuk kerja siswa selama
pelaksanaan tindakan antara lain dapat dilihat pada grafik 2 dibawah ini
7

100,00

50,00 siklus 1
siklus 2
0,00
Percobaan Presentasi LKS Rata rata

Grafik 2. hasil unjuk kerja siklus 1 dan siklus 2


Dari grafik 2 diketahui bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan percobaan mengalami
peningkatan, pada siklus 1 nilai percobaan siswa 66, 67, masih dibawah kkm, hal ini disebabkan
karena siswa kurang tepat dalam merangkai alat maupun dalam mengamati hasil percobaan,
tindakan yang dilakukan guru yaitu guru memberikan pengertian bahwa dalam melakukan
percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di Modul IPA yang disusun menggunakan sintak
inkuiri. Pada siklus 2 nilai percobaan siswa 78,47, sudah melampaui kkm. Kegiatan percobaan ini
ruang kelas dibentuk sehingga siswa nyaman dalam belajar, yaitu dengan menggabungkan beberapa
kursi sehingga siswa dapat dalam satu kelompok dapat duduk berdekatan. Setelah siswa
berkelompok, guru membagikan Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) dan meminta seorang siswa
sebagai ketua kelompok untuk mengambil alat peraga Tekanan yang berfungsi sebagai salah satu
media pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2005) bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar yang dalam hal ini adanya peningkatan keaktifan siswa. Dengan menggunakan
Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) dan alat peraga Tekanan diharapkan kegiatan belajar tidak
terpusat pada guru tetapi terpusat pada siswa, karena siswa sendiri yang harus menyelesaikan
permasalahan dan mengkonstruksi pengetahuannya. Peran guru saat belajar kelompok berlangsung
adalah sebagai pemimpin, fasilitator, dan motivator. Sebagai seorang pemimpin, guru bertugas
untuk mengkondisikan dan mengarahkan siswa agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Guru sebagai fasilitator mempunyai tugas memberi bimbingan dan arahan sehingga tidak hanya
mendikte siswa. Sedangkan guru sebagai motivator bertugas membangkitkan semangat dan minat
belajar siswa.
Selesai kegiatan percobaan dan diskusi kelompok, perwakilan kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil kegiatan percobaan dan diskusi mengerjakan Modul IPA (Lembar Kerja
Siswa) di depan kelas. Rata rata nilai presentasi pada siklus 1 adalah 59,00 masih dibawah kkm, hal
ini disebabkan karena siswa kurang menguasai permasalahan dan jawaban siswa belum sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan. Pada siklus 1 tidak ada perwakilan kelompok yang bersedia
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sehingga guru harus menunjuk salah satu perwakilan
kelompok. Setelah selesai guru meminta siswa lain untuk menanggapi presentasi tetapi siswa tidak
ada yang berani berpendapat. Ketika hal ini ditanyakan kepada siswa, siswa menjawab bahwa
8

mereka tidak berani menjawab pertanyaan guru karena takut salah. Berdasarkan pada jawaban
siswa tersebut, guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif bertanya dan
mengemukakan pendapat. Guru juga menyampaikan bahwa siswa tidak perlu takut salah menjawab
atau berpendapat karena tidak akan ditertawakan ataupun dihukum. Menurut Oemar Hamalik
(2005: 159) menyatakan bahwa setiap perbuatan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Guru
berharap dengan memberikan motivasi dapat merubah sikap siswa menjadi lebih aktif. William
James dalam Moh. Uzer Usman (2002: 27) menyatakan bahwa minat siswa merupakan faktor
utama menentukan derajat keaktifan siswa. Pemberian motivasi bertujuan agar menumbuhkan
minat dan sikap ilmiah siswa dalam belajar sehingga meningkatkan keaktifan siswa. Hal berbeda
ditunjukkan pada siklus 2, Hal ini terlihat dari siswa yang mewakili kelompoknya untuk menuliskan
dan mempresentasikan hasil diskusinya tidak perlu lagi ditunjuk, siswa berebut ingin
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya dan semakin banyak siswa lain yang memberi
tanggapan terhadap hasil jawaban yang dipresentasikan. Aktifitas bertanya siswa pada saat
presentasi juga meningkat. Siswa lebih berani berpendapat atau bertanya. rata rata nilai presentasi
pada siklus 2 adalah 73,67 sudah melampaui kkm
Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) yang dipakai dalam kegiatan percobaan disusun
menggunakan sintak inkuiri. Pembelajaran inkuiri dipilih karena dalam proses pembelajaran siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses mencari tahu untuk mampu menginterpretasikan informasi,
membedakan antara asumsi yang benar dan yang salah, dan memandang suatu kebenaran dan
hubungannya dengan berbagai situasi sehingga siswa tidak hanya memiliki informasi tetapi
menempatkan diri sebagai saintis yang melakukan penelitian, berpikir dan merasakan lingkungan
penelitian dalam rangka menemukan sebuah konsep. Selain itu sesuai dengan pendapat Abdul kodir
(2011) bahwa kelebihan dalam pembelajaran inkuiri siswa dapat mengerti konsep-konsep dasar dan
ide-ide secara lebih baik, serta mendorong siswa untuk berpikir dan merumuskan hipotesisnya
sendiri dalam menemukan sebuah konsep melalui penyelidikan. Pada siklus 1, dalam mengerjakan
Modul IPA (Lembar Kerja Siswa) nilai rata ratanya 61,90. Sebagian besar siswa masih kesulitan
dalam membuat hipotesis dan menganalisis data untuk menguji hipotesis, tindakan yang dilakukan
guru adalah guru lebih menekankan dalam membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan serta memandu memandu diskusi tentang hasil dan sejauh mana hasil tersebut
mendukung hipotesis. Hal berbeda ditunjukkan pada siklus 2, siswa sudah tidak kesulitan lagi
dalam membuat hipotesis dan menganalisis data untuk menguji hipotesis. rata rata nilai Modul IPA
pada siklus 2 adalah 81,55 sudah melampaui kkm
9

Tahap ketiga adalah tahap penutup yaitu dengan pemberian umpan balik dan penerapan
permainan Hidden Puzzle. Dalam pembelajaran, diadakan kegiatan permainan untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, permainan yang diterapkan adalah Hidden Puzzle
tersembunyi, Hidden Puzzle adalah permainan yang berupa Puzzle yang berisi gambar dan
pertanyaan-pertanyaan tentang Tekanan. Pada saat siswa dalam kelompok menyusun puzzle untuk
mendapatkan soal yang berhubungan dengan materi tekanan, suasana belajar yang tercipta adalah
kompetisi antar siswa. Suasana kompetisi mendorong siswa untuk belajar lebih baik lagi,
sebagaimana diungkapkan oleh Syahrial Yusuf, dkk (2004: 9) bahwa permainan akan memacu
siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan permainan yang kompetitif, setiap
siswa dalam kelompoknya terdorong untuk saling bekerjama dan saling membantu dalam
memahami pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Erman Suherman (2003: 220) menyatakan bahwa
metode permainan mempunyai kelemahan diantaranya adalah tidak semua topik dapat disajikan
melalui permainan, memerlukan banyak waktu, menentukan kalah menang dan bayar-membayar
dapat berakibat negatif mungkin juga terjadi pertengkaran, mengganggu kelas-kelas lain. Berdasar
hal tersebut guru mempersiapkan dan merencanakan dengan baik Hidden Puzzle ini. Pada siklus 1
siswa masih memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan dalam menyusun puzzle, tindakan
yang dilakukan guru adalah guru dengan memberikan penghargaan berupa berupa pujian, applause.
Dengan diberikannya penghargaan kelompok diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran dan mendapatkan prestasi yang baik. Menurut hasil wawancara dengan siswa,
mereka termotivasi untuk belajar agar kelompok mereka menang dan mendapat hadiah.
Hasil tes siklus 1 dan 2 juga mengalami peningkatan yang ditampilkan dalam grafik 3.
berikut.
100

50 siklus 1
siklus 2
0
Minimum Maksimum Rata Rata Ketuntasan

Grafik 3. Hasil tes siswa siklus 1 dan siklus 2


Dari grafik 3. Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil tes dari siklus 1 dan siklus 2.
Hasil tes Siswa pada siklus 1, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle pada siklus
1 rata rata tes 67 dengan ketuntasan 70%, dari hasil tes tersebut Kelemahan yang dijumpai pada
siklus 1 adalah kemampuan siswa dalam menerapkan rumus dalam perhitungan matematika masih
kurang, tindakan yang dilakukan guru adalah guru memberi soal-soal latihan kepada siswa untuk
10

dikerjakan di rumah agar siswa terbiasa menyelesaikan soal perhitungan menggunakan rumus dan
mengerjakan soal tersebut dengan langkah-langkah yang benar dan lengkap sedangkan pada siklus
2, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle rata rata tes 78 dengan ketuntasan 87%.

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle untuk
meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa :
1. Adanya peningkatan sikap ilmiah siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA
dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle, sikap ilmiah siswa pada siklus 1 diperoleh skor rata rata 51 dengan kriteria sedang,
pada siklus 2 diperoleh skor rata rata 73 dengan kriteria tinggi.
2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII B setelah mengikuti Pembelajaran IPA
dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden
Puzzle. Hasil unjuk kerja Siswa pada siklus 1 rata rata 62,52, sedangkan pada siklus 2
rata rata 77,90. Hasil tes Siswa pada siklus 1 rata rata tes 67 dengan ketuntasan 70%,
dari hasil tes tersebut sedangkan pada siklus 2 rata rata tes 78 dengan ketuntasan 87%
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mempunyai beberapa
rekomendasi sebagai berikut:
1. Siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Satu Atap Sumberlawang semester 2 tahun pelajaran
2014/2015 menunjukkan tanggapan yang baik setelah dilaksanakan penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle. Melihat hal
tersebut kami menyarankan kepada guru untuk menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle sebagai salah satu alternatif
pembelajaran IPA selanjutnya.
2. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing dengan Student Ask Student Answer dan Hidden Puzzle, dapat
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang aspek-aspek lain dalam pembelajaran dan dapat
menerapkannya pada pokok bahasan yang berbeda.
11

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Eggen, Kauchak. 2012. Strategi Dan Model Pembelajaran. Jakarta : Indeks
Erman Suherman, Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendra, Sufyani Prabawanto,
Nurjanah, ade Rohayati. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Moh. User Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Petersen et el. 2006. Acses to science and literacy through inquiry and school yard habitats. Science
activities. Washington : summer. Vol 43,Iss. 2; pg. 21,7 pgs
Russefendi, E.T. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika . Jakarta: Depdikbud
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Syahrial Yusuf, Melva Syahrial Ams,Wenny Syahrial. (2008). Belajar Bahasa Inggris dengan
Kartu. Jakarta: Kawan Pustaka.
Tumiwa, Steven. 2009. Stad dengan Bumbu Sasa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas VIII G SMP Negeri & Manado. Penelitian Tindakan Kelas. Tidak
dipublikasikan
12

Biodata Peserta
Simposium Guru Tahun 2015

1 Nama Budi Sriyanto, S,Pd


2 NIP 19720504 199401 1 001
3 NUPTK
4 Jabatan Guru Madya
5 Pangkat/Gol. Ruang Pembina/IV a
6 Tempat dan tanggal lahir Sragen, 4 Mei 1972
7 Jenis Kelamin Laki Laki
8 Agama Islam
9 Mata Pelajaran yang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
diajarkan
10 Masa Kerja Guru 20 Tahun
11 Judul Karya Tulis Ilmiah Peningkatan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Inkuiri Terbimbing Dengan Student Ask Student Answer dan
Hidden Puzzle Pada Materi Tekanan Kelas VIII B SMPN 3
Satu Atap Sumberlawang Tahun Pelajaran 2014/2015
12 Pendidikan Terakhir S1
13 Fakultas/Jurusan***) MIPA/ Pendidikan Fisika
14 Status Perkawinan Kawin
15 Sekolah:
a. Nama Sekolah SMPN 3 Satu Atap Sumberlawang
b. Jalan
c. Kelurahan/Desa Ngargosari
d. Kecamatan Sumberlawang
e. Kabupaten/Kota Sragen
f. Provinsi Jawa Tengah
g. Telepon 08152108920
16 Alamat Rumah
a. Jalan Solo Purwodadi KM 16
b. Kelurahan/Desa Banaran
c. Kecamatan Kalijambe
d. Kabupaten/Kota****) Sragen
e. Provinsi Jawa Tengah
f. Telepon 081225906816

Peserta Simposium

Budi Sriyanto, S.Pd


NIP. 19720504 199401 1 001
13

LANGKAH PEMBUATAN ALAT PERAGA TEKANAN

Cara Membuat alat peraga tekanan adalah sebagai berikut:


a. Alat dan Bahan
1) Papan kayu ukuran 15 x 25 cm 3 buah, 15 x 23 cm 1 buah, 1 x 35 cm 2 buah
2) Engsel 4 buah atau lakban
3) Paku kabel dan Selang plastic secukupnya
4) Corong plastic
5) Suntikan bekas tinta printer ukuran besar 4 buah, sedang 1 guah, kecil 3 buah
6) Air secukupnya
b. Langkah-langkah
1) Lubangilah papan kayu ukuran 15 x 25 cm pada dengan ukuran sebesar suntikan
tinta printer baik yang ukuran besar, sedang ataupun yang ukuran kecil
2) Satukan papan ukuran 23 x 15 cm dengan papan kayu ukuran 1 x 15 cm pada kedua
sisi papan kayu ukuran 23 x 15 cm dengan menggunakan engsel atau lakban
sehingga ukuran papan kayu menjadi 25 x 15 cm

Gambar 1. bahan alat peraga tekanan


3) Satukan papan kayu ukuran 25 x 15 cm yang sudah dilubangi dengan papan kayu
ukuran 15 x 25 cm dan papan kayu ukuran 23 x 15 cm yang sudah disatukan dengan
papan kayu ukuran 1 x 25 cm, dengan posisi papan kayu ukuran 15 x 25 cm yang
sudah dilubangi berada diatas, papan kayu ukuran 15 x 25 cm berdiri tegak di kedua
sisinya dan kayu ukuran 23 x 15 cm yang sudah disatukan dengan papan kayu
ukuran 1 x 25 cm berada dibawah.
14

4) Pasanglah paku kabel pada salah satu sisi papan kayu ukuran 15 x 25 cm. perhatikan
gambar dibawah ini

Gambar 2. Rangkaian papan alat peraga tekanan


5) Tempelkan selang plastik pada papan kayu yang sudah dipasang paku kabel dengan
salah satu ujungnya lebih panjang
6) Pada selang plastic yang ujungnya lebih panjang pasanglah corong plastic
7) Isilah keempat suntikan bekas tinta printer dengan air sampai penuh, kemudian
pasanglah pada lubang papan kayu ukuran 15 x 25 cm selanjutnya hubungkan
dengan menggunakan selang plastic. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 3. alat peraga tekanan


8) Alat Tekanan siap digunakan

Anda mungkin juga menyukai