Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019/ 2020
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


1. Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, duniakerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
2. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami sistem bilangan(Desimal, Biner, Heksadesimal)
4.1 Mengonversikan sistem bilangaan (Desimal, Biner, Heksadesimal)
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami sistem bilangan(Desimal, Biner, Heksadesimal)
3.1.1 Menjelaskan bilangan decimal, biner dan hexadesimal
3.1.2 Menghitung bilangan decimal, biner dan hexadesimal
4.1 Mengonversi sistem biloangan (Desimal, Biner, Hexadesimal)
4.1.1 Mengklasifikasikan bilangan decimal, biner dan heksadesimal
4.1.2 Menulis Ulang bilangan decimal, biner dan heksadesimal
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memahami bilangan decimal, biner dan
heksadesimal dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menulis ulang bilangan decimal, biner
dan heksa decimal dengan tepat
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengklasifikasikan bilangan decimal,
biner dan heksadesimal dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menulis ulang bilangan decimal, biner
dan heksa decimal dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Bilangan desimal, biner, hexadesimal
E. Pendekatan, Strategi, Metode
a. Pendekatan berfikir : Sientific
b. Model Pembelajaran : Discovery learning
c. Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1 - 3
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan 4. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan 15 Menit
5. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
6. Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer tentang
sistem bilangan(Desimal, Biner, Heksadesimal)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah konversi bilangan decimal,
biner dan heksa desimal
2. Pesera didik menulis ulang konversi bilangan decimal, biner dan heksa decimal dengan
membaca buku panduan yang lain.
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat merumuskan
maslah / hipotesis tugas dari guru tentang masalah konversi bilangan decimal, biner dan heksa
decimal
4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang masalah konversi
bilangan decimal, biner dan heksa decimal
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya
memberikan tanggapan
2 Kegiatan Inti
Pengumpulan Data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi masalah konversi
bilangan decimal, biner dan heksa decimal
2. Peserta didik mencoba membuat atau mengerjakan atau menulis ulang bilangan decimal,
biner dan heksa decimal sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian pengujian
hipotesis
Pembuktian
1. Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
2.Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang bilangan decimal, biner dan heksa decimal
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn dan menulis ulang materi bilangan
decimal, biner dan heksa decimal
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menyimpulkan materi bilangan decimal,
biner dan heksa decimal
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang bilangan decimal,
3 Penutup 15 Menit
biner dan heksa decimal
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
mengerjakannya.
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan bilangan decimal, biner dan
heksa decimal
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup

D. Alat/ bahan, Media Pembelajaran


Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
E. Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
F. Penilainan Pembelajaran
a. Teknik : Non Test dan Test
b. Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Demonstrasi

URAIAN MATERI

Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah
angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan
berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah
yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga
disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit.
Contoh penulisan : 1101112.
Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 178.
Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16 buah simbol,
mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol
untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C516.

Konversi bilangan biner, octal atau hexadesimal menjadi bilangan desimal.


Konversi dari bilangan biner, octal atau hexa menjadi bilangan desimal memiliki konsep yang
sama.Konsepnya adalah bilangan tersebut dikalikan basis bilangannya yang dipangkatkan 0,1,2 dst
dimulai dari kanan. Untuk lebih jelasnya silakan lihat contoh konversi bilangan di bawah ini;
 Konversi bilangan octal ke desimal.
Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 8
(basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 137(octal) = (7x80) + (3x81) + (1x82) = 7+24+64 = 95(desimal)
 Konversi bilangan biner ke desimal.
Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2
(basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 11001(biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x2) + (1x22) = 1+0+0+8+16 =
25(desimal).
 Konversi bilangan hexadesimal ke desimal.
Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 16
(basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 79AF(hexa) = (Fx20) + (9x21) + (Ax22) = 15+144+2560+28672 = 31391(desimal).
 Konversi bilangan hexadesimal ke desimal.
Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 16
(basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 79AF(hexa) = (Fx20) + (9x21) + (Ax22) = 15+144+2560+28672 = 31391(desimal).
Konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner, octal atau hexadesimal.
Konversi dari bilangan desimal menjadi biner, octal atau hexadesimal juga memiliki konse yang sama.
Konsepnya bilangan desimal harus dibagi dengan basis bilangan tujuan, hasilnya dibulatkan kebawah dan
sisa hasil baginya (remainder) disimpan. Ini dilakukan terus menerus hingga hasil bagi < basis bilangan
tujuan. Sisa bagi ini kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal dan inilah yang
merupakan hasil konversi bilangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat pada contoh berikut;
 Konversi bilangan desimal ke biner.
Cara konversi bilangan desimal ke biner adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 2 dan
menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. Hasil konversi adalah urutan
sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh:
125(desimal) = .... (biner)
125/2 = 62 sisa bagi 1
62/2= 31 sisa bagi 0
31/2=15 sisa bagi 1
15/2=7 sisa bagi 1
7/2=3 sisa bagi 1
3/2=1 sisa bagi 1
hasil konversi: 1111101
 Konversi bilangan desimal ke octal.
Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 8 dan
menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 8. Hasil konversi adalah urutan
sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh lihat gambar:
 Konversi bilangan desimal ke hexadesimal.
Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 16 dan
menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 16. Hasil konversi adalah urutan
sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Apabila sisa bagi diatas 9 maka angkanya diubah,
untuk nilai 10 angkanya A, nilai 11 angkanya B, nilai 12 angkanya C, nilai 13 angkanya D, nilai 14
angkanya E, nilai 15 angkanya F. Contoh lihat gambar:
Konversi bilangan octal ke biner dan sebaliknya
 Konversi bilangan octal ke biner.
Konversi bilangan octal ke biner caranya dengan memecah bilangan octal tersebut persatuan bilangan
kemudian masing-masing diubah kebentuk biner tiga angka. Maksudnya misalkan kita mengkonversi
nilai 2 binernya bukan 10 melainkan 010. Setelah itu hasil seluruhnya diurutkan kembali. Contoh:
 Konversi bilangan biner ke octal.
Konversi bilangan biner ke octal sebaliknya yakni dengan mengelompokkan angka biner menjadi tiga-
tiga dimulai dari sebelah kanan kemudian masing-masing kelompok dikonversikan kedalam angka
desimal dan hasilnya diurutkan. Contoh lihat gambar:
Konversi bilangan hexadesimal ke biner dan sebaliknya
 Konversi bilangan hexadesimal ke biner.
Sama dengan cara konversi bilanga octal ke biner, bedanya kalau bilangan octal binernya harus 3 buah,
bilangan desimal binernya 4 buah. Misal kita konversi 2 hexa menjadi biner hasilnya bukan 10
melainkan 0010. Contoh lihat gambar:
 Konversi bilangan biner ke hexadesimal.
Teknik yang sama pada konversi biner ke octal. Hanya saja pengelompokan binernya bukan tiga-tiga
sebagaimana pada bilangan octal melainkan harus empat-empat. Contoh lihat gambar:
Konversi bilangan hexadesimal ke octal dan sebaliknya
 Konversi bilangan octal ke hexadesimal.
Teknik mengonversi bilangan octal ke hexa desimal adalah dengan mengubah bilangan octal menjadi
biner kemudian mengubah binernya menjadi hexa. Ringkasnya octal->biner->hexa lihat contoh,
 Konversi bilangan hexadesimal ke octal.Begitu juga dengan konversi hexa desimal ke octal yakni
dengan mengubah bilangan hexa ke biner kemudian diubah menjadi bilangan octal. Ringkasnya hexa-
>biner->octal. Lihat contoh;
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan Bilangan decimal?
2. Apakah yang dimksud dengan bilangan biner?
3. Apakah yang dimaksud engan bilangan octal?
4. Bagaimana cara mengonversi bilangan octal ke desimal?
5. Bagaimana cara mengonversi bilangan biner ke decimal?

Jawaban
1. Bilangan decimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai berturut – turut.
Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut
juga bilangan berbasis 10
2. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka yaitu 0 dan 1
3. Bilangan octal adalah bilangan berbasis 8
4. Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 8
(basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 137(octal) = (7x80) + (3x81) + (1x82) = 7+24+64 = 95(desimal)
5. Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2
(basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya
dijumlahkan. Misal, 11001(biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x2) + (1x22) = 1+0+0+8+16 =
25(desimal).

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20

Medan, September 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, duniakerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR)
;(NOR,NAND,EXOR,EXNOR);(Flip Flop, counter)
4.2 Menganalisis relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR);
(NOR,NAND,EXOR,EXNOR);(Flip Flop, counter)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mengnalisis relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, ND, OR);
(NOR,NAND,EXOR,EXNOR); (Flip Flop, Counter)
3.2.1 Dapat Membedakan relasi relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial dengan benar
3.2.2 Memeriksa relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
4.2 Menganalisis relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR);
(NOR,NAND,EXOR,EXNOR);(Flip Flop, counter)
4.2.1 Dapat Membedakan relasi relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial dengan benar
4.2.2 Memeriksa relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membedakan relasi logika dasar,
kombinasi dan sekuensial dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memeriksa relasi logika dasar,
kombinasi dan sekuensial dengan tepat

1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menghubungkan relasi logika dasar,
kombinasi dan sekuensial dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menyeleksi relasi logika dasar,
kombinasi dan sekuensial dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
Relasi Logika Dasar
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 4 - 6
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan 15 Menit
4. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
5. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
6. Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer tentang
relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND,
OR);(NOR,NAND,EXOR,EXNOR);(Flip Flop, counter)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk dapat menghubungkan dan membedakan relasi logika
dasar, kombinasi dan sekuensial
2. Pesera didik berusaha menghubungkan dan membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan
sekuensial dengan membaca buku panduan yang lain.
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat merumuskan
maslah / hipotesis tugas dari guru tentang menghubungkan dan membedakan relasi logika
dasar, kombinasi dan sekuensial
2 Kegiatan Inti 4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang menghubungkan dan
membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya memberikan
tanggapan

Pengumpulan Data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi masalah
menghubungkan dan membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
2. Peserta didik mencoba menghubungkan dan membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan
sekuensial sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian pengujian hipotesis
Pembuktian
1. Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
2. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang menghubungkan dan membedakan relasi
logika dasar, kombinasi dan sekuensial
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn materi menghubungkan dan
membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menyimpulkan menghubungkan dan
membedakan relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang relasi logika dasar
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
mengerjakannya.
3 Penutup 15 Menit
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang relasi logika dasar
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup
Alat/ bahan, Media Pembelajaran
Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Demonstrasi

URAIAN MATERI
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika yang memiliki output yang selalu tergantung pada
kombinasi input yang ada.Rangkaian kombinasional melakukan operasi yang dapat ditentukan secara
logika dengan memakai sebuah fungsi boolean.
Rangkaian sekuensial merupakan rangkaian logika yang keadaan outputnya tergantung pada keadaan
input-inputnya juga tergantung pada keadaan output sebelumnya. Rangkaian ini juga didefenisikan
sebagai rangkaian logika yang outputnya tergantung waktu.
Secara umum rangkaian logika diklasifikasikan kedalam dua bentuk yakni sum of product (SOP) dan
product of sum (POS). Dari masing-masing persamaan tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi bentuk
standar dan tak standar.

a. Sum of product (SOP)


Merupakan persamaan logika yang mengekpresikan operasi OR dari suku-suku berbentuk operasi
AND.Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa SOP adalah bentuk persamaan yang melakukan
operasi OR terhadap AND.
b. Product of sum (POS)
 Jenis-jenis rangkaian logika kombinasional
1. Enkoder
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk mengubah atau
mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi keluaran kode biner.
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi
masukan dan n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat
mewakili satu kombinasi keluaran.
Enkoder disusun dari gerbanggerbang logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai hasil
tanggapan adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan dengan aljabar boole,
tergantung dari kombinasi – kombinasi gerbang yang digunakan.

2. Dekoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode
biner menjadi sinyal diskrit. Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m
adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat
mewakili satu kombinasi keluaran.

3. Rangkaian logika kombinasional Multiplexer


Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat MUX adalah alat atau komponen
elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran).
Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali)
Select.

4. Rangkaian Logika kombinasional DemultiplekserRangkaian logika kombinasional


Demultiplekser adalah Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX, jumlah
masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan
ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.

Pada rangkaian logika sekuensial, keadaan keluaran selain ditentukan oleh keadaan masukan juga
ditentukan oleh keadaan keluaran sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwarangkaian logika sekuensial
harus mempunyai pengingat (memory), atau kemampuan untuk menyimpan informasi.Rangkaian dasar
yang dapat dipakai untuk membentukrangkaian logika sekuensial adalah latch dan flip-flop.Perbedaan
latch dan flip-flop terletak pada masukanclock. Pada flip-flop dilengkapi dengan masukan
clock,sedangkan pada latch tidak. Flip-flop hanya akan bekerjapada saat transisi pulsa clock dari tinggi ke
rendah ataudari rendah ke tinggi, tergantung dari jenis clock yangdigunakan. Transisi pulsa clock dari
rendah ke tinggi disebut transisi positif, sedangkan transisi tinggi kerendah di sebut transisi negatif.
 Jenis-jenis rangkaian logika sekuensial
1. RS FLIP-FLOP
Flip-flop RS atau SR (Set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop ini mempunyai 2
masukan: satu disebut S (SET) yang dipakai untuk menyetel (membuat keluaran flip-flop berkeadaan 1)
dan yang lain disebut R (RESET) yang dipakai untuk me-reset (membuat keluaran berkeadaan 0).

a. FF-RS (dirangkai dari NAND gate)


b. FF – RS Berdetak
Dengan adanya detak akan membuat FF-RS bekerja sinkron atau aktif HIGH
D FLIP-FLOP
Sebuah masalah yang terjadi pada Flip-flop RS adalah dimana keadaan R = 1, S = 1 harus dihindarkan.
Satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengizinkan hanya sebuah input saja dimana FF-D mampu
mengatasi masalah tersebut.
JK FLIP-FLOP
FF JK mempunyai masukan “J” dan “K”. FF ini “dipicu” oleh suatu pinggiran pulsa clock positif atau
negatif. FF JK merupakan rangkaian dasar untuk menyusun sebuah pencacah. FF JK dibangun dari
rangkaian dasar FF SR dengan menambahkan dua gerbang AND pada masukan R dan S serta dilengkapi
dengan rangkaian diferensiator pembentuk denyut pulsa clock
T FLIP-FLOP
Nama flip-flop T diambil dari sifatnya yang selalu berubah keadaan setiap ada sinyal pemicu (trigger)
pada masukannya. Input T merupakan satu-satunya masukan yang ada pada flip-flop jenis ini sedangkan
keluarannya tetap dua, seperti semua flip-flop pada umumnya. Kalau keadaan keluaran flip-flop 0, maka
setelah adanya sinyal pemicu keadaan-berikut menjadi 1 dan bila keadaannya 1, maka setelah adanya
pemicuan keadaannya berubah menjadi 0. Karena sifat ini sering juga flip-flop ini disebut sebagai flip-flop
toggle (berasal dari scalar toggle/pasak).
REGISTER
Register adalah himpunan dari sejumlah sel yang masing-masing terdiri dari sebuah flip-flop, dimana
setiap sel dapat menyimpan data sebanyak 1-bit. Register ini umumnya dapat dibaca dan ditulis sehingga
berfungsi sebagai memori yang berukuran kecil. Fungsi dari register kadang-kadang lebih dari hanya
sekedar menyimpan data, tetapi dapat juga mengolahnya secara terbatas, misalnya menggeser kekiri atau
kekanan.
Register Pemalang (Latch)
Disebut pemalang karena register ini berfungsi untuk memalang data. Artinya nilai data yang menjadi
masukannya akan dipertahankan pada keluarannya, walaupun masukan tersebut telah dihilangkan.
Register ini sangat diperlukan untuk menghubungkan peralatan berkecepatan tinggi dengan yang
berkecepatan rendah. Dalam hal ini register berfungsi sebagai penyangga (buffer). Pemalang umumnya
dibentuk dengan menggunakan flip-flop D.

Jika masukan LE (Latch Enable) tinggi maka semua flip-flop mendapat pulsa clock sehingga menangkap
data masukannya. Selanjutnya jika data masukan dihilangkan maka nilai data sebelumnya akan tetap ada
pada keluaran register. Data ini akan tetap dipertahankan sampai ada pengambilan data yang baru.
Pemalang Transparan

Pemalang umumnya dibuat transparan dimana masukan LE bersifat level sensitive. Jika LE bernilai
tinggi maka nilai keluaran flip-flop yang bersangkutan akan sama dengan nilai keluarannya. Saat LE
beralih ke rendah maka nilai masukan pada saat itu akan ditangkap dan dipertahankan.
Memori
Memori berfungsi untuk menyimpan informasi. Jumlah data yang dapat disimpan tergantung kapasitas
memori tersebut. Ada memori yang hanya dapat dibaca (ROM) ada pula yang dapat dibaca dan ditulis
(RAM)

Register Geser Kanan

Pada register ini flip-flop yang dikanan mendapat masukan dari keluaran flip-flop yang dikiri.

Register Geser Kiri

Pada register ini flip-flop yang dikiri mendapat masukan dari keluaran flip-flop yang dikanan.

Register Geser Kanan / Kiri

Masukan suatu flip-flop bisa dari flip-flop yang dikiri ataupun yang dikanannya, tergantung pada
nilai logika masukan S (select).
Parallel Input Serial Output

Data untuk masing-masing flip-flop akan di-loading pada saat masukan LD (load) berlogika tinggi.
Selanjutnya data akan digeser kekanan pada setiap pulsa CP.

Serial Input Parallel Output

Data untuk masing-masing flip-flop akan dikeluarkan pada saat masukan OE (output enable)
berlogika tinggi.
Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional jika memiliki sifat yaitu keluarannya
ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja. Suatu rangkaian diklasifikasikan sequential jika ia
memiliki sifat keluarannya ditentukan oleh tidak hanya masukkan eksternal tetapi juga oleh kondisi
sebelumnya.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan Rangkaian logika kombinasi?
2. Apakah yang Anda ketahui tentang Sum of Product (SOP) dengan product of sum (POS)?
3. Sebutkan jenis-jenis rangkaian logika kombinasional!
4. Apakah yang mempengaruhi logika sekuensial?
5. Sebutkan jenis – jenis logika sekuensial!
Jawaban
1. Rangkaian logika Kombinasi merupakan rangkaian logika yang outputnya hanya tergantung pada
input-inputnya saja dan tidak tergantung pada keadaan output sebelumnya logika kombinasi disebut
juga rangaian logika yang outputnya tidak tergantung pada waktu.
2. Sum of product (SOP)
Merupakan persamaan logika yang mengekpresikan operasi OR dari suku-suku berbentuk operasi
AND.Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa SOP adalah bentuk persamaan yang melakukan
operasi OR terhadap AND.
Product of sum (POS)
Untuk menjelaskan sum of product, perlu dikaji ulang mengenai perkalian dua perubah atau lebih ialah
fungsi AND yang berinput dua atau lebih sebanyak satu atau lebih gerbang AND yang dijalin dalam
bentuk penjumlah fungsi OR dengan gerbang OR berinput dua atau lebih.
3. Enkoder, Dekoder, Rangkaian logika kombinasional Multiplexer, Rangkaian Logika kombinasional
DemultiplekserRangkaian logika kombinasional
4. keadaan masukan juga ditentukan oleh keadaan keluaran sebelumnya
5. RS. FLIP FLOP, FF – RS BERDETAK, D FLIP – FLOP, JK FLIP – FLOP, T FLIP – FLOP,
REGISTER

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20

Medan, September 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, duniakerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4.3 Menerapkan operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menerapkan operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
3.3.1 Menghitung operasi Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
3.3.2 Membedakan antara operasi aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)

4.3 Menerapkan operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4.3.1 Mengukur operasi Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4.3.2 Membuat model operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengukur operasi logika aritmnatik
dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menghitung operasi logika aritmnatik
dengan tepat
3. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menggambar operasi logika aritmnatik
dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 7 - 9
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan 15 Menit
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer
tentang operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk dapat menghitung atau mengukur dan mengoperasikan
operasi logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
2. Pesera didik berusaha menghitung atau mengukur dan mengoperasikan logika Aritmatik
(Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
dengan membaca buku panduan yang lain.
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat merumuskan
maslah / hipotesis tugas dari guru tentang menghitung atau mengukur dan mengoperasikan
logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang menghitung atau
mengukur dan mengoperasikan logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya memberikan
tanggapan
2 Kegiatan Inti Pengumpulan Data
1.Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi masalah menghitung
atau mengukur dan mengoperasikan logika Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
2. Peserta didik mencoba menghitung atau mengukur dan mengoperasikan logika Aritmatik
(Half-Full Adder, Ripple Carry Adder) sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian
pengujian hipotesis
Pembuktian
1. Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
2. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang atau mengukur dan mengoperasikan
Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn materi atau mengukur dan
mengoperasikan Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menyimpulkan menghitung atau mengukur
dan mengoperasikan Aritmatik (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang operasi aritmatik
(Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
3 Penutup 2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran. 15 Menit
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
mengerjakannya.
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang operasi aritmatik
(Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup

Alat/ bahan, Media Pembelajaran


Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Demonstrasi

URAIAN MATERI
Rangkaian adder / penjumlah adalah rangkaian yang biasanya berada dalam processor, tepatnya dalam
ALU (Arithmetic Logic Unit) Seperti kita tahu bahwa processor menggunakan basic bilangan digital
binary untuk melakukan penghitungan sebuah proses, ada proses penghitungan aritmatik (menambah,
mengurang, mengali dan membagi) dan ada pula proses menghitung logic (and, or, not, dst).
Adder digunakan untuk melakukan penghitungan aritmatik, terutama penjumlahan, pada prinsipnya
processor akan memasukan 2 buah input untuk dijumlah sehingga didapatkan hasil SUM (S) dan CARRY
(C). Sum adalah hasil penjumlahan pada position yang sama sedangkan Carry adalah kelebihan dari hasil
penjumlahan yang melimpah pada posisi berikutnya. Rangkaian Half Adder memiliki 2 buah output yaitu
Carry dan Sum
Kekurangan dari rangkaian Half Adder adalah rangkaian tersebut hanya valid bertindak sebagai
penghitung pertama dalam sebuah rangkaian penghitungan, maksudnya, jika kita melakukan 2 x operasi
penjumlahan atau lebih, maka hasil dari rangkaian Half Adder tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Kekurangan ini terjadi karena Half Adder hanya memiliki 2 input untuk dijumlahkan, yaitu A dan B. Full
Adder menyempurnakan kekurangan Half Adder dengan menambahkan 1 input lagi yaitu Carry In. Jika
perhitungan sebelumnya menghasilkan nilai Carry, maka nilai Carry ini akan diperhitungkan dalam
penjumlahan berikutnya.
Rangkaian Ripple Adder adalah rangkaian yang dibentuk dari susunan Full Adder, maupun gabungan Half
Adder dan Full Adder, sehingga membentuk rangkaian penjumlah lanjut, ingat, baik Full Adder maupun
Half Adder berjalan dalam aritmatika binary per bit. Untuk menghasilkan penghitungan nibble (4 bit) atau
byte (8 bit) dibutuhkan ripple Carry Adder.
Arithmatic Logical Unit (ALU), adalah komponen dalam sistem komputer yang berfungsi melakukan
operasi perhitungan aritmatika dan logika. Seperti kita tahu bahwa processor menggunakan basic bilangan
digital binary untuk melakukan penghitungan sebuah proses, adapun contoh operasi penghitungan
aritmatik yaitu menambah, mengurang, mengali dan membagi. dan contoh operasi logic adalah and, or,
not, dst.
Adder digunakan untuk melakukan penghitungan aritmatik, terutama penjumlahan, pada prinsipnya
processor akan memasukan 2 buah input untuk dijumlah sehingga didapatkan hasil SUM (S) dan CARRY
(C). Sum adalah hasil penjumlahan pada position yang sama sedangkan Carry adalah kelebihan dari hasil
penjumlahan yang melimpah pada posisi berikutnya.
–Untuk lebih mudah memahami yang mana Sum dan yang mana Carry pada cara kerja rangkaian Adder,
mari kita gunakan bilangan desimal terlebih dahulu, misal perhitungan 5 ditambah 7. Kita sama2 tahu
bahwa 5+7 = 12, tapi perhatikan lebih detail, baik 5 dan 7 keduanya nilai posisinya sama, yaitu satuan,
penjumlahan keduanya menghasilkan bilangan Sum = 2 (satuan) dan karena nilai satuan berakhir pada
angka 9 maka nilainya melimpah (overflow) pada posisi berikutnya (puluhan) sehingga muncul angka 1
(puluhan) yang disebut Carry. Dengan demikian 5+7 menghasilkan angka 12 { 1 (puluhan – Carry) 2
(satuan – Sum).—
Ada 3 jenis Adder
1. Rangkaian adder dengan menjumlahkan 2 bit disebut Half Adder
(+) half adder adalah rangkaian kombinasi yang membentuk suatu penjumlahan aritmatik dari dua dijit
bilangan biner menggabungkan gerbang XOR dan AND. Susunan half adder terdiri dari output “S” yang
menyatakan hasil dari SUM dan “Cy” yang menyatakan hasil dari Carry.
2.Rangkaian adder dengan menjumlahkan 3 bit disebut Full Adder
(+) full adder adalah rangkaian kombinasi yang membentuk suatu penjumlahan aritmatik dengan tiga
intput bit. Full adder bisa juga dibentuk dengan dua buah half adder. Meskipun memiliki tiga input, output
yang dihasilkan dari full adder tetap dua, yaitu S sebagai SUM dan C sebagai Carry.
Rangkaian adder dengan menjumlahkan banyak bit disebut Paralel Adder
Rangkaian Ripple Carry Adder
Ripple carry adder adalah rangkaian yg lebih complex. karena rangkaian ini terdiri dari kumpulan
rangkaian full adder yang dihubungkan carryoutnya dari full adder(1) yang sebelumnya sebagai carry
input, untuk full adder berikutnya. Hal ini berfungsi untuk melakukan penjumlahan aritmatik bilangan
binner dengan jumlah n-bit dan diimplementasikan dengan n-full adder.
Rumusnya:
S = ( AФ B) A dan B input
C = (A.B) C dan S output
3.rangkaian/kumpulan Ripple carry adder ini selain dibentuk oleh susunan Full Adder, juga di bentuk
dengan gabungan Half Adder dan Full Adder, sehingga membentuk rangkaian penjumlah lanjut(berjalan
dalam aritmatika binary per bit). Untuk menghasilkan penghitungan nibble (4 bit) atau byte (8 bit)
dibutuhkan ripple Carry Adder.
Dan, Jika penyusun Ripple Carry Adder menggunakan Half Adder, maka dipastikan Half Adder berada
pada posisi penjumlah pertama, karena tidak memiliki input carry. Carry out dari setiap siklus dijadikan
sebagai Carry in siklus berikutnya.
Latihan soal
1. Apakah yang dimaksud dengan rangkaian Adder?
2. Apa tujuan processor menggunakan basic bilangan digital binary?
3. Apakah fungsi Adder?
4. Apakah perbedaan antara SUM (S) dan CARRY (C)?
5. Apakah yang Anda ketahui tentang Full Adder?

Jawaban
1. Rangkaian adder / penjumlah adalah rangkaian yang biasanya berada dalam processor, tepatnya dalam
ALU (Arithmetic Logic Unit)
2. untuk melakukan penghitungan sebuah proses, ada proses penghitungan aritmatik (menambah,
mengurang, mengali dan membagi) dan ada pula proses menghitung logic (and, or, not, dst).
3. untuk melakukan penghitungan aritmatik, terutama penjumlahan, pada prinsipnya processor akan
memasukan 2 buah input untuk dijumlah sehingga didapatkan hasil SUM (S) dan CARRY (C)
4. Sum adalah hasil penjumlahan pada position yang sama sedangkan Carry adalah kelebihan dari hasil
penjumlahan yang melimpah pada posisi berikutnya.
5. rangkaian kombinasi yang membentuk suatu penjumlahan aritmatik dengan tiga intput bit. Full adder
bisa juga dibentuk dengan dua buah half adder. Meskipun memiliki tiga input, output yang dihasilkan
dari full adder tetap dua, yaitu S sebagai SUM dan C sebagai Carry.

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20

Medan, September 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Kompetensi Dasar
3.4 Mengklasifikasikan rangkaian Multiplexer, Decoder, Register
4.4 Mengoperasikan rangkaian Multiplexer, Decoder, Register
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Mengklasifikasikan rangkaian Multiplexer, Decoder, Register
3.4.1 Membedakan rangkaian multiplexer, Decoder dan register
3.4.2 Membuat rangkaian multiplexer, Decoder dan register

4.4 Mengoperasikan rangkaian Multiplexer, Decoder, Register


4.4.1 Menghitung rangkaian multiplexer, Decoder dan register
4.4.2 Menjalankan rangkaian multiplexer, Decoder dan register
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengkategorikan rangkaian multiplexer,
decoder dan register dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengorganisir rangkaian multiplexer,
decoder dan register dengan tepat

1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mempraktekkan rangkaian multiplexer,
decoder dan register dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mendemonstrasikan rangkaian
multiplexer, decoder dan register dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
rangkaian multiplexer, decoder dan register
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 10 - 12
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan 15 Menit
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer
rangkaian Multiplexer, Decoder, Register
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk dapat mengategorikan dan mengorganisir rangkaian
Multiplexer, Decoder, Register
2. Pesera didik berusaha untuk dapat mengategorikan dan mengorganisir rangkaian Multiplexer,
Decoder, Register
dengan membaca buku panduan yang lain.
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat merumuskan
maslah / hipotesis tugas dari guru untuk dapat mengategorikan dan mengorganisir rangkaian
Multiplexer, Decoder, Register
4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang rangkaian Multiplexer,
Decoder, Register
2 Kegiatan Inti 5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya
memberikan tanggapan
Pengumpulan Data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi rangkaian
Multiplexer, Decoder, Register
2. Peserta didik mencoba mengategorikan dan mengorganisir rangkaian Multiplexer, Decoder,
Register sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian pengujian hipotesis
Pembuktian
1. Peserta didik mempraktekkan rangkaian multiplexer, dexonder, register
2.Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang rangkaian Multiplexer, Decoder, Register dan
perbedaannya
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn materi rangkaian Multiplexer,
Decoder, Register
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menyimpulkan rangkaian Multiplexer,
Decoder, Register
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang rangkaian
Multiplexer, Decoder, Register
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
3 Penutup mengerjakannya. 15 Menit
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang rangkaian
Multiplexer, Decoder, Register 5.Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan pada peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup

Alat/ bahan, Media Pembelajaran


Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Praktek

URAIAN MATERI
Multiplexer yaitu komponen sistem digital dalam kelompok rangkaian kombinasi. multiplexer sering
disebut juga sebagai data selector,karena di gunakan untuk memilih satu input dari banyak input yang ada
untuk diteruskan ke saluran output. merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengambil satu input bit
atau lebih untuk di teruskan ke salah satu terminal keluaran oleh karena itu DEMUX berfungsi sebagai
distributor. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan
dengan format tertentu. Flip flop merupakan sirkuit elektronik yang memiliki dua arus stabil dan dapat
digunakan untuk menyimpan informasi. Sebuah flip-flop merupakan multivibrator-dwistabil. Sirkuit dapat
dibuat untuk mengubah arus dengan sinyal yang dimasukkan pada satu atau lebih input kontrol dan akan
memiliki satu atau dua output. Ini merupakan elemen penyimpanan dasar pada Logika Sekuensial.
Jenis flip – flop
1.RS FLIP FLOP
2.J-K FLIP FLOP
3.D FLIP FLOP
4.CRS FLIP FLOP
5.T FLIP FLOP
Shift register: sekelompok Flip-flop yang dapat di pukul untuk menyimpan imformasi
Ada dua jenis yaitu : ~Strorage register (register penyimpan)
~Storage register (register geseer)
1.Register geser siso
2.register sipo
3.register pipo
4.register piso
Counter adalah rangkain elektronika yang berfungsi untuk melakukan perhitungan maju ataupun
perhitungan mundur.rangkaian ini sangat tidak terpisahkan dari dunia digital karena semua memerlukan
rangkaian counter.hal itu karena untuk menerapkan fungsi perhitungan angka atau perasi matematika
harus menggunakan fungsi dari rangkaian counter.
Rangkaian Counter (penghitung) adalah logika sekuensial yang dapat dipergunakan untuk menghitung
jumlah pulsa masuk dan dinyatakan dengan bilangan biner. Sesuai dengan namanya 4 BIT Binary Counter
adalah suatu rangkaian logika yang terdiri dari 4 buah Flip-Flop yang mampu melaksanakan perhitungan
sampai bilangan 16. Cheap Offers:
Prinsip Kerja Rangkaian 4 BIT Binary Counter Sebelum perhitungan dimulai, keempat output DCBA
0000 dengan jalan dibuat Clear dalam kondisi 0 walaupun sesaat. Pada saat pulsa pertama datang dan
bergerak dari 1 ke 0 maka output QA akan berubah dari 0 menjadi 1. Output QB akan tetap 0 karena
signal yang masuk pada Flip-Flop "B" berubah dari 0 menjadi 1 Flip-Flop C dan C output-nya juga tidak
berubah karena belum ada perubahan pada bagian output-nya. dalam keadaan inii, kondisi output DCBA =
0001. Jadi sesudah pulsa yang pertama pada output counter akan terbentuk angka 0001 dan pada saat
pulsa kedua datang dan bergerak dari 1 menjadi 0, maka output QA akan berubah dari menjadi 0.
Perubahan ini akan diteruskan ke Flip-Flop "B". Akibatnya karena input Flip-Flop "B" berubah dari 0 ke
1, maka output QB akan berubah dari 0 ke 1. Output Flip-Flop C dan D belum berubah karen belum ada
perubahan pada bagian output-nya. Setelah pulsa kedua datang, maka keempat output DCBA akan
menunjukkan DCBA = 0010, selanjutnya apabila pulsa ketiga datang output DCBA = 0011. Begitulah
seterusnya sampai pulsa ke 15 datang maka keempat output-nya DCBA = 1111 dan pada saat pulsa ke 16
datang, maka seluruh output-nya DCBA akan kembali menjadi 0000. Dari uraian di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa BCD Counter 4 BIT Binary Counter hanya bisa menghitung sampai bilangan ke
16 yaitu dari mulai 0000 = 0 sampai 1111 = 15. Salah satu dari komponen Integrated (IC) yang berfungsi
sebagai 4 BIT BINARY COUNTER adalah IC Tipe 54/741766 (Presettable Decode Counter Cheap Offers
Berdasarkan cara kerjanya, maka counter dapat digolongkan, menjadi 3 yaitu : Up Counter DownCounter
Up - Down Counter 1. UP COUNTER Up Counter adalah jenis counter yang dapat menghitung dengan
urutan dari bawah ke atas. Salah satu contoh dari Up Counter 4 BIT Binary Counter adalah seperti yang
baru dibahas di atas. 2. DOWN COUNTER Down Counter adalah kebalikan dari Vp Counter yaitu
Counter yang dapat menghitung dengan urutan mulai dari atas ke bawah atau dimulai dari bilangan yang
paling besar menuju bilangan paling kecil. Contoh dari Down Counter adalah seperti pada gambar di
bawah ini: down counter Prinsip Kerja : Sebelum pulsa pertama datang semua output Flip-Flop di reset
menjadi DCBA = 0000. Pada saat pulsa pertama datang dan masuk ke input, maka pada output Q Flip-
Flop A akan berubah dari 0 menjadi 1 dan Q akan berubah dan ! menjadi 0. Perubahan ini akan diteruskan
kepada Flip-Flop B, Flip-Flop C dan Flip-Flop D yang masing-masing akan menghasilkan Qb, Qc dan Qd
sama dengan 0. Jadi setelah pulsa pertama masuk output DCBA = 1111. Pada saat pulsa kedua datang,
maka output Flip-Flop A akan berubah dari 1 menjadi 0, tetapi pada perubahan Q dari logic 0 menjadi 1
tidak mempengaruhi output Flip-Flop B, C dan D sehingga output DCBA = 1110. Demikianlah proses
berlangsung terus sampai datang pulsa ke-15- Setelah pulsa ke-15 output counter = 0001. Kemudian
output counter DCBA akan kembali menjadi 0000 bila pulsa ke-16 datang. Dari uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Rangkaian DownCounter dapat dipergunakan untuk menghitung mulai dan
1111 sampai 0000. Untuk lebih jelasnya proses menghitung dari Down Counter dilihat pada tabel di
bawah ini: Pulsa D C B A Keadaan Awal 0 0 0 0 Pulsa ke-I 1 1 1 1 Pulsa ke-2 1 1 1 0 Pulsa ke-3 1 1 0 1
Pulsa ke-4 1 1 0 0 Pulsa ke-5 1 0 1 1 Pulsa ke-6 1 0 1 0 Pulsa ke-7 1 0 0 1 Pulsa ke-8 1 0 0 0 Pulsa ke-9 0
1 1 1 Pulsa ke-10 0 1 1 0 Pulsa ke-11 0 1 0 1 Pulsa ke-12 0 1 0 0 Pulsa ke-13 0 0 1 1 Pulsa ke-14 0 0 1 0
Pulsa ke-15 0 0 0 1 Pulsa ke-16 0 0 0 0 Pulsa ke-17 1 1 1 1 Kembali seperti keadaan awal Salah satu
komponen IC yang berfungsi sebagai UP/DOWN COUNTER adalah IC tipe 54/74190 atau
54LS/74LSI90 Cheap Offers

Latihan Soal
1. Apakah pengertian dari multiplexer?
2. Mengapa multiplexer sering disebut juga sebagai data selector?
3. Apakah fungsi Encoder?
4. Sebutkan jenis – jenis flip – flop!
5. Apa yang Anda ketahui tentang Counter?
Jawaban
1. Multiplexer yaitu komponen sistem digital dalam kelompok rangkaian kombinasi. multiplexer sering
disebut juga sebagai data selector
2. karena di gunakan untuk memilih satu input dari banyak input yang ada untuk diteruskan ke saluran
output
3. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan
format tertentu
4. 1.RS FLIP FLOP
2.J-K FLIP FLOP
3.D FLIP FLOP
4.CRS FLIP FLOP
5.T FLIP FLOP
5. Counter adalah rangkain elektronika yang berfungsi untuk melakukan perhitungan maju ataupun
perhitungan mundur

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20
Medan, September 2019
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Kompetensi Dasar
3.5 Menerapkan elektronika dasar (kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian
elektronika)
4.5 Mempraktikkan fungsi kelistrikan dan komponen elektronika)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menerapkan elektronika dasar (kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian
elektronika)
3.5.1 Memahami elektronika dasar seperti kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian
elektronika
3.5.2 Membenarkan elektronika dasar apabila ada kerusakan

4.5 Mempraktikkan fungsi kelistrikan dan komponen elektronika)


4.5.1 Menyusun kelistrikan dan komponen elektronika dasar
4.5.2 Mengetahui komponen komponen penyusun elkektronika dasar
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengubah elektronika dasar dengan
benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memeriksa elektronika dasar
dengan tepat
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menyusun fungsi kelistrikan dan
komponen elektronika dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mendemonstrasikan fungsi
kelistrikan dan komponen elektronika dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Elektronika dasar (kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian elektronika)
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 13 - 16
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan 15 Menit
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer
elektronika dasar (kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian elektronika)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk memahami / mengetahui tentang komponen –
komponen elektronika dasar dan rangkaian elektronika
2. Pesera didik berusaha untuk dapat memahami / mengetahui tentang komponen – komponen
elektronika dasar dan rangkaian elektronikadengan membaca buku panduan yang lain.
3. Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat memahami /
mengetahui tentang komponen – komponen elektronika dasar dan membuat rangkaian
elektronika
4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang komponen – komponen
elektronika dasar dan rangkaian elektronika
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya
2 Kegiatan Inti memberikan tanggapan
Pengumpulan Data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi komponen –
komponen elektronika dasar dan rangkaian elektronika
2. Peserta didik mencoba memahami komponen – komponen elektronika dasar dan membuat
rangkaian elektronika
sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian pengujian hipotesis
Pembuktian
1.Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
2. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
3. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang komponen – komponen elektronika dasar dan
membuat rangkaian elektronika
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn komponen – komponen elektronika
dasar dan membuat rangkaian elektronika
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk menyimpulkan komponen – komponen
elektronika dasar dan membuat rangkaian elektronika
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang elektronika dasar
(kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian elektronika)
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
mengerjakannya.
3 Penutup 15 Menit
4. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang elektronika dasar
(kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangkaian elektronika)
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup

Alat/ bahan, Media Pembelajaran


Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Praktek

URAIAN MATERI
Rangkaian elektronika dapat diartikan sebagai gabungan 2 atau lebih komponen elektronika baik
kompoonen pasif maupun aktif yang membentuk suatu sistem atau fungsi pemroses sinyal sederhana
maupun komplek. Rangkaian elektronika dapat dibangun dengan atau tanpa sumber tegangangan atau
sumber arus untuk pengoperasiannya. Untuk membuat rangkaian elektronika diperlukan beberapa bagian
sebagai berikut :
1. Skema Rangkaian Elektronika
Skema rangkaian elektronika diperlukan sebagai panduan dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Skema rangkaian elektronika sebaiknya didesain atau dirancang dahulu pertama kali sebelum melakukan
proses pembuatan rangkaian elektronika. Proses pembuatan skema rangkaian elektronika dapat dilakukan
dengan cara manual dan dengan aplikasi komputer.
2. Layout PCB
Layout PCB adalah bagian yang berfungsi untuk merakit komponen-komponen elektronika menjadi
rangkaian elektronika. Layout PCB atau dengan bahasa lain Papan Rangkaian Tercetak adalah hasil
penerapan skema rangkaian elektronika yang telah disesuaikan dengan bentuk fisik komponen dan tata
letak komponen elektronika untuk membuat suatu sistem atau fungsi pemroses sinyal.
3. Komponen elektronika
Komponen elektronika merupakan salah satu bahan utama dalam mebuat rangkaian elektronika.
Komponen elektronika yang digunakan untuk membangun suatu rangkaian elektronika ditentukan sesuai
dengan skema rangkaian elektronika yang dibuat.
4. Peralatan Elektronika
Peralatan untuk membuat suatu rangkaian elektronika pada umumnya adalah solder, tang potong,
tang lancip, obeng dan timah solder. Penggunaan peralatan elektronika tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dalam perakitan rangkaian elektronika.
Pada dasarnya setiap rangkaian elektronika dibangun dengan tujuan untuk melakukan pemrosesan
sinyal, baik itu sinyal analog maupun sinyal digital. Berdasarkan pemrosesan sinyal yang dilakukan
rangkaian elektronika tersebut, maka rangkaian elektronika dapat dibedakan menjadi beberapa kategori
sebagai berikut.
1. Rangkaian Elektronika Analog
Rangkaian elektronika analog adalah, rangkaian elektronika yang dibangun dengan tujuan untuk
memproses sinyal analog, rangkaian analog ini dapat dibangun dengan 2 atau lebih komponen pasif
maupun komponen aktif. Pada rangkaian elektronika analog sinyal yang diberikan sebagai input rangkaian
adalah sinyal kontinyu (analog) yang pada umumnya sinyal DC ataupun AC sinusoidal dan rangkaian
elektronika analog akan memberikan output sinyal kontinyu (analog) baik DC maupun AC sinusoidal
yang telah terproses sinyalnya berupa level tegangan, arus maupun frekuensinya.
2. Rangkaian Elektronika Digital
Rangkaian elektronika digital adalah, rangkaian elektronika yang dibangun dengan tujuan untuk
melakukan pemrosesasan sinyal diskrit (digital). Pada rangkaian elektronika digital sinyal yang diproses
selalu dalam 2 logika dasar High (1) dan Low (0). Untuk membuat rangkaian digital selalu diperlukan
sumber tegangan dari luar untuk mensuplay rangkaian digital agar dapat beroperasi. Pada rangkaian
elektronika digital sinyal yang diberikan atau sebagai input adalah sinyal digital dan rangkaian akan
memberikan output berupa sinyal digital juga.
3. Rangkaian Elektronika Kombinasi
Rangkaian elektronika kombinasi adalah, rangkaian elektronika yang dibangun dengan tujuan untuk
melakukan pemrosesan sinyal analog dan digital baik secara bersamaan maupun bertahap. Rangkaian
elektronika kombinasi dapat melakukan pemrosesan sinyal kontinyu (analog) dan menghasilkan sinyal
diskrit( digital) atau sebaliknya. Contoh rangkaian elektronika kombinasi yang dapat memproses sinyal
analog menjadi sinyal digital adalah rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) dan rangkaian
elektronika yang dapat memproses sinyal digital menjadi sinyal analog adalah rangkaian DAC (Digital to
Analog Converter). Aplikasi rangkaian elektronika kombinsai dapat ditemui pada rangkaian interface
(antarmuka) antara rangkaian digital atau komputer ke rangkaian analog dan sebaliknya.
Kemudian berdasarkan prinsip kerjanya, rangkaian elektronika dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori sebagai berikut.
1. Rangkaian Elektronika Dasar
Rangkaian elektronika dasar merupakan gabungan 2 atau lebih komponen elektronika pasif yang
telah membentuk suatu sistem pemroses sinyal. Sebagai contoh rangkaian elektronika dasar yang paling
sederhana adalah pembagi tegangan,pembagi arus, filter RC, filter LC dan filter RLC. Contoh rangkaian
elektronika dasar tersebutdapat dikatakan sebagai rangkaian elektronika sederhana karena hanya dibangun
oleh 2 atau 3 komponen elektronika pasif yang dirangkai seri maupun parallel.
2. Rangkaian Elektronika Bertingkat
Rangkaian elektronika bertingkat adalah pengembangan rangkaian elektronika dasar agar dapat
memberikan performa yang lebih baik dari rangkaian elektronika dasar. Pada rangkaian elektronika
bertingkat pada umumnya dibangun dari rangkaian elektronika dasar yang ditambah suatu rangkaian
penguat sederhana yang disusun 1 tingkat maupun beberapa tingkat.
3. Rangkaian Elektronika Komplek
Rangkaian elektronika komplek adalah rangkaian elektronika yang dibentuk dari beberapa rangkaian
elektronika dasar dan bertingkat dengan beberapa fungsi pemroses sinyal yang berbeda yang di susun
untuk membentuk suatu sistem pemroses sinyal terpadu. Sebagai contoh rangkaian elektronika komplek
adalah power supply dengan regulator arus dan tegangan, rangkaian mixer audio, rangkaian transmitter
atau pemancar radio,rangkaian amplifier dan rangkaian elektronika yang lain.
Rangkaian elektronika yang telah membentuk suatu sistem pemroses sinyal yang diperjual belikan di
toko elektronika sering disebut sebagai kit elektronik. Hal ini dikarenakan produk elektronik tersebut
merupakan atau membentuk suatu bagian-bagian rangkaian elektronika yang apabila digabungkan akan
membentuk suatu sistem atau perangkat elektronika yang lengkap. Sebagai contoh untuk membuat suatu
amplifier yang lengkap maka kita dapat membeli kit Power Amplifier, Kit Tone Control, Kit Power
Supply, Travo Dan Box Amplifier kemudian kita rakit beberapa kit dan komponen tersebut sehingga
terbentuk suatu Power Amplifier yang lengkap dari beberapa rangkaian elektronika tersebut.
Belajar Elektronika Belajar elektronika pada dasarnya mempelajari tentang materi elektronika yang
tampak dan yang tidak kasat mata. Materi elektronika yang tampak contohnya adalah komponen
elektronika, rangkaian elektronika, perangkat elektronika atau peralatan elektronik. Sedangkan materi
elektronika yang tidak kasat mata adalah sinyal yang diproses oleh sistem atau modul elektronika dan
rangkaian elektronika secara spesifik.
Materi yang tidak kasat mata dalam belajar elektronika ini pada dasarnya dapat diukur dan dirasakan
outputnya. Cara Belajar Elektronika Berdaraskan teknik dalam belajar elektronika, maka belajar
elektronika dapat dilakukan secara otodidak maupun secara sitematis baik formal maupun informal.
Belajar Elektronika Secara Otodidak Belajar elektronika otodidak adalah mempelajari tentang sistem atau
perangkat elektronika secara individu tanpa bantuan orang lain sebagai pengajar. Belajar Elektronika
Secara Sistematis Sedangkan belajar elektronika secara sistematis menggunakan jasa bantuan orang lain
sebagai pengajar dalam suatu sekolah maupun pelatihan elektronika.
Untuk belajar elektronika secara formal dapat diperoleh melalui sekolah sedangkan belajar
elektronika informal dapat kita peroleh melalui kursus elektronika atau pelatihan elektronika. Berdasarkan
sumber pembelajarannya, belajar elektronika dapat dibedakan menjadi beberapa teknik. Belajar
Elektronika Online Belajar elektronika secara online adalah teknik belajar elektronika yang praktis, karena
materi atau sumber dalam mempelajari elektronika kita peroleh secara online. Bahkan dengan belajar
elektronika melalui online kita dapat memahami elektronika secara otodidak, karena saat ini banyak
sumber pembelajaran elektronika secara online.
Salah satu contoh blog yang dapat digunakan untuk belajar elektronika secara online adalah zona
elektro. Belajar Elektronika Offline Belajar elektronika secara offline untuk kategori sistematis dapat
diperoleh dibangku sekolah, kursus elektronika atau pelatihan elektronika. Kemudian untuk belajar
elektronika secara otodidak dapat menggunakan buku elektronika yang praktis dan fokus pada materi
tertentu sesuai keinginan dalam mempelajari elektronika. Buku Elektronika Berikut adalah buku
elektronika yang dapat dipilih dalam belajar elektronika dasardan kita temui di bangku sekolah. Prinsip-
Prinsip Elektronika Vademekum Elektronika Operational Amplifier Elektronika Dasar Rangkaian Listrik
Dan masih banyak lagi buku-buku elektronika praktis yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dalam
mempelajari elektronika. Misalkan ingin membuat rangkaian elektronika dapat meilih buku 301-304
Rangkaian Elektronika, kemudian bia ingin belajar mikrokontroler dapat memilih buku yang khusus
mempelajari mikrokontroler atau ingin mempelajari tentang pembuatan robot maka dapat langsung
memilih buku praktis tentang cara membuat robot.
Modul Belajar Elektronika Konsentrasi Teknik Elektronika Kemudian dalam belajar elektronika ada
beberapa konsentrasi ilmu elektronika yang kita temui di bangku sekolah sebagai berikut : Untuk tingkat
SMK Jurusan Elektronika Audio/Video, Jurusan elektronika audio/video ini mempelajari ilmu elektronika
tentang elektronika dasar, elektronika analog dan elektronika digital yang bertujuan untuk mendukung
pemahamam dalam mempelajari sistem elektronika untuk keperluan pemrosesan sinyal audio dan video.
Jurusan Elektronika Multimedia, Jurusan elektronika multimedia mempelajari tentang ilmu elektronika
dasar, elektronika analog, elektronika digital dan ilmu komputer yang bertujuan untuk mendalami tentang
teknik penyiaran informasi secara elektronik maupun melalui internet. Jurusan Listrik, jurusan listrik
mempelajari ilmu elektronika tegangan tinggi yang diaplikasikan dalam jaringan listrik rumah tangga dan
jaringan listrik distribusi listrik komersial (PLN).
Untuk tingkat kuliah Konsentrasi Teknik Elektronika Komunikasi, Konsentrasi teknik elektronika
komunikasi mempelajari elektronika dalam bidang komunikasi audio, video dan data. Dalam konsentrasi
ini kita dapat mempelajari sistem telekomunikasi telephone secara analog maupun digital baik dari sisi
teknologi jaringan komunikasi kabel tembaga, kabel optik maupun komunikasi radio secara detail.
Konsentrasi Teknik Elektronika Instrumentasi Kendali, konsentrasi elektronika instrumentas kendali
mempelajari teknik kendali pada sistem elektronik baik secara analog maupun digital dalam lingkup
individu maupun industri dalam bentuk pengendalian secara elektronik pada mesin industri maupun robot
yang digunakan. Konsentrasi Teknik Elektronika Arus Kuat/Ketenagaan, konsentrasi teknik elektronika
arus kuat/ketenagaan mempelajri tentang listrik tegangan tinggi baik dalam lingkup rumah tangga
mauppun sistem jaringan distribusi listrik komersial. Pada konsentrasi ini kita dapat mengetahui
pengendalian distribusi listrik tegangan tinggi. Konsentrasi Teknik Elektronika Robotika, konsenstrasi
teknik elektronika robotika mempelajari ilmu pengendalian dan pembuatan robot, baik dari sisi konstruksi,
desain dan sistem kendali robot. Dengan mengetahui konsentrasi ilmu elektronika tersebut diatas maka
dapat memberikan gambaran kepada kita untuk memilih konsentrasi yang sesuai dengan keinginan kita
dalam belajar elektronika.
DAC (Digital To Analog… DAC (Digital To Analog Converter) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi untuk mengubah sinyal digital (diskrit) menjadi sinyal analog (kontinyu). Aplikasi DAC (Digital
To Analog Converter) adalah sebagai antarmuka (interface) antara perangkat yang bekerja dengan sistem
digital dan perangkat pemroses sinyal analog. Perangkat DAC (Digital To Analog Converter) dapat
berupa rangkaian elektronika dan chip IC DAC. Konsep Dasar DAC (Digital To Analog Converter) Pada
dasarnya rangkaian penjumlah op-amp (summing amplifier) dapat digunakan untuk menyusun suatu
konverter D/A (DAC "Digital To Analog Converter)" dengan memakai sejumlah hambatan masukan yang
diberi bobot dalam deret biner. Penguat Inverting Rangkaian untuk penguat inverting adalah seperti yang
ditunjukkan gambar dibawah. Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa
sebesar 180°. Penguatan rangkaian penguat inverting adalah berdasar pada persamaan berikut : Vout = -
Vin(R2/R1) Penguat Non-Inverting Penguat non-inverting memiliki ciri khusus yaitu sinyal output adalah
sefasa dengan sinyal masukan. Rangkaian ini ditunjukkan oleh gambar berikut. Penguatan dari rangkaian
penguat jenis ini adalah berdasar pada persamaan berikut : Vout = Vin((R1+R2)/R1) Penguat Penjumlah
(Dasar DAC) Penguat penjumlah memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran merupakan hasil penguatan
dari penjumlahan sinyal masukannya.
Pada bagian ini dicontohkan penguat penjumlah berdasarkan rangkaian penguat inverting. Sehingga
sinyal keluaran adalah berbeda fasa sebesar 180o. Rangkaian penguat penjumlah merupakan konsep dasar
dari rangkaian DAC (Digital To Analog Converter). Penguatan dari rangkaian ini dihitung menggunakan
persamaan berikut : Vout = (-Vin1(R5/R1))+(-Vin2(R5/R2))+(-Vin3(R5/R3)) Jenis-Jenis DAC (Digital
To Analog Converter) Binary-Weighted DAC (Digital To Analog Converter) Suatu rangkaian Binary-
weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar
berikut. Rangkaian Binary Weighted DAC Secara prinsip rangkaian DAC diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut. Resistor 20 kΩ menjumlahkan arus yang dihasilkan dari penutupan switch-switch D0 sampai D3.
Resistor-resistor ini diberi skala nilai sedemikian rupa sehingga memenuhi bobot biner (binary-weighted)
dari arus yang selanjutnya akan dijumlahkan oleh resistor 20 kΩ. Dengan menutup D0 menyebabkan arus
50 μA mengalir melalui resistor 20 kΩ, menghasilkan tegangan -1 V pada Vout. Penutupan masing-
masing switch menyebabkan penggandaan nilai arus yang dihasilkan dari switch sebelumnya. Nilai
konversi dari kombinasi penutupan switch ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Output Binary-weighted DAC Konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian
Binary Weighted DAC diatas R/2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter) Metode lain dari konversi
Digital to Analog adalah R/2R Ladder. Metode ini banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian
R/2R Ladder, hanya dua nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan
resolusi 8,10 atau 12 bit. Rangkaian R/2R Ladder ditunjukkan pada gambar berikut. Rangkaian R/2R
Ladder DAC Prinsip kerja dari rangkaian R/2R Ladder DAC adalah sebagai berikut : informasi digital 4
bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi “1” (sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0
V). Dengan pengaturan switch akan menyebabkan perubahan arus yang mengalir melalui R9 sesuai
dengan nilai ekivalen biner-nya Sebagai contoh, jika D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1, maka R1 akan
paralel dengan R5menghasilkan 10 k . Selanjutnya 10 k ini seri dengan R6 = 10 k menghasilkan 20 k . 20
k ini paralel dengan R2 menghasilkan 10 k , dan seterusnya sampai R7, R3 dan R8. Rangkaian
ekivalennya ditunjukkan pada gambar 6. Vout yang dihasilkan dari kombinasi switch ini adalah -5V.
Rangkaian Ekivalen R/2R Ladder DAC Untuk mendapatkan Vout analog dari rangkaian R/2R Ladder
DAC diatas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Vout = (-
Vref(R9/R))*((D0/16)+(D1/8)+(D2/4)+(D1/2)) Tabel Output Rangkaian R/2R Ladder DAC Nilai
kombinasi dan hasil konversi rangkaian R/2R Ladder DAC ditunjukkan pada tabel dibawah. Tabel diatas
merupakan hasil konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian R/2R Ladder DAC
(Digital To Analog Converter).
Tool Kit Elektronika Tool kit elektronika atau peralatan pendukung dalam praktik elektronika terdiri
dari beberapa macam. Untuk mendukung praktik elektronika di rumah dapat menggunakan toolkit standart
yang dapat dibeli di toko elektronika. Harga toolkit untuk elektronika yang murah sudah cukup untuk
keperluan praktik elektronik bagi pemula. Gambar toolkit dibawah merupakan contoh beeberapa tool kit
elektronika standart dalam praktik elektronika. Toolkit elektronika Tool Kit Elektronika Toolkit
elektronika pada dasarnya dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu : Tool kit elektronika untuk
merakit komponen elektronika Tool kit elektrnoika untuk mengukur besaran elektronika Tool Kit
Elektronika Untuk Merakit Komponen Elektronika Toolkit untuk merakit komponen elektronika terdiri
dari beberapa peralatan sebagai berikut : Solder Listrik Solder merupakan toolkit elektronika yang pokok
dalam merakit komponen elektronika, fungsi solder adalah untuk mencairkan timah sebagai perekat kaki
komponen elektronika pada jalur PCB. Untuk memilih solder sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan,
apabila kita sering merakit komponen seperti IC komponen kecil yang sensitif terhadap temperature tinggi
sebaiknya memilih solder dengan daya 25 watt - 40 watt dan memilih ujung atau mata solder dengan
ujung yang kecil dan bagus dalam menghantarkan panas sehingga proses menyolder dapat dilakukan
dengan cepat. Timah Solder Timah solder merupakan bahan perekat kaki komponen dengan jalur PCB.
Timah solder yang ada dipasaran dapat kita temui dengan berbagai macam ukuran diameter dan kualitas.
Timah solder dengan diameter kecil cocok untuk meyolder IC, sedangkan untukukuran yang lebih besar
dapat dipergunakan untukmenyolder kakikomponen yang besar pada permukaan jalur PCB yang lebar.
Tang Potong Tang potong merupakan toolkit yang berfungsiuntukmemotong sisa kaki komponen yang
telah disolder. Dalam memotong kaki komponen yang telah tersolder perlu diingat untuk tidak
mengungkit kaki komponen tersebut karena bisa mengakibatkan permukaan jalur PCB terangkat atau
retak. Oleh karena itu untuk memilih tang potong ini perlu dipilih tang dengan ujung yang runcing
sehingga dapat masuk ke celah yang sempit dan tajam sehingga sekali tekan langsung terpotong kaki
komponen tersebut.
Tang Lancip berfungsi untuk melipat atau membengkokan kaki komponen elektronika sebelum di
pasang pada papan PCB. Tang lancip untuk keperluan elektronika ini ada beberapa jenis yang dapat
digunakan. Gambar tersebut merupakan beberap contoh tang lancip yang dapat dipilih untuk keperluan
elektronika. Atractor / Penyedot Timah Atractor atau penyedot timah merupakan toolkit yang kita
butuhkan apabila inginmelepas komponen elektronika yang telah disolder pada papan PCB. Untuk atractor
sebaiknya pilihlah atractor yang telah dilengkapi dengan ujung silicon sehingga ujung permukaan atractor
tidak rucak apabila terkena panas solder. Apabila kita telah memiliki atractor dengan ujung plastik biasa
maka kita dapat menambahkan ujung silicon secara manual.
Pinset Pinset merupakan toolkit yang berfungsi untuk memegang komponen elektronika yang akan
disolder. Penggunaan pinset ini kita perlukan apabila kita akan menyolder pada daerah yang sempit dan
tidak terjangkau tangan atau terlalu panas apabila yang kita solder tersebut kita pegang dengan tangan,
sebagai contoh penggunaan pinset dalam praktik elektronika adalah pada saat menyolder kabel pada saklar
yang telah terpasang pada box dan tidak terjangkau tangan ataupun tang lancip. Tool Kit Elektrnoika
Untuk Mengukur Besaran Blektronika Toolkit untuk mengukur besaran listrik untukkeperluan praktik
elektronika ada beberapa macam sebagai berikut. Multimeter Multimeter atau multi tester merupakan alat
ukur serbaguna dalam praktik elektronika, hal ini karena multi meter dapat digunakan untuk mengukur
arus, tegangan dan hambatan listrik. Untuk mengukur arus listrik multi meter memilki pilihan Ampere
meter, kemudian untuk mengukur tegangan listrik multimeter memiliki pilihan Volt meter DC dan AC,
kemudian untuk mengukur resistansiatau hambata multimeter memiliki pilihan Ohm meter. Bahkan pada
multimeter yang baru saat ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor penguatan transsitor (Hfe).
Osciloscope Osciloscope merupakan perangkat elektronika yang berfungsi untukmengukur dan
mengetahui bentuk gelombang atau sinyal listrik. Penggunaan osciloscope ini cukup jarang karena harga
dari osciloscope yang mahal. Oleh karena itu tidak semua praktisi elektronika memiliki osciloscope.
Penggunaan osciloscope ini pada umumnya digunakan dalam penelitian sinyal pada percobaan di lab.
Frekuensi Meter / Frekuensi Counter Frekuensi meter atau frekuensi counter merupakan toolkit elektronik
yang berfungsi untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal, Penggunaan frekuensi meter ini pada umumnya
digunakan oleh praktisi elektronika dibidang frekuensi radio. Bagi praktisi elektronika pada dasarnya
dengan memiliki toolkit standart seperti pada gambar toolkit elektronik diatas sudah cukup digunakan
untuk melakukankegiatan praktik elektronika. Dan toolkit elektronika standart dapat kita jumpai di toko
elektronika dalam bentuk paket tool kit elektronika dalam satu kemasan.
ADC (Analog To Digital… ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog
To Digital Convertion) dapat berbentuk suatu modul atau rangkaian elektronika maupun suatu chip IC.
ADC (Analog To Digital Converter) berfungsi untuk menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem
digital. Converter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang
menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar pengukuran
variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke
bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau rangkaian
logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal
mengenai konversi ini harus diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan
digital. ADC (Analog to Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input
analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi
digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian.
Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim
komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan
menggunakan sistim digital (komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip,
yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan Sampling ADC Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan "seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu
tertentu". Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS). Ilustrasi Kecepatan
Sampling ADC Resolusi ADC Resolusi ADC menentukan "ketelitian nilai hasil konversi ADC". Sebagai
contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam
255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat
dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil
konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit. Prinsip Kerja ADC Prinsip kerja ADC adalah
mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input
dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input
terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan
didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner). signal
= (sample/max_value) * reference_voltage = (153/255) * 5 = 3 Volts Komparator ADC Bentuk
komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC)
disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik pada gambar dibawah, secara
sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya.
Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high) atau
0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemroses
digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog
yang akan didiskusikan nanti. Konsep Kompataror Pada ADC (Analog to Digital Converter) Gambar
diatas memperlihatkan sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi tegangan input
analog. Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan output terpotong untuk
menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator
komersil didesain untuk memiliki level logika yang dperlukan pada bagian outputnya. Jenis-Jenis ADC
(Analog to Digital Converter) ADC Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau
parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi
+ pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi
melebihi tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan
memberikan output low. ADC Simultan Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat
didapatkan : V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64 V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93 V(-) untuk C5
= Vref * (9/14) = 3,21 V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5 V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78 V(-)
untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07 V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36 Misal : Vin diberi sinyal analog 3
Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC
yaitu 100 biner Tabel Output ADC Simultan Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara
Counter Ramp ADC, Successive Aproximation ADC dan lain sebagainya. Counter Ramp ADC Blok
Diagram Counter Ramp ADC Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC
didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana
sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran Comparator. Comparator
membandingkan antara tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila tegangan
masukan yang akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran
comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan counter naik. Misal akan
dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset, sehingga keluaran pada DAC
juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan
pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan
kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan
tegangan masukan demikian seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga
suatu saat tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator
= 0 dan Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil konversi dari analog
yang dimasukkan. Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai dari
0000 hingga mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu. SAR (Successive Aproximation
Register) ADC Blok Diagram SAR ADC Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu
dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace
dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum
sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila
tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya
menurunkan kombinasi bit ====> 10100000.
Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing diagram
gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10 volt
sehingga apabila keluaran tegangan sbb : Jika D7 = 1 Vout=5 volt Jika D6 = 1 Vout=2,5 volt Jika D5 = 1
Vout=1,25 volt Jika D4 = 1 Vout=0,625 volt Jika D3 = 1 Vout=0,3125 volt Jika D2 = 1 Vout=0,1625 volt
Jika D1 = 1 Vout=0,078125 volt Jika D0 = 1 Vout=0,0390625 volt Timing diagram urutan Trace SAR
ADC Setelah diberikan sinyal start maka konversi dimulai dengan memberikan kombinasi 1000 0000
ternyata menghasilakan tegangan 5 volt dimana masih kurang dari tegangan input 6,84 volt, kombinasi
berubah menjadi 1100 0000 sehingga Vout = 7,5 volt dan ternyata lebih besar dari 6,84 sehingga
kombinasi menjadi 1010 0000 tegangan Vout = 6,25 volt kombinasi naik lagi 1011 0000 demikian
seterusnya hingga mencapai tegangan 6,8359 volt dan membutuhkan hanya 8 clock. Uraian diatas
merupakan konsep dasar dari ADC (Analog to Digital Converter), untuk pengembangan atau aplikasi
ADC dan ADC dalam bentuk lain akan ditulis dalam artikel berbeda dengan tujuan dapat memberikan
penjelasan yang lebih lengkap dari ADC (Analog to Digital Converter)
Rangkaian Power Supply Rangkaian power supply adalah bagian dari sistem atau perangkat
elektronika yang berfungsi untuk memberikan sumber tegangan pada sistem elektronika tersebut. Dalam
suatu perangkat elektronika rangkaian power supply ada yang menjadi satu kesatuan dengan perangkat
elektronik tersebut dan ada juga yang dibuat secara terpisah. Jenis Rangkaian Power Supply Rangkaian
power supply dapat dibedakan menjadi 2 tipe berdasarkan sistem kerjanya, yaitu : Stepdown Transformer
Power Supply Stepdown trasformer power supply adalah rangkaian power supply yang dibuat
menggunakan transformator step down sebagai penurun tegangannya. Contoh rangkaian power supply
sederhana jenis stepdown transformer power supply dapat dilihat pada gambar berikut : Rangkaian Power
Supply Dengan Transformer Stepdown Stepdown Trasformer Power Supply Dari gambar rangkaian
power supply diatas komponen T1 adalah transformator jenis step down tanpa CT.
Penggunaan transformator jenis stepdown inilah yang menjadikan power supply tersebut dinamakan
stepdown transformer power supply. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar power supply diatas dapat
kita ketahui bahwa power supply jenis stepdown transformer power supply terdiri dari beberap bagian
sebagai berikut : 1. Penurun Tegangan Bagian ini berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220 volt
menjadi 12 volt AC. Penurun tegangan pada rangkaian power supply diatas menggunakan transformator
tanpa CT dengan tegangan output 12 volt. 2. Penyearah Gelombang Bagian penyearah gelombang pada
rangakian power supply diatas menggunakan dioda bridge. Bagian ini berfungsi untukmenyerahkan
tegangan AC dari output transformator. 3. Filter Pertama Filter pertama berfungsi untuk meratakan
tegangan DC hasil penyearahan gelombang yang diproses oleh bagian penyearah gelombang. Filter yang
digunakan pada rangkaian power supply pada umumnya adalah kapasitor elektrolit (elco).
Filter pertama pada rangkaian diatas adalah kapasitor C1 degan nilai 3300 uF. 4. Regulator Tegangan
Regulator tegangan adalah bagian yang berfungsi untukmengatur teganganoutput power supply. Pada
rangkaian power supply sederhana diatas regulator tegangan yang digunakan adalah IC 7805, sehingga
output dari rangkaian power supply diatas adalah +5 volt. 5. Filter Kedua Filter kedua pada rangkaian
power supply diatas berfungsi untuk memantabkan kualitas DC dari proses perataan tegangan yang
dilakukan oleh filter pertama. Oleh karena itu nilai kapasitas dari filter kedua ini lebih kecil dari pada filter
pertama. Rangkaian power supply diatas adalah rangkaian power supply sederhana dengan tegangan
output +5 volt yang teregulasi menggunakan chip IC 7805. Switching Power Supply Switching power
supply merupakan rangkaian power supply yaang memeiliki efisiensi daya yang tinggi. Rangakaian
switching powes supply sederhana daat dilihat pada contoh berikut : Rangkaian Power Supply Switching
Sederhana Rangkaian Power Supply Switching Rangkaian power supply switching diatas cukup sederhana
untuk dibuat. Rangkaian power supply switching diatas secara prinsip bekerja dengan cara menyerahakan
tegangan AC 220 volt secara langsung menggunakan dioda bridge D1 dan diratakan menggunakan filter
kapasitor C1. Kemudian tegangan DC tersebut digunakan unutk membentuk sistem regulator PWM
dengan power regulator transistor Q1 yang digunakan untuk mengandalikan transformator. Output
transformator berupa tegangan AC denga frekuensi yang tinggi sehingga proses penyearahan tegangan
cukup menggunakan sistem penyearah setengah gelombang dan dengan filetr kapasitor dengan nilai
kapasitansi yang kecil. Kelebihan rangkaian power supply switching adalah dengan konstruksi fisik yang
kecil dan ringan dapat direproduksi power supply dengan kapasitas arus yang besar dan stabilitas tegangan
output yang lebih baik dari pada rangkaian power supply dengan transformator stepdown.
Mengenal Elektronika Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengendalian dan
penerapan gerakan partikel pembawa muatan (elektron) dalam ruang hampa, gas atau semikonduktor.
Pengertian elektronika diatas merupakan rangkuman dari "definisi elektronika" yang telah dikemukakan
oleh para ahli elektronika. Definisi elektronika menurut para ahli elektronika tersebut adalah sebagai
berikut : Definisi Elektronika Menurut Ahli Elektronika Elektronika Menurut Fitrzgerald, Higginbotham
dan Grabel “Electronics is the branch of Electronical Engineering which deals extensively with the
transfer of information by means of electromagnetic energy”. Artinya : Elektronika adalah cabang ilmu
listrik yang bersangkutan secara luas dengan alih informasi menggunakan tenaga elektromagnetik.
Elektronika Menurut J. Millman “Electronics is the science and the technology of the passage of charged
particles in a gas, in a vaccum, or in a semiconductor”. Artinya : Elektronika adalah ilmu dan teknologi
tentang melintasnya partikel bermuatan listrik didalam suatu gas atau suatu ruang hampa, atau suatu
semikonduktor. Elektronika Menurut E. Carol Young “The study, design, and use of devices that depend
on the conduction of electricity through a vaccum, gas, or semiconductor”. Artinya : Elektronika meliputi
studi, perancangan dan penggunaan piranti-piranti yang berdasar hantaran listrik di dalam suatu ruang
hampa, gas dan semikonduktor.
Elektronika Menurut H.C. Yohannes Elektronika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan
pemakaian piranti (“devices” = alat) yang asas kerjanya ialah aliran elektron dalam ruang hampa atau gas
(seperti dalam tabung-tabung radio) dan aliran elektron dalam semipenghantar (seperti misalnya dalam
transistor). Sejarah Perkembangan Elektronika Lahirnya elektronika sebenarnya mula-mula atas tuntutan
kebutuhan manusia akan sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi menggunakan telepon yang
ditemukan oleh A.G. Bell pada tahun 1876 masih terlalu sederhana, banyak keterbatasan keterbatasannya.
Untuk memungkinkan hubungan yang mencapai jarak jauh dan mutu yang baik serta kapasitas saluran
yang tinggi, dituntut adanya penguatan sinyal, modulasi, demodulasi serta multipleksi. Dan untuk
mencapai jarak yang lebih jauh lagi dengan biaya yang lebih murah, diperlukan penggunaan media
gelombang elektromagnetik. Pada tahun 1896 Marconi berhasil menciptakan telegrap radio, telegrap tanpa
kabel, tetapi menggunakan media gelombang elektromagnetik.
Dengan demikian tuntutan jarak yang jauh dapat dipenuhi. Namun tuntutan-tuntutan yang lain belum
dipenuhi, sehingga para ahli terus bekerja tanpa mengenal lelah. Pada tahun 1904 Sir Ambrose Fleming
menemukan tabung hampa dengan dua elektrode (tabung dioda), yang dinamakannya “valve” (katup).
Katup ini dapat berfungsi sebagai detektor sinyal-sinyal dari telegrap radio Marconi. Dua tahun kemudian
yakni tahun 1906, De Forest meletakkan elektroda ketiga (kisi) pada katup Fleming sehingga
ditemukanlah tabung trioda, yang ia beri nama audion. Audion ini dapat berfungsi antara lain untuk
memperkuat sinyal-sinyal tersebut. Jadi mulai tahun 1904 ini sebenarnya orang sudah mulai
mengendalikan gerakan-gerakan elektron dalam ruang hampa, sehingga tahun itu dapat dipandang sebagai
tahun “kelahiran” Elektronika. Namun ada orang yang menyatakan tahun 1906 sebagai tahun
ditemukannya tabung trioda ini sebagai tahun “kelahiran” Elektronika, ada pula yang menyatakan tahun
1911 yakni tahun diperolehnya tabung trioda yang lebih handal (setelah disempurnakan tabung hampa
udaranya dan digunakan katoda lapis oksida). Dengan ditemukannya tabung trioda ini dan lebih-lebih
dengan ditemukannya tabung iconoscope yaitu tabung hampa yang merupakan alat dasar dalam kamera
televisi oleh Vladimir Zwonykin pada tahun 1920, maka industri radio dan televisi berkembang pesat.
Ditinjau dari daya yang digunakan, kecepatan, ukuran geometrik, berat dan kemudahan rusak, tabung
trioda diatas masih banyak keterbatasan-keterbatasannya. Oleh karena itu para ahli berusaha untuk
memperoleh alat yang mempunyai fungsi sama, tetapi dengan keterbatasan-keterbatasan minimal.
Pada tahun 1948 John Bardeen, Walter H. Brattain dan William Shockley menemukan alat tersebut,
yang diberi nama transistor. Transistor ini dibuat dari bahan semikonduktor, dan transistor ini dapat
menggantikan fungsi tabung trioda. Karena tidak menggunakan filamen pemanas seperti pada tabung
hampa, transistor tidak banyak memakan daya. Disamping itu ukurannya kecil dan tidak mudah pecah.
Akibatnya radio yang menggunakan transistor dapat dibuat berukuran kecil dan dapat menggunakan
baterai sebagai sumber daya listriknya. Disamping itu transistor dapat diproduksi secara massal sehingga
harga menjadi murah. Demikian pula dengan menggunakan transistor orang dapat membuat komputer
elektronika yang lebih kecil tetapi mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada jika menggunakan
tabung hampa.
Hubungan antar komponen rangkaian Elektronika dalam era transistor ini pada umumnya
menggunakan PCB (Printed Circuit Board = papan rangkai tercetak), melalui penyoldiran. Suatu
kelemahan dari hubungan semacam ini adalah reliabilitas tidak prima disamping ukuran masih cukup
besar, walaupun tidak sebesar pada rangkaian dengan tabung hampa. Karena itu para ahli berusaha untuk
mengatasi keterbatasan-keterbatasan ini. Pada tahun 1958 J.S. Kilby menemukan rangkaian terpadu (IC =
“integrated circuit” = rangkaian terintegrasi), suatu keping (chip) silikon tunggal yang ukurannya sangat
kecil (≈1 mm2) yang diatasnya berisi rangkaian Elektronika yang diproses dengan teknik-teknik difusi dan
pengendapan. Semenjak ditemukan rangkaian terpadu tersebut, jumlah komponen per chip terus
berkembang sehingga dewasa ini dikenal IC jenis SSI (“Small Scale Integration”), MSI (“Medium Scale
Integration”), LSI (“Large Scale Integration”), VLSI (“Very Large Scale Integration”), yang masing-
masing mempunyai jumlah komponen (transistor) per chip 10-100, 100-1000, 1000-100.000, dan >
100.000. Dengan ditemukannya rangkaian terpadu ini sejarah Elektronika mengalami babak baru yaitu
babak mikroelektronika. Dengan semakin meningkatnya jumlah komponen per chip dalam rangkaian
terpadu (IC) ini maka terdapat kecenderungan pemakaiannya menjadi makin khusus, sehingga tidak
diproduksi secara besar-besaran, akibatnya harganya menjadi mahal. Pada tahun 1971 perusahaan
Elektronika Intel Inc di Amerika Serikat berhasil membuat IC mikroprosesor, yang merupakan “otak” dari
komputer. IC mikroprosesor ini bersifat fleksibel, mempunyai fungsi hampir mirip tak terbatas. Dengan
perangkat keras yang sama dapat diperoleh berbagai fungsi, hanya dengan merubah program. Akibatnya
dapat diproduksi dalam jumlah cukup banyak dengan harga relatif murah. Jika diamati perkembangan
Elektronika dari sejak “kelahirannya” sampai sekarang, nampak bahwa perkembangan tersebut menuju
miniaturisasi komponen. Bahkan dewasa ini telah ditemukan “one chip micro computer” atau mikro
komputer dalam satu chip. “Komponen” baru ini terdiri atas mikroposesor, memori baca tulis, memori
baca, dan unit input-output yang seluruhnya terletak dalam satu chip.
Disamping itu perkembangan menuju ke arah peningkatan kemampuan, dan “intelegensi”. Bidang
Teknologi Elektronika Bidang-bidang perkembangan teknologi elektronika yang berkembang diantaranya
adalah : Bidang Instrumentasi dan Kontrol Bidang instrumentasi dan kontrol sering juga disebut sebagai
instrumentasi dan kendali, bidang ini mengembangkan teknologi elektronika pada peralatan seperti
pengembangan alat ukur elektronik, instrumentasi penelitian, alat pemroses data serta alat kontrol atau
otomatisasi seperti sistem mikroprosesor untuk kontrol dan sebagainya. Bidang Telekomunikasi Bidang
telekomunikasi merupakan teknologi elektronika yang mengembangkan teknologi informasi jarak jauh
baik menggunakan kabel maupun tidak. Sebagai contoh pengembangan komunikasi telepon menggunakan
relay elektronik, komunikasi data menggunakan komputer dan telepon, komunikasi berita dan gambar
melalui satelit, komunikasi menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi dan gelombang mikro dan
sebagainya.
Bidang Elektronika Konsumer Bidang elektronika konsumer mengembangkan dan fokus pada
produksi peralatan-peralatan kebutuhan umum seperti radio, televisi, perekam kaset audio maupun video,
penyedia daya serta komponen-komponen elektronika. Industri atau perusahaan Elektronika dewasa ini
dapat dikelompokkan dalam 4 K, yaitu komponen, komunikasi, kendali dan komputasi. Bidang
Elektronika Kuantum Bidang elektronika kuantum mempelajari dan melakukan pengembangan
elektronika yang menyangkut interaksi antara cahaya, gelombang mikro atau gelombang elektromagnetik
yang lain. Dari bidang ini telah dikembangkan sinar laser untuk berbagai keperluan diantarannya bidang
komunikasi dengan menumpangkan sinyal pada cahaya yang dijalarkan dalam serat (fiber) optik dan
sebagainya.
Ruang Lingkup Elektronika Ruang lingkup dalam mempelajari elektronika kita akan mengenal
beberapa istilah ilmu elektronika seperti “elektronika dasar”, “elektronika daya”, “elektronika analog”,
“elektronika digital” dan “elektronika industri”. Istilah-istilah elektronika tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut : Elektronika Dasar Elektronika dasar merupakan bidang ilmu pengetahuan elektronika
yang khusus mempelajari tentang dasar-dasar elektronika meliputi teori bahan dan komponen elektronika
sederhana serta hukum-hukum elektronika dasar seperti hukum ohm, kirchof dan teorema dasar
elektronika yang lain. Elektronika Daya Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang
khusus mempelajari elektronika arus kuat. Pada elektronika daya bidang ilmu yang dipelajari adalah listrik
arus kuat seperti transmisi energi listrik jarak jauh dan efisiensi daya pada transmisi tegangan tinggi.
Elektronika Analog Elektronika analog merupakan bagian ilmu elektronika yang mempelajari fungsi dan
sistem anlog. Pada elektronika analog yang dipelajari adalah tentang pengolahan atau pemrosesan sinyal
sinusoida. Elektronika Digital Elektronika digital merupakan cabang ilmu elektronika yang fokus dalam
mempelajaritentang pemrosesan sinyal digital atau diskrit. Bagian elektronika digital yang dipelajari
dimulai dari gerbang logika dasar hingga sistem pemrosesansinyal digital. Elektronika Industri
Elektronika industri merupakan bagian ilmu elektronika yang mempelajari tentang implementasi teknologi
elektronika dalam bidang industri dan pengendalian instrumentasi.
Power Supply Power supply adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk memberikan sumber
tegangan ke perangkat atau rangkaian elektronika. Pada prinsipnya power supply adalah mengubah
tegangan AC komersial menjadi tegangan DC sesuai kebutuhan sutu perangkat elektronika. Power supply
yang ada di sekitar kita salah satunya adalah charger HP dan charger laptop. Jenis Power Supply Jenis
Power Supply berdasar Tegangan Outputnya Power supply dilihat dari tegangan outputnya dapat
dibedakan dalam beberapa jenis. Power supply variable Power supply tegangan tetap Power supply
simetris 1. Power Supply Variable Power Supply Variabel Power supply variabel adalah power supply
yang memiliki tegangan output dapat diatur. Pada umumnya tegangan output power supply variabel ini
dapat diatur dari 1,5 volt hingga 12 volt. Akan tetapi untuk power supply keperluan khusus seperti yang
sering kita pergunakan di laboratorium power supply pada umumnya dapat diatur dari 0 volt hingga 33
volt. 2. Power Supply Tegangan Tetap Power supply tegangan tetap merupakan power supply dengan
tegangan output yang tidak dapat diatur. Salah satu contoh power suppply tegangan tetap tersebut adalah
charger HP. Pada charger HP tegangan output power supply tersebut permanen pada satu tegangan
tertentu misalnya 5 volt. 3. Power Supply Simetris Power supply simetris merupakan power supply
dengan tegangan output ganda yaitu dalam sebuah power supply memiliki tegangan output positif (+)
negatif (-) dan ground. Power supply jenis ini dapat kita temui di laboraorium elektronika atau dalam
perangkat elektronika daya seperti power amplifier.
Power Supply Variable Simetris Power supply simetris terbagi dalam 2 jenis, yaitu dengan tegangan
output yang dapat diatur seperti pada power supply laboratorium. Dan power supply simetris dengan
tegangan tetap seperti pada power supply sebuah power amplifier daya besar. Power Supply Berdasarkan
Sistem Kerjanya Berdasarkan sistem kerjanya power supply dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu power
supply step down dan power supply switching. 1. Power Supply Stepdown Power supply stepdown juga
sering disebut sebagai power supply konvensional. Power supply jenis ini menggunakan transformator
stepdown sebagai penurun tegangan. Pada power supply jenis ini power supply terdiri dari beberapa
bagian utama sebagai berikut : Penurun Tegangan, berupa transformerstepdown yang berfungsi
menurunkan tegangan AC komersial (220 volt) menjadi tegangan AC (4,5-70 volt). Penyerah Gelombang,
bagian ini berfungsi mengubah tengangan AC menjadi tegangan DC.
Komponen yang digunakan adalah dioda, baik dalam bentuk penyearah gelombang penuh maupun
penyearah setengah gelombang. Filter, berfungsi untuk meratakan proses penyearahan gelombang oleh
dioda sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil dan tanpa riple. Regulator Tegangan, berfungsi untuk
mengatur tegangan output power supply, ada regulator tegangan variabel dan regulator tegangan tetap. 2.
Power Supply Switching Power Supply Switching Power supply switching merupakan sistem power
supply yang menyearahkan tegangan AC komersial secara langsung kemudian diubah menjaadi AC
kembali dengan frekuensi yang tinggi selanjutnya di turunkan tegangan tersebut dan disearahkan. Tujuan
dari power supply switching ini adalah untuk mendapatkan efisiensi energi yang maksimal. Dengan power
supply switching ini dapat direproduksi power supply dengan kapasitas arus yang besar dan dengan
bentuk fisik yang lebih kecil dan ringan. Power supply untuk komputer adalah salah satu contoh
penerapan sistem power supply switching.
Latihan Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan rangkaian elektronika?
2. Apa yang nda ketahui tentang Layout PCB?.
3. Sebutkan contoh peralatan elektronika?
4. Apasajakah yang terdapat dalam rangkaian elektronika kompleks?
5. Apa fungsi dari Digital To Analog Converter?
Jawaban
1. Rangkaian elektronika dapat diartikan sebagai gabungan 2 atau lebih komponen elektronika baik
kompoonen pasif maupun aktif yang membentuk suatu sistem atau fungsi pemroses sinyal sederhana
maupun komplek.
2. Layout PCB adalah bagian yang berfungsi untuk merakit komponen-komponen elektronika menjadi
rangkaian elektronika. Layout PCB atau dengan bahasa lain Papan Rangkaian Tercetak adalah hasil
penerapan skema rangkaian elektronika yang telah disesuaikan dengan bentuk fisik komponen dan tata
letak komponen elektronika untuk membuat suatu sistem atau fungsi pemroses sinyal.
3. Solder, tang potong, tang lancip, obeng dan timah solder.

4. Contoh rangkaian elektronika komplek adalah power supply dengan regulator arus dan tegangan,
rangkaian mixer audio, rangkaian transmitter atau pemancar radio,rangkaian amplifier dan rangkaian
elektronika yang lain.

5. Digital To Analog Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal
digital (diskrit) menjadi sinyal analog (kontinyu)

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20

Medan, September 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN

A. Identitas Program Pendidikan


Nama Sekolah : SMKS Dwiwarna Medan
Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Komp. Keahlian : TKJ
Kelas/Semester : X / 1 (satu)
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Komputer dan Informatika
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan dasar dasar mikro kontroler
4.6 Manipulasi dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK,
stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menerapkan dasar dasar mikro kontroler
3.6.1 Mengetahui dasar – dasar mikro kontroler
3.6.2 Memahami dasar – dasar mikro kontroler

4.6 Manipulasi dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK,
stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
4.6.1 Menyajikan dasar -dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
4.6.2 Menggambarkan dasar -dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menemukan dasar – dasar mikro
kontroler dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mencari dasar – dasar mikro kontroler
dengan tepat
1. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengukur dasar – dasar mikro
kontroler dengan benar
2. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membangun dasar – dasar mikro
kontroler dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
Dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer,
SRAM, EEPROM, SREG)
E. Pendekatan, Strategi, Metode
Pendekatan berfikir : Sientific
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode Pembelajaran : Observasi, diskusi dan tanya jawab.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 17 - 19
No Kegiatan Langkah – langkah Pembejalaran Waktu
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Melakukan pengkondisian peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1 Pendahuluan 15 Menit
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan Pre test.
Pemberian Rangsangan
1. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada di layar komputer tentang
dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack
pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah
dipahami
3. peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
Identifikasi Masalah
1. Guru menugaskan peserta didik untuk menemukan, mencari, mengukur dan membangun
tentang dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK,
stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
2. Pesera didik berusaha untuk dapat menemukan, mencari, mengukur dan membangun tentang
dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack
pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
2 Kegiatan Inti dengan membaca buku panduan yang lain.
3.Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik dapat menemukan,
mencari, mengukur dan membangun tentang dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock,
arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
4. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok yang lainnya tentang
menemukan, mencari, mengukur dan membangun dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock,
arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
5. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lainnya memberikan
tanggapan
Pengumpulan Data
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari buku panduan atau informasi dasar-dasar mikro
kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM,
EEPROM, SREG)
2. Peserta didik mencoba memahami dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur
RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
sesuai dengan petunjuk dari guru sebagai pembuktian pengujian hipotesis
Pembuktian
1. Peserta didik mengukur mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
2. Guru meminta peserta didik untuk menilai hasil yang telah dibuat oleh peserta didik yang
lainnya
3. Peserta didik menilai berdasarkan format penilaian yang sudah ada
Menarik Simpulan
1. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang cara membangun, mencari, mengkur dan
menemukan dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
2. Guru menugaskan peserta didik un tuk menyimpulakn membangun, mencari, mengkur dan
menemukan dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
3. Peserta didik mengerjakan tugas dari guru untuk membangun, mencari, mengkur dan
menemukan dasar-dasar mikro kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose
RISK, stack pointer, SRAM, EEPROM, SREG)
4. Peserta didik yang lain menanggapi kesimpulan dari peserta didik yang sedang maju untuk
mempresentasikan hasilnya
5. Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
1.Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan tentang dasar-dasar mikro
kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM,
EEPROM, SREG)
2.Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3.Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh peserta didik secara individu untuk
mengerjakannya.
3 Penutup 15 Menit
4.Peserta didik diberi tugas untuk melakukan mengerjakan latihan tentang dasar-dasar mikro
kontroler (port IO, clock, arsitektur RISK, general purpose RISK, stack pointer, SRAM,
EEPROM, SREG)
5.Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6.Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup

Alat/ bahan, Media Pembelajaran


Daftar hadir
Spidol
Papan white board
Laptop
LCD
Lembar penilaian
Sumber Belajar
Internet
Buku – buku penunjang KBM
Penilainan Pembelajaran
Teknik : Non Test dan Test
Bentuk :
 Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
 Penilaian keterampilan : Praktek

URAIAN MATERI

Mikrokontroler merupakan sistem komputer kecil yang biasa digunakan untuk sistem pengendali atau
pengontrol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Mikrokontroller memiliki 4KB Flash Programmable
dan Erasable Read Only Memory (PEROM) didalamnya.
Mikrokontroler AT89S52 merupakan pengembangan dari mikrokontroler MCS-51. Mikrokontroler ini
biasa disebut juga dengan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 8 Kbyte yang dapat dIprogram sampai
1000 kali pemograman. Selain itu AT89S52 juga mempunyai kapasitas RAM sebesar 256 bytes, 32
saluran I/O, Watchdog timer, dua pointer data, tiga buah timer/counter 16-bit, Programmable UART
(Serial Port). Memori Flash digunakan untuk menyimpan perintah (instruksi) berstandar MCS-51,
sehingga memungkinkan mikrokontroler ini bekerja sendiri tanpa diperlukan tambahan chip lainnya
(single chip operation), mode operasi keping tunggal yang tidak memerlukan external memory dan
memori flashnya mampu diprogram hingga seribu kali. Hal lain yang menguntungkan adalah sistem
pemogramanan menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan rangkaian yang rumit.
Sebuah mikrokontroler dapat berfungsi/bekerja, apabila telah terisi oleh program. Program terlebih dahulu
dimasukan kedalam memori sesuai dengan kebutuhan penggunaaan pengontrolan yang diperlukan dan
yang hendak dijalankan. Program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler Atmel 89S52 adalah berupa
file heksa (Hex File), dan program tersebut berisikan instruksi atau perintah untuk menjalankan sistem
kontrol.
Mikrokontroler merupakan single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan
digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol, Mikrokontroller berkembang dengan dua alasan
utama, yaitu kebutuhan pasar (market needed) dan perkembangan teknologi baru. Dalam
perkembangannya sampai saat ini, sudah banyak produk mikrokontroller yang telah diproduksi oleh
berbagai perusahaan pembuat IC (Integrated Circuit) diantara salah satunya adalah jenis mikrokontroller
yang digunakan dalam perancangan alat ini yaitu mikrokontroller seri 8052 yang dibuat oleh ATMEL,
dengan kode produk AT89S52. Secara fisik, mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin, 32 pin
diantaranya adalah pin untuk keperluan port masukan/keluaran. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, dengan
demikian 32 pin tersebut membentuk 4 buah portparalel, yang masing-masing dikenal dengan Port 0,
Port1, Port2 dan Port3. Dengan keistimewaan di atas perancangan dengan menggunakan mikrokontroler
AT89S52 menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan komponen pendukung yang lebih banyak lagi.
2.1.2 Konfigurasi Pin AT89S52
Setiap pin (kaki) dari mikrkontroler AT89S51 mempunyai fungsi masing-masing fungsi. Arsitektur
hardware mikrokontroller AT89S52 dari perspektif luar atau biasa disebut pin out
Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang ada pada mikrokontroller
AT89S52.
a. Port 0
Merupakan dual-purpose port (port yang memiliki dua kegunaan). Pada disain yang minimum
(sederhana), port 0 digunakan sebagai port Input/Output (I/O).. Port 0 terdapat pada pin 32-39.
b. Port 1
Merupakan port yang hanya berfungsi sebagai port I/O (Input/Output). Port 1 terdapat pada pin 1-8.
c. Port 2
Merupakan dual-purpose port. Pada desain minimum digunakan sebagai port I/O (Input/Output).
Sedangkan pada desain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari address (alamat). Port 2 terdapat
pada pin 21-28.
d. Port 3
Merupakan dual-purpose port. Selain sebagai port I/O (Input/Output),
port 3 juga mempunyai fungsi khusus. Fungsi khusus tersebut diperlihatkan
a. PSEN (Program Store Enable)
PSEN adalah sinyal kontrol yang mengizinkan untuk mengakses program (code) memori eksternal. Pin ini
dihubungkan ke pin OE (Output Enable) dari EPROM. Sinyal PSEN akan “0” (LOW) pada tahap fetch
(penjemputan) instruksi. PSEN akan selalu bernilai “1” (HIGH) pada pembacaan program memori
internal. PSEN terdapat pada pin 29.
b. ALE (Address Latch Enable)
ALE digunakan untuk men-demultiplex address (alamat) dan data bus. ketika menggunakan program
memori eksternal, port 0 akan berfungsi sebagai address (alamat) dan data bus. Pada setengah paruh
pertama memori cycle ALE akan bernilai “1” (HIGH) sehingga mengizinkan penulisan address (alamat)
pada register eksternal. Dan pada setengah paruh berikutnya akan bernilai “1” (HIGH) sehingga port 0
dapat digunakan sebagai data bus. ALE terdapat pada pin 30.
c. EA (External Access)
Jika EA diberi input “1” (HIGH), maka mikrokontroller menjalankan program memori internal saja. Jika
EA diberi input “0” (LOW), maka AT89S52 menjalankan program memori eksternal (PSEN akan bernilai
“0”). EA terdapat pada pin 31.
d. RST (Reset)
RST terdapat pada pin 9. Jika pada pin ini diberi input “1” (HIGH) selama minimal 2 machine cycle, maka
sistem akan di-reset dan register internal AT89S52 akan berisi nilai default tertentu. Proses reset
merupakan proses untuk mengembalikan sistem kekondisi semula. Reset tidak mempengaruhi internal
program memory. Reset terjadi jika pin RST bernilai high selama minimal dua siklus lalu kembali bernilai
low. Power on reset merupakan proses reset yang berlangsung secara otomatis pada saat sistem pertama
kali diberi suplai. Proses ini mempengaruhi semua register dan internal data memory.
a. On-Chip oscillator
AT89S52 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja jika drive menggunakan kristal. Tambahan
kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa digunakan pada AT89S52 ini
adalah 12 MHz. On-chip oscillator tidak hanya dapat di-drive dengan menggunakan kristal, tetapi juga
dapat dengan menggunakan TTL Oscillator.
1. b. XTAL1
XTAL1 berfungsi sebagai masukan dari rangkaian osilasi mikrokontroler. XTAL1 terdapat pada ipin 19
1. c. XTAL2
XTAL2 berfungsi sebagai keluaran dari rangkaian osilasi mikrokontroler. XTAL2 terdapat pada pin 18
1. d. VCC
VCC merupakan masukan sumber tegangan positif bagi mikrokontroler yang terdapat pada pin 40.

2.1.1 Arsitektur dan Blok Diagram Mikrokontroler AT89C51


Mikrokontroler AT89S52 dibangun berdasarkan arsitektur seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.
Seluruh bagian yang digambar pada gambar tersebut saling berhubungan melalui internal bus 8 bit
menelusuri bagian serpih. Bus tersebut kemudian dihubungkan ke luar melalui input output port apabila
memori atau expansi diperlukan.
Unit pengolah pusat (CPU) terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali control unit (CU), serta unit
aritmatika dan logika (ALU). Fungsi utama unit pengendali ini adalah mengambil, mengkode, dan
melaksanakan urutan intruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori, unit pengendali juga
berfungsi untuk mengatur urutan operasi seluruh sistem. Unit pengendali atau CPU juga menghasilkan
dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakkan operasi, juga aliran intruksi
program. Aliran informasi pada bus-bus data dan bus alamat juga diatur oleh unit ini.
2.1.1 Memori Program
Memori program merupakan suatu ruang memori yang digunakan untuk menyimpan kode program dan
konstanta yang sifatnya tetap. Memori program hanya bisa dibaca saja (Read Only Memori), dalam artian
ketika sedang melakukan eksekusi program memori hanya bersifat di baca saja namun tidak dapat diubah
isinya, sebagian memori program terdapat didalam chip mikrokontroler (On-chip) dan sebagian lagi
berada diluar (off-chip). Mikrokontroler ATMEL AT89S52 mempunyai kapasitas memori program on-
chip sebesar 8 kB.
2.1.2 Memori Data
RAM merupakan memori data internal (on-chip). Untuk AT89S52 mempunyai memori sebesar 256
byte. Pada segment data ini dibagi menjadi tiga bagian, dimulai dari alamat 0x00 sampai dengan 0xFh
dikenal sebagai register R0 sampai dengan R7 yang diorganisasikan menjadi 4 bank. Pemilihan bank
yang dilakukan dengan memberikan kombinasi logika pada register Program Status Word(PSW).
Bagian berikutnya adalah mulai alamat 0x20 sampai dengan 0x2f sebanyak 128 bit merupakan lokasi
memori yang dapat dimanipulasi perbit (bit addressable) juga dikenal dengan segment bit (BDATA).
Bagian berikutnya adalah general purpose RAM mulai alamat 0x30 sampai dengan 0x7fh.
2.1.3 Interuksi
Terdapat beberapa kelompok fungsi pada instruksi keluarga MCS – 52, yaitu:
1. 1. Instruksi Aritmatika
Kelompok intruksi ini melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pembagian, pengurangan.
Misalnya adalah: add, mul, subb, inc dan dec
Contohnya : mov a,#10h
Mov b,#05h
Mul ab
Mov a,#10h artinya salin data 10h ke a
Mov b,#05h artinya salin data 05h ke b
Mul ab artinya kalikan nilai akumulator dengan nilai register b
1. 2. Instruksi Logika
Intruksi ini melakukan operasi logika seperti and, or, dan exor, clear
Misalnya adalah :anl, orl, xrl, clr
Contohnya : clr p3.5
Clr p3.5 artinya nolkan p3.5
1. 3. Instruksi Transfer Data
Kelompok instruksi ini digunakan untuk memindahkan data antara :
1. Register – register
2. Memori – memori
3. Register – memori
4. Interface – register
5. Interface – memori

Latihan soal
1. Apakah yang di maksud dengan mikro kontroler?
2. Apakah yang Anda ketahui tentang Mikrokontroler AT89S52?
3. Sebutkan alasan mengapa mikro kontroler dapat berkembang?
4. Apakah keistimewaan dari mikrokontroler AT89S52?
5. Sebutkan bagian – bagian CPU?

Jawaban
1. Mikrokontroler merupakan sistem komputer kecil yang biasa digunakan untuk sistem pengendali atau
pengontrol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan
2. Mikrokontroler AT89S52 merupakan pengembangan dari mikrokontroler MCS-51. Mikrokontroler
ini biasa disebut juga dengan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 8 Kbyte yang dapat dIprogram
sampai 1000 kali pemograman. Selain itu AT89S52 juga mempunyai kapasitas RAM sebesar 256
bytes, 32 saluran I/O, Watchdog timer, dua pointer data, tiga buah timer/counter 16-bit, Programmable
UART (Serial Port)
3. Mikrokontroller berkembang dengan dua alasan utama, yaitu kebutuhan pasar (market needed) dan
perkembangan teknologi baru
4. mikrokontroler AT89S52 menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan komponen pendukung yang
lebih banyak lagi.
5. Unit pengolah pusat (CPU) terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali control unit (CU), serta unit
aritmatika dan logika (ALU).

Penskoran
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

Nilai = Betul x 20

Medan, September 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

(…………………......) (…………………......)

Anda mungkin juga menyukai