Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan

Nilai pasar rokok yang setiap tahun naik yakni dari tahun 2011 sebesar Rp 188 triliun dan
ditahun 2013 yang ditaksir mencapai Rp 214,9 triliun ini membuat industri rokok terus
menaikkan produksinya. Tetapi kenaikkan rokoknya yaitu produk sigaret kretek mesin (SKM).
Dimana penggunaan bahan baku dan tenaga kerja yang menitikberatkan pada kinerja mesin
menyebabkan perusahaan lebih berpihak pada peningkatan produksi rokok filter daripada sigaret
yang menggunakan sebagian besar keahlian tenaga kerja. Dikarenakan lebih banyak permintaan
pada produk sigaret akhirnya perusahaan-perusahaan lebih memilih SKM daripada SKT dan
membuat pengalihan input tenaga kerja menjadi input mesin yang mana para tenaga kerjanya di
PHK. Hal ini menimbulkan peningkatan pengangguran yang di sebabkan oleh penurunan dari
permintaan SKT kepada SKM. Terkait dengan terjadinya PHK di sektor padat karya seperti di
perusahaan rokok, seperti HM Sampoerna, Bentoel dan Gudang Garam, memang sebuah
masalah yang krusial karena akan meningkatkan pengangguran terbuka yang saat ini mencapai
7,3 persen. Dimana Sampoerna memberlakukan program pensiun dini terhadap 4.900 tenaga
kerja, Bentoel 940 orang tenaga kerja, dan Gudang Garam menyetui 3.333 orang karyawannya
pensiun.

Saran

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker) baru terkait
PHK di sektor industri rokok. Pertama, Menaker baru harus melobi perusahaan-perusahaan
rokok tersebut untuk menghentikan PHK. Bahwa rokok kretek tangan (SKT) masih luas
pasarnya di Indonesia karena permintaannya masih besar. Menaker harus melobi kementerian
lainnya untuk memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan rokok tersebut agar
mempertahankan pekerjanya.

Langkah kedua, Menaker dengan Dirjen Pelatihan dan Produktivitas untuk mendukung
peningkatan kualitas produktivitas pekerja di sektor ini sehingga para pekerja siap bekerja
kalaupun harus bekerja dengan mesin. Sedangkan dengan pekerja yang sudah di PHK, Dirjen
Pelatihan dan Produktivitas bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan rokok tersebut bisa
memberikan pelatihan teknis agar para pekerja yang ter-PHK tersebut bisa membuka usaha,
termasuk untuk modal kerja. Program unggulan guna membekali para tenaga kerja ter-PHK
adalah Program Pelatihan Alih Kerja (PAKER) atau alih profesi. PAKER, lebih diarahkan untuk
pelatihan bersifat informal, melalui pembinaan wirausaha bagi semua tingkat pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai