TAHUN 2016
i
DAFTAR ISI
ii
1
Sentra Eduwisata Pabelan
Desa Pabelan memiliki daya tarik tersendiri sebab lokasinya yang begitu dekat
dengan Candi Mendhut maupun Candi Borobudur. Sebagian besar masyarakatnya
bekerja dalam pembuatan cinderamata berupa dolanan tradisional. Pengembangan
eduwisata di Desa Pabelan lebih memfokuskan pada kegiatan-kegiatan
penunjangnya untuk mengenalkan kearifan lokal, seperti melalui pembuatan aneka
dolanan tradisional dari bambu maupun budaya jawanya.
Penulis
2
3
Kegiatan di Eduwisata
Sentra Eduwisata Pabelan menawarkan 2 (dua) kegiatan inti yang dapat diikuti oleh
para wisatawan. Kegiatan tersebut adalah Dolan dan Damel dengan rincian sebagai
berikut:
1. Dolan
Dolan merupakan kegiatan bermain mainan tradisional yang dipandu oleh pengelola
sentra eduwisata Pabelan. Dolan dibagi menjadi 3 (tiga) kegiatan antara lain:
a. Hongpimpah
Kegiatan ini merupakan kegiatan membagi wisatawan ke dalam beberapa
kelompok untuk menentukan pos-pos perlombaan yang mereka ikuti terlebih
dahulu. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan sehingga wisatawan tetap
merasa senang.
b. Lomba
Kegiatan ini merupakan perlombaan permainan tradisional. Permainan yang
diperlombakan secara individu biasanya adalah egrang bambu dan egrang
batok,. Sedangkan untuk permainan berkelompok adalah gatrik. Namun tidak
menutup kemungkinan untuk permainan tradisional lainnya untuk diperlombakan
di sini. Dalam setiap permainan akan dipilih juaranya untuk diberikan hadiah oleh
pihak pengelola sentra eduwisata.
c. Gasingan
Kegiatan dolan terakhir adalah pemutaran gasingan bambu secara bersama-
sama oleh seluruh peserta eduwisata. Kegiatan ini ditujukan sebagai tanda
bahwa kegiatan eduwisata saat itu telah berakhir.
2. Damel
4
5
Egrang Bambu
6
Cara memainkannya sangat mudah. Pemain hanya perlu berdiri di atas pijakan
dan jalan menggunakan egrang tersebut. Untuk perlombaan egrang dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat garis batas tempat dimulainya bermain dan garis finish tempat
berakhirnya perlombaan.
2. Sebelum perlombaan dimulai, para pemain diharuskan berada dibelakang
garis start dengan memegang egrang.
3. Kemudian, Juri/Wasit memberikan aba-aba dimulainya perlombaan seperti
“Bersedia, Siap, dan Ya”. Pada aba-aba Bersedia, peserta memegang
egrang. Aba-aba Siap, peserta memijakkan satu kakinya pada pijakan
egrang. Setelah aba-aba Ya maka peserta berlari dengan egrang.
4. Peserta yang menginjak garis finish terlebih dahululah yang menang.
7
Egrang Batok
Egrang yang terbuat dari tempurung kelapa ini berasal dari Provinsi
Sulawesi Selatan ini, biasanya dimainkan oleh suku Bugis. Bagi suku Bugis
sendiri permainan ini dikenal dengan nama Majjeka, yang berasal dari
kata jeka yang artinya jalan.
Biasanya egrang batok digunakan untuk melatih motorik kasar pada
anak. Namun, Permainan egrang batok ini melatih pemainnya untuk
konsentrasi dan berpegang kuat pada tali untuk melangkah dengan yakin.
Cara membuat egrang batok:
1. Siapkan 2 batok kelapa yang
sudah dibersihkan. Pilih batok
kelapa yang tua agar kokoh dan
tidak mudah pecah. Kemudian
bentuk batok kelapa tersebut
menjadi setengah lingkaran.
2. Amplas batok kelapa tersebut
sampai halus dan bersih dari
serabut kelapa.
3. Lubangi batok kelapa tersebut
dengan paku atau pisau, tepat di
tengah-tengah.
8
4. Siapkan juga tali sebagai pengait antara 2 batok tersebut. Pilih tali yang
kuat dan tidak membuat sakit pemain Egrang Batok.
5. Kaitkan batok yang sudah dilubangi tersebut dengan tali. Ikatkan ujung tali
pada batok dan ikatkan ujung tali yang satunya pada batok yang kedua.
Sesuaikan panjang tali dengan penggunanya agar nyaman digunakan,
biasanya panjang tali 1,5 – 2 meter.
6. Egrang Batok jadi dan siap untuk digunakan.
9
Gatrik
Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer
di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai
tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil.
Cara Bermain:
10
Gasingan
11
5. Potong kayu kecil dengan panjang ± 3 cm untuk mengikatkan tali.
Cara memainkannya memerlukan tampar atau tali, yang terbuat dari serat nanas
dan wilahan atau kayu untuk menarik tampar. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Pertama-tama masukkan
pada lubang wilahan
2. Pegang gasingan dengan
tangan kiri, kemudian lilitkan
tali pada tangkai atas
gasingan menggunakan
tangan kanan mulai atas ke
bawah secara kuat.
3. Putar gasing dengan menarik tali.
12
Tulup atau Pletokan
Pletokan dibuat dari bambu, panjang 30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu
dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk
penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal
dibuat pegangan sekitar 10 cm.
Cara membuat:
13
5. Tulup siap digunakan denganpeluru dapat berupa bunga jambu air, kertas
basah, dan lainnya.
Cara Bermain:
14
Orek Orek
Orek-orek atau disebut juga kreketan awi ini terbuat dari bambu, apabila mainan
ini diputar akan menghasilkan suara kreket kreket sehingga disebut kreketan awi
atau kreketan bambu. Mainan ini banyak tersebar di wilayah agraris seperti jawa.
Ada macam macam kreketan, ada yang terbuat dari bambu ada juga yang terbuat
dari kayu. Kreketan ini selain sebagai mainan juga berfungsi sebagai pengusir
hama padi terutama burung-burung, burung akan terbang bila mendengar bunyi
bunyian.
(Othok-othok)
(Kreketan Awi)
15
16
Sungai Pabelan
Sungai pabelan dikabarkan sebagai sungai purba tua dari hulu gunng merapi
sampai hilir danau telaga purba penuh teratai candi Borobudur karena 22 ribu
tahun yang lalu candi Borobudur kurang lebih 200 hektar di bawah tanah dengan
kedalaman 30 meter adalah lumpur bekas telaga purba yang sangat indah.
17
Pahat Batu
Desa Pabelan sebagai desa yang jaraknya cukup dekat dengan Gunung Merapi
yang merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia membuat desa ini cukup
kaya dengan potensi batunya. Salah satu pemanfaatan batu tersebut adalah
dengan membuat kerajinan dengan berbagai bentuk patung, batu nisan, maupun
benda artistik lainnya. Lebih dari 20 usaha patung batu ini terletak di Desa
Pabelan, yang terletak di tepi jalan raya Yogyakarta-Magelang. Banyak dari
wisatawan maupun orang yang melalui tempat ini sering berhenti untuk berbelanja
barang dari kerajinan batu. Proses pengerjaan kerajinan patung batu ini semuanya
masih dikerjakan dengan cara manual menggunakan pahat patung batu dan
gerinda untuk menghaluskan. Para wisatawan yang datang dapat melihat dan
belajar langsung bagaimana membuat kerajinan patung batu ini.
18
Pondok Pesantren Pabelan
Kini Pondok pesantren Pabelan telah memiliki ribuan santri, mereka tinggal
dalam satu kompleks asrama (pondok) selama 24 jam, di bawah koordinasi
pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pabelan (OPPP), yang berada di bawah
pengawasan dan bimbingan langsung para pimpinan (kiai). Para Pengurus
merupakan santri kelas 5 dan 6 yang bertugas selama 1 tahun untuk
19
melaksanakan kebijakan pimpinan pondok. Organisasi ini dimaksudkan untuk
melatih santri dalam rangka pemahaman diri terhadap tanggung jawab, kejujuran,
disiplin, cakap, dan kreatif sehingga membentuk jati diri yang kokoh.
20
21
Candi Borobudur
Keberadaan candi Borobudur ini diungkap oleh Sir Thomas Stamford Raffles
yang kemudian beliau mengutus Cornelius untuk membersihkannya yang
dilanjutkan olehHartmanpada tahun 1835. Candi borobudur terus mengalami
pemugaran , mulai pada tahun 1907 – 1911 oleh Theodore Van Erp dari
pemerintah Hindia Belanda pada bagian Arapadhatu (bagian atas candi) dan
dilanjutkan pada tahun 1973 – 1983 oleh pemerintah Indonesia bekerjasama
dengan UNESCO.
Borobudur tidak hanya sekedar tumpukan batu. Relief pada candi memiliki
cerita-cerita bermakna tentang Budha. Pada kaki candi, reliefnya menggambarkan
hukum karma (karmawibhangga). Karmawibhangga adalah naskah yang
menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan
jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada
22
setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab
akibat.
Relief yang berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan menggambarka
kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut
hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha
(Lalitawistara). Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada
ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya
dari Negeri Kapilawastu.
Cerita lain tentang budha dikemas dalam Jataka. Jataka adalah berbagai
cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta.
Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela
berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk
lain manapun juga.
Relief yang menghiasai lorong ke-2 adalah cerita Sudhana yang berkelana
tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang
Kebenaran Sejati oleh Sudhana.
23
Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi ini terletak di
Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jaraka
candi ini dari Desa Pabelan hanyalah 3,7 km yang dapat ditempuh dalam 7 menit.
24
tenang dan teduh. Dan masih banyak lagi relief cerita fabel dari kisah Jataka yang
dipahatkan di candi ini.
Di sebelah kanan pintu masuk ke bilik candi Mendut (sisi utara) juga ada
sebuah relief Kuvera. Penggambarannya, ada seorang lelaki yang yang duduk
dikelilingi anak-anak. Di bawahnya ada kendi-kendi yang penuh dengan uang.
Tetapi setelah bertemu dengan sang Budha dan diberi ajaran moral dan budi
pekerti luhur, dia bertobat dan berubah perangai menjadi pelindung anak-anak.
25
26