Anda di halaman 1dari 4

PUSKESMAS 9 NOPEMBER

KOTA BANJARMASIN

NOTULEN ACARA REFRESHING KADER 2019


Hari / Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Jam : 09.00 – 12.00 WITA
Tempat : Aula Puskesmas 9 Nopember
Jumlah Peserta :
Rangkaian Acara :
 Pembukaan Acara Refreshing Kader oleh moderator
 Pembacaan do’a untuk memulai kegiatan
 Sambutan Kepala Puskesmas 9 Nopember
 Pemberian materi, adapun materi tersebut adalah :
a. Pengenalan aplikasi gizi (e-PPGBN)
b. Penanganan stunting
c. PHBS dan germas
 Penutup

Materi 1 : Pengenalan Aplikasi Gizi (e-PPGBN) disampaikan oleh Ika Yulianti, AMKG
 Stunting merupakan suatu keadaan status gizi anak dimana TB dan BB anak tidak
sesuai dengan usianya.
 Kejadian stunting erat kaitannya dengan hubungan gizi pada 1000 HPK.
 Aplikasi e-PPBGN merupakan aplikasi pemantauan status gizi pada anak dan ibu
hamil.
 Input data, terutama BB dan TB pada bayi akan langsung memberikan hasil
mengenai status gizi anak tersebut. Apabila status gizi anak tersebut kurang atau
buruk, maka akan dilakukan intervensi.

Materi 2 : Pencegahan Stunting disampaikan oleh Fitri Yuliana, AM.Keb


 Gizi pada 1000 HPK merupakan periode emas, dimana merupakan periode yang
sangat penting untuk menentukan tumbuh dan kembang anak di masa depan,
dimulai dari janin hingga berumur 2 tahun.
 Gizi pada 1000 HPK memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Adapun
jangka pendek berkaitan dengan perkembangan otak anak, BB dan TB yang tidak
sesuai dengan usianya, dan metabolisme tubuh yang terganggu. Sedangkan untuk
dampak pada jangka panjang akan berdampak pada kecerdasan anak, sistem imun
tubuh anak, dan mudahnya anak mengalami kejadian penyakit infeksi.
 Intervensi pada 1000 HPK terbagi menjadi dua, yaitu intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik berkaitan dengan ibu dan anak,
misalnya seperti pemberian PMT untuk ibu hamil, pemantauan pertumbuhan
bayi, promosi dan konseling, pemberian ASI dan MPASI, dan sebagainya.
Sedangkan untuk intervensi gizi sensitif berhubungan dengan kerjasama kepada
dinas-dinas tertentu. Misal seperti pentingnya kebutuhan air bersih, maka
diperlukan kerjasama dengan dinas PUPR ataupun PDAM daerah.
 Pilar pencegahan stunting ada lima, yaitu sebagai berikut:
 komitmen dan visi pemimpin tertinggi negara.
 kampanye nasional berfokus pada pemahaman, perubahan perilaku, komitmen
politik dan akuntabilitas.
 konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program nasional, daerah, dan
masyarakat.
 mendorong kebijakan "nutritional food security".
 pemantauan dan evaluasi.
 Gizi pada ibu hamil perlu diperhatikan, makan makanan yang bergizi, minum
tablet tambah darah, serta pertolongan persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan
dan dilakukan di fasilitas kesehatan.

Pertanyaan : Ibu yang baru melahirkan harus memberikan ASI pada bayi. Tapi terkadang
ada beberapa ibu yang ASI-nya belum bisa keluar. Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : Walaupun ASI ibu tidak keluar, namun ibu harus tetap melakukan IMD. Karena
rangsangan dari bayi akan membuat ASI keluar walaupun ASI-nya masih sedikit.
Lambung pada bayi sangat kecil sehingga tidak mengapa memberikan ASI dalam jumlah
yang sedikit, namun dalam frekuensi waktu yang sering karena bayi sering merasa lapar.
Hindari penggunaan susu formula karena susu formula sebenarnya berbahaya bagi bayi.
Materi ketiga : PHBS dan Germas disampaikan oleh Laila Rismawati, SKM
 Ada 10 indikator PHBS, yaitu sebagai berikut:
1. Persalinan ditolong oleh nakes
 Untuk mengurangi risiko dan menurunkan angka kematian ibu dan anak.
 Persalinan wajib ditolong oleh nakes dan dilakukan di faskes.
2. ASI eksklusif
 Wajib untuk bayi, mendukung gizi pada 1000 HPK.
 ASI eksklusif pada bayi dapat membantu pertumbuhan kembang otak dan
tubuh anak, meningkatkan sistem imun tubuh, mencegah penyakit infeksi
pada bayi, mencerdaskan otak.
 Diberikan pada usia 0-2 tahun.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
 Untuk pemantauan status gizi anak.
 Hasil status gizi anak apabila kurang dan buruk maka perlu diberikan
intervensi.
4. Cuci tangan pakai sabun
 Menghindari terjadinya penyebaran penyakit, terutama oleh bakteri.
 Cuci tangan pakai sabun dilakukan sebelum makan, sebelum memasak,
sesudah cebok, sesudah menyentuh barang yang kotor.
 Gunakan sabun karena berfungsi sebagai desinfektan.

5. Menggunakan air bersih


 Wajib menggunakan air yang bersih untuk menghindarinya terjadinya
penyakit.
 Sebelum diminum air harus dimasak terlebih dahulu.
6. Menggunakan jamban sehat
 Penggunaan jamban sehat wajib untuk keluarga. Hal ini untuk mencegah
terjadinya penyebaran penyakit oleh bakteri dan cacing yang ada pada
kotoran manusia.
 Kalau tidak memungkinkan untuk membuat jamban sehat sendiri, maka
dapat dilakukan pembuatan IPAL Komunal yang terdiri dari beberapa rumah
dan dapat dimanfaatkan sebagai gas metana.
7. Memberantas jentik nyamuk
 3M, yaitu menutup tempat air, menguras bak mandi, dan mengubur barang-
barang bekas.
 Gunakan kelambu atau lotion anti nyamuk, memelihara ikan cupang atau
menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk, dan hindari menggantung
banyak baju dalam kamar.
8. Konsumsi buah dan sayur
 Penting untuk dikonsumsi setiap hari karena mengandung banyak vitamin
dan serat untuk membantu pencernaan.
 Selain itu dapat membuat awet muda, serta mencegah obesitas.
 Biasakan anak-anak mengkonsumsi buah dan sayurnya setiap hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Minimal 30 menit per hari.
 Tidak perlu olahraga yang capek, cukup membersihkan rumah, jalan kaki
juga termasuk aktivitas fisik.
 Mencegah obesitas yang dapat memacu terjadinya PTM.
10.Tidak merokok di dalam rumah
 Larang keluarga untuk merokok dalam rumah karena asapnya mengandung
zat-zat yang berbahaya.
 Banyak penyakit yang dapat disebabkan oleh asap rokok.
 Perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami penyakit
dibandingkan perokok aktif.

Notulen,

LAILA RISMAWATI, SKM

Anda mungkin juga menyukai