Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Trauma mata adalah trauma mata akibat benturan mata dengan benda yang
relatif besar tumpul / tajam keras maupun tidak keras. kelopak mata / palbebra
dapat dapat mengalami hematom / edema palpebral yang menyebabkan kelopak
mata tidak dapat membuka dengan sempurna atau (petosis).
(Istiqomah.Indriana, 2004)
Trauma mata merupakan kelainan mata yang terjadi akibat cidera / trauma
oleh benda tumpul, benda tajam, kimia, bahan bakar, maupun radiasi.
(Mangun Kusumo, 2004)
Trauma mata adalah merupakan cidera mata yang menyebabkan kerusakan
jaringan pada mata. (Widodo,2000)

B. ETIOLOGI
Trauma mata dapat terjadi secara mekanik dan non mekanik:
1. a. Trauma tumpul, akibat obyek yang cukup kecil/besar yang tidak
menyebabkan impaksi pada piggir orbita perubahan tekanan mendadak
dan distorsi mata dapat menyebabkan kerusakan berat, oleh benda
misalnya, terkena tonjokan, terkena lemparan batu, lemparan bola, faktor
kecelakaan dan lain-lain.
b. Trauma oleh benda tajam dimana struktur ocular mengalami kerusakan
akibat benda benda asing yang menembus lapisan ocular dan juga dapat
tertahan dalam mata. Disebabkan benda tajam meliputi pecahan kaca,
pisau, besi, lempengan, aluminium dll.
2. a. Trauma non mekanik ialah trauma kimia dan radiasi dimana reaksi
resultan jaringan oklar menyebabkan kerusakan seperti : air cuka, asam
cuka, cairan HCL, air keras dll.
b. Trauma termik seperti : percikan api, terkena air panas
c. Trauma radiasi seperti : sinar ultra violet, infra merah dan ionisasi dari
sinar x
C. MANIFESTASI KLINIK
Kelainan mata karena benda tumpul
a. penurunan ketajaman penglihatan
b. adanya kelainan disekitar mata, seperti :
 adanya perdarahan sekitar mata
 pembengkakan didahi, pipi dan hidung
c. adanya eksultamos dan gangguan gerak bola mata akibat perdarahan didalam
rongga orbita
d. adanya hematom dan edema pada kelopak mata
e. konjungtiva akan tampak merah dengan batas tegas
f. terjadi erosi kornea
g. pupil akan menyempit, dapat juga melebar dan reaksi terhadap cahaya akan
menjadi lambat atau hilang
h. timbul ruptor yang tidak langsung pada kapsul lensa
i. edema retina
j. perubahan tekanan bola mata
k. terjadi gangguan gerak bola mata, kelopak mata tidak dapat menutup atau
tidak dapat membuka dengan jelas

D. PATOFISIOLOGI
Trauma yang terjadi bias karena:
a. Palpebra
Mengenal sebagian atau seluhnya jika mengenai levator apeneorasis dapat
menyebabkan suatu plosis yang permanen
b. Salurum Lakrimalis
Dapat merupakan rusaknya sistim pengaliran air mata dari pungtum
lakrimalis sampai kerongga hidung
c. Konjungtiva
Dapat merusak dan rupture pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub
konjungtiva
d. Sklera
Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekanan bola
mata
PATWAY

TRAUMA MATA

Palpebra Lakrimalis Conjungtiva Sklera Lensa Retina Kornea

Levator Sindrom Ruptur Penurunan Pengarahan Prolap pada


Perdarahan
Apaneurosis kekurangan Pembuluh Tekanan Bola Cahaya iris
air mata Darah mata

Penurunan
Perdarahan Prolaps Bola visus
Mata

Nyeri Cemas Gangguan


Penglihatan

Luka

Nyeri Cemas
E. PEMERIKSAAN PENUJANG
1. Pemeriksaan radiologi, pada trauma mata sangat membantu dalam
menegakkan diagnose terutama bagi benda asing, pemeriksaan sonografi,
untuk menentukan letaknya dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda
tersebut dibilik mata lensa dan retina
2. Pemeriksaan computed ramografi (CT) ramogram dengan mengunakan
computer dan dapat dibuat scanning dari organ tersebut
3. Pengkajian menggunakan optalmoskop mengkaji struktur internal dari
okuler papilledema, retina hemoragi
4. Pemeriksaan laboratorium, seperti kemungkinan adanya infeksi sekunder

F. PENATALAKSANAAN
1. Bila dicurigai adanya tanda perforasi bola mata, maka secepatnya
dilakukan pembeian antibiotik, mata ditutup dan segera dikirim kepada
dokter mata untuk dilakukan pembedahan, pastikan dahulu apakah ada
benda asing yang masuk kedalam mata
2. Pada pasien dengan luka tembus, bola matanya dibeikan antibiotik
sistemik atau intravena dan pasien diusahakan dilakukan pembedahan
3. Trauma tembus terjadi akibat masuknya benda asing dalam bola mata
benda asing dikeluarkan dengan vitrektomi.

G. PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Biodata, : nama, umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Keluhan utama: biasanya penderita mengeluh nyeri luka palpebral
4. Pasien pernah menderita hernia dan pernah dilakukan operasi
5. Riwayat keluarga : adakah penyakit yang diderita dari anggota keluarga
yang lalu, yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit pasien
sekarang.
6. Riwayat psikososial :
 Intrapersonal : perasaan cemas yang dirasakan
 Interpersonal : hubungan dengan orang lain
7. Pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat untuk mengurangi rasa nyeri
dan menghindari infeksi
 Pola nutrisi dan metabolism
 Pola istirahat dan tidur, selama indikasi pasien tidak dapt istirahat
karena pasien mengatakan gatal di bagian palpebral
 Pola presepsi, klien sering terbangun tengah malam, karena merasa
gatal luka operasi
 Pola sensori, daya penglihatan menurun karena rupture palpebra
8. Kesehatan fisik
Status kesehatan umum : keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran,
pemeriksaan fisik, data focus, nyeri luka operasi.
9. Diagnose keperawatan
 Resiko infeksi b.d trauma jaringan d.d hematom palpebral, edema
konjungtiva kemerahan disekitar mata
 Resiko trauma b.d mengendarai dengan kecepatan tinggi yang
mengakibatkan benturan keras diarea palpebra d.dpalpebrala palpebral
 Defesiensi pengetahuan b.d peilaku yang kurang tepat dan salah
menginterperstasi dan informasi d.d nyeri sembuh setelah dipijit kuku
kotor dan rambut tampak lengket.
PRIORITA DIAGNOSA
No DX Keperawatan Intervensi Rasional
1  Pasien mampu  Guna untuk mencegah
terbebas dari tanda terjadinya infeksi
Resiko infeksi dan gejala infeksi diarea operasi dan
b.d trauma jaringan  Pasien mampu tidak menambah
d.d hematoma menunjukkan odema bagian
palpebral, edema kemampuan untuk konjungtiva
konjungtiva mencegah  Guna untuk
kemerahan disekitar timbulnya infeksi menhindari bakteri
mata masuk diarea mata
dengan berkontak
langsung
2  Identifikasi  Guna untuk terhindar
kebutuhan dari gambaran dari
keamanan pasien kejadian kecelakaan
sesuai kondisi fisik yang terdahulu,
dan fungsi kognitif sehingga
Resiko trauma
pasien, dan mengakibatkan trauma
b.d menendarai
menciptakan  Guna untuk
dengan kecepatan
lingkungan yang menghindari
tingi mengakibatkan
terbebas dari pemaparan bahan
benturan keras
trauma fisik kimia dan suasana
diarea palpebral d.d
 Menghindarkan yang nyaman
hematoma palpebra
bahan, radiasi
kimiawi, dan
menyediakan
tempat yang
nyaman dan bersih
3 Defisiensi  Mengganbarkan  Pasien mampu
pengetahuan b.d tanda gejala yang melaksanakan
peilaku yang kurang mengakibatkan prosedur dalam
tepat dan salah infeksi dan pasien menggantikan
menginterpestasikan mampu balutandengan cara
informasi d.d nyeri menggantikan yang tepat
sembuh setelah balutan luka  Pasien mampu
dipijit, kuku kotor dengan cara yang memahami cara-cara
dan rambut tampak tepat yang tepat dalam
lengket.  Sediakan informasi melakukan deficit
pada pasien perawatan diri mandi 2
tentang kondisi x / hari dan pemberian
dengan cara yang obat
tepat dalam
melakukan deficit
perawatan diri
dalam pemberian
obat dang anti
balutan
DAFTAR PUSTAKA

Indriana N. Istiqomah, 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata; EGC


Jakarta

Anthony bron, chris CW,Bruce James, 2003. Lecture Notes. Oftamologi, edisi
kesembilan, Jakarta

Mangun Kusuma, Vidyapati W, 1988. Penanganan Cidea Mata dan Aspek Sosial
Kebutaan, Universitas, Jakarta

Amin Huda Nurarif dan Hardi Kusuma 2015, Aplikasi Nanda NIC.NOC Jilid I,
Jakarta
FORMAT PENGKAJIAN

RUANG : Anggrek
NO. MEDICAL RECORD : 50-46-40
TGL. PENGKAJIAN : 11 Mei 2017
PUKUL : 21.19

I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama : An. T
2. Usia : 14 tahun
3. Status Perkawinan : Belum Kawin
4. Pekerjaan : Pelajar
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Suku : Jawa
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat rumah : Kebon Jeruk
10. Sumber Biaya : BPJS
11. Tanggal Masuk : 8 Mei 2017
12. Diagnosa medis saat pengkajian : Post OP repair Palpebra

B. Penanggung Jawab
1. Nama : Sarnah
2. Usia : 60 tahun
3. Hubungan dengan klien : Nenek Kandung
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat rumah : Kebon Jeruk
II. RIWAYAT KESEHATAN
Klien datang ke rumah sakit Abdoel Moeloek dengan diantar oleh
keluarganya pada tanggal 08 Mei 2017 Pukul 21.19 WIB, dengan keadaam lemas
dan ruptur palpebra, diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
benturan keras di bagian kelopak mata, pasien langsung di lakikan di UGD RS.
Abdoel Moeloek untuk dilakukan penanganan pertama, dengan pemasangan infus
keadaan klien compas mentra, pasien mengeluh mual, pusing, muntah dan
penurunan penglihatan: klien mengeluh nyeri mata bagian kiri, nyeri akan
bertambah jika mengedipkan mata sebelah kiri nyeri akan berkurang saat istirahat.
Durasi nyeri 5-7 menitan, skala nyeri 5 nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri
dirasakan sampai area wajah, karena adanya raptus palpebra. Sehingganya dokter
melakukan operasi yang dinamakan operasi repair palpebra setelah dilakukan
operasi dari ruang UGD, pasien T dipindahkan keruan keperawatan di ruan
anggrek B I.

B. Riwayat saat pengkajian


1. keluhan utama: pasien mengatakan nyeri dimata sebelah kiri
P = nyeri yang dirasakn pasien di bagian mata sebelah kiri.
Q = nyeri hilang timbul menjalur keseluruh wajah, skala nyeri 5
R = nyeri dirasakan di mata kiri
S = nyeri dirasakan saat klien mengedipkan bola mata, nyeri berkurang
saat istirahat
T = durasi nyeri 4-5 menitan.
2. keluhan penyerta: penurunan penglihatan

C. Riwayat Kesehatan Lalu


klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan. Alergi obat/riwayat
sebelumnya klien mengatakan tidak adanya riwayat kecelakaan, klien
mengatakan pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya. Pasien mengatakan
pernah di rawat dirumah sakit DKT Bandar Lampung, perawatan selama 1
minggu lamanya dengan diagnosa hernia, dan klien mengatakan pernah
dilakukan operasi hernia, dan dilakukan di RS DKT Bandar Lampung, 2
Tahun lalu.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga


 keluarga klien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
yang diderita oleh pasien, pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang mempunyai penyakit menular seperti, TB Parum Hepatitis, HIV,
Diabetes,/Hipertensi.
 Saat sakit
Klien hanya tidur, sebentar karena mata sebelah kirinya nyeri, klien hanya
tidur 3-4 jam saja. Klien mengatakan kesulitan menjelang malam.

E. Pola aktivitas dan latihan


 Sebelum sakit
Klien mengatakan belajar disekolah SMPN 23 Bandar Lampung dari jam
07.00 sampai 15.00 WIB, klien mengatakan tidak ada keluhan saat
beraktivitas, klien mengatakan tidak ada keluhan saat beraktivitas, klien
mengatakan olah raga, yang diikuti sepak bola dan bola basket. Setiap hari
sabtu dan minggu.
 Saat sakit
Klien mengatakan merokok sebanyak 2x / sehari, tetapi tidak sering, klien
tidak minum-minuman keras, klien tidak mengatakan mempunyai
ketergantungan obat-obatan.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Pemeriksaan Umum:
 Kesadaran : Compormetis GCS IS (E4, V5, M6)
 Ketanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36,70 C
 TB/BB : 159/55 Kg
Pemeriksaan Fisik persistem mata kanan dan kiri
No Mata Kiri Mata Kanan
1.  adanya hematom tidak ada hematom
 pupil nya 1 mm 3 mm
 konjungtiva berwarna pucat Konjungtiva berwarna
 seklera an-ikterik merah jambu
 reflek cahaya: remang-remang Ikterik
 visus 1/ tak terhingga  terlihat jelas
 eksuftalmos  6/6 terlihat jelas
 tidak bisa membuka/bisa  Normal, tidak bengkak
membuka dengan rangsangan  Reflek mata normal
 terdapat edema kantonf  Tidak ada edema kantong
konjungtiva konjungtiva
 terdapat kebiruan  Tidak ada
 terdapat jahitan Operasi  Tidak ada

Pemeriksaan penglihatan dengan inspeksi dan palpasi:


Palpasi : setelah menganjurkan pasien untuk memejamkan mata keduanya
kemudian ruba kedua mata dengan jaro telunjuk diatas kelopak
mata dan kantong konjungtiva, ditemukan: edema di kelopak
mata kiri dan terdapat luka post OP Palpebra, kemudian
ditemukan edema di area kantong konjungtiva kiri.
Puspeksi : mengamati dan membandingkan mata kanan dan kiri pasien di
Temukan: kebiruan di bagian mata kiri, bagian mata kiri tidak
dapar membuka dengan baik, di bagian mata kiri konjungtiva
berwarna pucat.
KETERANGAN

Laki-laki Garis perkawinan

Perempuan Garis keturunan

x Laki-laki meninggal Tinggal satu rumah

x Perempuan meninggal Klien

x x

E. Riwayat Psiko Sosial dan Spiritual


1. Psikologis
 klien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, klien juga
mengatakan takut tidak bisa melihat dengan normal lagi.
2. Konesp Diri
 klien mengatakan menerima dengan ikhlas dan sabar atas penyakit yang
diderita saat ini dan klien ingin cepat sembuh agar bisa beraktifitas
seperti biasa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman.
3. Support sistem
 keluarga klien mengatakan sangat mendukung atas kesembuhan klien,
dan klien selalu di beri semangat dan motivasi oleh keluarga dan teman-
teman dalam melawan penyakit.
4. Komunikasi
 klien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan dapat
menangkap serta menerima komunikasi dengan baik.
5. Spiritual
 klien mengatakan selama dirawat di RS klien tidak dapat melakukan
shalat hanya pasien dapat berdo’a untuk kesembuhan penyakit yang
dideritanya saat ini.

F. Lingkungan
1. Rumah
 klien mengatakan rumahnya bersih dan klien mengatakan rumahnya juga
bebas dari poluusi dan kebisingan.
2. Pekerjaan
 klien bersekolah jauh dari tempat pembuangan limbah dan jauh dari
sungai atau tempat pembuangan sampah, dan bebas dari polusi.

G. Pola Kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan makan 3x 1 hari nafsu makan baik, klien mengatakan
minum sehari 5-6 gelas (1200 cc) klien mengatakan tidak mempunyai
alergi makanan apapun, klien tidak mengatakan tidak ada keluhan
makanan.
 Saat sakit
Klien mengatakan nafsu makan baik tidak ada penurunan nafsu makan,
klien makan 3x1 hari klien mengatakan minum hanya 3-4 gelas/hari (960
cc), klien tidak terpasang Infus RL. Klien tidak ada penurunan berat
badan, klien tidak ada keluhan pada saat makan, klien tidak ada alergi
makan.
b. Pola Eliminasi
1 BAK
 Sebelum sakit
Klien mengatakan bak dengan frekwensi 6x/hari dengan warna kuning,
berbau khas, dan tidak ada keluhan saat bak.
 Saat sakit
Klien mengatakan bak dengan frekwensi 2x/hari (240 cc) warna kuning,
berbau khas dan tidak ada keluhan saat bak.
2 BAB
 Sebelum sakit
Klien mengatakan bab dengan frekwensi 1x/hari, rutin setiap hari di
pagi hari klien tidak ada keluhan saat bab
 Saat sakit
Klien mengatakan bab, sangat sakit rutin 1x/hari tidak ada keluhan
IWL : bbx10 Out put : bak+IWL
: ss x10 : 240 +550
: SSO : 790
Input : Minum Balance cairan :Input-Output
: 960 : 960 – 790
: 170 cc
c. pola personal hygiene:
 Sebelum sakit
Klien mengatakan mandu 2x/hari mencuci rambut dengan sampo dan
pakai sabun dengan menggosok gigi dengan pasta gigi.
 Saat sakit
Klien mengatakan tidak mandi selama sakit (4hari dirs) dan selama sakit
hanya di lap dengan keluarganya pagi dan sore 2x1 hari
d. Pola Istirahat dan Tidur
 Sebelum sakit
Klien menggunakan sebelum sakit bisa tidur sampai dari 22.00 WIB
sampai jam 06.00 WIB (7-8 jam/hari) tidak ada kesulitan tidur.

Bentuk telinga klien simetris antara kanan dan kiri, tidak ada peradangan dan
lesi, tidak bengkak, pendengaran baik, tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran,fungsi pendengaran klien baik.
a. Sistem Wicara
Klien tidak mengalami kesulitan bicara, klien tidak kesulitan menangkap
pembicara orang lain, klien berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
b. sistem pernafasan dengan teknik IPPA
klien tidak mengalami kesulitan saat bernafas, frekuensi nafas klien
20x/menit, klien tidak mengalami batuk, klien tidak sesak, klien tidak
menggunakan alat bantu nafas seperti O2.
c. sistem karfiovaskular
nadi klien 84x menit irama teratur, warna kulit tidak pucat dan tidak terjadi
edema, bunyi jantung lup duk, klien tidak ada nyeri dada, klien tidak ada
keluhan atau luka post of hernia.
d. Sistim Pernafasan
Keadaan mulut bersih keadaan mukosa mulut lembab, nafsu makan klien
baik, klien tidak asites, bising usus 6x/menit lingkar perut 75 adanya luka
post op hernia
e. Sistem Integumen
Keadaan rambut klien lengket, rambut berwarna hitam, kekuatan rambut
kuar, kuku klien kotor, hitam dan panjang, tidak ada tanda-tanda
peradangan pada kulit, tidak ada dekubitus dan luka klien tidak ada tanda-
tanda pendarahan, warna darah, warna kulit bersih, kekuatan kuku baik.
f. Sistem Neurologi
Gcs, E4, V5, M6
Dengan kesadaran composmetis, tidak ada gangguan neurologi, klien tidak
ada tanda-tanda peningkatan, tekanan intrakranial, kekuatan obat baik
tidak ada iritasi meningen.
g. Sistem Imunologi
klien tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
h. sistem endoklin
i. nafas klien tidak berbau keton klien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan klien tidak ada tanda-tanda peningkatan kadar gula darah, klien tida
ada luka/tumor.
j.
k. sistem urogenital
klien tidak terpasang katetel, klien tidak ada nyeri tekan dan klien tidak
ada penumpukan kandung kemih, keadaan genetalia bersih, klien tidak
menggunakan irigasi, klien tidak ada nyeri perkusi pada cua.
l. sistem muskuloskeletal
klien tidak mengalami keterbatasan bergerak, tidak ada tanda-tanda
fruktur, tidak menggunakan alat bantu bergerak klien, klien tidak ada
kelainan bentuk tulang, klien tidak mengalami sakit pada tulang sendi,
klien tidak ada tanda radang pada sendi, pergerakan gerak klien aktif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
SPESIMEN : DATA EDTA
Tanggal 11 mei 2017
No Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
hematologi
1 hemoglobin 14,5 L: 14,0-18,0 g/dl
P: 12,0 -16,0 /
2 Leukosit 15.800 4.800-10.800 /ne
3 Eritrosit 5,1 L: 4,7-6,1
P: 4,2-5,4
4 Hematrokrit 42 L: 42-52
P: 37-47
5 Trombosit 264.000 150.000-450.000 /ml
6 McV 82 79-99 Fl
7 McH 29 27-31 Pg
8 McHc 35 30-35 g/dl
9 Hitung Jenis
 Eosirofil 0 2-4 %
 Segmen 79 50-70 %
 Limfosit 11 25-40 %
 Monosit 10 2-8 %
10 leo 15 0-10 Mm1 jam
11 CT 8 9-15 Menit

Speumen Serum
No Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
1 Kimia
SGOT 25 < 37 u/l
2 SGPT 12 < 41 u/l
3 Gula darah sewaktu 1x4 < 140 Mg/dl
4 Ureum 18 11-43 Mg/dl
5 Creatinin 0,60 0,72-1,18 Mg/dl
6 Natrium 143 135-145 Mg/dl
7 Kalium 3,1 3,5-5,0 Mmol/L
8 Calsium 85 8,6-10,0 Mmol/L
9 Chlorida 108 96-106 Mmol/L

Penatalaksanaan Medis
No. Nama Obat Jenis Waktu
1 Ranitidin Ampul 50mg/2cc 2x lamp (IV)
2 Methyprednisolone Vial 125mg/5 cc 2x 125 mg (IV)
sodium sucinate
3 Vigamox Tetes Mata 1 tetes/1 jam Mata kiri
4 genthamycin Tetes Mata 1 tetes/4 jam Mata kiri

Penatalaksanaan keperawatan
 Kaji tanda-tanda vital
 Kaji skala nyeri
 Perawatan luka operasi, dengan ganti perban 2x/hari
 Pemberian obat tetes mata kiri dengan menggunakan vigamanx 1
tetes/jam.
Resume:
Klien datang ke rumah sakit abdoel moeloek dengan diantar oleh keluarganya
pada tanggal 08 mei 2017 pukul 21.19 WIB dengan keadaan lemas, ditemukan
ruptur palpebra diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
benturan keras di bagian kelopak mata/palpebra, pasien langsung dilarikan di
UGD RS Abdoel Moeloek untuk dilakukan penanganan pertama dengan
pemasangan infus, keadaan klien lompos mentis, pasien mengeluh nyeri di bagian
mata kiri akan bertambah juka mengedipkan mata sebelah kiri, nyeri akan
berkurang saat istirahat, durasi nyeri 5-7 menitan skala nyeri 5, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri dirasakan sampai area wajah, karena ditemukan adanya ruptur
palpebra sehingganya dokter melakukan operasi yang dinamakan operasi repair
palpebra, setelah dilakukan pengukuran tanda-tanda vital dengan
TD : 110/70 mmHg N : 84x/menit
Rr : 20 x/menit S : 36.70C
Tujuan akan dilakukannya kolaborasi obat guna untuk mengurangi nyerinya dan
mengurangi bengkaknya dan penggantian perban 2x/hari guna untuk menghindari
infeksi.

VII. Data Fokus


DS:
 Pasien mengeluh nyeri dibagian mata kiri
 Pasien mengatakan pusing
 Pasien mengeluh mual-muntah
 Pasien mengatakan penglihatannya remang-remang
 Pasien mengatakn nyeri mata bagian kiri akan bertambah jika pasien
mengedipkan mata, pasien mengeluh gatal bagian luja operasi
 Pasien mengatakan nyerinya berkurang saat pasien istirahat
 Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 5
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan sampai area wajah.
DO:
 Didapat hasil pemeriksaan fisik bagian mata kiri terdapat, edama kantong,
konjungtivaan ikterik sklera,adanya hematom kelopak mata,
 Terdapat kebiruan di area mata kiri
 Reflek cahaya remang-remang atau penurunan penglihatan dengan nilai
visus1,4 dimata kiri.
 Didapat kurangnya kebersihan kuku dan rambut tampak lengket.
 Didapat hasil pemeriksaan dengan mengukur tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg Rr: 22x/menit
N: 69 x menit S: 36.90C
 Terdapat jaitan operasi di kelopak mata.

VII. Analisa Data


No Tanggal Data Masalah Etiologi
1 11 Mei 2017 DS: Nyeri akut Agen cedera
 Pasien mengeluh fisik akibat
nyeri di bagian benturan keras
mata. dibagian
 Pasien mengatakan kelopak mata
nyeri seperti di
tusuk-tusuk dengan
sekala nyeri 5,
nyeri di rasakan
saat mengedip.
 Pasien mengatakan
nyeri dirasakan
sampai area wajah
DO:
 Terdapat jaitan
operasi dikelopak
mata
 Didapat edema
kantong
konjungtiva
2 11 mei 2017 DS: Gangguan Gangguan
 Pasien mengatakan penglihatan penerimaan
penglihatannya sensori atau
remang-remang status organ
DO cidera
 Reflek cahaya
remang-remang
dan didapat
penurunan
penglihatan dengan
visuslin di mata
kiri
3 11 mei 2017 DS: Resiko trauma jaringan
 Pasien mengeluh Infeksi kelopak mata.
gatal pada bagian
luka operasi
 Pasien mengatakan
nyeri mata bagian
kiri
DO
Didapat hasil
pemeriksaan mata
kiri:
 Terdapat edema
kantong
konjungtiva,
anikteknik sklera,
adanya hematom
palpebra.
 Terdapat
kekebiruan diarea
mata kiri
 Terdapa jaitan luka
operasi di kelopak
mata dibagian kiri
IX. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Nyeri akut b.d Agen adera fisik, akibat benturan keras di bagian kelopak
mata.
2. Gangguan penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori atau status organ
cidera.
3. Resiko infeksi b.d trauma jaringan kelopak mata.

X. Rencana tindakan keperawatan


Nama : An. T
Dr. Medis : Post Op Repair Palpebra
Ruang : Anggrek
No. Mr : 50-46-40
Rencana
No Tanggal Dx. Keperawatan Tujuan Rasional
(Intervensi)
1. Nyeri akut b.d Agen setelah  Lakukan teknik  Guna untuk
adera fisik, akibat dilakukan relaksasi merelaksasikan
benturan keras di keperawatan  Berikan analgetik nyeri yang
bagian kelopak mata. dengan diagnosa untuk mengurangi deras akan
D.d nyeri akut pasien nyeri dengan pasien
Ds: Pasien mengeluh diharapkan gunakan  Untuk
nyeri dibagian mata mampu: methylprenisolone mengurangi
kiri  Mampu 125 mg/5 cc (Ivial, rasa nyeri
 Pasien mengontrol Injeksi IV). akibat trauma
mengatakan nyeri dengan  Lakukan jaringan
nyeri seperti teknik pengkajian nyeri kelopak mata
ditusuk-tusuk relaksasi secara  Mengetahui
dengan skala  Mampu kompherensif daerah nyeri
nyeri 5. menunjukan termasuk lokasi: kapan nyeri
 Pasien skala nyeri durasi frekwensi dirasakan dan
mengatakan dalam batas  Observasi TTV berat atau
nyeri dirasakan normal ringanya nyeri
saat mengedip, dengan skala yang dirasakan
nyeri dirasakan nyeri 2.  Guna untuk
sampai area mengetahui
wajah keadaan umum
Do: terdapat pasien.
jaitan luka
operasi
 Terdapat edema
kantong
konjungtiva
 Didapat
hematom
kelopak mata
2 Gangguan  Setelah  Kaji ketajaman  Mengetahui
penglihatan bd dilakukan penglihatan perkembanga
gangguan pencernaan asuhan mata kiri n penglihatan
sensori atau status keperawatan dengan pasien
organ cidera d.d dengan gunakan senter  Mengetahui
Ds: pasien diagnosa dan perkembanga
mengatakannya gangguan menggunakan n per-visus
penglihatannya penglihatan huruf abjad dalam setiap
remang-remang pasien  Catat harinya.
Do: didapat diharapkan perkembangan
penurunan mampu: penglihatan
penglihatan, dan  Menunjukan srtiap harinya
reflek cahaya peningkatan
abnormal dengan dalam
nilai visuslin mata penglihatan
kiri.  Menunjukan
penglihatan
membaik
dengan nilai
visusnya 6/6
3 11 Mei Resiko infeksi b.d Setelah  Beritahu  Untuk
2017 trauma jaringan dilakukan keluarga pasien menghindari
kelopak mata dd. asuhan dalam infeksi
Ds: pasien mengeluh keperawatan pencegahan  Guna untuk
gatal luka operasi, dengan infeksi ganti menciptakan
pasien mengatakan diagnosa balutan verban kebiasaan
nyeri bagian mat kiri resiko 2x dalam sehari baik dan
DO: terdapat edema infeksi  Beritahu terhindar
kantong konjungtiva pasien di kepada infeksi.
adanya hematom harapkan keluarga pasien
palpebra, terdapat mampu: cara cuci
luka jahitan operasi  Klien tangan 7
mata kiri. terbebas dari langkah dalam
infeksi pencegahan
 Klien infeksi
mampu/kelu
arga klien
mampu
menghindari
infeksi

XI. Catatan Perkembangan


Nama : An. T
Dr. Medis : Post Op Repair Palpebra
Ruang : Anggrek
No. Mr : 50-46-40
No Dx. Keperawatan Tanggal Tujuan Evaluasi
1. Nyeri akut b.d 11 Mei  Melakukan teknik S: Pasien mengatakan
Agen adera fisik, 2017 relaksasi nyeri seperti ditusuk-
akibat benturan 09.00  Memberikan tusuk dengan skala
keras di bagian analgetik untuk nyeri 5, nyeri
kelopak mata. D.d mengurangi nyeri dirasakan saat
dengan mengedip mata,
menggunakan O: terdapat jaitan
methylprednisolo luka operasi, terdapat
ne 125/55cc edema kantong
(ivral/injeksi (IV) konjungtiva didapat
 Melakukan hematom kelopak
pengkajian nyeri mata
secara A: Masalah belum
kompherensif teratasi
termasuk lokasi P: lanjutkan
nyerinya dan intervensi kolaborasi
frekwensi obat analgetik
nyerinya. methylprednisolone

2 Gangguan 11 Mei  Mengkaji S: pasien


penglihatan bd 2017 ketajaman mengatakannya
gangguan 10.00 penglihatan, penglihatannya
penerimaan mata kiri dengan remang-remang
sensori atau status menggunakan O: didapat penurunan
organ cidera senter dan penglihatan mata kiri,
menggunakan dengan nilai visus 1/n
huruf abjad dan reflek cahaya
 Mencatat abnormal
perkembangan A: Masalah belum
penglihatan teratasi
setiap harinya P: lanjutkan
intervensi, latih
ketajaman
penglihatan.
3 Resiko infeksi b.d 11 Mei  memberitahu S: pasien mengeluh
trauma jaringan 2017 keluarga pasien gatal luka operasi
kelopak mata. 11.00 dalam O: terdapat edema
pencegahan kantong konjungtiva
infeksi dalam adanya hematom
menggantikan palpebra, terdapat
balutan verban luka jahitan operasi
2x dalam sehari mata kiri
 Memberitahu A: Masalah belum
kepada keluarga teratasi
pasien cara cuci P: lanjutkan
tangan 7 langkah intervensi
dalam
pencegahan
infeksi
No Dx. Keperawatan Tanggal Tujuan Evaluasi
1. Nyeri akut b.d 12 Mei  Melakukan teknik S: Pasien mengatakan
Agen adera fisik, 2017 relaksasi sudah tidak
akibat benturan 09.10  Memberikan merasakan nyeri,
keras di bagian analgetik untuk dalam skala 0.
kelopak mata. mengurangi nyeri O: luka operasi sudah
dengan mulai kering, sudah
menggunakan tidak terdapat edema
methylprednisolo konjungtiva,
ne 125/55cc hematom kelopak
(ivral/injeksi (IV) mata sudah mengecil.
 Melakukan A: Masalah sudah
pengkajian nyeri teratasi
secara P: hentikan intervensi
kompherensif pasien pulang.
termasuk lokasi
nyerinya dan
frekwensi
nyerinya.
2 Gangguan 12 Mei  Mengkaji S: pasien mengatakan
penglihatan bd 2017 ketajaman sudah bisa melihat
gangguan 10.00 penglihatan, angka dalam jarak 3
penerimaan mata kiri dengan m (1 6/6)
sensori atau status menggunakan O: didapat hasil
organ cidera senter dan peningkatan
menggunakan penglihatan dengan
huruf abjad nilai visus 6/6 dan
 Mencatat reflek cahaya
perkembangan membaik
penglihatan A: Masalah sudah
setiap harinya teratasi
P: hentikan intervensi
3 Resiko infeksi b.d 12 Mei  memberitahu S: pasien sudah tidak
trauma jaringan 2017 keluarga pasien merasakan gatal
kelopak mata. 12.00 dalam akibat luka operasi
pencegahan O: sudah tidak
infeksi dalam terdapat edema
menggantikan konjungtiva dan
balutan verban hematom palpebra.
2x dalam sehari A: Masalah sudah
 Memberitahu teratasi
kepada keluarga P: hentikan
pasien cara cuci intervensi
tangan 7 langkah
dalam
pencegahan
infeksi

Anda mungkin juga menyukai