DOSEN PEMBIMBING :
H. Supriadi., S.Kp., M.Kes
DISUSUN OLEH
Eka Sutriani P07220219005
Farida Agustina P07220219006
Hermin Sulistyoningsih P07220219008
Khairita Silvana Sofyan P07220219013
Noer Octaviani P07220219021
Sunawar P07220219036
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta
inayahNya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Konsep Dasar Keperawatan ini tanpa adanya halangan dan hambatan
yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada
junjungan kita Nabi MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan MEA, GHSA, dan SDGs.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
risiko kematian tinggi dan penyebaran pandemik yang sangat cepat.
Globalisasi mengakibatkan peningkatan mobilitas manusia dan hewan lintas
negara, serta mempengaruhi perubahan gaya hidup manusia juga
berkontribusi dalam mempercepat proses penyebaran wabah menjadi
ancaman keamanan kesehatan global.
B. Rumusan Masalah
2
3. Bagaimana Kesiapan Indonesia terhadap MEA?
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui:
1. Sejarah Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2. Masyarakat Ekonomi ASEAN
3. Kesiapan Indonesia terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN
4. Potensi-potensi Masyarakat Ekonomi ASEAN bagi Indonesia
5. Landasa Teori Global Health Security Agenda (GHSA)
6. Area Kerjasama GHSA
7. Perkembangan dan Kontribusi GHSA
8. Peran Indonesia dalam GHSA
9. Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)
10. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)
11. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
12. Prinsip Sustainable Development Goals (SDGs)
3
BAB II
PEMBAHASAN
Lalu pada KTT di Bali tahun 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional pada tahun 2020. Namun pada pertemuan seluruh Menteri
Ekonomi dari negara-negara ASEAN di Kuala Lumpur tahun 2006, disepakati
bahwa memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas
dan jadwal untuk pelaksanaannya. Pada KTT ASEAN ke-12 tahun 2007, para
pemimpin negara ASEAN berkomitmen untuk memajukan pembentukan
komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN visi 2020 dan
ASEAN Concord II melalui penandatanganan Deklarasi Cebu.
4
Tahun 2015 adalah tahun penting bagi agenda integritas ASEAN. Secara
ekonomi, ASEAN menjadi wilayah dengan pencapaian yang signifikan. Di Asia
Tenggara rata-rata GDP meningkat dua kali lipat hingga sekarang.
Pada periode yang sama ASEAN juga menjadi wilayah yang sangat
berpengaruh dalam perluasan pasar baik secara regional maupun global. Dengan
total populasi lebih dari 622 juta jiwa, ASEAN menjadi basis konsumen yang
besar selain China dan India.
Secara luas, pada karakteristik pertama akan adanya bebasnya arus barang,
jasa, investasi, tenaga kerja, dan arus permodalan, priority integration sector
(PIS), dan pengembangan sektor food-agriculture-forestry antar negara ASEAN.
Adapun sektor-sektor yang diprioritaskan dalam integrasi MEA adalah :
1. Produk-produk pertanian
2. Otomotif
3. Elektronik
4. Perikanan
8. Transportasi udara
9. E-ASEAN (ITC)
10. Kesehatan
5
11. Pariwisata
Tujuan utama dari MEA ini sendiri berada pada pilar keempat yaitu
Integrasi dengan perekonomian dunia. Setelah keempat pilar mencapai kestabilan,
maka kemudian dibuatlah cetak biru (blueprint) atau rancangan rencana untuk
periode MEA 2016-2025.
1. Produk industri yang berdaya saing lebih tinggi daripada negara ASEAN
lainnya.
2. Kategori produk yang berdaya saing setara dengan negara ASEAN lainnya.
3. Kelompok produk yang mempunyai daya saing sedang.
4. Kategori produk yang memiliki daya saing lemah.
5. Kelompok produk yang berdaya saing sangat lemah.
6
Selain kesiapan-kesiapan di atas, Indonesia memiliki beberapa strategi
dalam menghadapi MEA, diantaranya adalah :
7
sebagai dasar dalam menciptakan dan membentuk peraturan perundang-undangan
yang di maksud.
1. Perdagangan
2. Perindustrian
8
3. Investasi
4. Tenaga Kerja
5. Ketahanan Pangan
6. Pertanian
7. Kehutanan
8. Perpajakan
9. Perlindungan Konsumen
10. Hak Kekayaan Intelektual
11. Transportasi Udara
12. Pariwisata
13. Kesehatan
14. Usaha Kecil & Menengah
Sehingga terdapat dua hal yang perlu dilakukan dalam menyesuaikan arah
pembangunan hukum nasional dengan akan diselenggarakannya Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015. Pertama, perlunya membuat tema guna menetukan arah
pembangunan hukum nasional yang mengadopsi nilai dan tujuan MEA yang dapat
mempengaruhi pembangunan hukum nasional Indonesia. Kedua, menyesuaikan
substansi atau muatan yang terdapat dalam 14 (empat belas) bidang peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan MEA. Dalam membuat
tema pun arah pembangunan hukum nasional serta penyesuaian peraturan
perundang-undangan dimaksud harus sejalan dengan semangat dan tujuan yang
terdapat dalam AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan tetap
mengedepankan koridor dalam RPJPN dan kondisi sosial-budaya masyarakat
Indonesia.
1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan jumlah
penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk ASEAN). Hal
ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi yang produktif dan
9
dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan dengan
kesempatan penguasaan pasar dan investasi.
2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi
negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih
tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN yang hanya
sebesar 15%.
3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor
Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN
berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk
meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju
peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan
impor dari intra-ASEAN.
4. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
karena hambatan tarif dan non-tarif sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang
sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak produsen
dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
yang berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-
produk dari negara lain. Di sisi lain, para konsumen juga mempunyai
alternatif pilihan yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan, dari yang paling murah sampai yang paling mahal.
Indonesia sebagai salah satu negara besar yang juga memiliki tingkat
integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan komparatif pada sektor
berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan
industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri
5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan memperoleh
keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi. Perbandingan
jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara ASEAN lain
adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk ASEAN, 38 adalah
warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih bisa dinikmati
setidaknya sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan jumlah penduduk
10
yang produktif akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.
11
secara bergantian). Troika pertama terdiri dari Amerika Serikat (memimpin
pada 2014), Finlandia (2015), dan Indonesia (2016)
Selain menjadi Ketua Troika GHSA pada tahun 2016, Indonesia juga
menjadi lead country untuk Action Package Zoonotic Disease (Prevent-2)
dan menjadi contributing country untuk Action Package Anti Microbial
Resistance (Prevent-1), Real-Time Surveillance (Detect-2), dan Linking
Public Health with Law and Multisectoral Rapid Response (Respond-2).
12
G. Perkembangan dan Kontribusi GHSA
Dalam kerja sama GHSA, Indonesia termasuk salah satu negara yang
aktif berkontribusi, diantaranya menjadi anggota Tim Pengarah (Steering
13
Group) bersama 9 negara lainnya, anggota Troika pada tahun 2014-2018,
serta menjadi Ketua Tim Pengarah pada tahun 2016 yang mendapat apresiasi
positif dari berbagai negara anggota dan mitra.
Dalam fase ke-2 GHSA (GHSA 2024), Indonesia akan tetap mengambil
peran aktif dengan menjadi anggota tetap Tim Pengarah (Steering Group),
menjadi leading country untuk zoonotic disease action package dan
contributing country untuk action package antimicrobial resistance, biosafety
and biosecurity, serta real-time surveillance. Indonesia juga menawarkan
untuk menjadi host country Sekretariat GHSA yang akan membantu
administrasi dan komunikasi dalam GHSA 2024 yang saat ini sedang dalam
pembahasan untuk menentukan lokasi dan komposisinya.
14
Pendapatan populasi dunia sehari $10.000 dan menurunkan angka
kemiskinan.
2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar
3. Mendorong Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar
dan menengah.
4. Menurunkan Angka Kematian Anak
Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5
tahun.
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, Dan Penyakit Menular Lainnya
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS,
malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya
sumber daya lingkungan, mengurangi setengah dari jumlah orang yang
15
mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum
muda, menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara
berkembang, dan dalam kerjasama dengan pihak swasta membangun
adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.
J. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)
16
Social Sustainability. Serta juga ditentukan apakah ini difokuskan pada
negara berkembang atau negara maju. Terkait dengan pengembangan
konsep awal SDGs tersebut, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
pasca MDGs 2015 semestinya dapat menjamin kelanjutan dari lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Terutama yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi oleh dunia internasional kedepannya, yaitu ketahanan
pangan, ketahanan energidan ketahanan air. Ketiga masalah tersebut sangat
penting diperhatikan dalam pengembangan konsep SDGs 2015. Meski
dalam pengembangan indikator dalam pembangungan berkelanjutan harus
mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup.
17
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan
perempuan.
6.Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan
untuk semua orang.
7.Energi Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8.Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan
inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, sertapekerjaan yang
layak untuk semua orang.
9.Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10.Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraanbaik di dalam sebuah negara maupun di
antara negara-negara di dunia.
11.Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas,
aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12.Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13.Aksi Terhadap Iklim
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan
sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
18
15.Kehidupan di Darat
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan,
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang
termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.
17.Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan
global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terbentuk dari hasil Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN secara bertahap dan ditetapkan pada KTT di Bali
pada tahun 2003.
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan tujuan dari integrasi ekonomi
regional kawasan Asia Tenggara yang diberlakukan pada tahun 2015. Arah
pembangunan hukum berkaitan dengan MEA tetap harus dengan berpedoman
kepada koridor arah Pembangunan Nasional secara umum dengan
memasukkan aspek sosial-budaya yang mendukung arah perubahan tersebut.
20
kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium
Development Goals), Tujuan Pembangunan Millenium, yang mulai
dijalankan pada September 2000 dan berakhir di tahun 2015. Adapun target
MDGs adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
pada 2015 yang merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh
dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium. Deklarasi ini diadopsi oleh 189
negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara
pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada
bulan September 2000 tersebut.Deklarasi Millenium berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah Tujuan
Pembangunan Milenium sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ridho. 2014. Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 untuk Indonesia.
http://himamanuny.wordpress.com/2014/03/22/tantangan-dan-
keuntungan-afta-untuk-indonesia/. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2019
pukul 22:00.
ASEAN Integration Monitoring Office (AIMO) and Public Outreach and Civil
Society Division (POCS) 2015 : A Blueprint for GrowthASEAN Economic
Community 2015:Progress and Key AchievementsASEAN. Jakarta. The
ASEAN Secretariat.
http://www.asean.org/asean-economic-community/
http://binaswadaya.org/bs3/tantangan-mea-2015-kita-harus-menyerang-bukan-
bertahan/
http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/
http://citicope.org/story/2014/comparing-mdgs-and-sdgs
http://www.4muda.com/mengenal-17-tujuan-global-global-goal-sebagai-kelanjuta
n-dari-tujuan-pembangunan-millenium-millenium-development-goals/
http://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/berita-harian-
bappenas/konsp-sdgs-kerangka-pembangunan-pasca-2015/