Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang

Terapi komplementer saat ini berkembang sangat pesat dan banyak diminati oleh
masyarakat. Di Amerika Serikat pengguna terapi alternatif berjumlah 627 juta orang dan
terapi konvensional 386 juta orang. Data lain didapatkan bahwa terjadi peningkatan
pengguna terapi komplementer dari 33% pada tahun 1991 dan 42% ditahun 1997.
Peningkatan penggunaan terapi komplementer ini didasarkan pada efek samping yang
minim yang dirasakan oleh klien dan klien ingin terlibat langsung dalam peningkatan
kesehatannya.
Di Indonesia, minat masyarakat dalam penggunaan terapi alternatif atau terapi
komplementer juga meningkat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang
mengunjungi tempat-tempat pengobatan alternatif.
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi
komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat.
Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih
lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi
keperawatan yang lebih baik.
Terapi komplementer ini terdiri dari berbagai jenis terapi diantaranya yaitu
manipulative and body-based therapy seperti cupping therapy. Cupping therapy adalah
metode pengobatan yang banyak digunakan dan diklasifikasikan mendapatkan popularitas di
seluruh dunia. Beberapa negara yang sudah mempraktikkan cupping therapy diantaranya
Mesir, India, China, Arab Saudi, Jerman, Norwegia, dan Denmark. Orang-orang Jerman,
dan Denmark dan Norwegia sudah akrab dengan cupping therapy. Hal ini terjadi karena
adanya perubahan pandangan terhadap sistem perawatan kesehatan konvensional dan
pengobatan kontemporer. Terapi ini diklaim berhasil mengobati berbagai gangguan,
penyakit pada sistem musculoskeletal seperti fibromyalgia dan fibrositis, nyeri pada tulang
belakang, nyeri pada leher dan bahu, penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi,
atherosclerosis, hipotensi, penyakit gastrointestinal seperti diare, irritable bowel syndrome,
intoksikasi obat dan makanan, penyakit auto imun seperti theumatoid artritis, dan vilitigo.
Cupping therapy atau lebih dikenal di Indonesia dengan terapi bekam, menempati
kedudukan populer di jajaran berbagai metode terapi lain yang ada di berbagai negara,
karena banyak ahli pengobatan yang mengetahui khasiat cupping therapy dalam mengobati
berbagai macam penyakit.
Pengertian Dry Cup Therapy
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dari dalam
tubuh melalui permukaan kulit. Hijamah adalah pengobatan yang sudah dikenal sejak ribuan
tahun sebelum masehi. Nama lainnya adalah bekam, canduk, canthuk, kop mambakan, di
Eropa dikenal dengan istilah "Cupping Therapeutic Method”. Dalam Bahasa Mandarin
disebut Pa Hou Kuan.
Dry Cup Therapy (disebut Hijamah Jaaffah) adalah yaitu menghisap permukaan kulit dan
memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Dry Cup Therapy baik bagi
orang yang
tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah
kehitam-hitaman selama 3 hari atau akan kelihatan memar selama 1 atau 2 pekan. Dry Cup
Therapy bermanfaat untuk membuang angin serta melegakan sakit secara emergency tanpa
melukai kulit. Dapat melemaskan otot-otot yang kaku. Disini pengkopan hanya dilakukan
satu kali selama 15-20 menit.

Tujuan Dry Cup Therapy


Tujuan dari dry cup therapy dan luncur adalah untuk melancarkan peredaran darah,
pelemasan otot, menyehatkan kulit, membuang angin serta melegakan sakit tanpa melukai
kulit.

Manfaat Dry Cup Therapy Bagi Kesehatan dan Penyembuhan Penyakit


Dry Cup Therapy memiliki manfaat dalam menyembuhkan penyakit antara lain:
 Melemaskan atau merilekskan otot
 Melancarkan sirkulasi darah
 Membantu menyehatkan kulit
 Memberikan kenyamaan kepada pasien
 Dan untuk alternatif dalam penyembuhan keluhan masuk angin
Titik Dry Cup Therapy

1. Di bagian atas kepala (ummu mughits), caranya dengan mencukur rambut pada
bagian yang akan dibekam. Bekam di kepala sangat efektif untuk terapi penakit
migrain, vertigo, sakit kepala
menahun, darah tinggi, stroke, suka mengantuk, sakit gigi, sakit mata, melancarkan
peredaran darah, perbaikan sistem kekebalan tubuh, dan lain-lain.
2. Di sekitar urat leher (al akhda’iin), titik ini untuk mengobati penyakit seperti: sakit
kepala, wajah, kedua telinga, mata, polip (hidung) dan tenggorokan, gigi seri lidah,
kanker darah, melancarkan peredaran darah.
3. Di bawah kepala (An Naqrah), sekitar empat jari di bawah (tulang tengkorak paling
bawah), bermanfaat menyembuhkan radang mata (pada anak-anak), tumor pada
telinga, berat kepala,
bintik-bintik di wajah, jerawat.
4. Daerah antara dua pundak (al kaahil), merupakan titik paling sentral untuk mengatasi
berbagai macam penyakit.
5. Daerah sekitar pundak kiri dan kanan (Naa ‘is), yaitu daging lembut di pundak yang
tegang ketika merasa takut. Bekam pada titik ini dapat bermanfaaat untuk menetralisir
keracunan dan penyakit liver.
6. Daerah punggung (di bawah tulang belikat), bekam di daerah ini banyak memiliki
keistimewaan dan kahsiatnya.
7. Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor untuk penyakit pegal/nyeri di
pinggang dan wasir.
8. Pangkal telapak kaki (iltiwa’ – di bawah mata kaki) untuk penyakit nyeri di kaki,
asam urat, kaku, dan pegal-pegal.
9. Di tempat-tempat yang dirasakan sakit.

Tehnik Dry Cup Therapy

a. Pilih titik bekam berdasarkan kondisi pasien.


b. Pilih gelas bekam (cup) berdasarkan tingkat penyakit pasien dan postur tubuh.
Semakin besar gelas yang digunakan maka tingkat rasa sakit akan semakin besar,
namun efeknya akan semakin baik.
c. Pijat bagian yang akan dibekam dengan dilumuri minyak zaitun atau minyak jinten
hitam selama lebih kurang 5 menit.
d. Pompa gelas bekam dengan piston pada posisi yang dikehendaki sebanyak 2-3 kali
tarikan, atau sampai piston tidak dapat ditarik lagi.
e. Biarkan selama 10 menit (bagi pria), 7 menit (bagi wanita) atau 3 menit (bagi anak-
anak).
f. Lepas gelas bekam dan pijat kembali dengan minyak zaitun atau minyak jinten
hitam selama 2-3 menit untuk menghilangkan bercak-bercak hitam atau blister.
g. Lakukan selama 7 hari bagi orang dewasa dan 5 hari bagi anak-anak, kemudian
diselingi masa interval selama 3 hari, lalu dilanjutkan lagi pembekaman.

Indikasi dan Kontra Indikasi Dry Cup Therapy

Indikasi

Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasien bisa
koperatif. Pada orang tua yang sudah rentang, ibu hamil dan ank-anak pembekaman
dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan yang kop yang ringan dan
titik bekam yang terbatas.
Kontraindikasi

Wantita yang hamil ( pada daerah perut dan punggung bawah), wanita yang menstruasi dan
nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru
melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah
yang sangat rendah, serta orang yang sedang kelapara/kenyang/gugup/fobia.

Anda mungkin juga menyukai