Anda di halaman 1dari 42

[INFO SEHAT] Serba-serbi Sembelit pada Bayi

Oleh Mia Ilmiawaty Saadah, Endah Wuri, dan 3 lainnya di Homemade Healthy Baby Food
(Berkas) · Sunting Dokumen

Fakta Tentang Bayi Sembelit

Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif rentan alami sembelit. Menurut dr. Tanya Remer
Attmann, dokter anak dan penulis buku “The Wonder Years: Helping Your Baby and Young
Child Successfully Negotiate the Major Developmental Milestones”, bayi yang diberi ASI
eksklusif, normal bila pup setiap kali selesai disusui selama minggu-minggu pertama. Pola
pup seperti ini tergolong normal bila masih berlangsung hingga ia berumur 1 tahun. Beberapa
bayi umur 3-4 minggu, ada yang sudah tidak lagi pup setiap kali selesai diberi ASI. Kondisi
ini pun normal selama pola pup bayi demikian.

Disebut sembelit jika:

 Si kecil tidak pup secara teratur. Memang belum ada pantokan frekuensi pup yang
normal, tapi paling tidak Anda akan mengenal pola sementara pup berdasarkan
kebiasaannya.
 Pup keras dan sulit keluar sehingga memaksa si kecil mengejan, dan ini menimbulkan
rasa sakit.

Penyebabnya. Bayi di bawah setahun sering mengalami gangguan pencernaan, karena sistem
pencernaannya belum matang. Kadang bayi mengalami diare, tapi seringkali sebaliknya,
yaitu sembelit. Sejumlah penyebabnya adalah:

 Konsumsi susu formula berlebihan. Ini biasanya dialami bayi-bayi yang tidak
mendapat ASI eksklusif.
 Kebanyakan makanan dan minuman yang difortifikasi zat besi (Fe). Misalnya, karena
bayi menderita anemia.
 Sedang dalam masa peralihan. Misalnya, dari ASI eksklusif ke makanan padat
pertama.
 Kurang makanan berserat. Ini dialami bayi yang sudah makan makanan padat
pertama.
 Kurang konsumsi cairan. Kerap terjadi pada bayi-bayi yang sudah mulai diberi susu
formula dan makanan padat.
 Sering menahan keinginan pup. Misalnya, karena bayi merasa tidak nyaman, enggan
duduk di pispot, atau keasyikan bermain.

Atasi Bayi SembelitAtasi dengan:


1. Tekuk kedua paha si kecil ke arah perut. Ini akan meningkatkan tekanan di dalam
perut dan menyebabkan kotoran terdorong keluar.
2. Lakukan pijatan di bawah pusar secara lembut dan konstan selama 3-5 menit. Ini akan
merangsang timbulnya rasa ingin buang air besar (BAB).
3. Segera bawa si kecil ke dokter, bila kedua upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Kiat menghindari sembelit:

1. Beri bayi ASI eksklusif (hanya ASI, tanpa tambahan makanan atau minuman lain)
selama 6 bulan pertama.
2. Pilih susu formula yang tepat sehingga tidak memicu sembelit, jika bayi terpaksa
diberi susu formula. Konsultasikan dengan dokter anak Anda atau dokter ahli gizi
anak.
3. Beri cairan seperti air putih, kuah sayur atau jus buah dalam jumlah cukup, bila bayi
telah lewat masa ASI eksklusif. Minimal 2-3 gelas sehari.
4. Perbanyak pemberian makanan berserat tinggi, seperti sayuran, buah-buahan (dalam
bentuk puree) dan serealia.
5. Latih si kecil pup secara teratur, bila sudah dapat duduk sendiri. Misalnya, minta dia
untuk duduk di atas pot-nya selama minimal 10 menit pada waktu yang sama setiap
hari. Lebih baik lakukan latihan ini setelah dia makan. Anda dapat membacakan buku
cerita atau memperdengarkan lagu anak-anak agar dia tidak bosan.

 [INFO SEHAT] Piramida Makanan


Oleh Vanessa Sutopo, Vina Sabri, dan 4 lainnya di Homemade Healthy Baby Food (Berkas) ·
Sunting Dokumen

Source: sahabatnestle.co.id

Bingung menyusun menu anak? Cobalah Anda melirik piramida makanan anak di bawah ini.
Sebagai panduan pola makan sehari-hari untuk anak usia 2-6 tahun, Anda bisa memperoleh
banyak ide kreatif untuk memperoleh susunan menu yang memuat nutrisi seimbang. Yang
penting diingat dalam piramida makanan anak adalah menghindari penyajian makanan dan
minuman yang tidak baik, seperti penggunaan botol susu yang terlalu lama, terlalu banyak
makanan manis, minuman ringan dan minuman sari rasa buah, serta makanan yang dapat
membuat anak tersedak seperti kacang, anggur, popcorn atau permen. Memperhatikan
pemberian nutrisi pada anak sangat diutamakan. Sebab, jumlah nutrisi yang tepat, selain
dapat membuat fisik anak tumbuh lebih baik, juga dapat menghindarkan mereka dari risiko
penyakit seperti kegemukan, kekeroposan tulang, dan diabetes. Agar anak-anak memperoleh
nutrisi terbaik, lakukan hal-hal ini:
-Menyajikan jenis makanan yang beragam

-Melakukan olahraga yang seimbang

-Memilih makanan dari jenis gandum, sayuran, dan buah-buahan

-Memilih makanan rendah lemak dan non kolesterol

-Mengonsumsi gula dan garam secara wajar

-Memilih makanan dengan kadar kalsium dan zat besi yang cukup, untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan anak-anak Kebiasaan dalam pemilihan makanan yang sehat
sebaiknya juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam keluarga.

Sediakanlah selalu makanan, susu, dan minuman yang rendah lemak dan rendah kalori, dan
hindari penyediaan makanan dan minuman berkalori tinggi, minuman ringan, dan es krim.
Penyajian sesuai piramida Untuk memperoleh jumlah nutrisi yang tepat, anak harus
mengonsumsi beragam jenis makanan. Perlu diperhatikan bahwa selera makan akan menurun
dan anak akan lebih memilih jenis makanannya ketika tingkat pertumbuhannya semakin
lambat. Peningkatan berat badan tidak akan menjadi masalah apabila diimbangi dengan
aktivitas yang sesuai. Bila ia tidak boleh lagi mengonsumsi banyak makanan, tawarkan
beragam jenis makanan dengan jumlah porsi yang lebih sedikit.

Kelompok Gandum.

Meliputi satu potong roti, setengah cangkir nasi atau pasta, setengah gelas sereal masak
dikombinasikan dengan sedikit sereal siap saji.

Sajikan sebanyak 6 kali sehari.

Kelompok Nabati.

Meliputi setengah gelas sayuran potong atau satu gelas sayuran daun.

Sajikan sebanyak 3 kali sehari. Kelompok Buah-buahan.

Meliputi satu jenis buah, ¾ gelas jus buah murni, ½ gelas buah kaleng atau ¼ gelas buah
kering. Sajikan sebanyak 2 kali sehari.

Kelompok Susu.

Meliputi satu gelas susu/yogurt atau 2 ons keju.


Sajikan sebanyak 2 kali sehari.

Kelompok Daging.

Meliputi 2-3 ons daging lunak masak/unggas/ikan, ½ gelas kacang kering masak. Satu ons
daging dapat menggantikan dua sendok makan mentega atau satu butir telur.

Sajikan 2 kali sehari.

Lemak, Minyak dan Gula Kandungan lemak dalam makanan yang disajikan tidak boleh lebih
dari 30%. Jenis lemak yang dikonsumsi juga penting untuk diketahui.

Saturated Fats (lemak jenuh), terdapat pada daging, produk susu dan kelapa, dan dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Unsaturated dan Polyunsaturated Fats (lemak tak jenuh),
terdapat pada zaitun dan kacang,jagung. Batasi lemak jenuh sebanyak 10% dalam konsumsi
kalori sehari-hari. Dengan sedikit kandungan nutrisi, gula menyumbang sejumlah besar
kalori. Termasuk di dalamnya white sugar, brown sugar, sirup, madu, gula cair, permen,
minuman ringan, selai dan jelly.

Agar anak tetap bernafsu makan tanpa takut kegemukan:

-Pilih daging tanpa lemak atau produk susu rendah lemak

-Pilih minyak nabati dan mentega yang menggunakan sayur dan buah-buahan sebagai bahan
dasarnya.

-Baca tabel nutrisi pada kemasan untuk mengetahui komposisi jumlah dan jenis lemak.

-Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol.

-Batasi makanan berkadar gula tinggi dan hindari mengonsumsi gula tambahan dalam
makanan

 [INFO SEHAT] Masih Nggak Pede Makan Sayur


Mentah? Takut pestisida, bakteri, atau toksoplasma?
Yuk, baca ini ;)
Oleh Dyah Pratitasari dan Maria Yunita di Homemade Healthy Baby Food (Berkas) · Sunting
Dokumen

dikutip dari Rubrik KESEHATAN, Majalah NYATA

Oleh dr. Tan Shot Yen

Salam dr Tan, senang sekali bisa selalu membaca membaca ulasan dokter di Tabloid Nyata.
Saya ingin bertanya tentang makanan organik dalam kemasan yang saat ini banyak beredar di
pasaran.

1.. Apakah makanan seperti itu bagus untuk kita konsumsi? Apakah kandungannya sama
seperti makanan organik yang fresh. Apakah makanan itu tetap ada bahan pengawet dan
sebagainya?

2.. Saya ini penggemar raw food, tapi kadang saya juga ragu dengan pestisida yang mungkin
masih menempel pada makanan tersebut. Bagaimana menghilangkan pestisida. Karena jika
dikonsumsi bertahun-tahun, pestisida itu juga bisa menyebabkan kanker, kan Dok?

3.. Adakah tip menghindari makanan berpestisida semaksimal mungkin? Karena terus
terang, saya belum mampu jika harus mengonsumsi makanan organik terus menerus.

Demikian pertanyaan saya, Dok. Terima kasih atas jawabannya.

Susilawaty – via email

================================

Halo Jeng Susi,

Istilah ‘organik’ saat ini memang marak didengungkan, yang kadang nilai dongkrak pasarnya
lebih tinggi ketimbang nilai nutrisi yang sebenarnya. Kembali lagi tergantung seberapa jauh
pemahaman dan pengetahuan masyarakat.
Ke-organik-an suatu bahan pangan bukan semata-mata karena ditanam dengan pupuk organik
atau tidak menggunakan zat kimia, tapi melingkupi banyak sekali aspek. Diantaranya, tanah
tempat tanamnya pun harus mempunyai beberapa persyaratan, ‘pristine soil’ alias tanah yang
masih ‘perawan’-jauh dari polusi air dan tanah adalah hal yang nomor satu. Sistem tandur/
agrikultur yang sama persis seperti yang dilakukan nenek moyang kita ratusan tahun yang
lalu sangat sulit sekali untuk diterapkan.

Salah satu tantangan terbesar adalah soal ‘kejar untung’. Dengan mengikuti musim (memang
seharusnya begitu bukan?), suatu jenis tumbuhan tertentu paling hanya bisa dipanen setahun
sekali. Tapi saat ini yang disebut ‘musim durian’ atau ‘musim rambutan’ bisa sepanjang
tahun! Aneh sekali, tapi yah itulah tuntutan ekonomi – sehingga ke-alamiah-an tumbuhan pun
diatur sesuai keinginan manusia. Tanaman yang sungguh-sungguh dikelola dengan organik
tidak mungkin memenuhi tuntutan ekonomi seperti itu.

Cara nenek moyang kita bercocok tanam tidak ‘ter-spesialisasi’ seperti kita sekarang!
Spesialisasi adalah ciri khas dunia modern. Jaman dahulu, secara bergiliran setelah musim
mangga usai, giliran rambutan dipanen, selanjutnya durian… Rejeki tak pernah usai, karena
alam memang sebenarnya kaya.

Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini, istilah ‘organik’ mestinya janganlah semata-
mata digunakan untuk mendongkrak nilai jual. Kebaikan atau tingginya nilai nutrisi suatu
bahan pangan ditentukan oleh BANYAK HAL. Masalah ke-organik-an hanya salah satu di
antaranya. Dengan kata lain, bila kita membahas tentang karbohidrat misalnya, gula dan
tepung tetap menempati nilai terbawah, sekali pun berlabel ‘gula organik’ dan tepungnya
berasal dari ‘gandum organik’. Mengapa? Nilai glikemiknya tinggi – mempunyai kecepatan
tinggi untuk diserap menjadi gula dalam darah dengan segala dampak kelanjutannya
(peningkatan insulin cepat, dilanjutkan kenaikan hormon ekosanoid yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, pengentalan darah, penurunan daya tahan kekebalan tubuh,
merangsang tumbuhnya sel-sel tidak normal dan stimulasi rasa nyeri). Ketiadaan serat dan
miskinnya antioksidan menambah masalah, apalagi memberi keasaman sel tinggi – sementara
sel tubuh kita harus berada dalam kondisi basa.

Lain halnya bila nilai organik ditempatkan pada sayur mentah dan buah segar. Sebagai
sumber karbohidrat, sayur mentah dan buah segar selain mempunyai glikemik indeks rendah
(“sugar friendly” to your body!), berserat tinggi, memiliki antioksidan, bersifat basa, juga
masih mengandung enzim yang hidup! (silahkan merujuk pada beberapa edisi Nyata
sebelumnya tentang kebutuhan enzim yang hidup bagi manusia). Maka, bila ditanam dan
diperlakukan secara organik (termasuk tidak diberi hormon perangsang tumbuh) tentu kita
mendapatkan yang TERBAIK dari alam, bukan?
1.Sedikit banyak pertanyaan Anda sudah bisa terjawab sendiri rasanya dari pemaparan saya
di atas. Semua kemasan makanan pasti ada labelnya. Bacalah. Dan interpretasikan apa
maknanya. Untuk mengawetkan makanan, tidak selalu bahan kimia harus turut campur. Cara
tradisional yang paling ampuh dan masih dilakukan hingga saat ini adalah dengan
menggunakan GULA dan GARAM. Manisan dan makanan yang diasinkan bisa disebut
sebagai ‘cara alamiah’. Tapi kita juga paham bahwa penggunaan GULA dan GARAM
BERLEBIHAN bisa menimbulkan masalah baru!

Berikutnya yang juga menjadi ‘cara favorit’ mengawetkan makanan adalah melalui proses
pasteurisasi. Walaupun tidak sampai mencapai titik didih, cukup banyak enzim yang hilang
akibat proses pasteurisasi ini. Madu adalah salah satu ‘korban’ pasteurisasi hingga enzimnya
banyak yang rusak dan nilai positif madu hilang – tinggal fruktosa (GULA!) saja yang tetap
tinggi (karenanya terasa manis), bahkan madu sekarang nampak indah menarik: kuning
keemasan, cemerlang – padahal madu organik yang masih ‘raw’ berwarna kuning kusam,
sama sekali tidak boleh tercampur air hangat/panas dan menciduknya pun tidak boleh
menggunakan benda yang terbuat dari logam (termasuk sendok logam)!

2 & 3. Saat menulis kolom ini, saya berada di kota Melbourne yang hanya belasan derajat
Celsius saja padahal saat ini mestinya musim panas menyengat seperti di kota-kota lain benua
Kangguru ini. Sayur segar dan buah melimpah ruah, tidak ada isu pestisida. Orang di sini
lebih takut pada polusi kendaraan bermotor dan kelebihan gula dalam makanan mereka yang
SUDAH TERBUKTI lebih banyak menyebabkan kanker dan penyakit-penyakit degeneratif.

Pemerintah dan lembaga konsumen memang semestinya sebagai pihak yang mempunyai
otoritas mengawasi penggunaan pupuk dan anti-hama sekaligus memastikan perlindungan
atas seluruh rakyatnya.

Saya pribadi juga tidak mampu membeli sayur dan buah organik, yang semakin mahal karena
faktor iklan dan promosi. Tapi produk hidroponik dan aeroponik tidak kalah baiknya bila
ingin menghindari pestisida.

Membudidayakan tanaman dengan media air dan uap air sudah lama dikenal. Selain tidak
dibutuhkannya pestisida (pest/ hama-nya mau masuk lewat mana? Karena mereka pasti
menggunakan green house/rumah kaca yang berfungsi sekaligus mencegah masuknya hama)
juga kebersihan lebih terjamin – dengan tidak dibutuhkannya tanah maka risiko cacingan juga
tersingkir.
Anjuran tidak mengonsumsi raw food selama kehamilan agar tidak terkena infeksi
toksoplasma hanya ditemui di Indonesia. Di Negara-negara maju bahkan ibu hamil SANGAT
DIANJURKAN sebanyak mungkin mengonsumsinya. Toksoplasma hanyalah masalah
infeksi parasit akibat kebersihan/hygiene yang TIDAK TERJAGA. Lalu, pertanyaannya:
mengapa sayur segar yang sarat nilai nutrisinya dijadikan kambing hitam? Toksoplasma pun
masih ditemukan pada mereka yang makan makanan matang seumur hidupnya!

Jadi, sekarang semuanya adalah tentang balance – kesetimbangan. Bukan tentang bahan
organik semata. Mampu membeli semua benda-benda organik dan mengonsumsinya rutin
tapi bila seseorang tetap masih berkecimpung dengan asap rokok atau udara kota sarat polusi,
apalah gunanya? Begitu pula hidup dengan tanah organik dan udara bebas polusi tapi
kebahagiaan tidak pernah mampir bahkan sebaliknya derai air mata menetes sebelum tidur,..
akankah segalanya mempunyai makna? Penyakit muncul karena kita mulai mengabaikan
kesetimbangan itu.

 [INFO SEHAT] Anak Gemuk Belum Tentu Sehat


Oleh Bunda Kemala, Maria Yunita, dan Mia Ilmiawaty Saadah di Homemade Healthy Baby
Food (Berkas) · Sunting Dokumen

Saat ini banyak anak yang gemuk dan balita montok yang kelebihan berat badan,
dibandingkan berat badan ideal atau mengalami obesitas (Penimbunan jaringan lemak
berlebihan) disekitar kita dan jumlahnya semakin meningkat. Sebenarnya apa salahnya dan
mengapa obesitas dipermasalahkan? Mari kita uraian Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA(K),
seorang dokter anak yang dikenal juga sebagai pakar nutrisi anak dan penyakit metabolik.

Dokter Damayanti melakukan penelitian di Jakarta mengenai anak yang mengalami gizi
lebih. Dalam hal ini gizi lebih ada dua, yaituoverweight dan obesitas. Kalau obesitas sudah
merupakan sakit. Obesitas ada sekitar 13%, sedangkanoverweight ada 60%. Artinya, di kota-
kota besar seperti Jakarta menunjukkan dari setiap tiga anak ada dua yang mengalami gizi
lebih yaitu satu overweight dan satu obesitas. Hal ini dipaparkan Dokter Damayanti pada
Seminar “Smart Children, Excellent Mother” CIPRIME-FKUI.

Pada 1998, Badan Kesehatan Dunia PBB, WHO memaparkan bahwa obesitas merupakan
epidemi global, yang dapat meningkatkan resiko penyakit seperti diabetes, jantung koroner,
stroke, hipertensi, penyakit kandung empedu, osteoarthrtis, sleep apnea dan beberapa kanker
(ovarium, payudara, usus besar), dan dyslipidemia. Obesitas meningkatkan biaya perawatan
kesehatan total dan meningkatkan resiko kematian pada setiap usia.
Bila kita melihat pemaparan diatas, sepertinya merupakan penyakit orang dewasa. Lalu
mengapaobesitas pada anak dipermasalahkan? Karena 15% dari bayi yang obesitas, 25% dari
anak prasekolah yang obesitas, dan 50% dari anak usia SD yang obesitas, 80% dari remaja
usia 0-14 tahun yang obesitas, akan menjadi dewasa yang obesitas. Lagipula, penyakit stroke
pun kini dapat menyerang anak-anak yang kelebihan berat badan.

Penyebab obesitas pada anak bisa karena penyakit (kelainan hormonal, sindrom cushing,
prader-willi, genetik/defek gen POMC, defisiensi leptin), namun itu hanya 10%. Penyebab
utama anak obesitasterbesar (90%) adalah karena lingkungan yakni asupan energi berlebihan,
kurang aktivitas fisik, dan laju metabolismenya rendah.

Penyebab obesitas karena penyakit harus datang diobati dokter, namun bila penyebabnya
adalah lingkungan, tentunya hal ini harus dilakukan perubahan pada diri orangtua dan anak.

Beberapa hal negatif penyebab obesitas pada anak:

Perilaku Makan:

Mengkonsumsi makanan tinggi dengan kalori berlebih, makan meskipun tak lapar sambil
nonton TV atau bikin PR.

Kurang Aktifitas Fisik:

Tidak beraktifitas secara teratur, jarang/tidak pernah olahraga, perilaku santai seperti sering
nonton TV, main game, menggunakan komputer, dan lain-lain.

Lingkungan:

 Tingginya paparan iklan makanan yang memromosikan makanan berkalori tinggi.


Kantin di sekolah dan makanan bergaya barat seperti burger, kentang goreng, ayam
goreng, atau restoran yang kerap kali mengiklankan paket makanan berhadiah mainan
yang dapat dikoleksi, dan lain-lain. Makanan junkfood yang kaya garam tanpa
disadari memicu anak lebih banyak mengkonsumsi soda/softdrink yang manis penuh
kalori.
 Lingkungan yang tidak menyediakan ruang terbuka untuk anak-anak bermain dan
berolahraga, minim sarana rekreasi, bahkan untuk berjalan kaki tidak ada trotoar yang
aman karena dikuasai oleh pedagang kaki lima atau kendaraan.

Hal ini harus menjadi perhatian dan tanggung jawab orangtua untuk menjaga agar anak
semakin gemuk. Batasi asupan makanan berlebih, ajak anak beraktifitas fisik dan siapkan
bekal dari rumah yang rendah kalori namun bergizi tinggi.

Sebenarnya, selain penyakit, apa buruknya kegemukan bagi anak?

Masalah lainnya adalah pada psikologis anak. Anak yang gemuk cenderung rendah diri,
misalnya pada beberapa kasus yang ditangani dokter tersebut adalah sering tidak terpilih oleh
kawannya saat pembentukan kelompok saat mata pelajaran olahraga {“Ah jangan Yaya ah,
nanti kelompok kita kalah”), bila di kelas ada yang namanya sama maka diberi embel-embel
oleh temannya “Yaya 'Ndut” untuk membedakannya dengan anak yang satunya lagi. Anak
obesitas juga merasa dirinya lamban dan kurang gesit, mudah mengantuk dan tidur ngorok.
Hal-hal demikian seringkali luput dari pengamatan orang tua.

Kembali lagi pada masalah kesehatan, anak gemuk juga pernafasannya (jantungnya) kurang
kuat, apalagi yang super gemuk, jantungnya terhimpit lemak. Pernah melihat anak gemuk
yang lehernya berlipat berwarna gelap? Itu adalah tanda gangguan hormon, yaitu liver anak
tersebut sudah terisi oleh lemak. Bila hal ini sudah terjadi, segera periksakan ke dokter gizi
anak untuk mendapatkan penanganan bagaimana mengatasi obesitas pada anak tersebut.
Dokter bisa memberi petunjuk bagaimana mengatur pola makan, memberi jadwal makan dan
kebutuhan nutrisi untuk mempertahankan berat badan ideal tanpa menghambat tumbuh
kembang anak.

Dari segi aktifitas fisik, kurangi aktifitas pasif seperti kebanyakan duduk nonton tv, main
komputer atau video games, ajak anak beraktifitas fisik di akhir minggu bersama orang tua
seperti pergi berolahraga, jogging, berenang, bersepeda. Dengan menemani anak beraktifitas
fisik, orangtua juga lebih sehat dan langsing, dan waktu untuk keluarga sekaligus dinikmati
bersama. Di hari biasa, ajak anak memilih minat olahraga 3-5 x seminggu sesuai minatnya,
misalnya ikut les/ekskul tenis, menari, bela diri, dll.

Aktifitas fisik juga bisa iintegrasikan dengan kegiatan sehari-hari, misalnya bila sekolah tidak
terlalu jauh dari rumah, dengan jalan kaki ke sekolah, menggunakan tangga daripada lift.
Tugas-tugas rumah yang bisa dilakukan anak sendiri, biarkan ia melakukannya sendiri,
jangan selalu mengandalkan pembantu. Misalnya, menyapu dan membereskan kamar sendiri,
menaruh dan merapikan baju yang sudah selesai digosok dalam lemari, membereskan
mainan, membersihkan kamar dan lain-lain.

Modifikasilah perilaku makan anak, orangtua harus mengawasi diet anak. Tetapkan target
mingguan, bantu anak mengendalikan diri. Hanya boleh makan utama dan selingan pada
waktu yang telah ditetapkan (tidak makan setiap saat). Tidak benar bahwa makan sedikit
sedikit tapi sering itu bagus dan bisa melangsingkan.

Dokter Damayanti mengatakan bahwa ia selalu mengajarkan kepada ibu-ibu bahwa makan
harus ada waktunya teratur (dibuat jadwal). Tidak sesuka-suka dia. Kalau kita mengatur
tubuh kita untuk makan pada pagi, siang dan malam artinya enzim dikerahkan pada saat itu.
Jadi tidak sepanjang hari dia dipaksa bekerja. Sesuatu yang dipaksa bekerja terus akan rusak.

Kurangi juga godaan (menyimpan semua makanan di tempat yang tidak mudah dicapai.
Segera tinggalkan meja makan setelah selesai makan.

Tips untuk Mencegah Obesitas Anak:

 Jangan memaksa anak menghabiskan makanan/minumnya bila sudah kenyang dengan


alasan “sayang kalau dibuang.” Lebih baik ajarkan dia untuk mengambil makanan
secukupnya.
 Pastikan anak sarapan pagi, sehingga mendapatkan energi yang cukup untuk belajar di
sekolah.
 Tawarkan jenis makanan yang bervariasi misalnya biji-bijian, sayuran, buah, susu
rendah lemak, daging tanpa lemak, kacang-kacangan
 Kosultasi ke dokter bila ada masalah dengan kebiasaan makan dan berat badan.
 Masaklah dengan sedikit lemak misalnya dengan memanggang, mengukus, merebus,
daripada menggoreng
 Batasi asupan gula
 Minumlah air atau susu rendah lemak, hindari konsumsi minuman ringan (soft drink),
atau jus buah buahan (mengandung fruktosa/gula buah tinggi)
 Libatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan seperti jalan sehat, beresepada,
berenang bersama, bermain basket, kegiatan outdoor seperti mendaki gunung,
outbound, dll.
 Orangtua adalah panutan utama anak-anaknya, berilah contoh dengan menciptakan
lingkungan makan yang sehat dan menciptakan juga lingkungan yang aktif bergerak.
Orangtua jangan pilih pilih makanan juga, anak bisa meniru orangtua yang gemar
makan enak namun kalorinya tinggi.
 Libatkan seluruh anggota keluarga, termasuk opa-oma si anak, agar mereka juga tahu
bahwa anak sedang dalam penanganan obesitas (diet) namun yang terkontrol sehingga
tidak menghambat tumbuh kembangnya.
Hal ini harus dikomunikasikan ke semua pihak agar tercipta pengertian demi kebaikan si
anak (bayangkan bila anak mengadu lewat telepon ke mertua Anda bahwa dirinya lapar
karena di rumah dikasih sedikit makan, dan mertua Anda karena kasihan dan rasa sayang
pada sang cucu lalu mengirimkan makanan ke anak anda di rumah dengan
jasa delivery restoran tanpa sepengetahuan Anda yang masih sibuk di kantor).

Sebagai penutup, tidak ada obat yang dinyatakan aman untuk bisa menurunkan obesitas pada
anak dibawah 12 tahun, hal ini harus diperbaiki dari perubahan pola hidup. (Erabaru/ch)

http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/17184-anak-gemuk-belum-tentu-sehat

 [INFO SEHAT] Pertumbuhan Gigi Susu


Oleh Pritha Pithaloka, Yolla Mayanti, dan Maria Yunita di Homemade Healthy Baby Food
(Berkas) · Sunting Dokumen

Subhanallah, luar biasanya respon bunda2 semua di post saya semalam. Terimakasih ya.
Mohon maaf, akan saya coba jawab satu persatu dalam bentuk notes aja ya. Spy lebih
tuntas.Untuk kali ini kita sharing seputar pertumbuhan gigi susu ya.

Manusia punya 2 set gigi. Gigi yang pertamakali tumbuh disebut gigi susu (sebetulnya yang
tepat adalah gigi sulung/decidous teeth). gigi susu nantinya akan digantikan oleh gigi
tetap/permanent teeth yang akan berfungsi seumur hidup kita. Pergantian gigi ini dibagi
dalam 3 periode. Periode gigi susu (0-6thn), periode gigi campuran/mixed dentition (6-14
thn0 an peride gigi tetap (diatas 14 thn).Gigi susu terdiri dari 20 buah. 8 gigi seri atas-bawah,
4 gigi taring atas bawah dan 8 gigi geraham atas bawah.

Pembentukan gigi susu dimulai sejak janin dalam kandungan ibu usia 6-8 minggu. Seperti
juga pembentukan organ-organ tubuh yang lain, masa ini sangat rentan. Gangguan yang
terjadi saat kehamilan pada saat pembentukan struktur gigi ini bisa menyebabkan kelainan
pada gigi itu nantinya.

Masa pertumbuhan gigi tiap anak tidak sama. Ada yang cepat sekali, usia 4 bulan sudah
tumbuh , ada juga yang saat tiup lilin ulangtahun pertama, giginya masih belum tumbuh.
Munculnya (erupsi) gigi gigi susu pertama antara udia 6-8 bulan. Lalu akan erupsi lengkap
sejumlah 20 buah pada usia antara 24-36 bulan. Jadi, untuk yang tumbuh cepat tidak perlu
khawatir, yang tumbuh lambatpun tidak apa-apa. Selama masih dalam kurun waktu di atas,
pertumbuhan gigi masih dianggap normal.

Keterlambatan erupsi gigi bisa terjadi karena beberapa hal. Misalnya gangguan pada ibu saat
hamil. Bisa juga karena kurangnya stimulasi oral, seperti MPASI yang terus menerus
diblender, sehingga anak tidak terangsang untuk mengunyah. Meskipun masih diperdebatkan,
diduga anak yang mengisap ASI di payudara lebih cepat pertumbuhan giginya daripada anak
yang minum ASI/sufor dalam botol. Payudara adalah kumpulan jaringan yang sejenis dengan
otot-otot mulut bayi sehingga pengisapan melalui payudara bersifat fisiologi dan merangsang
otot-otot mulut bayi untuk bergerak.

Gigi susu tumbuh berurutan dimulai dari gigi seri pertama bawah, diikuti gigi seri pertama
atas, lalu disusul ole gigi seri kedua atas dan bawah. Kemudian gigi geraham pertama atas
dan bawah, dan terakhir gigi taring.Bila munculnya gigi seri pertama lambat, bisa terjadi pula
keterlambatan pada gigi selanjutnya.

Kadangkala ada gejala-gejala yang tidak nyaman saat erupsi gigi. Biasanya adalah
ketidaknyamanan ("gatal") pada gusi bayi. Bayi akan menggigit-gigit benda atau jarinya
sehingga akan menimbulkan keluarnya air liur yang berlebih. Sering juga, bayi akan
menggigit payudara ibunya.Demam bisa saja terjadi. Dari yang pernah saya baca, proses
erupsi gigi hampir bersamaan dengan perubahan fisiologis bayi. Pada usia 6 bulan juga, bayi
tidak lagi memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dibawa dari ibunya. Sehingga,
penyesuaian kekebalan tubuh ini bisa mengakibatkan bayi sakit, demam dan rewel. Pada
waktu bersamaan, bayi juga sedang giat-giatnya dikenalkan dengan berbagai jenis makanan
baru. Yang sering terlupakan oleh orangtua adalah, pada saat gusinya tidak nyaman, bayi
akan cenderung memasukkan jari atau benda-benda ke dalam mulutnya yang belum tentu
bersih dan steril.

Meskipun gigi susu ini akan digantikan fungsinya oleh gigi tetap kelak, gigi susu perlu dijaga
agar tidak mengalami kerusakan dini. Fungsi gigi susu bukan hanya untuk pengunyahan,
bicara dan estetis saja. Fungsinya yang paling penting adalah menjadi penunjuk jalan
(guidance) bagi benih gigi tetap yang ada di bawahnya. Jadi, semua sudah ada polanya, ke
arah mana gigi tetap nanti akan muncul.

Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem keseimbangan ini.
Pencabutan gigi yang terlalu awal (karena kerusakan gigi, misalnya)akan menyebabkan
terjadinya pergeseran gigi susu di sebelahnya, sehingga terjadi penyempitan ruang pada
lengkung gigi. Akibatnya gigi tetap tidak mendapatkan ruang yang cukup, dan susunan
giginya akan berjejal (crowding).
Sekian dulu pembahasan ttg gigi susu ya. Next, kita bahas topik yang lain. Semoga
bermanfaat.

[INFO SEHAT] Kiat Merawat Gigi Anak


Oleh Pritha Pithaloka, Yolla Mayanti, dan Maria Yunita di Homemade Healthy Baby Food
(Berkas) · Sunting Dokumen

Merawat Gigi Bayi (0-2 tahun)

Sejak bayi mulai tumbuh gigi pertama, orangtua sudah wajib membersihkan giginya.
Gunakan kain kassa steril . Caranya, balutkan kain kassa ke telunjuk ibu, basahi dgn air
matang hangat, lalu gosok gigi bayi dgn lembut dan perlahan. Selalu gunakan kain kassa
yang baru setiap membersihkan gigi bayi, dan basahi dengan air matang, jangan air mentah.
Usahakan membersihkan giginya sesering mungkin, namun perhatikan kondisi anak. Anak
harus dalam keadaan segar, tidak rewel dan mengantuk, sehingga "kegiatan" ini tidak
membuatnya trauma. Meskipun secara bertahap anak sudah dikenalkan dengan sikat gigi,
pembersihan dengan kain kassa ini bisa dilakukan hingga usianya 2 tahun.

Di pasaran juga tersedia finger toothbrush, sikat gigi bayi yang tempatnya bisa dimasukkan
ke telunjuk orangtua. Sikat seperti ini pun baik digunakan, hanya pastikan bahwa tempat
sikat, pas dengan jari telunjuk orangtua, sehingga pada saat pembersihan, sikat gigi tidak
bergeser-geser dan dapat berfungsi dengan baik.

Seiring bertambahnya usia bayi, dan semakin banyak jumlah giginya, kita bisa
memperkenalkan bayi pada sikat gigi latihan (training toothbrush). Training toothbrush ada 3
bentuk. Pertama, yg terbuat dari karet, bulat memanjang dengan gerigi yang tumpul untuk
melatih anak supaya terbiasa dengan pembersihan gigi. Karena terbuat dari karet yang
lembut, tidak apa-apa jiga digigiti oleh bayi, asalkan selalu disterilkan. Tahap 2, sedikit
menyerupai sikat gigi, tapi masih terbuat dari karet. tahap ke 3 adalah sikat gigi dengan
ukuran kecil dan bulu yang lembut. Apabila gigi bayi sudah biasa dibersihkan , pengenalan
dengan sikat gigi biasa saat seluruh giginya sudah tumbuh semua, biasanya tidak akan
bermasalah. Training toothbrush ini, hanyalah alat untuk mengenalkan proses penyikatan gigi
secara bertahap. Pembersihan gigi tetap dilakukan oleh orangtua.

Merawat Gigi anak 2-4tahun


Untuk anak usia ini, tetap orangtua lah yang melakukan penyikatan gigi pada anak. Apabila
anak ingin melakukan sikat gigi sendiri, berilah kesempatan pada anak untuk melakukannya,
sesudah itu lakukan penyikatan ulang oleh orangtua. Demikian juga sebaliknya. Bila orangtua
yang memulai, beri kesempatan pada anak sesudahnya.

Selalu pastikan, sikat gigi sudah dalam keadaan bersih. Sediakan segelas air matang.Mulailah
berlatih kumur-kumur. Mintalah anak untuk mengucapkan, "iiiii...." lalu sikat gigi seri depan
dengan gerakan sedikit memutar dikombinasikan dengan gerakan maju mundur pendek-
pendekl. Lakukan terus menerus sampai ke bagian gigi yang menghadap pipi di sebelah kiri
dan kanan. Setelah itu, minta anak megucapkan "aaaa...." dan sikat permukaan kunyah kiri
dan kanan rahang bawah, setelah itu semua permukaan gigi rahang bawah yang menghadap
ke lidah. Lakukan hal yang sama untuk gigi rahang atas. Permukaan kunyah gigi rahang atas,
juga bagian gigi yang menghadap langit-langit mulut. Hati-hati saat menjangkau langit-langit
bagian belakang karena terdapat area yang sensitif dan dapat merangsang muntah. Bila anak
belum bisa berkumur, tidak perlu diberi pasta gigi.

Lakukan secara teliti, tapi tidak terlalu lama. Cukup sekitar 2-3 menit, supaya anak tidak
bosan.

Bila anak sudah mulai mengerti, usia sekitar 3 tahun ke atas, latihlah ia untuk menyikat gigi
secara mandiri. Sebelum melakukan ritual sikat gigi, jelaskan padanya bagian-bagian mana
saja yang harus disikat. Bisa dengan memberi contoh langsung (orangtua yang menyikat gigi
sambil dilihat anak), atau bisa juga membeli model gigi di toko alat kesehatan, dan jelaskan
caranya. Lalu, menyikat gigi di depan cermin, supaya anak melihat langsung pada giginya.

Di usia ini, anak juga bisa kita ajak untuk memilih sikat gigi dan pasta giginya sendiri (jika
sudah bisa berkumur) sehingga diharapkan motivasi anak akan meningkat dan ia akan rajin
menyikat gigi.

Usahakan, saat melakukan kegiatan pembersihan gigi, memperkenalkan sikat gigi dan
melatih sikat gigi mandiri pada usia berapapun, lakukan kegiatan ini secara menyenangkan.
Buatlah ritual menyikat gigi sambil bernyanyi, mendongeng, penuh riang-gembira tanpa
paksaan apalagi ancaman sehingga anak tidak akan merasa terpaksa dan trauma.

Waktu Yang Tepat untuk Menyikat Gigi

Menurut penelitian, setelah kita makan, sisa-sisa makanan khususnya karbohidrat akan
mengalami fermentasi. Hasilnya, berupa senyawa bersifat asam yang dapat merusak email
gigi sehingga gigi akan berlubang. Di malam hari saat tidur, bakteri-bakteri penyebab karies
gigi akan berkembang 2x lipatnya. Sehingga, idealnya kita menyikat gigi setiap 30 menit
sesudah makan, dan sebelum tidur. Tapi dalam beberapa kondisi, kadang kita tidak sempat
menyikat gigi setiap sesudah makan sehingga cukup dilakukan 2x sehari yaitu sesudah makan
pagi dan sebelum tidur.

Pasta Gigi, obat kumur dan dental floss

Pasta gigi adalah sarana supaya menyikat gigi terasa nyaman dan meninggalkan efek segar di
mulut. Jadi bukanlah komponen utama dalam proses pembersihan mulut. Fungsinya dalam
mencegah kerusakan gigi pun tidak terlalu besar mengingat setelah disikat, gigi akan
bersentuhan lagi dengan makanan dan minuman. Jadi, yang lebih penting adalah keteraturan
dalam membersihkan gigi dengan cara yang benar.

Anak-anak yang belum mampu berkumur, tidak dianjurkan untuk menggunakan pasta gigi.
Bagaimanapun juga, pasta gigi mengandung berbagai zat kimia yang kita minimalkan untuk
tertelan. Selain deterjen sebagai bahan pembentuk busa, hampir semua pasta gigi di negara
kita diberi tambahan fluor. Fluor, memang sangat penting dalam mencegah proses gigi
berlubang. Ion fluor yang berikatan dengan kalsium pada email gigi akan membuat email gigi
lebih tahan terhadap serangan asam dari hasil fermentasi karbohidrat oleh bakteri rongga
mulut.

Namun kelebihan fluor (misalnya di daerah2 yang kadar fluor dalam air minumnya tinggi)
justru berdampak negatif, yaitu timbulnya fluorosis gigi, yaitu keadaan gigi email gigi yang
tampak "bernoda" dan berlekuk-lekuk, terutama pada gigi tetapnya kelak. Jadi, meskipun
kadar fluor dan zat kimia lain dalam pasta gigi dalam dosis aman, kita tetap perlu berhati-
hati.

Merk pasta gigi apapun tidak jadi masalah, yang terpenting adalah cara kita menyikat
gigi.Untuk anak, cukup gunakan sebesar butiran jagung.

Obat kumur pun tidak perlu diberikan, kecuali jika diberikan oleh dokter gigi dalam kondisi
tertentu. Dental floss, hanya boleh digunakan pada usia 12 tahun ke atas.

Kapan ke Dokter Gigi?


Kunjungan ke dokter gigi bisa dimulai saat gigi pertama tumbuh. Kunjungan ini sangat
penting bagi ibu (orangtua) dan anak. Ibu, bisa berkonsultasi mengenai cara merawat gigi
anak, nutrisi atau hal apapun yang perlu diketahui mengenai gigi anak. Kunjungan pertama
untuk anak bertujuan untuk pengenalan bahwa perawatan gigi adalah hal yang
menyenangkan dan berdampak psikologis yang baik sebelum anak benar-benar
membutuhkan perawatan gigi.

Rutinitas menyikat gigi seperti halnya makan, tidur maupun belajar, hendaknya dilakukan
dengan senang hati dan tanpa beban. Teladan orangtua lebih efektif daripada kata-kata.

Semoga bermanfaat

[INFO SEHAT] Menguak Misteri Wabah E.coli


Oleh Dyah Pratitasari dan Maria Yunita di Homemade Healthy Baby Food (Berkas) · Sunting
Dokumen

Kemunculannya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, perubahan jenis pakan hewan,


dan penyalahgunaan antibiotik. Berita baiknya, E.coli bisa dicegah dengan cara cukup
mudah.

“Sakitnya luar biasa,” tutur Holger Radloff (49 tahun), jurnalis asal Hamburg, Jerman, sambil
terbaring. Ia tidak pernah menduga, bahwa sepiring salad berisi tomat, mentimun, tauge, dan
daun selada akan menjadi petaka bagi hidupnya. Seperti yang dilansir oleh BusinessWeek,
usai mengonsumsi sayur-sayuran tadi, ia mulai diare dan merasakan nyeri perut yang hebat.
Tak lama kemudian, ginjalnya ikut ngadat; gagal berfungsi. Kini, demi bertahan hidup, ia
harus menjalani cuci darah dan transfusi.

Anak laki-laki Radloff yang mengonsumsi salad yang sama, mengalami hal serupa. Bedanya,
komplikasi yang ia alami tidak menyerang ginjal. Meskipun begitu, efeknya tak kalah
mengerikan. Anak Radloff kehilangan penglihatan, pendengaran, dan anggota tubuhnya
lumpuh sebagian. Dokter yang merawat mereka di University Clinic Eppendorf, Hamburg,
Jerman, mengatakan, Radloff dan anaknya positif terinfeksi E.coli.

Mereka tidak sendirian. Sejak awal bulan Juni yang lalu, Eropa memang diguncang isu
E.coli. Hingga tanggal 27 Juni, Robert Koch Institute (RKI), badan pengawasan penyakit di
Jerman, melaporkan, dari 3801 korban 47 di antaranya meninggal dunia. Bahkan, wabah
yang ditemukan pertama kali di Jerman ini dengan cepat menyebar ke 15 negara lainnya,
termasuk Amerika Serikat. Tak ayal lagi, infeksi bakteri E.coli kali ini disebut-sebut sebagai
yang paling mengerikan sepanjang sejarah.
Kebal antibiotik

Badan kesehatan dunia WHO menyatakan, E.coli yang jadi biang keladinya merupakan jenis
(strain) baru yang belum pernah dikenal sama sekali. Ia sangat mudah menular dan
mematikan. Tidak hanya menyebabkan diare berdarah, E.coli jenis baru juga mampu merusak
organ tubuh dan sistem saraf pusat. Akibatnya, orang yang terinfeksi dapat menderita
komplikasi berat dalam waktu singkat.

Yang lebih mengerikan, ia kebal terhadap antibiotik. Dari hasil uji coba bakteri terhadap
lebih dari selusin antibiotik dari delapan kelas obat yang berbeda, ia terbukti resisten.
Penelitian menunjukkan, E.coli jenis baru tersebut mampu memproduksi Extended Spectrum
Beta Lactamases (ESBLs), sejenis enzim yang membuat dirinya bisa bertahan hidup lebih
lama. Lothar Wieler, ahli mikrobiologi binatang dari Free University of Berlin, mengatakan,
bakteri baru tersebut juga kebal terhadap mineral tellurium dioksida, mineral yang biasa
digunakan sebagai antimikroba.

Giuseppe Cornaglia, Presiden European Society of Clinical Microbiology and Infectious


Diseases (ESCMID), di Swiss, mengatakan, terjadinya wabah E.coli ini memperlihatkan
kepada kita bahwa sebuah bakteri baru sudah muncul.

Sahabat manusia

Pada awalnya, E.coli termasuk jenis bakteri yang tidak dianggap serius dalam
keamanan pangan. Sebab, ia merupakan jenis bakteri yang biasa ditemukan dalam usus
manusia dan hewan berdarah panas, seperti unggas dan mamalia.

Sejak dua hari setelah manusia dilahirkan ke dunia, E.coli mulai terbentuk di usus dan sistem
pencernaan lainnya. Di sana, ia berperan penting dalam proses pencernaan dan metabolisme,
mulai dari menyediakan vitamin –- terutama vitamin K dan B-kompleks, mengoptimalkan
penyerapan sari makanan, membersihkan pencernaan, hingga mengumpulkan “toksin” di
dalamnya untuk dikeluarkan bersama kotoran.

Selain itu, E.coli juga berperan penting dalam membangun sistem kekebalan. Ia bertugas
seperti tentara; mengusir bakteri lain yang berbahaya. Tidak mengherankan, sebagian besar
E.coli justru dikenal sebagai bakteri yang bersahabat bagi pencernaan.
Bisa dibilang, manusia memang “ditakdirkan” hidup bersama bakteri, juga mikroorganisme
lainnya. Tanpa mereka kita tidak bisa tumbuh, mencerna makanan, dan melakukan
metabolism secara normal. Kegiatan mikroorganisme di dalam tubuh kita juga menjadi
bagian penting dalam menjalankan fungsi kekebalan.

Pada keadaan normal, E.coli termasuk jenis bakteri yang hidup di usus binatang dan manusia.
Di lingkungan kita, ia bisa ditemukan di mana-mana. Jika binatang buang air sembarangan,
misalnya, bakterinya bisa mencemari tanah dan air, lalu menempel pada sayuran yang
tumbuh di atasnya. Kontaminasi bakteri juga bisa terjadi melalui pupuk kandang dan cairan
penyemprotan. Sementara dari manusia, E.coli bisa menular jika yang bersangkutan tidak
mencuci tangan (atau mencucinya secara kurang bersih) seusai buang air besar.

Mengapa menghebohkan

Namun, Dr Anis Karuniawati, PhD, SpMK, Kepala Departemen Mikrobiologi Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, dari E.coli yang ada, terdapat beberapa jenis
E.coli yang dapat menyebabkan penyakit (bersifat patogen).

“Mereka digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu Entertoxigenic E.coli (ETEC),


Enteropathogenic E.coli (EPEC), Enteroaggregative E.coli (EAEC), Enteroinvasive E.coli
(EIEC), Diffusely Adherent E.coli (DAEC), dan Enterohamorrhagic E.coli (EHEC)” jelas Dr
Anis.

Kasus yang sedang terjadi Jerman dan sejumlah negara Eropa saat ini dilaporkan disebabkan
oleh strain terbaru yang namanya disingkat menjadi EHEC, yaitu E.coli 0104:H4. Kajian
ilmiah menyimpulkan, EHEC memiliki kemampuan menghasilkan setidaknya dua macam
toksin shiga, sejenis racun yang biasa dihasilkan oleh Shigella dysenteriae, bakteri penyebab
disentri.

Kemampuan tersebut membuat EHEC berbeda dari jenis E.coli lainnya, serta menimbulkan
gejala penyakit yang lebih parah. Setelah bakteri menginfeksi, contohnya, toksin akan
menyerang sel usus, sel darah merah, serta organ tubuh seperti otak dan ginjal.

Itu sebabnya, penderita mengalami nyeri perut yang amat hebat, diare berdarah, serta timbul
beberapa komplikasi sekaligus seperti anemia dan gagal ginjal akut (hemolytic uremic
syndrome), juga penurunan jumlah keping darah dan penggumpalan darah di pembuluh darah
halus (thrombotic thrombocytopenic purpura), yang dapat berujung pada kematian.

Sayuran jadi kambing hitam

DR Ir Ratih Dewanti Hariyadi, MSc, Ketua Program Studi Ilmu Pangan, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, mengatakan, EHEC adalah mikroorganisme yang lazim
ditemukan pada sapi. Lucunya, meski menyimpan EHEC dalam tubuhnya, sapi tersebut tidak
akan sakit. “Bakteri EHEC akan menimbulkan masalah jika ia keluar bersama kotoran sapi,
kemudian masuk ke dalam tubuh kita bersama bahan makanan atau media lain,” jelas Ratih.

Penelitian terhadap korban E.coli di Jerman menunjukkan, korban perempuan cenderung


mengonsumsi sayur-sayuran seperti tomat, mentimun, dan salad. Fleming Scheutz, Kepala
Collaborative Center for Reference and Research on Escherichia and Klebsiella, WHO,
mengungkapkan bahwa bakteri tidak berasal dari rantai distribusi maknaan. Hal ini membuat
para ahli menyimpulkan bahwa bakteri menyebar melalui sayuran. Alasannya, “Bakteri baru
ini tak pernah ditemukan pada binatang, jadi ada kemungkinan menyebar langsung dari
lingkungan ke manusia,” tutur Scheutz.

Berdasarkan alasan tersebut, Komisi Eropa sempat mencurigai sayur-sayuran asal Spanyol,
karena negara ini merupakan pemasok sayuran terbesar di Eropa, khususnya Jerman. Mereka
bahkan mengumumkan bahwa biang keladinya adalah mentimun yang diimpor dari Spanyol.
Belakangan, tuduhan itu tak terbukti.

Meski salah membidik negara, peneliti kompak meyakini sayuran segar sebagai tersangka
utama penyebaran bakteri berbahaya itu. Selanjutnya, RKI menyatakan biang keladinya
adalah tauge, yang berasal dari sebuah lahan di kawasan Saxony Bawah, Jerman bagian Barat
Laut. Pernyataan tersebut mengundang kontroversi, karena pada saat diumumkan hasil
pengujian tauge belum menunjukkan hasil positif.

Sebagian kalangan menilai, sayur-sayuran segar hanyalah korban kambing hitam. Wabah
E.coli ditengarai sengaja “diciptakan” untuk memukul harga sayuran. Tuduhan yang
dilayangkan pada Spanyol diduga juga berkaitan erat dengan bocoran dokumen Wikileaks,
mengenai penolakan Spanyol terhadap usaha Amerika Serikat dalam memperkenalkan
teknologi Genetically Modified Organism (GMO) pada sektor pertanian mereka.
Apalagi, infeksi EHEC juga bisa melalui media kontak antar manusia, susu mentah, air, serta
daging yang kurang matang. Seperti kejadian pada tahun 1992, yaitu ketika dua negara
bagian Amerika Serikat, Michigan dan Oregon, terjangkit wabah E.coli. Wabah ini menarik
perhatian, karena terjadi dalam waktu hampir bersamaan, menimbulkan banyak korban, dan
dikaitkan dengan makanan populer negara tersebut, berupa hamburger.

Dugaan rekayasa biologi

Sebagian kalangan juga mendapati kejanggalan pada kemampuan bakteri E.coli baru. Mike
Adams, editor NaturalNews.com, mengungkapkan, resistensi bakteri terhadap antibiotik
tunggal merupakan hal yang wajar. Namun dengan kemampuan yang dimiliki, spekulasi
bahwa E.coli baru tersebut bermutasi secara alami dinilai sulit terjadi. Sebab, proses bakteri
menjadi kebal terhadap delapan kelas antibiotik yang berbeda, mampu memproduksi racun
shiga, serta gen mematikan, memerlukan proses yang rumit dan panjang.

Jika tidak setuju dengan teorinya itu, Mike mengatakan, artinya kita harus menyimpulkan
bahwa E.coli strain baru merupakan superbug yang mampu berkembang secara acak.
“Kesimpulan ini”, Menurut Mike, ”lebih mengerikan daripada kemungkinan adanya faktor
rekayasa. Sebab, itu berarti superbug dapat muncul kapan pun dan di mana pun, tanpa
diketahui asal usulnya.”

Terlepas dari pendapat tadi, Ratih mengungkapkan, kemunculan bakteri baru dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi dan kebiasaan makan manusia. “Seiring dengan maraknya
penggunaan lemari pendingin, misalnya, muncul bakteri yang mampu bertahan dalam suhu
minus, di bawah nol derajat celcius. Sudah menjadi hukum alam, bahwa bakteri – seperti juga
virus dan mikroorganisme lainnya – adalah makhluk hidup yang secara alamiah dibekali
kemampuan untuk hidup dan mempertahankan diri. Itu artinya, bagaimanapun cara manusia
melenyapkan keberadaannya, ia akan berusaha mencari cara untuk tetap ada,” jelasnya.

Evolusi makanan ternak

Sementara itu, beberapa pihak menilai, merebaknya wabah E.coli berhubungan dengan
pergeseran bentuk makanan bagi ternak. Terbukti, saat mereka diberi makan rumput, jumlah
E.coli berbahaya dalam tubuhnya menurun drastis ( jurnal Microbes Infection, Januari tahun
2000).
Secara alami, hewan ternak –terutama sapi – adalah pemakan rumput. Namun demi
menggenjot produksi daging, sudah menjadi rahasia umum, kini sapi juga diberi pakan selain
rumput, termasuk biji-bijian (high-grain diet).

Dalam tulisannya yang berjudul What You Need To Know About The Beef You Eat (Mother
Earth News, Februari-Maret 2008), Jo Robinson mengatakan, alasan perubahan makanan
ternak dari rumput ke biji-bijian adalah karena biji-bijian membuat ternak lebih cepat gemuk.
Selain itu, dibandingkan rumput yang tumbuhnya bergantung musim, biji-bijian relatif lebih
mudah diperoleh sepanjang tahun.

Pemberian pakan berbasis biji-bijian ini menimbulkan masalah karena sapi, kambing, dan
hewan pemakan rumput lainnya memiliki rumen, semacam bilik di perutnya. Rumen ini
didisain untuk mencerna tumbuh-tumbuhan. Jika jatah tumbuh-tumbuhan digantikan oleh
biji-bijian, rumen -- dan juga darah -- menjadi terlalu asam. Sapi yang menderita asidosis
berisiko tinggi mengalami peradangan di bagian liver, tidak bernapsu makan, mudah sakit,
bahkan mati.

Kondisi tersebut diduga menginspirasi industri ternak untuk memberikan antibiotik, dan
membuat kasus resistensi dan mutasi bakteri E.coli bagaikan lingkaran setan. Hal ini telah
terjadi pada peternakan unggas di North Carolina, Amerika Serikat, yang akibat pemberian
antibiotik tertentu, ternak menjadi resisten terhadap Enrofloxacin yang berfungsi untuk
membasmi bakteri Escherichia coli.

Penggunaan antibiotik berlebihan

Sudah banyak referensi yang mencatat, antibiotik tidak hanya digunakan dalam dunia
pengobatan, melainkan juga dalam bidang peternakan. Antibiotika tersebut digunakan untuk
mencegah infeksi, meskipun mereka hidup dalam kondisi berdesakan dan berada dalam
lingkungan kurang higienis. Selain itu, antibiotik dalam peternakan juga sering
dimanfaatkan sebagai Antibiotic Growth Promoters (AGP), pemacu pertumbuhan dalam
pakan ternak. Tujuannya, agar hewan ternak dapat tumbuh lebih cepat, dan lebih besar.

Penggunaan senyawa antibiotik dalam ransum ternak pun menjadi perdebatan sengit oleh
para ilmuwan, mengingat efek buruk yang ditimbulkan tidak hanya berakibat pada hewan
ternak, namun juga orang yang mengonsumsinya. Bagaimanapun, residu antibiotik akan
terbawa dalam produk-produk ternak seperti daging, telur dan susu.
Menyadari efek yang ditimbulkan, beberapa negara -- seperti Swedia, Demnark, Jerman, dan
Swiss -- telah membatasi penggunaannya. Pada tahun 2006, melalui regulasi no.1831/2003,
masyarakat Uni Eropa menetapkan larangan terhadap penggunaan antibiotik yang sering
digunakan oleh peternak di berbagai belahan dunia.

Akan tetapi, pelarangan itu tidak mencakup semua jenis antibiotik, melainkan jenis tertentu
seperti avoparcin (Denmark), vancomycin (Jerman), spiramycin, tylosin, virginiamycin dan
chinoxalins (Uni Eropa). Hingga kini, tersisa empat antibiotik yang masih diizinkan dalam
ransum ternak masyarakat Eropa, yaitu flavophospholipol, avilamycin, monensin-Na dan
salinomycin-Na.

Di Indonesia, data penggunaan antibiotik dalam peternakan masih sulit dicari. Namun, bukan
berarti fenomena ini tidak terjadi. Sebab, penelitian yang dilakukan Rusiana dan DN
Iswarawanti, pada tahun 2004, menunjukkan, dari 80 ekor ayam broiler di Jabodetabek yang
diteliti, sebanyak 85 persen daging dan 37 persen bagian hati tercemar residu antibiotik jenis
tylosin, penicilin, oxytetracycline dan kanamycin.

Orang Indonesia lebih kebal?

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban wabah E.coli di Indonesia, seperti yang
terjadi di Jerman sana. Sebagian kalangan beranggapan, bisa jadi, ini disebabkan pola
konsumsi orang Indonesia yang biasa mengonsumsi makanan matang. Namun, hal ini juga
menjadi pertanyaan. Sebab, meskipun matang, cara mengolah, menyimpan, serta
mengemasnya belum tentu bersih dan aman. Padahal, E.coli juga bisa masuk melalui
peralatan makan. Andina Sofyan (31 tahun), di Jakarta berseloroh, mungkin orang Indonesia
memang “sakti-sakti”. “Lihat saja sepanjang Sungai Ciliwung. Mulai dari kakus sampai
orang mencuci piring, semuanya ada. Berdekatan pula jaraknya. Toh, nyatanya, mereka baik-
baik saja!” guraunya.

Namun ternyata, keberadaan EHEC dalam beberapa bahan makanan mentah di Indonesia
pernah dilaporkan dalam beberapa publikasi ilmiah. Selain itu, penelitian menunjukkan,
sebanyak 1 persen penderita diare di Indonesia disebabkan oleh EHEC. Sedangkan bakteri
patogen lain seperti Vibrio cholerae, Shigella flexneri, Salmonella spp, dan Campylobacter
jejuni, ditemukan dalam persentase yang jauh lebih tinggi.

Jadi, bukan berarti orang Indonesia kebal terhadap E.coli. “Bisa jadi,” Ratih mengungkapkan,
“di negara kita E.coli kalah populer dengan bakteri-bakteri lain. Kalaupun ada yang terinfeksi
EHEC, gejalanya mungkin tidak sehebat yang ada di Jerman. Selain itu, kasusnya tidak
dilaporkan sehingga tidak terdeteksi.”

Mencegah wabah E.coli

Berita baiknya, risiko infeksi EHEC dan faktor-faktor pemicunya bisa dihindari. Cara yang
bisa dilakukan, antara lain, sebagai berikut ini:

 · Pilih produk organik terpercaya

Tak ada salahnya melirik produk organik. Meskipun relatif lebih mahal, sayuran, buah-
buahan, dan daging organik dibudidayakan dengan cara-cara alami. Untuk memastikan
produk organik yang ada di pasaran, pilih yang sudah memiliki sertifikat.

 · Benahi lingkungan

Perhatikan jarak antara sumber air dengan jamban. Jika perlu, gunakan alat pensteril air
bersih. Jangan ragu mengajak petani atau peternak di sekitar untuk membudidayakan
tanaman atau hewan ternak mereka dengan cara alami. Penelitian membuktikan, pencegahan
infeksi pada hewan ternak bisa dilakukan dengan memberikan kunyit dan bawang putih
sebagai pengganti antibiotik.

 · Gunakan antibiotik secara rasional

Menurut Dr Anis, laju resistensi bakteri bisa dilakukan dengan minum antibiotik sesuai
indikasi (hanya untuk infeksi bakteri), sesuai jenis bakteri yang dianggap menyebabkan
infeksi (antibiotik spektrum sempit), dengan dosis yang tepat. Obat antibiotik yang
diresepkan juga harus dihabiskan, dan tidak disimpan untuk digunakan pada saat lain.

 · Cuci sayuran

Yang paling mudah, perhatikan cara mengolah makanan. Cuci sayuran dan buah-buahan
dengan air bersih, di bawah air mengalir. Jika perlu, gunakan senyawa antikuman. Khusus
untuk beberapa jenis sayuran seperti brokoli, kembang kol, wortel, dan buncis, bisa diblansir
sejenak, lalu disiram dengan air matang dingin agar tetap segar.

 · Masak hingga benar-benar matang

Khusus untuk daging, masak hingga benar-benar matang. Daging hamburger yang tebal
mungkin memerlukan perhatian khusus karena bakteri dapat bersembunyi dalam lapisan
daging yang tak terjangkau suhu panas.

 · Pisahkan makanan mentah dan matang


Untuk menghindari kontaminasi, pisahkan wadah penyimpanan dan talenan untuk memotong
bahan makanan mentah dengan makanan matang. Simpan bahan makanan di lemari
pendingin menggunakan wadah kedap udara.

 · Rajin cuci tangan

Biasakan untuk mencuci tangan -- menggunakan sabun – sebelum makan, menyajikan


makanan, usai buang air besar, mengganti popok bayi, dan berkebun.

 · Perkuat imunitas

Secara alamiah, tubuh sudah dibekali kemampuan yang tak tertandingi kehebatannya dalam
memerangi penyakit, bernama sistem imun. Agar ia dapat berfungsi secara optimal, sediakan
modal dan lingkungan yang kondusif. Minum cukup air putih dan penuhi prinsip gizi
seimbang. Cukup beristirahat dan kelola stres agar tak menggerogoti kekebalan secara diam-
diam.

Semoga, dengan cara ini, kita tak hanya mampu berkelit dari ancaman E.coli, namun juga
dari penyakit lainnya. (N)ditulis oleh Dyah Pratitasari, dalam Laporan Khusus Majalah
NIRMALA edisi Juli 2011www.nirmalamagazine.comFB: NIRMALA Magazine

[INFO SEHAT] Diet BRATY, mitos atau bukan?


Oleh Tri Widayani Syayudi, Maria Yunita, dan Mia Ilmiawaty Saadah di Homemade Healthy
Baby Food (Berkas) · Sunting Dokumen

Disunting dari http://milissehat.web.id

Diet BRAT dikenal sebagai bagian dari tatalaksana diare.Anak-anak dengan diare tidak
dianjurkan makanan lain selain BRAT (Banana = pisang, Rice = Nasi, Applesauce = saus
apel, Toast = Roti). Apakah diet BRAT ini masih digunakan hingga sekarang?

Pisang mengandung tinggi kalium dan serat yang tahan terhadap enzim amilase. Pada saat
diare, tubuh banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit terutama kalium. Kekurangan kalium
sering menjadi komplikase pada diare. Nasi (kadang diberikan dalam bentuk air tajin) dan
roti mengandung karbohidrat kompleks dengan daya tarik air yang rendah sehingga tidak
menyebabkan tinja menjadi encer. Nasi dianggap memiliki zat anti sekretorik (mencegah
pengeluaran air dari usus). Apel lebih terkenal di Negara empat musim, mengandung pectin
yang dapat mengeraskan tinja.

Saat ini istilah BRAT diet sering ditambahkan dengan Yoghurt, menjadi BRATY diet.
Yoghurt dianggap mengandung probiotik yaitu bakteri yang dapat menguntungkan saluran
cerna. Bakteri ini berkompetensi dengan mikroorganisme pathogen (penyebab penyakit) dan
mempercepat kesembuhan diare. Rasionalisasi penggunaan probiotik dapat dibaca pada
artikel terpisah.

Diet BRAT terbukti menurunkan frekuensi diare dan mengentalkan tinja, parameter ini
dipakai untuk menilai kesembuhan diare tanpa memperhitungkan status dehidrasi. Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tatalaksana diare saat ini tidak lagi bertujuan
untuk mengurangi frekuensi diare ataupun mengentalkan tinja, tetapi untuk mencegah
dehidrasi.

Sejak ditelitinya mekanisme penyerapan elektrolit dan air dalam saluran cerna pada anak
diare, cairan rehidrasi oral dikembangkan (sekitar tahun 1940 an), dan menjadi terapi utama
pada diare. Saat ini tatalaksana nutrisi yang dianjurkan AAP dan WHO pada anak diare
adalah "early feeding" yaitu tidak memuasakn anak, memberikan makan seperti biasa.
Pembatasan makanan saat diare dan hanya memberikan BRAT saja dinilai tidak efektif
karena diet BRAT memiliki kalori rendah.

Berikut adalah panduan pemberian nutrisi pada anak diare:

- Jangan puasakan anak

- Jika anak masih menyusu lanjutkan ASI

- Jika muntah, tunggu 10 menit lalu berikan makan/minum sedikit-sedikit tapi lebih sering
(setiap 2-3 jam)

- Tidak perlu mengganti susu dengan susu rendah/bebas laktosa, susu dapat dicampur dengan
sereal atau makanan lain

- Lanjutkan makan seperti biasa sesuai dengan usia (feeding of age-appropriate diet), makan
dapat diinterupsi untuk pemberian oralit. Utamakan pemberian oralit pada anak diare

- Pada anak dengan diare hebat disertai dehidrasi berat, modifikasi diet perlu dilakukan
dibawah pengawasan tenaga medis

- Hindari rehidrasi dengan cairan tinggi gula dan soda

Sebagai kesimpulan, anak dengan diare sangat rentan terhadap dehidrasi dan kekurangan zat
gizi. Pemberian makan dan minum sangat penting untuk mencegah dehidrasi, malnutrisi dan
mempercepat pemulihan. Pisang, apel, nasi, roti adalah bagian dalam makanan sehari-hari,
semuanya dapat diberikan kepada anak, namun jangan membatasi makan anak. Tidak ada
anjuran khusus diet pada anak diare, berikan makan seperti biasa sesusai usia. (win)

Sumber:

- BRAT diet, Emergency Medicine News

- Managing acute gastroenteritis among children, CDC

- The BRAT diet for acute diarrhea in children: should it be use? Pediatric Gastroenterology

- Hospital care in children, WHO

[INFO SEHAT] Kenali Warna & Bentuk Feses Bayi


Oleh Mia Ilmiawaty Saadah, Maria Yunita, dan 2 lainnya di Homemade Healthy Baby Food
(Berkas) · Sunting Dokumen

Kebanyakan ibu yang baru melahirkan selalu berpatokan bahwa kesehatan bayinya terletak
pada kegiatan buang air besarnya (BAB). Tak hanya soal frekuensi dan warna, bentuk feses
yang berbeda dari biasanya pun kerap menimbulkan kecemasan tersendiri.

Secara medis ada enam warna feses yang dihasilkan oleh bayi memang bisa dijadikan
indikator normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi tersebut. Warna feses tersebut adalah
kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan.

Nah, sebelum Anda semakin cemas, sebaiknya simak penjelasan berikut ini.

Warna feses

Feses berwarna kuning

Secara medis, feses berwarna kuning cerah dan cemerlang diindikasikan sebagai feses yang
normal. Warna feses kuning normal ini dimiliki oleh bayi yang mendapatkan ASI secara
eksklusif. Feses ini biasanya disebut dengan golden feses. Namun ini bukan berarti feses bayi
yang tidak mendapatkan ASI tapi amendapatkan susu formula juga tidak bisa bagus.
Biasanya warna feses bayi dengan susu formula atau ASI tapi dicampur dengan susu formula
maka feses bayi cenderung kuning lebih gelap atau kuning tua, agak cokelat, cokelat tua,
kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Feses berwarna hijau

Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Namun dengan catatan, warna feses
bayi juga tidak boleh terus menerus berwarna hijau tapi sesekali warna feses bayi harus juga
kuning. Jika terus menerus berwarna hijau, maka ada yang salah dengan cara ibu memberikan
ASI. Warna feses hijau cenderung membuat bayi buang gas terlalu sering (kentut terus)
sehingga bisa membuat bayi merasa tak nyaman (kolik).

Feses berwarna Merah

Warna merah pada feses bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai.
Bentuknya fesesnya pun bisa cair ataupun menggumpal. Selanjutnya dokter yang menangani
akan melakukan observasi apakah apakah warna merah tersebut disebabkan darah dari
tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Bila ternyata warna merah pada feses bukan dari ibu akan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ada dua penyebab kondisi ini, yaitu alergi susu formula
atau telah terjadi invaginasi (penyumbatan pada usus) Kedua penyebab ini harus segera
mendapatkan penanganan medis dengan cepat. Jika ternyata bayi mengalami invaginasi,
maka solusinya adalah operasi.

Feses berwarna putih atau agak keabua-abuan

Baik dalam bentuk encer atau pada, jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat
atau putih keabu-abuan maka ibu harus waspada. Warna putih pucat ini menunjukkan
gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu, Segera bawa ke dokter untuk
mendapatkan penganan secepatnya.

Bentuk feses

1. Saat baru lahir, bentuk feses bayi menyerupai aspal lembek. Zat buangan ini berasal
dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa
bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan.
2. Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti
pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair.
3. Feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak
liat dan merongkol/bulat. Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi ASI, bayi yang
mengonsumsi susu formula kadangkala akan mengalami sembelit atau susah buang
air besar. Curigai jika bayi yang mengkonsumsi susu formula bentuk fesesnya cair.

Frekuensi buang air besar (BAB)

Paling penting untuk dipahami adalah bahwa frekuensi BAB pada setiap bayi pasti berbeda-
beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan
minggu depannya. Asalkan tidak menganggu proses pertumbuhannya, maka ibu tak pelu
cemas. Bagi bayi yang mendapatkan ASI ekslusif biasanya bisa tidak BAB hingga seminggu
lamanya. Tak perlu cemas, hal ini karena memang tidak ada ampas makanan yang harus
dikeluarkan. Jadi bukan karena gangguan sembelit.

sumber:
http://www.conectique.com/tips_solution/parenting/health/article.php?article_id=6396

thanks Ibu Ratih Wulansari untuk sharing link-nya :)

[INFO SEHAT] Khasiat Flaxseed, Fakta atau Gosip?*


Oleh Dyah Pratitasari, Maria Yunita, dan Anisa Kurniasih di Homemade Healthy Baby Food
(Berkas) · Sunting Dokumen

Disebut-sebut herba sejuta khasiat, namun juga dikambinghitamkan

sebagai pemicu kanker. Mana yang benar?

Belakangan, ada satu herba yang ramai diperbincangkan di seluruh penjuru dunia,
flaxseed namanya. Orang bilang, herba yang satu ini manfaatnya bisa dirasakan dari ujung
kaki sampai ujung kepala. ”Tidak hanya untuk merawat kecantikan, melainkan juga merawat
kesehatan jantung, menjaga kestabilan gula darah, serta membantu pengobatan kanker,” tutur
Gracia Suganda (43 tahun), salah satu pengkonsumsi flaxseed, yang berdomisili di Jakarta.

Mirip kuaci, namun lebih kecil

Flaxseed, maksudnya biji (seed) dari tanaman flax. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda
mungkin akan menjumpainya dengan nama javas, jawash, alashi, linseed, atau biji rami.

Nama latinnya Linum usitatissimum. Dalam bahasa Yunani, linum artinya tali, dan
usitatissimum artinya yang sangat bermanfaat. Disebut demikian, karena flax mulanya
dikenal sebagai serat bahan kain linen. Beberapa sumber mengatakan, serat flax pertama kali
dipanen pada tahun 3000 sebelum Masehi oleh bangsa Babilonia (Mesir kuno). Serat tersebut
berasal dari kulit batangnya.

Sebagai bahan kain, flax memang sungguh cocok karena batangnya lumayan panjang. Bila
tumbuh di lahan yang cocok, tanaman bertubuh super kurus dan berdaun jarang ini tingginya
mencapai 1,2 meter. Bunganya cantik, dengan lima mahkota berwarna biru keunguan, kadang
disertai semburat merah di bagian tengah. Setelah tua, flax menghasilkan buah yang bijinya
mirip kuaci, dengan ukuran 4-7 mm. Biji flax yang kemudian populer dengan nama flaxseed
ini memiliki dua varian warna - coklat dan kuning keemasan- yang sama-sama berkhasiat.

Hippocrates –bapak kedokteran dunia- sudah mengkonsumsi dan menulis tentang manfaatnya
sejak 500 tahun sebelum Masehi, namun khasiat flaxseed baru meroket pada sepuluh tahun
terakhir. Di dunia Barat, minyak flaxseed (flaxseed oil) digunakan dalam terapi untuk
mengatasi penyakit yang berhubungan dengan jantung (kolesterol tinggi, tekanan darah
tinggi, dan angina); kesehatan kulit, rambut dan kuku; mengurangi peradangan pada jaringan
(termasuk jerawat); mengatasi nyeri haid dan sindrom pra-menopouse, serta gangguan pada
syaraf otak (termasuk autism, ADHD, dan kerusakan saraf akibat diabetes). Namun Schuyler
W. Lininger dalam bukunya, The Natural Pharmacy, mengatakan flaxseed memiliki manfaat
utama sebagai obat sembelit.

Senyawa berkhasiat

Popularitas flaxseed diawali oleh penelitian Johanna Budwig, ahli biokimia asal Jerman yang
membuat penelitian mengenai pengaruh flaxseed terhadap kanker pada tahun 1950-an. Dalam
penelitiannya itu, Budwig menganjurkan pola makan baru bagi para pasien kanker dengan
menghindari gula, lemak hewan, daging, mentega, dan margarin.

Sebagai gantinya, pasien diberi makanan yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan serat,
serta keju dan susu yang telah dicampur minyak flaxseed. Ternyata, dalam waktu 3 bulan
ukuran rata-rata tumor pasien mengecil, beberapa di antaranya bahkan hilang. Sementara itu,
semua pasien mengaku tubuhnya terasa lebih fit sejak mengkonsumsi flaxseed.

Berita yang sensasional itu mengundang perhatian banyak pihak, sehingga penelitian flaxseed
secara lebih mendalam pun terus dilakukan. Menurut USDA (United States Department of
Agriculture) Nutrient Database, flaxseed mengandung zat gizi yang sangat lengkap; meliputi
karbohidrat, gula, lemak, protein, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin
(vitamin B3), asam pantotenat (B5), vitamin B6, vitamin C, kalsium, besi, magnesium,
fosfor, potasium, dan seng. Sementara khasiatnya sangat dipengaruhi oleh tiga unsur pokok,
yaitu asam lemak esensial Omega-3, lignan, dan serat.
 Omega-3

Sekitar tujuh puluh persen dari asam lemak esensial yang terkandung di dalam flaxseed oil
merupakan jenis alpha-linolenic acid (ALA), asam lemak esensial Omega-3 yang berperan
melindungi dinding sel dan meningkatkan proses transmisi impuls saraf otak.

Di dalam tubuh, ia diubah oleh bakteri pencernaan menjadi hormon eicosanoids anti
peradangan (hormon yang diproduksi dengan bantuan asupan makanan dan tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia). Peradangan tersebut termasuk peradangan tersamar (silent
inflammation), yaitu peradangan di tingkat sel yang sering tidak terdeteksi.

Tanda-tandanya antara lain selalu ingin ngemil, mudah lelah, sulit konsentrasi (karena insulin
tidak stabil), kekeringan pada kulit, kerontokan rambut, bangun tidur dalam keadaan lelah,
darah kental, penyempitan pembuluh darah, dan menurunnya daya tahan tubuh, yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme.

Gangguan-gangguan tersebut merupakan gejala akibat kurang pekanya tubuh terhadap insulin
(meskipun belum tentu mengidap diabetes). Mekanisme kerjanya, Omega-3 akan
mengikatkan diri pada bagian tertentu dalam DNA kita agar semakin peka terhadap insulin
sehingga kadar gula darah menjadi stabil.

Selain itu, Omega-3 juga mengencerkan darah sekaligus melebarkan pembuluh darah.
Metabolisme yang lancar membuat semua sel tubuh mendapatkan bahan bakar yang
semestinya. Dengan cara ini, kulit menjadi lebih segar, kualitas tidur membaik, konsentrasi
dan daya ingat meningkat, dan daya tahan tubuh menjadi lebih kuat.

 Lignan

Dalam berat yang sama, flaxseed mengandung lignan 800 kali lebih tinggi dibandingkan
sebagian besar makanan lain (Nirmala, Desember 2001). Lignan merupakan zat aktif sejenis
fitoestrogen, zat yang struktur kimia dan cara kerjanya mirip hormon estrogen pada wanita.

Kandungan lignan yang utama dalam flaxseed bernama secoisolariciresinol diglycoside


(SDG). Bila dikonsumsi, SDG akan diaktifkan oleh bakteri pencernaan menjadi senyawa
enterolactone dan enterodiol. Kedua senyawa ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh
manusia. Keduanya mempunyai aktivitas sebagai anti kanker dengan cara memblok reseptor
estrogen.
Sementara itu, lignan juga berperan sebagai antioksidan. Selain menghambat proses penuaan
dini pada sel, antioksidan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bertahan terhadap
serangan virus dan radikal bebas, sekaligus menekan pertumbuhan sel kanker.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam situs American Cancer Society (2007) mengatakan,
pada kanker payudara, lignan dalam flaxseed terbukti mengurangi kemampuan sel kanker
dalam bergerak, berkembang, dan berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis).

Sementara itu, meskipun tidak dijelaskan zat apa yang paling berpengaruh namun flaxseed
terbukti meningkatkan efektivitas tamoxifen, obat konvensional yang biasa digunakan dalam
terapi kanker. Mungkin itu sebabnya, kini flaxseed dikenal sebagai herba yang berperan
dalam mengobati kanker, khususnya kanker payudara.

 Serat

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 10 orang sehat, flaxseed terbukti membuat
buang air besar menjadi lebih lancar. Mekanismenya, selama 4 minggu mereka diberi 2 buah
muffin yang masing-masing mengandung 50 g flaxseed. Hasilnya, selama jangka waktu
tersebut pergerakan usus besar mereka meningkat sebanyak 30 persen.

Kandungan serat dalam flaxseed memang dikenal juara. Dalam 100 g flaxseed, kandungan
seratnya mencapai 28 g. Serat tersebut terdiri dari serat tidak larut air dan serat larut air. Serat
tidak larut air berperan melancarkan proses pencernaan sehingga mencegah sembelit,
membantu meringankan wasir, dan menurunkan risiko kanker usus besar. Sedangkan serat
larut air bermanfaat mengendalikan kadar gula darah, tekanan darah, serta menurunkan kadar
kolesterol. Khasiat-khasiatnya itu berperan menurunkan risiko serangan jantung.

Yang harus diperhatikan

Khasiat flaxseed nampaknya bukan sekadar gosip. Banyak orang mengistimewakan


flaxseed karena kandungan Omega-3-nya tinggi, sama seperti pada minyak ikan.
Kelebihannya, aroma dan rasa minyak flaxseed tidak amis. Namun sebaiknya, rasa antusias
terhadap flaxseed ini tetap diiringi dengan sikap waspada.

Pasalnya, Schuyler mengungkapkan, sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus


justru menunjukkan bahwa ALA meningkatkan pertumbuhan tumor payudara. Belum lama
ini, Mayo Clinic di Amerika juga mengumumkan bahwa ALA di dalam flaxseed diduga
berperan menimbulkan kanker prostat. Meskipun baru dugaan, berdasarkan penelitian yang
dimuat dalam jurnal Clinical Nutrition (Maret 2009) ini, penderita dan orang yang dalam
keluarganya mempunyai riwayat kanker prostat tidak dianjurkan mengkonsumsi flaxseed.
Ruth Oratz, MD, FACP, dokter di Amerika, berpendapat kasus meningkatnya risiko
kanker payudara juga terkait dengan fitoestrogen –semacam estrogen dalam flaxseed. Anda
mungkin masih ingat, bahwa kanker payudara itu sendiri disebabkan oleh berbagai faktor, di
antaranya ketidakseimbangan kadar estrogen. Mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak estrogen diduga dapat memicu kanker pada orang yang estrogennya berlebihan.
Namun di sisi lain, menurut Dr Sisilia Indradjaja, MHM, ahli herba di Jakarta, estrogen dari
tanaman ini mempunyai karakter yang berbeda sehingga tidak dapat dikambinghitamkan
secara semena-mena sebagai pemicu kanker. ”Banyak penelitian menyebutkan, estrogen
pemicu kanker adalah jenis xenoestrogen (dari polusi, pestisida, dll), bukan fitoestrogen,”
tuturnya.

Oratz mengatakan, selama pengaruh estrogen terhadap kanker payudara masih terus
diperdebatkan, sebaiknya kita tidak mengistimewakan tanaman apa pun yang mengandung
estrogen dan mengkonsumsinya secara berlebihan. Meskipun demikian, ia menganggap
konsumsi flaxseed sebagai campuran makanan aman-aman saja.

Cara aman dan efektif

Di pasaran, flaxseed bisa ditemukan dalam bentuk utuh, bubuk halus, minyak, kapsul, dan
soft gel. Bila Anda ingin mendapatkan khasiat Omega-3, lignan, dan serat sekaligus, para ahli
nutrisi menganjurkan bentuk bubuk halus atau kapsul bubuk sebagai pilihan terbaik. Bentuk
utuh lebih sulit dimetabolisme oleh sistem pencernaan. Sementara bila dalam bentuk minyak
atau softgel, seratnya sudah banyak hilang.

Untuk sehari-hari, Anda bisa mengkonsumsi 1 hingga 2 sendok makan flaxseed bubuk, atau 1
sendok teh bila dalam bentuk minyak. Bubuk tersebut bisa dicampur ke dalam sereal, yogurt,
es krim, atau adonan kue. Sementara minyaknya dapat digunakan sebagai saus vinaigrette
dalam salad.

Minyak flaxseed sangat mudah teroksidasi dan rusak saat terpapar matahari dan suhu panas.
Oleh sebab itu, jangan pernah menggunakannya untuk menggoreng. Imbangi konsumsi
flaxseed dengan banyak minum air putih untuk mencegah penyumbatan serat pada
kerongkongan atau saluran usus. Lebih amannya lagi, konsumsi flaxseed dengan konsultasi
pada dokter yang mendalami herba terlebih dahulu. (N)

Boks.

Hal yang perlu diperhatikan saat membeli flaxseed:


1. Beli yang dikemas dalam botol gelap, kemasan kedap udara, dan lebih baik lagi bila
organik. Jangan lupa cek tanggal kadaluwarsa.

2. Beli di toko bahan makanan organik, bahan makanan mediterania, atau apotek. Jika
kemasan sudah dibuka, tutup kembali dengan rapat dan simpan dalam lemari pendingin.(N)

*) Dyah Pratitasari

Majalah Nirmala, Edisi Agustus 2009

[INFO SEHAT] Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan


Oleh Ecka Pramitha di Homemade Healthy Baby Food (Berkas) · Sunting Dokumen

Yuk, kita kenali ragam bahan kimia berbahaya yang sering dipakai pada makanan dan
minuman, yang sebenarnya bahan-bahan ini dilarang digunakan untuk makanan dan
minuman.

 Formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin
biasanya digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk
peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat. Formalin dilarang digunakan
untuk pengawet pangan.

Contoh pangan yang mengandung formalin adalah mie basah. Ciri-cirinya: tidak
lengket, lebih mengkilat, bau menyengat khas formalin. Bertahan lebih dari 1 (satu)
hari pada suhu ruang/suhu kamar. Pangan lain berformalin yaitu tahu, dengan ciri-ciri
bau menyengat khas formalin, tidak mudah hancur. Bertahan lebih dari 1 (satu) hari
pada suhu ruang/suhu kamar. Sementara ikan asin, ikan segar, dan daging segar
berformalin, tidak dihinggapi lalat serta memiliki bau menyenyat khas formalin.

 Boraks

Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan
tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat
(NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat
(H3BO3). Salah satu bentuk turunan boraks yang sering disalahgunakan untuk pangan
adalah bleng. Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat
deterjen, mengurangi kesadarahan air dan antiseptik.

Pangan yang mengandung boraks antara lain mie basah, bakso, lontong, cilok, dan
otak-otak. Ciri-cirinya, tekstur sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus
pada mie basah. Makanan lain yang mengandung boraks yaitu kerupuk rambak dari
tepung dan kerupuk gendar. Cirinya: tekstur sangat renyah dan terasa getir.

 Pewarna tekstil, rhodamin B, dan methanyl yellow

Rhodamin B adalah pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan
dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B biasa digunakan
untuk industri tekstil dan kertas.

Sementara methanyl yellow atau kuning metanil adalah zat warna sintetis berwarna
kuning kecokelatan dan berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna
tekstil (kain) dan cat.

Contoh pangan yang mengandung pewarna tekstil ini misalnya sirop, kerupuk, gulali
dengan warna kuning mencolok (methanyl yellow) atau merah mencolok (Rhodamin
B) dan berpendar, serta banyak memberikan titik-titik warna tidak
homogen/pewarnaan tidak merata.

Suatu saat ketika Anda pergi ke pasar, supermarket, atau tempat jajanan, lalu menemukan
panganan yang dicurigai menggunakan bahan kimia berbahaya, jangan ragu untuk mencatat
apa yang Anda temukan tersebut. Segera laporkan ke Badan POM RI untuk dapat
ditindaklanjuti.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (Badan POM RI)Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
BerbahayaJln. Percetakan Negara no. 23 Jakarta Pusat 10560Telp (021) 428 03516, 425
9624, fax 428 78701Email: surveilanpangan@pom.go.id

[INFO SEHAT] Good Bye, Empat Sehat Lima Sempurna!


Oleh Dyah Pratitasari, Mia Ilmiawaty Saadah, dan 4 lainnya di Homemade Healthy Baby
Food (Berkas) · Sunting Dokumen

Konsep pola makan sehat yang sudah melekat di kepala itu kini sudah kadaluwarsa. Ia
dianggap tak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Inilah kisahnya…
Sekali-kali, mari membayangkan Indonesia di tahun 1950-an. Kita belum lama menikmati
kemerdekaan. Efek penjajahan masih terasa begitu kuatnya. Orang-orang bertubuh kurus,
bermata cekung, dan berwajah pucat bisa ditemukan di mana-mana. Kalaupun tampak baik-
baik saja, saat diperiksa, umumnya mereka menderita anemia dan terancam buta.

Maklum saja, saat itu, sebagian besar penduduk Indonesia memang masih berstatus kurang
gizi. Pemerintah pun berembuk mencari solusi. Prof Poerwo Soedarmo, ahli gizi yang
kemudian dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia berpendapat, sudah saatnya masyarakat
memiliki pedoman tentang pola makan untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia pun mencetuskan gagasan yang isinya mengacu pada konsep Basic Four, sebuah pedoman
pola makan ala Amerika. Isinya berupa empat kelompok makanan yang wajib dikonsumsi
setiap hari, terdiri dari makanan pokok (karbohidrat sumber tenaga), lauk pauk, sayur mayur,
dan buah-buahan. Akan lebih baik lagi, bila ditambah minum susu. Agar mudah diingat
setiap orang, konsep tadi diberi julukan baru, bernama Empat Sehat Lima Sempurna. Karena
pada awal peluncuran slogan itu penduduk belum menyadari pentingnya peran gizi, Prof
Poerwo juga mendidik kader-kader gizi. Merekalah yang bertugas mensosialisasikan
pedoman tersebut ke seluruh lapisan masyarakat. Sejak saat itu, slogan Empat Sehat Lima
Sempurna menjadi “materi wajib” yang digaungkan di mana-mana. Mulai dari kelompok ibu-
ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, hingga kalangan akademis.

Sukses? Sepertinya iya. Terbukti, ketika ditanya pola makan seperti apa yang sehat, sebagian
besar orang - dari anak-anak hingga dewasa - akan menjawabnya dengan fasih, “Empat Sehat
Lima Sempurna!”. Kini, wajah-wajah pucat bermata cekung seperti yang biasa dijumpai
puluhan tahun yang lalu mungkin sudah agak langka. Namun, itu bukan berarti Indonesia
sudah lepas dari masalah gizi. Konon, meskipun tidak lagi ditandai dengan wajah pucat
bermata cekung, masalah yang dihadapi sekarang ini justru lebih besar lagi: Penduduk yang
kekurangan gizi tetap banyak, namun juga banyak yang kelebihan gizi. Kurang gizi ditandai
dengan lambatnya pertumbuhan, gampang sakit, serta produktivitas yang rendah. Sementara
kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan, serta meningkatnya kasus penyakit
degeneratif seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, hingga kanker.
Kedua kondisi ini menandakan, status gizi penduduk Indonesia belum seimbang.

Akhirnya, tanggal 25 Januari 2011 lalu, bertempat di Auditorium Siwabessy, Kementerian


Kesehatan, Jakarta Selatan, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan Kementerian
Kesehatan RI, secara resmi mengumumkan bahwa slogan Empat Sehat Lima Sempurna
sudah tidak bisa diberlakukan, karena tak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.

Konsep gizi usang


“Sebenarnya, pedoman Empat Sehat Lima Sempurna yang mengacu pada Basic Four
memang sudah lama kadaluwarsa,” tutur Prof Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD, pakar gizi
dan kebijakan pangan, dalam sebuah konferensi pers bertajuk “Sehat dan Bugar Berkat Gizi
Seimbang”, di Hotel Akmani, Jakarta, akhir Januari lalu.

Konsep The Basic Four Guide, yang menggolongkan makanan menjadi empat kelompok
yakni sereal, daging, susu, dan sayuran, dimunculkan di Amerika pada tahun 1940-an, ketika
Amerika sendiri belum lama mengenal ilmu gizi. Nyatanya, setelah konsep tersebut berjalan
selama sekitar 20 tahun, pola makan Amerika justru cenderung memburuk. Konsumsi daging,
serealia, tepung, lemak, minyak, gula, dan garam meningkat tajam. Sebaliknya, konsumsi
sayur dan buah justru menurun. Akibatnya, kasus obesitas, penyakit gangguan metabolisme,
dan degeneratif melonjak drastis. Dari kondisi tersebut, para ilmuwan mulai menyadari
bahwa pedoman makan tidak hanya bermanfaat mengatasi kurang gizi, namun juga sangat
berperan terhadap munculnya penyakit.

Tahun 1970-an, konsep tadi mulai direvisi. Pada prinsipnya, pemerintah Amerika
menyarankan agar masyarakatnya meningkatkan konsumsi karbohidrat, mementingkan peran
protein dan produk susu, serta mengurangi makanan yang berlemak, berkolesterol, bergaram,
dan bergula. Pada tahun 1988, pemerintah mulai memperkenalkan kelompok makanan yang
digambarkan dengan piramida (lihat gambar). Tiga tahun kemudian, United States
Department of Agriculture, resmi merilis gambar piramida makanan yang diberi nama The
Food Guide Pyramid. Dalam piramida tersebut, kelompok makanan yang mengandung
karbohidrat diletakkan di bagian paling bawah, diikuti oleh kelompok sayur dan buah,
kelompok daging, unggas, ikan, telur, dan produk susu, kemudian yang paling atas adalah
kelompok lemak, minyak, dan gula. Jika diletakkan di bawah, artinya kelompok makanan
tersebut dikonsumsi lebih banyak. Semakin ke atas, konsumsinya lebih sedikit.

Meskipun dipandang lebih baik, anjuran ini mengalami kontroversi. Sebagian kalangan
mempertanyakan mengapa produk susu harus digambarkan secara khusus dalam piramida.
Selain itu, mereka menilai pedoman tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Marion Nestle,
dalam bukunya yang berjudul Food Politics: How The Food Industry Influences Nutrition
and Health (University of California Press, 2002), bahkan mengungkapkan, kebijakan
tersebut lebih disebabkan faktor politik. Di antaranya, agar komoditi dagang Amerika -
terutama gandum dan produk susu - bisa memperoleh pasar lebih luas.

Rentan salah paham

Terlepas dari kontroversi tersebut, Dr Walter Willet, ilmuwan dari Harvard School of Public
Health mengatakan, piramida tersebut rentan salah paham. Penggolongan komponen
makanan yang hanya berdasarkan pada proporsi akan menimbulkan anggapan bahwa semua
jenis karbohidrat, protein, dan produk susu itu baik, sehingga cenderung dikonsumsi secara
berlebihan. Sebaliknya, semua jenis lemak dan minyak akan dikira jahat dan harus dihindari.
Faktanya, karbohidrat terdiri dari dua jenis, yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Jika
tidak dijelaskan secara khusus karbohidrat seperti apa yang dimaksud, Willet menilai, anjuran
mengonsumsi sebanyak 6-11 porsi per hari sudah terlalu berlebihan. Padahal, semua bentuk
karbohidrat sederhana seperti nasi, mi, roti, dan sejenisnya, dengan cepat melonjakkan kadar
gula dalam darah dan mengakibatkan meroketnya insulin. Efeknya, insulin akan berusaha
menekan dengan mengeluarkan hormon eikosanoid buruk yang berpotensi memicu
peradangan sel, menurunkan sistem kekebalan, membuat darah menjadi lebih kental sehingga
memicu penyempitan pembuluh darah dan perbanyakan sel-sel abnormal.

Lagipula, tidak semua makanan sumber protein layak dikonsumsi setiap hari. Sebagai contoh,
daging merah memang kaya protein, namun juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi sehingga harus dibatasi. Sementara sumber protein lain seperti ikan, ayam, kacang-
kacangan, dan biji-bijian justru lebih baik sehingga bisa dikonsumsi lebih sering.

Begitu juga dengan lemak. Lemak bersifat jenuh yang terdapat dalam minyak goreng,
mentega, dan margarin, misalnya, memang tidak baik. Namun lemak yang berasal dari biji-
bijian seperti kemiri, kacang mete, alpukat, serta minyak zaitun – selama tidak digoreng -
merupakan sumber lemak yang bagus. Ini disebabkan mekanisme kerja dan perannya pada
tubuh kita justru berlawanan dengan lemak jenuh.

Yang terakhir adalah produk susu yang dipandang istimewa karena merupakan sumber
kalsium tinggi. Menurut Willet, kalsium tidak perlu digembar-gemborkan sehingga
cenderung dikonsumsi berlebihan. Beberapa studi menemukan, terlalu banyak kalsium
diduga justru dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, pembuluh darah, osteoporosis,
dan beberapa jenis kanker.

“Dosa” Empat Sehat Lima Sempurna

Di Indonesia, penerapan Empat Sehat Lima Sempurna – yang mengacu pada piramida
Basic Four tadi - ternyata juga tidak lepas dari salah kaprah. Beberapa hal yang sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:

 Susu si malaikat

Susu sering dianggap komponen yang wajib ada dalam daftar makanan sehari-hari. Simak
pengalaman Wita (34 tahun), ibu rumah tangga yang berdomisili di Setiabudi, Jakarta
Selatan. “Kalau belum menyajikan susu, rasanya belum afdol. Seolah-olah saya belum bisa
memberikan makanan sehat buat keluarga, meskipun komponen lain yang terdapat dalam
Empat Sehat sudah terpenuhi,” tuturnya.

Sementara Dahlia (31 tahun), karyawati di Semarang, lain lagi. Karena Lima Sempurna
mengacu pada susu, ia menganggap susu merupakan makanan “sempurna” yang bergizi
komplit sehingga bisa menggantikan peran sumber makanan lainnya. “Kalau anak-anak
sedang sulit makan, selama masih mau minum susu saya sudah cukup tenang. Toh, susu juga
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan zat gizi lain,” dalihnya.

Prof Soekirman mengakui, slogan “Lima Sempurna” yang mengacu pada susu memang
membuat banyak orang menganggap bahwa komponen makanan yang terdapat dalam Empat
Sehat belum komplit jika tanpa susu. Selain itu, karena disandingkan dengan kata
“sempurna” susu juga sering dijadikan jawaban atas masalah kekurangan gizi. Padahal
kenyataannya, susu merupakan bahan makanan yang posisinya tidak lebih hebat dari sumber
protein lain, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, ikan, ayam, atau daging.

 Melupakan proporsi makanan

Empat Sehat Lima Sempurna menyamaratakan kebutuhan gizi. Seolah-olah, asal terdiri dari
makanan sumber karbohidrat, lauk pauk, sayur, dan buah, itu sudah cukup. Padahal, setiap
orang memiliki kondisi tubuh dan kebutuhan gizi berbeda-beda, yang sangat dipengaruhi oleh
usia, status kesehatan, dan aktivitasnya.

Kebutuhan gizi seorang pekerja fisik, misalnya, tidak sama dengan karyawan yang seharian
bekerja di belakang meja. Bila pola makan mereka dipukul rata berdasarkan susunan
makanan yang terdiri dari empat kelompok tadi, dan tidak mempertimbangkan porsi serta
jenis zat gizinya, pola makannya itu tidak bisa dibilang sehat. Sebab, pada pekerja fisik,
kalori yang terkandung dalam makanannya mungkin akan langsung habis tak bersisa saat
digunakan untuk bekerja. Sementara pada si karyawan, sisa kalori yang ada akan tertimbun di
dalam tubuhnya.

 Tidak peduli kombinasi

Banyak orang memahami komponen Empat Sehat Lima Sempurna harus dikonsumsi
sekaligus. Ini juga yang dilakukan oleh Litha Manaba (29 tahun), karyawan swasta yang
berdomisili di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mulai sarapan hingga makan malam, ia selalu
mengusahakan isi piringnya terdiri dari nasi, lauk pauk, dan sayur. “Habis makan, saya
makan pisang, jeruk, atau semangka. Kalau pagi, biasanya saya tambahkan susu. Biar sumber
tenaganya komplit!” jelasnya. Namun yang aneh, alih-alih merasa lebih bertenaga, setiap kali
usai makan ia sering mengeluh ngantuk. “Badan juga terasa berat. Kenapa bisa begitu ya?” ia
bertanya-tanya.

Menurut Andang Gunawan, ND, bahwa kita harus mengonsumsi sumber makanan secara
komplit seperti yang terdapat dalam komponen Empat Sehat, itu memang betul. “Namun
tidak perlu sekaligus,” tegasnya.

Alasannya, agar bisa dicerna dengan baik, konsumsi makanan sebaiknya juga disesuaikan
dengan enzim yang berada pada sistem pencernaan. Ada enzim yang membutuhkan
lingkungan cerna bersifat asam, ada pula yang membutuhkan lingkungan cerna bersifat basa.
Apabila makanan yang kita konsumsi sama-sama bersifat asam (misalnya karbohidrat tepung
dimakan bersamaan dengan protein hewani), akan terjadi proses penetralan asam-basa yang
menghambat proses pencernaan. Tubuh juga akan mengerahkan energinya untuk mencerna
makanan. “Inilah yang menjelaskan mengapa seusai makan tubuh justru terasa berat, bahkan
mengantuk,” jelas Andang.

Selain itu, bahan makanan yang terlalu lama tinggal dalam organ pencernaan akan membusuk
dan meninggalkan toksin. Thomas E. Levy, MD, dalam bukunya yang berjudul Optimal
Nutrition for Optimal Health, mengungkapkan, pencernaan yang bersifat toksik cenderung
mendorong peningkatan berat badan.

Ini disebabkan, usus halus menyerap lebih banyak dari yang seharusnya (leaky gut). Jika di
saat yang sama, sisa-sisa makanan yang ada belum tercerna dengan sempurna, sementara pola
makan yang tidak ramah pencernaan tadi terus terjadi, tubuh akan mengenali zat yang diserap
usus halus tersebut sebagai benda asing. Ia akan berusaha melawan dengan mengaktifkan
sistem kekebalan. Namun hal ini bukannya membuat daya tahan tubuh kita semakin kuat,
melainkan sebaliknya; sel-sel meradang, dan kita lebih rentan sakit.

Slogan Baru, Gizi Seimbang

Itulah alasannya, pada tahun 1992, konferensi pangan sedunia yang berlangsung di Roma dan
Geneva, yang diadakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), badan pangan dunia,
menetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan slogan sejenis Basic
Four menggantinya dengan konsep Nutrition Guide for Balance Diet.

Sesungguhnya, keputusan FAO itu sudah dilakukan dalam kebijakan Repelita V tahun 1995
sebagai Pedoman Gizi Seimbang, dan menjadi bagian dalam program perbaikan gizi. Namun
karena kurangnya sosialisasi, pedoman yang baru itu hanya menjadi sekadar teori.

Meskipun terkesan terlambat, usaha memperkenalkan kembali Pedoman Gizi seimbang


sebagai pengganti Empat Sehat Lima Sempurna itu tetap lebih baik daripada tidak sama
sekali. Bagaimanapun, itikad pemerintah dalam meluncurkan (kembali) Pedoman Gizi
Seimbang baru-baru ini wajib dihargai. Terlebih, konsep yang baru ini sudah mulai
mengakomodasi beberapa hal penting.

Menurut Prof Soekirman, berbeda dengan Empat Sehat Lima Sempurna yang
menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang, Gizi Seimbang percaya bahwa setiap golongan
usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas fisik memerlukan asupan gizi yang berbeda-
beda. Agar lebih mudah dipahami, konsepnya digambarkan menjadi “piramida” berbentuk
tumpeng beserta nampan, yang disebut Tumpeng Gizi Seimbang.
Secara umum, Tumpeng Gizi Seimbang terdiri dari beberapa potongan tumpeng: satu
potongan besar berisi sumber karbohidrat, dua potongan sedang berisi sayuran dan buah-
buahan, dua potongan kecil berisi sumber protein nabati dan hewani, serta potongan terkecil
di bagian puncak, berisi minyak, gula, dan garam. Besarnya potongan ini menunjukkan porsi
makanan yang harus dikonsumsi setiap hari.

Beda dengan slogan sebelumnya

Jika diperhatikan lebih mendalam, pedoman Gizi Seimbang juga memiliki beberapa
perbedaan dengan Empat Sehat Lima Sempurna, yaitu:

 Air putih menjadi bagian dari komponen gizi.

Air putih dimasukkan dalam komponen Tumpeng Gizi Seimbang, dan ditempatkan di bawah
potongan kelompok sumber karbohidrat. Artinya, air putih kini dipandang sebagai zat gizi
esensial yang wajib terpenuhi dan menempati posisi terbesar dalam asupan gizi. Ini
disebabkan, air berperan penting dalam proses metabolisme. Sebaik apapun pola makan kita,
jika tubuh kekurangan air, metabolisme tubuh akan terganggu.

 Susu bukan lagi “penyempurna”

Dalam Tumpeng Gizi Seimbang, susu ditempatkan dalam kelompok sumber protein hewani
lainnya. Hal ini untuk menegaskan, bahwa susu bukan makanan sempurna seperti salah
kaprah yang terjadi selama ini. Posisinya bisa diganti oleh sumber protein lain, baik yang
berupa protein nabati ataupun hewani.

 Hanya bersifat umum

Prinsip Gizi Seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok
umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka bagi ibu hamil, menyusui, bayi dan balita,
remaja, dewasa, dan usia lanjut. Oleh sebab itu, jenis dan proporsi makanan yang terdapat
dalam Tumpeng Gizi Seimbang tadi hanya bersifat umum. Penerapannya, tentu saja perlu
disesuaikan lagi dengan kondisi kita masing-masing.

Slogan kosong?

Sebagian kalangan menilai, pedoman umum Gizi Seimbang justru lebih rumit untuk
dilaksanakan. “Bikin bingung! Apalagi, program ini tidak diimbangi dengan arahan
bagaimana cara menyesuaikannya dengan kondisi kita masing-masing. Berbeda dengan
Empat Sehat Lima Sempurna yang jelas-jelas mengatakan kita harus makan sepiring nasi,
lauk, sayur, dan buah,” keluh Annida (37 tahun), ibu rumah tangga di Bintaro, Tangerang.

Keluhan Annida memang beralasan meski tidak sepenuhnya benar. Sebetulnya pedoman Gizi
Seimbang bukannya lebih “rumit”, tapi lebih dibuat lebih detail. Simbol Tumpeng Gizi
Seimbang yang diletakkan dalam sebuah baki juga berisi gambar beberapa cabang olahraga,
orang sedang mencuci tangan, dan timbangan. Artinya, yang dimaksud “seimbang” tidak
hanya berkutat pada soal makanan. Makanan yang dikonsumsi juga harus diseimbangkan
dengan aktivitas fisik, menjaga kebersihan, serta memantau berat badan.

Sejauh ini, memang begitulah temuan para ahli gizi tentang kenyataan cara menuju hidup
sehat. Konsumsi makanan yang seimbang dengan aktivitas fisik, akan membuat metabolisme
berjalan lebih efektif. Kalori yang masuk tidak tertimbun begitu saja dan menyebabkan
obesitas. Dengan menjaga kebersihan, setidaknya kita sudah berupaya mencegah datangnya
penyakit. Memantau berat badan membuat kita mengenali sinyal baik atau tidaknya status
gizi. Karena, terlalu kurus atau terlalu gemuk sama-sama menandakan gizi kita belum
seimbang.

Terlepas dari kurangnya sosialisasi, namanya juga pedoman. Meskipun disusun sesempurna
mungkin, harap maklum jika masih jauh dari harapan semua orang. Semoga, ketidakpuasan
itu memacu kita untuk tidak berhenti mengenali tubuh sendiri, sekaligus terus belajar
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.(N)

_________________

*) Dyah Pratitasari

dalam Laporan Khusus Majalah Nirmala, edisi Maret 2011

www.nirmalamagazine.com

Anda mungkin juga menyukai