Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DIROSAH AL QURAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dirosah Al quran
Dosen Pengampu : Ida nur Hamidah, M.PdI

DISUSUN OLEH :

M.NAUFAL ZIDAN AKBAR

M.HUSNI.LABIB

CHAERUMAN MAULANA

PROGRAM STUDI PAI/AS/PGMI


SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG
Surat Al-Baqarah Ayat 261 ُ‫مثَل‬ َُ ‫ون ا َّلذ‬ َ َ ُِ‫َل ال َّله‬ ُْ ‫أَ ْنبَ َت‬
َ ‫ِين‬ َُ ‫م ي ْنفِق‬
ُْ ‫م َوالَه‬ْ ‫يل فِي أ‬ُِ ‫س ِب‬ ُِ ‫مث‬
َ َ‫ت َحبَّةُ ك‬
َُ ْ‫سب‬
‫ع‬ َ ‫ل‬
َُ ‫س َنا ِب‬ ُِ ‫ضاعِ فُ َوال َّلهُ ُۗ َحبَّةُ ِما َئةُ س ْنبلَةُ ك‬
َ ‫ل فِي‬ َ ‫ني‬ ُْ ‫ِم‬ َ ‫َعلِيمُ َواسِ عُ َوال َّلهُ ُۗ َي‬
َ ‫شاءُ ل‬
Arab-Latin: Maṡalullażīna yunfiqụna amwālahum fī sabīlillāhi kamaṡali ḥabbatin
ambatat sab'a sanābila fī kulli sumbulatim mi`atu ḥabbah, wallāhu yuḍā'ifu
limay yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīm

Terjemah Arti: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang


yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Dan diantara hal yang
paling bermanfaat bagi kaum mukminin adalah infak di jalan Allah. Dan
perumpamaan kaum mukminin yang menginfakkan harta mereka di jalan
Allah, adalah seperti satu benih yang ditanam di tanah yang subur. Maka tak
berapa lama, benih itu telah menumbuhkan batang yang bercabang tujuh.
Dan pada tiap cabang terdapat satu tangkai. Dan pada tiap tangkai terdapat
seratus biji. Allah menggandakan pahala bagi siapa saja yang dikehendakiNya,
sesuai dengan keadaan hati orang yang berinfak berupa keimanan dan
keikhlasan yang sempurna. Dan karunia Allah itu luas. Dan Dia Maha
Mengetahui siapa-siapa yang berhak memperolehnya, juga Maha Mengetahui
niat-niat hamba-hambaNya.

1. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 261.

Perumpamaan pahala orang-orang mukmin yang menginfakkan harta mereka


di jalan Allah ialah seperti sebuah biji yang ditanam oleh seorang petani di
tanah yang subur kemudian tumbuh menjadi tujuh bulir. Dalam tiap-tiap
bulirnya terdapat seratus biji. Dan Allah melipatgandakan pahala tersebut bagi
para hamba yang kehendaki-Nya, sehingga Allah memberi mereka pahala
yang tak terhingga. Dan Allah Mahaluas kemurahan dan pemberian-Nya, lagi
Maha Mengetahui siapa yang berhak dilipatgandakan pahalanya.

2. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 261.
‫يل فِى‬
ُِ ‫س ِب‬
َ ُِ‫( للا‬di jalan Allah ) Yakni dalam jihad untuk meninggikan kalimat
Allah. ‫َل‬
ُِ ‫مث‬
َ َ‫(حبَّةُ ك‬
َ serupa dengan sebutir benih) Yakni seumpama seorang petani
biji-bijian. Dan yang dimaksud dengan tujuh tangkai adalah tangkai yang
keluar dari satu batang lalu bercabang menjadi tujuh cabang dan disetiap
cabang terdapat tujuh tangkai. ُ‫ضعِ فُ َوللا‬
ٰ ‫ِمن ي‬
َ ‫شآءُ ل‬
َ َ‫( ُۗ ي‬Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki ) Yakni melipat gandakan yang tujuh
ratus itu dengan kelipatan yang banyak bagi yang menjaga adab-adab dari
apa yang diisyaratkan oleh ayat-ayat setelah ini dan yang menginfakkan harta
untuk meninggikan kalimat Allah. Dan al-Qur’an telah menyebutkan bahwa
kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipatnya. Dan ayat ini
menunjukkan bahwa berinfak untuk kepentingan berjihad kebaikannya adalah
tujuh ratus kali, sehingga menjadi sepuluh kali lipat dari yang lainnya. Imam
Ahmad meriwayatkan dari Iyadh bin Ghatif ia berkata: kami masuk kepada Abu
Ubaidah untuk menjenguknya yang mengeluh sakit pinggang yang
menyerangnya, sedang istrinya berada di sisi kepalanya. Kami bertanya:
bagaimana Abu Ubaidah melewati malam. Istrinya menjawab: demi Allah dia
telah melewati malam dengan mendapat pahala. Lalu Abu Ubaidah menjawab:
aku tidak melewati malam dengan mendapat pahala, dan dia waktu itu
menghadap ke tembok kemudian dia pun menghadap ke orang-orang sambil
berkata: tidakkah kalian bertanya apa yang aku katakan tadi? Aku telah
mendengar Rasulullah bersabda: “barang siapa yang berinfak di jalan Allah
maka akan digandakan menjadi tujuh ratus kali, dan barangsiapa yang
berinfak untuk dirinya, atau menjenguk orang sakit, atau menjauhkan sesuatu
yang menghalangi jalan maka kebaikannya digandakan sepuluh kali; dan
puasa adalah perisai selama dia tidak melubanginya, dan barangsiapa yang
diuji Allah dengan ujian pada badannya maka baginya ampunan dari dosa”.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah Perhatikanlah perumpamaan ini;
bumi jika kamu memberikan kepada sebutir biji, niscaya ia akan memberimu
tujuh ratus biji lebih banyak, ini pemberian makhluq, maka bagiamana dengan
pemberian sang pencipta ?! Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di
bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor
fakultas syari'ah Universitas Qashim 261. Gambaran orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk berjihad dan hal lainnya dengan
maksud untuk mencari ridhaNya itu seperti orang yang menanam satu biji
yang menumbuhkan 7 tangkai yang berasal dari satu batang tumbuhan, lalu
masing-masing tangkai itu memiliki 100 biji lainnya. Allah melipatgandakan
pemberianNya terhadap hamba-hambaNya yang dikehendaki. Dan Allah itu
sangat banyak karunia dan pemberianNya, lagi Maha Mengetahui keadaan
orang-orang yang berinfak, yaitu niat dan takaran infaknya. Ayat ini turun
untuk Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf yang mana orang pertama
(Utsman) memberi perbekalan terhadap prajurit perang Tabuk. Dan orang
kedua (Abdurrahman) menyedekahkan 4000 dirham dan menyisakan 4000
dirham untuk keluarganya. Lalu nabi berdoa: “Wahai Tuhanku, Sesungguhnya
Utsman bin Affan itu aku ridhai, maka ridhailah dia” Lalu beliau berkata
kepada Abdurrahman: “Semoga Allah memberkahi harta yang kamu pegang
dan yang kamu berikan” Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili
Ini merupakan perumpaan yang diberikan Allah ta’ala mengenai
pelipatgandaan pahala bagi orang-orang yang menafkahkan harta kekayaan
mereka di jalan Allah ta’ala dengan tujuan mencari keridoan-Nya. Dan
bahwasanya kebaikan itu dilipatgandakan mulai dari sepuluh sampai tujuh
ratus kali lipat. Allah berfirman : ُ‫مثَل‬ َُ ‫ون ا َّلذ‬ َ َ ُِ‫ال َّله‬
َ ‫ِين‬ َُ ‫م ي ْنفِق‬
ُْ ‫م َوالَه‬
ْ ‫يل فِي أ‬
ُِ ‫س ِب‬
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah” yaitu dalam rangka menaati Allah ta’ala.
Sedangkan Makhuk mengatakan “yang dimaksud adalah menginfakkan harta
untuk jihad, berupa tali kuda, persiapan persenjataan, dan yang lainnya”.
Syabib bin Basyir meriwayatkan dari ikrimah, dari Ibnu abbas; “dirham yang
dipergunakan untuk jihad dan ibadah haji akan dilipatgandakan sampai 700
kali lipat”. Oleh karena itu Allah berfirman : ‫َل‬ ُِ ‫كمث‬ ُْ ‫ع أَ ْنبَ َت‬
َ ُ‫ت َحبَّة‬ َُ ْ‫سب‬
َ ‫ل‬
َُ ‫س َنا ِب‬
َ ‫ل فِي‬
ُِ ‫ك‬
ُ‫" َحبَّةُ ِم َئةُ س ْنبلَة‬Serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji" Perumpaan ini lebih menyentuh jiwa daripada
menyebut bilangan langsung 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut
mengandung isyarat bahwa pahala amal sholih itu dikembangkan oleh Allah
ta’ala bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuhan-tumbuhan, tumbuh subur
bagi orang yang enanamnya di tanah yang subur. Dan dalam hadits juga telah
disebutkan pelipatgandaan kebaikan sampai 700 kali lipat. Imam Ahmad
meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud, bahwasanya ada seorang laki-
laki yang menginfakkan seekor untuk yang hidungnya telah diberi tali di jalan
Allah. Lalu Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam : ‫بسبعمائة القيامة يوم لتأتين‬
‫“ مخطومة ناقة‬Engkau pasti akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh
ratus unta yang telah diberikan tali hidungnya”. Dalam riwayat Muslim dari
A’masy berkata : “telah datang seorang laki-laki membawa unta yang telah
diberikan tali, maka dia berkata “wahai Rosululloh ini infaq di jalan Allah
ta’ala”. Maka Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda : ‫يوم بها لك‬
‫“ ناقة سبعمائة القيامة‬Bagimu dengan infaq unta ini sebanyak 700 unta pada
hari kiamat” Imam Ahmad meriwayatkan dalam hadits lain dari Abdulloh Bin
Mas’ud, beliau berkata, telah bersabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam :
‫ وجل عز للا إن‬، ‫ أمثالها بعشر آدم ابن حسنة جعل‬، ‫ ضعف سبعمائة إلى‬، ‫ الصوم إلا‬،
‫ به أجزي وأنا لي والصوم‬، ‫ فرحتان وللصائم‬: ‫ القيامة يوم وفرحة إفطاره عند فرحة‬،
‫“ المسك ريح من للا عند أطيب الصائم فم ولخلوف‬sesungguhnya Allah ‘Azza wa
Jalla telah menjadikan pahala kebaikan anak adam menjadi 10 kali lipat sampai
700 kali lipat, kecuali shaum. Dan shaum itu untuk Ku dan Aku yang akan
membalasnya, dan bagi orang yang saum akan mendapatkan dua
kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat dia iftornya (idul fitri) dan satu
kebahagiaan pada hari kiamat, dan sesungguhnya bau mulutnya orang yang
saum lebih wangi di hadapan Allah daripada minyak kesturi” (HR. Ahmad)
Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari sahabat Abu
Hurairoh. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits yang lain dari khorim bin
Fatik, telah berkata. Telah bersabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam : ‫من‬
‫“ ضعف بسبعمائة تضاعف للا سبيل في نفقة أنفق‬Barangsiapa yang berinfak
dengan satu nafakah di jalan Allah, maka akan dilipatgandakan sampai 700
kali lipat” Balasan pahala kebaikan bisa jadi lebih dari 700 kali lipat bahkan
bisa sampai ribuan lipat hingga tak terbatas, sebagaimana disebutkan dalam
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh tentang lipatan balasan
kebaikan hingga ribuan kali lipat dalam tafsir firman Allah ta’ala: ‫ن‬ َ ‫ا َّلذِي َذا‬
ُْ ‫م‬
َُ ‫ضا ال َّل‬
ُ‫ه ي ْق ِرض‬ َ ًُ ‫كثِير‬
ً ‫س ًنا َق ْر‬
َ ‫ضاعِ َفهُ َح‬
َ ‫ض َعا ًفا لَهُ َفي‬
ْ ‫ةأ‬ َ َ “Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak” (QS. Al-Baqoroh : 245) Ibnu Mardawih meriwayatkan
hadits dari Ibnu Umar, beliau berkata, “ketika turun ayat : ُ‫مثَل‬ َُ ‫ون ا َّلذ‬
َ ‫ِين‬ َُ ‫ي ْنفِق‬
ُْ ‫م َوالَه‬
‫م‬ َ َ ُِ‫ ال َّله‬Maka Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda “Wahai
ْ ‫يل فِي أ‬
ُِ ‫س ِب‬
Tuhanku, tambahkanlah untuk umatku”. Maka Allah ta’ala menurunkan ayat :
َ ًُ ‫“ كَثِير‬Siapakah yang mau
َ ‫ه ي ْق ِرضُ ا َّلذِي َذا‬
ُْ ‫م‬
‫ن‬ َُ ‫ضا ال َّل‬
ً ‫س ًنا َق ْر‬
َ ‫ضاعِ َفهُ َح‬
َ ‫ض َعا ًفا لَهُ َفي‬
ْ ‫ةأ‬ َ
memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya
di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak” (QS. Al-Baqoroh : 245) Beliau bersabda lagi
“Wahai Tuhanku tambahkan lagi untuk umatku” maka Allah menurunkan ayat :
َ ‫ون ي َو َّفى إِن‬
‫َّما‬ َُ ‫صا ِبر‬ ُْ ‫سابُ ِب َغيْ ُِر أَ ْج َره‬
َّ ‫م ال‬ َ ِ‫“ ح‬Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar :10)
Dan Allah akan melipatgandakan pahala kebaikan seseorang yang Dia
kehendaki sesuai dengan kadar keikhlasan orang itu beramal, sesungguhnya
Allah karunia-Nya Maha luas dan sangat banyak bahkan lebih banyak dari
makhluk-Nya, dan Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak dan siapa-
siapa yang tidak berhak mendapatkannya. Tafsir Tematis / Team TafsirWeb
Berinfak di jalan Allah meliputi infak untuk kepentingan jihad, pembangunan
masjid, sekolah, rumah sakit dan lain-lain. Yang ditanam di tanah yang subur.
Tergantung niat yang ada dalam hati orang yang berinfak. Demikian juga
tegantung keadaan harta yang diinfakkan tersebut, kehalalannya, manfaatnya
dan di mana diletakkan harta itu. Bahkan Allah bisa melipatgandakan lebih
dari yang disebutkan, sehingga Dia akan memberikan pahala tanpa tanggung-
tanggung. Apa yang ada di sisi-Nya tidaklah berkurang karena banyak
diminta. Oleh karena itu, orang yang berinfak janganlah mengira bahwa
pelipatgandaan tesebut merupakan bentuk berlebih-lebihan, karena tidak ada
satu pun yang berat bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan apa yang ada di
sisi-Nya tidaklah berkurang karena sering memberi. Dia mengetahui siapa
yang berhak mendapatkan balasan berlipatganda tersebut dan mengetahui
niat hamba-hamba-Nya. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan
Hadidi bin Musa, M.Pd.I — ‫ القران بتفسير الإنسان هداية‬Setelah menjelaskan
kekuasaan-Nya menghidupkan makhluk yang telah mati, Allah beralih
menjelaskan permisalan terkait balasan yang berlipat ganda bagi orang yang
berinfak di jalan Allah. Perumpamaan keadaan yang sangat mengagumkan
dari orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan tulus untuk
ketaatan dan kebaikan, seperti keadaan seorang petani yang menabur benih.
Sebutir biji yang ditanam di tanah yang subur menumbuhkan tujuh tangkai,
pada setiap tangkai ada seratus biji sehingga jumlah keseluruhannya menjadi
tujuh ratus. Bahkan Allah terus melipatgandakan pahala kebaikan sampai tujuh
ratus kali lipat atau lebih bagi siapa yang dia kehendaki sesuai tingkat
keimanan dan keikhlasan hati yang berinfak. Dan jangan menduga Allah tidak
mampu memberi sebanyak mungkin, sebab Allah mahaluas karunia-Nya. Dan
jangan menduga dia tidak tahu siapa yang berinfak di jalan-Nya dengan tulus,
sebab dia maha mengetahui siapa yang berhak menerima karunia tersebut,
dan maha mengetahui atas segala niat hamba-Nya. Pada ayat berikut Allah
menerangkan cara berinfak yang direstui Allah dan berhak mendapat pahala
yang berlipat ganda. Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dalam
bentuk aneka kebaikan, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu
dengan menyebut-nyebutnya di hadapan orang yang diberi, tidak pula
membanggakannya, dan tidak menyakiti perasaan penerima dengan
menyebut-nyebutnya di hadapan orang lain, mereka memperoleh pahala
berlipat di sisi tuhan mereka, seperti dijelaskan pada ayat terdahulu. Selain
menerima ganjaran, tidak ada pula rasa takut pada diri mereka. Mereka tidak
merisaukan apa yang akan terjadi di masa depan, seperti hilang dan
berkurangnya harta di dunia, dan pahala serta siksa di akhirat, dan mereka
tidak pula bersedih hati, yaitu keresahan akibat apa yang terjadi dan luput di
masa lalu. Tidak jarang seseorang yang bersedekah atau akan bersedekah
mendapat bisikan dari dalam diri atau dari orang lain agar tidak bersedekah
atau tidak terlalu banyak demi mengamankan harta yang akan menjadi
jaminan bagi diri dan keluarganya di masa depan. Buanglah jauh-jauh pikiran
dan perasaan semacam itu. Tafsir Ringkas Kemenag RI — Kementerian Agama
RI

Referensi: https://tafsirweb.com/1027-surat-al-baqarah-ayat-261.html

Anda mungkin juga menyukai