Struktur yang direncanakan ialah bangunan Rumah Kost dengan sistem struktur sebagai
berikut:
Sistem Struktur : Gedung 6 lantai (5 & atap) yang menggunakan struktur beton
bertulang konvensional.
Sistem Struktur Atap : Kuda – kuda baja ringan.
1. PEMBEBANAN
a. Beban Penampang
Beban mati pada penampang tidak diinput secara manual melainkan diinput otomatis
dengan fitur self weight multiplier pada ETABS v9.7.4.
b. BebanPelat
Peraturan pembebanan pelat mengunakan Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung ( SNI 1727:2013)
d. Beban Kuda-Kuda
Beban kuda-kuda diperhitungkan dengan rincian sebagai berikut:
Beban Mati
-Berat Atap = 50 kg/m2 x Jarak gording x Jarak kuda-kuda
= 50 kg/m2 x 1.2 m x 1,2 m = 72 kg
-Berat Gording = 2 kg/m x Jarak kuda-kuda
= 2 kg/m x 1,2 m = 2,4 kg
-Berat kuda-kuda = 2 kg/m x Panjang keseluruhan bagian kuda-kuda
= 2 kg/m x 28 m = 56 kg
P kuda-kuda = Berat kuda-kuda/ jumlah titik sambungan = 56 / 7 = 8 kg
-Berat sambungan = 20% P kuda-kuda = 20% x 8 kg = 2 kg
- Berat Plafond dan Penggantung = 20 kg/m2 (SNI 1727:2013) x Jarak sambungan
x Jarak kuda-kuda
= 20 kg/m2 x 1,36 m x 1,2 m = 32.64 kg
P1 = Berat Atap + 2(Berat Gording) + P kuda-kuda + Berat Sambungan
= 72 + 2(2,4) + 8 + 2 = 86,8 kg
P2 = Berat Atap + Berat Gording + P kuda-kuda + Berat Sambungan
= 72 + 2,4 + 8 + 2 = 84,4 kg
P3 = P kuda-kuda + Berat Sambungan + Berat Plafond dan Penggantung
= 8 + 2 + 32.64 = 42.64 kg
2,5m
6,8m
RA = RB = ½ (P1+3(P2)+4(P3)) = ½ (86,8+3(84,4)+4(42.64)) = 256 kg
Beban Hidup
Beban hidup pada kuda-kuda akbat air hujan dengan beban terbagi rata 20 kg/m2
P hujan = beban hujan x jarak gording x jarak kuda-kuda
= 20 kg/m2 x 1,2 m x 1,2 m = 28,8 kg
RA = RB = ½ (4P) = ½ (4 x 28,8) = 57.6 kg
2. PEMODELAN PADA ETABS V9.7.4
Gambar 2.2 Input Beban Rumah Kost di Canggu pada ETABS v9.7.4
3. HASIL ANALISIS STRUKTUR
Hasil analisis struktur yang ditunjukan berupa luas tulangan yang diperlukan untuk
masing-masing penampang
Gambar 3.1 Longitudinal Reinforcing Area Lt. 2 Rumah Kost di Canggu pada ETABS v9.7.4
Gambar 3.2 Longitudinal Reinforcing Area Lt. 3 Rumah Kost di Canggu pada ETABS v9.7.4
Gambar 3.3 Longitudinal Reinforcing Area Lt. 4 Rumah Kost di Canggu pada ETABS v9.7.4
Gambar 3.4 Longitudinal Reinforcing Area Lt. 5 Rumah Kost di Canggu pada ETABS v9.7.4
Gambar 3.5 Longitudinal Reinforcing Area Lt. Atap Rumah Kost di Canggu pada ETABS
v9.7.4
4. PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM
Balok
Balok analisis sesuai dengan input beban kombinasi gravitasi (beban hidup dan beban mati) dan kombinasi beban gempa
nominal yang dibantu program analisis struktur ETABS v.9.7.4 kemudian disesuaikan dengan Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013.
Data material: f’c = 18,675 Mpa (K-225)
fy tulangan polos = 2400 kg/cm2 = 240 MPa (simbol Ø)
fy tulangan ulir= 4000 kg/cm2 = 400 MPa (simbol D)
As
es
strain stress
Tabel 4.1. Kapasitas tulangan longitudinal balok
Tipe Stress Properties Penampang Tulangan Tarik Tulangan Tekan Compress Area Tegangan Leleh Rasio Tulangan Momen Nominal
Balok Point b h d d' n Dtul As tarik n Dtul As tekan c balance c fy fs ' r min r r' r max Mn f Mn
cm cm cm cm buah mm mm2 buah mm mm2 mm mm MPa MPa kg-m kg-m
TUMPUAN 25 50 44 5 8 16 1608 4 16 804 265 108 400 322 0.0035 0.0146 0.0073 0.0219 25,380 22,842
Balok B1
LAPANGAN 25 50 44 5 8 16 1608 4 16 804 265 108 400 322 0.0035 0.0146 0.0073 0.0219 25,380 22,842
25 x 50
TUMPUAN 25 50 44 5 8 16 1608 4 16 804 265 108 400 322 0.0035 0.0146 0.0073 0.0219 25,380 22,842
TUMPUAN 25 40 34 5 5 16 1005 3 16 603 205 77 400 211 0.0035 0.0118 0.0071 0.0198 12,215 10,993
Balok B2
25 x 40 LAPANGAN 25 40 34 5 5 16 1005 3 16 603 205 77 400 211 0.0035 0.0118 0.0071 0.0198 12,215 10,993
TUMPUAN 25 40 34 5 5 16 1005 3 16 603 205 77 400 211 0.0035 0.0118 0.0071 0.0198 12,215 10,993
TUMPUAN 25 35 29 5 4 16 804 2 16 402 175 71 400 175 0.0035 0.0110 0.0055 0.0184 8,288 7,459
Balok B3
25 x 35 LAPANGAN 25 35 29 5 4 16 804 2 16 402 175 71 400 175 0.0035 0.0110 0.0055 0.0184 8,288 7,459
TUMPUAN 25 35 29 5 4 16 804 2 16 402 175 71 400 175 0.0035 0.0110 0.0055 0.0184 8,288 7,459
TUMPUAN 15 35 29 5 2 13 265 2 13 265 176 50 400 -1 0.0035 0.0060 0.0060 0.0160 2,893 2,603
Balok BP
15 x 35 LAPANGAN 15 35 29 5 2 13 265 2 13 265 176 50 400 -1 0.0035 0.0060 0.0060 0.0160 2,893 2,603
TUMPUAN 15 35 29 5 2 13 265 2 13 265 176 50 400 -1 0.0035 0.0060 0.0060 0.0160 2,893 2,603
TUMPUAN 20 30 24 5 2 13 265 2 13 265 146 44 400 -76 0.0035 0.0055 0.0055 0.0150 2,448 2,204
Balok RB
20 x 30 LAPANGAN 20 30 24 5 2 13 265 2 13 265 146 44 400 -76 0.0035 0.0055 0.0055 0.0150 2,448 2,204
TUMPUAN 20 30 24 5 2 13 265 2 13 265 146 44 400 -76 0.0035 0.0055 0.0055 0.0150 2,448 2,204
Tabel 4.2. Kapasitas tulangan geser balok
Tipe Stress Properties Penampang Tulangan Geser Geser Kapasitas Geser Ultimate
Balok Point b h d n ftul s Vc Vs Vn fVn
cm cm cm mm mm kg kg kg kg
Berdasarkan analisis kapasitas balok semua balok memenuhi kapasitas geser dan
kapasitas momennya, namun untuk kapasitas balok sloof tidak dihitung karena cukup
menggunakan tulangan minimum. Untuk detail penampang balok ditampilkan pada
lampiran gambar detail pembesian.
Kolom
Kolom dianalisis gaya-gaya dalamnya menggunakan program ETABS versi 9.7.4
dengan beban kombinasi (mati + hidup + gempa). Seluruh kolom dianalisis
tulangannya dengan menggunakan program PCACOL input material beton dan
tulangan adalah sebagai berikut:
- Kuat tekan beton, f’c = 18,675 Mpa (K-225)
- Modulus elastisitas beton, Ec = 22294,06 Mpa
- Kuat tarik baja, fy = 400 Mpa
- Modulus elastisitas baja, Es = 200000 Mpa
- Regangan beton, = 0.003
- Faktor reduksi kekuatan material:
f aksial = 0.75
f lentur = 0.8
f geser = 0.65
Hasil analisa kolom K1 Lt.1 & Lt.2 ukuran 400 x 400 seperti ditunjukan pada gambar
dibawah ini:
Grafik Kapasitas
Kolom K1
Input beban
no. 2
Analisa kolom K2 dengan ukuran 300 x 300 (Lt.3 s/d Lt.5)
Output gaya – gaya dalam pada kolom K1 adalah sebagai berikut :
Hasil analisa kolom K2 Lt.3 s/d Lt.5 ukuran 300 x 300 seperti ditunjukan pada
gambar dibawah ini:
Grafik Kapasitas
Kolom K2
Input beban
no. 1
Seperti pada grafik dan output program terlihat penampang kolom K1 & K2 mampu
menahan gaya-gaya dalam dengan tulangan yang terpasang sesuai pada gambar. Dan
untuk detail penampang kolom ditampilkan pada lampiran gambar detail pembesian.
5. PERENCANAAN PELAT
Penulangan pada pelat lantai menggunakan gaya momen ultimate maksimum yang terjadi
pada tumpuan dan lapangan pelat, dihitung berdasarkan ‘metode amplop’. Ke-4 sisi pelat
terjepit penuh (ada balok induk).
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P
Nama Qu (kg/m2) ly (m) lx (m) type ly/lx x Mu (kgm) fc' fy d eff (mm) rho rho min As Tulangan Keterangan
46 Mu lx 619 90 0.0020 177 M 8 - 283 Typical
38 Mu ly 511 90 0.0016 146 M 8 - 344
S1 1098.4 4 3.5 2 1.2 18.7 500 0.0014
64 Mu tx 861 90 0.0028 250 M 8 - 200
56 Mu ty 754 90 0.0024 218 M 8 - 231
Beban Mati SDL 60 kg/m2 Kombinasi pembebanan adalah sebagai berikut
Beban Hidup LL 100 kg/m2 a. U = 1.2 DL + 1.6 LL = 578 kg/m2 (tekan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Qu (kg/m2) ly (m) lx (m) type ly/lx x Mu (kgm) fc' fy d eff (mm) rho rho min As Tulangan Keterangan
46 Mu lx 325 90 0.0010 126 M 8 - 360 Typical
38 Mu ly 269 90 0.0008 126 M 8 - 360
S2 577.6 4 3.5 2 1.2 18.7 500 0.0014
64 Mu tx 453 90 0.0014 129 M 8 - 360
56 Mu ty 396 90 0.0012 126 M 8 - 360
Pada Tabel 5.1 terlihat jumlah tulangan terpasang pada tipe pelat S1 & S2. Dan untuk memperjelas denah penulangan pelat ditampilkan pada
lampiran gambar denah struktur.