MENURUT
DISUSUN OLEH :
Suhartini : 1894042017
PENDIDIKAN EKONOMI B/ 02
FAKULTAS EKONOMI
2019
https://images.app.goo.gl/4qA1subMpK5HenCR7
Dalam catatan kaki untuk artikel yang melaporkan hasil studi pewarisan,
Tolman (1924) memuji rekannya, Warner Brown, dengan "dorongan asli yang
memulai masalah" (hal. 1). Bagaimana tepatnya hal ini terjadi tidak dicatat;
Namun, orang dapat berspekulasi bahwa masalah pemeliharaan-alam, yang sangat
hangat pada saat itu, adalah subjek dari lebih dari satu diskusi yang hidup, ketika
fakultas psikologi dan mahasiswa bertemu setiap sore untuk minum teh.
Siswa dari waktu itu dengan penuh kasih mengingat suasana yang sangat
positif di departemen dan pertukaran bebas dan keterbukaan untuk semua ide,
tidak peduli seberapa berbeda, yang menang. Warner Brown, yang memperoleh
gelar PhD (bersama Robert Woodworth) di Columbia selama periode ketika minat
terhadap perbedaan individu kuat di antara kelompok James McKeen Cattell,
telah kembali ke Berkeley untuk menyelesaikan pekerjaan besar pada perbedaan
individu dalam sugestibilitas (Brown, 1916). Secara umum, pada saat itu,
perhatian terhadap perbedaan individu dalam perilaku tumbuh pentingnya bagi
psikolog, dan perbedaan individu dalam perilaku hewan tidak boleh diabaikan.
Tolman, yang berada di Harvard ketika Ada Yerkes melaksanakan studinya
tentang genetika pembelajaran labirin, mungkin telah mengingat kembali
pekerjaan ini dalam mengambil langkah berikutnya — mencoba menentukan
apakah perbedaan individu dalam kemampuan pembelajaran labirin dapat
ditingkatkan dengan selektif. berkembang biak, dan kemudian berusaha
menemukan dasar genetik dari kemampuan ini
PERILAKU MOLAR
Perilaku molar merupakan perilaku yang purposive/memiliki tujuan yaitu
dengan selalu diarahkan untuk suatu tujuan. Tolman tidak berpendapat bahwa
perilaku molar ini dapat di bagi-bagi untuk menjadi unit-unit dengan tujuan
studi;dia menganggap bahwa seluruh perilaku moral itu memiliki makna tersendiri
yang akan hilang jika diteliti dengan sudut pandang yang elementistik. Jadi
menurut tolman perilaku molar ini merupakan sebuah gestalt yang berbeda dari
serpihan yang menyusun perilaku itu dengan kata lain teori tidak hanya
menjelaskan pengetahuan dan pemahaman yang kita buat secara otomatis tanpa
berfikir dan kemahiran yang bisa kita lakukan. Menurut kami bukan menurut
Watson ‘’perilaku tindakan’’, meskipun jelas dalam kores pondensi satu-satu
dengan fakta molecular dari fisik dan fisiologi, memiliki property sendiri tertentu
sebagai keseluruhan ‘’molar.’’ Dan perhatian utama kami sebagai psikolog adalah
pada property molar dan perilaku perilaku tindakan tersebut. Property molar dari
perilaku perilaku tindakan ini, dalam pengetahuan kita saat ini, yaitu sebelum
melakukan banyak korelasi empiris antara perilaku dan aspek fisiologisnya, tidak
akan dapat di ketahui hanya dari pengetahuan tentang fakta molekular dari fisik
fisiologi. Sebab, sebagaimana properti dari segelas air tidak bisa dilihat
berdasarkan properti dari molekul molekul air, demikian pula dengan property ‘’
perilaku tindakan ‘’ tidak dapat dideduksi dari penjumlahan potongan otot, dari
gerakan lewat gerakan. Perilaku ini harus kita pelajari langsung.
Bentuk perilaku tolman 1932 sebagai molar yaitu misalnya ; seekor tikus
yang berlari disamping siur jalan,dan seekor kucing yang keluar dari puzzle box,
teman-teman yang bercerita tentang perasaan dan pikiran mereka.yang harus
diperhatikan bahwa kita menyebutnya dengan hal yang melibatkan otot, kelenjar,
dan kegelisahan sensory dan motor never. Dan untuk respon-respon diatas itu
bagaimanapun juga kita cukup mengidentifikasikannya dengan sifat-sifat mereka
sendiri.
Behaviorisme Purposif
Karakter tindakan yang akan terus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang
dapat kita lihat secara langsung yang kita definisikan ini sebagai purposive.
Penggunaan Tikus
Tulisan tolman sering membuat nada humor dan jenaka, yang contohnya
itu seperti dalam pendapatnya tentang penggunaan tikus sebagai subjek
percobaan;Perlu kalian tulis bahwa tikus tinggal dalam sangkar, tidak keluyuran
malam sebelum seseorang merencanakan suatu percobaan, mereka tidak saling
membunuh,mereka pun tidak menggunakan mesin penghancur, dan seandainya
saja mereka bisa menciptakannya mungkin mereka tidak akan layak untuk
mengontrol mesin tersebut,merekan tidak memiliki konflik kelas pun dan konflik
ras,mereka menghindari politik, ekonomi, paper psikologi, mereka hebat dan
menyenangkan. Namun ditempat lain tolman mengatakan bahwa dia percaya
bahwa segala sesuatu yang enting itu psikologi. Yaitu segala sesuatu kecuali soal-
soal yang melibatkan masyarakat dan kata-kata kita dapat teliti dengan analisis
percobaan dan teoretis secara terus-menerus terhadap perilaku tikus dalam
percobaan pemilihan arah dijalur teka teki, jadi kami setuju dengan professor hull
dan juga dengan professor thondrike.
Dan dimana Menurut tolman, belajar terjadi melalui observasi dan bebas
dari penguatan. maka Apa yang dipelajari hewan adalah mengharapkan penguatan
jika respons tertentu itu diberikan atau karena ekspektasi inilah yang
dikonfirmasikan selama fase akuisisi eksperimen belajar. Teori tolman ini
memprediksikan hewan telah mempelajari ekspektasi S-S misalnya respons
tertentu akan mendatangkan makanan dan diberi kesempatan untuk mendatangkan
makanan.
Jadi dalam Belajar Laten ini merupakan proses pembelajaran yang reward
atau hasil dan capaian dari usaha belajar tersebut tidak di dapat secara langsung,
sehingga tanpa sadar kita hanya mengumpul - ngumpulkan bekal pembelajaran
untuk masa yang akan datang.
Peningkatan korelasi dalam kasus ganjil vs genap tidak terlalu besar dalam
kasus total (82). Kami menyimpulkan, oleh karena itu, bahwa metode ini tidak
memiliki keuntungan besar untuk merekomendasikannya untuk pekerjaan di masa
depan. Metode ketiga kami mencoba untuk mendapatkan konsistensi yang lebih
tinggi tergantung bukan pada menghilangkan skor tikus, tetapi pada mencoba
untuk memperbaiki variasi kelebihan yang tidak berarti dalam skor itu. Ketika
seekor tikus membuat sejumlah besar kesalahan yang luar biasa dalam setiap
percobaan yang diberikan (mungkin karena kegembiraan) atau sejumlah kecil
yang luar biasa (karena mungkin karena beberapa peluang beruntung) bagi kita
ekstrem seperti itu tampaknya tidak menjadi ukuran sejati dari kemampuannya
yang sebenarnya. Namun, alih-alih membuangnya sama sekali, kami memutuskan
untuk mencoba metode penilaian yang akan mengurangi nilai ekstrem dalam
metode penilaian yang bisa ia terapkan tanpa kesalahan semua tikus. Metode ini
terdiri dalam penilaian hanya dalam hal lebih besar dari, kurang dari, atau sama
dengan rata-rata untuk setiap percobaan yang diberikan. Dengan kata lain,
pewarnaan kemampuan pembelajaran maze dalam tingkat 9
skornya untuk kesalahan dalam percobaan apa pun hanya 1, 2, atau 3 menurut saat
ia membuat kurang dari, sama dengan, atau lebih dari jumlah rata-rata kesalahan
untuk percobaan itu. Hasil untuk 41 laki-laki dan untuk semua 82, percobaan 3, 5,
7, 9, vs 4, 6, 8, 10, ditunjukkan pada tabel 6. Angka-angka ini adalah yang
terbesar dari yang belum kami peroleh. Menerapkan formula3 untuk menentukan
kemungkinan korelasi berdasarkan skor yang diperoleh dari pembelajaran maze
keseluruhan (semua 8 run) terhadap pembelajaran maze keseluruhan lainnya, kita
akan memiliki kemungkinan korelasi dari skor yang terkoreksi untuk semua 8 run
yang dikombinasikan r = 0,699 untuk 41 pria, dan r = 0,675 untuk 82 pria plus
wanita. Keandalan ini cukup tinggi untuk hampir memuaskan. Namun, ada satu
kesulitan praktis dalam penerapan metode ini pada data kami sebagaimana yang
sebenarnya diperoleh.
Metode ini akan baik-baik saja, jika data telah diperoleh sehingga siap
untuk bekerja hal koefisien korelasi. Karena, dalam kasus seperti itu, orang tua
bisa diberi nilai dalam hal kemampuan mereka dan anak-anak dalam hal
kemampuan mereka. Tetapi dalam contoh ini, percobaan dilakukan sedemikian
rupa sehingga hasil utama tidak ditemukan dalam hal korelasi tetapi dalam hal
perbandingan rata-rata kelompok (yaitu, antara "brights" di satu sisi dan "dulls" di
sisi lain). ). Karena itu, tidak ada rata-rata umum dalam hal lebih besar dari,
kurang dari dan sama dengan yang masuk akal untuk menilai kelompok-kelompok
yang kontras ini.
Karena itu, sebagai prosedur final, kami memutuskan untuk memesan skor
terkoreksi ini sebagai metode yang memungkinkan — untuk masa depan, dan
untuk saat ini hanya menggunakan skor kasar yang tidak berbobot.
pembelajaran ruang ini ini memecahkan problem yang jauh lebih cepat
dibanding pembelajar respons. Jadi tampak lebih natural bagi hewan untuk belajar
diruang ketimbang belajar di respons spesifik,dan hasil ini dipakai dalam
mendukung teori tolman.
7. Ekspektasi Penguatan
Ketika kita belajar, kita mengetahui tempat sesuatu.tidak asing lagi bagi
tolman dan behavioris. Dalam situasi problem-solving, kita belajar untuk
memperoleh cara yang paling paktis. tentang istilah memahami dalam ini kita
dapat memecahkan masalah, kita belajar dimana letak tujuannya, dan kita sampai
kesana dengan mengikuti rute paling pendek. Dan kita juga belajar
memperkirakan bahwa jika ia pergi ke suatu tempat, dia akan menemukan
penguat tertentu.
Akan tetapi perlu kalian catat bahwa kelompok yang dilatih untuk
mendapatkan biji-bijian sebelum dilakukan pergeseran.penganut hullian ini akan
mengatakan bahwa bubur memiliki nilai insentif (K) yang lebihbesar ketimbang
biji-bijian,maka dari potensi reaksinya akan lebih besar.setelah pergeseran ke biji-
bijian maka K akan turun, tetapi penjelasan hullian ini hanya dapat menerangkan
sebagian dari hasil, karena kelompok yang dipindahkan kebiji bunga matahari
tersebut berforma lebih buruk ketimbang kelompok secara konsisten yang dilatih
pada biji bunga matahari, bahkan jika nilai insentif ini diperbaiki masih tampak
akan ada gangguan performa.
Pembaca pasti ingat situasi dimana ada diskrepansi anatar apa yang di
harapkan dengan apa yang kita alami. Contohnya itu kawan baik atau kerabat
dekat yang bertindak tak seperti biasanya mendapatkan kenaikan gaji lebih besar
atau lebih kecil ketimbang yang anda harapkan. Dalam setiap kasus yang anda
tidak harapkan tidak terjadi, dan jika seseorang punya ekspektasi
penting,kegagalannya akan membuatnya menjadi pengalaman yang traumatic.leon
festinger 1975 menyusun teori personalitas seputar gagasan ini, menurut festinger,
ketika keyakinan seseorang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya maka orang
itu akan mengalami keadaan psikologis yang disebut dengan cognitive dissonance
dimana dissonance kognitif ini merupakan keadaan dorongan seseorang yang
lapar ingin mereduksi dorongan negative dan orang yang mengalaminya akan
berusaha mencari cara agar seseorang yang lapar ingin mereduksi dorongan rasa
laparnya.
Variabel Lingkungan
S = Tipe dan mode stimuli yang disediakan. Simbol ini merujuk pada
kemenonjolan sinyal atau petunjuk yang tersedia bagi hewan dalam situasi
belajar.
P = Pola sebelum dan sesudah unit jalur teka teki; pola tindakan yang
perlu dilakukan untuk memecahkan teka-teki seperti yang ditetapkan oleh
eksperimenter.
hanya mengenai belajar di jalur T, tetapi juga akan belajar jalur teka teki yang
lebih rumit.
Variabel Intervening
Dalam Variabel Intervening ini sebuah unsur yang diciptakan oleh teoretisi
untuk membantu menjelaskan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Kinerja pada tugas belajar akan bervariasi sesuai dengan lamanya
deprivasi makanan maka itu adalah hubungan empiris. Akan Tetapi jika orang
mengatakan bahwa lapar bervariasi sesuai dengan lamanya deprivasi dan
karenanya mempengaruhi belajar, konsep lapar dipakai sebagai variabel
intervening. Seperti yang dikatakan Tolman, konsep semacam ini dipakai untuk
mengisi kekosongan dalam program riset.
1. Cathexes
Mengacu pada kecenderungan belajar untuk berhubungan dengan
objek tertentu dengan keadaan dorongan tertentu. Misalnya, ada makanan
tertentu untuk memuaskan dorongan lapar dari seseorang yang tinggal
disuatu negara.
Orang yang tinggal di daerah dimana biasanya makan ikan itu
sudah menjadi kebiasaan cenderung akan mencari ikan untuk
menghilangkan laparnya. Orang-orang ini mungkin tidak menyukai daging
sapi atau spageti karena menurut mereka, makanan itu tidak diasosiasikan
dengan pemuasan dorongan rasa lapar. Contoh lain mahasiswa matematika
cenderung untuk mempelajari tentang rumus-rumus matematika walaupun
ada potensi untuk mempelajari ilmu lain selain matematika. Karena stimuli
tertentu itu dihubungkan dengan kepuasan tertentu, sehingga stimuli-
stimuli itu akan cenderung untuk dicari-cari ketika keadaan itu terulang.
Ketika organisme telah belajar menghindari objek tertentu dalam keadaan
dorongan tertentu,maka kita bisa katakana bahwa telah terjadi kateksis
negative.
Keyakinan Ekuivalensi
Ketika sub tujuan memiliki efek yang sama dengan tujuan itu
sendiri, maka sub tujuan itu dikatakan merupakan keyakinan ekuivalensi.
Seperti Hal seperti ini hampir sesuai dengan yang disebut oleh para ahli
teori S-R sebagai penguatan sekunder reinforcement, Tolman (1994)
menganggap bahwa jenis belajar ini termasuk dalam tipe dorongan sosial
dari pada dorongan fisiologis. Misalnya, seorang atlet olahraga yang
belajar pada fakultas ataupun akademi olahraga, maka dengan jelas dapat
ditunjukkan dengan minat, kebutuhan dan menerima pembelajaran tanpa
harus menanyakan tentang kualitas nilai belajar dan juga tanpa
menanyakan tentang rasa suka. Sekali lagi disini ada sedikit perbedaan
antara tolman dan teoretisi S-R, kecuali dengan fakta bahwa tolman
berbicara ‘’tentang reduksi suka’’ sebagai penguatan, dan teoretisi S-R
akan memilih menggunakan reduksi dorongan seperti rasa suka atau tidak.
Ekspektasi Medan
Jenis belajar seperti ini kurang diminati oleh Tolman. Ini adalah
sebuah strategi, cara pendekatan untuk situasi problem-solving. Hal ini
merupakan sebuah tendensi untuk menyusun perceptual field dalam
bentuk tertentu. Tolman curiga bahwa kecenderungan ini adalah bawaan,
akan tetapi bisa dimodifikasi dengan pengalaman. Sesungguhnya hal yang
paling utama pada strategi yang bekerja dalam pemecahan masalah ini
adalah akan dicoba pada situasi yang sama pada masa yang akan datang.
Deskriminasi Dorongan
Pola Motor
Tolman tunjukkan bahwa teorinya sebagian besar itu terkait
dengan ide usaha bukan terkait dengan ide yang berhubungan dengan
perilaku. Belajar motor pattern (pola motor) adalah usaha untuk
memecahkan kesulitan dan masalah. Tolman menerima pendapat Guthrie
tentang bagaimana respon bisa menjadi hubungan dengan stimuli.Tolman
benar benar elektik di antara enam jenis belajar ini ada kesepakatan hampir
dengan semua teori belajar lainnya. Pengombinasian ide-ide Hull,teori
gestalt,dan Guthrie dalam satu sistem akan membingungkan orang yang
berpikiran sempit.
Kritik
Pernyataan Diskusi
Konsep-Konsep Penting
1. Cathexis
2. Cognitive dissonance
3. Cognitive map
4. Confirmation of an expectancy
5. Demand
6. Drive discriminations
7. Emphasizer
8. Latent learning
9. Maintenance schedule
10. Means-end readiness
11. Molar behavior
12. Motor patterns
13. Place larning
14. Principle of least effort
15. Equivalence belief
16. Expectancy
17. Field expectancies
18. Hypotheses
19. Laten extinction
20. Purposive behaviorisme
21. Reinforcement expectancy
22. Response learning
23. Vicarious trial and error
Kesimpulan
Harfinah.2010.diaksesdarihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LU
AR_BIASA/195701311986031-NIA_SUTISNA/MAKALAH_podx.pdf.
Pada 15 november 2019.