Anda di halaman 1dari 35

ARTIKEL TEORI PEMBELAJARAN

MENURUT

Edward Chace Tolman

DISUSUN OLEH :

Suhartini : 1894042017

PENDIDIKAN EKONOMI B/ 02

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
https://images.app.goo.gl/4qA1subMpK5HenCR7

Edward chace tolman atau biasa di panggil tolman (1886-1959) Lahir


diNetwon, Massachusetts, Tolman meraih gelar B.S.dari Massachusetts institute
of technology di bidang elektrokimia pada tahun 1911.dan gelar M.A.(1912)
Ph.D.(1915) diperoleh di Harvard university untuk bidang psikologi. tolman
mengajar di Northwestern university dari 1915-1918,Tolman, Tolman adalah
seorang pasifis yang mengaku menentang perang dan menentang masuknya
Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II (Hergenhahn & Olson, 1997). Oliver
menganut pandangan rasis dan sayap kanan yang ekstrem, telah didekorasi oleh
Mussolini, dan merupakan anggota pendiri masyarakat John Birch (Rahn, 1999).
Orang-orang di universitas yang mempekerjakan kedua orang ini berusaha untuk
mengusir mereka dari komunitas cendekiawan, bukan karena mereka adalah guru
yang buruk atau karena mereka melakukan penelitian dengan kualitas yang buruk.
Mereka dikucilkan karena pandangan mereka bertentangan dengan apa yang
dianggap "benar secara politis" pada saat itu. Menyusul masuknya Amerika ke
dalam Perang Dunia II, Tolman dipecat karena tidak menandatangani sumpah
kesetiaan, karena ia berpendapat bahwa hal itu akan merusak kebebasan
akademiknya (Hergenhahn & Olson, 1997).

Dia akhirnya dipulihkan, setelah histeria awal seputar masuknya AS ke


dalam Perang Dunia II mereda. Pada pertengahan 1960-an, karena publisitas
Oliver yang semakin meningkat tentang pandangan politiknya dan ide-ide rasis
yang menghasut, ada panggilan di Universitas Illinois untuk pemecatannya.

Setelah mempertimbangkan pandangan ekstrim Oliver, catatannya sebagai


cendekiawan dan guru yang sangat baik, dan prinsip kebebasan akademik, Dewan
Pengawas memilih 8-1 untuk tidak melanjutkan pemecatan (Rahn, 1999).
Rahn juga mencatat bahwa Editor surat kabar mahasiswa di Universitas
Illinois, Roger Ebert (yang kemudian menjadi kritikus film terkenal yang muncul
di televisi), menulis bahwa hanya masyarakat yang kuat yang dapat memberi
kebebasan kepada Oliver seperti itu. Dapat diperdebatkan lebih lanjut bahwa
pandangan politik kedua cendekiawan ini tidak ada hubungannya dengan
kompetensi mereka sebagai cendekiawan dan sebagai pendidik, terutama karena
tidak ada bukti yang mendukung mereka.
profesor ini akhirnya diterima kembali setelah memenangkan kasusnya di
pengadilan.Tahun-tahun awal di universitas California (1918-1923) pada tahun
1918, Tolman menerima posisi sebagai pengajar di universitas California dan tiba
di Berkley pada bulan september tahun ini.setalah mendapatkan gelar doctor di
Harvard di bawah pengawasan hugo miinsterberg dalam studi ingatan manusia
(1915),tolman melanjutkan penelitian di universitas
Northwestern.Kepimdahannya ke California lebih dari sekedar pindah disisi lain
Negara itu menghasilkan perubahan besar dalam penekanan penelitian tolman,dari
psikologi manusia ke hewan.Tolman pun setuju untuk mengajar mata kuliah
psikologi hewan ketika dia menerima posisi Berkeley,tetapi keadaan menunda
usaha ini.karena perang,kursus itu tidak ditawarkan seperti yang dijadwalkan pada
musim gugur 1918.Tolman malah mengajar rekrutan tentara.faktanya,baru pada
musim panas berikutnya tolman memperoleh hewan pertamanya enam tkus
putihdiperoleh dari dan ditempatkan di departemen anatomi.Tolman dua siswa
dalam kursus perilaku hewan yang mengerjakan proyek, dan penelitiannya sendiri
sedang berjalan (Tolman, Oktober 1919b). Pada 17 November 1919, permohonan
Tolman untuk pendanaan ke Dewan Penelitian di University of California
disetujui, dan ia menerima hibah sebesar $ 105 "Untuk studi warisan kemampuan
tidak biasa dalam belajar seperti yang diperlihatkan oleh mamalia rendah." Ini
adalah jumlah yang relatif besar untuk saat itu; misalnya, gaji Tolman tahun
pertamanya di Berkeley hanya $1.500.

Dalam catatan kaki untuk artikel yang melaporkan hasil studi pewarisan,
Tolman (1924) memuji rekannya, Warner Brown, dengan "dorongan asli yang
memulai masalah" (hal. 1). Bagaimana tepatnya hal ini terjadi tidak dicatat;
Namun, orang dapat berspekulasi bahwa masalah pemeliharaan-alam, yang sangat
hangat pada saat itu, adalah subjek dari lebih dari satu diskusi yang hidup, ketika
fakultas psikologi dan mahasiswa bertemu setiap sore untuk minum teh.

Siswa dari waktu itu dengan penuh kasih mengingat suasana yang sangat
positif di departemen dan pertukaran bebas dan keterbukaan untuk semua ide,
tidak peduli seberapa berbeda, yang menang. Warner Brown, yang memperoleh
gelar PhD (bersama Robert Woodworth) di Columbia selama periode ketika minat
terhadap perbedaan individu kuat di antara kelompok James McKeen Cattell,
telah kembali ke Berkeley untuk menyelesaikan pekerjaan besar pada perbedaan
individu dalam sugestibilitas (Brown, 1916). Secara umum, pada saat itu,
perhatian terhadap perbedaan individu dalam perilaku tumbuh pentingnya bagi
psikolog, dan perbedaan individu dalam perilaku hewan tidak boleh diabaikan.
Tolman, yang berada di Harvard ketika Ada Yerkes melaksanakan studinya
tentang genetika pembelajaran labirin, mungkin telah mengingat kembali
pekerjaan ini dalam mengambil langkah berikutnya — mencoba menentukan
apakah perbedaan individu dalam kemampuan pembelajaran labirin dapat
ditingkatkan dengan selektif. berkembang biak, dan kemudian berusaha
menemukan dasar genetik dari kemampuan ini

Tolman dibesarkan diQuaker family,sikap pasifismennya menjadi tema


dalam karirnya.dia menulis drives toward war,pada tahun 1942 dimana tolman
menunjukkan perubahan dalam sistem politik,pendidikan dan ekonomi yang dia
peroleh akan meningkatkan tercapainya dunia yang damai.tolman mengemukakan
alasannya menulis buku dalam kata pengantarnya’’sebagai warga amerika,
professor universitas, dan orang yang dibesarkan dalam tradisi pacifism, yang
sangat menantang perang.dia menulis esai dalam rangka referensi itu. Ia
terdorong untuk mendiskusikan psikologi perang dan kemungkinan penghapusan
perang karena saya ingin menghilangkannya.pada teori gestalt tolman tidak
mengabaikan behaviorisme.seperti kaum behavioris,dia meremehkan pendekatan
introspektif,dan menganggap psikologi itu harus benar-benar objektif.ketidak
sepakatannya dengan behavioris ialah pada soal unit yang mesti diteliti. karena
menurut tolman behavioris yang seperti Pavlov, hull, Guthrie, Watson dan skinner
itu mempresentasikan psikologi’’twitchsim’’karena itu sangat kecil untuk
dijadkan segmen-segmen seperti reflex untuk dianalisis lebih mendalam.tolman
menggap bahwa sifat elementistik ini kaum behavioris yang mengabaikan hal-hal
pokok dan lebih memerhatikan hal-hal yang tidak pokok. Dia percaya bahwa
untuk lebih bersikap objektif itu saat mempelajari perilaku molar atau perilaku
yang besar, dan utuh juga bermakna. Berbeda dengan behavioris tolman
mempelajari moral itu dengan sistematis. Dapat kita katan bahwa tolman secara
metodologis ialah behavioris namun secara yang metafisika tolman adalah teoritis
kognitif. Dan dengan kata lainnya itu adalah dengan dia mempelajari perilaku
untuk menemukan proses kognitif.

PERILAKU MOLAR
Perilaku molar merupakan perilaku yang purposive/memiliki tujuan yaitu
dengan selalu diarahkan untuk suatu tujuan. Tolman tidak berpendapat bahwa
perilaku molar ini dapat di bagi-bagi untuk menjadi unit-unit dengan tujuan
studi;dia menganggap bahwa seluruh perilaku moral itu memiliki makna tersendiri
yang akan hilang jika diteliti dengan sudut pandang yang elementistik. Jadi
menurut tolman perilaku molar ini merupakan sebuah gestalt yang berbeda dari
serpihan yang menyusun perilaku itu dengan kata lain teori tidak hanya
menjelaskan pengetahuan dan pemahaman yang kita buat secara otomatis tanpa
berfikir dan kemahiran yang bisa kita lakukan. Menurut kami bukan menurut
Watson ‘’perilaku tindakan’’, meskipun jelas dalam kores pondensi satu-satu
dengan fakta molecular dari fisik dan fisiologi, memiliki property sendiri tertentu
sebagai keseluruhan ‘’molar.’’ Dan perhatian utama kami sebagai psikolog adalah
pada property molar dan perilaku perilaku tindakan tersebut. Property molar dari
perilaku perilaku tindakan ini, dalam pengetahuan kita saat ini, yaitu sebelum
melakukan banyak korelasi empiris antara perilaku dan aspek fisiologisnya, tidak
akan dapat di ketahui hanya dari pengetahuan tentang fakta molekular dari fisik
fisiologi. Sebab, sebagaimana properti dari segelas air tidak bisa dilihat
berdasarkan properti dari molekul molekul air, demikian pula dengan property ‘’
perilaku tindakan ‘’ tidak dapat dideduksi dari penjumlahan potongan otot, dari
gerakan lewat gerakan. Perilaku ini harus kita pelajari langsung.

Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu


adanya perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap
lingkungan belajar, baik yang internal maupun eksternal.

Bentuk perilaku tolman 1932 sebagai molar yaitu misalnya ; seekor tikus
yang berlari disamping siur jalan,dan seekor kucing yang keluar dari puzzle box,
teman-teman yang bercerita tentang perasaan dan pikiran mereka.yang harus
diperhatikan bahwa kita menyebutnya dengan hal yang melibatkan otot, kelenjar,
dan kegelisahan sensory dan motor never. Dan untuk respon-respon diatas itu
bagaimanapun juga kita cukup mengidentifikasikannya dengan sifat-sifat mereka
sendiri.

Behaviorisme Purposif

Tujuan Tolman 1920 menggunakan ide naluri untuk menunjukkan


bagaimana psikologi purposive dapat objektif. Ia mempresentasikan dua tingkat
teori insting yang melibatkan ‘’ menentukan penyesuaian dan tindakan bawahan.
Tindakan bawahan ini mencakup semua hal yang kita lakukan, bukan sebagai
reflex yang terpisah dan independen misalnya, tanggapan tanpa syarat, akan tetapi
sebagai bagian dari kelompok kegiatan yang lebih besar. Penyesuan ini mengatur
kesiapan tindakan bawahan. Bergantung pada penyesuaian penentuan yang
berlaku, serangkaian respon acak, meskipun terbatas, tindakan bawahan
merupakan dengan demikian, stimulus tertentu menghasilkan penyesuaian
penentuan, yang kemudian merilis serangkaian tanggapan yang relative acak akan
berlanjut sampai stimulus itu dihapus karakteristik ‘’kegigihan sampai
karakteristik perilaku bertujuan.

Behaviorisme Purposif ini menjelaskan perilaku yang diarahkan untuk


mendapatkan tujuan/purposive behaviorisme. perlu ditekankan bahwa tolman ini
menggunakan istilah purposive ini dengan deskripsi saja.tolman mencatat
misalnya perilaku pencarian ini dilakukan seekor tikus dalam jalur teka-teki tapi
terus dilakukan sampai makanan ini ditemukan;otomatis perilakunya tampak
seolah olah saja memiliki tujuan purposive.istilah purposive ini menurut tolman
digunakan agar mendiskripsikan perilaku,sebagaimana kata
lambat,cepat,benar,dan belok kanan ini di pakai untuk menjelaskan
perilaku.namun ada kemiripan antara Guthrie dan tolman pada poin ini.menurut
Guthrie perilaku ini akan bertahan selama stimuli di munculkan dengan
kebutuhan.dan menurut tolman sendiri perilaku tampak seolah-olah ini memiliki
tujuan yang selama organisme mencari sesuatu didalam lingkungan.dalam kedua
kasus ini perilaku ini memiliki tujuan.Tolman 1932 mengatakan perlu ditekankan
bahwa tujuan dan kognisi ini dalam perilaku yaitu sepenuhnya objektif dalam
definisinya.pendefinisian mereka oleh karakter dan hubungan yang kita amati
dalam perilaku kita, sebagai pengamat melihat perilaku tikus dan kucing ataupun
orang dan mencatat ciri-ciri perilaku mereka ini dan mencari sesuatu bahkan
menggunakan sesuatu dalam memilih pola tertentu.kita sebagai pengamat netral
merupakan pihak yang mencatat karakter objektif dalam perilaku dan kita
memilih istilah purpose dan cognition ini untuk sebagai istilah generic untuk
karakter-karakter itu.

Karakter tindakan yang akan terus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang
dapat kita lihat secara langsung yang kita definisikan ini sebagai purposive.

pemilihan rute,atau cara,agar mendapatkan (menjauhi)suatu tujuan yang dapat kita


amati secara langsung.dalam ini kita dapat memiliki pengetahun yang objektif atas
kognisi hewan.

Walaupun tolman sendiri menggunakan istilah itu dalam teorinya secara


lebih bebas ketimbang behavioris akan tetapi dia tetaplah seorang behavioris dan
juga objektif.seperti yang akan kita lihat nanti,bahwa tolman mengembangkan
teori belajar kognitif,akan tetapi dalam analisis final,dia membahas apa yang
selalu di kaji behavioris-stimuli dan respons penentu perilaku dari respon dalam
hal-hal yang akan kita teliti.

Penggunaan Tikus

Sebagian orang mungkin berpikir aneh bahwa ketika seorang teoretisi


kognitif menggunakan tikus sebagai percobaan,tapi pada awalnya, hanyalah
masalah yang sangat sederhana dari usaha pemuliaan selektif untuk membangun
dua strairis independen tikus — satu "cerah" 2 dan yang lain "kusam." 2 Delapan
puluh dua tikus putih (41 jantan dan 41 betina) ) ditambah sejumlah tertentu yang
karena satu dan lain hal harus dibuang, diperoleh dari stok departemen anatomi
universitas ini, merupakan generasi awal atau P. Kelompok awal ini memiliki
darah liar di dalamnya karena satu jantan kelabu liar yang telah dikawinkan ke
dalam stok anatomi sekitar enam tahun sebelum awal percobaan ini. Dan di antara
kerabat dekat hewan yang dipilih untuk percobaan ini adalah banyak individu abu-
abu, hitam, berkerudung hitam dan berkerudung abu-abu. Namun, hewan yang
dipilih untuk percobaan ini semuanya putih. Usia 82 hewan awal ini, meskipun
tidak diketahui pasti, rata-rata sekitar sembilan puluh hari. Hewan-hewan diterima
dalam jumlah kecil masing-masing sekitar 20 masing-masing dan diuji seperti
yang diterima dalam labirin yang terbuat dari kayu merah 7 inch inci yang tidak
dicat, ditutupi dengan kawat ayam, dengan bentuk dan dimensi yang ditunjukkan
pada gambar 1. Dalam semua pengujian, keduanya 82 tikus awal dan
keturunannya, metode umum prosedurnya sama dan sebagai berikut: Pemberian
makan. Hewan-hewan diberi makan awal setidaknya lima hari di kotak makanan.
Namun, dalam beberapa kasus, pemberian makanan pendahuluan ini berlangsung
lebih lama. Makanan yang digunakan adalah roti dan susu dengan campuran
kadang-kadang biji bunga matahari. Durasi pemberian makan adalah sekitar dua
belas menit dan berlangsung di kotak makanan. Kedua labirin. Ketika ada batch
yang dijalankan, jantan dijalankan di satu labirin dan betina di yang lain; kedua
labirin itu memiliki bentuk dan konstruksi yang sama dan ditempatkan dengan
cara yang sama sehubungan dengan cahaya, yang merupakan buatan.

Dalam kelompok berturut-turut laki-laki dan perempuan dipertukarkan


sehubungan dengan dua labirin. tolman tampaknya menyukai tikus. Tolman
menggunakan tikus ini dalam eksperimen psikologi university of California, dan
tolamn pun mempersembahkan bukunya yang terbit pada 1932 untuk tikus
putihnya. Seperti banyak pelaritikus,kesan pertamanya tidak sepenuhnya positif
‘’aku mulai dengan tikus-tikusku. saat ini aku hanya bermain-main dengan
mereka setiap hari. Aku punya enam permulaan.aku tidak suka mereka. Mereka
membuatku merasa menyeramkan (tolman,juli 1919). Namun, perasaannya tidak
menghalangi dia; iya membangun kandang pada bulan oktober memiliki 50 tikus,
dua siswa dalam kursus perilaku hewan yang mengerjakanproyek,dan
penelitiannya sendiri sedang berjalan (tolman oktober 1919b). Pada 17 november
1919, permohonan tolman untuk pendanaan ke dewan penelitian di universitas of
California di setujui,dan ia menerima hibah sebesar $ 105 ‘’untuk studi warisan
kemampuan tidak biasa dalam belajar seperti yang di perlihatkan oleh mamalia
rendah.faktor penyebab behaviorisme untuk meneliti hewan ini karena hewan
merupakan pekerjaan yang lebih simple dan lingkungan mereka lebih mudah di
control.

Tulisan tolman sering membuat nada humor dan jenaka, yang contohnya
itu seperti dalam pendapatnya tentang penggunaan tikus sebagai subjek
percobaan;Perlu kalian tulis bahwa tikus tinggal dalam sangkar, tidak keluyuran
malam sebelum seseorang merencanakan suatu percobaan, mereka tidak saling
membunuh,mereka pun tidak menggunakan mesin penghancur, dan seandainya
saja mereka bisa menciptakannya mungkin mereka tidak akan layak untuk
mengontrol mesin tersebut,merekan tidak memiliki konflik kelas pun dan konflik
ras,mereka menghindari politik, ekonomi, paper psikologi, mereka hebat dan
menyenangkan. Namun ditempat lain tolman mengatakan bahwa dia percaya
bahwa segala sesuatu yang enting itu psikologi. Yaitu segala sesuatu kecuali soal-
soal yang melibatkan masyarakat dan kata-kata kita dapat teliti dengan analisis
percobaan dan teoretis secara terus-menerus terhadap perilaku tikus dalam
percobaan pemilihan arah dijalur teka teki, jadi kami setuju dengan professor hull
dan juga dengan professor thondrike.

Konsep Teoretis Utama

Dalam teori ini tolman sendiri memperkenalkan penggunaan variabel


intervening / penyela atau perantara kedalam riset psikologi dan hull meminjam
gagasan itu darinya sehingga mereka sama-sama menggunakan variabel
intervening akan tetapi hull mengembangkan teori secara luas dan komprehensif
di banding tolman, dan memperkenalkan behaviourism behaviorismenya di awal
1920-an.

Tolman diperkenalkan dengan behaviorisme, yang kemudian


dipromosikan oleh John B. Watson. Dalam behaviorisme purposive Tolman,
perilaku menyiratkan kinerja, pencapaian hubungan yang diubah antara organisme
dan lingkungannya; perilaku itu fungsional dan pragmatis; perilaku melibatkan
motivasi dan kognisi; perilaku mengungkapkan tujuan. Tetapi bagi Tolman,
berbeda dengan para ahli teori seperti William McDougall yang juga
mengedepankan behaviourisme purposive, tujuan bukanlah konsep mentalistik
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perilaku yang diamati, sebuah
warisan nyata dari para realis baru. Perilaku Tolman adalah molar, yang
melibatkan penyesuaian organisme sehubungan dengan lingkungannya, bukan
respons fisiologis molekuler. Tolman mengalihkan perhatiannya ke perilaku
manusia dan beberapa di antaranya telah mengungkap psikolog klinis dan siswa
kepribadian lainnya ketika iblis mendasari banyak penyimpangan individu dan
sosial. Tolman percaya bahwa perilaku tidak bisa - tidak perlu - dijelaskan dengan
cara yang tidak termasuk istilah mentalistik. Daripada menyingkirkan mereka, dia
ingin memberi mereka definisi yang objektif dan operasional.

Berikut asumsi umum tentang proses belajarnya:

1. Apa yang di pelajari

Para tokoh behavioris seperti Pavlov,Watson,Guthrie,dan hull,


mengakatakn bahwa asosiasi stimulus-respon itu yang dipelajari dan proses
belajar yang kompleks melibatkan hubungan S-R yang kompleks pula. Akan
tetapi tolman memulai dari teori gestalt yang mengatakan bahwa belajar pada
dasarnya merupakan proses menemukan hal-hal tertentu dalam lingkungan atau
interaksi yang berkesinambungan pada lingkungan. Organisme, melalui
eksplorasi, menemukan peristiwa tertentu akan menimbulkan peristiwa lain.
misalnya kita belajar bahwa ketika jam menunjukkan pukul 5 sore, maka makan
malam akan siap, oleh karena itu tolman lebih dikenal sebagai ahli teori S-
S.bukan S-R tolman.

Pengetahuan tolman merupakan suatu proses berkelanjutan yang tidak


memerlukan motivasi apapun. Dalam soal ini tolman sependapat dengan Guthrie
dan bertentangan dengan Pavlov, thondrike dan hull. akan tetapi bagaimanapun
juga haruslah ditunjukan bahwa motivasi merupakan penting dalam teori tolman
karena ini menentukan aspek-aspek lingkungan yang akan diperhatikan oleh
organisme tersebut. misalnya organisme yang kelaparan akan memakan makanan
yang ada dilingkungan itu.

jadi, menurut tolman motivasi bertindak sebagai emphasizer (pemberi


tekanan) perseptual. Dengan demikian menurut tolman, apa-apa yang dipelajari
‘’ada disana’’organisme mempelajari apa yang ada dilingkungan. Organisme
belajar tentang belok kiri bahwa ia akan menemukan sesuatu.jika dia berbalik
maka dia akan bertemu sesuatu yang lain. pelan-pelan hal ini akan terjadi secara
berangsur-angsur sehigga dia dapat menemukan kesimpulan sendiri. dengan
demikian menurut tolman belajar itu akan sia-sia jika hanya di hafal. Sehingga
dapat dikatakan bahwa belajar itu merupakan pengorganisasian tingkah laku
untuk meraih maksud dan tujuan.

2. Konfirmasi Versus Penguatan

Sebagaimana dengan Guthrie, tolman menganggap konsep penguatan


merupaka tidak penting lagi sebagai variabel belajar, akan tetapi ada kemiripan
antara apa yang dinamakan tolman adalah hal sebagai konfirmasi. Selama
pengembangan peta kognitif, ekspektasi dipakai oleh organisme.dugaan yaitu
sebuah firasat tentang sesuatu dan fungsinya. Ekspektasi adalah adalah perkiraan
tentang apa yang akan muncul. Ekspektasi awalanya dinamakan hypotheses
(hipotesis) dan hipotewis ini akan dibantah berdasarkan pengalaman. Dimana
awal sebuah dugaan bersifat sementara yang disebut dengan hipotesis yang
dimana hipotesis itu sendiri berasal baik dari pengalaman maupun bukan.
Hipotesis itu akan dipakai ketika telah dikonfirmasikan sedangkan hipotesis yang
salah akan dibuang.Yang harus kita perhatikan adalah dengan sebuah prose
kognitif bukan termasuk tindakan behavior. Bisa kita artikan bahwa konfirmasi itu
semacam berhipotesis. Sebab dalam konfirmasi itu ada harapan menemukan apa
yag menuju dengan apa yang menggunakan prinsip dasar bahwa tingkah laku itu
memiliki tujuan. Ketika ekspektasi ini senantiasa dikonfirmasi, organisme akan
“percaya” bahwa jika ia bertidak dengan cara tertentu, hasil tertentu akan di
peroleh, atau jika ia melihat tanda tertentu (stimulus) tanda lain akan muncul.
Dalam status kebutuhan (need), organisme memanfaatkan apa yang telah
dipelajarinya hingga sampai pada real testing yang bisa mengurangi kebutuhan
itu. Secara spontan kita akan di ruang kelas atau di lapangan, tujuan utama
pengajaran adalah atau setidaknya seharusnya, untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan atau keterampilan yang tahan lama dan fleksibel.

3. Vicarious Trial and Eror

Vicarious trial-and-error (VTE) adalah perilaku yang diamati dalam


eksperimen tikus yang tampaknya menunjukkan konflik diri. Perilaku ini terlihat
terutama ketika tikus tidak yakin tentang membuat keputusan.

Kehadiran VTE dianggap sebagai indikator dari proses pengambilan


keputusan yang disengaja, yaitu, mencari, memprediksi, dan mengevaluasi hasil.

Proses ini lebih lambat daripada proses pengambilan keputusan otomatis,


seperti refleks atau habituasi, tetapi memungkinkan kontrol perilaku yang
fleksibel dan berkelanjutan.
Dalam sebuah studi dengan tikus, Tolman, mengamati bahwa mereka
tampaknya ragu-ragu ketika mereka harus memilih antara satu dari dua kamar,
satu di antaranya berisi hadiah sementara yang lain kosong. Satu-satunya petunjuk
yang membedakan kamar adalah warna pintu. Sebuah pintu hitam menunjukkan
bahwa ruangan itu memberikan hadiah, dan pintu putih menunjukkan kamar
kosong. Untuk mencapai hadiah, tikus harus belajar hubungan antara warna pintu
dan kehadiran hadiah. Selama fase pembelajaran, tikus-tikus itu terlihat
menggerakkan kepala mereka dari satu pintu ke pintu lain seolah-olah mereka
mempertimbangkan yang mana yang akan dipilih, yang disebut oleh Tolman
sebagai perilaku seperti konflik yang disebut vicarious trial-and-error (VTE).
Dalam eksperimennya, Tolman memperhatikan bahwa jumlah peristiwa VTE
(yaitu, berapa kali tikus menggelengkan kepalanya selama satu percobaan)
meningkat pada awal fase pembelajaran tetapi mulai menurun ketika kinerja
stabil.

Tolman mencatat karakteristik tikus dalam belajar teka-teki yang


digunakannya untuk mendukung interpretasi kognitif terhadap teori balajarnya.
seekor tikus sering berhenti di satu titik tertentu dan memandang sekelilingnya
seolah olah berfikir tentan alternative yang ada.kegiatan seperti inilah yang
tolman namakan sebagai vicarious trial and error. Jadi tikus tidak mencoba suatu
respons lebih dahulu dan kemudian mencoba respons lainnya sampai solusi
didapat, bukan secara behavioral dengan menggunakan cara vicarious trial and
error atau uji coba pengganti.

4. Belajar versus Performa

Hull membedakan antara learning dan performance dalam teori terakhir


hull,hull menyatakan bahwa banyaknya jumlah percobaan yang diperkuat
merupakan satu-satunya variabel belajar.sedangkan variabel lainnya dapat
dianggap sebagai penerjemahan yang belajar perilaku.hal seperti inilah sangat
penting bagi hull,dan lebih penting lagi bagi tolman.

Menurut tolman,kita tahu banyak hal tentang lingkungan di sekitar kita


namun hanya bertindak berdasarkan informasi ini ketika kita melakukannya.
dalam status kebutuhan. misalnya nih mungkin ada dua sumber air minum
dirumah, dalam jangka waktu yang lama,kita tidak pernah memperhatikan atau
meminumnya hingga suatu ketika kita hause.anda akan spontan meminumsalah
satu dari keduanya. Karena dari sini kita akan mengetahui bagaimana kita akan
menemukan air minum itu tanpa harus menunggu hingga kita terasa haus.
Poin yang telah kita kemukakan sampai saat ini dapat diringkas yaitu
sebagai berikut :

1. Organisme membawa berbagai macam hipotesis ke situasi pemecahan


masalah, dan dia mungkin akan menggunakannya untuk memecahkan
masalah. Hipotesis ini sebagian besar di dasarkan pada pengalaman
sebelumnya, Tetapi seperti yang akan kita bahas nanti, Tolman percaya
bahwa beberapa strategi pemecahan masalah mungkin mungkin bersifat
bawaan.
2. Hipotesis yang bertahan adalah hipotesis yang berhubungan paling bak
dengan kenyataan, yakni hipotesis yang menghasilkan pencapaian tujuan.
3. Setelah beberapa waktu akan berkembang peta kognitif, dan itu bisa di
pakai dalam kondisi yang l ain. Misalnya, ketika jalur favorit organisme
di tutup, Dia akan memilih jalur lain dari peta kognitifnya, sesuai dengan
prinsip usaha terkecil.
4. Ketika ada beberapa permintaan atau motif yang harus di penuhi,
organisme akan menggunakan informasi dapat eksis tetapi hanya di pakai
dalam kondisi tertentu adalah basis untuk membedakan antara belajar dan
performa.
5. Belajar Laten

Pembelajaran laten merupakan belajar yang tidak diwujudkan dalam


performance. Namun pembelajaran yang mungkin hasil belajar akan tetapi
disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum di munculkan dalam bentuk
perilaku. . Konsep tentang latent learning sangat penting bagi Tolman karena, dia
merasa sukses dalam mendemonstrasikan eksistensinya. Eksperimen terkenal
yang dilakukan oleh Tolman dan Honzik (1930) ini melibatkan tiga (3) kelompok
tikus, yang mencoba belajar untuk

memecahkan suatu kebingungan. Kelompok yang pertama, tidak pernah


diperkuat untuk dengan tepat melintasi jalan simpang siur itu. namun Kelompok
kedua ini, selalu diperkuat (reinforced). Sedang kelompok ketiga, tidaklah
diperkuat sampai hari ke-11 mengadakan percobaan. dan Kelompok terakhir
inilah yang menarik bagi Tolman. Teori tentang latent learning ini meramalkan
bahwa kelompok ini akan mempelajari jalur secara benar, dan sama halnya
dengan kelompok yang diperkuat. dan ketika penguatan itu atau reinforcement
diperkenalkan pada hari ke-11, kelompok tersebut akan melakukan hal seperti
pada kelompok yang secara terus menerus diperkuat (reinforced). Teori tentang
latent learning ini meramalkan bahwa kelompok ini akan belajar di simpang siur
jalan , namun sama halnya dengan kelompok yang secara teratur diperkuat. Dan
ketika penguatan (reinforcement) itu diperkenalkan pada hari ke-11, maka
kelompok tersebut akan melakukan seperti halnya kelompok yang secara terus
menerus diperkuat (reinforced).

Teoretisi S-R ini bersikeras bahwa penguatan sebenarnya tidak dicabut


dari situasi itu. Maka mereka sering bertanya, mengapa kelompok yang tak pernah
menerima penguatan menunjukkan sedikit peningkatan? dan Mereka semua
menunjukkan setelah mencapai kotak tujuan. Interpretasi S-R lainnya terhadap
belajar laten ini, yang di dasarkan pada konsep motivasi insentif, akan kita sajikan
setelah subbagian pelenyapan laten.

Dan dimana Menurut tolman, belajar terjadi melalui observasi dan bebas
dari penguatan. maka Apa yang dipelajari hewan adalah mengharapkan penguatan
jika respons tertentu itu diberikan atau karena ekspektasi inilah yang
dikonfirmasikan selama fase akuisisi eksperimen belajar. Teori tolman ini
memprediksikan hewan telah mempelajari ekspektasi S-S misalnya respons
tertentu akan mendatangkan makanan dan diberi kesempatan untuk mendatangkan
makanan.

Laten extinctionn/pelenyapan laten melibatkan performa yang tidak


diperkuat oleh respons yang telah diperkuat sebelumya, teori S-R ini menjelaskan
pelenyapan laten dalam term faktor motivasi bisa kita lihat pada bagian 6 sendiri
bahwasanya spence percaya bahwa belajar respons itu terjadi karena adanya
tempat. dan Pertanyaan apakah sebaiknya yang belajar laten dan pelenyapan laten
dijelaskan dalam tern eskpentansi atau motivasi insentif masih belum dapat
dijawab.

Jadi dalam Belajar Laten ini merupakan proses pembelajaran yang reward
atau hasil dan capaian dari usaha belajar tersebut tidak di dapat secara langsung,
sehingga tanpa sadar kita hanya mengumpul - ngumpulkan bekal pembelajaran
untuk masa yang akan datang.

Misalnya dalam konteks pembelajaran dalam perkuliahan, seorang


mahasiswa hanya belajar tanpa perlu berharap mendapat gaji dari belajar kerasnya
untuk sekarang, tetapi nanti di kemudian hari setelah mahasiswa tersebut
"menyelesaikan" kuliahnya dan bekerja .

6. Belajar Ruang versus Belajar Respons

Edward chace tolman berpendapat bahwa hewan belajar sesuatu itu


berada, sedangkan teoritisi S-R berpendapat bahwa hewan mempelajari respons
spesifik dan stimulasi spesifik. Namun Tolman dan rekannya melakukan
serangkaian percobaan yang di rancang unuk mengetahui apakah hewan adalah
pembelajar ruang, seperti dikatakan Tolman, ataukah pembelajar respons, seperti
yang dikatakan teoritisi S-R. Percobaan ini dilakukan oleh Tolman. Ritchie, dan
Kalish.

Menurut tolman sendiri, ketika kita belajar, ia menganalisis situasi. tern


understanding selalu ada hubungannya dengan teori tolman sebagaimana
behavioris. Dalam situasi problem solving, kita belajar untuk memperoleh cara
yang paling praktis. Namun kriteria untuk belajar adalah sepuluh kali tanpa
kesalahan secara berturut-turut. pada akhir eksperimen ini hanya tiga dari delapan
tikus yang dalam kelompok belajar ruang memenhi kriteria. Rata rata percobaan
yang dilakukan oleh kelompok belajar ruang adalah 3,5 sedangkan kelompok
lainnya itu hanya 17,33 hanya tiga kelompok pembelajaran ruang yang termasuk
kriteria itu. Kami telah mempertimbangkan 82 tikus asli kami sebagai kelompok
yang tidak dipilih yang dapat digunakan sebagai standar dalam menentukan
perlakuan statistik terbaik untuk data yang tersisa. Seperti yang ditunjukkan oleh
Hunter dan muridnya (4, 8, 9, 12), ada banyak pertanyaan mengenai kemungkinan
mengukur perbedaan individu yang dapat diandalkan pada tikus sama sekali. Dan
untuk alasan itu penemuan metode statistik terbaik untuk mengobati hasil adalah
penting. Warisan Kemampuan Pembelajaran Labirin pada Tikus Penelitian
Tolman adalah eksperimen pertama yang menguji dasar genetik pembelajaran
labirin dengan membiakkan garis keturunan yang berbeda dari tikus yang dipilih
untuk kinerja labirin mereka.

Data dilaporkan pada tahun 1924 di Journal of Comparative Psychology


dalam sebuah artikel berjudul "Warisan Kemampuan Pembelajaran Maze pada
Tikus," diselesaikan sesaat sebelum Tolman memulai cuti panjangnya. Tolman
(1924) memulai artikel dengan diskusi tentang implikasi dari jenis penelitian ini
secara umum dan mengakui bahwa penelitian ini hanyalah laporan pertama dari
program penelitian yang luas dan berkelanjutan.

Masalah penyelidikan ini mungkin tampak menjadi masalah terutama bagi


ahli genetika. Meskipun demikian, itu juga salah satu yang sangat menarik bagi
psikolog. Sebab, kita, sebagai ahli genetika, dapat menemukan mekanisme
genetika lengkap dari suatu karakter seperti kemampuan maze-learning yaitu.
berapa banyak gen yang terlibat, bagaimana segregat ini, apa kaitannya, dan lain-
lain kita harus, pada saat yang sama, menemukan apa yang secara psikologis, atau
secara behavioris, kemampuan untuk mempelajari labirin dapat dikatakan terdiri
dari, komponen apa kemampuan yang dikandungnya, apakah ini berbeda secara
independen satu sama lain, apa hubungan mereka dengan kemampuan terukur
lainnya, seperti, katakanlah, diskriminasi sensorik, kegugupan, dll. Jawaban untuk
masalah genetik memerlukan jawaban psikologis, sementara pada saat yang sama
jawaban untuk yang pertama menunjukkan jalan ke yang terakhir. Tetapi sejauh
menyangkut penyelidikan ini, harus diakui bahwa hanya jawaban yang paling
dasar dari kedua jenis itu yang telah diperoleh. Masalah awal teknik dan metode
telah terbukti sangat penting,
Penelitian ini melibatkan pembiakan selektif tikus yang berkinerja sangat baik
atau sangat buruk di labirin tertutup dengan empat titik pilihan. Titik serangan
pertama kami adalah untuk melihat indikasi keandalan yang dapat ditunjukkan
dengan mengkorelasikan skor kesalahan untuk langkah yang berbeda satu sama
lain. investigasi mungkin terbatas hanya pada tikus yang konsisten, tikus yang
untuknya labirin benar-benar ukuran yang dapat diandalkan. Untuk melihat
apakah ini akan berhasil yaitu, jika kita dapat membagi tikus kita menjadi
konsisten dan tidak konsisten, kami mencoba membuang dari kelompok asli
semua tikus yang skor kesalahannya dalam setiap percobaan tunggal bervariasi
dua standar deviasi atau lebih dari mean untuk persidangan itu. Ini mengakibatkan
kami membuang 12 pria dan 8 wanita. Perlu dicatat, hewan-hewan yang dibuang
ini bukan hewan yang total skornya sangat bervariasi dari rata-rata; tetapi hanya
tikus yang dalam beberapa percobaan atau percobaan tunggal (biasanya hanya
satu percobaan) cenderung varian dari rata-rata mereka sendiri.

Korelasi yang dihasilkan ditunjukkan di bawah ini, tidak hanya untuk


ganjil vs genap, tetapi juga untuk 3, 4, 5, 6, vs 7, 8, 9,10. Jelas bahwa korelasi
naik agak untuk kedua ganjil vs genap (bandingkan dengan tabel 3) dan juga
untuk paruh pertama vs babak kedua (bandingkan dengan tabel 2). Peningkatan
korelasi dalam kasus ganjil vs genap tidak terlalu besar dalam kasus total (82).
Kami menyimpulkan, oleh karena itu, bahwa metode ini tidak memiliki
keuntungan besar untuk merekomendasikannya untuk pekerjaan di masa depan. ).

Peningkatan korelasi dalam kasus ganjil vs genap tidak terlalu besar dalam
kasus total (82). Kami menyimpulkan, oleh karena itu, bahwa metode ini tidak
memiliki keuntungan besar untuk merekomendasikannya untuk pekerjaan di masa
depan. Metode ketiga kami mencoba untuk mendapatkan konsistensi yang lebih
tinggi tergantung bukan pada menghilangkan skor tikus, tetapi pada mencoba
untuk memperbaiki variasi kelebihan yang tidak berarti dalam skor itu. Ketika
seekor tikus membuat sejumlah besar kesalahan yang luar biasa dalam setiap
percobaan yang diberikan (mungkin karena kegembiraan) atau sejumlah kecil
yang luar biasa (karena mungkin karena beberapa peluang beruntung) bagi kita
ekstrem seperti itu tampaknya tidak menjadi ukuran sejati dari kemampuannya
yang sebenarnya. Namun, alih-alih membuangnya sama sekali, kami memutuskan
untuk mencoba metode penilaian yang akan mengurangi nilai ekstrem dalam
metode penilaian yang bisa ia terapkan tanpa kesalahan semua tikus. Metode ini
terdiri dalam penilaian hanya dalam hal lebih besar dari, kurang dari, atau sama
dengan rata-rata untuk setiap percobaan yang diberikan. Dengan kata lain,
pewarnaan kemampuan pembelajaran maze dalam tingkat 9
skornya untuk kesalahan dalam percobaan apa pun hanya 1, 2, atau 3 menurut saat
ia membuat kurang dari, sama dengan, atau lebih dari jumlah rata-rata kesalahan
untuk percobaan itu. Hasil untuk 41 laki-laki dan untuk semua 82, percobaan 3, 5,
7, 9, vs 4, 6, 8, 10, ditunjukkan pada tabel 6. Angka-angka ini adalah yang
terbesar dari yang belum kami peroleh. Menerapkan formula3 untuk menentukan
kemungkinan korelasi berdasarkan skor yang diperoleh dari pembelajaran maze
keseluruhan (semua 8 run) terhadap pembelajaran maze keseluruhan lainnya, kita
akan memiliki kemungkinan korelasi dari skor yang terkoreksi untuk semua 8 run
yang dikombinasikan r = 0,699 untuk 41 pria, dan r = 0,675 untuk 82 pria plus
wanita. Keandalan ini cukup tinggi untuk hampir memuaskan. Namun, ada satu
kesulitan praktis dalam penerapan metode ini pada data kami sebagaimana yang
sebenarnya diperoleh.

Metode ini akan baik-baik saja, jika data telah diperoleh sehingga siap
untuk bekerja hal koefisien korelasi. Karena, dalam kasus seperti itu, orang tua
bisa diberi nilai dalam hal kemampuan mereka dan anak-anak dalam hal
kemampuan mereka. Tetapi dalam contoh ini, percobaan dilakukan sedemikian
rupa sehingga hasil utama tidak ditemukan dalam hal korelasi tetapi dalam hal
perbandingan rata-rata kelompok (yaitu, antara "brights" di satu sisi dan "dulls" di
sisi lain). ). Karena itu, tidak ada rata-rata umum dalam hal lebih besar dari,
kurang dari dan sama dengan yang masuk akal untuk menilai kelompok-kelompok
yang kontras ini.

Karena itu, sebagai prosedur final, kami memutuskan untuk memesan skor
terkoreksi ini sebagai metode yang memungkinkan — untuk masa depan, dan
untuk saat ini hanya menggunakan skor kasar yang tidak berbobot.

pembelajaran ruang ini ini memecahkan problem yang jauh lebih cepat
dibanding pembelajar respons. Jadi tampak lebih natural bagi hewan untuk belajar
diruang ketimbang belajar di respons spesifik,dan hasil ini dipakai dalam
mendukung teori tolman.

7. Ekspektasi Penguatan

Ketika kita belajar, kita mengetahui tempat sesuatu.tidak asing lagi bagi
tolman dan behavioris. Dalam situasi problem-solving, kita belajar untuk
memperoleh cara yang paling paktis. tentang istilah memahami dalam ini kita
dapat memecahkan masalah, kita belajar dimana letak tujuannya, dan kita sampai
kesana dengan mengikuti rute paling pendek. Dan kita juga belajar
memperkirakan bahwa jika ia pergi ke suatu tempat, dia akan menemukan
penguat tertentu.

Teoretisi S-R ini memperkirakan bahwa perubahan dan penguat dalam


situasi belajar ini tidak akan mengganggu perilaku selama kuantitas penguatan
tidak berubah drastis. Namun Tolman memperkirakan bahwa jika penguat diubah,
perilaku akan terganggu karena dalam reinnforcement expectancy (ekspektasi
penguatan) penguat tertentu akan menjadi bagian dari yang diharapkan. Tolman
1932 melaporkan eksperimen oleh Elliott, yang melatih sekelompok tikus untuk
menelusuri jalur teka teki agar mendapatkan bubur dan menelusuri jalur lain agar
mendapatkan biji bunga matahari.hasil eksperimen Elliot ini ditunjukan pada
gambar 12-7, disitu kita dapat pergeseran penguatan sangat mengganggu performa
dank arena itu mendukung prediksi tolman.

Akan tetapi perlu kalian catat bahwa kelompok yang dilatih untuk
mendapatkan biji-bijian sebelum dilakukan pergeseran.penganut hullian ini akan
mengatakan bahwa bubur memiliki nilai insentif (K) yang lebihbesar ketimbang
biji-bijian,maka dari potensi reaksinya akan lebih besar.setelah pergeseran ke biji-
bijian maka K akan turun, tetapi penjelasan hullian ini hanya dapat menerangkan
sebagian dari hasil, karena kelompok yang dipindahkan kebiji bunga matahari
tersebut berforma lebih buruk ketimbang kelompok secara konsisten yang dilatih
pada biji bunga matahari, bahkan jika nilai insentif ini diperbaiki masih tampak
akan ada gangguan performa.

Pembaca pasti ingat situasi dimana ada diskrepansi anatar apa yang di
harapkan dengan apa yang kita alami. Contohnya itu kawan baik atau kerabat
dekat yang bertindak tak seperti biasanya mendapatkan kenaikan gaji lebih besar
atau lebih kecil ketimbang yang anda harapkan. Dalam setiap kasus yang anda
tidak harapkan tidak terjadi, dan jika seseorang punya ekspektasi
penting,kegagalannya akan membuatnya menjadi pengalaman yang traumatic.leon
festinger 1975 menyusun teori personalitas seputar gagasan ini, menurut festinger,
ketika keyakinan seseorang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya maka orang
itu akan mengalami keadaan psikologis yang disebut dengan cognitive dissonance
dimana dissonance kognitif ini merupakan keadaan dorongan seseorang yang
lapar ingin mereduksi dorongan negative dan orang yang mengalaminya akan
berusaha mencari cara agar seseorang yang lapar ingin mereduksi dorongan rasa
laparnya.

8. Aspek Formal Teori Tolman


Sebagai contoh teorisasi (Tolman, The Determiners of Behavior at a
Choice Point, 1938) yang lebih abstrak, di dalam artikelnya yang berjudul The
Determiners at a Choice Point, dalam contoh ini, titik pilihan itu adalah tempat di
mana tikus akan memutuskan untuk berbelok kekiri atau ke kanan dalam jalur
teka teki berbentuk T. Dia berpendapat bahwa rasio perilaku ditentukan oleh
pengalaman kolektif yang berasal dari tindakan yang berbelok ke setiap arah saat
di titik pilihan dalam beberapa kali percobaan Pengalaman ini memungkinkan
hewan untuk belajar jalur ini akan menuju ini atau jalur itu akan menuju itu. Jadi
jika hewan tersebut sudah belajar atau pun memiliki tujuan, maka hewan tersebut
akan berbelok sesuai tujuan yang akan dicapai.

Variabel Lingkungan

Tolman memandang ∑OBO sebagai variabel bebas karena ini berpengaruh


langsung terhadap variabel terikat (yakni, rasio perilaku) dan di dalam kontrol
eksperimenter yang menentukan jumlah percobaan latihan. Selain ∑OBO,
sejumlah variabel bebas lainnya dapat memengaruhi performa. Tolman
menunjukkan daftar yaitu sebagai berikut :

M = Jadwal pemeliharaan. Simbol ini mengacu pada jadwal deprivasi


hewan, misalnya, jumlah jam sejak dia makan.

G = Ketepatan objek tujuan. Penguat harus terkait dengan keadaan


dorongan hewan saat ini. Misalnya, kita tidak akan menguatkan hewan yang
haus dengan makanan

S = Tipe dan mode stimuli yang disediakan. Simbol ini merujuk pada
kemenonjolan sinyal atau petunjuk yang tersedia bagi hewan dalam situasi
belajar.

R = Tipe respons monotorik yang diperlukan dalam situasi belajar,


misalnya berlari, berbelok tajam, dan lain-lain.

P = Pola sebelum dan sesudah unit jalur teka teki; pola tindakan yang
perlu dilakukan untuk memecahkan teka-teki seperti yang ditetapkan oleh
eksperimenter.

∑OBO = Jumlah percobaan dan sifat kumulatifnya.

hanya mengenai belajar di jalur T, tetapi juga akan belajar jalur teka teki yang
lebih rumit.

Variabel Perbedaan individual


Selain variabel bebas di ada atas, ada variabel yang dibawa subjek individual
ke dalam eksperimen.yaitu Menurut Tolman, variabel yang ada pada diri
individu yang berpengaruh dalam belajar yaitu heredity, age, previous
training, special endrocine yang membentuk singkatan HATE (Hergenhahn &
Olson, 2008), kata yang tampak aneh dipakai Tolman.

1. Heredity (warisan), merupakan faktor keturunan,faktor keturunan ini juga


mempengaruhi belajar individu. Karena keturunan masing masing
individu berbeda-beda maka akan membawa hasil belajar yang berbeda-
beda juga.
2. Age (usia), berkaitan dengan kematangan otak. Belajar akan mencapai
hasil yang baik jika kita sertai dengan kematangan dalam memperdalami
hal yang sedang dipelajari. Dalam hal ini umur juga mempengaruhi
belajar karena terkadang faktor usia yang semakin tua akan berdampak
seperti lupa atau pun kepikunan.
3. Previous training (latihan), adalah latihan atau pengalaman yang pernah
dialami. Dan Pengalaman yang pernah dialami akan mempengaruhi
proses belajar.
4. Special endocrine, adalah minuman keras, obat-obatan dan vitamin akan
mempengaruhi perkembangan internal. Keadaan tersebut akan
berpengaruh pada temperamen, suasana hati (mood) dan kepribadian
seseorang.Sehingga akan berpengaruh kedalam belajar yang pada
akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar.

Tiap variabel perbedaan individu berinteraksi dengan tiap variabel


independen dan kerja sama kombinasi semua variabel ini yang menghasilkan
perilaku.

Variabel Intervening

Dengan demikian, konstruksi penting yang digunakan Tolman dalam


teorinya yaitu apa yang disebut "variabel intervening" proses hipotesis yang saling
berhubungan penyebab awal perilaku, di satu sisi, dengan perilaku hasil akhir, di
sisi lain. Pembenaran utama Tolman untuk menciptakan variabel intervensi yaitu
untuk membantu merangkum kombinasi tak terbatas dari variabel independen
yang mungkin memiliki efek tertib pada perilaku. Dengan demikian, banyak
ekonomi akan diperoleh jika, misalnya, kita dapat berkonsolidasi di bawah konsep
ekspektasi efek dari jumlah pasangan stimulus-penguat, interval interstimulus,
pengalaman sebelumnya dengan stimulus dan penguat, dll. Selain membuat besar
sejumlah hubungan empiris yang lebih mudah dikelola, Tolman (1938) dengan
lidah di pipi, menyarankan bahwa usahanya sendiri berteori dengan variabel-
variabel intervensi melepaskan "ketegangan batin." Yang lain, dengan kurang
ajaib, memberi kesaksian tentang manfaat variabel-variabel intervensi dalam
analisis perilaku. Sebagai contoh ilustratif, pertimbangkan penggunaan R. M.
Church (1978) tentang konsep "jam internal" dalam teori kontrol temporal pada
tikus baru-baru ini, yang digambarkan dalam volume yang sekarang sedang
ditinjau.

Dalam Variabel Intervening ini sebuah unsur yang diciptakan oleh teoretisi
untuk membantu menjelaskan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Kinerja pada tugas belajar akan bervariasi sesuai dengan lamanya
deprivasi makanan maka itu adalah hubungan empiris. Akan Tetapi jika orang
mengatakan bahwa lapar bervariasi sesuai dengan lamanya deprivasi dan
karenanya mempengaruhi belajar, konsep lapar dipakai sebagai variabel
intervening. Seperti yang dikatakan Tolman, konsep semacam ini dipakai untuk
mengisi kekosongan dalam program riset.

Tolman membuat variabel intervening ini selaras dengan variabel


bebasnya di dalam masing-masing kasus, variabel intervening yang secara
sistematis dihubungkan dengan variabel bebas dan terikat.istilah kata lain masing
masing dari variabel didefinisikan secara operasional. Jadwal pemeliharaan
misalnya menciptakan permintaan (demand), yang pada gilirannya terkait dengan
performa. Pengambilan objek tujuan terkait dengan selera, yang pada gilirannya
terkait dengan performa.tipe stimuli yang tersedia di kaitkan dengan kemampuan
hewan supaya kita bisa membedakan dan seterusnya. Ringkasan sistem teori
tolman ini menunjukkan penggunaan variabel interveningnya,kita dapat melihat
kemiripan tolman dan hull dalam menggunakan variabel intervening.seperti yang
telah kita ketahui bahwa hull meminjam pendekatan ini ke tolman, yang
memperkenalkan penggunaan variabel intervening ke ilmu psikologi.tema utama
teori tolman adalah variabel intervening dari ‘’hipotesis’’. Setelah hipotesis ini
dikonfirmasi oleh pengalaman,mereka menjadi keyakinan.fungsi dari variabel
intervening ini tampak jelas dalam poin ini adalah fakta empiris bahwa performa
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah percobaan belajar, akan tetapi
variabel intervening ini dibuat untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi menurut
mereka yang menggunakan variabel intervening, fakta fakta tetap sama jika kita
menggunakannya namun pemahaman kita akan menjadi amat terbatas. Dan
Variabel intervensi dapat menyederhanakan hubungan input-output. Dengan kata
lain, daftar hubungan input-clock dan clockoutput mungkin lebih pendek dari
daftar hubungan input-output. Akhirnya, ada argumen pragmatis. Ada
kemungkinan bahwa konsep jam internal akan mengarah pada penemuan
kapasitas hewan yang sebaliknya tidak akan diidentifikasi, dan bahwa konsep
tersebut akan memandu penyelidik menuju penemuan prinsip-prinsip umum
kognisi dan perilaku hewan. (1978, p. 284) Argumen Gereja dalam hal
keanggunan teoretis menggemakan pembenaran utama Tolman dalam hal
ekonomi penjelas.

Argumen pragmatisnya menekankan peran heuristik yang dapat dimainkan


oleh konstruk kognitif dalam memperluas pemahaman kita tentang perilaku
hewan, suatu hal yang dilakukan sebagian besar pekerja kontemporer dengan
memperhatikan kanon konservatif Morgan (Segal, 1978). Seruan Gereja terhadap
verifikasi fisiologis jam internal memunculkan isu-isu baru terkait proses mediasi
yang dipostulatkan dalam perilaku hewan.

Formalisasi Maccorquodale Dan Meehl Atas Teori Tolman

Mac Corquodale dan meehl berusaha melakukan formalisasi teori tolman


yang dilakukan voeks terhadap Guthrie. Dalam hal ini mereka berusaha membuat
istilah tolman menjadi lebih persis dan konsepnya bisa lebih mudah di uji,karena
kebanyakan Formalisasi Mac corquodale dan meehl terhadap teori tolman bukan
pada bahasan buku ini, Namun contoh ringkas nya itu dari karya mereka di bawah
ini akan menunjukkan beberapa konsep. Selama kariernya yang panjang dan
produktif, Tolman mengusulkan sejumlah besar variabel kognitif dan motivasi
yang mengintervensi (lihat MacCorquodale & Meehl, 1954 untuk enumerasi dan
diskusi lebih lanjut), di mana "harapan" adalah yang paling akrab.

Mac Corquodale dan Meehl mendeskripsikan teori Tolman sebagai teori


S1-R1-S2, di mana S1 menimbulkan ekspektansi, R1 menunjukkan cara
ekspektansi itu ditindak lanjuti, dan S2 menunjukkan apa perkiraan organisme
tentang hal yang terjadi sebagai akibat dari tindakannya dalam situasi tertentu
(Hergenhahn & Olson, 2008). Dengan kata lain, organisme tampak berpikir
“dalam situasi ini (S1), jika saya melakukan ini (R1), maka saya akan
mendapatkan pengalaman tertentu (S2)”. Mac Corquodale dan meehl
mengemukakan konsep generalisasi stimulus dalam teori tolman dengan
mengatakan bahwa jika suatu pengharapan itu ditimbulkan oleh S1 dia juga akan
ditimbulkan oleh stimuli yang sama dengan S1.

Enam Jenis Belajar

Dalam artikelnya, "There is More than One Kind of Learning", Tolman


membagi belajar menjadi enam (6) macam yaitu (Tolman E. C., 1949):

1. Cathexes
Mengacu pada kecenderungan belajar untuk berhubungan dengan
objek tertentu dengan keadaan dorongan tertentu. Misalnya, ada makanan
tertentu untuk memuaskan dorongan lapar dari seseorang yang tinggal
disuatu negara.
Orang yang tinggal di daerah dimana biasanya makan ikan itu
sudah menjadi kebiasaan cenderung akan mencari ikan untuk
menghilangkan laparnya. Orang-orang ini mungkin tidak menyukai daging
sapi atau spageti karena menurut mereka, makanan itu tidak diasosiasikan
dengan pemuasan dorongan rasa lapar. Contoh lain mahasiswa matematika
cenderung untuk mempelajari tentang rumus-rumus matematika walaupun
ada potensi untuk mempelajari ilmu lain selain matematika. Karena stimuli
tertentu itu dihubungkan dengan kepuasan tertentu, sehingga stimuli-
stimuli itu akan cenderung untuk dicari-cari ketika keadaan itu terulang.
Ketika organisme telah belajar menghindari objek tertentu dalam keadaan
dorongan tertentu,maka kita bisa katakana bahwa telah terjadi kateksis
negative.

Keyakinan Ekuivalensi

Ketika sub tujuan memiliki efek yang sama dengan tujuan itu
sendiri, maka sub tujuan itu dikatakan merupakan keyakinan ekuivalensi.
Seperti Hal seperti ini hampir sesuai dengan yang disebut oleh para ahli
teori S-R sebagai penguatan sekunder reinforcement, Tolman (1994)
menganggap bahwa jenis belajar ini termasuk dalam tipe dorongan sosial
dari pada dorongan fisiologis. Misalnya, seorang atlet olahraga yang
belajar pada fakultas ataupun akademi olahraga, maka dengan jelas dapat
ditunjukkan dengan minat, kebutuhan dan menerima pembelajaran tanpa
harus menanyakan tentang kualitas nilai belajar dan juga tanpa
menanyakan tentang rasa suka. Sekali lagi disini ada sedikit perbedaan
antara tolman dan teoretisi S-R, kecuali dengan fakta bahwa tolman
berbicara ‘’tentang reduksi suka’’ sebagai penguatan, dan teoretisi S-R
akan memilih menggunakan reduksi dorongan seperti rasa suka atau tidak.

Ekspektasi Medan

Field expectancies (ekspektasi medan) ini berkembang dengan cara


yang serupa dengan perkembangan peta kognitif. Sebuah Organisme
belajar tentang obyek dan fungsinya bahwa sesuatu akan menimbulkan
sesuatu yang lain. Setelah melihat isyarat tertentu misalnya, Dia akan
berharap isyarat lain akan muncul. Namun Pengetahuan umum tentang
lingkungan ini digunakan untuk menerangkan belajar laten, belajar ruang,
dan penggunaan jalan pintas. Hal seperti ini Satu satunya penguatan yang
dibutuhkan untuk jenis belajar ini adalah konfirmasi hipotesis.
Mode Medan- Kognisi

Jenis belajar seperti ini kurang diminati oleh Tolman. Ini adalah
sebuah strategi, cara pendekatan untuk situasi problem-solving. Hal ini
merupakan sebuah tendensi untuk menyusun perceptual field dalam
bentuk tertentu. Tolman curiga bahwa kecenderungan ini adalah bawaan,
akan tetapi bisa dimodifikasi dengan pengalaman. Sesungguhnya hal yang
paling utama pada strategi yang bekerja dalam pemecahan masalah ini
adalah akan dicoba pada situasi yang sama pada masa yang akan datang.

Seperti itulah field cognition modes yang efektif, atau problem-


solving, yaitu memindahkan permasalahan-permasalahan yang
berhubungan. Seperti itulah field cognition modes yang efektif atau
pemecahan masalah yaitu memindahkan permasalahan-permasalahan
yang berhubungan. Pengalaman belajar akan digunakan atau di uji pada
situasi yang akan datang. Jadi mode medan-kognisi yang efektif ini atau
strategi pemecahan masalah yang efektif, ditransfer ke problem terkait,
dengan cara itu mereka sama dengan kesiapan cara tujuan / keyakinan
yang juga di trsnfer ke situasi yang sama. Ringkasan tolman tentang
pemikirannya tentang jenis belajar ini adalah ‘’ didalam empat kategori ini
saya mencoba meringkasnya tentang prinsip itu sebagai struktur medan
lingkungan yang relefan dengan semua medan lingkungan dan yang entah
itu bawaan atau dipelajari yang dijalankan oleh individu dan
diaplikasikannya ke setiap medan baru yang kita temui.

Deskriminasi Dorongan

Drive discrimination (diskriminasi dorongan) berarti bahwa


organisme dapat menentukan keadaan dorongan mereka sendiri dan
karenanya dapat merespon dengan benar. Misalnya, ditemukan bahwa ada
seorang atlet lari yang dilatih untuk berbelok ke suatu arah dalam jalur
teka teki berbentuk T apabila mereka menuju lapar dan ke arah lain
apabila mereka haus. Dalam hal ini menunjukan, jika kebutuhannya jelas
makan tujuannya pun jelas, jika kebutuhnnya tak jelas maka tujuannya tak
jelas. Diskriminasi dorongan hanya mengacu kepada fakta bahwa
organisme dapat menentukan status dorongan mereka sendiri. Jadi mereka
mampu merespon sewajarnya. Contohnya, telah ditemukan bahwa seekor
binatang dapat dilatih untuk masuk searah dalam T-maze, ketika mereka
marasa lapar ataupun haus.

Pola Motor
Tolman tunjukkan bahwa teorinya sebagian besar itu terkait
dengan ide usaha bukan terkait dengan ide yang berhubungan dengan
perilaku. Belajar motor pattern (pola motor) adalah usaha untuk
memecahkan kesulitan dan masalah. Tolman menerima pendapat Guthrie
tentang bagaimana respon bisa menjadi hubungan dengan stimuli.Tolman
benar benar elektik di antara enam jenis belajar ini ada kesepakatan hampir
dengan semua teori belajar lainnya. Pengombinasian ide-ide Hull,teori
gestalt,dan Guthrie dalam satu sistem akan membingungkan orang yang
berpikiran sempit.

Sikap Tolman Terhadap Teorinya Sendiri

Dalam banyak hal, Tolman dan Gestaltis sepakat mengenai praktik


belajar pembelajaran yang menekankan pentingnya pemikiran dan
pemahaman. Menurut Tolman, siswa perlu melakukan hipotesis dalam
situasi problem. Tolman mendukung diskusi kelompok-kelompok kecil
dalam kelas. Yang paling penting buat siswa adalah punya kesempatan,
secara individual atau sebagai anggota kelompok untuk menguji ide-
idenya secara memadai. Seperti teoritisi Gestalt, Tolman juga
menunjukkan bahwa siswa semestinya dihadapkan pada topik dan
berbagai sudut pandang yang berbeda. Tolman menurut pendapatnya
mengenai tentang teorinya sendiri dan tetang sains pada umumnya
pertama, pernyataan pembuka tolman ‘’saya akan memulai dengan
mengeluarkan unek-unek jika apa yang disampaikan dalam buku ini tidak
jelas, saya sudah menyiapkan setengah lusin dalih. Yang pertama saya kira
masa keemasan sistem agung yang mencakup segala hal dibidang
psikologi seperti yang pernah saya lakukan, kni sudah berlalu maka dari
itu, saya merasa akan lebih pantas dan bermartabat untuk mengubur masa
lalu itu. Kedua, saya tidak suka berpikir terlalu analitis. Karenanya saya
merasa kesal dan merasa kesulitan saat berusaha memasukkan sistem saya
kedalam analisisapa pun. Ketiga, saya secara personal merasa anipati
terhadap gagasan kemajuan sains melalui analisis yang mendalam dan
penuh kesadaran tentang apa yang mesti dilakukan orang dan kemana
orang itu akan melangkah. Analisis seperti itu jelas cocok terhadap para
filsuf sains dan mungkin berguna untuk para banyak ilmuan lainya. Akan
tetapi saya merasa takut ketika saya mulai memikirkan mana kanon
metodologi dan logika yang mesti saya ikuti dan mana yang mesti saya
tolak. Bagi saya tampaknya sering kali setiap pandangan ilmiah baru yang
besar akan muncul ketika ilmuan mengguncangkan kaidah sains yang
sudah ada seperti kaidah yang mengatakan bahwa makanan hanya dapat di
jangkai dengan tangan lalu muncul temuan bahwa makanan ternyata bisa
juga dijangkau dengan galah / tanda gestalt, Keempat saya punya
kecenderungan untuk membuat ide saya jadi sangat rumit dan melangit
sehingga ide saya semakinsulit untuk diuji secara empiris.

Kelima, Karena saya tambah malas saya tidak mengikuti diskusi


teoretis dan empiris terkini mengenai argument-argumen saya yang baru.
Klaupun saya ikut diskusi, perdebatannya akan jadi lain dan menjadi lebih
baik, akan tetapi mungkin juga saya harus memberi pujian kepada mereka
yang pantas mendapatkannya. dan Terakhir saya membicarakan gagasan
sendiri kerap harus menggunakan kata orang pertama tunggal dan ini
menimbulkan semacam konflik, setidaknya dalam diri saya, anatara
kesenangan sok pamer kepintaran dan perasaan bersalah yang
dimunculkan oleh superego saya, dan Pernyataan pembukaan tolman
Proses ini akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan peta kognitif
yang akan dipakai untuk menjawab pertanyaan tentang topik tertentu dan
topik lainnya. Akhirnya Tolman mengatakan bahwa penguatan ekstrinsik
adalah tak perlu untuk memicu proses belajar, karena menurut Tolman
belajar bersifat konstan. Dan pernyataan terakhir tolman 1959 tentang
teorinya yaitu ;Seperti yang telah saya kemukakan dalam kata pengantar,
saya memulai tulisan saya dengan banyak kegelisahan. Saya merasa sistem
saya sudah using dan rasanya sia sia mencoba memperbaikinya, dan
kelihatannya akan kelewatan jika saya paksakan diri untuk menjadikan
sistem itu cocok dengan rumusan yang telah dikemukakan dan diakui oleh
filsafat ilmu pengetahuan. Tetapi saya harus mengakui bahwa saya sekali
lagi semakin dalam terlibat di dalam bidang ini, meski saya melihat
banyak kelemahan. Sistem saya mungkin tidak akan bertahan saat di uji
dengan prosedur ilmiah terkini. Akan tetapi saya tidak terlalu peduli. Saya
suka memikirkan psikologi dengan acara yang paling menyenangkan buat
saya sendiri. Karena semua imu pengetahuan, dan khususnya psikolog,
Masih berada dalam dunia yang tidak pasti dan masih banyak hal yang
belum diketahui, maka cara terbaik yang dapat dilakukan ilmuwan,
khususnya psikolog, merupakan mengikuti kecenderungannya sendiri,
walaupun barangkali tak memadai. Sesungguhnya, saya menganggap
bahwa hal seperti itulah yang sebenarnya kita lakukan selama ini. Pada
akhirnya, satu-satunya kriteria yang pasti adalah kesenangan. Dan saya
sangat senang.

Pendapat Tolman Tentang Pendidikan

Dalam banyak hal, Tolman dan Gestaltis sepakat mengenai praktik


belajar pembelajaran/pendidikan yang menekankan pentingnya pemikiran
dan pemahaman. Menurut Tolman, siswa perlu melakukan hipotesis dalam
situasi problem. Dalam ha ini Tolman mendukung diskusi kelompok-
kelompok kecil dalam kelas. Yang paling penting buat siswa adalah punya
kesempatan, secara individual atau sebagai anggota kelompok untuk
menguji ide-idenya

secara memadai. Seperti teoritisi Gestalt, Tolman juga


menunjukkan bahwa siswa semestinya dihadapkan pada topik dan
berbagai sudut pandang yang berbeda. Guru bertindak sebagai konsultan
yang membantu siswa dalam menjelakan dan mengkonfirmasi atau
menolak hipotesis.

Proses ini akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan peta


kognitif yang akan dipakai untuk menjawab pertanyaan tentang topik
tertentu dan topik lainnya. Akhirnya Tolman mengatakan bahwa
penguatan ekstrinsik adalah tak perlu untuk memicu proses belajar, karena
menurut Tolman belajar bersifat konstan.

Terakhir, seperti teoretisi gestalt, Tolman akan mengatakan bahwa


penguatan ekstrinsik adalah tak perlu memicu proses belajar. Menurut
tolman, belajar itu terjadi kosntan. Siswa seperti orang lainnya, berusaha
mengembangkan ekspektasi atau keyakinan yang sesuai dengan
kenyataan. Guru Tolmania akan membantu siswa dalam merumuskan
hipotesis itu benar. Dengan cara ini siswa mengembangkan peta kognitif
yang akan memadu aktivitas mereka.

Evaluasi Teori Tolman

Teori Tolman merupakan teori yang memandang bahwa belajar


merupakan tingkah laku karena adanya stimulus dan dalam teori ini kita
mengkaji perilaku dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak kita capai
melalui perilaku itu. Artinya suatu respon atas stimulus yang di berikan di
lakukan untuk mencapai suatu tujuan. Ketika kita melihat kontribusi
tolman untuk studi belajar, mungkin kita ingin untuk membahas satu studi
penting dan mengeksplorasi arti pentingnya. Pembahasan belajar laten
oleh tolman dan honzik 1930 merupakan salah satu contohnya. Yang
lainnya, eksperimen jalur teka teki melingkar oleh tolman, Ritchie, dan
kalish (1946b), yang menunjukkan bahwa tikus dapat belajar relasi spasial
dan respons sederhana, telah didentifikasi sebagai perintis studi tentang
kognisi komparatif dewasa ini (Olton,1992). Penelitian tolman tentang
belajar spasial (ruang) dan peta kognitif masih menjadi pedoman riset dan
perannya sebagai tokoh antagonis bagi dominasi neobehaviorisme hullian.
Meskipun hull dan yang lainnya meremehkan tantangan dari psikolog
gestalt atau dari piaget, dengan menunjukkan perbedaan dalam subjek dan
metodologi eksperimental, mereka tidak bisa meremehkan eksperimen
yang terkontrol dan baik dalam laboratorium tolman.

Tolman percaya pada metode behaviorisme yang ketat, dan dia


memperluasnya ke perilaku molar dan kejadian mental. ketika dia
meminta dana dari Dewan Riset untuk studi pewarisannya, Tolman juga
menyiapkan alamat untuk Berkeley Philosophical Union, yang dia
sampaikan pada Desember itu. Topiknya adalah "Insting dan Sensitivitas,"
dan tak lama setelah ceramah, ia menyerahkan artikel terkait, "Insting dan
Tujuan," ke Psychological Review (Tolman, 1920). Ini adalah yang kedua
dalam serangkaian makalah teoretis yang panjang di mana Tolman
berusaha mendefinisikan secara obyektif istilah-istilah psikologi. aluri dan
Tujuan Tolman (1920) menggunakan ide naluri untuk menunjukkan
bagaimana psikologi purposive dapat objektif. Ia mempresentasikan
a"teori dua tingkat insting" (hal. 233) yang melibatkan "menentukan
penyesuaian" dan "tindakan bawahan." Tindakan bawahan termasuk
"semua hal yang kita lakukan, bukan sebagai refleks yang terpisah dan
independen [mis., Tanggapan tanpa syarat], tetapi sebagai bagian dari
kelompok kegiatan yang lebih besar". Penyesuaian menentukan "mengatur
kesiapan tindakan bawahan". Bergantung pada penyesuaian penentuan
yang berlaku, serangkaian respons tertentu (meskipun terbatas, tertentu)
(tindakan bawahan) diaktifkan. Dengan demikian, suatu stimulus tertentu
menghasilkan penyesuaian yang menentukan, yang kemudian merilis
serangkaian respons yang relatif acak yang berlanjut sampai stimulus itu
dihilangkan ("kegigihan sampai" karakteristik familier perilaku perilaku).
Bagi Tolman, "penyesuaian penentuan ... [memberikan] teori insting," dan
tujuannya, yang terdiri dari "interaksi penentuan penyesuaian dan tindakan
bawahan", melibatkan mekanisme deterministik sepenuhnya.

Ciri utama konseptualisasi Tolman (1920) yang membedakannya


dari posisi kontemporer yang serupa, seperti gagasan Woodworth (1918)
tentang drive dan mekanisme, adalah penekanannya pada "variabilitas di
antara tindakan-tindakan bawahan". Meskipun Tolman tidak mengaitkan
gagasan variabilitas respons, seperti yang dikonseptualisasikan dalam
teorinya, dengan kemungkinan seleksi untuk tindakan bawahan tertentu,
implikasinya jelas. Bagi Tolman, hubungan antara penyesuaian penentuan
dan serangkaian tindakan bawahan yang dilepaskannya adalah bawaan,
meskipun pentingnya belajar tidak diabaikan. Dalam membiakkan tikus
secara selektif untuk kemampuan maze-learning, seseorang dapat memilih
untuk perbedaan dalam jenis tindakan bawahan yang lebih mungkin diatur
dalam kesiapan dengan penyesuaian penentuan yang diaktifkan dalam
situasi maze.

Meskipun berbagai studi maze-learning dilakukan oleh Tolman


dan murid-muridnya antara musim panas 1919 (ketika ia menemukan tikus
putih pertamanya) dan musim panas 1923 (ketika ia meninggalkan
University of California di Berkeley untuk cuti sabat enam bulan cuti di
Eropa), studi warisan sejauh ini merupakan proyek yang paling luas.

Dengan banyak pengajaran dan upaya teoretisnya selama periode


ini yang berpusat pada faktor-faktor penentu perilaku bawaan, mudah
untuk memahami mengapa pekerjaan pewarisan kemampuan maze-
learning membuat Tolman tertarik. Selain itu, ia berdebat dengan Zing
Yang Kuo untuk menjaga minatnya pada naluri hidup; seorang asisten
peneliti yang rajin, Frederick Adams, untuk melakukan banyak
pengumpulan data yang luas; dan siswa kompeten lainnya, Barbara Burks
(yang nantinya akan terus bekerja pada masalah pemeliharaan-alam
dengan manusia; mis., Burks, 1928), untuk mengawasi perhitungan.
(Kebosanan dan konsumsi waktu yang terlibat dalam menghitung berbagai
koefisien korelasi yang diperlukan untuk menganalisis data ini sulit
dibayangkan oleh generasi yang dibesarkan dengan komputer.) Tolman
juga terus menerima dukungan keuangan dari Dewan Riset di University
of California ($ 150 dalam 1921 dan $ 180 untuk pembangunan labirin
pada tahun 1922), dan pada bulan Januari 1922 loteng Gedung Psikologi
direnovasi untuk menyediakan perumahan baru bagi koloni tikus yang
sedang tumbuh.

Warisan Kemampuan Pembelajaran Labirin pada Tikus Penelitian


Tolman adalah eksperimen pertama yang menguji dasar genetik
pembelajaran labirin dengan membiakkan garis keturunan yang berbeda
dari tikus yang dipilih untuk kinerja labirin mereka. Data dilaporkan pada
tahun 1924 di Journal of Comparative Psychology dalam sebuah artikel
berjudul "Warisan Kemampuan Pembelajaran Maze pada Tikus,"
diselesaikan sesaat sebelum Tolman memulai cuti panjangnya. Tolman
(1924) memulai artikel dengan diskusi tentang implikasi dari jenis
penelitian ini secara umum dan mengakui bahwa penelitian ini hanyalah
laporan pertama dari program penelitian yang luas dan berkelanjutan.
Masalah penyelidikan ini mungkin tampak menjadi masalah
terutama bagi ahli genetika. Meskipun demikian, itu juga salah satu yang
sangat menarik bagi psikolog. Sebab, kita, sebagai ahli genetika, dapat
menemukan mekanisme genetika lengkap dari suatu karakter seperti
kemampuan maze-learning — yaitu. berapa banyak gen yang terlibat,
bagaimana segregat ini, apa kaitannya, dan lain-lain — kita harus, pada
saat yang sama, menemukan apa yang secara psikologis, atau secara
behavioris, kemampuan untuk mempelajari labirin dapat dikatakan terdiri
dari, komponen apa kemampuan yang dikandungnya, apakah ini berbeda
secara independen satu sama lain, apa hubungan mereka dengan
kemampuan terukur lainnya, seperti, katakanlah, diskriminasi sensorik,
kegugupan, dll. Jawaban untuk masalah genetik memerlukan jawaban
psikologis, sementara pada saat yang sama jawaban untuk yang pertama
menunjukkan jalan ke yang terakhir.

Tetapi sejauh menyangkut penyelidikan ini, harus diakui bahwa


hanya jawaban yang paling dasar dari kedua jenis itu yang telah diperoleh.
Masalah awal teknik dan metode telah terbukti sangat penting, (hal. I)
Penelitian ini melibatkan pembiakan selektif tikus yang berkinerja sangat
baik atau sangat buruk di labirin tertutup dengan empat titik pilihan.
Delapan puluh dua tikus (41 jantan dan 41 betina), albino dari saham
Departemen Anatomi, membentuk apa yang disebut Tolman (1924)
sebagai "generasi awal atau P" (hal. 2). Kinerja mereka di labirin dinilai
menggunakan tiga ukuran — jumlah kesalahan, lari sempurna, dan waktu
untuk menyelesaikan uji coba. Skor komposit digunakan dalam seleksi.
Laki-laki dan perempuan pencetak angka tertinggi dikawinkan untuk
memulai regangan yang cerah-labirin, dan mereka yang mendapat skor
terendah dikembangbiakkan untuk memulai regangan yang
membingungkan. Keturunan pasangan ini (diberi label generasi F!)
Kemudian diuji pada labirin, dan delapan pasangan baru (saudara kandung
dari antara jantan dan betina yang memiliki skor tertinggi dan dipilih dari
skor terendah) dipilih untuk melanjutkan setiap baris. Studi ini
menyimpulkan dengan pengujian keturunan mereka, tikus generasi F2.
Performa tikus-tikus F-labirin yang cerah membaik dibandingkan dengan
kelompok yang tidak dipilih yang asli, sedangkan yang dari subyek-
labirin-kusam lebih buruk. Namun, perbedaan antara kedua garis
keturunan itu tidak berlanjut; tikus-tikus cerah-labirin F2 tidak berkinerja
sebaik rekan-rekan Fi mereka, sedangkan tikus-tikus labirin-kusam F2
hampir sama dengan tikus-tikus mereka. Beberapa kemungkinan untuk
penurunan kinerja strain cerah F2 dipertimbangkan, termasuk usia saat
pengujian, kondisi lingkungan, nutrisi, dan perkawinan sedarah. Semua ini
diperhitungkan dalam penelitian masa depan. Secara keseluruhan, hasil
studi pewarisan tidak sejelas yang diharapkan Tolman. Faktanya, karya itu
menunjuk pada banyak masalah metodologis. Namun, mengadopsi filosofi
yang dapat kita pelajari dari kesalahan kita, Tolman mulai
mengembangkan pendekatan yang lebih ketat untuk penelitian pemuliaan
selektif. Tes perbedaan individu harus dapat diandalkan (memberikan hasil
yang sama pada kesempatan yang berbeda) dan valid (mengukur apa yang
Anda klaim sedang diukur). Dengan demikian, upaya yang cukup besar
diarahkan untuk mengembangkan ukuran kinerja yang memiliki keandalan
dan validitas yang tinggi.

Untuk menilai keandalan skor yang diperoleh, data untuk


kelompok awal dari 82 tikus yang diuji di labirin menjadi sasaran
sejumlah perlakuan statistik, termasuk menentukan korelasi kinerja pada
lintasan yang berbeda (misalnya, lima lintasan pertama dan lima lintasan
terakhir dan berjalan aneh vs. berjalan). Semua korelasi untuk ukuran
kesalahan sangat rendah, dan bahkan ukuran yang dikoreksi,
menghilangkan skor ekstrim, menghasilkan korelasi hanya 0,550. Korelasi
untuk waktu tidak jauh lebih baik, dan ketika hubungan timbal balik
menggunakan ketiga ukuran (kesalahan, waktu, dan lari sempurna)
dihitung, efek waktu berubah menjadi ambigu. Validitas labirin untuk
menilai kemampuan mazelearning umum juga menjadi perhatian, dan
dalam studi tindak lanjut Davis dan Tolman (1924) membandingkan
kinerja tikus putih pada dua versi labirin yang sangat mirip dengan yang
digunakan di studi asli (Labirin A) dan labirin kedua dari konfigurasi yang
sangat berbeda (Labirin B) dan replika-nya. Korelasi skor kesalahan pada
percobaan ganjil dan genap untuk labirin individu konsisten dengan
korelasi yang sama untuk studi pewarisan, sedangkan korelasi antara
masing-masing labirin dan kembarannya agak lebih tinggi. Seperti dalam
penelitian sebelumnya, waktu terbukti menjadi ukuran yang ambigu dan
paling tidak dapat diandalkan dalam perbandingan antara labirin.

Mengenai pembahasan istilah mental tolman, innis 1999 menulis,


Dia ingin memberi definisi yang objektif operasional untuk kejadian
mental, tolman tidak menggunakan matematika materi bangun ruang sisi
datar dalam kamus Bahasa Indonesia sebagai sesuatu yang diadakan atau
Usaha.7 Belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap
sebagai hasil dari pengalaman. Secara etimologis matematika Merupakan
‘’ilmu pengetahuan yang di peroleh dengan bernalar’’. Dimaksudkan
bukan berarti ilmu lain yang diperoleh tidak melalui penalaran, tetapi
matematika lebih menekankan aktifitas dalam dunia rasio atau penalaran,
Sedangkan ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di
samping penalaran.

Jadi hasil belajar matematika adalah suatu usaha yang


mengakibatkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari
penalaran. Sedangkan bangun ruang sisi datar yang dimaksud disini adalah
prisma dan limas.Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian judul
secara operasional merupakan perubahan tingkah laku karena adanya
stimulus yang diperoleh dari proses belajar mengajar matematika pokok
bahasan bangun ruang sisi datar baik berupa pengolahan informasi
maupun berdasarkan hasil dari pengalaman yang mencakup kognitif,
efektif maupun psikomotorik setelah penerapan teori Tolman.

Murni atau organisme kosong seperti yang dilakukan pesaingnya,


namun dia mengusulkan struktur teoretis yang kaya dimana kognisi dan
tujuan berperan penting sebagai variabel intervening yang bisa diukur.
Menurutnya, tindakan mengandung makna; perilaku memiliki tujuan yaitu
dimotivasi dan bertujuan. Akan tetapi, mengikuti pandangannya bukan
berarti menyatakan adalah mustahil untuk mengembangkan aturan
mekanistik untuk menjelaskan perilaku yang diamati.

Tolman mungkin banyak mengalami kekalahan dalam perangnya


dengan behavioris S-R, Namun dengan penekanan psikologi dewasa ini
pada studi proses kognitif, teorinya mungkin pada akhirnya yang akan
memenangkan peperangan tersebut. Banyak teori sekarang ini
menenangkan pada belajar ekspektansi dan mengklaim bahwa fungsi
penguatan merupakan memberi informasi bukan memperkuat perilaku,
dan pendapat ini berutang budi pada teori tolman. Teori bolles adalah
salah satunya.

Kritik

Kritik ilmiah terhadap teori tolman jelas valid. Teorinya t idak


mudah diteliti secara empiris. Teorinya menggunakan banyak variabel
individual, bebas, dan intervening yang sulit untuk dijelaskan semuanya.
Tetapi tolman mengantisipasi kritik itu dan, seperti tercermin dalam
pernyataan, seperti yang dikutip diatas,dia tampaknya tidak peduli dan dia
senang.

Malone 1991 mengemukakan kritik serius bahwa, dengan


penggunaannya atas variabel intervening, tolman membawa psikologi
mundur ke orientasi mentalistik abad ke 19, bukannya membawa maju
keabad 20. Sebagai bukti dari kritiknya, Malone menunjukkan sedikitnya
aplikasi dari teori tolman. Meskipun kritik tentang kurangnya daya
aplikatif ini valid, namun pernyataan bahwa teori tolman membawa
kemunduran tampaknya merupakan pernyataan yang tidak valid. Seperti
yang akan kita lihat nanti, teori kognitif kontemporer dan jaringan neural
mungkin tidak memberikan aplikasi langsung pada problem, dan teori
teori itu banyak berisi variabel intervening, namun adalah tidak benar jika
dikatakan bahwa teori itu membawa kemunduran.

Pernyataan Diskusi

1. Mengapa teori tolman dianggap sebagai kombinasi dari dari psikologi


gestalt dan behaviorisme ?
2. Apa behaviorisme purposive itu ?
3. Mengapa teori tolman disebut teori S-S bukan S-R ?
4. Jelaskan situasi yang memungkinkan anda untuk menentukan apakah
seekor hewan menggunakan peta kognitif untuk memecahkan problem
atau tidak! Jangan menggunakan studi spesifik lain yang didiskusikan!
5. Menurut tolman, apakah penguatan merupakan variabel belajar atau
variabel performa? Jelaskan
6. Jelaskan secara singkat enam jenis belajar yang di usulkan tolman !
7. Ringkaslah studi yang dilakukan tolman dan honzik terhadap belajar
laten! Apa kesimpulan mereka?
8. Jelaskan eksperimen pelenyapan laten dan jelaskan mengapa fenomena
pelenyapan laten dianggap mendukung teori tolman!
9. Jelaskan apa pendapat tolman tentang peristiwa yang terjadi saat hewan
memecahkan problem dalam jalur teka teki. Masukkan istilah teoretis
tolman kedalam jawaban anda?
10. Apa ciri prosedur kelas yang di desain menurut teori tolman?
11. Beri contoh dari kehidupan personal anda yang mendukung atau menolak
teori belajar tolman!
12. Jelaskan eksperimen Tolman.
13. Teori Tolman dianggap sebagai kombinasi dari psikologi Gestalt dan
behaviorisme?

Konsep-Konsep Penting

1. Cathexis
2. Cognitive dissonance
3. Cognitive map
4. Confirmation of an expectancy
5. Demand
6. Drive discriminations
7. Emphasizer
8. Latent learning
9. Maintenance schedule
10. Means-end readiness
11. Molar behavior
12. Motor patterns
13. Place larning
14. Principle of least effort
15. Equivalence belief
16. Expectancy
17. Field expectancies
18. Hypotheses
19. Laten extinction
20. Purposive behaviorisme
21. Reinforcement expectancy
22. Response learning
23. Vicarious trial and error

Kesimpulan

Kemiringan mungkin menunjukkan taksonitas dalam kata Miring


merupakan hasil "bola aneh" distribusi untuk menarik kurva, dan itu justru
bola-bola aneh yang menarik para ahli taksonomi. Orang-orang yang condong
kurva sering dihapus karena sesuatu diasumsikan membuat mereka berbeda
secara kualitatif dari yang lain Sampel. Untuk menghapusnya dalam analisis
taksometrik atau mengubah kurva sebagai koreksi akan menghilangkan jenis
yang sangat orang yang dicari dalam taksa sangat kecil atau besar
(Lenzenweger,2004). Karena alasan ini, kami menganggap perlu untuk
memeriksa variabel gender untuk taksonisitas, meskipun ukuran efek untuk
perbedaan jenis kelamin biasanya lebih kecil dari ideal 1,25. Mungkin, takson
satu jenis kelamin kecil laki-laki stereotip atau perempuan bisa saja muncul,
bahkan dengan nilai d kecil untuk seluruh sampel. Mungkin juga ada
konstruk telah takson, tetapi tanpa membedakan pria dan wanita. Kami
menemukan petunjuk tentang takson kecil dengan SOI; pemeriksaan dengan
sampel yang jauh lebih besar disarankan untuk dilakukan lebih lanjut jelajahi
kemungkinan ini. Keterbatasan terakhir menyangkut prosedur taksometrik itu
sendiri, yang sebagian bergantung pada penilaian subyektif. Kami berusaha
hadapi keterbatasan ini dalam tiga cara. Yang pertama itu, kami
mengandalkan tiga prosedur paralel AMBAC, MAXEIG, dan L-Mode untuk
semua analisis yang dimaksudkan untuk meniadakan masalah khusus untuk
apa pun salah satu diantara mereka. Kedua, dalam semua kasus, kami
membandingkan plot kami dengan simulasi plot taksonik dan dimensi
berdasarkan kategorikal dan simulasi dimensi dengan karakteristik distribusi
yang sama dengan data aktual kami. Ketiga, kami menggunakan indeks
kecocokan (Ruscio et al.,2006), indeks kecocokan matematis yang tepat.
Paling banyak diterbitkan penelitian taksometrik menggunakan tidak lebih
dari satu kriteria ini. Meskipun demikian, karena subjektivitas ini, psikometri
telah mengembangkan metode yang lebih matematis untuk mendeteksi dan
menganalisis struktur laten (seperti pemodelan campuran)
DAFTAR PUSTAKA

Dr.SarwoEdy,M.pd. dan Dr.Sri Uchtiawati, M.Si. 2017. Gresik : UMG Press.

Drs.Nia Sutisna, M.Si. 2009. 23 November.Kontribusi pendidikan Nonformal


dalam pembangunan.Makalah.

Extended Personal Attributes Questionnaire [Data file].Barclay,C,D,Cutting


J,E. & kozlowski,L,T, (1978).

Hergenhahn, B.R. dan Matthew H. Olson. 2008. Theories of learning. Edisi


Ketujuh. Diterjemahkan oleh Tribowo BS. Jakarta ; Kencana

Novi irwan Nahar. 2016.1-12.

Harfinah.2010.diaksesdarihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LU
AR_BIASA/195701311986031-NIA_SUTISNA/MAKALAH_podx.pdf.
Pada 15 november 2019.

The Alberta Journal Of Educational Research.2001.ILovefreedom. Vol.XL


VII. No.3.203205.

Zakaria Stapa.Ahmad Munawar Ismail.Noranizah Yusuf.2012.

Innis. Nancy K. 2019. Tolman Tryon:Early Research On the intheritance Of


The Ability To Learn.American Psychological Association.

American Psychiatric. Associatio. (2000). Diagnostic and statistical.manual


of mental disorders.(4th.ed.text rev.).

Anda mungkin juga menyukai