Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PRAPTI FITRIANA

NIM : 1408 13251 158

UAS : Management K3

1. Program sistem management K3 adalah sasaran atau paket atau rencana yang akan
dilakukan untuk lebih meningkatkan lagi sistem management K3. Ada beberapa point
pentingnya, yaitu: Plan, Do, Action dan Cek.
2. Program disaster management guna menangani keadaan gunungg meletus
a. Mitigation (Pengurangan - pencegahan)
Dalam tahap mitigation BPBD melakukan upaya pengurangan resiko dan dampak
dari erupsi gunung dengan melakukan pembuatan talud banjir, pembuatan
kantong ahar atau dam, pemassangan Early Warning system (EWS) atau di kenal
dengan system peringatan dini dan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi.
b. Preparedness (Perencanaan - Persiapan)
1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan atau yang disebut Rengiat dilakukan oleh Seksi
Kesiapsiagaan BPBD, dengan didasarkan pada hasil analisis resiko kemudian
disusun kegiatan yang memang diperlukan untuk memperkuat kapasitas
masyarakat dalam menghadapi erupsi Gunung Meletus. Perencanaan ini juga
dilakukan untuk menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia serta untuk
menyesuaikan dengan bidang-bidang yang lain karena dalam pelaksanaannya
upaya preparedness melibatkan personil lintas bidang.
2. Persiapan
Kegiatan persiapan menghadapi erupsi Gunung Meletus dilakukan oleh
BPBD, dengan berbagai kegiatan seperti pemantauan di Gunung yang
dilakukan oleh BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kegunungapian dan Geologi) berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten
Sleman untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat, pelatihan atau
simulasi erupsi, pembentukan Desa Tanggap Bencana (Destana),
pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB) dan pembentukan Sister School.
c. Response (Penyelamatan - Pertolonga)
1. Penyelamatan
BPBD Kabupaten Sleman telah menyusun Skenario Rencana
Penanggulangan Erupsi Gunung Api Merapi. Skenario evakuasi warga dan
ternak dibedakan berdasarkan tipe letusan Merapi, yaitu letusan Efusif dan
letusan Eksplosif. Selain itu, di Desa Tangguh Bencana juga memiliki
dokumen Draft Rencana Kontijensi Gunung Api Merapi dan Rencana
Kontijensi Penanganan Ternak Untuk Penanggulangan Bencana Erupsi
Merapi sebagai panduan apabila Merapi mengalami erupsi. Selain itu, dalam
upaya evakuasi ternak BPBD Kabupaten Sleman juga bekerjasama dengan
Dinas Peternakan.
2. Pertolongan
Dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana, pada saat pengungsi
telah berada di barak pengungsian, maka BPBD Kabupaten Sleman mulai
dilakukan distribusi logistik dengan terlebih dahulu melakukan pendataan
jumlah pengungsi, menghitung kebutuhan pengungsi, mendirikan posko
darurat, dan penanganan korban bencana yang diatur dalam SOP Barak dan
Logistik. Namun, dalam prakteknya tahap response yang berkaitan dengan
penyelamatan ini belum dilaksanakan karena setelah BPBD Kabupaten
Sleman terbentuk pada tahun 2011, hingga September 2015 ini Gunung
Merapi tidak mengalami erupsi.
d. Recovery ( Pemulihan – Pengawasan)
Setelah terjadinya erupsi, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD
Kabupaten Sleman menyusun rencana aksi (Renaksi) rehabilitasi dan
rekonstruksi. Kegiatan yang dilakukan oleh bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
adalah pembuatan shelter bagi korban erupsi Gunung Merapi, pembangunan
hunian tetap, penggantian ternak, bantuan modal usaha dan bantuan sapi perah.
Luas dari hunian tetap adalah 100 m², dengan anggaran tiap huntap adalah Rp.
30.000.000,-. Didalam huntap sendiri terdapat berbagai fasilitas, seperti adanya
tempat ibadah, balai warga, kandang komunal, dan lapangan.

Tesis

Tiyas Trirahayu. Merapi Eruption Disaster Management By Sleman


Regional Disaster Management Agency. Tesis. Fis Uny.

Anda mungkin juga menyukai