Sindrom Meniere
Sindrom Meniere
1. Definisi
Sindrom Menier adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui, dan
mempunyai trias gejala yang khas, yaitu berkurangnya pendengaran secara progresif.,
tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa.
Pengertian vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan
alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing
saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik
(nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi,
namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh
penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan
penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.
2. Epidemiologi
Sindrom Menier biasanya lebih banyak pada perempuan dibanding laki – laki.
3. Etiologi
Penyebab penyakit Meniere tidak diketahui namun terdapat berbagai
teori,termasuk : pengaruh neurokimia
hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin
gangguan elektrolit dalam cairan labirin
reaksi alergi
gangguan autoimun.
4. Gejala
Gejala sindrom Menier sangat bervarisasi, tidak semua penderita memiliki
gejala yang sama. Namun demikian, dikenal istilah ”Classic Meniere’s” yang
berhubungan dengan empat gejala berikut :
Vertigo yang episodik (baik sensasi maupun gerakan) atau pusing
Fluktusasi, progresif, penurunan pendengaran pada unilateral (satu telinga) atau
bilateral (kedua telinga), biasanya jarang terjadi
Tinitus unilateral atau bilateral (persepsi suara, selalu berdenging, bergemuruh
atau berangin)
Rasa penuh atau tekanan pada satu atau kedua telinga.
Sindrom Menier umumnya diawali dengan satu gejala dan berlangsung
progresif. Diagnosa bisa ditegakkan walau tidak disertai empat gejala di atas.
Serangan vertigo bisa mendadak dan tidak terduga. Pada beberapa pasien,
serangan vertigo bisa terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari, serta bisa
disertai peningkatan tinitus bahkan sampai menetap, juga berdampak pada
penurunan pendengaran.
Dampak pendengaran bisa terjadi setelah serangan, biasanya semakin
memburuk. Serangan vertigo umumnya disertai mual, muntah dan berkeringat.
Beberapa penderita mengeluhkan ”drop attacks” – mendadak, serangan
pusing atau vertigo bisa terjadi dalam keadaan berdiri kemudian terjatuh.
Penderita juga mengeluhkan perasaan pulsasi (berdenyut). Beberapa diantaranya
merasakan sulit berdiri kembali pada saat kejadian, sampai serangan berakhir atau
bila telah diberi obat. Hal itu memungkinkan terjadi trauma saat terjatuh.
Pada keluhan penurunan pendengaran, suara dapat didengar kecil hingga
mengganggu dan penderita sangat sensitif dengan suara (hiperacusis). Beberapa
penderita terdapat nistagmus atau gerakan mata yang tidak terkontrol, biasanya
terjadi horisontal, dimana sebagai akibat dari kehilangan keseimbangan gerakan
bola mata.
Gejala lainnya dikenal sebagai ”brain fog” (kehilangan ingatan jangka pendek
yang menetap, lupa ingatan dan kebingungan), haus, penurunan kesadaran, sakit
kepala, gangguan penglihatan dan depresi. Gejala – gejala tersebut biasanya
sering bahkan bisa mengarah gejala kronik.
5. Tipe
a. Penyakit Meniere vestibular
Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic
sehubungan dengan tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.
Tanda dan gejala:
Vertigo hanya bersifat episodic
Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang sakit
Tak ada gejala koklear
Tak ada kehilangan pendengaran objektif
Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear
6. Patofisiologi
terjadi ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh
malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Namun, ada bukti menunjukkan bahwa
banyak orang yang menderita penyakit Meniere mengalami sumbatan pada duktus
endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang
merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam sistem
ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala Meniere.
7. Diagnosis
Pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali pada evaluasi nervus cranial ke VIII.
Garputala (uji weber) akan menunjukkan lateralisasi ke sisi berlawanan dengan
sisi yang mengalami kehilangan pendengaran (sisi yang terkena penyakit
Meniere).
Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan pendengaran sensorineural pada
telinga yang sakit. Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta
meminum zat penyebab dehidrasi, seperti gliserol atau urea, yang secara teoritis
dapat menurunkan jumlah hidrops endolimfe.
Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita
penyakit meniere.
Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons
vestibuler.
CT scan atau MRI kepala
Elektroensefalografi
Stimulasi kalorik
8. Terapi
Terapi dianjurkan untuk menangani gejala segera dan mencegah rekurensi.
Dokter merekomendasikan terapi vestibular, terapi tinitus, mengurangi stres,
terapi bagi yang mengalami penurunan pendengaran, serta obat – obatan untuk
mengantisipasi mula dan gejala lain dari vertigo,Untuk meringankan vertigo bisa
diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat atau diazepam.
Perempuan hamil dan yang sedang mengalami haid bisa terjadi peningkatan
gejala, kemungkinan dikarenakan peningkatan retensi cairan.