Anda di halaman 1dari 58

TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE

PADA KAPAL TIMUR LAUT 00

KARYA ILMIAH

Oleh
Heru Santoso, S.Pi., M.Si.
Fermenas Bawole, A.Md.Pi.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
AKADEMI PERIKANAN BITUNG
BITUNG
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan, Yang Maha Kuasa

karena berkat rahmat dan HidayahNYA sehingga Tim Penulis diberi kemampuan

untuk dapat merampungkan penulisan karya ilmiah ini.

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan deskripsi

tentang pengoperasian alat tangkap ikan Purse seine beserta dengan alat-alat bantu

maupun alat tambahan nya, disamping itu juga diharapkan tulisan ini akan

menjadi salah satu referensi bagi pelaku perikanan maupun akademisi perikanan

yang berkecimpung dengan alat tangkap purse seine.

Pada kesempatan ini, Tim Penulis menyampaikan terima kasih kepada

Pimpinan Akademi Perikanan Bitung atas petunjuk dan kesempatan yang

diberikan dalam penulisan karya ilmiah ini. Tim penulis menyadari bahwa tulisan

ini masih terdapat kekurangan, karena itu saran dan koreksi yang sifatnya

membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan tulisan ini.

Bitung, januari 2014

TIM PENELITI

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Tempat dan Posisi geografis Penangkapan 2

II HASIL DAN PEMBAHASAN 4


2.1 Keadaan kapal 4
2.2 Keadaan Daerah Penangkapan 6
2.3 Definisi Alat Tangkap Purse Seine 7
2.4 Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine 10
2.5 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum 13
Melakukan Operasi Penangkapan
2.6 Alat Bantu Yang digunakan 15
2.7 Persiapan Pengoperasian Purse Seine 25
2.8 Penurunan Alat TAngkap (Shooting) 28
2.9 Penarikan Alat Tangkap (Hauling) 30
2.10 Penanganan Hasil tangkapan 37
2.11 Konstruksi P{urse Seine KM. Timur Laut 00 39
2.12 Spesifikasi Purse seine 47
2.13 Kendala-kendala Yang sering Terjadi dalam 49
Pengoperasian

III KESIMPULAN DAN SARAN 50

DAFTAR PUSTAKA 52

3
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman


01 Spesifikasi KM. Timur Laut 00 4
02 Ukuran KM. Timur Laut 00 5
03 Perlengkapan Keselamatan KM. Timur Laut 00 5
04 Spesifikasi Purse seine di KM Timur laut 00 47
05 Spesifikasi Jaring Purse Seine KM. Timur Laut 00 47
06 Spesifikasi tali-Tali Purse Seine KM. Timur Laut 00 48
07 Perlengkapan Alat tangkap 48

4
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman


01 KM. Timur Laut 00 5
02 Bentuk Umum Bagian-bagian Purse Seine 7
03 Macam-macam Tali Ris 8
04 Ponton 16
05 Gara-gara (Agregat) 17
06 Pemberat Rumpon 18
07 Tali penghubung 18
08 Konstruksi Ponton 19
09 Power Block 20
10 Gardan/Winch 21
11 GPS 22
12 Echo Sounder 22
13 Radio/SSB 23
14 Light Boat 24
15 Posisi awal setting 29
16 Mesin Winch 31
17 Katrol T-boom dan Roller line 32
18 Power Block 33
19 Kapal Penampung 34
20 Jenis-jenis Ikan Yang Menjadi Sasaran Penangkapan 36
21 Pemindahan Hasil tangkapan 38
22 Penanganan Hasil Tangkapan Di Kapal Penampung 39
23 Bentuk Purse Seine di KM. Timur Laut 00 40
24 Bagian Badan Jaring dari Bahan Nylon twine 41
25 Bagian Kantong Jaring dari Bahan Netless Twine 41
26 Bagian Jaring Penguat/Selvedge dari Bahan Braided Twine 42
27 Pelampung dan Tali Ris Atas 43
28 Rantai Pemberat 44
29 Three Angle 45
30 Cincin, Tali cincin dan Cincin Penghubung 46
31 Tali Kerut pada rool penggulung 46

5
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia,

masih ditemui berbagai permasalahan di lapangan antara lain masih rendahnya

penguasaan teknologi yang digunakan serta kurangnya keterampilan para nelayan

dan pengusaha perikanan dalam mengelola hasil tangkapan.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembang pula pengetahuan

dan teknologi khususnya di bidang perikanan untuk menggunakan alat tangkap

yang efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil tangkapan yang diinginkan

sesuai dengan tujuan penangkapan.

Purse Seine adalah alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan

pelagis yang bersifat bergerombol dan hidup di dekat perairan. Alat tangkap ini

bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi, mengurung serta

mempersempit ruang gerak dari ikan sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan

akhirnya tertangkap. Pengoperasian alat tangkap Purse Seine dilakukan dengan 2

(dua) tahap yaitu setting dan hauling.

Keberhasilan proses setting dan hauling sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti kecepatan melingkar jaring, kecepatan tenggelam pemberat serta

kecepatan penarikan tali kolor, dimana faktor-faktor ini dapat mempengaruhi

tingkat efisiensi serta keberhasilan pengoperasian alat tangkap purse seine.

Hal ini dikarenakan sebagian besar hasil usaha masih pada pemilik alat

atau armada yang sebagian juga pemilik rumpon. Rumpon juga berfungsi sebagai

tempat ikan berkumpul (Fish Agregating Device) dan merupakan tempat atau

6
lahan utama dalam pengoperasian alat ini. Daerah penangkapan small purse seine

masih tergantung pada keberadaan rumpon yang di pasang sebelumnya di perairan

yang menjadi target operasi penangkapannya.

Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap ini telah banyak

diusahakan orang saat ini, yang mana dalam pengoperasiannya ditujukan untuk

menangkap jenis-jenis ikan pelagis dalam jumlah yang besar. Ikan yang

ditangkap adalah ikan yang memiliki nilai ekonomis penting serta pasaran yang

sangat baik untuk saat-saat sekarang ini.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membuat

tulisan ilmiah dengan judul ” Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Pada Kapal Timur laut 00”.

1.2 Tujuan

 Mengetahui keadaan kapal, alat tangkap purse seine serta alat

keselamatan

 Mengetahui daerah penangkapan

 Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap Purse Seine

 Mengetahui Alat bantu dan alat tambahan penangkapan ikan

 Mengetahui Penanganan ikan hasil tangkapan

 Mengetahui jenis-jenis ikan hasil tangkapan.

1.3 Tempat dan Posisi Geografis Penangkapan

Tempat pelaksanaan, bertempat di Perusahaan Perikanan milik PT.

Pathemang Raya pada KM. Timur Laut 00 dan untuk lokasi atau daerah

7
penagkapan terletak pada Laut Buru dengan Koordinat 03000’00’’ LS -

125000’00’’ BT sampai pada 04000’00’’ LS - 126000’00’’ BT.

8
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Keadaan Kapal

Adapun data-data KM. Timur Laut 00 adalah sebagai berikut :

Tabel 01 : Spesifikasi KM. Timur laut 00.

No Spesifikkasi Kapal Keteranagn

1 Nama kapal KM. Timur Laut 00

2 Call sign Kilo Bravo

3 Tanda selar Gt 68 No. 144/Kka

4 Jenis/tipe kapal Purse seine pelagis besar

5 Pembuatan kapal Dalam negeri

6 Tahun pembuatan 1996

7 Bendera Indonesia

8 Tempat pendaftaran Manado

9 No. REG 1048

10 NO. SIUP 04.03.04.0056.0175

11 No. SIPI 26.11.0028.06.28943

12 Daerah operasional Laut buru, Laut halmahera, Laut maluku, &

Laut seram

Sumber : KM. Timur laut 00

9
Tabel 02 . Ukuran KM. Timur Laut 00

No Spesifikasi Ukuran

1 Pajang kapal 31 meter

2 Lebar 5,70 meter

3 Dalam 2 meter

4 Isi kotor 68 Gt

5 Isi bersih 40 Gt

Sumber : KM. Timur laut 00

Tabel 03 . Perlengkapan Keselamatan KM. Timur Laut 00

No Spesifikasi Keterangan

1 Life buoy 5 buah

2 Life raff 2 buah

3 Life jacket 30 buah

4 Fry extinguisher 8 buah

Sumber : KM. Timur Laut 00

Gambar 01 : KM Timur Laut 00

10
KM. Timur Laut 00 selama melakukan operasi di laut tidak diberlakukan

ketentuan khusus berapa lama kapal melakukan penangkapan dalam 1 trip

penangkapan.

Kapal ini terus-menerus melakukan operasi dilaut kecuali jika terjadi

kendala maupun kerusakan-kerusakan parah pada bagian mesin, alat tangkap, dan

badan kapal yang sudah tidak dapat di perbaiki di laut serta jika terdapat surat-

surat kapal yang harus segera diperbaharui sehingga mengharuskan kapal kembali

ke darat. Segala kebutuhan terkait operasional kapal dan kebutuhan ABK disuplay

kapal-kapal penampung yang sedang service untuk menampung ikan hasil

tangkapan.

2.2. Keadaan Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan ikan (fishing ground) KM. Timur Laut 00adalah Laut

Buru, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut Seram, tetapi selama melakukan

penangkapan ikan (fishing ground) hanyan dilakukan pada Laut Buru dapat dilihat

pada titik koordinat 03000’00’’ LS - 125000’00’’ BT samapi pada 04000’00’’ LS

- 126000’00’’ BT dan memiliki kedalaman berkisar 3008 – 5255 meter.

BT dengan batas-batas geografis sebagai berikut:

 Utara : Kepulauan Sula

 Selatan : Laut Banda

 Barat : Pulau Sulawesi

 Timur : Pulau Buruh.

11
2.3 Definisi Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine biasanya disebut jaring kantong karena bentuk jaring tersebut

waktu dioperasikan berbentuk menyerupai sebuah kantong. Purse seine

merupakan jaring berbentuk empat persegi panjang yang bagian bawah jaringnya

dikerucutkan dengan cara menarik tali kolornya sehingga ikan-ikan akan

terkurung didalamnya dan tertangkap (P3 Jawa Tengah, 1985).

Menurut (Sadhori,1984) mengemukakan bahwa alat tangkap purse seine

memiliki 3 bentuk dasar yaitu :

1. bentuk segi empat ( empat persegi panjang )

2. bentuk trapezium ( potongan )

3. bentuk lekuk

Gambar 02 bentuk umum bagian-bagian purse seine

Keterangan gambar :

a. jaring utama terdiri atas : d. tali pelampung


a1. sayap (wing) e. pelampung
a2. perut (midel) f. tali ris bawah
a3. bahu g. pemberat
a4. kantong (buant) h.tali cincin (kang)
b. selvedge i. cincin (ring)
c. tali ris atas j. tali kolor

12
2.3.1. Jaring Utama

Bahan utama yang biasanya digunakan untuk pembuatan jaring utama

biasanya menggunakan nylon atau vinylon.ukuran mata jaring disesuaikan dengan

jenis-jenis ikan yang akan ditangkap.

2.3.2. Selvedge

Selvedge berfungsi untuk melindungi bagian tepi/pinggir jaring utama

yang diikatkan pada tali ris agar bagian tepi jaring utama tidak cepat rusak atau

robek. Bahan selvedge biasnya lebih kaku dari jaring utama seperti polyethylene.

2.3.3. Tali Ris

Ada enam macam tali ris yang termasuk dalam kelompok tali ris, yaitu :

1. Tali ris atas 4. Tali pemberat


2. Tali pelampung 5. Tali penguat ris atas
3. Tali ris bawah 6. Tali penguat ris bawah

Gambar 03. Macam-macam tali Ris.

Biasanya menggunakan bahan kuralon (PVA) kadan-kadang juga

menggunakan polyethylene, dengan ukuran diameter ( ǿ ) = 8 – 10 mm.

2.3.4. Tali Kolor

Untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi

maka digunakan tali kolor yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan. Karena

dengan terkumpulnya ring maka jaring bagian bawah akan terkumpul menjadi

satu. Bahan yang digunakan : polyethylene.

13
2.3.5. Pelampung

Pelampung befungsi untuk mengapungkan seluruh alat tangkap keatas

permukaan air. Bahan yang digunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih

kecil dari berat jenis air laut. Pada purse seine umumnya digunakan bahan

sintetik berupa busa pelastik yang keras.

2.3.6. Pemberat

Agar jaring lebih cepat tenggelam sewaktu dioperasikan maka tali ris

bawah perlu di beri pemberat. Bahan yang digunakan timah atau tambul.

2.3.7. Cincin

Fungsi cincin sebagai tempat lewatnya tali kolor sewaktu ditarik agar

bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan yang digunakan terbuat dari

kuningan atau tembaga, kadang-kadang digunakan bahan besi dilapisi baja.

Yang digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang cara

hidupnya bergerombol (schooling) dipermukaan laut dengan cara mengurung

gerombolan ikan tersebut dengan jaring dari dua arah, baik pergerakan kesamping

(horizontal) maupun ke arah dalam (vertical).

Sedangkan menurut (Ayodhya, 1997) menyatakan bahwa bentuk purse

seine pada prinsipnya terdiri dari bagian kantong yang berbentuk empat persegi

panjang, bagian badan dan sayap yang bentuknya seperti trapesium atau jajaran

genjang yang memanjang. Selanjunya bagian-bagian tersebut disambungkan pada

jaring penguat yang dihubungkan pula dengan tali ris atas (head rope) dan tali ris

bawah (foot rope) serta dilengkapi dengan pelampung (float) dan pemberat

(sinker).

14
Ukuran purse seine bervariasi sesuai dengan ikan yang menjadi tujuan

penangkapan dan perairan. Sebagai contoh purse seine tuna (termasuk cakalang)

dapat berukuran antara 600 – 850 depa (1000 – 1500 m) dan ukuran dalam antara

110 - 140 depa (190 - 250 m). Purse seine ini dapat dioperasikan memakai kapal

purse seine yang berukuran (300 – 500 GT (Farid, 1989).

2.4 Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Pengoperasian alat tangkap purse seine dapat dilakukan pada siang maupun

malam hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari karena ikan

relatif tidak bergerak cepat dan lebih mudah dikumpulkan dengan media lampu

(Ben Yami, 1994)

Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya terdiri dari 2 tahapan kegiatan

yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan hauling (pengangkatan alat

tangkap).

2.4.1 Penurunan Alat Tangkap (Setting)

Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap mengitari dan

membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung

gerombolan ikan yang telah terkumpul.

Menurut (Sadhori, 1984) bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dengan

cermat sebelum penurunan jaring meliputi :

a. Kecepatan dan arah angin.

b. Kecepatan dan arah arus.

c. Arah renang gerombolan ikan.

d. Kedalaman dasar perairan.

15
Proses setting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy)

dilepas kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus,

kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan

jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penawuran

jaring maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke

atas kapal (Katiandagho, 1989).

Sedangkan menurut (Von Brandt, 1946) menyatakan bahwa penurunan


jaring harus dilakukan dengan cepat karena hal ini merupakan faktor penting yang
berpengaruh pada seberapa besar kelompok ikan yang akan mampu dikelilingi.

2.4.2 Pengangkatan Alat Tangkap (Hauling)

Pengangkatan alat tangkap (hauling) dilakukan segera setelah alat tangkap

selesai dilingkarkan mengelilingi gerombolan ikan, dengan tujuan mengangkat

alat tangkap dan hasil tangkapan ke atas kapal. Kegiatan ini terbagi dalam

2 (dua) kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan isi jaring.

a. Penarikan Tali Kolor

Penarikan tali kolor harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai

seluruh cincin-cincin purse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau sampai

dirasa cukup (Ben Yami, 1994). Untuk menghindari kesalahan sering dilakukan

hauling sebagian tali pelampung dan isi jaring dengan cara manual.

Alat-alat bantu proses penarikan tali kolor dapat dibedakan dalam 5 jenis, sesuai

dengan jenis tali kolor yang digunakan, yaitu :

Menurut (Marzuki, 1976) bahwa sebaiknya penarikan tali kolor tidak

memakan waktu yang lama kira-kira 30 menit dengan kecepatan sedang agar

supaya tali kolor tidak cepat aus sehingga tidak mudah putus, disamping itu

16
penarikan tali kolor yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik

masuk kedalam lingkaran jaring.

Semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka semakin cepat pula cincin purse

seine akan terkumpul sehingga jaring akan membentuk sebuah kantong dan

kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi

efisiensi dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan yang tinggi.

b. Penarikan Isi Jaring

Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati

mengingat ikan masih dapat lolos dan melarikan diri dengan cara melompati tali

pelampungnya (Ben Yami, 1994).

Menurut (Von Brandt, 1964) mengatakan bahwa proses penarikan isi

jaring dari laut ke atas kapal dapat dipermudah dengan penggunaan alat-alat bantu

seperti :

1. Power block

Dioperasikan secara hidrolik, jaring ditarik dengan winch dan diangkat

dengan menggunakan block.

2. Net houler

Alat penarik jaring.

3. Drum seining

Alat penarik jaring berbentuk drum besar yang letaknya di buritan

kapal.Penarikan isi jaring dengan secara manual dengan menggunakan tenaga

manusia dapat dilakukan ketika penarikan tali kolor belum selesai semuanya, hal

ini dimaksudkan untuk mengurangi beban tarik Capstand serta efisiensi waktu

untuk operasi selanjutnya.

17
2.5 Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan operasi

penangkapan ikan

Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombolan

(schooling) di permukaan laut. Oleh karena itu,pada saat melakukan operasi

penangkapan ada beberapa hal yang harus menjadi pengetahuan dasar sebelum

melakukan pengoperasian alat pengkap purse seine :

1) Ikan yang akan ditangkap

2) Posisi kapal dari ikan yang akan ditangkap

3) Sifat-sifat ikan

4) Metode penangkapan ikan yang akan digunakan

2.5.1 Ikan Yang Akan Ditangkap

Ikan yang ditangkap adalah ikan ekonomis penting. Jenis-jenis ikan

yang tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah :

1). Ikan Baby tuna

2). Ikan Kembung

3). Ikan Tongkol

4). Ikan Cakalang

5). Ikan Lamadang

6). Ikan Layang,dll

2.5.2 Posisi Ikan Yang Akan Ditangkap

Hal pertama harus diperhatikan sebelum kita melakukan operasi

penangkapan ikan adalah kita harus tahu dimana ikan tersebut hidup. Ikan-ikan

18
yang menjadi tujuan penangkapan purse seine berada di daerah pesisir pantai serta

di perairan yang cukup dalam. Biasanya ikan-ikan tersebut memiliki swimming

layer di sekitar permukaan air. Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut sinar

matahari masih dapat ditembus oleh sinar matahari yang memungkinkan

tumbuhnya klorofil makanan ikan plankton yang merupakan makanan dari ikan-

ikan pelagis sehingga membuat ikan tersebut senang berkumpul atau bergerombol

pada daerah tersebut. Ikan-ikan yang tertangkap oleh alat tangkap purse seine

dengan cara terkurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh dua

jaring dari dua arah, baik pergerakan ke samping (horizontal) maupun kearah

dalam (vertical).

2.5.3 Sifat-sifat Ikan Yang Akan ditangkap

Pengetahuan lain yang juga harus kita pahami ketika akan menentukan

suatu metode penangkapan ikan, teknologi penangkapan ikan adalah tingkah laku

ikan atau lazim disebut fish behaviour.

Salah satu sifat dari ikan-ikan tujuan penangkapan yang telah disebutkan

diatas adalah suka bergerombol dalam konsentrasi yang cukup besar dan sangat

padat, dengan kata lain volume individu dari ikan tersebut banyak. Sifat lain dari

ikan tersebut yaitu sangat peka terhadap rangsangan cahaya atau disebut dengan

phototaksis positif.

2.5.4 Metode Penangkapan Ikan Yang Digunakan

Untuk menangkap ikan dengan sifat yang senang bergerombol lebih efektif

dan efisien menggunakan jaring. Dengan menggunakan jaring dapat memperkecil

19
ruang gerak ikan, sehingga ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya

tertangkap. Mata jaring dapat berfungsi sebagai dinding penghadang., dan bukan

sebagai penjerat ikan. Hal lain yang menjadi pertimbangan kenapa ikan-ikan

tersebut ditangkap dengan jaring adalah ikan tersebut dapat ditangkap dalam

jumlah yang banyak dibandingkan jika ditangkap satu demi satu dengan tali dan

pancing. Tipe alat penangkap ikan dengan disini banyak macam jenis, untuk ikan

yang memiliki sifat bergerombol dan berada di permukaan lebih tepat jika

menggunakan purse seine.

2.6 Alat Bantu yang di Gunakan

2.6. 1 Rumpon

Rumpon adalah suatu alat bantu dalam kegiatan penangkapan ikan yang

dipasang dan ditempatkan pada perairan laut di lokasi daerah penangkpan (fishing

ground) agar ikan – ikan tertarik untuk berkumpul disekitar rumpon sehingga

mudah untuk ditangkap dengan alat penangkap ikan. Ikan – ikan kecil berkumpul

disekitar rumpon karena terdapat lumut dan plankton yang menempel pada

atraktor rumpon. Ikan – ikan kecil ini mengundang ikan – ikan lebih besar untuk

memangsanya dan demikian seterusnya sampai ikan tuna juga berada pada sekitar

rumpon pada jarak tertentu (food chains). Alat bantu tersebut menjadi alat tangkap

yang operasionalnya lebih efektif (menghemat bahan bakar / perbekalan).

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1992), tipe rumpon yang hingga

saat ini dikembangkan di Indonesia adalah disesuaikan dengan kondisi, ekosistem

20
atau kedalaman perairan permanen dari rumpon dan tingkat teknologi yang

diterapkan.

Rumpon dapat dibedakan antara Rumpon laut dangkal yang biasa disebut

“Rumpon” dan Rumpon laut dalam yang biasa disebut “Payaos”. Alat bantu

penangkapan yang sangat vital yang digunakan pada kapal purse seine, begitu

juga seperti yang terdapat pada KM.Timur Laut 00. Rumpon ini berfungsi sebagai

penarik ikan-ikan kecil yang berguna untuk memancing ikan yang lebih agar

dapat tertangkap saat operasi penangkapan.

Rumpon ini terdiri dari beberapa bagian antara lain:

a. Ponton

Ponton merupakan pelampung yang terdapat pada rumpon yang

berfungsi sebagai tanda.

Gambar 04 . Ponton

21
b. Gara-gara

Gara-gara merupakan gugusan daun palem atau daun kepala yang

diikatkan pada satu tali yang berfungsi sebagai penghasil plankton

yang dapat memikat ikan-ikan kecil. Selanjutnya gerombolan ikan-ikan

kecil tersebut memancing datangnya ikan yang lebih besar datang dan

berkumpul di sekitar rumpon. Daun palenm dipilih karea sifatnya yang

lentur dan tidak mudah rusak. Ukuran panjangb gara-gara dari

permukaan antara 12-20 m.

Gambar 05 . Gara-gara (agregat)

c. Pemberat

Dalam sebuah rangkaian rumpon yang terdapat pada KM. Timur

Laut 00 terdapat sekitar enam buah pemberat dimana setiap pemberat

memiki berat sekitar 200 kg. pemberat tersebut memiliki fungsi agar

rumpon yang telah dijatuhkan tidak hanyut dengan arus. Pemberat ini

22
dipasang sesuai dengan kedalaman perairan supaya rumpon tidak

mudah terbawa arus air laut.

Gambar 06 . pemberat rumpon

d. Tali penghubung

Tali penghubung adalah rangkaian tali yang menghubungkan

ponton dengan pemberat dasar. Panjang tali ini disesuaikan dengan

kedalaman perairan tersebut.

Gambar 07 . tali penghubung

23
Secara keseluruhan bentuk rumpon tanam yang dipakai pada KM. Timur Laut 00
terdapat pada gambar di bawah ini:

Gambar 08. Konstruksi Ponton

24
2.6.2 Power Block

Dalam operasi penangkapan ikan pada kapal purse seine alat yang

sangat membantu dalam melakukan hauling adalah power block

Gambar 9 . Power block

2.6.3 Gardan/winch
Dalam proses penangkapan ikan pada kapal purse seine khususnya

pada KM Timur Laut 00 hal yang paling penting adalah proses penarikan

tali kerut agar jaring cepat menutup dan ikan tidak lepas.

Proses penarikan tali kerut ini harus dilakukan dengan cepat agar ikan

yang sudah berada di dalam jaring tidak dapat melepaskan diri dari jaring.

Panjang tali kerut secara keseluruhan adalah sepanjang 500 m.

25
Gambar 10 . Gardan/winch

2.6.4 Alat-alat Navigasi

a. Global Positioning System (GPS)

Dalam sebuah kapal khususnya kapal penangkap ikan tidak dapat

dipisahkan dengan alat navigasi khususnya GPS. Banyak hala

penting yang dilakukan yang berhubungan dengan GPS

diantaranya :

- Menentukan posisi kapal serta membuat alur pelayaran

- Mencatat dan menentukan posisi rumpon yang telah maupun

akan ditancapkan.

26
Gambar 11 . GPS

b. Echo Sounder

Echosuonder merupakan alat bantu yang sangat penting

dalam mendeteksi adanya gerombolan-gerombolah ikan,agar

mempermudah mengetahui adanya ikan-ikan sebelum

melakukan setting.

Gambar 12 . Echo Sounder

27
c. Radio/SSB
Alat ini sangat berfungsi untuk melakukan antara suatu

kapal dengan kapal lain. Karena pengoperasian alat tangkap

purse seine menggunakan alat bantu berupa kapal

lampu,sehingga setiap kapal harus menggunakan alat bantu

berupa radio.

Gambar 13 . Radio/ SSB

2.6.5 Kapal Lampu (light boat)

Kapal lampu adalah alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk

mengumpulkan ikan di suatu tempat, sebelum dilakukan suatu operasi

penangkapan.

Cahaya lampu sudah mulai digunakan untuk mempermudah proses

penangkapan ikan, baik yang digunakan oleh nelayan tradisional maupun

nelayan modern. Penggunaan cahaya lampu ini bertujuan untuk menarik

28
perhatian ikan yang bersifat fototaksis positif untuk berkumpul di sekitar

kapal di mana rumpon dipasang.

Jenis ikan yang tertarik pada cahaya (phototaksis positif) adalah jenis-

jenis ikan pelagis kecil seperti : tembang, lemuru, teri, kembung, selar,

tongkol, cakalang dan lain-lain.

Penggunaan lampu untuk penangkapan dengan alat tangkap purse

seine adalah untuk mengoptimalkan usaha penangkapan. Dalam hal ini yang

perlu diusahakan adalah bagaimana agar rambatan cahaya lampu dapat terbias

secara s empurna. Untuk itu pengetahuan mengenai dasar perairan, kejernihan

air, dan kekuatan lampu yang digunakan perlu diperhatikan.

Gambar 14 . Light boat

29
2.7 Persiapan Pengoperasian Purse Seine

Menurut Tomasila an Usemahu (2004),setelah sampai di daerah yang

dianggap baik untuk melakukan penangkapan, serta keadaan cuaca yang

memungkinkan, maka alat tangkap purse seine perlu di persiapakan yaitu antara

lain:

- Mengikat cincin pada pemberat

- Memasang tali pelampung pada pelampung

- Memasukan tali kerut ke cicin yang dipasang ring stic

- Memperbaiki jaring apabila terjadi kerusakan.

Berbeda dengan persipan yang dilakukan pada KM. Timur Laut 00 kecuali

pada kegiatan memasukan tali kerut kecicin yang sama. Persiapan-persiapan yang

dilakukan pada KM. Timur Laut 00 adalah mulai dari pencarian rumpon,terminal,

dan pengumpulan ikan dengan menggunakan cahaya lampu.

2.7.1 Pencarian terminal atau rumpon (Searching)

Kapal lampu (light boat) bertanggung jawab untuk mendapatkan lokasi

rumpon yang akan dijadikan sebagai sasaran operasi penangkapan Semua lokasi

rumpon sudah tercatat pada note book kapal KM. Timur laut 00 maupun tiga

kapal lampu yang membantu dalam proses pengoperasian.

Pemilihan terminal rumpon didasarkan banyaknya ikan di rumpon yang

dilihat melalui fish finder kapal lampu (light boat).Setelah mendapat rumpon

terminal yang menjadi sasaran operasi penangkapan, maka kapal lampu

mengkomunikasikan terhadap kapal jaring. Jarak antara 1 rumpon dengan rumpon

lain biasanya 5-7 mil.

30
2.7.2 Pengumpulan Ikan dengan cahaya lampu

Pada sore hari pukul 18:00 kapal lampu mengambil gara-gara pada

rumpon terminal dan diikat di samping kanal kapal. Bersamaan dengan itu juga,

lampu dihidupkan, kemudian secara perlahan kapal lampu menjauh dari lokasi

rumpon. Lampu yang digunakan adalah jenis lampu merkuri sebanyak 2 buah di

masing-masing kapal. Lampu-lampu ini di tempatakan di samping lambung

kanan dan lambung kiri kapal.

Sebelum proses pengoperasian alat tangkap (shooting), kapal jaring selalu

melakukan komunikasi dengan kapal lampu melalui radio/SSB terkait perkiraan

gerombolan ikan yang ada dan segala yang terkait dengan kondisi perairan mulai

pukul 02:00 dini hari.

Setelah mendapat informasi dari kapal lampu,maka kapal penangkap

segera menuju ke kapal lampu yang berada di terminal rumpon sesuai informasi

yang di berikan nahkoda kapal lampu. Lama perjalanan yang ditempuh menuju

terminal rumpon antara 1-2 jam, tergantung jauh hanyut kapal saat standby .

Pada waktu mendekati kapal lampu (light boat) pada jarak kurang lebih 1 mil

kembali Fishing Master melakukan komunikasi terhadap kapal lampu untuk

memastikan proses shooting dan area pengoperasian. Selain itu juga Fishing

Master melihat kemana arah arus dan angin, karena arah arus dan angin sangat

menentukan kedudukan badan jaring dan pemberat pada saat operasi pengkapan.

Pukul 04:00 dini hari Fishing Master membunyikan bel alaram sebagai

intruksi kepada seluru ABK untuk persiapan shooting purse seine.Lampu kerja

bagian buritan kapal jaring dihidupkan segera, maestro/kepala kerja dan dua orang

ABK memeriksa kesipan jaring sebelum di operasikan.

31
Selanjutnya kapal lampu penahan menuju bagian buritan kapal jaring pada

sisi kiri buritan. Pada saat kapal lampu penahan (skif light boat) mendekati kapal

penangkap, ada beberapa hal yang dilakukan sebelum shooting adalah sebagai

berikut :

1) Memasukan tali kerut pada block T-boom dimana tali ini tersambung

dengan tali buangan cincin (ring) pemberat.

2) Menghidupkan mesin gardan (purse line winch) dan mengalirkan air pada

pipa diatas silindernya agar pada saat tali kerut ditarik dengan garden,

panas yang ditimbulkan antara gesekan tali dengan takal tidak besar yang

berakibat cepat putusnya tali.

3) Memberikan tali selambar/tali buangan pelampung dan pemberat yang

tersambung dengan three angle serta tali buangan cincin pada kapal lampu

penahan (skiff light boat) yng mendekat ke kapal jaring, selanjutnya tali

tersebut di katkan pada bolder depan untuk tali buangan pelampung di

ikatakn pada bolder kanan kapal lampu penahan untuk menahan ujung alat

tangkap pada saat diturunkan.

4) Seluruh ABK mengenakan semua perlengkapan kerja, mulai dari baju

hujan, sarung tangan, dan sepatu kerja.

Setelah semua persiapan selesai, lampu kerja bagian belakang dimatikan

kembali oleh asisten fishing master selanjutnya kesiapan tersebut dilaporkan

kepada Fishing Master yang berada di anjungan. Kapal jaring bergerak diikuti

32
kapal lampu penahan (skiff light boat) di belakang menuju ke kapal lampu yang

sedang mengkonsentrasikan ikan.

Posisi shooting light boat berada disebelah kanan kapal jaring. Semua

ABK sudah siap di posisi masing-masing 3-4 ABK di haluan kapal, 3 ABK

dibagian jaring dan yang lainnya di winch dan roller line.

Fishing Master mengemudikan kapal jaring menempatkan posisi sebaik

mungkin sesuai kondisi arus dan angin terhadap gerombolan ikan dan kapal

lampu shooting sama seperti yang dikemukakan oleh Tomasila dan Usemahu

(2004), dimana posisi kapal harus di atas arus dan dibawah angin. Setelah posisi

tepat maka nahkoda kapal lampu memberikan isyarat kepada fishing master

dengan menggunakan senter kemudian fishing master memberikan intruksi

kepada maestro/kepala kerja dengan menggunakan radio untuk pelaksanaan

shooting. Selanjutnya tali tambat antara kapal purse seine dan kapal lampu di

ariah.

2.8 Penurunan Alat Tangkap (shooting)

Pada KM. Timur Laut 00 langkah-langkah yang dilakukan dalam proses

penurunan alat tangkap (shooting) sama seperti yang di kemukakan oleh Tomasila

dan Usemahu (2004) kecuali pada pelampung tanda, karena pada KM Timur Laut

00 peranan pelampung tanda diganti dengan kapal lampu penahan (skiff light

boat).

Penurunan jaring dapat dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :

 Kapal tarik KM Terbit III merapat pada buritan kapal penangkap

KM. Timur Laut 00 untuk mengambil tali kerut dan tali

33
pelampung, di ikatkan pada haluan, siap untuk menarik dengan

arah mundur guna menahan alat tangkap pada waktu setting.

 Kapal penangkap KM. Timur Laut 00 menempatkan pada posisi

dimana arah arus datang dari depan haluan atau arus berlawanan

dengan haluan.

Ket:

1 : KM Timur Laut oo

2 : KM Terbit III

3 : KM Terbit II 1
3 4
4 : KM Terbit I

Gambar 15 . Posisi awal setting

 Sebelum kapal KM. Timur Laut 00 menurunkan Jaring purse seine


kapal Bantu lampu KM. Terbit I menempatkan pada posisi ½
Lingkaran jaring purse seine bertugas menarik jaring yang
mengkerut akibat arus
 Setelah kapal Timur Laut 00 menurunkan jaring purse seine
melingkar dan bertemu kembali pada posisi semula, KM. Terbit III
mengembalikan tali kerut dan tali pelampung dilanjutkan dengan
mengambil tali tarik.
 Ujung tali kerut yang diambil dari kapal Terbit III dan ujung tali
kerut sisa setting ditarik menggunakan Gardan/winch.

34
Arah pelingkaran alat tangkap adalah putaran kanan sesuai putaran baling-

baling kapal sama seperti yang di kemukakan oleh Tomasila dan Usemahu (2004),

jarak kapal jaring terhadap shooting light boat pada saat penurunan alat tangkap di

sesuaikan dengan jaring yaitu 450 m. Besarnya sudut putar yang diambil oleh

fishing master adalah antara 300 - 400 dari haluan semula. Kecepatan kapal saat

melingkar adalah 6-7 knot. Pada saat cincin pemberat tersisi 33 pertanda alat

tangkap yang diturunkan sudah habis setengah maka maestro memberikan

informasi kepada fishing master melalui radio. Selanjutnya cincin pemberat sisa

16 kembali maestro menghubungi fishing master sehingga fishing master dapat

memperkirkan berapa jarak lagi yang harus ditempuh agar pelingkaran alat

tangkap tepat, lama proses pelingkaran jaring antara 5-6 menit dan pengaruhi

kondisi arus dan angin.

Kapal berhenti pada saat mendekati kapal lampu penahan, fishing master

berusaha mendekatkan haluan kapal jaring dengan skiff light boat, jika kapal

terlalu cepat terkadang mesin digerakan mundur untuk menghindari tubrukan.

Salah satu ABK kapal jaring melemparkan tali ayoda ke kapal lampu, selanjutnya

tali selambar yang mengikat three angle dan tali kerut buangan dari kapal lampu

dilemparkan ke kapal jaring dan ditangkap oleh ABK jaring yang telah siaga.

2.9 Penarikan Alat Tangkap (Hauling)

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), dalam penarikan alat tangkap

(hauling) diawali dengan penarikan tali kerut, setelah tali kerut tertarik semua

selanjutnya sedikit demi sedikit bagian jaring dinaikan keatas kapal sambil

disusun di tempat yang telah di tentukan seperti pada waktu mulai operasi. Hal

35
tersebut sam seperti yang di lakukan pada KM. Timur Laut 00 pada saat hauling

dengan langka kerja sebagai berikut.

2.9.1. Penarikan Tali Kerut

Tali kerut buangan segera di tarik oleh ABK kebelakang melalui sebelah

kanan kapal dan dimasukan ke katrol T-boom selanjutnya digulung pada roler line

setelah melalui mesin winch. Sedangkan tali selambar yang mengikat three angle

sementara di ikatakan pada bolder sebelah kanan kapal. Pada saat pelemparan tali

buangan segera penyelam dari kapal lampu dan kapal purse seine terjun ke

perairan dan memeriksa keduduka alat tangkap agar tidak terjdi trouble sebelum

proses hauling dilakukan. Selanjutnya kapal lampu penahan segera menarik tali

ayoda dan mempertahankan kedudukan kapal jaring supaya kapal tidak tertaik

ketengah lingkaran alat tangkap karena daya tenggelam alat tangkap sangat besar.

Tali cincin yang melewati ke dua katrol T-boom digulung di roller line

dengan bantuan mesin winch hydraulic.

Gambar 16. Mesin winch

36
Penarikan tali kerut dilakukan secara terus menerus sampai semua cincin

terangkat di katrol T-boom, namun biasanya jika tali kerut yang melalui katrol T-

boom sebelah kiri sudah ditarik sampai tanda sambung eyes plice ke

persambungan ke dua kerut maka penarikan dihentikan dan roller line di kunci

sedangakan roller line sebelahnya tetap diputar sampai semua cincin terangkat.

Gambar 17 . Katrol T-boom dan Roller line

2.9.2 Penarikan Badan jaring

Penarikan tali selambar pada bagian kantong ditarik hingga three angle

terangkat dan dinaikan ke atas kapal. Penarikan kembali dipindah ke tali selambar

pada bagian sayap yang ditarik hingga three angle terangkat. Pada saat yang

bersamaan setelah cincin terangkat pada ke dua roller line dikunci dan tali kerut

37
diikat dengan rantai. Setelah tahap ini selesai maka ABK berpindah ketempat

penyusunan alat tangkap.

Three angle pada bagian sayap sementara dinaikan melalui penarikan

winch hydraulic selanjutnya tali selambar dilepas dipindah dengan tali bantuan

yang dilewatkan power block dan ditarik dengan mesin garden (purse line winch).

Three angle dan badan jaring di tarik naik melewati power block yang berputar

sampai kembali ke bawah, selanjutnya tali dilepas dan disambung kembali

dengan tali selambar yang sudah di susun.

Power block kembali digerakan oleh fishing master dari kemudi hydraulic

yang berada di geladak atas sehingga pelampung, badan jaring, dan rantai

pemberat akan tertarik secara bersamaan. Maka tali yang menghubungkan cincin

kecil dengan tali cincin yang tergantung di T-boom dibuka oleh 2 orang ABK satu

persatu tali dibuka mengikuti penarikan jaring selanjutnya jaring disusun oleh

ABK sesuai bagian masing-masing. Pelampung dan selvage atas di susun oleh 7-8

barisan, untuk badab jaring atas dibagian depan dan badan jaring bawah sisi

belakang. Sedangkan rantai pemberat dan selvage bawah berada disamping badan

jaring.

Gambar 18 . Power block

38
Penarikan di bantu oleh 3 orang penyelam (diver) yang selalu memberikan

informasi seandainya terdapat terjadinya trauble.Bersammaan dengan itu kapal

lampu shooting akan keluar dari lingkaran jaringsesudah lampu dipadamkan dan

ABK kapal penampung akan membongkar es yang berada di dalam palka yang

dibawa dari fishing base. Banyaknya palka es yang di bongkar ini berdasarkan

informasi densitas ikan yang tertangkap dari informasi fishing master kapal jaring

melalui radio kepada Nahkoda kapal penampung.

Gambar 19 Kapal Penampung

Pada saat mencapai bagian kantong jaring, penarikan jaring dengan power

block sementara dihentikan, cincin-cincin pada tali pelampung bagian kantong

yang nantinya akan dinaikan di atas deck kapal penampung diikat oleh penyelam,

selanjutya jaring bagian kantong dinaikan sedikit demi sedikit ke atas deck kapal.

Dengan menggunakan tali-tali pengikat jaring yang terhubung dengan katrol pada

tiang Boom yang di tarik dengan mesin winch dan winch hydraulic.

39
2.9.3. Pengangkatan Hasil Tangkapan

Setelah tali kerut tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian-

bagian jaring dinaikkan ke atas kapal yang dimulai dari ujung sayap. Pada tahap

penarikan jaring dapat dibantu dengan power block sehingga pengangkatan jaring

dapat dilakukan dengan cepat.

Setelah sebagian jaring dinaikkan ke atas kapal, ikan-ikan yang

terkurung dapat dimulai diambil atau dinaikkann ke atas kapal dengan

menggunakan serok.

Pada tipe alat penangkapan ikan dengan purse seine yang lebih modern

hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan scop net yang ditarik dengan mesin

winch langsung naik ke dalam palka kapal penampung. Dengan cara tersebut ikan

dapat diperoleh lebih segar dan komposisi dari ikan itu tetap utuh.

2.9.4 Jenis-jenis Hasil Tangkapan

Menurut Taufik (2010),jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan

Dari purse seine adalah ikan-ikan yang membentuk suatu gerombolan dan berada

dekat dengan permukaan air, diharapkan pula densitas dari gerombolan tersebut

tinggi yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lain haruslah sedekat mungkin.

Sama seperti KM. Timur laut 00 dimana hasil tangkapan utama adalah jenis ikan-

ikan pelagis yang umumnya tertarik terhadap cahaya dan merupakan ikan

ekonomis yang memiliki nilai jual tinggi

Jenis hasil tangkapan yang menjadi sasaran KM. Timur Laut 00 adalah

ikan tuna sirip kuning/yellow fin Tuna (thunnus albacares), ikan

40
cakalang/skipjack tuna (katsuwonus pelamis), ikan tongkol/easternlittle tuna

(auxis thazard).

Ikan Tuna Sirip Kuning

Ikan Cakalang

Ikan tongkol

Ikan Layang

Gambar 20 . jenis-jenis ikan Yang Menjadi Sasaran Penangkapan.

41
2.10 Penanganan Hasil Tangkapan

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), hasil tangkapan yang telah

tercurah di atas dek kapal langsung di sortir atau di pilih dan dipisahkan untuk

ikan-ikan ekonomis penting yang kurang atau tidak mempunyai nilai ekonomis

penting. Berbeda dengan penanganan yang dilakukan pada KM. Timur laut 00

dimana penanganan hasil tangkapan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu pemindahan

hasil tangkapan (brailling) dan penanganan hasil tangkapan dikapal penampung.

2.10.1 Pemindahan Hasil tangkapan (brailling)

Setelah ikan terkumpul dibagian kantong. Kapal penampung mendekati

kapal jaring dari sebelah kanan. Tali-tali tambat di lemparkan dan diikat pada

bolder kapal. Saat sudah tertambat cincin pada tali pelampung bagian kantong

yang diikat oleh diver dinaikan ke atas dek kapal penampung dan diikat pada

badan kapal, sehingga ikan-ikan yang terkumpul pada kantong jaring berada

diantara

Tindakan selanjutnya sibut (brailling net) diambil dengan mesin winch.

Tali-tali pada block-block yang ada di stick boom sebelah kanan yang mengarah

kekapal penampung disambung pada sibut (brailling net) lalu disimpulkan.

Setelah pembongkaran es siap, pemindahan ikan dari kantong jaring ke palka

segera dilakukan.

Sebelum ikan dipindahkan ABK diberikan hak mengambil ikan-ikan yang

bukan menjadi tangkapan utama. Jenis-jenis ikan layang, ikan selar dan ikan kuwe

diambil dengan menggunakan brailling net yang lebih kecil. Sehingga dikantong

jaring akan tertinggl ikan-ikan yang menjadi tangkapan utama.

42
Penggunaan brailling net melalui bantuan tali-tali yang tersambung dengan

block-block pada stick boom yang diatur ABK melalui putaran winch, saat

mengambil ikan dikantong jaring seorang ABK menggunakan stick yang

dimasukan pada rongga yang ada pada cincin brailling net kemudian stick dan

brailling net didorong kebawah kantong jaring , setelah merasa cukup stick

tersebut ditarik , selanjutnya brailling net diangkat melalui putaran winch dan

diarahkan kepalka yang akan diisi ikan. Tali kantong brailling net dibuka

sehingga ikan akan tercurah ke dalam palka, selanjutnya palka ditimbun dengan es

yang sebelumnya telah dikeluarkan , sementara itu tali kantong brailling net

diikatan kembali dan pengambilan ikan dilakukan begitu seterusnya sampai palka

penuh dan dilanjutkan pada palka berikutnya atau sampai selesai.

Gambar 21 .pemindahan hasil tangkapan

2.10.2 Penanganan hasil tangkapan dikapal penampung

Ikan-ikan yang telah dipindahkan ke palka melalui brailling net segera

ditimbun dengan es. Metode penanganan pada kapal penampung menggunakan

metode bulking dimna ikan-ikan tercurah ke palka langsung dicampur dengan es

43
curah yanmg sebelumnya telah dibongkar di atas dek. Penanganan dengan metode

ini tidak memakan waktu lama sehingga ikan segara dapat ditangani. Selama

penampung dikapal jaring palka-palka es selalu diperiksa dan ditambahkan dari

dua palka es yang menjadi palka es cadangan.

Gambar 22 . Penanganan hasil Tangkapan Di Kapal Penampung

2.11 Konstruksi Purse Seine KM. Timur Laut 00

Kontruksi puirse seine pada KM. Timur Laut 00 pada dasarnya sama

dengan kontruksi purse seine umumnya seperti yang di kemukakan oleh Sadhori

(1985), kontruksi alat tangkap purse seine secara umum terdiri dari jaring utama,

jaring penguat, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, pelampung, tali

pemberat, pemberat, tali cincin, cincin, dan tali kerut. Purse seine tersebut

merupakan kontruksi tipe purse seine Amerika, tetapi dengan adanya bantuan

power block pada saat hauling dimana posisi kantong tidak berada ditengah

namun berada dibagian samping, selain itu juga terdapat three angle yang

44
menyatukan tali pelampung, badan jaring, dan pemberat. Adapun kontruksi purse
I
seine pada KM. Timur Laut 00 adalah sebagai berikut :

J J

E D B A B C M

H F
K L

Gambar 23 . Bentuk Purse Seine di KM. Timur Laut 00


Keterangan :

a. Perut (midel) g. Cincin (ring) m. Three angle


b. Badan (webbing) h. Pemberat
c. Sayap (wing) i. Tali pelampung
d. Kantong (bunt) j. Tali ris atas
e. Pelampung (float) k. Tali ris bawah
f. Tali cincin (bridle ring) l. Tali kerut (purse line)

2.11.1 Badan Jaring

Bahan jaring yang digunakan pada umumnya adalah jenis polyamide

atau nylon twine .sedangkan nomor benang yang digunakan juga berada pada

bagian atas yang tersambung dengan selvedge atas menggunakan nylon twine

no.210/30 berwarna merah dengan ukuran mata jaring 2 inchi, sedangkan pada

bagian bawah yang tersambung dengan selvedge bahwa menggunakan nylon

twine no.210/49 berwarna hitam dengan ukuran mata jaring 3 inchi.

45
Gambar 24. bagian badan jaring dari bahan nylon Twine.

2.11.2 Kantong

Khusus pada bagian kantong jaring dipilih benang yang lebih kuat dan

tahan terhadap gesekan, panas, maupun gigitan ikan. Benang yang digunakan

pada bagian kantong adalah benang dari jenis netlis twine no.80, mata jaring pada

bagian kantong adalah 1,5 inchi.

Gambar 25. Bagian kantong jaring dari bahan NetlisTwine

46
2.11.3 Jaring penguat (selvedge)

Pada bagian selvedge digunakan benang dari jenis braided twine .

selvedge yang bersambungan dengan tali ris atas dan badan jaring digunakan

braided twine no. Dengan kedalaman cm dan mata jaring inchi. Selvedge yang

bersambungan dengan tali riss bawah dan badan jaring digunakan braided twine

no. Dengan kedalaman cm dan mata jaring inchi.

Gambar 26. Bagian jaring penguat/Selvedge dari badan Braided Twine

2.11.4 Pelampung dan Tali Pelampung

Jenis pelampung yang digunakan terbuat dari bahan sintetis berupa

busa plastik dan karet yang keras, berbentuk tabung oval dengan panjang 20

cm, diameter luar 17 cm dan diameter dalam 4,2 cm. Pelampung ini sangat

berperan dalam pengapungan alat tangkap ke permukaan dengan di tambah

kelebihan extra bouyancy .

Tali pelampung adalah tali jenis telepropylene roof no 24, tali ini

sangat kuat namun lunak dan mudah di splicing. Untuk tali ris atas

47
digunakan tali jenis telepropylene roof berdiameter 1,5 cm. Tali pelampung

yang berada di bagian kantong juga terdapat cincin/jaring yang digunakan

untuk memudahkan penaikan bagian kantong ke kapal penampung sebelum

proses pemindahan hasil tangkapan.

Gambar 27 . Pelampung dan Tali ris Atas

2.11.5 Rantai Pemberat (sinker chain)

Pemberat berperan penting dalam proses pengoperasian alat tangkap.

Karena itu daya tengelam (sinker power) karena semakin cepat daya

tenggelamnya badan jaring, maka kemungkinan ikan untuk meloloskan diri secara

horizontal akan lebih kecil. Pemberat yang di gunakanadalah rantai yang terbuat

dari besi yang telah dilapisi timah. Rantai pemberat ini melekat pada tali ris

bawah dari jenis telepropylene roof berdiameter 1,5 cm dan diikat dengan tali

setiap tiga mata rantai atau sekitar 8 cm.

48
Rantai pemberta yang digunakan terdapat dua jenis yang memiliki ukuran

serta berat yang berbeda. Pada bagian sayap, kantong, dan pertengahan badan

jaring (webbing) rantai yang digunakan ukurannya besar, sedangkan diantara

rantai pemberat besar terdapat rantai pemberat yang ukurannya lebih kecil.

Panjang keseluruhan rantai pemberat adalah 450 M.

Gambar 28 Rantai Pemberta

2.11.6 Three angle

Three angle adalah penyatu bagian tali pelampung, badan jaring/selvage,

dan bagian pemberat yang terbuat dari besi putih stainless still dan berbentuk

segitiga dengan penahan pada bagian sudutnya. Bagian three angle yang pertama

kali akan diturunkan pada saat shooting dan yang pertama dinaikan pada saat

hauling adalah bagian three angle ini.

49
Gambar 29. Three angle

2.11.7 Cincin dan Tali Cincin

Cincin pada purse seine berperan sebagai tempat lewatnya tali kerut

(wire) sehingga saat alat tangkap tenggelam maka bagian bawah dapat tertutup

melalui penarikan tali kerut, sehingga memungkinkan sedikitnya ikan yang akan

meloloskan diri. Cincin tersambung dengan tali cincin yang digantung pada tali ris

bawah dengan cincin yang lebih kecil yang terbuat dari besi putih.

Diameter cincin kerut bagian luar 22 cm dan diameter dalam 17,5 cm

sedangkan cincin kecil yang berkaitan dengan cincin kerut berdiameter 8 cm, tali

cincin yang digunakan adalah jenis tali telepropylene roof dengan diameter 4 cm

dan memiliki panjang yang berbeda-beda. Tali cincin pada bagian sayap dan

kantong memiliki panjang 200-250 cm sedangkan pada bagian badan memiliki

panjang 150 cm. Tali penghubung antara tali cincin dan cincin kecil digunakan

tali telepropylenen roof berdiameter 1 cm dengan panjang 100 cm, sedangkan

jarak antara cincin 7 m.

50
Gambar 30 . Cincin, Tali cincin, dan Cincin Penghubung.

2.11. 8 Tali kerut

Untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi

maka digunakan tali kerut yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan.Hal ini

disebabkan karena terkumpulnya ring maka jaring bagian bawah akan terkumpul

menjadi satu dan jaring akan berbentuk kantong. Bahan yang digunakan adalah

kawat labrang dengan diameter 3,5 cm dan memiliki panjang 500 m.

Gambar 31 . Tali Kerut pada rool penggulung

51
2.12 Spesifikasi Purse Seine

Secara umum spesifikasi purse seine pada KM. Timur Laut 00 adalah

sebagai berikut :

Tabel 04 Spesifikasi purse seine di KM. Timur Laut 00

No Spesifikasi Ukuran

1 Pajang jaring 450 meter

2 Dalam jaring 110 meter

3 Panjang Rantai pemberat 450 meter

4 Pelampung 2400 buah

5 Panjang Tali Kerut 500 meter

Sumber : KM. Timur Laut 00

Tabel 05. Spesifikasi Jaring purse seine KM. Timur Laut 00

No Bagian ajring Jenis Bahan Besar mata Dalam Panjang

1 Kantong Nitlis twine 1 inchi 80 m 50 m

2 Badan Nylon twine 1,5 inchi 110 m 250 m

3 Sayap Nylon twine 2 inchi 80 m 150 m

4 Selvage atas Braided twine 4 inchi 0,50 m 450 m

5 Selvage bawah Braided twine 4 inchi 1,10 m 450 m

Sunber : KM. Timur Laut 00

52
Tabel 06. Spesifikasi Tali-tali Purse Seine KM. Timur Laut 00

No Bagian Material Diameter/No Panjang

1 Tali pelampung Telepropylene 24 mm 450 m

2 Tali ris bawah Polypropilene 8 mm 450 m

3 Tali ris atas Polypropilene 8 mm 450 m

4 Rantai pemberat Besi timah 1/2 dan 3/8 450 m

5 Tali cincin Telepropilene 28 mm 1,5 – 2,5 m

6 Tali kerut Kawat labrang 18 mm 500 m

7 Tali selambar Telepropilene 24 mm 35 m

Sumber : KM . Timur Laut 00

Tabel 07. Perlengkapan Alat Tangkap.

No Perlengkapan Material Bentuk Ukuran Jumlah

1 Pelampung Finly sponge Bulat 20 cm 2400

2 Pemberat Rantai besi Rantai 1/2 dan 3/8

3 Cincin kerut Besi Lingkaran Ø 22 cm 65

4 Three angle Stainless Segitiga 2

Sumber : KM. Timur Laut 00

53
2.13 Kendala-kendala Yang Sering terjadi dalam Pengoperasian

Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pengoperasian purse seine,

sehingga operasi penangkapan tidak berjalan dengan baik sama seperti yang di

kemukakan oleh Taufiq (2010) yaitu :

A) Bulan terang; pada saat fase bulan terang maka cahaya bulan akan tersebar

merata di seluruh perairan, sehingga penggunaan cahaya kapal lampu tidak efektif

untuk mengumpulkan ikan sering menggagalkan rencana shooting.

B) Banyaknya ikan buas pemangsa dan ikan lumba-lumba; umumnya ikan

tertarik cahaya didominasi oleh ikan-ikan kecil. Sedangkan ikan yang lebih besar

umumnya berada di lapisan yang dalam membentuk suatu komunitas. Kondisi ini

di manfaatkan predator yang berada dekat gerombolan sehingga sewaktu-waktu

dapat menyerang dan membubarkan gerombolan-gerombolan ikan yang telah

terkosentrasi.

C) Badai yang di sertai oleh hujan deras; Badai yang besar sering berpengaruh

terhadap introduksi cahaya lampu, cahaya yang tujuannya untuk

mengkonsentrasikan ikan justru bisa manakuti ikan (flickering lamp) karena

pantulan air laut yang tidak beraturan. Kondisi ini juga sangat menggangu proses

pengoperasian alat tangkap karena susah untuk di kendalikan.

Pada KM. Timur laut juga sering terjadi kerusakan pada power block

sehingga power block tersebut harus diturunkan untuk diperbaiki ataupun harus

diganti, masalah ini memang tidak mempengaruhi hasil tangkapan tetapi sangat

mengganggu kelancaran pada proses hauling selain itu putusnya swivel pada tali

kerut mengakibatkan cincin-cincin tidak terkumpul yang berakibat kantong jaring

tidak dapat menutup sehingga ikan-ikan dapat meloloskan diri.

54
III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

 Teknik pengoperasian purse seine pada KM. Timur Laut 00 terdiri

dari tiga tahapan yaitu; pertama kegiatan persiapan yang teridiri dari

kegiatan pencarian terminal rumpon (searching) dan pengumpulan

ikan dengan cahaya lampu; kedua penurunana alat tangkap

(shooting); ketiga penarikan alat tangkap (hauling) yang terdiri dari

penarikan tali kerut dan penarikan badan jaring.

 Konstruksi purse seine pada KM. Timur Laut 00 yaitu terdiri dari

badan jaring, dimana bagian kantong terdapat pada bagian samping,

jaring penguat (selvedge), pelampung, tali pelampung, tali ris atas,

tali ris bawah, rantai pemberat (sinker chain), three angle, cincin, tali

cincin, dan tali kerut.

 Alat bantu penangkapan pada KM. Timur Laut 00 yaitu; 1) rumpon

dan kapal lampu (light boat) yang berfungsi sebagai alat bantu

pengumpul ikan. 2) T-boom. Winch, roller line, power block, brailing

net sebagai alat bantu dalam pengoperasian alat tangkap. 3) echo

sounder dan fish finder sebagai alat pendeteksi adanya gerombolan

ikan, serta untuk menentukan posisi fishing groung digunakan GPS

(global positioning system).

55
 Jenis hasil tangkapan di KM. Timur Laut 00 yaitu: Tuna sirik kuning

(thunnus albacaresa), ikan cakalang (katsuwonus pelamis), ikan

tongkol (auxis thazard). Sedangkan untuk hasil tangkapan sampingan

di antaranya ikan selar, (selaroides leptolepis), ikan layang

(decapterus ruselli), dan ikan kuwe (caranx sexfaciatus).

3.2 Saran

 Pada saat cuaca buruk sebaiknya tidak melakukan proses

pengoperasian alat tangkap karena olah gerak kapal sulit dikendalikan

sehingga dapat membahayakan para awak kapal.

 Alat bantu penangkapan seperti power block dan winch sebaiknya

sering diperiksa agar supaya tidak terjadi trouble pada saat

pengoperasian alat tangkap.

56
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhya, ( 1989 ), Metode Penangkapan Ikan.Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Ben Yami, ( 1999 ), Teori Penangkapan Ikan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Diektorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Farrid A. ( 1989 ), Teknologi Penangkapan Tuna. Jaringan Informasi Perikana


Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan.

Kathiandago, (1989), Metode Penangkapan Ikan, Fakultas Perikanan Unsrat,


Manado.

P3 Jawa Tengah ( 1989 ), Teknik Penangkapan. Tegal

Marzuki ( 1976 ), Teknik Penangkapan Ikan S.K.K.60 Mil. Proyek


Pendidikan Perikanan Jawa Tengah ( Tegal).

Sadhori ( 1984 ), Teknik Penagkapan Ikan. Angkasa Bandung Jakarta

Von Brandt ( 1946 ), Alat dan Cara Penangkapan Ikan. Departemen Kelautan
dan Perikanan Jakarta.

57
58

Anda mungkin juga menyukai