Anda di halaman 1dari 3

Hidropneumotoraks

Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga
pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini di namakan dengan
piopneumotoraks. Piopneumotoraks diakibatkan oleh infeksi, yang mana infeksinya ini berasal
dari mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septik jaringan paru atau esofagus
ke arah rongga pleura. Kebanyakan adalah dari robekan abses subpleura dan sering membuat
fistula bronkopleura. Jenis kuman yang sering terdapat adalah Stafilokokus aureus, Klebsiela,
mikobakterium tuberkulosis.

1.Menurut penyebabnya pneumothoraks dikelompokkan menjadi :

a.Pneumotoraks spontan
Pneumotoraks spontan terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer
terjadi jika penderita tidak ditemukan penyakit paru, diduga disebabkan oleh pecahnya kantung
kecil berisi udara didalam paru yang disebut bleb atau buila. Pneumotoraks spontan sekunder
merupakan komplikasi dari penyakit paru seperti PPOM, Asma, Fibrosis kistik, Tuberculosis,
batuk rejan.

b. Pneumotoraks Traumatik
Pneumotoraks traumatik terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Trauma bisa bersifat
menembus ( luka tusuk, peluru ) atau tumpul ( benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor )
bisa juga merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu seperti torakosintesis.

c. Pneumotoraks karena tekanan


Pneumotoraks karena tekanan terjadi jika paru mendapat beban yang berlebihan sehingga
paru mengalami kolaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh
jantung secara efektif sehingga terjadi syok.

Menurut jenis kebocorannya pneumotoraks dapat dibagi dalam:

a.Pneumotoraks tertutup
b.Pneumotoraks terbuka
 c.Pneumotoraks ventil/tertekan
2. Proses
Pada manusia normal tekanan dalam rongga pleura adalah negatif. Tekanan negatif disebabkan
karena kecenderungan paru untuk kolaps ( elastis recoil ) dan dinding dada yang cenderung
mengembang. Bilamana terjadi hubungan antara alveol atau ruang udara intrapulmoner lainnya (
kavitas, bulla ) dengan rongga udara pleura oleh sebab apapun, maka udara akan mengalir dari
alveol ke rongga pleura sampai terjadi keseimbangan tekanan atau hubungan tersebut tertutup.
sama halnya dengan mekanisme diatas, maka bila ada hubungan antara udara luar dengan rongga
pleura melalui dinding dada, udara akan masuk ke rongga pleura sampai perbedaan tekanan
menghilang atau hubungan menutup.
Pada Pneumotoraks spontan baik primer maupun sekunder mekanisme yang terdahulu yang
terjadi sedangkan mekanisme yang kedua dapat dijumpai pada jenis traumatik.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang timbul pada Pneumotoraks tergantung pada besarnya kerusakan yang
terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru. Gejala yang utama adalah
berupa rasa sakit yang tiba - tiba bersifat unilateral diikuti sesak napas. Gejala ini lebih mudah
ditemukan bila penderita melakukan aktivitas berat. Tapi pada sebagian kasus gejala - gejala
masih dapat ditemukan pada aktivitas biasa atau waktu istirahat. Selain itu terdapat gejala klinis
yang lain yaitu suara melemah, nyeri menusuk pada dada waktu inspirasi, kelemahan fisik.
Pada tahap yang lebih berat gejala semakin lama akan semakin memberat, penderita gelisah
sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral. Gerakan pernafasan
tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis disertai syok oleh karena aliran
darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara, dan curah jantung menurun.

4. Pengobatan
Dasar – dasar pengobatan Pneumotoraks tergantung pada berat dan lamanya keluhan atau
gejala, adanya penyakit peru yang mendasari ada riwayat Pneumotoraks sebelumnya. Sasaran
pengobatan adalah secepatnya mengembangkan paru yang sakit sehingga keluhan - keluhan juga
berkurang.

a. Pada Pneumotoraks spontan


1) Observasi Konservatif
2) Pemasangan WSD ( Water Sealed Drainage ) untuk mempercepat pengembangan paru.
3) Tindakan operasi

b. Pada Pneumotoraks Traumatik


Pneumotoraks traumatik pada dasarnya cara penanganannya sama dengan Pneumotoraks
spontan, tapi pada Pneumotoraks traumatik perlu diperhatikan tanda - tanda terjadinya syok
karena pada Pneumothoraks traumatik biasanya diikuti oleh perdarahan, selain itu pengobatan
juga dilakukan dengan menutup luka akibat trauma.
5. Komplikasi
Pada Pneumotoraks yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan :

a. Tension Pneumotoraks
Komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga paru mengempis
lebih hebat, mediastinum tergeser kesisi lain dan mempengaruhi aliran darah vena keatrium
kanan.

b. Pio Pneumotoraks
Pio Pneumotoraks berarti Pneumotoraks yang disertai empiema secara bersamaan pada sisi paru.
Infeksinya berasal dari mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septik jaringan
paru atau esofagus kearah rongga pleura, kebanyakan berasal dari robekan abses sub pleural dan
sering membuat fistula broncopleura. Jenis kuman yang sering terdapat adalah Stappylococcus,
Pseudomonnas, Mycobacterium Tuberculosis.

c. Hidropneumotoraks, Hemopneumotoraks
Pada kasus Pneumotoraks ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya, cairan biasanya
bersifat serosa atau kemerahan ( berdarah ) Hidrotoraks timbul dengan cepat setelah terjadinya
Pneumotoraks pada kasus – kausus trauma / perdarahan intrapleural.

d. Pneumotoraks mediastinum
Adanya Pneumotoraks mediastinum dapat ditemukan dengan pemeriksaan foto dada. Kelainan
ini dimuali dari robekannya alveoli ke dalam jaringan interstisium paru dan kemudian diikuti
oleh pergerakan udara yang progresif kearah mediastinum ( menimbulkan Pneumomediastinum )
Pneumomediastinum jarang menunjukan kelainan klinis, walaupun secara potensi dapat
menyebabkan tamponade saluran darah besar.

e. Pneumotoraks stimultan bilateral


Pneumotoraks yang terjadi pada kedua paru secara serentak, keadaan ini timbul secara serentak
dan sebagai kelanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder berasal dari efisien jaringan
interstitial paru.

f. Pneumotoraks kronik
Pneumotoraks dinyatakan kronik bila tetap ada pada waktu lebih dari 3 bulan. Pneumotoraks
kronik ini terjadi bila fistula bronko pleura tetap membuka dikarenakan adanya perlengkapan
pleura yang menyebabkan robekan paru tetap terbuka.

Anda mungkin juga menyukai