A. Definisi
Protein merupakan senyawa polimer organik yang berasal dari monomer asam
amino yang mempunyai ikatan peptida. Istilah protein berasal dari bahasa Yunani
“protos” yang memiliki arti “yang paling utama”.
Protein memiliki peran yang sangat penting pada fungsi dan struktur seluruh sel
makhluk hidup. Hal ini dikarenakan molekul protein memiliki kandungan oksigen,
karbon, nitrogen, hydrogen, dan sulfur. Sebagian protein juga menagndung fosfor.
Protein
pertama kali ditemukan pada tahun 1838 oleh Jöns Jakob Berzelius. Protein adalah
salah satu biomolekul raksasa yang berperan sebagai komponen utama penyusun
makhluk hidup. Protein membawa kode-kode genetik berupa DNA dan RNA.
Beberapa makanan yang dapat menjadi sumber protein adalah: daging, telur, ikan,
susu, biji-bijian, kentang, kacang, dan polong-polongan.
Seorang Biokimiawan USA dan juga Profesor untuk biokimia di Yale bernama
Thomas Osborne Lafayete Mendel pernah melakukan percobaan protein kepada kelinci
pada tahun 1914. Sekelompok kelinci diberi makanan protein hewani. Kelompok lain
diberi makanan protein nabati. Hasil dari eksperimen ini adalah kelinci yang diberi
protein hewani beratnya bertambah lebih cepat daripada kelinci yang diberi makanan
berprotein nabati.
Studi yang lain dilakukan oleh seorang peneliti bernama McCay dari Universitas
Berkeley. Percobaan yang dilakukannya menunjukan bahwa kelinci yang diberi
makanan protein nabati dapat hidup lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama dari
yang lain.
M (NaCl)
Persen Titik
Jenis untuk
dalam Berat Molekul Isoelektris
Protein Penggum-
Plasma (pH)
palan
C. Klasifikasi Protein
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang
terkait satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa asam amino disamping itu mengandung
unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt (Sunita Almatsier, 2002). Protein dapat
digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, kelarutannya, adanya senyawa
lain dalam molekul, tingkat degradasi, dan fungsinya (F. G. Winarno, 2002).
1. Struktur Susunan Molekul
o Protein fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak
larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol.
Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar
dimurnikan. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar
dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang,
dapat kembali pada keadaan semula.
o Protein globuler/sferoprotein yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini larut dalam
larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini
mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah yang diikuti dengan
perubahan sifat fisik dan fisiologiknya.
2. Kelarutan
o Albumin; larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas.
o Globulin; tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam
encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting out).
o Glutelin; tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam atau basa encer.
o Prolamin atau gliadin; larut dalam alkohol 70-80% dan tak larut dalam air maupun
alkohol absolut.
o Histon; larut dalam air dan tidak larut dalam amino encer. Histon dapat mngendap
dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi karena pemanasan dapat larut
lagi dalam larutan asam encer.
o Protamin; merupakan protein paling sederhana dibandingkan protein-protein lain,
tetapi lebih kompleks daripada pepton dan peptida. Protein ini larut dalam air dan
tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat mengendapkan protein
lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat.
3. Protein Konjugasi
Protein yang mengandung senyawa lain yang non-protein disebut protein konjugasi,
sedangkan protein yang tidak mengandung senyawa non-protein disebut protein
sederhana. Ada bermacam-macam protein konjugasi, yang perbedaannya terletak pada
senyawa non-protein yang bergabung dengan molekul proteinnya.
4. Tingkat Degradasi
o Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
o Turunan protein, yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
denaturasi. Dapat dibedakan sebagai; protein turunan primer (protean, metaprotein)
dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida).
D. Fungsi Protein
Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat
pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut, dan lain-lain.
F. Metabolisme Protein
Dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein artinya protein dipecah
menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu asam amino atau peptida. Pada
saat yang sama terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti protein yang lama (F.
G. Winarno, 1997). Protein dicerna menjadi asam amino oleh enzim proteolitik dan
peptidase yang ada dalam saluran gastrointestinal. Beberapa asam amino kecil dan
peptida langsung diabsorpsi sebagai asam amino (Montgomery, dkk, 1993).
Dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses
metabolisme. Baru di dalam lambung terdapat enzim pepsin dan HCL yang
bekerjasama memecah protein makanan menjadi metabolit intermediet tingkat
polypeptida, yaitu pepton, albumosa, dan proteosa. Di dalam duodenum, protein yang
sudah mengalami pencernaan parsial dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari
cairan pankreas dan dinding usus halus. Pankreas mengahasilkan enzim proteolitik
tripsin dan khemotripsin sedangkan sekresi dinding usus menghasilkan enzim erepsin
yang merupakan campuran sejumlah enzim oligopeptidase. Oleh erepsin,
oligopeptidase dipecah lebih lanjut menjadi asam-asam amino yang kemudian diserap
melalui sel-sel ephiotelium dinding usus (Soediaoetama, 1985).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses kehidupan. Protein berasal
dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti “barisan pertama”. Kata yang diciptakan oleh JÖns J.
Berzelius pada tahun 1938 untuk menekankan pentingnya golongan ini. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel manusia atau hewan. Oleh karena sel itu merupakan
pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat pada makananberfungsi sebagai zat utama
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Protein yang mempunyai molekul besar denagn bobot molekul bervariasi antara 5000
sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau enzim, protein akan menghasilkan asam-
asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino
ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi,
pH dan pelarut organik.
Asam-asam Amino
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon dari posisi gugus
–COOH. Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu asam amino α terdiri dari
gugus amino, gugus karboksil, atom H, dan gugus R tertentu, yang semuanya terikat pada atom
karbon α. Atom karbon ini disebut α karena berseblahan dengan gugus karboksil (asam). Gugus
R menyatakan rantai samping.
Rumus untuk asam amino ialah
R-CH-COOH
NH
Struktur
Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon α ialah atom karbon asimetrik,
kecuali bila R ialah atom H. Oleh karena itu asam amino juga mempunyai sifat memutar bidang
cahaya terpolarisasi atau aktivitas optik. Rumus molekul dapat digambarkan dengan model bola
dan batang atau dengan rumus proyeksi Fischer. Oleh karena atom karbon itu asimetrik, maka
molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi D dan L. Hal ini dapat dibandingkan dengan
konfigurasi molekul monosakarida.
1.1.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Protein ?
2. Apa Fungsi Protein ?
3. Bagaimana Pengelompokkan Protein ?
4. Apa saja Sumber Protein ?
5. Apa saja penyakit akibat Kekurangan Protein ?
6. Bagaimana Reaksi-Reaksi Pada Protein ?
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan protein
2. Untuk mengetahui fungsi protein
3. Untuk mengetahui pengelompokkan protein
4. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi sumber protein
5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang diakibatkan kekurangan protein
6. Untuk mengetahui reaksi-reaksi pada protein
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Protein
Kata tersebut protein datang dari kata Yunani ("prota"), yang berarti "arti penting yang
utama." Protein-protein pertama digambarkan dan yang dinamai oleh ahli kimia Swedish Jöns
Jakob Berzelius dalam 1838. Bagaimanapun, peran yang pusat dari protein-protein tinggal di
dalam organisma-organisma tidak secara penuh diakui sampai 1926, ketika Yakobus B.Sumner
menunjukkan bahwa urease enzim adalah suatu protein. Protein yang pertama adalah hormon
insulin, oleh Frederick Sanger, yang menang Hadiah Nobel untuk prestasi ini dalam 1958.
Struktur-struktur protein yang pertama dimasukkan hemoglobin dan mioglobin, oleh Max Perutz
dan Tuan Yohanes Cowdery Kendrew, berturut-turut, dalam 1958. Tiga struktur dimensional
kedua-duanya protein-protein pertama ditentukan oleh analisa diffraction sinar x; Perutz dan
Kendrew bersama mendapat 1962 Hadiah Nobel di Chemistry untuk penemuan-penemuan ini.
Protein adalah polimer linear yang dibangun dari 20 asam amino yang yang berbeda.
Semua asam amino menguasai fitur struktural umum, termasuk satu karbon kepada satu gugus
amino, suatu gugus karboksil, dan suatu rantai samping variabel terikat. Hanya prolina berbeda
dengan hal ini struktur dasar karena berisi satu cincin, arena yang tidak biasa kepada kelompok
amina N-end, angkatan yang separuh amida CO–NH ke dalam suatu yang diperbaiki. Rantai
samping dari asam amino patokan, yang terperinci di dalam daftar asam amino yang standar,
mempunyai kekayaan kimia yang berbeda bahwa menghasilkan tiga struktur protein dimensional
dan kemudian kritis kepada fungsi protein. Asam amino di suatu rantai polipeptida terhubung
oleh ikatan peptida membentuk di suatu reaksi dehidrasi. Begitu bersambung di dalam rantai
protein, asam amino perorangan disebut suatu residu, dan rangkaian yang terhubung dari karbon,
zat lemas, dan atom-atom oksigen dikenal sebagai tulang punggung rantai atau protein utama.
Ikatan peptida mempunyai dua resonansi membentuk bahwa menyokong beberapa karakter
ikatan rangkap dan menghalangi perputaran di sekitar poros nya, sehingga karbon-karbon alfa
dengan perkiraan kasar sebidang. Yang lain dua sudut dua bidang di dalam ikatan peptida
menentukan bentuk yang lokal yang diasumsikan oleh tulang punggung protein.
Karena struktur yang kimia setiap asam amino, rantai protein mempunyai directionalas.
Ujung protein dengan suatu gugus karboksil yang cuma-cuma dikenal sebagai terminal terakhir
C-terminus atau karboksi, sedangkan akhir dengan suatu gugus amino yang cuma-cuma dikenal
sebagai terminal terakhir N-terminus atau amino.
Protein, polipeptida, dan peptida adalah suatu kerancuan yang kecil dan tumpang-tindih
di dalam maksud atau arti. Protein adalah secara umum digunakan untuk mengacu pada molekul
biologi yang lengkap di suatu penyesuaian yang stabil, sedangkan peptida adalah secara umum
untuk suatu oligomer-oligomer asam amino yang pendek sering kali kekurangan suatu yang
stabil tiga struktur dimensional. Bagaimanapun, batas antara kedua tidak baik menggambarkan
dan biasanya kepalsuan dekat 20–30 residues. Polipeptida dapat mengacu pada setiap rantai
linear yang tunggal dari asam amino.
1.1. Fungsi Protein
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula, inilah contoh penting
protein:
1. Katalis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalis oleh makromolekul spesifikyang
disebut enzim. Sebagia reaksi seperti hidrasi karbon dioksida bersifat sederhana, sedangkan
reaksi lainnya seperti replikasi kromosom sangat rumit. Enzim mempunyai daya katalik yang
sangat besar, umumnya meningkatkan kecepatan reaksi sampai jutaan kali. Transformasi kimia
in vivo sukar berlangsung tanpa kehadiran enzim. Ribuan enzim telah diketahui sifatnya dan
banyak diantaranya telah dapat dikristalisasi. Fakta menunjukan bahwa hampir semua enzim
yang dikenal adalah protein. Jadi protein merupakan pusat dalam menetapkan pola transformasi
kimia dalam sistem biologis.
2. Transport dan penyimpanan
Berbagai molekul dan ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya transport oksigen dalam
eritrosit oleh hemoglobin; dan mioglobin suatu protein sejenis metransport oksigen dalam otot.
Besi dalam plasma darah terikat pada transferin dan disimpan dalam hati dalam bentuk kompleks
dengan feritin, dan protein yang lain lagi.
3. Koordinasi gerak
Protein merupakan komponen utama dalam otot. Kontraksi otot berlangsung akibat pergeseran
dua jenis filamen protein. Contoh lain adalah pergerakan kromosom pada proses mitosi dan
gerak sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta
berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain.
Protein berperan penting untuk membedakan “aku” dan bukan “aku”.
6. Membangkitkan dan menghantar inpuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang sesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin
suatu protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Protein reseptor
yang dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetlkolin, berperan dalam trasnmisi inpuls saraf
pada sinaps yang menghubungkan sel-sel saraf.
7. Pengaturan tumbuhan dan diferensiasi
Pengaturan urutan ekspresi informasi genetik sangat penting bagi pertumbuhan yang beraturan
serta diferensiasi sel. Hanya bagian kecil genom dalam sel yang akan diekspresikan pada suatu
saat. Pada bakteri, protein reseptor merupakan elemen pengatur yang penting untuk meredam
spesifik suatu DNA dalam suatu sel. Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan difrensiasi
diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya, faktor pertumbuhan saraf mengendalikan
pwertumbuha jaringan saraf . aktifitas sel-sel yang berbeda pada organisme multi sel
dikoordinasi oleh hormon. Banyak hormon seprti insulin dan TSH (Thyroid-stimulating
hormone) merupakan protein. Protein dalam sel berperaan dalampenguras arus energi dan unsur-
unsur.
1.2. Pengelompokkan Protein dan Penggolongannya
Pengelompokan protein didasarkan atas :
1. Struktur Susunan Molekul Protein
Terbagi menjadi 2 , yaitu :
a. Fibriler (Serat)
Yaitu protein berbentuk serabut dan tidak larut dalam pelarut-pelarut encer serta sukar
diuraikan oleh enzim. Terdiri atas rantai polipeptida memanjang. Berfungsi sebagai pelindung.
Contoh : kolagen.
b. Globuler (Bulat dan Elips)
Protein ini larut dalam air, asam atau basa dan dalam etanol. Terdiri atas rantai polipeptida
berlipat. Memiliki fungsi gerak atau dinamik. Contoh : albumin, mioglobin dll.
2. Komposisi Kimia
di bedakan menjadi 2, yaitu :
Protein Sederhana
Hanya terdiri atas asam amino dan tidak ada gugus kimia lain.
Protein tersebut antara lain :
Albumin
Oleh panas menggumpal dan larut dalam air. Misal : Albumin pada putih telur
Globulin
Menggumpal oleh panas dan larut dalam larutan netral encer dari garam asam dan basa kuat.
Contoh: serum globulin dalam darah.
Glutelin
Larut dalam asam atau alkali encer. Glutelin terdapat di dalam gandum.
Prolamin
Larut dalam alkohol 80%. Contoh : gliadin dalam jagung.
Albuminoid
Tidak larut dalam air, larutan garam asam encer atau alkali encer. Contoh : keratin pada rambut.
Histone
Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam air atau dalam larutan NH4OH encer. Histone
terdapat dalam kelenjar timus.
Protamin
Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam larutan ammonia dan dalam air. Protamin adalah
basa yang membentuk garam yang stabil dengan asam kuat. Contoh : sturin dan salanin dalam
sejenis ikan.
b. Protein Konjugasi
Protein ini hanya terdiri atas rantai polipeptida yang terikat pada gugus kimia lain, seperti :
Kromoprotein
Di dalam senyawanya protein ini mempunyai warna. Contoh :
hemoglobin dari darah merah.
Glikoprotein
Di dalam rangkaiannya terdapat gugus karbohidrat. Contoh :
mucin pada saliva.
Nukleoprotein
Terdapat tambahan gugus asam nukleat.
Lesitoprotein
Gugus tambahan adalah lesitin.
Lipoprotein
Gugus tambahan adalah salah satu dari asam lemah yang lebih tinggi.
1. Enzim Ribonuklease
Ovalbumin (telur)
Kasein (susu)
Feritin
Aktin
Miosin
Tubulin
Dynein
Keratin
Fibroin
Kolagen
Elastin
Proteoglikan
Antibodi
Fibrinogen
Trombin
Toksin Botulinus
Toksin Difteri
Bisa ular
Risin
Insulin
Hormon tumbuh
Kortikotropin
Represor
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang
makan tumbuhan mengbah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping digunakan untuk
pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh
kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata- rata unsur kimia yang terdapat dalam
protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang
0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nirogen sebesar 16%, dapat dilakukan
penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.unsur nitrogen ditentukan secara
kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara dekstruksi dengan asam pekat.
Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen.
1.4. Penyakit Akibat Kekurangan Protein
Penyakit yang terjadi akibat kekurangan protein paling banyak ditemukan di Negara
miskin. Kekurangan protein juga mempengaruhi orang-orang yang lahir dengan kelainan genetik
untuk memproduksi protein tertentu, dan orang-orang dengan penyakit yang menyebabkan
mereka kehilangan nafsu makan dan gangguan pada otot. Di Negara maju seperti Amerika yang
terjadi malah sebaliknya. Kelebihan protein akibat konsumsi makanan hewani berlebih. Bahkan
para ahli di Amerika menyakini bahwa rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 50 persen lebih
besar protein dari yang dibutuhkan tubuh.
Penyakit akibat kekurangan protein banyak jenisnya, misalnya penyusutan jaringan otot,
kehilangan berat badan, penumpukan cairan, anemia, denyut jantung sangat rendah, juga
termasuk penyakit pigmentasi pada kulit. Salah satu efek yang berbahaya dari kurangnya protein
adalah timbulnya penyakit muka tua yang disebabkan oleh kekurangan protein dan karbohidrat
di saat bersamaan.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
a. Kerontokan rambut.
b. Penyakit kekurangan protein atau biasa disebut kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan parah protein dalam diet yang
mengandung kalori sebagian besar dari karbohidrat seperti ubi, beras dan pisang. Umumnya
penderitanya adalah anak kecil yang tidak mendapat asupan nutrisi protein yang cukup pada
masa pertumbuhannya. Menurut University of Maryland Medical Center orang dengan
kwashiorkor muncul bengkak di daerah perut dari retensi cairan. Gejala umum dari kedua
marasmus dan kwashiorkor adalah kelelahan, cepat marah, diare, pertumbuhan terhambat dan
gangguan kognisi dan kesehatan mental.
c. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus .
Marasmus (seluruh badan menjadi lemah) adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein dan kalori cukup parah yang mempengaruhi bayi dan anak-anak, sering mengakibatkan
penurunan berat badan dan dehidrasi. Marasmus dapat berkembang menjadi kelaparan dan
kematian yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi penting. Orang dengan marasmus terlihat
kurus dengan sedikit jaringan otot.
d. Kekurangan protein C
Salah satu protein yang sangat penting bagi tubuh dan sangat berbahya bila tidak ada adalah
protein C. Protein C berkaitan dengan pembekuan darah. Protein bisa dengan mudah ditemukan
pada berbagai macam jenis makanan apalagi Indonesia terkenal dengan makanan tempe yang
kaya akan protein.
e. Cachexia
Cachexia adalah suatu kondisi yang melibatkan kekurangan protein, penipisan otot rangka dan
tingkat peningkatan degradasi protein, menurut penelitian oleh DP Kotler diterbitkan dalam
“Annals of Internal Medicine” pada tahun 2000. Menurut JE Morley dalam “American Journal
of Clinical Nutrition”,Cachexia menyebabkan penurunan berat badan, kematian,penyakit kanker,
AIDS, gagal ginjal kronis, penyakit panas, penyakit paru obstruktif kronik dan rheumatoid
arthritis. Pasien dengan kanker ganas dari lambung, usus, hati, saluran empedu dan gangguan
pankreas, memiliki kelelahan dan keseimbangan nitrogen negatif sebagai akibat dari hilangnya
massa otot dari cachexia, Sumber yang ditulis oleh J Ockenga dalam “pencernaan Farmakologi
dan Terapi” pada tahun 2005.Akibat dari kwashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu:
a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
b. Mudah terkena penyakit
c. Berkurangnya daya pikir
d. Penurunan fungsi otak
e. Ketidakseimbangan cairan elektrolit
f. Berkurangnya daya tahan tubuh
g. Bila tidak segera diobati berakhir dengan kematian
1.6. Reaksi Pada Protein
Ada beberapa reaksi-reaksi protein sebagai berikut
A. Reaksi Xantroprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein . Setelah
dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi
yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini
positif untuk protein yang mengandung tirosin ,fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena
asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
B. Reaksi Hopkins-Cole
Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan
membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat di
reaksikandengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat . Pereaksi ini dibuat
dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.
serbuk
COOH CHO
COOH Mg COOH
adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini
ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang
mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.
D. Reaksi Nitroprusida
E. Reaksi Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini
memberi hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung
arginin dapat menghasilkan warna merah.
BAB III
PENUTUP
Protein adalah polimer linear yang dibangun dari 20 asam amino yang yang berbeda.
Semua asam amino menguasai fitur struktural umum, termasuk satu karbon kepada satu gugus
amino, suatu gugus karboksil, dan suatu rantai samping variabel terikat. Hanya prolina berbeda
dengan hal ini struktur dasar karena berisi satu cincin, arena yang tidak biasa kepada kelompok
amina N-end, angkatan yang separuh amida CO–NH ke dalam suatu yang diperbaiki. Rantai
samping dari asam amino patokan, yang terperinci di dalam daftar asam amino yang standar,
mempunyai kekayaan kimia yang berbeda bahwa menghasilkan tiga struktur protein dimensional
dan kemudian kritis kepada fungsi protein.
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula, inilah contoh penting protein:
1. Katalis enzimatik
Enzim mempunyai daya katalik yang sangat besar, umumnya meningkatkan kecepatan reaksi
sampai jutaan kali. Transformasi kimia in vivo sukar berlangsung tanpa kehadiran enzim. Ribuan
enzim telah diketahui sifatnya dan banyak diantaranya telah dapat dikristalisasi. Fakta
menunjukan bahwa hampir semua enzim yang dikenal adalah protein. Jadi protein merupakan
pusat dalam menetapkan pola transformasi kimia dalam sistem biologis.
2. Transport dan penyimpanan
Berbagai molekul dan ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya transport oksigen dalam
eritrosit oleh hemoglobin; dan mioglobin suatu protein sejenis metransport oksigen dalam otot.
3. Koordinasi gerak
Protein merupakan komponen utama dalam otot. Kontraksi otot berlangsung akibat pergeseran
dua jenis filamen protein. Contoh lain adalah pergerakan kromosom pada proses mitosi dan
gerak sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta
berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain.
6. Membangkitkan dan menghantar inpuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang sesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin
suatu protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Protein reseptor
yang dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetlkolin, berperan dalam trasnmisi inpuls saraf
pada sinaps yang menghubungkan sel-sel saraf.
7. Pengaturan tumbuhan dan diferensiasi
Pengaturan urutan ekspresi informasi genetik sangat penting bagi pertumbuhan yang beraturan
serta diferensiasi sel. Hanya bagian kecil genom dalam sel yang akan diekspresikan pada suatu
saat. Pada bakteri, protein reseptor merupakan elemen pengatur yang penting untuk meredam
spesifik suatu DNA dalam suatu sel. Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan difrensiasi
diatur oleh protein faktor pertumbuhan.
I. Protein Konjugasi
Protein ini hanya terdiri atas rantai polipeptida yang terikat pada gugus kimia lain, seperti :
kromoprotein.
glikoprotein.
nukleoprotein
lesitoprotein
lipoprotein
Kasein adalah protein yang terdapat dalam susu dan digunakan sebagai agen pengikat
pada berbagai macam makanan. Secara teknis, kasein merupakan golongan fosfoprotein, yang
merupakan kumpulan ikatan protein yang mengandung asam fosfat. Ketika berkoagulasi dengan
renin, kasein disebut parakasein. Kasein merupakan garam, artinya kasein tidak memiliki muatan
ion bersih. Kasein tidak tergumpalkan oleh panas. Hal ini dipicu oleh asam dan enzim rennet
yang merupakan enzim proteolitik. Kasein terdiri dari jumlah yang cukup tinggi dari prolin
peptida, namun tidak berinteraksi dimana tidak membentuk jembatan disulfida sehingga relatif
tidak memiliki struktur tersier.
8. Protein Lain
Terdapat banyak protein lain yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah
diklasifikasikan. Merupakan hal yang luar biasa bahwa semua protein ini dengan sifat dan fungsi
yang amat berbeda terbuat dari 20 asam amino yang sama. Monelin, suatu protein tanaman dari
Afrika yang mempunyai rasa yang amat manis. Protein ini sedang dipelajari sebagai pemanis
makanan yang tidak menggemukkan dan tidak beracun untuk manusia.
Sumber Protein
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut
protein nabati. Beberapa makan sumber protein ialah daging, telur,susu, ikan,beras, kacang,
kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Beberapa bahan makanan yang mengandung protein
serta kadar proteinnya dapat dilihat ditabel.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang
makan tumbuhan mengbah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping digunakan untuk
pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh
kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata- rata unsur kimia yang terdapat dalam
protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang
0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nirogen sebesar 16%, dapat dilakukan
penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.unsur nitrogen ditentukan secara
kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara dekstruksi dengan asam pekat.
Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen.
Penyakit akibat kekurangan protein banyak jenisnya, misalnya penyusutan jaringan otot,
kehilangan berat badan, penumpukan cairan, anemia, denyut jantung sangat rendah, juga
termasuk penyakit pigmentasi pada kulit. Salah satu efek yang berbahaya dari kurangnya protein
adalah timbulnya penyakit muka tua yang disebabkan oleh kekurangan protein dan karbohidrat
di saat bersamaan.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
a. Kerontokan rambut.
b. Penyakit kekurangan protein atau biasa disebut kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan parah protein dalam diet yang
mengandung kalori sebagian besar dari karbohidrat seperti ubi, beras dan pisang. Umumnya
penderitanya adalah anak kecil yang tidak mendapat asupan nutrisi protein yang cukup pada
masa pertumbuhannya. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus .
Marasmus (seluruh badan menjadi lemah) adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
protein dan kalori cukup parah yang mempengaruhi bayi dan anak-anak, sering mengakibatkan
penurunan berat badan dan dehidrasi.
c. Kekurangan protein C
Salah satu protein yang sangat penting bagi tubuh dan sangat berbahya bila tidak ada adalah
protein C. Protein C berkaitan dengan pembekuan darah. Protein bisa dengan mudah ditemukan
pada berbagai macam jenis makanan apalagi Indonesia terkenal dengan makanan tempe yang
kaya akan protein.
d. Cachexia
Cachexia adalah suatu kondisi yang melibatkan kekurangan protein, penipisan otot rangka dan
tingkat peningkatan degradasi protein, menurut penelitian oleh DP Kotler diterbitkan dalam
“Annals of Internal Medicine” pada tahun 2000. Menurut JE Morley dalam “American Journal
of Clinical Nutrition”,Cachexia menyebabkan penurunan berat badan, kematian,penyakit kanker,
AIDS, gagal ginjal kronis, penyakit panas, penyakit paru obstruktif kronik dan rheumatoid
arthritis. Pasien dengan kanker ganas dari lambung, usus, hati, saluran empedu dan gangguan
pankreas, memiliki kelelahan dan keseimbangan nitrogen negatif sebagai akibat dari hilangnya
massa otot dari cachexia, Sumber yang ditulis oleh J Ockenga dalam “pencernaan Farmakologi
dan Terapi” pada tahun 2005.
Akibat dari kwashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu:
Reaksi-reaksi Protein
a. Reaksi Xantroprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein . Setelah
dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi
yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini
positif untuk protein yang mengandung tirosin ,fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena
asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
b. Reaksi Hopkins-Cole
Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan
membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat di
reaksikandengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat . Pereaksi ini dibuat
dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.
serbuk
COOH ------------------------>CHO
COOH Mg COOH
c. Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi
ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan.
d. Reaksi Nitroprusida
Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein
yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan
hasil positif. Gugus –S-S pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil
positif.
e. Reaksi Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi
hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin
dapat menghasilkan warna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Sadikin Mohamad dkk. 1996. Biokimia Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta