Anda di halaman 1dari 70

Bid’ah

BID’AH
Mengupas Bidah Secara Mendalam Dan

Terperinci

Dzorif Bin Yahya &


Forum Penulis Santri.net
﴾1﴿
Setiap bid`ah sesat !!!

‫ىر فَة ِةإ َّن ش ََّةر األ ُة ُةم ِة‬


‫ىر ُةمحْ َةدثَةات ُة َةها َةو ُةك ُّل‬ ‫أَةالَة َةوإِةيَّا ُةك ْم َةو ُةمحْ َةدثَةا ِة‬
‫ت األ ُة ُةم ِة‬
‫َة َة َة ٌة‬ ‫ ُةمحْ َةدث َة ٍة ِة ْد َة ٌة َةو ُةك ُّل ِة ْد َة ٍة‬.

" Ingatlah, berhati-hatilah kalian, jangan


membuat hal-hal baru. Karena perkara yang
paling jelek adalah membuat hal baru . Setiap
perbuatan baru adalah bid'ah. Dan semua bid'ah
itu sesat." (HR Ibnu Majah)

Mengkaji bid`ah sama artinya dengan mengkaji


hadits ini, hadits yang sering dijadikan andalan
sebagian orang untuk saling menuduh bid`ah
dan melarang segala bentuk hal baru yang tidak
dilakukan di zaman Rasul Saw.

Yah.. tak heran karena jika dilihat sepintas hadits


ini menyatakan bahwa semua hal baru ( bid‟ah )
adalah sesat. Maka banyak orang menganggap
muslim yang taat harus harus memiliki sifat

﴾2﴿
alergi pada hal-hal baru. Pandangan seperti ini
bukan hanya dilontarkan oleh orang-orang yang
membenci Islam, bahkan mereka yang mengaku
sebagai pembela Islam banyak yang melontarkan
pendapat ini. Saking alerginya dengan hal baru,
setiap ada hal-hal yang mereka anggap tak
pernah ada di zaman rasul, tak segan-segan
mereka nyatakan sebagai bid'ah. Maulid bid'ah,
Tahlilan bid'ah, Shalawat Badar bid`ah, bid`ah,
bid`ah dan bid`ah.. yang lebih mengherankan
diantara mereka masih ada yang menyatakan
bahwa speaker, Tape, Radio sampai celana
panjang dan sendok sebagai bid`ah yang
menyesatkan. Maka lengkaplah sudah titel jumud
dan terbelakang disandang oleh umat islam.
Herannya ulama-ulama seperti ini malah merasa
bangga dengan titel terbelakang ini, merasa
terhormat dengan keterasingannya dan
pendapat-pendapatnya yang syadz (asing).
Mereka menyangka dirinya adalah ghuraba`

﴾3﴿
(orang-orang asing) yang disebut Rasul dalam
haditsnya :

‫ا ِرٌ ِإْلٍ ُم َبز َب ِراا‬ٝ‫ َب‬ٛ‫يًب ا َب ُم‬٠‫و ُما َبو َبّ ا َب َب َبا ِرَبز‬ٛ‫ ُم‬١‫ط َب‬ ‫يًب َب‬٠‫َب َب َبا ِإْل ِرا ِإْلط َب ُمَا ِرَبز‬
‫ َب‬ٚ‫ا‬

“ Islam dimulai dalam keterasingan dan akan


kembali asing, maka beruntunglah orang-orang
yang asing” (HR Muslim)

Akan tetapi lupa sabda Rasul :

‫ ُمى ِإْلُا‬١‫ح ُم ُمُا ِإْلخ ِرح َب ًب ا َب َبٍَب ِإْل‬٠‫ار َب ِإْل‬


‫ػ َبٌَبةٍا َبئِرذَب َب‬ ‫اٌَب ِإْلٓاج َب ِإْلصح َب ِرّ َبعا َب‬ٝ‫إِر َّْا ُم َِّحِر‬
‫ا َب‬ٝ‫عٍَب‬
ٗ‫اطٕٓا ٓاِ ش‬.ُ‫ وِرا ا َب ِإْلع َب ِرا‬ٛ‫ظ َب‬ َّ ٌ ‫ِر‬

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat


atas kesesatan, jika kalian melihat pertentangan
maka ikutilah kelompok terbesar” (HR Ibnu
Majah)

Mereka merasa telah membela Islam padahal


karena sebabnya umat Islam terpecah saling
tuduh bid`ah satu sama lain. Mereka merasa
telah menyeru kepada islam padahal sebenarnya
mereka membuat orang lari dari Islam.
﴾4﴿
Bukan ini yang dimaksud Rasul dalam haditsnya,
justru beliau menganjurkan umatnya untuk
membuat inisiatif dan bersikap kreatif dalam
melakukan kebaikan(1), Rasulullah saw
bersabda:

‫ شزآِاعًّا‬ٚ‫ا اط َاطٕةاظظٕةا ٍٗا شز٘ ا‬ٟ ‫ِٓاطٓا‬


‫ا‬ٟ ‫ِٓاطٓا‬ٚ‫اا‬ٟ‫رُ٘اش‬ٛ‫ٕمضآِا ش‬٠‫زا ْا‬١ ‫ ا ٖآِا‬ٙ
‫ آِا‬ٙ ‫سرآِاعًّا‬ٚٚ‫سر٘ ا‬ٚ‫ٗا‬١ٍ‫ئةاو ْاع‬١‫اط َاطٕةاط‬
‫ا‬ٟ‫س رُ٘اش‬ٚ ‫ٕمضآِا‬٠‫زا ْا‬١ ‫ٖآِا‬

“Barangsiapa yang menciptakan satu gagasan


yang baik dalam islam, maka dia memperoleh
pahalanya dan juga pahala orang yang
melaksanakanya dengan tanpa dikurangi
sedikitpun. Dan barangsiapa yang menciptakan
satu gagasan yang jelek dalam islam, maka dia
akan terkena dosanya dan juga dosa orang-
orang yang melaksanakanya dengan tanpa
dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)

﴾5﴿
Atas dasar inilah para sahabat, thabiin dan para
ulama salaf berani untuk menciptakan hal-hal
baru dalam agama yang tidak dilakukan oleh
Rasul, tentunyasetelah melakukan pertimbangan
yang sangat matang dengan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah yang ada dalam
Islam.

Khalifah Abu Bakar berani memerangi mereka


yang menolak zakat, dan mengumpulkan al
Quran, berwasiat agar yang memandikannya
ketika wafat adalah istrinya. Sayidina Umar
mengumpulkan orang untuk shalat tarawih
berjama`ah, menerangi masjid dengan lampu-
lampu, dan melakukan banyak hal baru dalam
kepemerintahanya. Sayidina Utsman
membukukan Al Quran, memberi gaji kepada
muadzin dan menggagas ide untuk melakukan
dua adzan dalam shalat Jum`at. Sayidina Ali
membolehkan sholat qobliyah dan ba‟diyah pada

sholat Ied, menyusun doa baru: ‫ ضا فزا‬١ٙ‫ او‬٠


﴾6﴿
ٌٟ (Wahai KafHaYa`AinShod, ampunilah aku),
menugaskan Aba Mas`ud al Badri menjadi Imam
orang-orang lemah dalam sholat ied di masjid,
dan memerintahkan Abul Aswad Ad-Duali
membuat kaedah-kaedah Ilmu Nahwu.

Pemberian titik, tanda juz, waqaf, dan harakat


dalam Al Quran baru dilakukan di zaman dinasti
Umayah. Pembukuan dan pengkodefisian hadits,
pembukuan cabang-cabang ilmu syari`ah mulai
dari nahwu, Fiqh, tafsir, Ushul fiqh, Balaghah,
dan sebagainya. Pendirian menara,madrasah-
madrasah, perpustakaan Islam. Perenovasian
Ka`bah, dan perluasan Masjid Nabawi. Dan
masih banyak lagi hal baru yang dilakukan para
ulama untuk kemajuan Islam sehingga Islam
menjadi pusat peradaban pada masanya. Tak
ada satu pun dari kita yang menganggap hal
yang mereka lakukan sebagai bid`ah, justru kita
semua sepakat bahwa apa yang mereka lakukan
adalah jasa yang sangat besar artinya bagi umat
﴾7﴿
islam. Mereka bukan tidak pernah mendengar
bahwa Rasul pernah bersabda ‫ُموٍُّ ِري ِإْل َب‬
‫عةٍا‬
‫ػ َبٌَب اةٌة‬
‫( َب‬setiap bid`ah adalah sesat ). Justru
mereka yang paling mengetahui mengenai
maksud bid`ah dalam sabda Rasul tersebut
sehingga mereka berani untuk melakukan hal-
hal yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul.

Bid`ah ???

Bahaya bid`ah penting untuk diketahui, namun


ada hal lain yang tak kalah penting untuk
diketahui yaitu pengertian bid`ah. Banyak yang
saling tuduh bid`ah karena perbedaan cara
ibadah padahal yang mereka tuduh bid`ah
sebenarnya hanyalah perbedaan madzhab, atau
perbedaan ulama dalam masalah fiqhiyah.
Seperti masalah terjemah khutbah, qunut,
menggerakan jari dalam tahiyyat, bilangan
tarawih dll. Ada juga yang begitu tekun

﴾8﴿
melakukan sesuatu dianggap ibadah, tapi pada
kenyataanya apa yang dia lakukan adalah bid`ah
yang perlu dijauhi. Untuk menghindari hal-hal
seperti ini kita harus mengetahui apa itu bid`ah?

Jika kata bid`ah disebut, maka yang dimaksud


bisa dua kemungkinan. Yang pertama adalah
bid`ah lughowiah (secara bahasa) atau bid`ah
syar`iyah (secara syari`at) (2).

Bid`ah lughowiah

Yang dimaksud dengan bid`ah secara bahasa hal


yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.
baik berupa hal baik atau hal yang buruk,
berhubungan dengan hal duniawi seperti alat-alat
komunikasi dan transportasi modern atau
berhubungan dengan masalah agama seperti
pembukuan Al Quran, Hadits dll. Semuanya bisa
dikatakan bid`ah jika dilihat dari segi bahasa.
Oleh karena itulah Sayidina Umar berkata

﴾9﴿
mengenai shalat tarawih berjamaah : ‫ٔ ّثا‬
ٖ‫( ٌي عةا٘ذ‬Inilah sebaik-baiknya bid`ah)(3). Ini
karena dulunya Rasul dan para sahabat
melakukan shalat tarawih sendiri-sendiri. Jadi
adanya shalat tarawih dilakukan dengan teratur
dalam satu Imam merupakan satu Bidah (hal
baru) di masa itu.

Kalau dilihat dari segi ini maka kata bid`ah tidak


selalu berkonotasi negatif, terkadang baik dan
terkadang jelek. Akan tetapi dalam
penerapannya jika lafadz bid`ah disebut secara
mutlaq tanpa embel-embel maka yang dimaksud
adalah bid`ah yang tercela (bid`ah syar`iyah).
lain halnya jika kata bid`ah tersebut
disandingkan dengan kata lain seperti perkataan
“bid`ah hasanah” atau lainnya, maka barulah
yang dimaksud adalah bid`ah dari segi
bahasa(4).

﴾10﴿
Bid`ah syar`iyah

Maksud Bid`ah Syariyah adalah makna bid`ah


dipandang dari kaca mata Syariat. Sebagai
perbandingan: makna Sholat secara bahasa
artinya adalah doa, sedangkan makna shalat
secara syariat adalah perbuatan tertentu yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Ini menunjukkan ada beda antara makna bahasa
dan makna syariat. Begitulah pula mengenai
bidah.

Secara bahasa makna bidah adalah hal baru


yang belum pernah ada sebelumnya baik hal
baru itu terjadi di masa Rasulullah saw atau
sesudah masa Beliau saw. Namun jika ditinjau
dari segi Syariat Bid`ah adalah hal baru yang
tidak ada di masa Rasulullah saw(4,5). Namun,
hal ini pun butuh kepada tinjauan syar'i untuk
menentukan boleh atau tidak nya. Semua hal

﴾11﴿
baru yang ada setelah masa Rasulullah saw dan
bertentangan dengan kandungan al Quran atau
hadits itulah Bidah yang tidak boleh dilakukan,
sedangkan hal yang baru setelah zaman
Rasulullah yang masih bernaung di bawah nash
Al-Qur'an dan Al-Hadist maka bid'ah tersebut
boleh dilakukan .

Jadi, tidak semua bidah Syariyah/ hal baru yang


tidak dilakukan Rasulullah saw adalah tercela.
Terkadang Rasulullah meninggalkan sesuatu
walaupun sangat ingin melakukanya karena takut
akan memberatkan umatnya atau alasan
lainnya(5). Yang tercela adalah perbuatan atau
keyakinan yang menyalahi hukum atau
keyakinan yang telah ada, atau tidak memiliki
landasan hukum baik secara umum atau secara
parsial, kemudian diklaim sebagai ajaran
agama(6), seperti keyakinan pluralitas beragama
(menganggap semua agama sama), faham

﴾12﴿
Syiah, Trinitas Tauhid, membuat hukum-hukum
baru tanpa dasar, dll.

Secara sederhana pengertian bid`ah syar`iyah


yang buruk adalah segala bentuk perbuatan atau
keyakinan yang bukan bagian dari ajaran Islam,
dikesankan seolah-olah bagian dari ajaran Islam,
seperti membaca ayat-ayat al-Qur‟an atau
shalawat disertai alat-alat musik yang
diharamkan, keyakinan/faham kaum Mu‟tazilah,
Qodariyah, Syi‟ah, termasuk pula paham-paham
Liberal yang marak akhir-akhir ini, dan lain-lain.

Bid`ah inilah yang tidak boleh dilakukan.


Sedangkan bid'ah syar'iyah yang baik adalah
segala bentuk perbuatan yang masih
berlandaskan terhadap Al-Qur'an dan Al-hadist di
bawah naungan firman Allah :

ْٛ‫زاٌ ٍىُاجفٍع‬١‫ ا ٌخ‬ٍٛ ٚ

"Kerjakanlah kebaikan maka niscaya kalian akan


sukses".
﴾13﴿
Bid'ah inilah yang boleh dilakukan menurut
syari'ah.

Pembagian bid`ah

Bid`ah ditinjau dari segi syariat memiliki dua


jenis pembagian. Yang pertama yang membagi
bid`ah menjadi dua macam, ini seperti apa yang
dinyatakan oleh Imam Syafi`i, Imam Nawawi dan
imam-imam lainnya , yaitu :

Bid`ah Dholalah, yaitu hal baru yang


bertentangan dengan Al Quran, Hadits atau
Ijma` (kesepakatan ulama). Seperti Shalat
shubuh tiga raka`at atau merubah lafadz-lafadz
adzan dll.

Bid`ah Maqbulah (diterima), yaitu hal baru yang


berisi kebaikan dan tidak bertentangan dengan
syari`at, maka ini tidak ada khilaf mengenai
diperbolehkanya. Seperti shalat tarawih
berjamaah yang merupakan inisiatif Sayidina
Umar.

﴾14﴿
Yang kedua adalah ulama yang membagi bid`ah
menjadi lima macam, Pembagian ini dipopulerkan
oleh Imam Izuddin bin Abdus Salam dan banyak
dinukil dalam kitab-kitab mutaakhirin, Yaitu :

1. Wajib, seperti belajar ilmu gramatikal


bahasa arab (nahwu) untuk memahami Al
Quran dan hadits.
2. Haram, seperti Madzhab Qadiriyah, dll.
3. Sunnah, seperti membangun lembaga
pendidikan, dan shalat tarawih berjamaah.
4. Mubah, seperti berjabat tangan setelah
shalat.
5. makruh, seperti menghiasi masjid atau Al
quran.

Metode yang digunakan oleh Imam `Izuddin


dalam penggolongan ini adalah dengan meninjau
pada kaidah hukum yang telah ada. Jika hal baru
tersebut tercakup dalam kaidah wajib maka

﴾15﴿
hukumnya wajib, jika masuk kaidah sunnah
maka hukumnya sunnah, dan seterusnya.
Sebagai contoh belajar bahasa arab jika
bertujuan untuk bisa memahami apa yang wajib
dia fahami dari syari`at maka hukumnya pun
menjadi wajib.(7)

Dari keterangan diatas menjadi jelas bahwa


umumnya ulama tidak membeda-bedakan antara
bid`ah dalam masalah agama atau dalam
masalah dunia.

Sebagian ulama ada yang mengingkari


pembagian ini dan menyatakan bahwa tidak ada
bid`ah dalam agama kecuali bid`ah yang sesat,
seperti Imam Syatibi dalam kitab I`tishamnya(8).
Sebagian lagi menyatakan bahwa bid`ah yang
diperbolehkan adalah bid`ah dalam hal
keduniaan saja seperti membuat alat-alat baru
yang belum pernah ada di zaman rasul, dll.

﴾16﴿
Pendapat seperti ini selain menyalahi pendapat
mayoritas ulama ahlu sunnah Juga menyalahi
apa yang dilakukan oleh para sahabat serta
thabiin. Karena di antara mereka banyak yang
melakukan hal baru dalam agama yang tidak
diajarkan Rasulullah. Seperti jamaah tarawih
yang diprakarsai oleh Sayidina Umar, Adzan
kedua dalam shalat jum`at yang merupakan
inisiatif Sayidina Utsman, memberi titik, harakat
serta tanda waqaf dan tanda-tanda lainya dalam
Al Quran yang baru dilakukan di masa dinasti
Umayyah dan diakui oleh para thabiin(bahkan
ada yang menyatakan bahwa orang pertama
yang memberi tanda dalam al Quran adalah Al
Hajjaj bin Yusuf(9), penguasa dzolim di masa
Bani Umayyah), pengkodefikasian hadits serta
pembukuannya dll. Semua adalah hal baru dalam
agama dan tidak pernah diajarkan Rasul. Apabila
kita katakan bahwa semua hal baru dalam
agama adalah bid`ah yang menyesatkan maka

﴾17﴿
berarti secara tidak langsung kita telah menuduh
para sahabat dan thabiin telah melakukan
kesesatan dan perbuatan dosa secara kolektif
(bersama). Padahal, sejarah telah membuktikan
bahwa mereka adalah orang-orang pilihan yang
tidak diragukan lagi keimanan dan
ketaqwaannya. Bahkan diantara mereka ada
yang sudah dijamin sebagai penghuni surga.
Oleh karena itu, sungguh tidak dapat diterima
akal, kalau para sahabat Nabi SAW yang begitu
agung dan begitu luas pengetahuannya tentang
al-Qur‟an dan Hadits tidak mengetahuinya,
apalagi tidak mengindahkan larangan Rasulullah
SAW.

Mereka yang mengatakan mengenai


Pembagian bid`ah

Yang pertama kali membagi bid`ah ke dalam dua


hal yaitu yang baik dan yang buruk, adalah
Rasulullah SAW sendiri, Beliau bersabda :

﴾18﴿
‫ شزآِاعًّا‬ٚ‫ا اط َاطٕةاظظٕةا ٍٗا شز٘ ا‬ٟ ‫ِٓاطٓا‬
‫ا‬ٟ ‫ِٓاطٓا‬ٚ‫اا‬ٟ‫رُ٘اش‬ٛ‫ٕمضآِا ش‬٠‫زا ْا‬١ ‫ ا ٖآِا‬ٙ
‫ آِا‬ٙ ‫سرآِاعًّا‬ٚٚ‫سر٘ ا‬ٚ‫ٗا‬١ٍ‫ئةاو ْاع‬١‫اط َاطٕةاط‬
ٍُ‫ ٖاِظ‬ٚ‫اا(ر‬ٟ‫س رُ٘اش‬ٚ ‫ٕمضآِا‬٠‫زا ْا‬١ ‫ٖآِا‬ )

“Barangsiapa yang menciptakan satu gagasan


yang baik dalam islam, maka dia memperoleh
pahalanya dan juga pahala orang yang
melaksanakanya dengan tanpa dikurangi
sedikitpun. Dan barangsiapa yang menciptakan
satu gagasan yang jelek dalam islam, maka dia
akan terkena dosanya dan juga dosa orang-
orang yang melaksanakanya dengan tanpa
dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)

Pada hadist ini telah dikaji oleh para ulama‟


bahwasanya isi dari hadist menunjukkan ada ‫طٕةا‬

‫ ظظٕة‬dan ‫ِّرئَبةًب‬١‫طُمَّٕبةًباطَب‬yang makna nya adalah


gagasan baik dan gagasan jelek sesuai dengan

﴾19﴿
devinisi bid‟ah secara syar‟i menunjukkan bahwa

ada‫ عةاظظٕة‬dan‫ئة‬٠‫عةاطَب‬ .

Hadits ini dengan jelas mendorong kita untuk


berinisiatif dengan prakarsa yang baik dan
bermanfaat agar bisa diamalkan oleh kita dan
orang-orang setelah kita, sekaligus melarang
keras untuk menggagas hal yang buruk yang
bisa merugikan kita dan orang-orang setelah kita
nantinya(10). Rasulullah dalam hadits ini tidak
membatasi inisiatif tersebut kepada hal-hal dunia
saja. Mereka yang mengatakan bahwa hadits ini
khusus mengenai gagasan dalam urusan dunia,
maka telah mengada-ngada karena urusan dunia
jika diamalkan tidak mendatangkan pahala atau
dosa.

Sebagian mereka yang menentang pembagian


bid`ah mengatakan bahwa maksud hadits ini
bukan seperti dzahirnya akan tetapi maksudnya
adalah :

﴾20﴿
‫ بآِا‬ٛ‫ذ‬ٚ‫ ا‬ٙ ٛ‫ياملسو هيلع هللا ىلصا ٍٗااذ‬ٛ‫ اطٕةآِاطٕةا ٌزط‬١‫ِٓا ظ‬
ٙ ‫جي ٗا‬

“Barang siapa yang menghidupkan sunah dari


sunah Rasulullah maka bagi dia pahalanya dan
pahala orang yang mengikutinya”

Jadi menurut mereka maksud gagasan tersebut


haruslah gagasan yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.

Pendapat yang mereka ajukan tidak sesuai


dengan keumuman lafadz yang ada dalam hadits
tersebut, memang hadits tersebut datang sebab
inisiatif salah seorang ansor untuk memberikan
sedekah kepada salah satu kaum arab yang
datang kepada Nabi, kemudian orang-orang
mulai berdatangan untuk memberikan sedekah
mengikuti jejak orang anshor tersebut(11). Akan
tetapi sesuai qaidah yang dijadikan patokan
adalah keumuman lafadz bukan kekhususan

sebab (‫صا ٌظيب‬ٛ‫َا ٌٍفظاالا خظ‬ّٛ ‫) ٌ يزةا‬.


﴾21﴿
Mungkin pendapat seperti ini muncul karena ada
sedikit persamaan lafadz antara hadits di atas
dengan hadits ihyau sunnah yang diriwayatkan
oleh imam Turmudzi, yaitu :

‫ا َبئ ِر َّْاٌَبٗ ِر‬ٜ‫ثا َب ِإْل ِر‬


‫ُمآَِب ا‬ ‫ح َب ِإْل‬١ِ‫الَب ِإْلا ُم ِر‬ٝ‫طَّٕحِر‬
‫اِ ِإْلٓا ُم‬ ‫َب ا ُم‬١‫َبَُّٔٗما َبِ ِإْلٓا َب ِإْلظ‬
‫طَّٕةًب ِر‬
‫ر ِر٘ ِإْلُا‬ٛ ‫اِ ِإْلٓا ُم ُمش ِر‬
‫ض ِر‬ ‫َب ِإْلٕمُم َب‬٠‫ ِرِإْلزا َب ِإْلْا‬١‫اِ ِإْلٓا َب‬ ‫ ِر‬ٙ‫ع ِرّ َبًا ِر َب‬‫اِرِإْل َبًا َبِ ِإْلٓا َب‬
‫ا َب ِإْلش ِرز ِر‬
‫ٌُمُٗما َبو َْب ا‬ٛ‫ط‬
‫ َبر ُم‬ٚ‫ا‬ َّ ٘‫ػ َب‬
‫اَّللاُم َب‬ ‫َب ِإْلز َب‬٠‫ػ َبٌَبةٍاالَبا‬ ‫عةَبا َب‬ ‫ َبِ ِرٓا ِإْلح َب َب َب‬ٚ‫ا‬
‫عا ِر ِإْل َب‬ ‫ئ ًب َب‬١‫ش ِإْل‬‫َب‬
‫سَب ِررا ٌَّٕ ِرصا‬ٚ‫اِ ِإْلٓا َب ِإْل‬‫ضاذَب ِرٌ َبه ِر‬ ‫َب ِإْلٕمُم ُم‬٠‫ االَبا‬ٙ‫ع ِرّ َبًا ِر َب‬ ‫اِرِإْلًُماآذ َب ِرَا َبِ ِإْلٓا َب‬
‫ ِرٗ ِر‬١‫عٍَب ِإْل‬ ‫َب‬
ٍُ ٌ ‫اطٕٕٗاوح با‬ٟ ‫ا‬ٞ‫ئ ًب ا خزشٗا ٌحزِذ‬١‫ش ِإْل‬
‫َب‬

“Barang siapa yang menghidupkan satu sunah


daripada sunahku yang telah mati setelahku
maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengamalkanya tanpa dikurangi sedikitpun,
Barang siapa yang membuat bid`ah dengan
bid`ah yang dholalah yang tidak diridhai Allah
dan Rasulnya maka baginya dosa orang-orang
yang mengamalkanya dengan tanpa dikurangi
sedikitpun”

﴾22﴿
Kedua hadits ini meskipun agak sama lafadznya
akan tetapi terjadi dalam dua peristiwa berbeda.
Selain itu, sebenarnya hadits ini justru
memperkuat pendapat bahwa bid`ah tidak
seluruhnya menyesatkan, karena dalam hadits
tersebut Rasul membatasi bid`ah yang dilarang
hanya kepada bid`ah dholalah saja.

Kemudian sahabat pertama yang menyatakan


bahwa bid`ah tidak selalu buruk adalah Sayidina
Umar yang mengatakan ketika melihat orang-
orang melakukan shalat tarawih berjama`ah,

ٖ‫( ٔ ّثا ٌي عةا٘ذ‬Inilah sebaik-baiknya bid`ah).


Juga perkataannya kepada Sayidina Abu Bakar
ketika menyarankan untuk mengumpulkan Al
Quran, Sayidina Abu Bakar bertanya kepadanya
“Bagaimana mungkin kamu melakukan apa yang
tidak dilakukan Rasul “ Sayidina Umar berkata “
﴾23﴿
Demi Allah Ini adalah hal yang baik “. Sedangkan
penerapan pembagian bid`ah menjadi hal baik
dan buruk sudah dimulai sejak zaman Khalifah
Abu Bakar dengan perbuatanya mengumpulkan
Al Quran, dan penunjukkan Sayidina Umar
sebagai Khalifah setelahnya, padahal Rasulullah
SAW sebelum wafat tidak menunjukkan
seorangpun untuk menjadi khalifah(12).

Para Thabi`in telah menerapkan pembagian ini.


Paling agungnya thabiin yang menyatakan bahwa
bid`ah terbagi menjadi dua adalah Imam Syafii,
beliau berkata :

‫خ ٌفا‬٠‫راػز ٔأظ ّ٘ اِ ا ظ خاِّ ا‬ِٛ‫ٌّع ذ تآِا ا‬


‫ذٖا ٌي عةا ٌؼ ٌةا‬ٙ ‫اإشّ ع ا‬ٚ ‫ا ذز ا‬ٚ ‫اطٕةا‬ٚ ‫وح ا‬
‫ا‬، ‫ ظ آِا٘ذ‬ٌٛ‫ٗا‬١ ‫زاالاخ فا‬١‫اِ ا ظ خآِا ٌخ‬ٟٔ ‫ ٌر‬ٚ
‫إِ لبا‬ٟ ‫ا ئطٕ وٖا‬ٟ‫م‬ٙ١‫ا] ٌي‬...،‫ِة‬ِٛ‫زاِذ‬١ ‫٘ذٖاِع ذةا‬ٚ
ٟ ‫ٌش‬

﴾24﴿
“Hal baru terbagi menjadi dua, pertama apa yang
bertentangan dengan Al Quran, Sunah, atsar,
dan ijma, maka inilah bid`ah dholalah. Yang
kedua adalah hal baru dari kebaikan yang tidak
bertentangan dengan salah satu dari yang telah
disebut, maka tidak ada khilaf bagi seorangpun
mengenainya bahwa hal baru ini tidak
tercela....(13)”

Lihatlah bagaimana Imam Syafii menyatakan


bahwa tidak ada khilaf sedikitpun mengenai
kebolehan hal baru yang baik, ini menunjukkan
bahwa para ulama di zaman Imam Syafii hampir
seluruhnya telah memilah bid`ah kepada yang
baik dan yang buruk.

Masih banyak lagi ulama Ahlu sunnah yang


membagi bid`ah (baik dalam agama atau
selainnya), menjadi bid`ah yang bisa diterima
dan bid`ah yang ditolak. Diantaranya Imam

﴾25﴿
Izudin bin Abdussalam, Imam Ghozali, Imam
Nawawi, Imam Subki, Imam Suyuthi, Imam Ibn
Hajar, Imam Asy Syaukhani dalam Nailul Author,
Al Qostholani dalam Irsyadus saari, Az Zarqani
dalam Syarah Muwatha, Al Halabi, dan masih
banyak ulama lain yang tidak mungkin disebut
satu per satu(14). Rasulullah saw telah bersabda
:

‫ ُمى ِإْلُا‬١‫ح ُم ُمُا ِإْلخ ِرح َب ًب ا َب َبٍَب ِإْل‬٠‫ار َب ِإْل‬


‫ػ َبٌَبةٍا َبئِرذَب َب‬ ‫اٌَب ِإْلٓاج َب ِإْلصح َب ِرّ َبعا َب‬ٝ‫ِرإ َّْا ُم َِّ ِرح‬
‫ا َب‬ٝ‫عٍَب‬
ٗ‫اطٕٓا ٓاِ ش‬.ُ‫ وِرا ا َب ِإْلع َب ِرا‬ٛ‫ظ َب‬ َّ ٌ ‫ِر‬

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat


atas kesesatan, jika kalian melihat pertentangan
maka ikutilah kelompok terbesar”

Oleh karena itulah, sebagian ulama mengatakan,


taqlid kepada pendapat ulama yang paling
banyak lebih utama daripada taqlid kepada yang
lebih senior.(15)

﴾26﴿
Hadits-hadits mengenai bid`ah

Dalil andalan kaum yang mengingkari pembagian


bid`ah adalah hadits riwayat Ibn Mas`ud, yaitu :

‫طٍَّ َبُا‬
‫ َب‬ٚ‫ا‬ ‫ا ُما َب‬ٍَّٝ‫ط‬
‫ ِرٗ َب‬١‫عٍَب ِإْل‬ ‫ َبيا ِرا َب‬ٛ‫ط‬ ‫ار ُم‬‫ا َب َّْ َب‬,‫ ٍاو‬ٛ‫ع ِإْلي ِرا ِرا ِرِإْلٓا َبِ ِإْلظ ُم ِإْل‬ ‫ع ِإْلٓا َب‬
‫َب‬
‫ ا‬ٙ‫را ُمِ ِإْلع َبذ َب ج ُم َب‬ٛ ‫را َبئ ِر َّْاش ََّبزا ا ُم ُمِ ِر‬ٛ
‫ ُمِ ِإْلع َبذ َب تِرا ا ُم ُمِ ِر‬ٚ‫ا‬ ‫ا َبالَب َب‬:‫ي‬
‫َّ ُمو ِإْلُ َب‬٠‫ ِرإ‬ٚ‫ا‬ ‫لَب َبا‬
ٗ‫ ٖا ٓاِ ش‬ٚ‫ار‬.‫ػ َبٌَب اةٌة‬ ‫عةٌة َب‬
‫ ُمو ًُّا ِر ِإْل َب‬ٚ‫ا‬
‫عةٍا َب‬ ‫ ُمو ًُّا ُمِ ِإْلع َبذَبةٍا ِر ِإْل َب‬ٚ‫َب‬

"Dari „Abdullah bin Mas'ud. Sesungguhnya


Rasulullah SAW bersabda: “ Ingatlah, berhati-
hatilah kalian, jangan sampai membuat hal-hal
baru. Karena perkara yang paling jelek adalah
membuat hal baru . dan setiap perbuatan yang
baru itu adalah bid'ah. Dan semua bid'ah itu
sesat." HR. Ibnu Majah.

Secara teksual memang hadits ini seolah


melarang semua jenis bid`ah, melihat bahwa
Rasul dalam hadits ini memakai kata ‫ُ ُّل‬ Yang
artinya adalah semua. Akan tetapi ulama

﴾27﴿
berbeda pendapat mengenai ma`nanya terutama
makna kalimat terakhir ‫ضالَلَة‬ ٍ ‫ َو ُ ُّل بِ ْد َع‬.
َ ‫ة‬

Pertama, Ulama menyatakan bahwa bid`ah


yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah
bid`ah yang harus ditinjau dengan kacamata
syar`iyah, telah kita bahas bahwa memang
semua bid`ah harus ditinjau dengan kacamata
syar`iyah. Karena bid`ah syar`iyah artinya
adalah bid`ah yang perlu ditinjau dengan syariat,
dengan demikian makna hadits tersebut adalah “
setiap bid`ah yang bertentangan dengan syariat
adalah sesat “. Adapun yang tidak bertentangan
maka diperbolehkan.

Kedua, Ada juga ulama‟ yang mengatakan

‫ِإْل َب‬
bahwa kata ‫ع ٍاة‬ ‫ ُمو ًُّا ِر‬dalam hadits di atas adalah
kata umum akan tetapi dikhususkan pada

sebagian hal saja (17 ()‫ص‬ٛ‫)ع َاِخظ‬, yaitu


bid`ah yang buruk saja ,sehingga makna dari
hadits ini adalah “setiap bid‟ah yang buruk itu

﴾28﴿
sesat” . Karena dalam bahasa arab, kata ‫ُمو ًّا‬
tidak selalu berarti seluruh, kadang memiliki arti
kebanyakan atau sebagian. Pengartian seperti Ini
adalah lughat fasih yang banyak terdapat dalam
banyak ayat dan hadits diantaranya :

1. Al Quran surat Al Kahfi : 79

‫ا ِإْلٌيَب ِإْلع ِرزا َبأ َب َبروِإْلتُم ا َب ِإْلْا‬ٟ‫َْب ا ِر‬ٛ‫َب ِإْل َبٍُّم‬٠‫َٓب ا‬١‫ظ وِر‬ َّ ٌ ‫َب َِّ ا‬
‫َٕبةُما َب َبى ٔ ِإْل‬١‫ظ ِرف‬
‫َبثا ِرٌ َبّ َب‬
‫ظيًب‬‫َٕبةٍا َب ِإْل‬١‫ط ِرف‬ ‫َبأ ِإْل ُمخذُما ُمو ًَّا َب‬٠‫ َبر َبا ُم٘ ِإْلُا َبِ ِرٍهٌة ا‬ٚ‫ا‬ ‫ َبو َْب َب‬ٚ‫ا‬ ‫ َب‬ٙ‫يَب َب‬١‫َب ِرع‬
”Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-
orang miskin yang bekerja di laut, dan aku
bertujuan merusak bahtera itu, karena dihadapan
mereka ada seorang raja yang merampas tiap-
tiap bahtera “ Qs. Al Kahfi : 79

Dalam ayat ini meskipun digunakan kata ُ akan

tetapi yang dimaksud adalah perahu yang bagus


saja(18), oleh karena itulah Nabi Khidir membuat
aib dalam perahu agar tidak dirampas oleh raja
tersebut.

﴾29﴿
2. Al Quran surat An Naml 23

‫عا‬ ‫ ا َب‬ٙ‫ٌَب َب‬ٚ‫ا‬


‫ع ِإْلز ٌة‬ ‫اِ ِإْلٓا ُمو ِرًّا َب‬
‫اٍ َب‬ٟ‫ش ِإْل‬ ‫َب ِإْل‬١‫جِر‬ٚ‫ ُم‬ٚ‫ا‬
‫ث ِر‬ ‫ ِإْلُ َب‬ٙ‫ َبش ِإْلتُم ا ِإْلِ َبز َبةًباج َب ِإْلّ ِرٍ ُمى ُم‬ٚ‫ا‬ٟ
‫ِرإ ِرّٔ َب‬
‫ ٌةُا‬١ ‫ع ِر‬
‫َب‬

“ Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita


yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi
segala sesuatu dan dia memiliki singasana yang
besar”

Ayat ini menceritakan mengenai Ratu Balqis,


dalam ayat ini meskipun terdapat kata ُ akan

tetapi yang dimaksud adalah sebagian saja,


buktinya Ratu Balqis tidak memiliki kerajaan Nabi
Sulaiman.

3. Al-Qu'an surat Al-Anbiya’ 30 :

ٍّٟ‫ِإْلﺀ ٍااظَب‬ٟ‫ َباشَب َبٍِإْلَٕب اِِرَٓبا ٌِإْلَّب ﺀ ِرااوُمًَّباشَب‬ٚ

﴾30﴿
“Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?” QS. Al-Anbiya':30.

Meskipun ayat ini menggunakan kalimat kullu,


namun tidak berarti semua makhluk hidup
diciptakan dari air. Sebagaimana disebutkan
dalam ayat al-Qur'an berikut ini:

ٍ‫َبخَبٍَبكَبا ٌِإْلصَب َْبّاِِرٓاَِبّ رِرزٍاِِرّٓأَبّ ر‬ٚ

"Dan Allah SWT menciptakan Jin dari percikan


api yang menyala". QS. Ar-Rahman:15.

Begitu juga para malaikat, tidaklah Allah ciptakan


dari air.

4. Hadits riwayat Imam Ahmad :

‫طٍَّ َبُا ُمو ًُّا‬ ‫ ِرٗ َب‬١‫عٍَب ِإْل‬


‫ َب‬ٚ‫ا‬ َّ ٍَّ‫ط‬
‫اَّللاُما َب‬ٝ َّ ‫ي‬ٛ‫ط‬
‫ُماَّللاِرا َب‬ ‫ار ُم‬ ّ ‫ع ِرٓا ِإْلا َب ِإْلش َب ِرز‬
‫ِرالَب َبيالَب َبي َب‬ٞ ‫َب‬
‫َب اةٌة‬١‫ ٍِإْلٓاسَب ِٔر‬١‫ع‬
‫َب‬

﴾31﴿
Dari al-Asyari berkata: “ Rasulullah SAW
bersabda: “ setiap mata berzina” (musnad Imam
Ahmad)

Sekalipun hadits di atas menggunakan kata kullu,


namun bukan bermakna keseluruhan/semua,
akan tetapi bermakna sebagian, yaitu mata yang
melihat kepada ajnabiyah.

Lagipula jika kita artikan kalimat ‫ػ َبٌَب اةٌة‬ ‫ ُمو ًُّا ِر ِإْل َب‬ٚ‫َب‬
‫عةٍا َب‬
secara teksual maka seharusnya semua hal baru
yang tidak ada di zaman Rasul baik yang
berhubungan dengan dunia atau yang
berhubungan dengan agama adalah haram,
karena Rasul dalam hadits tersebut mengatakan
bid`ah secara mutlak. Akan tetapi jelas ini bukan
yang dimaksud oleh Rasul. Dan tidak ada
seorang ulamapun yang menyatakannya.

Hadits lain yang juga sering dijadikan dalil


pelarangan semua bentuk perbuatan yang tidak
terdapat di zaman Rasul adalah :

﴾32﴿
‫ا ُما‬ٍَّٝ‫ط‬ ‫ َبيا ِرا َب‬ٛ‫ط‬ ‫ار ُم‬ ‫ثا َب َّْ َب‬ ‫ الَب ٌَب ِإْل‬ٙ‫ع ِإْلٕ َب‬
‫ا ُما َب‬ٟ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬ ‫شةَب َب‬ ‫ع ِرئ َب‬ ‫ع ِإْلٓا َب‬ ‫َب‬
‫ َب‬ٛ‫ َب‬ٙ‫ ِرٗا َب ِإْلِ ُمزَٔب ا َب ُم‬١‫عٍَب ِإْل‬
‫ا‬.‫ار اوٌّد‬ ‫ َب‬١‫ع َبّ ًباٌَب‬
‫ِإْلضا َب‬ ‫ع ِرّ َبًا َب‬ ‫ا َبِ ِإْلٓا َب‬:‫ي‬ ‫طٍَّ َبُالَب َبا‬ ‫ ِرٗ َب‬١‫عٍَب ِإْل‬
‫ َب‬ٚ‫ا‬ ‫َب‬
ٍُ‫ ٖاِظ‬ٚ‫ر‬

"Dari 'Aisyah RA. Ia berkata: Sesungguhnya


Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang
melakukan suatu perbuatan yang tiada perintah
kami atasnya, maka amal itu ditolak" HR.Muslim.

Para ulama menyatakan bahwa hadits ini sebagai


larangan dalam membuat-buat hukum baru yang
tidak pernah dijelaskan dalam al-Qur'an ataupun
Hadits, baik secara eksplisit (jelas) atau implisit
(isyarat), kemudian diyakini sebagai suatu ibadah
murni kepada Allah SWT sebagai bagian dari
ajaran agama. Oleh karena itu, ulama membuat
beberapa kriteria dalam permasalahan bid'ah ini,
yaitu :

﴾33﴿
Pertama, jika perbuatan itu memiliki dasar dalil-
dalil syar'i yang kuat, baik yang parsial (juz'i)
atau umum, maka bukan tergolong bid'ah.
Namun jika tidak ada dalil yang dapat dibuat
sandaran, maka itulah bid'ah yang dilarang.

Kedua, memperhatikan pada ajaran ulama salaf


(ulama pada abad l, ll dan lll H.). Apabila sudah
diajarkan oleh mereka, atau memiliki landasan
yang kuat dari ajaran kaidah yang mereka buat,
maka perbuatan itu bukan tergolong bid'ah.

Ketiga, dengan jalan qiyas. Yakni, mengukur


perbuatan tersebut dengan beberapa amaliyah
yang telah ada hukumnya dari nash al-Qur'an
dan Hadits. Apabila identik dengan perbuatan
haram, maka perbuatan baru itu tergolong bid'ah
muharromah. Apabila memiliki kemiripan dengan
yang wajib, maka perbuatan baru itu tergolong
wajib. Dan begitu seterusnya.

﴾34﴿
Dari uraian di atas setidaknya kita bisa
memahami, bahwa hal baru tidak selalu
diidentikkan dengan kesesatan. Islam bukan
agama yang kaku, akan tetapi selalu fleksibel
dengan perkembangan zaman dan keadaan,
Seorang mukmin hendaknya bisa memanfaatkan
keadaan dan membuat inovasi cemerlang untuk
memajukan agamanya, jika dulu para sahabat
berperang dengan kuda dan pedang maka bukan
berarti kita pun harus berperang dengannya. Jika
dahulu Nabi berdakwah dengan lisan dan tulisan,
bukan berarti kita tak boleh menggunakan
sarana komunikasi lain dalam berdakwah. akan
tetapi juga jangan ngawur dalam membuat
inovasinya, semua harus dalam rel yang sesuai
dengan nafas syariat, dan hal tersebut tidak
mungkin kita ketahui kecuali dengan belajar
syariat terlebih dahulu. Jangan sampai karena
kebodohan kita, kita dengan sembrono menuduh

﴾35﴿
‫‪bid`ah suatu kaum padahal mereka adalah para‬‬
‫‪ahli ibadah.‬‬

‫‪Referensi‬‬

‫(شزضا ٌٕ‪ٞٚٛ‬اعٍ‪ٝ‬اِظٍُا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪(1)461‬‬

‫ظَٕبةا َبٍَبُٗما َب ِإْلشز َب٘ ا( ِرإٌَب ِر‬


‫‪ٝ‬اآخزٖا‪،‬ا ِر‪ِ ١‬رٗا)‬ ‫طَّٕةا َبظ َب‬ ‫ط َّٓا ِر‪ٟ‬ا ِإْل ِرا ِإْلط َب َا ُم‬‫َبِ ِإْلٓا َب‬
‫ظَٕب تا‪،‬ا‬ ‫ظَٕبٓا ِإْلٌ َبع َب‬
‫ط ّٓا ٌ ُّ‬ ‫عٍَب‪ٝ‬ا ِرال ِإْل ِرح َب اا ِر ِإْلٌ َبخ‪َ ١‬بِإْلز ت َب‬
‫ِرا‪َ ٚ‬ب‬ ‫دا َب‬ ‫‪:‬ا ِإْلٌ َبع ّ‬
‫ط َبيبا َب٘ذَب ا‬
‫تا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب‬
‫َب‬ ‫‪ً١‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌ ُمّ ِإْلظح َب ِإْلم َبي َبع‬
‫ِر‪٠‬زاِ ِإْلٓا ِإْلِرخحِر َبز عا ِإْلا َب َب ِرؽ َب‬
‫َب‪ٌ ٚ‬ح َّ ِإْلعذ ِر‬
‫ِإْلٌ َبى َب َا ِر‪ٟ‬ا َب٘ذَب ا ِإْلٌ َبع ِر‪٠‬دا َبَُّٔٗمالَب َبيا ِر‪ٟ‬ا َب َّ‪ٌٗٚ‬ا‪:‬ا(ا َب َبص َبا َب‬
‫ار ُمشًا‬
‫ع ِإْلٕ َب‪ ٙ‬ا‪،‬ا َبحَبح َب َب َبعا ٌَّٕ صا)ا َب‪َ ٚ‬بو َْب ا ِإْلٌفَبؼِإْلًا‬
‫تا َبوفُُّٗماج َب ِإْل ِرص ُمشا َب‬
‫ظ َّزةٍا َبو وَب ِإْل‬
‫ِر ُم‬
‫ظ ْا‪.‬ا‬ ‫ِإْلزا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌفَب جِرطا ِرٌيَب ِر‬
‫با َب٘ذَب ا ِإْل ِرا ِإْلظ َب‬ ‫َب‬ ‫ِإْلٌ َب ِر ‪ُ١‬ا ِرٌ ِإْلٍيَب وِر‪ٞ‬ا ِر َب‪ٙ‬ذَب ا ِإْلٌ َبخ‪١‬‬
‫طٍَّ َبُا‪:‬ا"ا‬
‫ا‪َ ٚ‬ب‬‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫طٍَّ َّ‬
‫‪ٝ‬اَّللاا َب‬ ‫ظ‪١‬ضا َبل ِإْل‪ٌٗٛ‬ا َب‬ ‫َب‪ِ ٚ‬ر‪ٟ‬ا َب٘ذَب ا ِإْلٌ َبع ِر‪٠‬داج َب ِإْلخ ِر‬
‫‪،‬ا‪َ ٚ‬ب َّْا ِإْلٌ ُمّ َبز وا ِر ِرٗا‬
‫ػ َب ٌَبةا"ا َب‬‫عةا َب‬ ‫ةا‪ُ ٚ‬مو ًّا ِر ِإْل َب‬
‫ع َب‬ ‫ُمو ًّا ُمِ ِإْلع َبذَبةا ِر ِإْل َب‬
‫طيَبكَب ا َب‪َ١‬ب ْا َب٘ذَب ا ِر‪ٟ‬ا‬ ‫ةا‪ِ ٚ‬إْلٌيِر َبعا ِإْلٌ َبّ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِ َب‬
‫ةا‪،‬ا‪ٚ‬لَب ِإْلا َب‬ ‫ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب تا ِإْلٌيَب ِرؽٍَب َب‬

‫﴿‪﴾36‬‬
‫ةا‪،‬ا‪ٚ‬ذَب َبو ِإْلزَٔب ا ُمَٕ٘ب َبنا َب َّْا ِإْلٌ ِري َبعاخ ِإْلَبّ َب‬
‫ظةا َب ِإْلل َب‬
‫ظ َا‪:‬ا‬ ‫ط َب ةا ِإْلٌ ُمص ُمّ َب َب‬
‫ِروح َب با َب‬
‫ةا‪َ ٚ‬بِ ِإْلى ُمز‪َ ٘ٚ‬ب‬
‫َبةا‪ُ ٚ‬مِيَب َبظة‬ ‫‪َ .‬ب‪ِ ٚ‬رشيَب َب‬
‫ةا‪َ ٚ‬بِ ِإْلٕ ُم‪َ ٚ‬ب َب‬
‫ةا‪ُ ٚ‬مِ َبع َّز َبِ َب‬

‫)جعفةا اظ‪ٛ‬ذ‪ٞ‬ا‪-‬ا(زا ‪6‬ا‪/‬اصا‪(2)475‬‬

‫ا‪ُ ٚ‬مِ ِإْلع َبذ َب تِرا ِإْلا ُم ُمِ ِر‬


‫‪ٛ‬را َبئ ِر َّْا ُمو ًَّا‬ ‫‪ٟ‬ار َب‪َ٠ ٚ‬ب ِرةا َب ِر‪ٟ‬اوَب ُم‪ٚ‬وَبا‪:‬ا َب‪ٚ‬إِر‪ُ َّ٠‬مو ِإْلُ َب‬ ‫َب‪ِ ٚ‬ر ِر‬
‫با ِر‪ٟ‬ا‬ ‫ار َبش ٍ‬ ‫ػ َب ٌَبةٌةا‪.‬الَب َبيا ِإْلٌ َبع ِر ُم‬
‫ظا ِر ُمِإْلٓ َب‬ ‫عةٍا َب‬ ‫عةٌة َب‬
‫ا‪ُ ٚ‬مو ًَّا ِر ِإْل َب‬ ‫ُمِ ِإْلع َبذَبةٍا ِر ِإْل َب‬
‫ِر‪٠‬زا ِرٌ ِإْلْل ُم َِّ ِرة ِر‬
‫اِ ِإْلٓا ِر ِرج ّيَب عِرا‬ ‫‪َٛ‬ا‪:‬ا َب‪ِ ٚ‬إْلٌ ِرع َبى ِرُا ِر‪ِ ١‬رٗاج َب ِإْلعذ ٌة‬ ‫با َبش ِرِعِرا ِإْلٌ ُمٍُم ِر‬ ‫ِروح َب ِر‬
‫عةٍا‬ ‫ا‪َ ٚ‬ب َّو َباذَب ِرٌ َبها ِرمَب ِإْل‪ِ ٛ‬رٌ ِرٗا‪:‬ا ُمو ًَّا ِر ِإْل َب‬ ‫ع ِرة َب‬ ‫ِإْلا ُم ُمِ ِر‬
‫‪ٛ‬را ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب ِرةا ِإْلٌ ُمّ ِإْليح َب َب َب‬
‫ط َبًاٌَبُٗما ِر‪ٟ‬ا‬ ‫اِ َّّ َباالا َب ِإْل‬ ‫ِرخ ِر‬‫ع ِرةا َبِ ا ُم ِإْلظ َب‬ ‫ا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌ ُمّ َبز و ُما ِر ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬ ‫ػ َب ٌَبةٌة َب‬ ‫َب‬
‫ٌةاِ ِإْلٓا ٌ َّ‬
‫ش ِإْلزعِرا َب‪ُ ٠‬م ُّيا‬ ‫طً ِر‬ ‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب َِّ ا َبِ ا َبو َْب اٌَبُٗما َب ِإْل‬
‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬‫ش ِرز‪َ ٠‬ب ِرةا َب‪ُ ٠‬م ُّيا َب‬ ‫ٌ َّ‬
‫طٍَّ َّ‬
‫‪ٝ‬اَّللاُما‬ ‫عةًباٌُم َبةًبا َبمَب ِإْل‪ٌُٛ‬مُٗما َب‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رإ ِإْلْا َبو َْب ا ِر ِإْل َب‬
‫ع َب‬
‫عةٍاش ِإْلَبز ًب‬ ‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗا َبٍَب‪َ ١‬ب‬
‫ِإْلضا ِر ِري ِإْل َب‬ ‫َب‬
‫اِ ِإْلٓا َبش َب‪ِ ٛ‬رِعِرا ِإْلٌ َبى ِرٍ ِرُ َباالا‪َ٠‬ب ِإْلخ ُمز ُمزا َب‬
‫ع ِإْلُٕٗما‬ ‫ػ َب ٌَبةٌة ِر‬ ‫عةٍا َب‬ ‫طٍَّ َبُا ُمو ًَّا ِر ِإْل َب‬
‫ا‪َ ٚ‬ب‬‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫َب‬
‫ا‪ٚ‬لَب َبعا ِر‪ٟ‬ا‬ ‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب َِّ ا َبِ َب‬ ‫ِر‪َ ٓ٠‬ب‬ ‫ط‪ِ ٛ‬ريا ٌ ّ ِر‬ ‫اِ ِإْلٓا ُم ُم‬‫ع ِر ‪ٌ ١‬ةُ ِر‬
‫طًٌةا َب‬ ‫ا‪ُ ٚ‬م٘ َب‪ٛ‬ا َب ِإْل‬‫ش ِإْل‪ٌ ٟ‬ةا َب‬ ‫َب‬
‫غا ِإْلٌ ِري َبعِرا َبئِرَّٔ َبّ اذَب ِرٌ َبها ِر‪ٟ‬ا ِإْلٌ ِري َبعِرا‬‫ظ ِرْا َب ِإْل ِر‬ ‫اِ ِإْلٓا ِر ِإْلطحِر ِإْلع َب‬
‫ف ِر‬ ‫ظٍَب ِر‬
‫َبو َب ِرَا ٌ َّ‬
‫ع ِإْلُٕٗما‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬‫ع َبّ َبز َب‬ ‫ش ِإْلز ِرع‪ِ َّ١‬رةا‪،‬ا َب َبّ ِإْلٓاذَب ِرٌ َبهالَب ِإْل‪ٛ‬يُما ُم‬ ‫ٌٍُّ َب ِر‪ِ َّ٠ٛ‬رة َباالا ٌ َّ‬
‫ع ِإْلُٕٗما َبَُّٔٗمالَب َبياإِر ِإْلْا‬
‫‪ٞ‬ا َب‬ ‫عةُما َب٘ ِرذٖ َب‬
‫ِرا‪،‬ا‪ُ ٚ‬مر ِر‪َ ٚ‬ب‬ ‫ثا ِإْلٌيِر ِإْل َب‬ ‫ِر‪ٟ‬ا ٌح َّ َبز ِر‪٠ٚ‬طِرأِر ِإْل َبّ ِإْل‬
‫ا‪،‬ا‪ِ ٚ‬رِ ِإْلٓاذَب ِرٌ َبها َبذَب ُمْا ِإْلٌ ُمص ُمّ َب ِرةا‬ ‫ثا ِإْلٌيِر ِإْل َب‬
‫عةُم َب‬ ‫عةًبا َبِٕر ِإْل َبّ ِإْل‬ ‫َبو ٔ ِإْل‬
‫َبثا َب٘ ِرذِٖرا ِر ِإْل َب‬

‫﴿‪﴾37‬‬
‫ا‪ِ ٚ‬إْلطح َب َبّ َّزا‬
‫‪َ ٟ‬ب‬ ‫ا‪َ ٚ‬بلَب َّزُٖما َب‬
‫ع ِرٍ ٌّد‬ ‫عرِإْل َبّ ُمْا ِرٌ َبع َبش ِرةا ٌَّٕ ِرصا ِرإٌَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫ِإْلا َب َّ‪ٚ‬يُماسَب وَبُٖما ُم‬
‫ع َبّ َبزا َبَُّٔٗمالَب َبيا ُم٘ َب‪ٛ‬ا‬‫ع ِإْلٓا ِر ِرِإْلٓا ُم‬ ‫‪ٞ‬ا َب‬
‫ا‪،‬ا‪ُ ٚ‬مر ِر‪َ ٚ‬ب‬ ‫ع َبًُّما ِإْلٌ ُمّ ِإْلظ ِرٍ ِرّ‪َٓ١‬ب ا َب‬
‫ع َبٍ ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫َب‬
‫ا‪َ ٚ‬بٌ َبٍَُّٗما َب َبر وَبا َبِ ا َب َبر وَبا َب ُم‪ُٖٛ‬ما ِر‪ٟ‬ا ٌح َّ َبز ِر‪٠ٚ‬طِرا ِر ِإْلٔح َب َب‪ٝٙ‬ا ُمٍَِب َّخ ًب‬
‫ظ‬ ‫عةٌة َب‬
‫ِر ِإْل َب‬

‫) حطا ٌي ر‪ٞ‬اال ٓاظصزا‪-‬ا(‪6‬ا‪/‬ا‪(3)292‬‬

‫عةُما) ِر‪ٟ‬ا َب ِإْلغا ِر ّ‬


‫ٌز َب‪َ٠ ٚ‬ب تا"أِر ِإْل َبّ ِإْل‬
‫ثا‬ ‫ع َبّ ُمزأِر ِإْل َبُا ِإْلٌيِر ِإْل َب‬
‫لَب ِإْل‪ٌٗٛ‬ا‪:‬ا(الَب َبيا ُم‬
‫عٍَب‪ٝ‬ا َب‪ِ١‬إْلزا‬ ‫طٍُم َب‪ ٙ‬ا َبِ ا ُم ِإْلظ َب‬
‫ِرخا َب‬ ‫ا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫عةا َب ِإْل‬ ‫عةُما"ا ِر ِرش َب‪ ٠‬وَب ِرةاج َب اٍ َب‬‫ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫ظَّٕ ِرةا َبح َب ُمى ُم‬
‫‪ْٛ‬ا‬ ‫ش ِإْلزعا ِر‪ٟ‬ا ُمِ َبم ِر ِرًا ٌ ُّ‬ ‫ا‪،‬ا‪ٚ‬ج ُم ِإْل ٍَب ُمكا ِر‪ٟ‬ا ٌ َّ‬ ‫ك َب‬ ‫ِرِر َب ٍيا َب‬
‫ط ِر ٍ‬
‫اِ َّّ اج َب ِإْلٕ َب ِرر ُمزاج َب ِإْلعثا‬ ‫‪١‬كا َبَّٔ َب‪ ٙ‬ا ِرإ ِإْلْا َبو ٔ ِإْل‬
‫َبث ِر‬ ‫َبِ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِةًب َب‬
‫ا‪،‬ا‪ٌ ٚ‬ح َّ ِإْلع ِرم ُم‬
‫ثا‬ ‫اِ َّّ اج َب ِإْلٕ َب ِرر ُمزاج َب ِإْلع َب‬‫ا‪ِ ٚ‬رإ ِإْلْا َبو َْب ِر‬ ‫ظَٕبةٌة َب‬ ‫‪ٟ‬ا َبظ َب‬ ‫ُمِ ِإْلظح َب ِإْلعظ ٍِرٓا ِر‪ٟ‬ا ٌ َّ‬
‫ش ِإْلزعِرا َب ِر‪َ ٙ‬ب‬
‫اِ ِإْلٓالِرظ ِرِإْلُا ِإْلٌ ُمّيَب ضِرا‬ ‫‪ِ ٟ‬ر‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رإ َّالا َب ِر‪َ ٙ‬ب‬‫‪ٟ‬ا ُمِ ِإْلظح َب ِإْلميَب َبعةٌة َب‬ ‫ُمِ ِإْلظح َب ِإْلميَبطٍا ِر‪ٟ‬ا ٌ َّ‬
‫ش ِإْلزعِرا َب ِر‪َ ٙ‬ب‬
‫‪َ .‬ب‪ٚ‬لَب ِإْلاج َب ِإْلٕمَب ِرظ ُمُا ِرإٌَب‪ٝ‬ا ِإْلا َب ِإْلظ َبى ِرَا ِإْلٌخ ِإْلَبّ َب‬
‫ظ ِراة‬

‫) ح ‪ٜٚ‬ا ٌظيى‪ٟ‬اا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪(4)240‬‬

‫ش ِإْلزعِرا ِرٌ ِإْلٍ َبع ِروخِرا‬ ‫ػ‪ٛ‬عٌةا ِر‪ٟ‬ا ٌ َّ‬ ‫ظا َبِ ِإْل‪ُ ٛ‬م‬‫قاٌَب ِإْلف ٌة‬
‫ؽ َب ِر‬‫عةُما ِرع ِإْلٕ َبا ِإْل ِرا ِإْل‬ ‫َب ِإْلٌيِر ِإْل َب‬
‫تا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫عةُما‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رإذَب الُم ِر‪َ ّ١‬ب ِإْل‬
‫عٍَب‪ٝ‬ا َب‪ِ ١‬رِإْلزاذَب ِرٌ َبه َب‬ ‫اإؽ َب لُمُٗما َب‬ ‫‪ٛ‬س ِإْل‬ ‫‪َ َٛ‬باالا َب‪ُ ٠‬مص ُم‬ ‫ِإْلٌ َبّ ِإْلذ ُمِ ِر‬

‫﴿‪﴾38‬‬
‫‪ْٛ‬ا‬ ‫‪ْٛ‬اذَب ِرٌ َبها ِرٌ ِإْلٍمَب ِرز‪َٕ٠‬ب ِرة َب‬
‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب‪ُ ٠‬مى ُم‬ ‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب‪ُ ٠‬مى ُم‬
‫‪ٛ‬س َب‬ ‫ِر ِإْلٌ ُمّ ِإْلظح َب َبعيَّ ِرة َب‬
‫ا‪ِ ٔٚ‬إْلَبع ِر‪ِٖٛ‬را َب َب‪ُ ١‬مص ُم‬
‫‪َ .‬بِ َبص ًبس اش ِإْلَبز ِرع‪ًّ١‬ي ا َبظ ِرم‪١‬مَبةًباٌُم َب ِر‪ َّ٠ٛ‬اةًب‬

‫) ٌع ‪ٞٚ‬اٌٍفح ‪ٞٚ‬اٌٍظ‪ٛ١‬ؽ‪ٟ‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪(4,5) 276‬‬

‫اْا ٌي عةاٌُاجٕعظزا ‪ٟ‬ا ٌعز َا‪ٌّ ٚ‬ىز‪ٖٚ‬ا ًال اجى‪ْٛ‬ا‬


‫‪٠‬ؼ اِي ظةا‪ ٚ ِٕٚ‬ةا‪ ٚٚ‬شيةال يا ٌٕ‪ٞٚٛ‬ا ‪ٟ‬ا ٌح‪ٙ‬ذ‪٠‬با‬
‫اطّ اا‪ ٌٍ ٚ‬تا ٌي عةا ‪ٟ‬ا ٌشزعا٘‪ٟ‬اإظ خاِ اٌُا‪٠‬ىٓا‬
‫‪ٟ‬اع‪ ٙ‬ارط‪ٛ‬يا املسو هيلع هللا ىلصا‪ٟ٘ٚ‬إِمظّةاإٌ‪ٝ‬اظظٕةا‪ٚ‬لي‪١‬عة‪،‬ا‬
‫‪ٚ‬ل يا ٌش‪١‬خاعشا ٌ ‪ٓ٠‬ا ٓاعي ا ٌظ َا ‪ٟ‬ا ٌم‪ ٛ‬ع ا ٌي عةا‬
‫ِٕمظّةاإٌ‪ٝ‬ا‪ ٚ‬شيةا‪ِٚ‬عزِةا‪ ٚ ِٕٚ‬ةا‪ِٚ‬ىز‪٘ٚ‬ةا‪ِٚ‬ي ظةا‬
‫ل يا‪ ٌ ٚ‬ز‪٠‬كا ‪ٟ‬اذٌها ْاج زعا ٌي عةاعٍ‪ٝ‬ال‪ ٛ‬ع ا‬
‫ٌشز‪ ٠‬ةا ئذ اوخٍثا ‪ٟ‬ال‪ ٛ‬ع ا ا‪٠‬ص با ‪ٟٙ‬ا‪ ٚ‬شيةا ‪ٚ‬ا ‪ٟ‬ا‬
‫ل‪ ٛ‬ع ا ٌحعز‪ُ٠‬ا ‪ٟٙ‬اِعزِةا ‪ٚ‬ا ٌٕ با ّٕ ‪ ٚ‬ةا ‪ٚ‬ا ٌّىز‪ٖٚ‬ا‬
‫ّىز‪٘ٚ‬ةا ‪ٚ‬ا ٌّي ضا ّي ظة‪،‬ا‪ٚ‬ذوزاٌىًالظُآِا٘ذٖا‬
‫ٌخّظةا ِرٍةاإٌ‪ٝ‬ا ْال يا‪ٌٍٚ‬ي عا ٌّٕ ‪ ٚ‬ةا ِرٍة‪:‬إِ‪ ٙ‬ا‬
‫إظ خا ٌز ؾا‪ ٌّ ٚ‬رصا‪ٚ‬وًاإظظ ْاٌُا‪ ٙ ٠‬ا ‪ٟ‬ا ٌ ظزا‬

‫﴿‪﴾39‬‬
‫ا‪ٚ‬يا‪ ِٕٙٚ‬ا ٌحز ‪٠ٚ‬طا‪ٌ ٚ‬ى َا ‪ٟ‬اول ئكا ٌحظ‪ٛ‬فا‪ٟ ٚ‬ا‬
‫ٌص ي‪،‬ا‪ ِٕٙٚ‬اشّعا ٌّع ًاٌ طح اليا ‪ٟ‬ا ٌّظ ئًاإْا‬
‫لظ ا ذٌها‪ٚ‬شٗا اج ٌ‪،ٝ‬ا‪ٚ‬ر‪ٜٚ‬ا ٌي‪ٙ١‬م‪ٟ‬ا ئطٕ وٖا ‪ٟ‬ا‬
‫ِٕ لبا ٌش ‪ٟ‬اعٓا ٌش ‪ٟ‬ال يا ٌّع ذ تآِا اِ‪ٛ‬را‬
‫ػز ْا( ‪ )277‬ظ ّ٘ اِ ا ظ خاِّ ا‪٠‬خ ٌفاوح ا ‪ٚ‬اطٕةا‬
‫‪ٚ‬ا ذز ا ‪ٚ‬اإشّ ع ا ‪ٙ‬ذٖا ٌي عةا ٌؼ ٌةا‪ٌ ٚ‬ر ٔ‪ٟ‬اِ ا ظ خا‬
‫ِٓا ٌخ‪١‬زاالاخ فا ‪ٗ١‬اٌ‪ ٛ‬ظ آِا٘ذ ‪،‬ا‪٘ٚ‬ذٖاِع ذةا ‪١‬زا‬
‫ِذِ‪ِٛ‬ة‪،‬ا‪ٚ‬ل ال ياعّزارػ‪ٟ‬ا اعٕٗا ‪ٟ‬ال‪َ ١‬اش‪ٙ‬زا‬
‫رِؼ ْأ ّثا ٌي عةا٘ذٖا‪ٟٕ ٠‬ا ٔ‪ ٙ‬اِع ذةاٌُاجىٓا‪ٚ‬إذ ا‬
‫و ٔثا ٍ‪١‬ضا ‪ ٙ١‬ارواٌّ اِؼ‪ٝ‬ا‪-‬ا٘ذ اآخزاو َا ٌش ‪ٟ‬‬

‫)طع‪١‬طا ٌيخ ر‪ٞ‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪(5)313‬‬

‫‪882 -‬‬ ‫ظ ذٕ ا‪٠‬ع‪ٝ١‬ا ٓا ى‪١‬زال ياظ ذٕ ا ٌٍ‪١‬داعٓاعم‪ً١‬ا‬


‫عٓا ٓاش‪ ٙ‬بال يا خيزٔ‪ٟ‬اعز‪ٚ‬ةا ْاع ئشةا خيزجٗاا‪:‬ا ْا‬
‫رط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُاخززاذ تاٌ‪ٍ١‬ةآِاش‪ٛ‬فا‬
‫ٌٍ‪ً١‬ا ظٍ‪ٝ‬ا ‪ٟ‬ا ٌّظص ا ظٍ‪ٝ‬ارش يا ظ جٗا أطيطا‬

‫﴿‪﴾40‬‬
‫ٌٕ صا حع ذ‪ ٛ‬ا شحّعا ورزإِ‪ُٙ‬ا ظٍ‪ ٛ‬اِ ٗا أطيطا ٌٕ صا‬
‫حع ذ‪ ٛ‬ا ىرزا ً٘ا ٌّظص آِا ٌٍ‪ٍ١‬ةا ٌر ٌرةا خززارط‪ٛ‬يا‬
‫اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا ظٍ‪ ٛ‬ا ظ جٗا ٍّ او ٔثا ٌٍ‪ٍ١‬ةا‬
‫ٌز ةاعصشا ٌّظص اعٓا ٍ٘ٗاظح‪ٝ‬اخززاٌظ ةا ٌظيطا‬
‫ٍّ الؼ‪ٝ‬ا ٌفصزا ليًاعٍ‪ٝ‬ا ٌٕ صا حش‪ ٙ‬اذُال يا(ا ِ ا ا‬
‫ئٔٗاٌُا‪٠‬خفاعٍ‪ٟ‬اِى ٔىُاٌىٕ‪ٟ‬اخش‪١‬ثا ْاجفزعاعٍ‪١‬ىُا‬
‫ح صش‪ ٚ‬اعٕ‪ ٙ‬ا)ا‪.‬اج ٗا‪ٔٛ٠‬ض‬

‫)طع‪١‬طا ٌيخ ر‪ٞ‬ا‪-‬ا(‪5‬ا‪/‬ا‪2105‬‬

‫ظ ذٕ اعي ا ا ٓاِظٍّةاعٓاِ ٌهاعٓا ٓاش‪ ٙ‬باعٓا ‪ٟ‬ا‬


‫ِ ِةا ٓاط‪ًٙ‬اعٓاعي ا ا ٓاعي صارػ‪ٟ‬ا اعٕ‪ ّٙ‬اعٓا‬
‫خ ٌ ا ٓا ٌ‪ ١ٌٛ‬ا‪:‬ا ٔٗاوخًاِعارط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬ا‬
‫طٍُا ‪١‬ثاِ‪ّٔٛ١‬ةا أج‪ٟ‬ا ؼباِعٕ‪ٛ‬ذا أ٘‪ٜٛ‬اإٌ‪ٗ١‬ارط‪ٛ‬يا ا‬
‫طٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا ‪ٖ ١‬ا م يا غا ٌٕظ‪ٛ‬ةا خيز‪ ٚ‬ا‬
‫رط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا ّ ا‪٠‬ز‪ ٠‬ا ْا‪٠‬أوًا م ٌ‪ ٛ‬ا٘‪ٛ‬ا‬
‫ػبا‪ ٠‬ارط‪ٛ‬يا ا ز عا‪ٖ ٠‬ا مٍثا ظز َا٘‪ٛ‬ا‪ ٠‬ارط‪ٛ‬يا ا؟ا‬
‫م يا(االا‪ٌٚ‬ىٓاٌُا‪٠‬ىٓا أرعال‪ِٟٛ‬ا أش ٔ‪ٟ‬ا ع ٗا)ا‪.‬ال يا‬

‫﴿‪﴾41‬‬
‫خ ٌ ا شحزرجٗا أوٍحٗا‪ٚ‬رط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا‬
‫‪ ٕ٠‬ز‬

‫) الشح‪ ٙ‬وا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪114‬‬

‫ْال ٌ‪ ٛ‬ا ورزاِ ا وع‪١‬حّ‪ٖٛ‬ا ٔحف اا‪ٚ‬ر‪ٚ‬وا ٌشزعا ٕظبال‪ٛ‬يا‬


‫ٌ ٌُاعٍّ ا ‪ٟ‬اظكا ٌ ٌُا‪ٚ‬ع َا‪ٚ‬ر‪ٚ‬وا ٌشزعاالا‪ ٠‬ياعٍ‪ٝ‬ا‬
‫جعز‪ُ٠‬ا ٌحمٍ‪ ١‬ا ئْا ٌحعز‪ُ٠‬ا‪٠‬فحمزا ٌ‪ٝ‬اوٌ‪ً١‬اوّ ا ْا ال ظةا‬
‫جفحمزا ٌ‪ٝ‬اوٌ‪ً١‬ا ٔحف ااوٌ‪ً١‬ا ال ظةاالا‪ ٠‬ياعٍ‪ٝ‬ا ٌحعز‪ُ٠‬‬

‫)ِعا ٌ ٍ‪َٛ‬ا‪ٌ ٚ‬عىُا‪-‬ا(زا‪28‬ا‪/‬اصا‪(6)25‬‬

‫م‪ٌٗٛ‬ا‪-‬املسو هيلع هللا ىلصا‪-‬ا‪:‬ا((او ًُّا عةاػ ٌةا))آِاش‪ِ ٛ‬عا ٌىٍُاالا‬


‫‪٠‬خززاعٕٗاش‪ٌ ٟ‬ةاا‪،‬ا‪ٛ٘ٚ‬ا طًٌةاع ‪ٌ ١‬ةُآِا ط‪ٛ‬يا ٌ ِّر‪ٓ٠‬ا‪،‬ا‬
‫إُِٗما َب‪ٛٙ‬ا‬ ‫خا ‪ٟ‬ا َب ِإْلِ ِرزٔ اِ اٌَب َب‬
‫‪١‬ض ِر‬ ‫‪ٛ٘ٚ‬اشي‪ٌٗ١‬ةا م‪ٌٗٛ‬ا‪:‬ا((ا َبِ ِإْلٓا َب ِإْلظ َب َب‬
‫َبروٌّدا))ا‪،‬ا ى ًُّآِا ظ خاش‪١‬ئ ًبا‪،‬ا‪ٔٚ‬ظيٗاإٌ‪ٝ‬ا ٌ ِّر‪ٓ٠‬ا‪،‬ا‪ٌُٚ‬ا‪٠‬ىٓا‬
‫ٌٗا طًٌةآِا ٌ ِّر‪ٓ٠‬ا‪٠‬زشعاإٌ‪ٗ١‬ا‪،‬ا ‪ٛٙ‬اػ ٌةٌةا‪،‬ا‪ُ ّ ٌ ٚ‬م‬
‫ِر‪ٓ٠‬ا ز‪ٌ ٞ‬ةاا‬

‫﴿‪﴾42‬‬
‫ِٕٗا‪،‬ا‪ٚ‬ط‪ٌ ٛ‬ةاا ‪ٟ‬اذٌهاِظ ئًُما العحم و تا‪،‬ا ‪ٚ‬ا اعّ يا‪،‬ا ‪ٚ‬ا‬
‫‪ .‬ال‪ ٛ‬يا ٌ ٘زةا‪ٌ ٚ‬ي ؽٕة‬

‫‪20‬ا‪/‬اصا‬ ‫عّ ةا ٌم ر‪ٞ‬اشزضاطع‪١‬طا ٌيخ ر‪ٞ‬ا‪-‬ا(زا‬


‫)‪412‬‬

‫ل‪ٌٗٛ‬آِا ظ خا ‪ٟ‬ا ِزٔ ا٘ذ ا اظ خا ‪ٟ‬ا ِزا ٌٕي‪ٟ‬ا٘‪ٛ‬ا‬


‫خحز عاش‪ٟ‬اا ‪ٟ‬او‪ٕٗ٠‬ا ّ اٌ‪١‬ضا ‪ٗ١‬اِّ االا‪ٛ٠‬ش ا ‪ٟ‬ا ٌىح با‬
‫‪ٌ ٚ‬ظٕةال‪ٌٗٛ‬ا ‪ٛٙ‬اروا ‪ٞ‬اِزو‪ٚ‬وا‪ِٓٚ‬ا باإؽ قا ٌّظ را‬
‫عٍ‪ٝ‬ا طُا ٌّف ‪ٛ‬ياوّ ا‪٠‬م يا٘ذ اخٍكا ا ‪ٞ‬اِخٍ‪ٛ‬لٗا‪٘ٚ‬ذ ا‬
‫ٔظسا ْا ‪ٞ‬إِظ‪ٛ‬شٗا‪ٚ‬ظ طًاِ ٕ ٖا ٔٗا ؽًا ‪١‬زاِ ح ا‬
‫ٗا‪ٗ١ ٚ‬اروا ٌّع ذ تا‪ ٙٔ ٚ‬اٌ‪١‬ظثآِا ٌ ‪ٓ٠‬اأٗاٌ‪١‬ضاعٍ‪ ٙ١‬ا‬
‫ِزٖا‪ٌّ ٚ‬ز وا ٗا ِزا ٌ ‪ٓ٠‬‬

‫) حطا ٌي ر‪ٞ‬اال ٓاظصزا‪-‬ا(زا‪20‬ا‪/‬اصا‪(7) 330‬‬

‫خا ِر‪ٟ‬ا َب َبِ ِإْلزَٔب ا َب٘ذَب ا َبِ اٌَب‪َ ١‬ب‬


‫ِإْلضا‬ ‫ع ئِرشَبةا"ا َبِ ِإْلٓا َب ِإْلظ َب َب‬
‫َب‪َ ٚ‬بروَبا ِر‪ٟ‬ا َبظ ِر‪٠‬دا َب‬
‫ؼ‪ٝ‬ا َب‪َ١‬ب ْاذَب ِرٌ َبهالَب ِرز‪٠‬يًب ا ِر‪ٟ‬ا‬ ‫اروّا"ا َبو َبّ اجَبمَب َبََّاش ِإْلَبز َب‬
‫ظٗا‪َ ٚ‬بِ َب‬ ‫ِرِ ِإْلُٕٗما َب ُم‪َ ٙ‬ب‪َ ٛ‬ب‬

‫﴿‪﴾43‬‬
‫ِإْلا‪ٚ‬لَب َبعا ِر‪ٟ‬ا َبظ ِر‪٠‬دا َبش ِرزا ِإْلٌ ُمّ َب‬
‫ش را ِرإٌَب ِإْل‪ِ ١‬رٗا"ا‬ ‫"ا ِروح َب با ِإْلا َب ِإْلظ َبى َا"ا َب‪ٚ‬لَب َب‬
‫ط ِرر َب‪٠‬ةا"ا‬ ‫ػ َب ٌَبةا"ا َب‪ِ ٚ‬ر‪ٟ‬ا َبظ ِر‪٠‬دا ِإْلٌ ِر ِإْلز َب عا ِإْلٓا َب‬
‫عةا َب‬ ‫َب‪ُ ٚ‬مو ًّا ِر ِإْل َب‬
‫ػ َب ٌَبةا"ا َب‪ُ ٚ‬م٘ َب‪ٛ‬ا‬ ‫عةا َب‬ ‫ا‪ُ ٚ‬مِ ِإْلع َبذ َب تا ِإْلا ُم ُمِ‪ٛ‬را َبئ ِر َّْا ُمو ًّا ِر ِإْل َب‬
‫َب‪ِ ٚ‬رإ‪ُ َّ٠‬مو ِإْلُ َب‬
‫طٍَّ َبُا‬ ‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬
‫ا‪َ ٚ‬ب‬ ‫طٍَّ َّ‬
‫‪ٝ‬اَّللاا َب‬ ‫َّ‬
‫‪ٛ‬ياَّللاا َب‬ ‫ط‬ ‫ع َبَٕب َب‬
‫ار ُم‬ ‫َبظ ِر‪٠‬دا َب َّ‪ٌٗٚ‬ا"ا َب‪َ ٚ‬ب‬
‫ا‪َ ٚ‬ب ُم‪ٛ‬اوَب ُم‪ٚ‬وَبا‬
‫ا‪ِ ٚ‬ر‪ِ ١‬رٗا َب٘ذَب ا َب ِإْلخ َبز َبشُٗما َب ِإْلظ َبّ َب‬
‫َبِ ِإْل‪ِ ٛ‬رع َبةا َب ِرٍ‪َ ١‬بةا"ا َبذَب َبو َبزُٖم َب‬
‫ْا‪ِ ٚ‬إْلٌ َبع ِرو َب‬
‫ُا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب٘ذَب ا‬ ‫ِإْلٓاظيَّ َب‬ ‫ِر‬ ‫ط َّع َبعُٗما ِر ِإْلٓا َبِ َبشٗ َب‬
‫ِإْلا‪ٚ‬‬ ‫ا‪َ ٚ‬ب‬
‫‪َ ٞ‬ب‬ ‫َب‪ِ ٌ ٚ‬رح ّ ِإْلز ِرِ ِرذ ّ‬
‫ع ئِرشَبةا ِإْلٌ ُمّ َب‬
‫ش راإِرٌَب ِإْل‪ِ ١‬رٗا‬ ‫ِإْلٌ َبع ِر‪٠‬دا ِر‪ٟ‬ا ِإْلٌ َبّ ِإْلَٕب‪ٝ‬الَب ِرز ِر‬
‫‪٠‬باِ ِإْلٓا َبظ ِر‪٠‬دا َب‬
‫عح َب ِرْا‪:‬ا‬ ‫‪ٟ‬ا"ا ِإْلٌيِر ِإْل َب‬
‫عةا ِر ِإْل َب‬ ‫ش ِر ِر ّ‬‫اِ ِإْلٓا َبش َب‪ِ ٛ‬رِعا ِإْلٌ َبى ِرٍُالَب َبيا ٌ َّ‬
‫َب‪ُ ٚ‬م٘ َب‪ِ ٛ‬ر‬
‫‪ٛ‬وا‪َ ٚ‬بِ ا َبخ ٌَبفَب َب‪ ٙ‬ا‬
‫ظَّٕةا َب ُم‪َ ٙ‬ب‪ٛ‬ا َبِ ِإْلع ُمّ َب‬ ‫ا‪َ ٚ‬بكَب ا ٌ ُّ‬ ‫ةا‪َ ٚ‬بِ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِةا‪،‬ا َب َبّ َب‬
‫َبِ ِإْلع ُمّ‪ٛ‬وَب َب‬
‫ؽ ِرز‪٠‬كا ِرإ َبِإْلز ِر٘‪ُ١‬ا ِإْلٓا‬ ‫اِ ِإْلٓا َب‬ ‫َب ُم‪َ ٙ‬ب‪ٛ‬ا َبِ ِإْلذ ُمِ‪َٛ‬ا"ا َب ِإْلخ َبز َبشُٗما َب ُم‪ٛ‬أُم َب‪ِ١‬إْلُا ِر َبّ ِإْلَٕب ُٖم ِر‬
‫ؼ ا َبِ ا َب ِإْلخ َبز َبشُٗما‬
‫‪ٟ‬ا َب ِإْل‪ً ٠‬ب‬ ‫ع ِإْلٓا ٌ َّ‬
‫ش ِر ِر ّ‬ ‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬بش َباا َب‬‫‪َ ٟ‬ب‬ ‫ِإْلٌ ُمصَٕب ِإْل‪ ١‬ا َب‬
‫ع ِإْلٓا ٌ َّ‬
‫ش ِر ِر ّ‬
‫ػ ِإْلز َب ِرْا َبِ ا ُم ِإْلظ ِرخا‬ ‫‪ٟ‬ا ِر‪ٟ‬ا َبَِٕب لِريٗالَب َبيا"ا ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب تا َب‬ ‫ِإْلٌ َبي ِإْل‪َ ١‬ب‪ِ ٙ‬رم ُّ‬
‫ؼ َب يا‬ ‫عةا ٌ َّ‬ ‫طَّٕةا َب ِإْل‪ٚ‬ا َبذ َب ًبز ا َب ِإْل‪ٚ‬ا ِرإ ِإْلش َبّ ًب‬
‫ع ا َب َب‪ِ ٙ‬رذِٖرا ِر ِإْل َب‬ ‫‪ُ٠‬م َبخ ِرٌفا ِروح َب ًب ا َب ِإْل‪ٚ‬ا ُم‬
‫اِ ِإْلٓاذَب ِرٌ َبها َب َب‪ِ ٙ‬رذِٖرا ُمِ ِإْلع َبذَبةا‬ ‫ش ِإْل‪١‬ئ ًب ِر‬
‫ِإْلزاالا‪ُ٠‬م َبخ ِرٌفا َب‬ ‫ِرخاِ ِإْلٓا ِإْلٌ َبخ‪َ ١‬ب‬
‫ِر‬ ‫‪،‬ا‪َ ٚ‬بِ ا ُم ِإْلظ‬
‫َب‬
‫‪َ .‬ب‪ِ١‬إْلزا َبِ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِةا"ا ِر ِإْلٔح َب َب‪ٝٙ‬‬

‫) ٌع ‪ٞٚ‬اٌٍفح ‪ٞٚ‬اٌٍظ‪ٛ١‬ؽ‪ٟ‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪276‬‬

‫﴿‪﴾44‬‬
‫اْا ٌي عةاٌُاجٕعظزا ‪ٟ‬ا ٌعز َا‪ٌّ ٚ‬ىز‪ٖٚ‬ا ًال اجى‪ْٛ‬ا‬
‫‪٠‬ؼ اِي ظةا‪ ٚ ِٕٚ‬ةا‪ ٚٚ‬شيةال يا ٌٕ‪ٞٚٛ‬ا ‪ٟ‬ا ٌح‪ٙ‬ذ‪٠‬با‬
‫اطّ اا‪ ٌٍ ٚ‬تا ٌي عةا ‪ٟ‬ا ٌشزعا٘‪ٟ‬اإظ خاِ اٌُا‪٠‬ىٓا‬
‫‪ٟ‬اع‪ ٙ‬ارط‪ٛ‬يا املسو هيلع هللا ىلصا‪ٟ٘ٚ‬إِمظّةاإٌ‪ٝ‬اظظٕةا‪ٚ‬لي‪١‬عة‪،‬ا‬
‫‪ٚ‬ل يا ٌش‪١‬خاعشا ٌ ‪ٓ٠‬ا ٓاعي ا ٌظ َا ‪ٟ‬ا ٌم‪ ٛ‬ع ا ٌي عةا‬
‫ِٕمظّةاإٌ‪ٝ‬ا‪ ٚ‬شيةا‪ِٚ‬عزِةا‪ ٚ ِٕٚ‬ةا‪ِٚ‬ىز‪٘ٚ‬ةا‪ِٚ‬ي ظةا‬
‫ل يا‪ ٌ ٚ‬ز‪٠‬كا ‪ٟ‬اذٌها ْاج زعا ٌي عةاعٍ‪ٝ‬ال‪ ٛ‬ع ا‬
‫ٌشز‪ ٠‬ةا ئذ اوخٍثا ‪ٟ‬ال‪ ٛ‬ع ا ا‪٠‬ص با ‪ٟٙ‬ا‪ ٚ‬شيةا ‪ٚ‬ا ‪ٟ‬ا‬
‫ل‪ ٛ‬ع ا ٌحعز‪ُ٠‬ا ‪ٟٙ‬اِعزِةا ‪ٚ‬ا ٌٕ با ّٕ ‪ ٚ‬ةا ‪ٚ‬ا ٌّىز‪ٖٚ‬ا‬
‫ّىز‪٘ٚ‬ةا ‪ٚ‬ا ٌّي ضا ّي ظة‪،‬ا‪ٚ‬ذوزاٌىًالظُآِا٘ذٖا‬
‫ٌخّظةا ِرٍةاإٌ‪ٝ‬ا ْال يا‪ٌٍٚ‬ي عا ٌّٕ ‪ ٚ‬ةا ِرٍة‪:‬إِ‪ ٙ‬ا‬
‫إظ خا ٌز ؾا‪ ٌّ ٚ‬رصا‪ٚ‬وًاإظظ ْاٌُا‪ ٙ ٠‬ا ‪ٟ‬ا ٌ ظزا‬
‫ا‪ٚ‬يا‪ ِٕٙٚ‬ا ٌحز ‪٠ٚ‬طا‪ٌ ٚ‬ى َا ‪ٟ‬اول ئكا ٌحظ‪ٛ‬فا‪ٟ ٚ‬ا‬
‫ٌص ي‪،‬ا‪ ِٕٙٚ‬اشّعا ٌّع ًاٌ طح اليا ‪ٟ‬ا ٌّظ ئًاإْا‬
‫لظ ا ذٌها‪ٚ‬شٗا اج ٌ‪،ٝ‬ا‪ٚ‬ر‪ٜٚ‬ا ٌي‪ٙ١‬م‪ٟ‬ا ئطٕ وٖا ‪ٟ‬ا‬
‫ِٕ لبا ٌش ‪ٟ‬اعٓا ٌش ‪ٟ‬ال يا ٌّع ذ تآِا اِ‪ٛ‬را‬
‫ػز ْا( ‪ )277‬ظ ّ٘ اِ ا ظ خاِّ ا‪٠‬خ ٌفاوح ا ‪ٚ‬اطٕةا‬

‫﴿‪﴾45‬‬
‫‪ٚ‬ا ذز ا ‪ٚ‬اإشّ ع ا ‪ٙ‬ذٖا ٌي عةا ٌؼ ٌةا‪ٌ ٚ‬ر ٔ‪ٟ‬اِ ا ظ خا‬
‫ِٓا ٌخ‪١‬زاالاخ فا ‪ٗ١‬اٌ‪ ٛ‬ظ آِا٘ذ ‪،‬ا‪٘ٚ‬ذٖاِع ذةا ‪١‬زا‬
‫ِذِ‪ِٛ‬ة‪،‬ا‪ٚ‬ل ال ياعّزارػ‪ٟ‬ا اعٕٗا ‪ٟ‬ال‪َ ١‬اش‪ٙ‬زا‬
‫رِؼ ْأ ّثا ٌي عةا٘ذٖا‪ٟٕ ٠‬ا ٔ‪ ٙ‬اِع ذةاٌُاجىٓا‪ٚ‬إذ ا‬
‫و ٔثا ٍ‪١‬ضا ‪ ٙ١‬ارواٌّ اِؼ‪ٝ‬ا‪-‬ا٘ذ اآخزاو َا ٌش ‪ٟ‬‬

‫العحظ َ )‪(8‬‬

‫إّٔٗال اذيثا ‪ٟ‬ا اط‪ٛ‬يا ٌ ٍّ‪١‬ةا ّْاوًال ع ةاوٍ‪١‬ةا ‪ٚ‬اوٌ‪ً١‬ا"‬


‫شزع‪ٟ‬اوٍ‪ٟ‬اإذ اجىزرتا ‪ٟ‬اِ‪ ٛ‬ػعاور‪١‬زةا‪ ٚ‬ج‪ٝ‬ا ‪ ٙ‬اش‪ ٘ ٛ‬ا‬
‫عٍ‪ٝ‬اِ ْا ط‪١ٌٛ‬ةا ‪ٚ‬ا ز‪ٚ‬ع‪١‬ة‪،‬ا‪ٌُٚ‬ا‪٠‬محزْا ‪ ٙ‬اجم‪ ١١‬ا‪ٚ‬الا‬
‫جخظ‪١‬ضاِعاجىز ر٘ ‪،‬ا‪ٚ‬إع وةاجمزر٘ ا ذٌهاوٌ‪ً١‬اعٍ‪ٝ‬ا‬
‫م ئ‪ ٙ‬اعٍ‪ٝ‬اِمحؼ‪ٝ‬اٌف ‪ ٙ‬آِا ٌ ّ‪َٛ‬اوم‪ٌٗٛ‬اج ٌ‪:ٝ‬ا{ َبالَّا‬
‫ط َب‪}ٝ‬ا‬ ‫ظ ِرْا ِرإالَّا َبِ ا َب‬
‫إلٔ َب‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رس َبرةٌةا ِر‪ِ ٚ‬إْلس َبرا ُم ِإْلخ َبز‪ٜ‬ا*ا َب‪َ ٚ‬ب ِإْلْاٌَب‪َ ١‬ب‬
‫ِإْلضا ِرٌ ِر‬ ‫ج َب ِرش ُمر َب‬
‫[ ٌٕصُ‪]3839:‬ا‪ ِٚ‬ا شيٗاذٌه‪ ّ ...‬أعٓا ظ وٖآِا٘ذ ا‬
‫ٌمي‪.ً١‬اإذاش اا ‪ٟ‬ا اظ و‪٠‬دا ٌّح وةا‪ٌّ ٚ‬حىزرةا ‪ٟ‬ا ‪ٚ‬ل تا‬
‫شح‪ٝ‬ا‪ ٚ‬عظبا اظ‪ ٛ‬يا ٌّخحٍفةا ّْاوًا عةاػ ٌةا‪ّْ ٚ‬ا‬

‫﴿‪﴾46‬‬
‫وًاِع ذةا عةا‪ ِٚ‬او ْأع‪ٛ‬اذٌهآِا ٌ ي ر تا ٌ ٌةاعٍ‪ٝ‬ا‬
‫ّْا ٌي عاِذِ‪ِٛ‬ةا‪ٌُٚ‬ا‪٠‬أتا ‪ٟ‬اآ‪٠‬ةا‪ٚ‬الاظ ‪٠‬داجم‪ ١١‬ا‪ٚ‬الا‬
‫جخظ‪١‬ضا‪ٚ‬الاِ ا‪٠‬ف‪ُٙ‬اخ فاظ ٘زا ٌىٍ‪١‬ةا ‪، ٙ١‬ا ياذٌها‬
‫"والٌةا‪ ٚ‬ػعةاعٍ‪ٝ‬ا ّٔ‪ ٙ‬اعٍ‪ٝ‬اعّ‪ ِٙٛ‬ا‪ٚ‬إشّ ٌ‪ٙ‬‬

‫(إظ‪ ١‬ااعٍ‪َٛ‬ا ٌ ‪ٓ٠‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪(9)277‬‬

‫ل يا ‪ٛ‬ا ىزا ٌ‪ٙ‬ذٌ‪ٟ‬اطأٌثا ٌعظٓاعٓاجٕم‪١‬ؾا ٌّظ ظفا‬


‫اظّزا م يا‪ ِٚ‬اجٕم‪ ٙ ١‬ال يا‪ ٠‬ز ‪ْٛ‬ا ٌىٍّةا ٌ ز ‪١‬ةال يا‬
‫ِ اإعز با ٌمزآْا ا أصا ٗا‪ٚ‬ل ياخ ٌ ا ٌعذ ااوخٍثا‬
‫عٍ‪ٝ‬ا ٓاط‪١‬ز‪ٓ٠‬ا ز ‪٠‬حٗا‪٠‬مز ا ‪ٟ‬اِظعفإِم‪ٛ‬ؽا‪ٚ‬ل او ْا‬
‫‪٠‬ىزٖا ٌٕمؾا‪ٚ‬ل‪ً١‬اإْا ٌعص زا٘‪ٛ‬ا ٌذ‪ٞ‬ا ظ خاذٌها‪ ٚ‬ظؼزا‬
‫ٌمز ااظح‪ٝ‬اع ‪ ٚ‬اوٍّ تا ٌمزآْا‪ٚ‬ظز‪ٗ ٚ‬ا‪ٚ‬ط‪ ٚٛ‬ا شش اٖا‬
‫‪ٚ‬لظّ‪ٖٛ‬اإٌ‪ٝ‬اذ ذ‪ٓ١‬اششا ا‪ٚ‬إٌ‪ٝ‬ا لظ َا خز‬

‫(ظ ش‪١‬ةا ٌصًّا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪271‬‬

‫ئ ةا)اإذي تأع‪ٛ‬ا طّ اا ٌظ‪ٛ‬را‪ ٚ‬اعش رآِا عا ٌعص زا‬


‫ا٘ـاظسا‪ِٚ‬ز وٖا ذٌهاإذي ج‪ ٙ‬ا ‪ٟ‬ا ٌّظ ظفاالا ٔٗا خحزعا‬
‫﴿‪﴾47‬‬
‫طّ ا٘ اٌّ اططا ٔ‪ ٙ‬اوٍ‪ ٙ‬اج‪ٛ‬ل‪١‬ف‪١‬ةا ا٘ـا زِ ‪ٞٚ‬ا‪ٚ‬اعاعا‬
‫‪ .‬عٍ‪ٝ‬اَار‬

‫(شزضا ٌٕ‪ٞٚٛ‬اعٍ‪ٝ‬اِظٍُا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪(10)461‬‬

‫ظَٕبةا َبٍَبُٗما َب ِإْلشز َب٘ ا( ِرإٌَب ِر‬


‫‪ٝ‬اآخزٖا‪،‬ا ِر‪ِ ١‬رٗا)‬ ‫طَّٕةا َبظ َب‬ ‫ط َّٓا ِر‪ٟ‬ا ِإْل ِرا ِإْلط َب َا ُم‬‫َبِ ِإْلٓا َب‬
‫ظَٕب تا‪،‬ا‬ ‫ظَٕبٓا ِإْلٌ َبع َب‬
‫ط ّٓا ٌ ُّ‬ ‫عٍَب‪ٝ‬ا ِرال ِإْلحِر َب اا ِر ِإْلٌ َبخ‪َ ١‬بِإْلز ت َب‬
‫ِرا‪َ ٚ‬ب‬ ‫دا َب‬ ‫‪:‬ا ِإْلٌ َبع ّ‬
‫طيَببا َب٘ذَب ا‬
‫تا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب‬
‫َب‬ ‫‪ً١‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌ ُمّ ِإْلظح َب ِإْلميَب َبع‬
‫ِر‪٠‬زاِ ِإْلٓا ِإْلِرخحِر َبز عا ِإْلا َب َب ِرؽ َب‬
‫َب‪ٌ ٚ‬ح َّ ِإْلعذ ِر‬
‫ِإْلٌ َبى َب َا ِر‪ٟ‬ا َب٘ذَب ا ِإْلٌ َبع ِر‪٠‬دا َبَُّٔٗمالَب َبيا ِر‪ٟ‬ا َب َّ‪ٌٗٚ‬ا‪:‬ا(ا َب َبص َبا َب‬
‫ار ُمشًا‬
‫ع ِإْلٕ َب‪ ٙ‬ا‪،‬ا َبحَبح َب َب َبعا ٌَّٕ صا)ا َب‪َ ٚ‬بو َْب ا ِإْلٌفَبؼِإْلًا‬
‫تا َبوفُُّٗماج َب ِإْل ِرص ُمشا َب‬
‫ظ َّزةٍا َبو وَب ِإْل‬
‫ِر ُم‬
‫ظ ْا‪.‬ا‬ ‫ِإْلزا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌفَب جِرطا ِرٌيَب ِر‬
‫با َب٘ذَب ا ِإْل ِرا ِإْلظ َب‬ ‫َب‬ ‫ِإْلٌ َب ِر ‪ُ١‬ا ِرٌ ِإْلٍيَب وِر‪ٞ‬ا ِر َب‪ٙ‬ذَب ا ِإْلٌ َبخ‪١‬‬
‫طٍَّ َبُا‪:‬ا"ا‬
‫ا‪َ ٚ‬ب‬‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫طٍَّ َّ‬
‫‪ٝ‬اَّللاا َب‬ ‫ظ‪١‬ضالَب ِإْل‪ٌٗٛ‬ا َب‬ ‫َب‪ِ ٚ‬ر‪ٟ‬ا َب٘ذَب ا ِإْلٌ َبع ِر‪٠‬داج َب ِإْلخ ِر‬
‫‪،‬ا‪َ ٚ‬ب َّْا ِإْلٌ ُمّ َبز وا ِر ِرٗا‬
‫ػ َب ٌَبةا"ا َب‬‫عةا َب‬ ‫ةا‪ُ ٚ‬مو ًّا ِر ِإْل َب‬
‫ع َب‬ ‫ُمو ًّا ُمِ ِإْلع َبذَبةا ِر ِإْل َب‬
‫ط َبيكَب ا َب َب‪ْ ١‬ا َب٘ذَب ا ِر‪ٟ‬ا‬ ‫ةا‪ِ ٚ‬إْلٌ ِري َبعا ِإْلٌ َبّ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِ َب‬
‫ةا‪،‬ا‪ٚ‬لَب ِإْلا َب‬ ‫ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب تا ِإْلٌ َبي ِرؽٍَب َب‬
‫ةا‪،‬ا‪ٚ‬ذَب َبو ِإْلزَٔب ا ُمَٕ٘ب َبنا َب َّْا ِإْلٌ ِري َبعاخ ِإْلَبّ َب‬
‫ظةا َب ِإْلل َب‬
‫ظ َا‪:‬ا‬ ‫ط َب ةا ِإْلٌ ُمص ُمّ َب َب‬
‫ِروح َب با َب‬
‫ةا‪َ ٚ‬بِ ِإْلى ُمز‪َ ٘ٚ‬ب‬
‫َبةا‪ُ ٚ‬مِيَب َبظة‬ ‫‪َ .‬ب‪ِ ٚ‬رشيَب َب‬
‫ةا‪َ ٚ‬بِ ِإْلٕ ُم‪َ ٚ‬ب َب‬
‫ةا‪ُ ٚ‬مِ َبع َّز َبِ َب‬

‫‪-‬طع‪١‬طاِظٍُا‪-‬ا(‪2‬ا‪(11)704(570/‬‬

‫﴿‪﴾48‬‬
‫‪ٞ‬ا خيزٔ ادمحما ٓا َبش ِإْلفَب ٍزا ‪1017‬‬ ‫ظ ذٕ‪ٟ‬ادمحما ٓا ِإْلٌ ُمّرَبَّٕ‪ٝ‬ا ِإْلٌ َبٕ ِرَبش ُّ‬
‫ع ِإْل‪ِ ٛ‬رْا ٓا ‪ٟ‬ا ُمش َبع ِإْل‪١‬فَبةَباعٓا ِإْلٌ ُمّ ِإْلٕذ ِرِررا ٓا َبش ِرز ٍ‬
‫‪٠‬زا‬ ‫ش ِإْليَبةُماعٓا َب‬
‫ظ ذٕ ا ُم‬
‫ط ِرِإْلرا ٌَّٕ َب‪ِ ٙ‬ررا‬ ‫َّ‬
‫ارط‪ٛ‬ياَّللاِراملسو هيلع هللا ىلصا ‪ٟ‬ا َب‬ ‫عٓا ‪ٗ١‬ال يااوٕ ا ِرع ِإْلٕ َب‬
‫ع َبز ةٌةا ُمِ ِإْلصح َب ِر‪ٟ‬ا ٌ ِرّٕ َبّ ِررا ‪ٚ‬ا ِإْلٌ َب َبي ِراا ُمِحَبمَب ِرٍّ ِر‪ٞ‬ا‬ ‫ل ٌفَب َبص َباُٖمالَب ِإْل‪ٌ ٛ‬ةَا ُمظفَب ةٌةا ُم‬
‫ا‪ِ ٚ‬إْلشُٗما‬ ‫ؼ َبزا َبح َب َبّ َّ َبز َب‬
‫ؼ َبزا َب ِإْلًاوٍ‪ُٙ‬آِا ُمِ َب‬ ‫ع َِّح ُم ُم‪ِ ٙ‬إْلُآِا ُمِ َب‬ ‫ُم‪ٛ‬فا َب‬‫ظ‪ِ ١‬ر‬
‫ٌ ُّ‬
‫ار َب‪ٜ‬ا ِر ِر‪ِ ٙ‬إْلُآِا ِإْلٌفَب لَب ِرةا َب َب َبخ َبًاذ ُم َُّاخ َبَبز َبزا َبأ َب َبِ َبزا‬ ‫َّ‬
‫رط‪ٛ‬ياَّللاِراملسو هيلع هللا ىلصا ِرٌ َبّ َب‬
‫با م يا{ا‪ ٠‬ا َب‪َ ُّ٠‬ب‪ ٙ‬ا ٌٕ صا جَّمُم‪ ٛ‬ا‬ ‫ظٍَّ‪ٝ‬اذ ُم َُّا َبخ َب َب‬‫ا‪َ ٚ‬بلَب َبَا َب َب‬ ‫ِر َب ًبالا َبأَبذََّْب َب‬
‫إٌ‪ٝ‬اآخ ِرزا ِإْل‪َ٠٢‬ب ِرةا{ا ِرإ َّْ َّ‬
‫اَّللاَبا‬ ‫ِر‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رظ َبةٍا}ا‬‫َبر َّ ُمى ِإْلُا ٌذ‪ٞ‬ا َبخٍَبمَب ُمى ِإْلُآِأَب ِإْلف ٍض َب‬
‫ارلِر‪١‬يًب ا}ا َب‪ِ ٚ‬إْل‪َ٠٢‬بةَبا ٌح‪ٟ‬ا ‪ٟ‬ا ِإْلٌ َبع ِإْلش ِرزا{ا جَّمُم‪َّ ٛ‬‬
‫اَّللاَبا‬ ‫عٍَب ِإْل‪ُ ١‬مى ِإْلُ َب‬
‫و ْا َب‬
‫ار ُمشًٌةآِا‬ ‫اَّللاَبا}اج َب َب‬
‫ظ َّقَب َب‬ ‫ٍا‪ ٚ‬جَّمُم‪َّ ٛ‬‬ ‫ضاِ الَب َّ َبِ ِإْل‬
‫ثا ِرٌ َب َب‬ ‫َب‪ِ ٚ‬إْلٌح َب ِإْلٕ ُم ِإْلزأَب ِإْلف ٌة‬
‫ط عِراج َب ِإْلّ ِرزِٖرا‬ ‫وِر‪َٕ٠‬ب ِررِٖرآِاو ِإْلِرر٘ ِرَبّ ِرٗآِاذ َب ِإْل‪ِ ٛ‬ر ِرٗآِا َب‬
‫ط عِرا ِر ُّمزِٖرآِا َب‬
‫ار ُمشًٌةآِا ِإْلا َب ِإْلٔ َب‬
‫ظ ِررا‬ ‫يا‪ٌَٚ‬ب ِإْل‪ٛ‬ا ِرش ّ ِر‬
‫ِركاج َب ِإْلّ َبزةٍال يا َب َبص َبا َب‬ ‫ظح‪ٝ‬ال َب‬
‫تال ياذ ُم َُّاجَبح َب َب َبعا‬ ‫تا َبوفُُّٗماج َب ِإْل ِرص ُمشاعٕ‪ ٙ‬ا َب ِإْلًال ا َب‬
‫ع َبصشَب ِإْل‬ ‫ظ َّزةٍا َبو وَب ِإْل‬
‫ِر ُم‬
‫‪٠‬ثا‪ِ ٚ‬إْلشَٗبا‬
‫َب‬ ‫باظح‪ٝ‬ار‬ ‫ا‪ِ ٚ‬رذ َب‪ٍ ١‬‬ ‫ٌٕ صاظح‪ٝ‬ار ‪٠‬ثا َبو ِإْل‪َ ٛ‬بِ‪ِ ١‬رِإْلٓآِا َب‬
‫ؽ َب ٍَ َب‬
‫ط َّٓا‬ ‫َّ‬
‫يارط‪ٛ‬ياَّللاِراملسو هيلع هللا ىلصآِا َب‬ ‫رط‪ٛ‬ياَّللاِراملسو هيلع هللا ىلصا َب‪٠‬ح َب َب‪ًٍَُّٙ‬ما َبوأَبَُّٔٗما ُمِ ِإْلذ َب٘ َبيةٌةا م‬
‫َّ‬
‫ا‪َ ٚ‬ب ِإْلش ُمزآِا َب‬
‫ع ِرّ َبًا ‪ ٙ‬ا َب ِإْل َبُٖما‬ ‫ظَٕبةًبا َبٍَبُٗما َب ِإْلش ُمز َب٘ َب‬
‫طَّٕةًبا َبظ َب‬ ‫‪ٟ‬ا ِإْل ِرا ِإْلط َب ِرَا ُم‬
‫ط َّٓا ‪ٟ‬ا ِإْل ِرا ِإْلط َب ِرَا‬‫ا‪َ ٚ‬بِ ِإْلٓا َب‬
‫ش ِإْل‪ٌ ٟ‬ةا َب‬ ‫ضآِا ُم ُمش ِر‬
‫‪ٛ‬ر ِر٘ ِإْلُا َب‬ ‫ِٓا َب‪ِ ١‬رِإْلزا َب ِإْلْا‪َ٠‬ب ِإْلٕمُم َب‬

‫﴿‪﴾49‬‬
‫ع ِرّ َبًا ‪ ٙ‬آِا َب ِإْل ِر ِٖرا‬ ‫ا‪ِ ٚ‬ر‪ِ ٚ‬إْلس ُمرآِا َب‬ ‫ط ِر‪ّ١‬ئَبةًباو ْاعٍ‪ٗ١‬ا ِر‪ِ ٚ‬إْلس ُمر َب٘ َب‬
‫طَّٕةًبا َب‬
‫ُم‬
‫ش ِإْل‪ٌ ٟ‬ةاا‬‫ضآِا َب ِإْل‪ٚ‬سَب ِرر ِر٘ ِإْلُا َب‬ ‫ِٓا َب‪ِ ١‬رِإْلزا َب ِإْلْا َب‪ِ ٠‬إْلٕمُم َب‬

‫)طع‪١‬طا ٌيخ ر‪ٞ‬ا‪-‬ا(‪4‬ا‪/‬ا‪(12)1907‬‬

‫‪-‬‬ ‫ظ ذٕ اِ‪ٛ‬ط‪ٝ‬ا ٓاإطّ ع‪ً١‬اعٓاإ ز ٘‪ُ١‬ا ٓاط اظ ذٕ ا‬


‫ٓاش‪ ٙ‬باعٓاعي‪ ١‬ا ٓا ٌظي قا ْاس‪ ٠‬ا ٓاذ ثارػ‪ٟ‬ا ا‬
‫عٕٗال ياا‪:‬ا رطًاإٌ‪ٟ‬ا ‪ٛ‬ا ىزاِمحًا ً٘ا ٌ‪ِ ّ١‬ةا ئذ اعّزا‬
‫ٓا ٌخ باعٕ ٖال يا ‪ٛ‬ا ىزارػ‪ٟ‬ا اعٕٗاإْاعّزا‬
‫ج ٔ‪ٟ‬ا م ياإْا ٌمحًال ا طحعزا‪َٛ٠‬ا ٌ‪ِ ّ١‬ةا مز اا ٌمزآْا‬
‫‪ٚ‬إٔ‪ٟ‬ا خش‪ٝ‬ا ْا‪٠‬ظحعزا ٌمحًا ٌمز اا ٌّ‪ ٛ‬ؽٓا ‪١‬ذ٘باور‪١‬زا‬
‫ِٓا ٌمزآْا‪ٚ‬إٔ‪ٟ‬ا ر‪ٜ‬ا ْاجأِزا صّعا ٌمزآْا‪.‬الٍثاٌ ّزا‬
‫و‪١‬فاجف ًاش‪١‬ئ اٌُا‪٠‬ف ٍٗارط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا؟ا‬
‫ل ياعّزا٘ذ ا‪ ٚ‬اخ‪١‬زا ٍُا‪٠‬شياعّزا‪٠‬ز ش ٕ‪ٟ‬اظح‪ٝ‬اشزضا‬
‫اط ر‪ٞ‬اٌذٌها‪ٚ‬ر ‪٠‬ثا ‪ٟ‬اذٌها ٌذ‪ٞ‬ار ‪ٜ‬اعّزا‪.‬ال ياس‪ ٠‬ا‬
‫ل يا ‪ٛ‬ا ىزاإٔهارشًاش باع لًاالأح‪ّٙ‬ها‪ٚ‬ل اوٕثاجىحبا‬
‫ٌ‪ٛ‬ظ‪ٟ‬اٌزط‪ٛ‬يا اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬اطٍُا ححيعا ٌمزآْا‬

‫﴿‪﴾50‬‬
‫شّ ٗا‪.‬ا ‪ ٛ‬اٌ‪ٛ‬اوٍف‪ٟٔٛ‬أمًاشيًآِا ٌصي ياِ او ْا ذمًا‬
‫عٍ‪ٟ‬اِّ ا ِزٔ‪ٟ‬ا ٗآِاشّعا ٌمزآْا‪.‬الٍثاو‪١‬فاجف ٍ‪ْٛ‬ا‬
‫ش‪١‬ئ اٌُا‪٠‬ف ٍٗارط‪ٛ‬يا ا؟ال يا٘‪ٛ‬ا‪ ٚ‬اخ‪١‬زا ٍُا‪٠‬شيا ‪ٛ‬ا‬
‫ىزا‪٠‬ز ش ٕ‪ٟ‬اظح‪ٝ‬اشزضا اط ر‪ٞ‬اٌٍذ‪ٞ‬اشزضاٌٗاط را‬
‫‪ٟ‬ا ىزا‪ٚ‬عّزارػ‪ٟ‬ا اعٕ‪ ّٙ‬ا ححي ثا ٌمزآْا شّ ٗآِا‬
‫ٌ ظبا‪ٌٍ ٚ‬خ فا‪ٚ‬ط ‪ٚ‬را ٌزش ياظح‪ٝ‬ا‪ٚ‬ش تاآخزاط‪ٛ‬رةا‬
‫ٌح‪ ٛ‬ةاِعا ‪ٟ‬اخش‪ّ٠‬ةا أظ ر‪ٞ‬اٌُا ش ٘ اِعا ظ ا ‪١‬زٖا{ا‬
‫} ٌم اش اوُارط‪ٛ‬يآِا ٔفظىُاعش‪٠‬شاعٍ‪ٗ١‬اِ اعٕحُ‬

‫)ِظحخززا ‪ٟ‬اع‪ٔ ٛ‬ةا‪-‬اِشى‪ٛ‬يا‪-‬ا( ‪8‬ا‪/‬ا‪148‬‬

‫ػ ُمزا ُمِإْلٓا ِإْلٌ ُمّ َب‪ِ ٛ‬ر ّرعِر‪،‬الَب َبيا‪:‬ا‬


‫ي‪:‬أ ا ُمِ َبع ِر‬ ‫َّذَبَٕب ا ُمِ َبع َّّ ُما ُمِإْلٓا َب‪ِ ٠‬إْلع َب‪،ٝ١‬الَب َبا‬ ‫َبظ‬
‫ع َبّ َبز‪،‬ا َب َّْا‬ ‫ع ِإْلي َّ‬
‫ِراَّللاِرا ِرِإْلٓا ُم‬ ‫ع ِإْلٓا َب ِر‪ِ ١‬رٗ‪،‬ا َب‬
‫ع ِإْلٓا َب‬ ‫َّذَبَٕب ا ِر٘ َب‬
‫ش ُمَا ُمِإْلٓا ُم‬
‫ع ِإْلز َب‪ٚ‬ة َب‪،‬ا َب‬ ‫َبظ‬
‫ي‪:‬ا َبج َب َبع ًَُّّما‬ ‫عٍَب ِإْل‪َٕ١‬ب ؟ا َبمَب َبا‬ ‫ثا َب‬ ‫ِإْلٌ ُمّ َب‪ِ ٙ‬رش ِرز‪َٓ٠‬ب ‪،‬الَب ٌُم‪ ٛ‬ا ِرٌ ُم َبّ َبزا‪:‬اٌَب ِر‪ٛ‬ا ِإْلطح َب ِإْلخٍَب ِإْلف َب‬
‫ع ُمى ِإْلُا َبِ ِإْلٓا ُم٘ َب‪ٛ‬ا َبخ‪ٌ ١‬ةِإْلز ِر‬
‫اِ ِرّٕ‪ٟ‬ا‬ ‫ا‪َ ٚ‬بِ ِر‪ّ١‬ح ًب ‪،‬ا ِرإ ِإْلْا َب ِإْلو ِإْلع ُمى ِإْلُا َبمَب َب‬
‫ِإْلا‪ٚ‬وَب َب‬ ‫َب ُمِ َب‬
‫‪ٛ‬ر ُمو ِإْلُا َبظ‪ًّ١‬ي َب‬
‫عٍَب ِإْل‪ُ ١‬مى ِإْلُا َبمَب ِرا ِإْلطح َب ِإْلخٍَب َب‬
‫فا َبِ ِإْلٓا ُم٘ َب‪ٛ‬ا‬ ‫‪،‬ا‪ِ ٚ‬رإ ِإْلْا َب ِإْلطح َب ِإْلخ ِرٍ ِإْل‬
‫فا َب‬ ‫ط‪ٛ‬ي َّ‬
‫ُماَّللاِرا‪-‬املسو هيلع هللا ىلصا‪َ -‬ب‬ ‫َبر ُم‬
‫اِ ِرّٕ‪ٟ‬ا َب ُم‪ٛ‬ا َب ِإْلى ٍزا‬
‫‪َ .‬بخ‪ٌ ١‬ةِإْلز ِر‬

‫) ٌع ‪ٞٚ‬اٌٍفح ‪ٞٚ‬اٌٍظ‪ٛ١‬ؽ‪ٟ‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪(13)276‬‬

‫﴿‪﴾51‬‬
‫وروى البيهقي بإسناده في مناقب الشافعي عن الشافعي قال المحدثات من األمور‬
‫ضربان (‪)277‬أحدهما ما أحدث مما يخالف كتابا أو سنة أو أثرا أو إجماعا فهذه‬
‫البدعة الضاللة والثاني ما أحدث من الخير ال خالف فيه لواحد من هذا‪ ،‬وهذه‬
‫محدثة غير مذمومة‪ ،‬وقد قال عمر رضي هللا عنه في قيام شهر رمضان نعمت‬
‫‪ -‬البدعة هذه يعني أنها محدثة لم تكن وإذا كانت فليس فيها رد لما مضى‬

‫) ح ‪ٜٚ‬ا ٌظيى‪ٟ‬اا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪240‬‬

‫ع ِإْلُٕٗما َبظ‪ُ ١‬م‬


‫ِإْلدالَب َبيا‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬
‫‪ِ ٟ‬ر َب‬
‫ش ِر ِر ّ‬‫با َبو َب َبَا ٌ َّ‬ ‫ط َب‪َ ٛ‬ب‬ ‫ا‪َ ٚ‬ب ِإْل‬ ‫َب‪َ ٚ‬بِ ا َب ِإْلظ َب‬
‫ظَٓب َب‬
‫فا ِروح َب ًب ا‪،‬ا‬
‫اِ َّّ ا‪ُ٠‬م َبخ ِرٌ ُم‬ ‫ػ ِإْلز َب ِرْا َب َبظ ُم ُم٘ َبّ ا‪:‬ا َبِ ا ُم ِإْلظ َب‬
‫ِرخ ِر‬ ‫‪:‬ا ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب تُم ا َب‬
‫ػ َب ٌَبةٌةا‪َ .‬ب‪ٌ ٚ‬ر َّ ِٔر‪ٟ‬ا‬ ‫ع ا َب َب‪ِ ٙ‬رذِٖرا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫عةُما َب‬ ‫طَّٕةًبا‪،‬ا َب ِإْل‪ٚ‬ا َبذ َب ًبز ا‪،‬ا َب ِإْل‪ِ ٚ‬إْل‬
‫اإش َبّ ًب‬ ‫َب ِإْل‪ٚ‬ا ُم‬
‫ٍاِ ِإْلٓا َب٘ذَب َب‬
‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب٘ ِرذِٖرا‬ ‫فا ِر‪ِ ١‬رٗا ِرٌ َب‪ِ ٛ‬رظ ِر‬ ‫اِ ِإْلٓا ِإْلٌ َبخ‪ِ ١‬رِإْلز َباال ِر‬
‫اخ َب َب‬ ‫ِرخ ِر‬‫‪:‬ا َبِ ا ُم ِإْلظ َب‬
‫ع ِإْلُٕٗما ِر‪ٟ‬الِر‪َ١‬ب ِرَا‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬ ‫ع َبّ ُمز َب‬ ‫ُمِ ِإْلع َبذَبةٌةا َب‪ُ ١‬مِإْلزا َبِ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِة َب‬
‫ٍا‪ٚ‬لَب ِإْلالَب َبيا ُم‬
‫عةُما َب٘ ِرذِٖرا‪،‬اج َب َب‪ََّٓ١‬ب ا َبَّٔ َب‪ ٙ‬ا ُمِ ِإْلع َبذَبةٌةاٌَب ِإْلُاج َب ُمى ِإْلٓ َب‬
‫ا‪،‬ا‪ٚ‬إِرذَب ا‬ ‫ثا ِإْلٌيِر ِإْل َب‬
‫ؼ َْب أِر ِإْل َبّ ِإْل‬
‫َبر َبِ َب‬
‫ؼ‪ٝ‬‬
‫اروٌّدا ِرٌ َبّ ا َبِ َب‬ ‫َبثاٌَب‪َ ١‬ب‬
‫ِإْلضا ِر‪َ ١‬ب‪َ ٙ‬ب‬ ‫‪َ .‬بو ٔ ِإْل‬

‫)إظ‪ ١‬ااعٍ‪َٛ‬ا ٌ ‪ٓ٠‬ا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪(14)276‬‬

‫‪ٚ‬الا‪ّٕ٠‬عآِاذٌهاو‪ٗٔٛ‬اِع ذ ا ىُآِاِع خاظظٓاوّ ال‪ً١‬ا‬


‫‪ٟ‬اإل ِةا ٌصّ ع تا ‪ٟ‬ا ٌحز ‪٠ٚ‬طاإٔ‪ ٙ‬آِاِع ذ تاعّزا‬

‫﴿‪﴾52‬‬
‫رػ‪ٟ‬ا اعٕٗا‪ ٙٔ ٚ‬ا عةاظظٕةاإّٔ ا ٌي عةا ٌّذِ‪ِٛ‬ةاِ ا‬
‫‪٠‬ظ وَا ٌظٕةا ٌم ‪ّ٠‬ةا ‪ٚ‬ا‪٠‬ى وا‪٠‬فؼ‪ٟ‬اإٌ‪ٝ‬اج ‪١١‬ز٘‬

‫) ح ‪ٜٚ‬ا ٌظيى‪ٟ‬اا‪-‬ا(‪3‬ا‪/‬ا‪240‬‬

‫ظ َبي ضِرا َب َب‪ٙ‬ذَب ا ُم٘ َب‪ٛ‬ا ٌَّذِر‪ٞ‬ا ِإْلطح َب ِإْلز َب‪َ ٚ‬بضا‬ ‫َب‪َ ٚ‬ب َِّ اج َب ِإْل‪ِ ٙ‬ر‪١‬ئَبةُما ِإْلٌمَبَٕب وِر‪ِ ٠‬رًا ِرٌ ِر ِإْلط ِرح ِإْل‬
‫عةٍا َبئ ِر َّْا ُم‬
‫ع َبّ َبزا‬ ‫ا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْلٌ َبع ُّكا َبَُّٔٗماٌَب‪َ ١‬ب‬
‫ِإْلضا ِر ِري ِإْل َب‬ ‫عةٌة َب‬ ‫ِإْلٌمَب ِرئ َبًاإٌَب‪ٝ‬ا َبَُّٔٗما ِر ِإْل َب‬
‫ش َبى َبزُٖما‬ ‫ا‪َ ٚ‬ب‬‫ظ َبع َبةُما ُمِح َب َب‪ِ ٛ‬ر ُمز‪َْٚ‬ب َب‬ ‫ا‪َّ ٌ ٚ‬‬ ‫ظ ِرش َب َب‬ ‫ع ِإْلُٕٗمأ ََّب‪َ ٛ‬برا ِإْلٌ َبّ َب‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫َبر ِر‬
‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬ ‫ا‪ُ ٚ‬مو ًُّا َبِ ا َب َب َبٍُٗما ُم‬
‫ع َبّ ُمز َب‬ ‫عٍَب‪ٝ‬اذَب ِرٌ َبه َب‬ ‫ع ِإْلُٕٗما َب‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬
‫‪َ ٟ‬ب‬ ‫ع ِرٍ ٌّد‬
‫َب‬
‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗا ِرٌمَب ِإْل‪ِ ٛ‬ريا‬
‫ع ِرةا َب‬ ‫اإؽ َب ُمقا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫‪ٛ‬س ِإْل‬ ‫ٍا‪،‬ا‪َ ٚ‬بالا‪َ٠‬ب ُمص ُم‬
‫عة َب‬ ‫طَّٕةٌةاٌَب‪َ ١‬ب‬
‫ِإْلضا ِر ِري ِإْل َب‬ ‫ع ِإْلُٕٗما ُم‬
‫َب‬
‫طَّٕ ِرةا ِإْلٌ ُمخٍَبفَب ِراا‬ ‫‪ٟ‬ا‪ُ ٚ‬م‬ ‫ظَّٕحِر َب‬ ‫طٍَّ َبُا{ا َب‬
‫عٍَب ِإْل‪ُ ١‬مى ِإْلُا ِر ُم‬ ‫ا‪َ ٚ‬ب‬‫عٍَب ِإْل‪ِ ١‬رٗ َب‬ ‫طٍَّ َّ‬
‫‪ٝ‬اَّللاُما َب‬ ‫‪ِٟ‬را َب‬‫ٌَّٕ ِري ّ‬
‫عٍَب ِإْل‪َ ١‬ب‪ ٙ‬ا ِر ٌَّٕ َب‪ِ ٛ‬رشذ َب‬
‫ِرا‪ِ ٚ‬رإ‪ُ َّ٠‬مو ِإْلُا‬ ‫عؼُّ‪ ٛ‬ا َب‬ ‫اِ ِإْلٓا َب ِإْل ِر‪ٞ‬ا َب‬ ‫ٌز ِرش ِر‪َٓ٠‬ب ا ِإْلٌ َبّ ِإْل‪ِ ٙ‬ر ِر‪َٓ١ّ٠‬ب ِر‬
‫َّ‬
‫ػ َب ٌَبةٌةا‬ ‫عةٍا َب‬ ‫عةٌة َب‬
‫ا‪ُ ٚ‬مو ًَّا ِر ِإْل َب‬ ‫‪ٛ‬را‪،‬ا َبئ ِر َّْا ُمو ًَّا ُمِ ِإْلع َبذَبةٍا ِر ِإْل َب‬ ‫َب‪ُ ٚ‬مِ ِإْلع َبذ َب تِرا ِإْلا ُم ُمِ ِر‬
‫طَّٕةَبا ِإْلٌ ُمخٍَبفَب ِراا‬
‫ؼ‪ٝ‬ا َب٘ذَب ا َب َّْا ُم‬ ‫ػ َب ٌَبةٍا ِر‪ٟ‬ا ٌَّٕ ِررا}ا‪.‬ا ِإْللح َب َب‬ ‫َب‪ُ ٚ‬مو ًَّا َب‬
‫ع ِإْلُٕٗماذ َب ِٔر‪ٟ‬ا ِإْلٌ ُمخٍَبفَب ِراا‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬
‫ع َبّ ُمز َب‬ ‫ٍا‪ُ ٚ‬م‬ ‫ثا ِريِر ِإْل َب‬
‫عة َب‬ ‫ٌز ِرش ِر‪َٓ٠‬ب اٌَب ِإْل‪َ ١‬ب‬
‫ظ ِإْل‬ ‫َّ‬
‫اِ ِإْلٓا ِإْلٌ ُمٍَب َبّ ِراا‬
‫ا‪،‬ا‪ٌَٚ‬ب ِإْلُأَب ِإْلٍَب ِإْلُا َب َبظ ًب ِر‬‫ع ِإْلٕ ُم‪ِ ٙ‬إْلُ َب‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬
‫ٌز ِرش ِر‪َٓ٠‬ب َب‬ ‫َّ‬
‫اِ َّّ ا َب َب َبًا‬ ‫ش ِإْل‪ٟ‬اٍ ِر‬‫ع َبٍ‪ٝ‬ا َب‬ ‫ؽٍَبكَب ا َب‬ ‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬بالا ِإْلٌ ُمّحَبأ َب ِر ّخ ِرز‪َٓ٠‬ب ا َب ِإْل‬
‫ِإْلٌ ُمّحَبمَب ّ ِرِرِ‪َٓ١‬ب َب‬
‫ِإْلا‪ٚ‬لَب َبعا ِر‪ٟ‬ا َبو َب ِرَا ٌ َّ‬
‫ش‪ِ١‬إْلخِرا‬ ‫ا‪ٚ‬لَب َب‬‫عةًبا ُمِ ِإْل ٍَبمًب َب‬
‫ٌز ِرش ُم‪َْٚ‬ب ا ِر ِإْل َب‬ ‫ِإْلٌ ُمخٍَبفَب ُماا َّ‬
‫ظ َب ِرَا‬ ‫ش‪ِ١‬إْلخِرا ِإْل ِرا ِإْلط َب ِرَا ِر‪ٟ‬اسَب َبِ ِٔر ِرٗا َب ِر‪ٟ‬ا ُمِ َبع َّّ ٍا ِرِإْلٓا َب‬
‫ع ِإْلي ِرا ٌ َّ‬ ‫ِإْلٌ َب َّ َبِ ِرةا َب‬
‫﴿‪﴾53‬‬
‫ا‪ٚ‬لَب َبعا ِر‪ٟ‬ا َبو َب ِرَا‬‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬بوذَب َب‬ ‫عةٌةا ُمِ ِإْلظح َب َبعيَّةٌة َب‬
‫عٍَب‪ٝ‬ا ٌح َّ َبز ِر‪٠ٚ‬طِرا َبَّٔ َب‪ ٙ‬ا ِر ِإْل َب‬ ‫َب‬
‫‪ِٟ‬را ِر‪ٟ‬ا َبو َب ِرِ ِرٗا‬‫‪ِٟ‬را ِإْلٌ َبّ ِرٌ ِرى ّ‬ ‫‪١‬زا َب ِر‪ٟ‬ا َب ِإْلى ٍزا ٌ ُّ ِإْلز ُم‬
‫ؽ‪ِ ٛ‬رش ّ‬ ‫ػ ِرًا ِإْلٌ َبى ِري ِر‬
‫ِإْلٌفَب ِر‬
‫ا‪،‬ا‪ِ ٚ‬إْل ح َب َّزا‬ ‫ع َب ا ٌح َّ َبز ِر‪َ ٠ٚ‬بطا ِر‪َ ١‬ب‪َ ٙ‬ب‬ ‫ِرا‪َ ٚ‬ب‪ِ ١‬رِإْلزِٖرا َب‬ ‫ا‪ِ ٚ‬إْلٌ َبع َب‪ِ ٛ‬روخ َب‬ ‫ع َبٍ‪ٝ‬ا ِإْلٌ ِري َبعِر َب‬ ‫َب‬
‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬‫ا‪َ ٚ‬ب٘ؤ َبُمال ِراا ِإْلٌ ُمٍَب َبّ ُماا ِإْلٌ ُمّحَبأ َب ِر ّخ ُمز‪َْٚ‬ب َب‬ ‫اِ ِإْلٓا ٌَّٕ ِرص َب‬ ‫‪١‬ز ِر‬ ‫ِر َب‪ٙ‬ذَب ا َبورِر ٌة‬
‫اإؽ َب لًب ا‪َ .‬ب‪ِ ٚ‬رإَّٔ َبّ الَب‪ُ َّ١‬م‪ُٖٚ‬ما ِر ِإْلٌ ُمّ ِإْلظح َب َبعيَّ ِرةا‬ ‫ع ِرة ِإْل‬ ‫ظا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫ع ِإْلٕ ُم‪ِ ٙ‬إْلُاٌَب ِإْلُا‪ُ٠‬م ِإْل ِرٍمُم‪ ٛ‬اٌَب ِإْلف َب‬ ‫َب‬
‫ع ِإْلذ ًبر ا ُمِيَب ِر‪ًّٕ١‬ب ا َبِ ا‬
‫ا‪َ ٚ‬بو َْب اذَب ِرٌ َبها ُم‬ ‫َب‪َ ٚ‬بو َبِإْلر ُمش‪ُٖٛ‬ما ِر‪ٟ‬ا ُمش ِإْلٍَّب ِرةا ِإْلٌ َبص َب‪ِ ٛ‬ر‬
‫ب َب‬
‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬بِ ا َب ِإْلظ َب‬
‫ظَٓب ا‬ ‫ظفَب ِرةا ِإْلٌ َبخ َّ‬
‫ط ِرة َب‬ ‫اِ ِإْلٓا َبو ِإْل‪ِٔٛ‬ر َب‪ ٙ‬ا َبظ ِروذَبةًبا ِرحِر ِإْلٍ َبها ٌ ِر ّ‬
‫ظ ُم‪ُٖٚ‬م ِر‬ ‫لَب َب‬
‫ع ِإْلُٕٗما َبظ‪ُ ١‬م‬
‫ِإْلدالَب َبيا‪:‬ا‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬
‫ار ِر‬ ‫‪ِ ٟ‬ر َب‬
‫ش ِر ِر ّ‬‫با َبو َب َبَا ٌ َّ‬ ‫َب‪َ ٚ‬ب ِإْل‬
‫ط َب‪َ ٛ‬ب‬
‫فا ِروح َب ًب ا‪،‬ا َب ِإْل‪ٚ‬ا‬
‫اِ َّّ ا‪ُ٠‬م َبخ ِرٌ ُم‬ ‫ػ ِإْلز َب ِرْا َب َبظ ُم ُم٘ َبّ ا‪:‬ا َبِ ُم ِإْلظ َب‬
‫ِرخ ِر‬ ‫ِإْلٌ ُمّ ِإْلع َبذ َب تُم ا َب‬
‫ػ َب َبٌةٌةا‪َ .‬ب‪ٌ ٚ‬ر َّ ِرٔ‪ٟ‬ا‪:‬ا َبِ ا‬ ‫عةُما َب‬ ‫ع ا َب َب‪ِ ٙ‬رذِٖرا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬ ‫طَّٕةًبا‪،‬ا َب ِإْل‪ٚ‬ا َبذ َب ًبز ا‪،‬ا َب ِإْل‪ِ ٚ‬إْل‬
‫اإش َبّ ًب‬ ‫ُم‬
‫ا‪،‬ا‪َ ٚ‬ب٘ ِرذِٖرا ُمِ ِإْلع َبذَبةٌةا‬
‫ٍاِ ِإْلٓا َب٘ذَب َب‬ ‫فا ِر‪ِ ١‬رٗا ِرٌ َب‪ِ ٛ‬رظ ِر‬ ‫اخ َب َب‬ ‫اِ ِإْلٓا ِإْلٌ َبخ‪ِ ١‬رِإْلز َباال ِر‬ ‫ُم ِإْلظ َب‬
‫ِرخ ِر‬
‫ؼ َْب ا‬ ‫ار َبِ َب‬ ‫ع ِإْلُٕٗما ِر‪ٟ‬الِر َب‪ِ ١‬رَ َب‬ ‫‪َّ ٟ‬‬
‫اَّللاُما َب‬ ‫ػ َب‬ ‫ار ِر‬ ‫ٍا‪ٚ‬لَب ِإْلالَب َبيا ُم‬
‫ع َبّ ُمز َب‬ ‫َب‪ُ ١‬مِإْلزا َبِ ِإْلذ ُمِ‪َ ٛ‬بِة َب‬
‫ثا ِإْلٌ ِري ِإْل َب‬
‫عةُما َب٘ ِرذِٖرا‪،‬‬ ‫ِٔر ِإْل َبّ ِإْل‬

‫) ٌفح ‪ٜٚ‬ا ٌع ‪٠‬ر‪١‬ةاال ٓاظصزا ٌ‪١ٙ‬حّ‪ٟ‬ا‪-‬ا( ‪1‬ا‪/‬ا‪326‬‬

‫ِ ٍبا ‪ٟ‬اجفز‪٠‬كا ٌي عةا‪ ٙٔ ٚ‬اج حز‪ ٙ٠‬ا اظى َا ٌخّظةا‬


‫‪ٚ‬ل‪ٛ‬يا ٌظ ئًأفعا ا ٗا‪:‬ا‪ً٘ٚ‬ا الشحّ عاٌٍي عا ٌّي ظةا‬
‫ش ئشا؟اش‪ٗ ٛ‬ا‪:‬أ ُا٘‪ٛ‬اش ئشا‪.‬ال ياعشا ٌ ‪ٓ٠‬اعي ا ٌظ َا‬
‫﴿‪﴾54‬‬
‫رظّٗا اج ٌ‪ٝ‬ا‪:‬ا ٌي عةا ًاِ اٌُا‪ ٙ ٠‬ا ‪ٟ‬اع‪ ٙ‬ا ٌٕي‪ٟ‬ا‬
‫ملسو هيلع هللا ىلصا‪،‬ا‪ٚ‬جٕمظُاإٌ‪ٝ‬اخّظةا ظى َا‪ٟٕ ٠‬ا ٌ‪ٛ‬ش‪ٛ‬با‪ ٌٕ ٚ‬با ٌخا‪،‬ا‬
‫‪ٚ‬ؽز‪٠‬كاِ ز ةاذٌها ْاج زعا ٌي عةاعٍ‪ٝ‬ال‪ ٛ‬ع ا ٌشزعا‬
‫أ‪ٞ‬اظىُاوخٍثا ‪ٗ١‬ا ‪ٟٙ‬إِٗا‪،‬ا ّٓا ٌي عا ٌ‪ ٛ‬شيةاج ٍُا‬
‫ٌٕع‪ٛ‬ا ٌذ‪ٞ‬ا‪٠‬ف‪ُٙ‬ا ٗا ٌمزآْا‪ٌ ٚ‬ظٕةا‪،‬ا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا ٌّعزِةا‬
‫ِذ٘بأع‪ٛ‬ا ٌم ر‪٠‬ةا‪،‬ا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا ٌّٕ ‪ ٚ‬ةاإظ خأع‪ٛ‬ا‬
‫ٌّ رصا‪ ٚ‬الشحّ عاٌظ ةا ٌحز ‪٠ٚ‬طا‪،‬ا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا ٌّي ظةا‬
‫ٌّظ عةا ا ٌظ ةا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا ٌّىز‪٘ٚ‬ةاسخز ةا‬
‫ٌّظ ش ا‪ٌّ ٚ‬ظ ظفا ‪ٞ‬ا ‪١‬زا ٌذ٘با‪ٚ‬إالا ‪ٟٙ‬اِعزِةا‪،‬ا‬
‫‪ٟ ٚ‬ا ٌع ‪٠‬دا"اوًا عةاػ ٌةا‪ٚ‬وًاػ ٌةا ‪ٟ‬ا ٌٕ را"ا‬
‫‪ٛ٘ٚ‬اِعّ‪ٛ‬ياعٍ‪ٝ‬ا ٌّعزِةاالا ‪١‬زا‪،‬ا‪ٚ‬ظ‪١‬داظظًا ‪ٟ‬ا‬
‫ذٌها الشحّ عاٌذوزا ‪ٚ‬اط ةا ٌحز ‪٠ٚ‬طا ‪ٚ‬أع‪ ٘ٛ‬اِعزَا‬
‫‪ٚ‬شباعٍ‪ٝ‬اوًاذ‪ٞ‬ال رةا ٌٕ‪ٟٙ‬اعٓاذٌها‪ٚ‬عٍ‪ٝ‬ا ‪١‬زٖا‬
‫الِحٕ عآِاظؼ‪ٛ‬راذٌها‪،‬ا‪ٚ‬إالاط راشز‪٠‬ى اٌ‪ُٙ‬ا‪،‬ا‪ِٓٚ‬اذُا‬
‫طزضا ٌش‪١‬خ ْا أْآِا ٌّ ط‪ٟ‬ا ٌصٍ‪ٛ‬صاِعا ٌفظ قا‬
‫إ‪ ٕ٠‬ط اٌ‪ُٙ‬‬

‫﴿‪﴾55‬‬
‫) ‪١‬غا ٌم ‪٠‬زا‪-‬ا(‪4‬ا‪/‬ا‪(15)246‬‬

‫ٌش‪ْ ١‬ا‪ُٙ٠‬ا ٌ‪ ٛ‬ظ ا‪ ٚ‬الذٕ‪ٓ١‬ا ئذ او ٔ‪ ٛ‬اذ ذةاٌُا‪ُٙ٠‬ا ‪)ُٙ‬ا (‬


‫ل يا ‪ٟ‬ا ٌفزو‪ٚ‬صا‪:‬ا‪ٟٕ ٠‬ا ‪ٟ‬ا ٌظفزا‪ٚ‬ل يا ‪١‬زٖا‪:‬ا ر وا‬
‫ٌ‪ ٛ‬ظ ا ٌّٕفزوا ز ‪ٗ٠‬ا‪ ٚ‬خذإِٗا ْاجمٍ‪ ١‬ا اورزا ‪ٌٝٚ‬آِا‬
‫جمٍ‪ ١‬ا اويزا‪٠ٚ‬ؤ‪ٖ ٠‬اخيزاعٍ‪١‬ىُا ٌظ‪ ٛ‬وا اع ُآِاشذاشذا‬
‫إٌ‪ٝ‬ا ٌٕ را( ئ ة)اطئًاش‪١‬خا اط َاسوز‪ ٠‬ا‪:‬اً٘اٌٍىز َا‬
‫ٌى جي‪ٓ١‬ا‪ٌٍٚ‬ش‪ْ ١‬ا اؽ عاعٍ‪ٝ‬اِ ا‪٠‬خ زا ‪ٟ‬ا ٌمٍبا َاالا‬
‫؟ا أش با‪:‬اٌ‪ُٙ‬ا اؽ عاعٍ‪ٝ‬اِ ا‪٠‬خ زا ٌمٍبا ئؽ عا ا‬
‫‪.‬ج ٌ‪ٝ‬‬

‫(ش ِعا ٌ ٍ‪َٛ‬ا‪ٌ ٚ‬عىُا‪-‬ا(‪28‬ا‪/‬ا‪(16)24‬‬

‫ل‪ٌٗٛ‬ا‪:‬ا((ا‪ٚ‬إ‪ َّ٠‬وُا‪ِٚ‬ع ذ تِرا اِ‪ٛ‬را‪،‬ا َّ‬


‫ئْاو ًَّا عةاػ ٌةا‬
‫ع ِرةا‪،‬ا‪َّ ٚ‬و ا‬
‫اِ‪ٛ‬را ٌّع َبذ َب ِرةا ٌّيح َب‬
‫ِر‬ ‫اٌْلِةآَِب ا ِرج ّي عِرا‬
‫ِر‬ ‫جعذ‪٠‬ز‬
‫ٌة‬ ‫))ا‬
‫ذٌها م‪ٌٗٛ‬ا‪:‬ا((او ًُّا عةٍاػ ٌةٌةا))ا‪،‬ا‪ٌّ ٚ‬ز وا ٌي عةا‪:‬اِ ا‬
‫ُم ِإْلظ َب‬
‫ِرخاِ َّّ االا طًاٌٗا ‪ٟ‬ا ٌشز‪ ٠‬ةا‪ُّ ٠‬ياعٍ‪ٗ١‬ا‪،‬ا أ َِّ اِ او ْا‬

‫﴿‪﴾56‬‬
‫ِإْل‬
‫ا‪،‬ا‪ٚ‬إْا‬‫شزعا‪ُّ ٠‬ياعٍ‪ٗ١‬ا‪،‬ا ٍ‪١‬ضا ي عةٍاشزع ًب‬
‫ٌةآَِب ا ٌ َّ‬
‫ٌٗا طً ِر‬
‫و ْا عةًباٌ اةًب‬

‫(ع‪ْٛ‬ا ٌّ ي‪ٛ‬وا‪-‬ا(‪12‬ا‪/‬ا‪235‬‬

‫‪ٚ‬إ‪ ٠‬وُا‪ِٚ‬ع ذ تا الِ‪ٛ‬را ٌخا)ال يا ٌع ظا ٓارشبا ‪ٟ‬ا )‬


‫وح باش ِعا ٌ ٍ‪َٛ‬ا‪ٌ ٚ‬عىُا ‪ٗ١‬اجعذ‪٠‬زاٌْلِةآِا جي عا‬
‫اِ‪ٛ‬را ٌّع ذةا ٌّيح عةا‪ ٚ‬و اذٌها م‪ٌٗٛ‬اوًا عةاػ ٌةا‬
‫‪ٌّ ٚ‬ز وا ٌي عةاِ ا ظ خاِّ االا طًاٌٗا ‪ٟ‬ا ٌشز‪ ٠‬ةا‪ ٠‬يا‬
‫عٍ‪ٗ١‬ا‪ ِ ٚ‬اِ او ْاٌٗا طًآِا ٌشزعا‪ ٠‬ياعٍ‪ٗ١‬ا ٍ‪١‬ضا‬
‫ي عةاشزع ا‪ٚ‬إْاو ْا عةاٌ ةا م‪ٌٗٛ‬اطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬ا‬
‫طٍُاوًا عةاػ ٌةآِاش‪ِ ٛ‬عا ٌىٍُاالا‪٠‬خززاعٕٗاش‪ٟ‬اا‬
‫‪ٛ٘ٚ‬ا طًاع ‪ُ١‬آِا ط‪ٛ‬يا ٌ ‪ٓ٠‬اا‪ ِ ٚ‬اِ ا‪ٚ‬لعا ‪ٟ‬او َا‬
‫ٌظٍفآِا طحعظ ْا غا ٌي عا ئّٔ اذٌها ‪ٟ‬ا ٌي عا‬
‫ٌٍ ‪٠ٛ‬ةاالا ٌشزع‪١‬ةا ّٓاذٌهال‪ٛ‬ياعّزارػ‪ٟ‬ا اعٕٗا ‪ٟ‬ا‬
‫ٌحز ‪٠ٚ‬طأ ّثا ٌي عةا٘ذٖا‪ٚ‬ر‪ٜٚ‬اعٕٗا ٔٗال ياإْاو ٔثا‬
‫٘ذٖا عةا ٕ ّثا ٌي عةا‪ِٓٚ‬اذٌها ذ ْا ٌصّ ةا ا‪ٚ‬ياس وٖا‬

‫﴿‪﴾57‬‬
‫عرّ ْاٌع شةا ٌٕ صاإٌ‪ٗ١‬ا‪ ٚ‬لزٖاعٍ‪ٟ‬ا‪ ٚ‬طحّزاعًّا‬
‫ٌّظٍّ‪ٓ١‬اعٍ‪ٗ١‬‬

‫( ٌّصّ‪ٛ‬عا‪-‬ا(‪4‬ا‪/‬ا‪)518‬ا‪(17)519‬‬

‫ل‪)ٌٗٛ‬اطٍ‪ٟ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬طٍُا"اوًا عةاػ ٌةا"ا٘ذ آِا (‬


‫ٌ َا ٌّخظ‪ٛ‬صاالْا ٌي عةاوًاِ اعًّاعٍ‪ٟ‬ا ‪١‬زاِر يا‬
‫طيكال يا ٌ ٍّ اا‪ٝ٘ٚ‬اخّظةا لظ َا‪ ٚ‬شيةا‪ ٚ ِٕٚ‬ةا‬
‫‪ِٚ‬عزِةا‪ِٚ‬ىز‪٘ٚ‬ةا‪ِٚ‬ي ظةا‪ٚ‬ل اذوزتا ِرٍح‪ ٙ‬ا‪ ٚ‬ػعةا ‪ٟ‬ا‬
‫ج‪ٙ‬ذ‪٠‬با الطّ اا‪ ٌٍ ٚ‬تا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا ٌ‪ ٛ‬شيةاج ٍُا وٌةا ٌى َا‬
‫ٌٍزواعٍ‪ٟ‬اِيح عا ‪ٚ‬اٍِع اج زعا‪ٛ٘ٚ‬ا زعاوف ‪٠‬ةاوّ ا‬
‫طٕ‪ٛ‬ػعٗا ْاش اا اج ٌ‪ٝ‬ا ‪ٟ‬اوح با ٌظ‪١‬زا‪ِٓٚ‬ا ٌي عا‬
‫ٌّٕ ‪ ٚ‬تا ٕ اا ٌّ رصا‪ٌ ٚ‬ز ؾا‪ٚ‬جظٕ‪١‬فا ٌ ٍُا‪ٔٚ‬ع‪ٛ‬اذٌها‬
‫‪ٌ ٚ‬ؼ‪ ١‬عا‪-‬ا فحطا ٌؼ وا‪-‬ا ٌ ‪ ١‬يا ‪ٞ‬آِاجزناع‪ ١‬الا‪ ٚ‬ؽف الا‬
‫‪٠‬ؼ‪ْٛ ١‬ا ٖا ٍ‪١‬أج‪ٟٔٛ‬االل‪َٛ‬ا ىف ‪٠‬ح‪ُٙ‬ا‪ٚ‬و ْاطٍ‪ٝ‬ا اعٍ‪ٗ١‬ا‬
‫‪ٚ‬طٍُا‪٠‬مؼ‪ٟ‬او‪ٓ٠‬آِاِ تا‪ٚ‬عٍ‪ٗ١‬او‪ٓ٠‬اٌُا‪٠‬خٍفاٌٗا‪ ٚ‬اا‬
‫‪ٚ‬و ْا٘ذ ا ٌمؼ اا‪ ٚ‬شي اعٍ‪ٝ‬ارط‪ٛ‬يا اعٍ‪ٗ١‬ا‪ٚ‬طٍُاعٍ‪ٟ‬ا‬

‫﴿‪﴾58‬‬
‫ٌظع‪١‬طاعٕ ا طع ٕ ا‪ٗ١ ٚ‬ا‪ٚ‬شٗاػ ‪١‬فا ٔٗاو ْاِظحعي ا‬
‫‪ٚ‬الا‪٠‬صبا ٌ‪َٛ١‬اعٍ‪ٝ‬ا الِ َا ْا‪٠‬مؼ‪ٗ١‬آِاِ يأفظٗا‪ٟ ٚ‬ا‬
‫‪ٚ‬ش‪ٛ‬بالؼ ئٗآِا ‪١‬ثا ٌّ ياإذ او ْا ‪ٗ١‬اط ةا‪ٌُٚ‬ا‪٠‬ؼكا‬
‫عٓا ُ٘آِا٘ذ ا‪ٚ‬ش‪ْ ٙ‬اِش‪ٛٙ‬ر ْا‪ٚ‬ط‪١‬أج‪ٝ‬اوًا٘ذ ا‪ ٚ‬ػع ا‬
‫‪ٟ‬ا ‪ٚ‬ياوح با ٌٕى ضا ‪ٟ‬ا ٌخظ ئضاظ‪١‬داذوز٘ ا ٌش ‪ٟ‬ا‬
‫‪ ٚ‬الطع با ْاش اا اج ٌ‪ٟ‬‬

‫(ِزل ةا ٌّف ج‪١‬طاشزضاِشى ةا ٌّظ ‪١‬طا‪-‬ا(‪1‬ا‪/‬ا‪490‬‬

‫ل‪ٌٗٛ‬اوًا عةاػ ٌةاع َاِخظ‪ٛ‬صال يا ٌش‪١‬خاعشا ٌ ‪ٓ٠‬ا‬


‫ٓاعي ا ٌظ َا ‪ٟ‬اآخزاوح با ٌم‪ ٛ‬ع ا ٌي عةاإِ ا‪ ٚ‬شيةا‬
‫وح ٍُا ٌٕع‪ٛ‬اٌف‪ُٙ‬او َا ا‪ٚ‬رط‪ٌٗٛ‬ا‪ٚ‬وح ‪ٓ٠ٚ‬ا ط‪ٛ‬يا ٌفمٗا‬
‫‪ٌ ٚ‬ى َا ‪ٟ‬ا ٌصزضا‪ٌ ٚ‬ح ‪ً٠‬ا‪ٚ‬إِ اِعزِةاوّذ٘با ٌصيز‪٠‬ةا‬
‫‪ٌ ٚ‬م ر‪٠‬ةا‪ٌّ ٚ‬زشئةا‪ٌّ ٚ‬صظّةا‪ٌ ٚ‬زواعٍ‪ٝ‬ا٘ؤالاآِا ٌي عا‬
‫ٌ‪ ٛ‬شيةااْاظفظا ٌشز‪ ٠‬ةآِا٘ذٖا ٌي عا زعاوف ‪٠‬ةا‪ٚ‬إِ ا‬
‫ِٕ ‪ ٚ‬ةاوئظ خا ٌز ؾا‪ ٌّ ٚ‬رصا‪ٚ‬وًاإظظ ْاٌُا‪ ٙ ٠‬ا ‪ٟ‬ا‬
‫ٌظ را ا‪ٚ‬يا‪ٚ‬و ٌحز ‪٠ٚ‬طا ‪ٞ‬ا ٌصّ عةا ٌ ِةا‪ٌ ٚ‬ى َا ‪ٟ‬ا‬
‫ول ئكا ٌظ‪١ ٛ‬ةا‪ٚ‬إِ اِىز‪٘ٚ‬ةاوشخز ةا ٌّظ ش ا‪ٚ‬جش‪٠ٚ‬كا‬
‫ٌّظ ظفا‪ٟٕ ٠‬اعٕ ا ٌش ‪١‬ةا‪ِ ٚ‬‬
‫﴿‪﴾59‬‬
‫(جفظ‪١‬زا ٌص ٌ‪ٓ١‬ا‪-‬ا(‪5‬ا‪/‬ا‪(18)218‬‬

‫َبثاٌّظ و‪ٓ١‬ا}اعشزةا{ا َب‪ِ ٠‬إْل َبٍُّم‪َْٛ‬ب ا ِر‪ٝ‬ا ٌيعزا {‬ ‫َب َِّ ا ٌظف‪ٕ١‬ةا َب َبى ٔ ِإْل‬
‫وتا َب ِإْلْا َب ِرع‪َ ١‬بي َب‪َ ٙ‬ب‬
‫ا‪َ ٚ‬بو َْب ا‬ ‫}ا ‪ ٙ‬اِؤ شزةاٌ‪ ٙ‬اؽٍي اٌٍىظبا{ا َبأ َب َبر ُّ‬
‫َب‪َ ٚ‬بر َبا ُمُ٘ا}اإذ ارش ‪ ٛ‬ا ‪ٚ‬ا ِ ِ‪ُٙ‬ا ‪ْ٢‬ا{ا َبِ ِرٍهٌة ا}او زا{ا‬
‫ظي ًبا}أظيٗاعٍ‪ٝ‬ا ٌّظ را‬ ‫‪َ٠‬بأ ِإْل ُمخذُما ُمو ًَّا َب‬
‫ط ِرف‪َٕ١‬بةٍا}اط ٌعةا{ا َب ِإْل‬
‫‪ٌّ .‬ي‪ٓ١‬إٌ‪ٛ‬عا اخذ‬

‫)جفظ‪١‬زا ٓاور‪١‬زا‪-‬ا( ‪3‬ا‪/‬ا‪133‬‬

‫٘ذ اجفظ‪١‬زاِ ا شىًا ِزٖاعٍ‪ٝ‬اِ‪ٛ‬ط‪ٝ‬اعٍ‪ٗ١‬ا ٌظ َا‪ ِٚ‬او ْا‬


‫ٔىزاظ ٘زٖا‪ٚ‬ل ا ظ‪ٙ‬زا ا ٌخؼزاعٍ‪ٗ١‬ا ٌظ َاعٍ‪ٝ‬اظىّةا‬
‫ؽٕةا م يا‪:‬اإْا ٌظف‪ٕ١‬ةاإّٔ اخزلح‪ ٙ‬ااع‪١‬ي‪ ٙ‬اأ‪ُٙ‬او ٔ‪ ٛ‬ا‬
‫‪ّ٠‬ز‪ْٚ‬ا ‪ ٙ‬اعٍ‪ٝ‬اٍِهآِا ٌ ٍّةا{ا‪٠‬أخذاوًاطف‪ٕ١‬ةا}ا‬
‫ط ٌعةا ‪ٞ‬اش‪ ١‬ةا{ا ظي ا}ا أروتا ْا ع‪١‬ي‪ ٙ‬ااروٖاعٕ‪ ٙ‬ا‬
‫ٌ ‪١‬ي‪ ٙ‬ا ‪ٕ١‬حفعا ‪ ٙ‬ا طع ‪ ٙ‬ا ٌّظ و‪ٓ١‬ا ٌذ‪ٓ٠‬اٌُا‪٠‬ىٓاٌ‪ُٙ‬اش‪ٟ‬اا‬
‫‪ٕ٠‬حف ‪ْٛ‬ا ٗا ‪١‬ز٘ ا‪ٚ‬ل ال‪ً١‬اإٔ‪ُٙ‬ا ‪٠‬ح َا‪ٚ‬ر‪ٜٚ‬ا ٓاشز‪٠‬ساعٓا‬
‫‪٘ٚ‬با ٓاطٍ‪ْ ّ١‬اعٓاش ‪١‬با ٌصي ئ‪ٟ‬ا ْا طُا ٌٍّها٘ وا ٓا‬
‫﴿‪﴾60‬‬
‫وا‪ٚ‬ل اجم َا ‪٠‬ؼ ا ‪ٟ‬ار‪٠ ٚ‬ةا ٌيخ ر‪ٞ‬ا‪ٛ٘ٚ‬اِذو‪ٛ‬را ‪ٟ‬ا‬
‫ٌح‪ٛ‬ر ةا ‪ٟ‬اذر‪٠‬ةا ٌ ‪١‬ضا ٓاإطع قا‪ٛ٘ٚ‬آِا ٌٍّ‪ٛ‬نا‬
‫ٌّٕظ‪ٛ‬صاعٍ‪ُٙ١‬ا ‪ٟ‬ا ٌح‪ ٛ‬رةا‪ ٚ‬ا عٍُ‬

‫ا‬

‫﴿‪﴾61‬‬
Mengenal Anggota Forum Penulis
Santri.net

Name : Dzorif Bin Yahya

Kota : Pasuruan

Facebook : https://www.facebook.com/dzoriflife

Posisi : Author

Pendidikan : 1. Madrasah Sumur Wuni Cirebon pimpinan


Habib Alwi bin Abu Bakar bin Yahya. 2. Ponpes Al Anwar
Pesawahan, Cirebon pimpinan KH. Abdur Rasyid (alm) dan
putranya KH Falah Failasuf. 3. Lulusan Takhasus Lughot Ponpes
Sunniyah Salafiyah pimpinan al Habib Taufiq bin Abdul Qodir
Assegaf

Kegiatan : Pengajar tetap di pondok Suniyah Salafiyah, Pengisi


pengajian rutin Majelis Shalawat Badril Budur, Penulis rubrik
aswaja majalah Cahaya Nabawi, Anggota penulis forum santri
sunniyah salafiyah (forsan salaf), Ketua bid dakwah yayasan
Sunniyah salafiyah

﴾62﴿
Name : M. Hasan Hasbullah

Kota : Jakarta

Facebook : https://www.facebook.com/hazen.hasan2

Posisi : Author

Pendidikan : PP. Al-Fatah Temboro,karas Magetan


pimpinan K.H.Uzairon Thaifur Abdillah th.1997-2006 lalu
melanjutkan kembali ke Ma'had 'Aly Az-Zein kp.Pulekan
Ciampea Bogor pimpinan As-Syeikh Muhammad Nuruddin
Marbu Al-banjary Al-Makky th.2006-2010.

Kegiatan : Pembina pesantren Daarul Ikhlas Cipayung


Jakarta Timur

﴾63﴿
Name : M. Rafiq Ramzy

Kota : Malang

Website : http://santri.net/author/santri-admin/

Posisi : Admin Santri.net

Pendidikan : Alumni Pesanten PPAI (Romo KH. Said)


Ketapang Kepanjen Malang

Kegiatan : Staf Pengajar di PP. Anwarut Taufiq Batu


Malang dan sebagai editor Santri.net

﴾64﴿
Name : Von Edison Alouisci

Kota : Palembang

Facebook :
http://www.facebook.com/von.edison.alouisci

Posisi : Autor

Pendidikan : Al quds University,gaza Palestina, Berguru


dengn beberapa Ulama secara langsung diberbagai tempat.

Kegiatan : Peneliti dan penulis lepas paham paham


ajaran Islam berpaham As sawad al a`zhom, Senior/Ahli Bidang
Tehnik Electro dan Electronika disalah satu perusahaan besar
milik negara, Anggota ORARI (Organasasi Radio Amatir Republik
Indonesia) dgn Callsign YD4LLZ dibawah Lisensi Kominfo

﴾65﴿
Name : Ibnu Masud

Kota : Jakarta

Facebook : https://www.facebook.com/asimun.masud

Posisi : Autor

Pendidikan : Alumni PP Manahijul Huda Ngagel Dukuhseti


Pati

Kegiatan : Pernah jadi wakil tanfidz ranting Bambu Apus,


dan ketua tanfifz MWC NU Cipayung Jak-Tim, sekarag jadi
anggota LD-PBNU bidang pengembangan kajian keagamaan,
percetakan dan multimedia dan juga anggota LTM-PBNU
bidang penyuluhan dan pelatihan.

﴾66﴿
Name : Ustadz Munir

Kota : Malang

Facebook : https://www.facebook.com/abi.awadh.naufal

Posisi : Author

Pendidikan : Belajar nahwu sejak kelas Sejak Kelas 5 SD


ayah kandung hingga lulus SLTP, Pernah nyatri kiai Muhbar
Abd Ghoni di Besuki situbondo dan Habib Sholeh Alaydrus

Kegiatan : Mengajar dibeberapa Tempat Non Formal

﴾67﴿
Name : Muhammad Habibi Alatas

Kota : Solo

Webite : www.santri.net

Posisi : Autor

Pendidikan : Alumni Pondok Pesantren Sunni Salafiyah


Pasuruan

Kegiatan : Pembina Pesantren At Taqwa

﴾68﴿
Name : Shofi Moehadjir

Kota : Jombang

Twitter : https://twitter.com/@shofiyurokhim

Posisi : Compilator dan Design

Pendidikan : MA Muallimin PP. Mambaul Maarif Denanyar


Jombang dan Santri “nduduk” di PP. Tarbiyatun Nasyiin
Paculgowang Diwek Jombang,

Kegiatan : Author santri.net

﴾69﴿
Name : El Wafi

Kota : Malang

Facebook : https://www.facebook.com/el.wafi3

Posisi : Compilator dan Design

Pendidikan : Belajar IT di Pendidikan Non Formal

Kegiatan : Membantu dakwah Santri.net dan beberapa


website lain

﴾70﴿

Anda mungkin juga menyukai