Anda di halaman 1dari 8

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol.

2(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI


SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULUTAN KECAMATAN
PULUTAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

MOTHER KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH THE PREVENTION OF ACUTE


RESPIRATORY INFECTIONS (ARI) THE WORKING AREA HEATLTH CENTER PULUTAN
DISTRIC OF TALAUD REGENCY

Jarni Taliisan, Prayetni, Peeky Rondonuwu

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon


Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadopsi dari istilah
dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).Penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan
pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita di Puskesmas
Pulutan Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud.Metode penelitian analitik deskriptif
menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 30 orang yang didapat dengan
menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian dengan Uji statistikspearman rho, didapatkan
hasil 0,001 lebih kecil dari α<0,01 yang berarti pengetahuan memiiliki hubungan dengan
pencegahan. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pencegahan
penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita di Puskesmas Pulutan
Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud. Disarankan dengan tingginya pengetahuan
yang dimiliki oleh ibu balita penderita ISPA diharapkan angka kejadian ISPA lebih kurang karena
ibu balita sudah mengetahui tentang cara dan pencegahan Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
sebaliknya kurangnya pegetahuan ibu balita tentang ISPA maka menimbulkan angka kejadian
ISPA lebih tinggit.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Pencegahan ISPA dan Balita

ABSTRACT.
Ispa an abbreviation of Acute Respiratory Infections, this term was adopted from the English
terminology Acute Respiratory Infections (ARI). Acute infectious disease that attacks one or more
parts of the airway from the nose (upper line) to the alveoli (the bottom line) including adneksanya
networks such as sinuses, middle ear and pleural cavity. This study aims to Know the relationship
between mother's knowledge to the prevention of acute respiratory infections (ARI) in children
under five in sub-district health center Pulutan Pulutan Talaud Islands. Methods descriptive analytic
study using cross sectional approach with a sample of 30 people obtained by using purposive
sampling. The results of the study with statistikspearman rho test, showed 0,001 smaller than α
<0.01, which means knowledge memiiliki relationship with prevention. Concluded that there is a
relationship between maternal knowledge to the prevention of acute respiratory infections (ARI) in
children under five in sub-district health center Pulutan Pulutan Talaud Islands. It is suggested by
the high knowledge possessed by mothers of patients expected ARI ARI incidence is less because
mothers already know about how and prevention of acute respiratory infections (ARI) otherwise
lack pegetahuan mothers about ARI then raises the incidence of ARI more tinggit.
Keywords: Knowledge Capital, Prevention of ARI and Toddlers

PENDAHULUAN
Saat ini ISPA masih menjadi masalah negara berkembang dengan angka kematian
kesehatan dunia.Hal ini dapat dilihat dari balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup
tingginya angka kesakitan dan kematian akibat adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia
ISPA (Putraprabu, 2009).World Health balita. Menurut WHO ± 13 juta anak balita di
Organization(WHO) memperkirakan insidens dunia meninggal setiap tahun dan sebagian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di besar kematian tersebut terdapat di negara

25
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

berkembang, dimana pneumonia merupakan Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan


salah satu penyebab utama kematian dengan dimana masih banyak ibu-ibu yang kurang tahu
membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun dan belum memahami benar tentang penyakit
(Depkes, 2000 dalam Asrun, 2006). Sedangkan ISPA. Hal ini disebabkan oleh karena
Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) kurangnya pengetahuan ibu tentang ISPA dan
kasus ISPA mencapai 23% dengan 499.259 kurangnya pelaksanaan penyuluhan kesehatan
kasus dan di Provinsi Sulawesi Utara tentang ISPA dimana setiap kali pelaksanaan
ditemukan 26,08% kasus ISPA.Setiap anak posyandu jarang sekali ada penyuluhan dari
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA petugas Puskesmas mengenai penyakit-
setiap tahunnya 40-60 % dari kunjungan di penyakit menular yang salah satunya adalah
Puskesmas adalah penyakit ISPA, dari seluruh penyakit ISPA yang merupakan penyakit
kematian yang disebabkan oleh ISPA terbanyak nomor 2 di Puskesmas Pulutan
mencakup 20%-30% (Lubis, 2007). Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan
Di wilayah kerja Puskesmas Pulutan Talaud.
Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Dengan tingginya angka kejadian ISPA
Talaud, data kejadian ISPA didapatkan diharapkan tenaga kesehatan dapat
berdasarkan 3 bulan terakhir yaitu pada bulan melaksanakan fungsinya dengan menentukan
Agustus 2014 angka kejadian ISPA berjumlah kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong
30 orang atau 20 %, bulan September pasien untuk berperan serta dalam memenuhi
berjumlah 35 orang atau 23,33 % dan bulan kebutuhan kesehatannya (Nugroho, 2011).
Oktober berjumlah 32 orang atau 21,33 %, total Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
keseluruhan berjumlah 97 orang atau 64,66 % tertari untuk melakukan penelitian untuk
dari 365 kasus (Sumber: Buku Laporan Rawat mengetahui gambaran pengetahuan ibu
Inap Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan dengan pencegahan penyakit Infeksi Saluran
Kabupaten Kepulauan Talaud, 2014 - 2015). Pernapasan Akut (ISPA) pada anak Balita di
Data tersebut memberikan gambaran wilayah kerja Puskesmas Pulutan Kecamatan
tentang kejadian ISPA di wilayah kerja Pulutan Kabupaten Talaud.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey Penelitian Cross Sectional adalah jenis
analitik, dengan menggunakan pendekatan penelitian yang menekankan pada waktu
cross sectional dengan menggunakan teknik pengukuran atau observasi data variabel
sampling Non Probability Sampling : Purposive independen dan variabel dependen hanya satu
Sampling dan didapat responden sebanyak 30 kali, pada satu saat (Nursalam,2008).
responden dari populasi yang berjumlah 32 Variabel yang diteliti adalah variabel
orang yang memiliki anak balita yang menderita independen dan variabel dependen, variabel
ISPA. independen dan dependent diukur dengan
Tempat dan Waktu Penelitianini menggunakan alat ukur yang sama yaitu
dilaksanakan di Puskesmas Pulutan kuesioner dengan menjawab pernyataan yang
Kecamatan Pulutan Kabupaten kepulauan ada dalam kuesioner. Data tersebut kemudian
Talaud terhadap para ibu yang memiliki anak dianalisis dengan menggunakan ujispearman
yang menderita ISPA.Penelitian ini rho dengan tingkat signifikan α <0,05
dilaksanakan pada tanggal 1-28 Februari 2015. dengan menggunakan bantuan computer.

1.HASIL PENELITIAN
1.1.ANALISIS UNIVARIAT
1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan umur

7%
2 org 30% < 20 tahun
9 orang 20-35 tahun
63%
> 35 tahun
19 orang

Gambar 1.1. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu pada pengetahuan Dan pencegahan
ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pulutan Bulan Februari 2015.

26
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

Gambar diatas dapat dilihat bahwa menunjukkan paling banyak adalah umur
karakteristik responden berdasarkan umur > 35 tahun yaitu 19 orang (63%).

1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

47% Rendah
53% Tinggi

Gambar 1.2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu pada pengetahuan


Dan pencegahan penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pulutan
Bulan Februari 2015.

Gambar diatas dapat dilihat bahwa pendidikan menunjukkan paling banyak adalah
karakteristik responden berdasarkan pendidikan tinggi yaitu 16 orang (53%).

1.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

23%
IRT
SWASTA
13%
64% PNS

Gambar 1.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu pada pengetahuan


Dengan pencegahan penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pulutan
Bulan Februari 2015.

Gambar diatas dapat dilihat bahwa paling banyak adalah IRT yaitu 19 orang(64%).
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

1.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

20%
33%
Baik
Cukup
Kurang
47%

Gambar 1.4. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ibu pada


Pencegahan penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pulutan
Bulan Februari 2015.

27
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

Gambar diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan paling banyak adalah Cukup yaitu
karakteristik responden berdasarkan 14 orang (74%).

1.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pencegahan

20%
30% Baik
Cukup
Kurang
50%

Gambar 1.5. Karakteristi responden berdasarkan pencegahan pada penyakit


ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pulutan Bulan Februari 2015

Gambar diatas dapat dilihat bahwa paling banyak adalah Cukup yaitu 15 orang
karakteristik responden berdasarkan (50%)
pencegahan pada ISPA menunjukkan yang

1.2. Analisa Bivariat

1.2.1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pencegahan Pada Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Balita di wilayah kerja Puskesmas Pulutan Kecamatan
Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud Bulan Februari 2015.

Tabel 1.6. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pencegahan Pada Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan
Kabupaten Talaud Bulan Februari 2015.

Pengetahuan Total
dengan Pencegahan
Pencegahan Baik Cukup Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah % jumlah %
Pengetahuan Baik 2 6,7 4 13,3 0 0 6 20
Cukup 4 13,3 6 20 4 13,3 14 46,7
Kurang 0 0 5 16,7 5 16,7 10 33,3
TOTAL 6 20 15 50 9 30 30 100
Signifikan (p) = 0,001

Koefisien Korelasi Spearman Rho(r) = 0,572

Dari tabel tabulasi silang hubungan dengan koefisien korelasi (r) = 0,572
pengetahuan ibu dengan pencegahan penyakit yang termasuk pada tingkat hubungan sedang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di (Pedoman Interpretasi koefisien korelasi: 0,40 –
wilayah kerja Puskesmas Pulutan Kecamatan 0,599 tingkat hubungan sedang) (Sugiyono,
Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud pada 2005), dengan nilai signifikan (p) = 0,001 yang
Bulan Februari 2015, menunjukkan yang paling menunjukkan nilai tersebut < α 0,05 dengan
banyak prosentasi pengetahuan pada tingkat demikian Ha diterima dan Ho ditolak atau ada
cukup yaitu 14 orang atau 46,7 % dan hubungan yang bermakna antara pengetahuan
pencegahan pada penyakit ISPA pada kategori ibu dengan pencegahan penyakit Infeksi
cukup yaitu 15 orang (50 %) Dari hasil analisis Saluran Pernapan Akut (ISPA) pada anak
hubungan kedua variabel diatas dengan Balita di wilayah kerja Puskesmas Pulutan
menggunakan uji statistik Correlation Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan
Spearman Rho menunjukkan tingkat hubungan Talaud Bulan Februari 2015.

28
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

2. PEMBAHASAN

2.1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Saluran Pernapan Akut (ISPA) pada anak
Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Balita di wilayah kerja Puskesmas Pulutan
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Balita Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulutan Talaud Bulan Februari 2015.
Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini
Talaud Bulan Februari 2015 didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Isnaini M Sulfitri (2012) dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 jumlah sampel 35 orang menggunakan uji
responden paling banyak pengetahuan pada statistic Spearman Rho dengan nilai α= 0.001
kategori cukup yaitu 14 orang (46,7%), dan dengan standar deviasi 7,0 dijelaskan bahwa
Pencegahan paling banyak pada kategori pengetahuan berhubungan dengan
cukup yaitu 15 orang (50 %). pencegahan.
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel Peneliti mengasumsikan bahwa : tingkat
diatas dengan menggunakan uji statistik pengetahuan respon sangat berpengaruh
Correlation Spearman Rho menunjukkan terhadap cara pencegahan, penatalaksanaan
tingkat hubungan dengan koefisien korelasi (r) terhadap ISPA .Tingkat pengetahaun yang
= 0,572 yang termasuk pada cukup dan kurang tentang ISPA pada sebagian
tingkat hubungan sedang (Pedoman responden tidak dapat menjaga kebersihan
Interpretasi koefisien korelasi: 0,40 – 0,599 perorangan dan lingkuangan sehingga kejadian
tingkat hubungan sedang) (Sugiyono, 2005), ISPA tidak dapat dicegah sejak awal.
dengan nilai signifikan (p) = 0,001 yang Hal ini di dukung oleh teori menurut Warman
menunjukkan nilai tersebut < α 0,05 dengan (2008), yang menyatakan pengetahuan ibu
demikian Ha diterima dan Ho ditolak atau ada yang tentang ISPA dapat membantu
hubungan yang bermakna antara pengetahuan mendeteksi dan mencegah penyakit ISPA lebih
ibu dengan pencegahan penyakit Infeksi awal.

3. SIMPULAN

1. Sebagian besar responden di wilayah kerja Kabupaten Kepulauan Talaud, memiliki


Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan kategori cukup dalam pencegahan
Kabupaten Kepulauan Talaud, memiliki 3. Ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan tentang ISPA dalam kategori pengetahuan ibu dengan pencegahan
cukup. penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2. Sebagian besar responden di wilayah kerja (ISPA) Pada anak Balita di wilayah kerja
Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan Puskesmas Pulutan Kecamatan Pulutan
Kabupaten Kepulauan Talaud.

4. SARAN

1. Bagi Puskesmas Pulutan mengikuti penyuluhan kesehatan lebih


a) Bagi petugas kesehatan diharapkan aktif sehingga dapat mengenali tanda-
dapat melakukan tindakan-tindakan tanda awal serta pencegahan ISPA.
seperti penyuluhan tentang kesehatan 2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Balita secara rutin saat Dapat digunakan sebagai masukan dan
Posyandu,supaya masyarakat dapat referensi bagi ilmu keperawatan, untuk
memperoleh informasi-informasi yang perkembangan dan peningkatan bagi tenaga
penting dan dapat melakukan tindakan pendidik.
pencegahan secara dini. 3. Bagi Penliti Selanjutnya
b) Bagi masyarakat khususnya ibu-ibu Diharapkan hasil penelitian ini dapat
yang mempunyai anak Balita agar digunakan sebagai bahan referensi, dan dapat
berupaya untuk meningkatkan dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut
pengetahuan dengan cara dibidang keperawatan.

29
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul,A.Aziz,H.(2007).MetodepenelitianKepera Sukamawa, A.A. Anom., Sulisyorini, L., &


watandanTeknikAnalisaData. Salemba. Keman, K. (2006) Determinan sanitasi
Jakarta rumah dan social ekonomi keluarga
terhadap kejadian ISPA pada anak
Depkes RI. (2006). Informasi tentang ISPA balita seta manajemen
pada Anak Balita. Jakarta: Pusat penanggulangannya di Puskesmas.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Diunduh tanggal 15 November 2014
http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/J
Isnaini, M., Zulfitri, R. & Misrawati. (2012) KL/article/download/734/734
Pengaruh Kebiasaan Merokok
Keluarga Di Dalam Rumah Terhadap Taufan, Nugroho. 2011. Asuhan
Kejadian ISPA Pada Balita. Diakses Keperawatan pada Anak. Yogyakarta:
tanggal 15 November Nuha Medika
2014.http://repository.unri.ac.id/bitstrea
m/123456789/1878/1/JURNAL%20PDF
%20ENI.pdf

30
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

31
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

32

Anda mungkin juga menyukai