Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ALDY MAULANA MAHMUD ( 155210 )
FADILLAH DWI KURNIAWATI ( 155249 )
GRACE ( 155257 )
MUH. KAUTSAR AL AUFI ( 155292 )
MUHAMMAD NA’IM ( 155302 )
SHANTI RIZKI NURBAETI ( 155345 )
WULAN ANDARIFKA DAUD ( 155361 )
YELLYNARTI NUR ( 155363 )
KELOMPOK 1
NAMA : ALDY MAULANA MAHMUD( 155210 )
FADILLAH DWI KURNIAWATI ( 155249 )
GRACE ( 155257 )
MUH. KAUTSAR AL AUFI ( 155292 )
MUHAMMAD NA’IM ( 155302 )
SHANTI RIZKI NURBAETI ( 155345 )
WULAN ANDARIFKA DAUD ( 155361 )
YELLYNARTI NUR ( 155363 )
JUDUL : Pemanfaatan limbah kulit papaya dan sisik ikan bandeng sebagai
natural body scrub soap
Mengetahui,
Pembimbing
Menyetujui,
Kepala SMK NEGERI SMAK MAKASSAR
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridoh-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan hasil penelitian ini
dengan baik yang berjudul “PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PEPAYA
DAN SISIK IKAN BANDENG SEBAGAI NATURAL BODY SCRUBS
SOAP”. Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas Project Work
pada SMK NEGERI SMAK MAKASSAR.
iii
Makassar, Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
ABSTRAK..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
2.4 Lulur......................................................................................................... 17
v
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................. 19
4.1. Hasil........................................................................................................ 27
4.2. Pembahasan............................................................................................. 30
vi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
LAMPIRAN................................................................................................... 36
BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 39
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 5. Minyak Zaitun............................................................................... 13
DAFTAR TABEL
viii
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PEPAYA DAN SISIK IKAN
BANDENG SEBAGAI NATURAL BODY SCRUBS SOAP
Aldy maulana Mahmud, Fadillah dwi kurniawati , Grace, Muh. Kautsar al aufi,
Muhammad na’im, Shanti rizki nurbaeti, Wulan andarifka daud, Yellynarti nur
Abstrak
ix
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah baik sumber daya alam di darat maupun lautnya. Penggunaan sumber
daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia membuat limbah tersebar
dimana-mana dan mengundang wabah penyakit untuk masyarakat. Melihat hal
tersebut dilakukanlah penelitian pada kulit pepaya dan sisik ikan bandeng sebagai
limbah yang banyak terdapat dimasyarakat. Seperti yang diketahui, setiap orang
membutuhkan sabun sebagai produk pembersih yang paling umum digunakan.
Maka banyak timbul produk sabun dengan berbagai bentuk, jenis, dan bahan
pembuatannya. Maka kami memanfaatkan limbah kulit papaya dan sisik ikan
sebagai bahan ekstrak pembuatan Natural Body Scrubs Soap. Kulit pepaya yang
mengandung milky latex, alkaloid karpina, glukosid, saponin, sakrosa, dextrosa
yang bermanfaat sebagai penyembuh untuk menanggulangi ruam kulit, kulit yang
terbakar sinar matahari berlebihan, mencerahkan serta melembabkan kulit.
Adapun sisik ikan yang mengandung kolagen dengan kondisi keasaman tinggi
(pH < 4) yang memberikan sifat elastis pada kulit, mengurangi keriput efek dari
penuaan. Kandungan itu dapat disatukan dan membuat produk sabun lulur dari
dari bahan alam dengan proses saponifikasi yang memiliki banyak manfaat dan
khasiat.
Kata Kunci : Kulit Pepaya, Sisik Ikan, body scrubs, soap, saponifikasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit pepaya merupakan salah satu dari sekian banyaknya limbah yang
tidak diolah baik dari industri maupun non-industri. Perlu diketahui, kulit pepaya
juga memiliki beberapa kandungan, folat, vitamin A, Karotenoid, Lutein,
Likopen, asam amino esensial, vitamin C, vitamin E, dan masih banyak.
1
Kandungan dari kulit pepaya ini sangat cocok untuk perawatan kulit khususnya
dalam penggunaan masker karena kandungan dalam kulit pepaya ini dapat
mencerahkan warna kulit, mencegah tanda penuaan, menyamarkan noda, dan
beberapa manfaat lainnya.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat atau berkontribusi secara
teoritis dan praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk menambah
khasanah ilmu pengetahuan dan mampu mengkaji kajian pustaka serta
penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Buah Pepaya
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cistales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
2.1.2 Morfologi
4
tegak, dan tingginya dapat mencapai 2,5-10 m. Batang pepaya tak berkayu,
bulat, berongga, dan tangkai di bagian atas terkadang dapat bercabang.
Pepaya (Carica papaya) adalah sumber serat yang baik, folat, vitamin A,
karotenoid, lutein, likopen, dan asam amino esensial yang mempengaruhi fungsi
5
sel yang tepat. Namun, kebanyakan orang hanya memanfaatkan daging buahnya
saja. Padahal, bagian lain dari pepaya juga mengandung banyak manfaat,
contohnya kulitnya (Anastasya Joane,2015).
6
Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan penghasil protein hewani
tinggi. Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan
campuran antara air asin dan air tawar atau payau (Adelaide, dkk, 2011).
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu ikan budidaya yang
digemari oleh masyarakat sehingga menjadi salah satu komoditas budidaya
unggulan sehingga ikan bandeng memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
bahan baku untuk produk olahan yang lebih bervariasi. Ikan bandeng dapat hidup
di air tawar dan air laut sehingga sering disebut ikan air payau (Susanto, 2010).
7
kalsium karbonat. Komponen besar yang terdapat di sisik ikan antara lain adalah
70 % air, 27% protein, 1 % lemak, dan 2 % abu. Senyawa organik terdiri dari
40%-90% pada sisik ikan dan selebihnya merupakan kolagen, tanpa
memperhatikan spesies ikan tersebut. Saat ini sisik ikan dalam jumlah besar dapat
diperoleh dari limbah buangan penjualan ikan atau perusahaan pengolahan ikan.
Akan tetapi, pemanfaatan sisik ikan masih rendah.
Kolagen merupakan bagian protein yang melimpah dalam tubuh mamalia
termasuk manusia, terdapat sekitar 25% dari total protein. Kolagen banyak
ditemukan pada kulit dan tulang, sedikit terdapat di otot (Coultate, 1999).
Kolagen merupakan bagian dari protein serat atau protein fibrosa yang
memiliki beberapa rantai polipeptida yang dihubungkan oleh berbagai ikatan
silang membentuk triple helix. Kolagen merupakan bagian dari protein berjenis
stroma. Protein ini tidak dapat diekstrak dengan air, larutan asam, alkali atau
larutan garam pada konsentrasi 0,01 – 0,1. Kolagen dapat mengembang karena
daya ikat pada struktur molekulnya melemah saat diberikan perlakuan pH di
bawah 4 atau dinaikkan sampai pH 10.
Kolagen banyak dimanfaatkan dalam bidang medis dan kosmetik.
Meskipun gel yang dihasilkan kolagen ikan bukan merupakan gel yang kuat,
tetapi dapat digunakan dengan baik untuk aplikasi industri, contohnya seperti
micro-encapsulasi dan edible film.
Kolagen pada tubuh memiliki fungsi sebagai perekat untuk menyangga
tubuh agar tetap dapat menyambung, tanpa adanya kolagen maka tubuh akan
terpisah-pisah. Kolagen yang telah dihidrolisa dapat digunakan sebagai sampo,
conditioner, poerawatan rambut, leave-in, styling products, sabun, body lotion,
perawatan tubuh, pembersih, penyegar, pelembab wajah, perawatan wajah, alas
bedak, mascara, lipstik, dan kosmetika warna.
8
kemampuan untuk memberikan sifat elastis pada kulit, dan dapat mengurangi
keriput yang terajdi sebagai efek dari penuaan. Kolagen juga banyak ditemukan di
kornea mata dalam bentuk kristal.
Kolagen yang berasal dari sisik ikan dapat digunakan untuk
menyembuhkan luka bakar dan perbaikan jaringan (Gelse et al., 2003). Pada
bidang kosmetik, kolagen digunakan untuk mengurangi keriput pada wajah atau
dapat disuntikkan ke dalam kulit untuk menggantikan jaringan kulit yang telah
rusak (Guillen et al., 2011). Oleh karenanya, pemanfaatan kolagen yang berasal
dari limbah sisik ikan sangat potensial digunakan sebagai cosmeceutical (Hanny
Setyowati, 2015).
2.3 Sabun
Sabun adalah garam natrium dan kalium dari asam lemak yang berasal
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang digunakan sebagai
pembersih dapat berwujud padat (keras), lunak dan cair. Dewan Standarisasi
Nasional menyatakan bahwa sabun adalah bahan yang digunakan untuk tujuan
mencuci dan mengemulsi, terdiri dari asam lemak dengan rantai karbon C 12-C18
dan sodium atau potassium (DSN, 1994).
9
kualitas yang lebih rendah dan mengandung sedikit alkali, namun kandungan
alkali tersebut tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Sedangkan sabun dengan
kualitas C mengandung alkali bebas yang relatif tinggi berasal dari bahan baku
lemak atau minyak yang berwarna gelap. (Kamikaze, 2002).
a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan
dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat
basa.
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih,
peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat
menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
10
Polar : COONa+ ( larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran
polar)
d. Proses penghilangan kotoran.
Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan
tegangan permukaan sehingga kain menjadi bersih dan air meresap
lebih cepat ke permukaan kain.
Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dan mengikat molekul
kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul
kotoran dan molekul sabun membentuk suatu emulsi.
Sedangkan molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik
molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.
11
Minyak kelapa merupakan hasil ekstraksi kopra atau daging buah kelapa
segar. Di pasaran, harga minyak kelapa dua kali lebih mahal apabila
dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Asam-asam lemak dominan yang
menyusun minyak kelapa adalah asam laurat dan asam miristat, yang
merupakan asam-asam lemak berbobot molekul rendah. Minyak kelapa adalah
salah satu jenis minyak dengan kandungan asam lemak yang paling kompleks.
Stabilitasnya relatif rendah (busa cepat hilang atau tidak tahan lama)
(Lakey dalam Anggraeni, 2014). Sabun yang dihasilkan dari asam laurat
memiliki ketahanan yang tidak terlalu besar, artinya sabun batang yang
dihasilkan tidak cukup keras.
2. Minyak zaitun
12
mulai masak. Minyak dapat digunakan untuk memasak, kosmetik, obat herbal,
dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar untuk lampu minyak. Manfaat minyak
zaitun sangat banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang
tinggi (utamanya asam oleik dan polifenol).
(Sumber : http://www.healthandfitness.ro/uleiul-de-masline-aliment-si-medicament/)
Kandungan dalam minyak zaitun sangat beragam seperti squalene, zat besi,
kalsium, potassium, polifenol. Minyak zaitun juga memilikibanyak manfaat
seperti mempercantik dan melangsingkan tubuh, menjaga kesehatan kulit,
merawat kulit, mengatasi wajah berminyak, dan menghilangkan flek di wajah.
Penelitian ini juga menggunakan minyak zaitun di samping minyak kelapa
dan minyak kelapa sawit. Minyak zaitun diperoleh dari ekstraksi buah zaitun.
Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang
berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
Minyak zaitun trigliserida (TG) dengan persentase 95-98% dan zat-zat minyak
lainnya. TG merupakan ikatan ester antara tiga asam lemak dengan satu unit
gliserol (Mailer dalam Anggraeni, 2014).
13
penuaan dini. Minyak zaitun juga bermanfaat untuk menghaluskan dan
melembabkanpermukaan kulit tanpa menyumbat pori. Minyak zaitun
merupakan pelembab yang baik untuk melembabkan kulit wajah dan tubuh.
Selainitu, minyak zaitun bermanfaat untuk melepaskan lapisan sel-sel kulit
mati (Thomssen & McCutcheon dalam Anggraeni, 2014).
14
NaOH merupakan salah satu jenis alkali, baik KOH ataupun NaOH
harus dilakukan dengan takaran yang tepat. Apabila terlalu pekat atau lebih,
maka alkali bebas tidak berikatan dengan trigliserida atau asam lemak akan
terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Sebaiknya apabila
terlalu encer atau jumlahnya terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan akan
mengandung asam lemak bebas yang tinggi, asam lemak bebas pada sabun
dapat mengganggu proses emulsi sabun dan kotoran pada saat sabun
digunakan (Kamikaze, 2002).
4. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K
(0 °C)). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam- garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dalam pembuatan sabun, air yang baik digunakan sebagai pelarut yang
baik adalah air sulingan atau air minum kemasan. Air dari PAM kurang baik
digunakan karena banyak mengandung mineral.
5. Zat Aditif
15
(Utami dalam dalam Sella, 2013). NaCl merupakan komponen kunci dalam
proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil
karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine)
atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan
gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena
kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus
bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.
6. Parfum/Pewangi
Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambah parfum sebagai pewangi.
Pewangi atau pengaroma adalah suatu zat tambahan yang ditujukan untuk
memberikan aroma wangi pada suatu sediaan agar konsumen lebih tertarik
(Anggaraeni, 2014). Setiap pabrik memilih bau sabun bergantung pada
permintaan pasar. Biasanya dibutuhkan wangi parfum yang tak sama untuk
membedakan produk masing-masing
16
tersabunkan massa
CATATAN :
Alkali bebas atau asam lemak bebas merupakan pilihan bergantung pada
sifatnya asam atau basa.
2.4 Lulur
Lulur merupakan bahan campuran tumbuhan atau buah-buahan yang
dioleskan ke tubuh, dibiarkan setengah mengering, lalu digosokkan dengan
telapak tangan agar kulit mati yang ada di sana terangkat dan pori-pori terbuka
sehingga kulit bisa bernapas. Pemberian lulur sangat berguna untuk terjadi
regenerasi kulit di tubuh. Perawatan lulur sudah dinikmati oleh putri kerajaan
berabad-abad lalu, sebelum Indonesia merdeka. Terutama kerajaan di sekitar
pulau Jawa, atau biasa disebut sebagai keraton Jawa. Proses luluran diyakini
sebagai metode terbaik untuk jaga kesehatan dan kecantkan kulit. Sebelum
pernikahan, putri keraton biasa melakukan ritual luluran setiap hari selama 40 hari
berturut-turut.
Perawatan adalah tindakan yang dilakukan dalam mempertahankan dan
mengembalikan sesuatu pada kondisi yang baik. Perawatan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah perawatan kulit badan (kulit tangan) dengan menggunakan
lulur pepaya yang sudah diolah secara semi tradisional. Perawatan lulur
merupakan perawatan mingguan dan bulanan dengan menggunakan butiran/scrub
untuk mengikis sel kulit mati yang menumpuk. Dengan melakukan lulur sel kulit
mati yang menumpuk dipermukaan kulit akan terangkat sehinga kulit menjadi
bersih, halus dan cerah.
Dipihak lain Darwati (2013:84) menjelaskan melakukan perawatan lulur
dapat membantu kita untuk menyehatkan dan merawat kulit agar tidak terlihat
gelap, selalu bersih, halus dan cerah. Sedangkan menurut Achroni (2012:25)
melakukan lulur dapat mengangkat sel kulit mati yang menumpuk dipermukaan
kulit akan terangkat sehingga kulit tidak terlihat gelap, bersih, halus dan cerah.
Untuk melihat kehalusan dan kecerahan kulit dapat dilakukan beberapa cara
seperti: melakukan pengamatan/melihat, melakukan perabaan dan menggunakan
alat seperti magnifilm lamp, namun karena keterbatasan penelitian ini untuk
17
pencerahan kulit hanya dengan cara mengamati dan perabaan sedangkan untuk
kehalusan kulit tangan menggunakan pengamatan, perabaan dan magnifilm lamp.
Dari hasil penelitian Kusantati dkk (2008:225) menjelaskan bahwa untuk
mencapai hasil dari perawatan badan ini dapat dilakukan perawatan badan dengan
frekuensi 1 kali 15 hari, dan didukung dari penjelasan pada kemasan lulur pepaya
Mustika Ratu dengan berat netto 200 gram bahwa penggunaan lulur pepaya
tersebut juga digunakan 1 kali seminggu dan 2 kali seminggu, sesuai pula dengan
anatomi dan fisiologi kulit dimana pergantian kulit berkisar 14-21 dan 28 hari atau
disebut juga dengan siklus kulit normal.
Berdasarkan hal tersebut, kami memiliki ide untuk membuat sabun lulur
dengan memanfaatkan limbah kulit papaya dan sisik ikan bandeng sebagai bahan
pembuatannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
18
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 12 juli – 3 oktober 2018 yang
dilaksanakan di SMK SMAK MAKASSAR. Berikut ini tabel jadwal kegiatan
yang telah dilakukan :
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel terikat yakni limbah kulit pepaya dan sisik ikan bandeng,
sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas dari Natural Body
Scrubs Soap seperti aroma, tekstur, warna, dan khasiat.
19
1. Data dari uji laboratorium yang dilakukan sejak tanggal 10 agustus 2018
sampai tanggal 3 Oktober 2018
2. Study Literature, yakni teknik pengambilan data yang dilakukan untuk
menambah keabsahan hasil penelitian dengan cara mencari referensi dari
buku, jurnal dan internet.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif yakni data yang dipeoleh
dari observasi terhadap pengamatan uji coba dan uji organoleptik, sedangkan
analisis data kuantitatif dilihat dari hasil uji kualitas berdasarkan SNI
3532:2016 di laboratorium.
3.7.1 Alat
Berikut ini alat-alat yang digunakan dalam prosedur pembuatan Natural body
Soap Scrubs :
Neraca digital Spatula
Blender Gelas piala
Hot plate Gelas ukur
Water Bath Pipet tetes
Thermometer Pipet skala
Pengaduk
3.7.2 Bahan
Berikut ini bahan-bahan yang digunakan dalam prosedur pembuatan
Natural body Soap Scrubs :
Kulit papaya Asam Sitrat
Sisik ikan bandeng NaCl
20
Minyak kelapa Air
Minyak zaitun Aquadest
NaOH
Asam Stearat
21
10. Ditambahkan larutan NaOH 1:1 kedalam minyak (suhu minyak dan NaOH
harus sama). Diaduk hingga trace (kondisi di mana sabun sudah terbentuk
dengan tanda mas sabun mengental).
11. Ditambahkan Ekstrak lulur kulit papaya dan sisik ikan. Diaduk hingga
tercapur rata.
12. Setelah tercampur rata, ditambahkan essens/pewangi, diaduk hingga
tercampur rata.
13. Pemanasan dihentikan, dan dibiarkan hingga suhunya turun.
14. Dimasukkan dalam wadah kemasan.
15. Di uji kualitas dari natural body scrubs soap sesuai SNI 06 – 3532 : 2016.
22
a. Neraca analitis, dengan ketelitian 0,1 mg.
b. Oven;
c. Pompa vakum;
d. Penangas air;
e. Erlenmeyer tutup asah;
f. Kertas saring dengan porositas 20 µm atau cawan Gooch (G4);
g. Pendingin tegak.
Cara kerja :
1) Larutkan (5 ± 0,01) g contoh uji (b1) dengan 200 mL etanol netral ke
dalam erlenmeyer tutup asah dan pasangkan pendingin tegak,
panaskan di atas penangas air sampai sabun terlarut seluruhnya;
2) Keringkan kertas saring atau cawan gooch dalam oven pada suhu
(100-105)ºC selama 30 menit.
3) Biarkan kertas saring atau cawan Gooch dingin;
4) Timbang kertas saring atau cawan Gooch;
5) Ulangi cara kerja b sampai d sampai bobot tetap (b0).
6) Tempatkan kertas saring atau cawan Gooch pada corong di atas labu
erlenmeyer yang sudah dirangkai dengan pompa vakum;
7) Saat sabun terlarut seluruhnya, tuang cairan ke kertas saring atau
cawan Gooch;
8) Lindungi larutan dari karbon dioksida dan asap asam selama proses
dengan menutupnya menggunakan pendingin tegak;
9) Cuci bahan yang tak larut dalam erlenmeyer pertama dengan etanol
netral;
10) Tuang cairan cucian tadi ke kertas saring atau cawan Gooch;
11) Cuci residu pada kertas saring atau cawan Gooch dengan etanol netral
sampai seluruhnya bebas sabun;
12) Simpan filtratnya;
13) Keringkan kertas saring atau cawan Gooch serta residu dalam oven
pada suhu (100-105) ºC selama 3 jam;
14) Biarkan dingin;
15) Timbang kertas saring atau cawan Gooch tersebut (b2);
Prinsip : Filtrat hasil bahan tak larut dalam alkohol dititrasi dengan larutan
standar asam jika dengan indikator fenolftalein ternyata larutan
bersifat basa atau dititrasi dengan larutan standar alkali jika dengan
indikator fenolftalein ternyata larutan bersifat asam.
Bahan dan pereaksi :
23
1. Larutan standar KOH 0,1 N alkoholis;
2. Larutan standar HCl 0,1 N alkoholis;
3. Indikator fenolftalein 1%
Peralatan :
1. Erlenmeyer 250 mL;
2. Penangas air.
Cara kerja :
1. Panaskan filtrat dari penentuan bahan tak larut dalam alkohol. Saat hampir
mendidih, masukkan 0,5 mL indikator fenolftalein 1%;
2. Jika larutan tersebut bersifat asam (penunjuk fenolftalein tidak berwarna),
titrasi dengan larutan standar KOH sampai timbul warna merah muda yang
stabil;
3. Jika larutan tersebut bersifat alkali (penunjuk fenolftalein berwarna
merah), titrasi dengan larutan standar HCl sampai warna merah tepat
hilang.
4. Hitung menjadi NaOH jika alkali atau menjadi asam oleat jika asam.
Peralatan :
1. Erlenmeyer 500 mL;
2. Penangas air;
3. Neraca analitik.
24
Cara kerja :
1. Larutkan (5±0,01) g contoh uji (b0) dengan 300 mL akuades;
2. Didihkan jika diperlukan untuk menyempurnakan pelarutan;
3. Tambahkan larutan Magnesium Nitrat berlebih (sekitar 25 mL);
4. Tanpa didinginkan atau disaring, titrasi dengan AgNO3 dengan indikator
K2CrO4 sampai terbentuk warna merah bata;
5. Catat volume AgNO3 yang digunakan (V)
BAB IV
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Uji Kualitatif
Berdasarkan Analisis data kualitatif yakni data yang dipeoleh dari observasi
terhadap pengamatan uji coba dan uji organoleptic (uji aroma,tekstur,warna dan
khasiat) terhadap produk Natural Body Scrubs Soap dengan penambahan 70 g dan
75g ekstrak limbah kulit pepaya dan serbuk sisik ikan telah tencapai tingkat
keenceran dan tekstur yang sesuai, namun masker dengan penambahan 80 g
ekstrak kulit pepaya menjadi padat.
25
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik produk Natural Body Scrubs Soap
terhadap lama penyimpanan pada kondisi normal dalam ruangan
Uraian MINGGU KE
1 2 3 4
TEKSTUR AK AK AK AK
ORGANOLEPTIK WARNA CC CC CC CC
AROMA EL EL EL EL
KHASIAT SHC SHC SHC SHC
BUSA BB BB BB BB
Keterangan : AK(Agak Kasar), CC (Coklat Cerah), EL(Essens Lemon),
SHC(Segar,Halus, Cerah), BB (Berbusa)
1. Kadar Air
Data penimbangan :
Bobot cawan petri kosong (b0) : 72,8093 g
Bobot cawan petri + sampel sebelum pemanasan (b1) : 77,8130 g
Bobot cawan petri + sampel setelah pemanasan (b2) : 77,1378 g
Bobot sampel (bs) : 5,0037 g
Data perhitungan :
Kadar air =
= 13,49 %
26
Data penimbangan :
Bobot cawan kosong (b0) : 72,5023 g
Bobot cawan + sampel sebelum pemijaran (b1) : 77,5049 g
Bobot cawan petri + sampel setelah pemijaran (b2) : 73,0491 g
Bobot sampel (bs) : 5,0026 g
Data perhitungan :
BTL =
= 4,49 %
3. Alkali Bebas
Data Pengamatan :
Bobot sampel (bs) : 5,0041 g
Volume penitar HCl alkoholis : 1,85 ml
N HCl alkoholis : 0.0952 N
Data perhitungan :
27
=
= 0,14 %
4. Kadar Klorida
Data Pengamatan :
Bobot sampel (bs) : 5,0026 g
Volume penitar : 42,75 ml
N AgNO3 : 0.0972 M
Data perhitungan :
Kadar Klorida =
= 0,82 %
4.2. Pembahasan
Pada proses pemanfaatan limbah kulit pepaya dan sisik ikan bandeng
sebagai Natural Body Scrubs Soap didapatkan produk yang sesuai dengan
kriteria pada percobaan yang ke tiga. Dengan produk yang berwarna coklat
cerah, bertekstur agak kasar seperti tekstur lulur, namun dapat digunakan
sebagai sabun karena pembuatannya melibatkan proses saponifikasi terlebih
28
dahulu sebelum penambahan ekstrak limbah kulit pepaya dan sisik ikan
bandeng, serta aroma lemon yang berasal adari essens beraroma lemon.
FORMULASI
BAHAN
I II III
EKSTRAK 85 g 80 g 75 g
MINYAK ZAITUN 50 g 50 g 50 g
MINYAK KELAPA 50 g 50 g 50 g
NaOH 18 g 17,8 g 17,8 g
ASAM STEARAT 50 g 120 g 126,38 g
ASAM SITRAT - 2,3 g 2,3 g
NaCl - 2,5 g 2,5 g
29
Pada formulasi ke III, didapatkan hasil yang sesuai kritaria. Produk
yang dihasilakan berwarna coklat cerah, bertekstur agak kasar seperti lulur,
menimbulkan busa biala bereaksi dengan air, pH 8 serta bentuk yang stabil.
memperbaiki formula sebelumnya, kami menggiling kulit papaya dengan
alat juicer sehingga air dan ampasnya langsung terpisah dan kandungan air
yang ada dapat dikurangi. Pada saat dilanjutkan uji kualitas berdasarkan SNI
3532:2016 didapatkan hasil yang sesuai pula, yakni kadar air 13,49%;
bagian tak larut dalam etano 4,49%; kadar alkali bebas 0,14%; dan kadar
klorida 0,82%.
30
buah pepaya muda, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin,
glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysine, arginin,
triptophan, dan sistein. Beberapa kandungan kulit pepaya ini berfungsi untuk
mencerahkan warna kulit, mencegah tanda penuaan, melembabkan kulit, dan
berbagai manfaat lainnya.
BAB V
31
1. Limbah kulit pepaya dan sisik ikan bandeng dapat dijadikan sebagai
Natural Body Scrubs Soap karena kandungan dari kulit papaya dan sisik
ikan sendiri berkhasiat untuk mencerahkan warna kulit, mencegah tanda
penuaan, melembabkan kulit, dan berbagai manfaat lainnya.
2. Natural Body Scrubs Soap berdasarkan uji organoleptik (uji
aroma,tekstur,warna dan khasiat). Dari segi aroma yang dihasilkan berbau
aroma yang berasal dari essens lemon yang memberikan rasa segar saat
digunakan. Dari segi tekstur dan warna yang dihasilkan tekstur seperti
lulur dan berwarna coklat cerah dan dari segi khasiat yaitu menyegarkan,
cerah dan menghaluskan kulit. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat
diketahui bahwa Natural Body Scrubs Soap dapat digunakan karena
memiliki kuaitas yang baik. Hal ini dibuktikan dari aroma, tekstur, warna
dan khasiat.
3. Berdasarkan hasil pengujian syarat mutu sesuai SNI 3532:2016 yaitu kadar
air 13,49% yang memnuhi syarat yakni <15 %. Kadar bagian tak larut
dalam etano 4,49 %, memenuhi syarat yaknik maksimal 5%. Alkali bebas
0,14% dan kadar klorida 0,82 % yang memenuhi syarat yakni maksimal
1%.
5.2. SARAN
Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
a. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
yang lebih baik.
b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat memanfaaatkan limbah yang terdapat
dilingkungan sekitar menjadi bahan atau olahan natural yang tidak memiliki
efek samping, ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
3. Bagi Pemerintah
Diharapkan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat maupun
produsen mengenai pengolahan limbah yang ada di indonesia.
32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 1994, Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-3532-
1994, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
33
Dalimarta, S danHembing, W. 1994.Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesiajilid
ke-3.PustakaKartini.Jakarta.
Hanny, s & Wahyuning, s.(2015). Potensi nanokolagen limbah sisik ikan sebagai
cosmeceutical. Jurnal farmasi sains dan komunita. Vol 12,no 1.
https://id.scribd.com/doc/234547721/Kolagen-Dari-Sisik-Ikan
(diakses pada tanggal 9 oktober 2018 pukul 2:14)
34
(Gambar 6.) Pencucian dan penghalusan kulit pepaya
35
(Gambar 8.) Pembuatan ekstrak
36
(Gambar 10.) proses saponifikasi
37
Lampiran II (Biodata Penulis)
38
Grace akrab disapa dengan “Gee” ini dilahirkan di
Palopo, 16 Maret 2000 dari pasangan Simon Suli
dan Jahari Bari sebagai anak pertama dari 2
bersaudara. Pendidikan formal diawali di SD 348
Tarramatekkeng pada tahun 2006, dan melanjutkan
di SMPN 31 Makassar pada tahun 2012. Dan saat
ini menempuh pendidikan di SMK SMAK
MAKASSAR.
39
dari pasangan Taroni dan Yuyun sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Pendidikan
formal diawali di SD Inpres Pampang II pada tahun 2006, dan melanjutkan di
SMPN 23 Makassar pada tahun 2012. Dan saat ini menempuh pendidikan di
SMK SMAK MAKASSAR.
40
Toraja pada tahun 2012. Dan saat ini menempuh
pendidikan di SMK SMAK MAKASSAR
41