Anda di halaman 1dari 32

POTENSI LIDAH BUAYA PONTIANAK

(Aloevera chinensis,linn) SEBAGAI BAHAN BAKU


INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

MERUPAKAN TUGAS MATA KULIAH


ILMU BAHAN INDUSTRI PERTANIAN

DOSEN :

Prof. Dr. Ir. Simon Bamabang Widjanarko, M.App.Sc

OLEH :

ADHA PANCA WARDHANU


Nim . 0821019001

PROGRAM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


PASCASARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
ISI PAPER

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Potensi Lidah Buaya ............................................................................. 3
1.3 Perdagangan Lokal atau Internasional ................................................ 5
1.4 Tujuan .................................................................................................. 8
1.5 Manfaat ................................................................................................. 8
2. KARAKTERISTIK LIDAH BUAYA
2.1 Kandungan Lidah Buaya ...................................................................... 9
2.2 Sifat Fisiko Kimia................................................................................. 14
2.3 Manfaat Lidah Buaya............................................................................ 16
3. PROSES PRODUKSI
3.1 Tepung Lidah Buaya ........................................................................... 19
3.2 Proses Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera Powder) .............. 19
3.3 Standar Mutu......................................................................................... 23
4. SPESIFIKASI PRODUK
4.1 Harga Tepung Lidah Buaya.................................................................. 25
4.2 Spesifikasi Produk Tepung Lidah Buaya.............................................. 25
5. KESIMPULAN ......................................................................................... 29
6. DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 30
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris di
dunia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan
bahan baku industri. Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena
semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh
maupun untuk berbagai macam penyakit. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian, diketahui bahwa lidah buaya mengandung zat-zat atau senyawa
yang bermanfaat baik bagi kesehatan.
Menurut catatan seorang ahli bumi berkebangsaan Arab bernama Idris,
lidah buaya merupakan produk dari Pulau Socotra di Yunani dan sudah dikenal
sejak abad ke –4 SM. Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika tepatnya
Ethiopia. Lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat
Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam.
Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies dimana didalamnya
dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra. Lidah buaya telah dimanfaatkan
sebagai bahan baku kosmetika dan pelembab kulit. Di bidang farmasi
pemakaian lidah buaya pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria tahun
1750 SM. Tanaman lidah buaya pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh
seorang petani keturunan Cina pada abad ke-17, dan awalnya hanya sebagai
tanaman hias dan penyubur rambut.
Tanaman lidah buaya terdiri dari beberapa bagian, yaitu batang, daun
(pelepah), bunga dan akar. Lidah buaya memiliki batang yang berserat atau
berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena
tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Tetapi ada
beberapa spesies yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3 – 5 m yang
banyak dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika.
Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang
berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan bagian
permukaannya berlapis lilin (Gambar 1). Daunnya bersifat sukulen, yakni
mengandung air, getah atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun
rata dan bagian bawahnya membulat (cembung) .

Gambar 1.1. Lidah Buaya

Bagian lain dari lidah buaya adalah bunga. Bunga lidah buaya
berbentuk terompet atau tabung kecil dengan panjang 2 – 3 cm . Berwarna
kuning sampai oranye, tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai yang
menjulang ke atas sepanjang 50 – 100 cm.
Bagian terakhir dari lidah buaya adalah akar. Lidah buaya memiliki
sistem perakaran yang pendek dengan akar serabut. Panjangnya bisa mencapai
30 – 40 cm.
Taksonominya tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut :
Dunia : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae
Marga : Aloe
Spesies : Aloe barbadensis Miller

Jenis yang banyak dikembangkan di Asia, termasuk di Pontianak adalah


Aloe chinensis Baker yang berasal dari Cina, tetapi bukan tanaman asli Cina,
yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877. Ciri-ciri tanaman ini adalah
bunga berwarna oranye, pelepah berwarna hijau muda yang bagian atasnya
agak cekung dan bertotol putih di daunnya ketika tanaman masih muda. Jenis
ini di Indonesia sudah dikembangkan secara komersial di Pontianak yang
merupakan sentra utama lidah buaya di Indonesia dan lebih dikenal dengan
nama Lidah buaya Pontianak.

1.2 Potensi Lidah Buaya


Tanaman lidah buaya telah dikembangkan oleh negara-negara maju
seperti Amerika, Australia dan negara di benua Eropa sebagai bahan baku
industri farmasi dan pangan. Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku
industri pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada keunggulan
komparatif. Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di dalam
industri dikarenakan komponen-komponen yang dimilikinya cukup lengkap
dan bermanfaat.
Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir dalam lidah buaya
mengandung beberapa mineral seperti Zn, K, Fe dan vitamin seperti Vitamin A,
B1, B2, B12, C dan E, Inositol, asam folat, dan kholin. Djuebaedah (2003),
menyebutkan bahwa gel lidah buaya mengandung 17 jenis asam amino penting.
Berdasarkan kandungan nutrisi yang demikian lengkap dan bervariasi maka
peluang diversifikasi produk lidah buaya sangat besar.
Pengembangan agroindustri lidah buaya di Indonesia terpusat di
Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Tanaman lidah buaya yang berasal dari
Pontianak (Aloevera chinensis) merupakan varietas terunggul di Indonesia
bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman jenis ini setiap pelepahnya
memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap bulan sejak bulan
ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun ke 5.
Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa
cacat atau serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah buaya
yang di budidayakan di luar Pontianak, seperti Amerika dan Cina, setiap
pelepahnya memiliki berat hanya 0,5-0,6 kg dan di panen hanya 1 kali setahun
karena kendala musim dingin.
Hingga kini luas areal lahan yang telah ditanami lidah buaya di
Kalimantan Barat mencapai 75 Ha, dimana sebagian besar di tanam oleh petani
di Kotamadya Pontianak, sedangkan luas potensi wilayah pengembangan
adalah 20 ribu hektar. Dalam satu hektar lahan dapat ditanami sekitar 7500
tanaman lidah buaya. Produksinya dapat mencapai rata-rata 6-7 ton per hektar
tiap kali panen atau 24-30 ton/ ha per tahun dengan harga daun lidah buaya
segar ditingkat petani mencapai Rp. 800-1500 per kg. Adapun jumlah areal
penanaman lidah buaya disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Areal Penanaman Lidah buaya di Kalimantan Barat

N RENCANA
WILAYAH KECAMATAN SENTRA (ha)
O PENGEMBANGAN (ha)
1. Kota Singkawang Tujuh belas - 3.550
Roban - 2.550
2. Kabupaten
Sei. Ambawang - 4.250
Pontianak
Sei. Kakap - 2.350
Mempawah Hilir - 2.750
3. Kota Pontianak Pontianak Utara 50 4.500
Total 50 19.950
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalbar (2000)

Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan baik dilahan gambut
sekitar Khatulistiwa dapat dijadikan sebagai komoditi unggulan mengingat
manfaat dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi
yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum di usahakan secara
optimal.

Gambar 1.2 Kebun Lidah Buaya

Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya diolah menjadi
makanan dan minuman atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke negara
tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan
yang terbatas dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan sedikit
nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah
menjadi produk yang dibutuhkan industri makanan, kosmetik farmasi dan lain-
lain. Bila kita cermati hal ini merupakan potensi yang cukup besar untuk
mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian berbasis komoditas
tanaman lidah buaya di Pontianak.

1.3 Perdagangan Lokal atau Internasional


Pada saat ini pusat pengembangan lidah buaya terdapat di negara-negara
Afrika bagian Selatan (Transvaal) yaitu: Eritrea, Ethiopia dan Northern
Somalia. Saat ini negara-negara yang telah membudidayakan tanaman lidah
buaya secara komersial adalah Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, Israel,
Australia dan Thailand.
Dari sekitar 350 jenis lidah buaya, menurut Dowling (1985) di dalam
Furnawanthi (2004), hanya tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara
komersial di dunia, yakni Curacao aloe atau Aloe vera (Aloe barbadensis
Miller), Cape aloe atau Aloe ferox Miller, dan Socotrine aloe yang salah
satunya adalah Aloe perryi Baker. Karakteristik ketiga jenis lidah buaya
tersebut terlihat dalam Tabel 1.2.
Saat ini permintaan lidah buaya Pontianak dalam bentuk pelepah segar
baru berasal dari Hongkong dan Malaysia sedangkan di dalam negeri berasal
dari Jakarta. Umumnya pedagang di Jakarta mengirimkan lagi ke Taiwan dan
Jepang mengingat dari kota Pontianak tidak ada jalur pelayaran langsung ke
negara-negara tersebut. Nilai ekspor pelepah lidah buaya segar yang tercatat
oleh Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konversi Alam untuk tahun
2001 adalah USD 2.143 untuk 15.000 lembar pelepah. Secara rinci data ekspor
lidah buaya Pontianak dapat dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.2. Karakteristik tanaman Lidah buaya komersial
Aloe barbadensis Aloe perryi
Karakteristik Aloe ferox Miller
Miller Baker
Terlihat jelas
Tidak terlihat
Batang Tidak terlihat jelas (tinggi 3 – 5 m
jelas ( ± 0,5 m )
atau lebih )
Lebar di bagian
bawah, dengan Lebar di bagian Lebar di bagian
Bentuk daun
pelepah bagian atas bawah bawah
cembung
Lebar daun 6 – 13 cm 10 – 15 cm 5 – 8 cm

Lapisan lilin pada daun Tebal Tebal Tipis


Di bagian pinggir
Di bagian pinggir Di bagian
Duri daun dan bawah
daun pinggir daun
daun
25 – 30 ( tinggi
Tinggi bunga (mm) tangkai bunga 60-100 35 – 40 25 – 30
cm )
Merah tua hingga
Warna bunga Kuning Merah terang
jingga
Sumber : Furnawanthi, 2004

Tabel 1.3. Data Ekspor Lidah buaya dari Pontianak.

Sumber : Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak (2003) dalam Suhendar (2006)

Produsen dalam skala industri yang telah mengolah pelepah daun lidah
buaya menjadi makanan siap santap (dalam bentuk coktail) adalah PT. Niramas
dengan merek dagang Inaco dan PT. Keong Nusantara Abadi yang
menggunakan merek Wong Coco sedangkan eksportir pelepah segar yang
tercatat diantaranya adalah PT. Sumber Aloe Vera.
Di perdagangan internasional Lidah buaya di pasarkan dalam beberapa bentuk
produk seperti :
1. Aloe Vera Gel Diced
2. Aloe Vera pulp Juice
3. Aloe Vera Whole Leaf Dried Powder
4. 1: 1 Aloe vera gel juice
5. 10: 1 Aloe Vera Whole leaf Concentrate
6. 10: 1 Aloe Vera Gel Concentrate
7. Aloe Vera Gel Concentrate
8. 100: 1 Aloe Vera Whole Leaf freeze Dried Powder
9. 100: 1 Aloe Vera Whole Leaf freeze Dried Powder Decolorized
10. 100: 1 Aloe Vera Gel Spray Dried Powder
11. 100: 1 Aloe Vera Gel Freeze Dried Powder
12. 200: 1 Aloe Vera Gel Spray Dried Powder
13. 200: 1 Aloe Vera Gel Freeze Dried Powder

Gambar 1.3 Pohon Industri Lidah Buaya


1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan “Paper” ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan Industri, selain itu juga untuk
menggali potensi sumber daya lokal (Pontianak) yang berpeluang untuk di
kembangkan sebagai bahan baku industri agar memiliki nilai ekonomis yang
tinggi.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan “Paper” ini adalah agar potensi
Lidah buaya yang selam a ini belum dimanfaatkan secara maksimal bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.
II. KARAKTERISTIK LIDAH BUAYA

2.1 Kandungan Lidah Buaya


Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris di dunia yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku
industri. Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena semua
bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun
untuk berbagai macam penyakit. Berdasarkan beberapa hasil penelitian,
diketahui bahwa lidah buaya mengandung zat-zat atau senyawa yang
bermanfaat baik bagi kesehatan.
Pelepah lidah buaya yang dipanen dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian
yang digunakan, yaitu :
1. Daun
Keseluruhan daunnya dapat digunakan langsung baik secara
tradisional maupun dalam bentuk eksudatnya.

Gambar 2.1. Daun atau pelepah lidah buaya

2. Eksudat
Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan
pemotongan. Eksudat berbentuk kental, berwarna kuning dan rasanya
pahit. Terdapat di pangkal daun atau pelepah. Eksudat ini mengandung
senyawa glikosida (antraglikosida) yang merupakan derivat antrakuinon
seperti aloin yang bersifat laksatif, sehingga sejak abad ke-4 SM telah
digunakan oleh orang Yunani sebagai obat pencahar.
Gambar 2.2. Eksudat lidah buaya

Dalam industri kosmetika aloin ini tidak diharapkan dan dianggap


sebagai bahan kontaminator karena dapat menyebabkan alergi atau iritasi.
Tetapi untuk industri farmasi digunakan sebagai anti konstipasi (obat
pencahar). Kandungan aloin sangat bervariasi tergantung pada jenis
tanaman lidah buaya. Kandungan aloin dalam beberapa jenis lidah buaya
dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kandungan Aloin dalam Beberapa Jenis Lidah Buaya

NO. JENIS KADAR ALOIN (%)

1. Cape aloe 5–9

2. Curacao aloe (Aloe vera ,Linn) 7,5 - 10

3. Socotrine aloe 7
Sumber : Furnawanthi , 2004

3. Gel
Gel adalah bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat
bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Gel sangat mudah rusak
karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sangat sensitif terhadap
suhu, udara dan cahaya, serta bersifat mendinginkan. Gambar 7
memperlihatkan gel yang ada pada pelepah lidah buaya setelah kulitnya
dikupas.
Gambar 2.3. Gel yang terdapat di pelepah lidah buaya

Untuk lebih jelas melihat bagian-bagian dari daun lidah buaya, berikut ini
adalah gambar irisan melintang daun lidah buaya. Aloin banyak terkandung di
dalam jaringan perisiklik.

Jaringan perisiklik

Gel

Gambar 2.4. Irisan melintang daun lidah buaya

Lidah buaya mengandung berbagai macam komponen kimia yang sangat


berguna bagi kesehatan. Menurut Furnawanthi (2004), komponen yang
terkandung dalam lidah buaya sebagian besar adalah air yang mencapai 99,75
%, dengan total padatan terlarut hanya 0,49 %, lemak 0,067 %, karbohidrat
0,043 %, protein 0,038 %, vitamin A 4,594 IU, dan vitamin C 3,476 mg.
Berdasarkan hasil penelitian Suriati (2000) , komposisi dan sifat gel lidah
buaya segar dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Komponen utama gel lidah buaya adalah air. Selain itu komposisi gel
lidah buaya yang sangat penting untuk kosmetika adalah karbohidrat yang
berupa glukomannan. Glukomannan merupakan suatu senyawa karbohidrat
yang dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit, sehingga sangat baik
untuk kebutuhan kosmetika seperti moisturizer, hand and body lotion, shampoo
dan lain sebagainya.
Tabel 2.2. Komposisi dan Sifat Gel Lidah Buaya Segar
No. Komposisi Jumlah (%)
1. Air 98,46
2. Karbohidrat 1,08 %
3. Protein 0,036 %
4. Lemak 0,29
5. Abu 0,21
6. pH 4,8
7. Total Asam 0,33 ml/100 g
8. Kekentalan 275 cp
9. Warna (absorbansi pada λ =320 nm) 0,174
Sumber : Suriati , 2000

Gel lidah buaya mengandung bahan atau zat-zat aktif yang sangat
bermanfaat bagi tubuh. Zat-zat aktif yang terkandung dan fungsinya di dalam
tubuh dan mineral yang terkandung di dalam Lidah buaya dan fungsinya bagi
tubuh dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Mineral yang terkandung di dalam gel lidah buaya dan fungsinya
No. Jenis mineral Fungsi
1. Potasium Membantu metabolisme karbohidrat dan protein
2. Kalsium (Ca) • Mengaktifkan enzim yang esensial dalam metabolisme
lemak dan karbohidrat
• Mengaktifkan enzim pankreatik lipase dan enzim asam
• Menghambat iritasi sel
• Menghambat pembentukan asetokolin dalam otak
3. Sulfur ( S ) • Berperan dalan metabolisme protein
4. Besi • Berperan dan pembentukan haemoglobin dalam darah
5. Magnesium (Mg) • Mengaktifkan enzim yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat.
6. Sodium ( Na ) • Berperan penting dalam absorpsi karbohidrat
• Memacu proses maturasi sel darah merah
7. Kuprum ( Cu ) • Mengaktifkan enzim amylase
Sumber : Morsy, 1991 di dalam Suriati, 2000.
Tabel 2.3. Zat-zat yang terkandung di dalam gel lidah buaya
No. Komponen Kimia Kegunaan
1. Lignin - Mempunyai kemampuan penyerapan
yang tinggi ke dalam kulit sehingga
memudahkan peresapan gel ke kulit
untuk menjaga kelembaban.
- Membawa kandungan bermanfaat ke
dalam kulit
2. Saponin - Mempunyai kemampuan membersih-
kan dan bersifat antiseptik
- Bahan pencuci yang sangat baik.

3. Antrakuinon : - Bahan laksatif


Aloin, barbaloin, iso-barbaloin, anthranol, - Penghilang rasa sakit, mengurangi
aloe emodin, anthracene , aloetic acid, racun
ester asam sinamat, asam krisophanat, - Senyawa antibakteri
eteral oil, resistanol - Mempunyai kandungan antibiotik.
4. Vitamin B1, B2, niacinamida, B6, cholin, - Bahan penting utuk menjalankan
asam folat fungsi tubuh secara normal dan sehat.

5. Mono dan polisakarida seperti selulosa, - Memenuhi kebutuhan metabolisme


glukosa, mannose, aldopentosa dan tubuh.
rhamnosa - Berfungsi untuk memproduksi
mucopolisakarida
6. Mineral : - Memberi ketahanan terhadap
Ca, P, Fe, Mg, Mn, K, Na, Cu penyakit, menjaga kesehatan, dan
memberikan vitalitas.
- Berinteraksi dengan vitamin untuk
mendukung fungsi-fungsi tubuh.
7. Enzim oksidase, amylase, katalase, lipase, - Mengatur proses-proses kimia di
dan protease dalam tubuh.
- Menyembuhkan luka dalam dan luar.

8. Asam amino : - Bahan untuk pertumbuhan dan


Asam aspartat, asam glutamat, alanin, perbaikan
isoleusin, fenilalanin, Threonin, Prolin, - Untuk sintesa bahan lain
Valin, Leusin, Histidin, Serin, Glisin, - Sumber energi.
Methionin, Lysin, Arginin, Tyrosin,
Tryptophan
9. Gibberelin - Mencegah radang, penyembuhan luka

10. Lectin (protein) - Mencegah radang (anti inflammatory)

11. Asam salisilat - Menghasilkan efek analgesik


Sumber : Furnawanthi , 2004

Enzim protease bekerjasama dengan glukomannan mampu memecah


dinding sel bakteri yang menyerang luka. Enzim brandykinase (suatu inhibitor
protease) dapat memecah brandykinin, senyawa penyebab rasa nyeri yang
terbentuk di luka, sehingga rasa nyeri tersebut dapat hilang. Brandykinin
adalah suatu hormon yang menghambat pembengkakan jaringan. Sementara
itu, asam krisofan mendorong penyembuhan kulit yang mengalami kerusakan.
Karena itu pula getah lidah buaya bersifat antiseptik sekaligus meredam rasa
sakit.
Adanya Kalsium dalam lidah buaya dapat mebantu pembentukan dan
regenerasi tulang. Kalium dan Natrium berfungsi dalam regulasi dan
metabolisme tubuh dan penting dalam pengaturan impuls syaraf. Lidah buaya
tidak hanya memberikan dukungan hebat pada system kekebalan tubuh, tetapi
juga mampu menghancurkan intravaskuler bakteri yang disebabkan oleh
kandungan polisakarida yang unik. Secara alami, sistem pelengkap tubuh
memiliki kekebalan tubuh terhadap bakteri yang melibatkan rangkaian protein
yang perlu diaktifkan untuk menyerang bakteri. Polisakarida dalam lidah
buaya memacu protein untuk masuk ke dalam membran bakteri, melubangi,
dan merusak cairan pelindungnya yang menyebabkan matinya bakteri.
Efek sinergistik (kerja sama saling memperkuat) zat-zat itulah yang
menyebabkan getah lidah buaya bias bertindak sebagai pendorong koagulasi
yang kuat (oleh gel), pendorong pertumbuhan sel-sel yang tadinya rusak karena
luka (oleh glukomannan), dan menciutkan jaringan sel. Dengan diciutkan dan
didorongnya pertumbuhan sel baru, sel-sel yang rusak cepat sembuh.

2.2 Sifat Fisiko Kimia


Getah lidah buaya bersifat koloidal seperti lendir, terutama jika pH-nya
mendekati basa (saat daun masih segar), bentuknya berupa gel ( mirip agar-
agar) yang lekat. Namun, jika pH-nya mendekati asam (saat daun mulai layu),
akan berubah wujud menjadi sol yang bersifat lebih encer seperti sirup. Gel
lidah buaya akan cepat turun kekentalannya apabila disimpan dalam suhu
kamar.
Penurunan kekentalan gel lidah buaya disebabkan karena adanya
hidrolisis polisakarida oleh enzim yang masih mempunyai aktivitas tinggi dan
diikuti oleh perubahan warna menjadi gelap. Aktivitas enzim ini berperan juga
dalam pembentukan aloin yang tidak diharapkan dalam industri kosmetika.
Adanya aktivitas enzim menyebabkan aloin yang terikat sebagai glikosida
dapat membentuk aloin bebas. Gel lidah buaya memiliki sifat sangat mudah
teroksidasi karena mengandung enzim oksidase. Akibatnya, kontak bahan
dengan udara akan mempercepat proses oksidasi, sehingga gel akan berubah
menjadi kuning hingga coklat.
Menurut Joshi dan Bartakke (1974) di dalam Furnawanthi (2002),
kandungan asam organik dalam gel berubah-ubah tergantung kondisi
penyimpanan daun lidah buaya. Adanya kuinon dan antrakuinon dalam gel
dengan adanya cahaya akan menyebabkan perubahan warna gel menjadi
kemerah-merahan dan akhirnya membentuk warna coklat. Proses perubahan
warna ini dikenal dengan proses pencoklatan (Browning reaction) yang dapat
terjadi secara enzimatis dan non enzimatis. Selain perubahan warna menjadi
coklat, flavor gel menjadi tidak sedap dan hilangnya asam amino seperti lisin
sebanyak 5,72 % – 6,74 % dari total asam amino yang ada. Terjadinya reaksi
pencoklatan diperkirakan melibatkan perubahan dari bentuk kuinol menjadi
kuinon seperti yang terlihat pada Gambar 8 berikut ini.
OH O
OH O
-2H
oksidasi

Kuinol Kuinon

Gambar 2.5. Proses oksidasi pada gel lidah buaya


Pada gel lidah buaya, proses oksidasi dengan adanya oksigen dapat juga
menyebabkan terbentuknya aloin (C22H22O9) yang dikenal sebagai bahan
kontaminator dalam kosmetika, karena menyebabkan iritasi pada kulit (efek
purgative/cartartik). Aloin terbentuk dari aloe emodin dan glukosa.
Oleh karena itu, setelah dipanen, pelepah lidah buaya harus segera diolah
dan diberi perlakuan untuk menonaktifkan enzim oksidase, sehingga reaksi
pencoklatan yang berakibat pada menurunnya kualitas gel lidah buaya dan
berkurangnya khasiat pengobatannya serta pembentukan aloin dapat dicegah.
Untuk menjaga stabilitas gel sampai pengolahan, gel harus disimpan di tempat
yang gelap dan dingin. Dalam kondisi segar, kandungan enzim gel lidah buaya
penuh dengan aktivitas.
Untuk menjaga stabilitas gel lidah buaya dan ketahanan simpan yang
lebih lama, maka umumnya lidah buaya diolah dalam bentuk bubuk (tepung).
Tepung lidah buaya inilah yang nantinya akan menjadi bahan baku untuk
industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika (menggunakan tepung
lidah buaya grade tinggi) dan pakan ternak dan ikan (menggunakan tepung
lidah buaya grade rendah yang biasanya berasal dari kulit lidah buaya.

2.3 Manfaat Lidah Buaya


Kompleksnya kandungan senyawa kimia dan zat aktif di dalam lidah
buaya, memberikan efek penyembuhan yang luar biasa untuk berbagai macam
penyakit. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, lidah buaya memiliki khasiat
penyembuhan beberapa penyakit, antara lain :
1. Menghambat Infeksi HIV
Sebuah penelitian in vitro dalam bidang bioterapi molekuler di
Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 1991, menemukan mannose
yang merupakan salah satu jenis gula yang terkandung di dalam gel lidah
buaya. Mannose ini mampu menghambat pertumbuhan virus HIV 1 – 30 %
dan meningkatkan viabilitas sel terinfeksi.
2. Nutrisi tambahan bagi pengidap HIV
Para peneliti menemukan bahwa lidah buaya mampu menstimulasi
sistem kekebalan tubuh terutama sel T4 helper, yaitu sel darah putih yang
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu infeksi.
3. Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Pemberian ekstrak lidah buaya terhadap penderita diabetes setiap hari
selama 14 minggu, mampu menurunkan kadar gula pasien yang tidak
tergantung dari insulin (DM tipe II) hingga 45 % tanpa perubahan berat
badan.
4. Mencegah Radang Sendi
Kandungan asam salisilat merupakan zat pengurang rasa sakit yang
sifatnya sama dengan aspirin pada gel lidah buaya dapat mengurangi rasa
sakit pada penderita. Kandungan Magnesium membantu mencegah efek
samping yang merusak dari penggunaan aspirin.
5. Menghambat sel kanker
Lidah buaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
mengaktifkan makropage yang berperan melepas substansi pengaktif
kekebalan dan antikanker, seperti interferon, interleukins dan factor
nekrosis tumor.
6. Membantu penyembuhan luka.
7. Adanya Gibberelin sebagai zat anti radang (infeksi) dan polisakarida yang
berkhasiat menyembuhkan luka, serta lignin yang mampu menembus kulit
dan membawa efek penyembuhan ke jaringan kulit. Kandungan asam
salisilat merupakan zat pengurang rasa sakit (analgetik) yang sifatnya sama
dengan aspirin.
8. Antibakteri dan anti jamur serta untuk membersihkan luka
9. Lidah buaya mengandung saponin yang berkhasiat antiseptik.
10. Mengatasi gangguan pencernaan (radang usus, sembelit)
11. Kandungan Gibberelin sebagai zat anti inflamasi dan polisakarida dapat
menyembuhkan radang usus. Zat aloin yang terkandung di dalam lidah
buaya berfungsi sebagai pencahar.
12. Mencegah penuaan (Anti Aging)
13. Zat – zat yang terkandung di dalam gel lidah buaya ada yang bertindak
sebagai pemakan oksigen yang mengandung radikal bebas yang diproduksi
oleh di dalam gel lidah buaya ada yang bertindak sebagai pemakan oksigen
yang mengandung radikal bebas yang diproduksi oleh polymorphonuclear
lukocytes. Polisakarida yang bersinergis dengan asam amino meregenerasi
sel-sel yang rusak.
14. Adanya kandungan thiamine, riboflavin, aloin dan mineral akan mencegah
dari penyakit cacingan. Akarnya berkhasiat sebagai obat cacing dan susah
buang air besar (sembelit).
15. Radiasi akibat sinar X
16. Adanya gibberelin sebagai zat anti radang (infeksi) dan polisakarida yang
berkhasiat menyembuhkan luka, serta lignin yang mampu menembus kulit
dan membawa efek penyembuhan ke jaringan kulit. Kandungan asam
salisilat merupakan zat pengurang rasa sakit (analgetik) yang sifatnya sama
dengan aspirin.
17. Mencegah virus flu burung
18. Informasi terbaru diperoleh bahwa kandungan emodin pada gel lidah buaya
dapat mencegah virus flu burung.

Dalam industri kosmetika, gel lidah buaya memberikan manfaat sebagai :


1. Penyegar (astringent) .
Zat aktif lidah buaya yang bersifat penyegar adalah polisakarida dan
tannin.
2. Mencegah kerontokan rambut
Zat aktifnya adalah inositol, vitamin C, asam amino, enzim dan
mineral yang sinergis dan vitamin A.
3. Kondisioner rambut, shampoo, pelembab, ketombe
Senyawa aktifnya adalah polisakarida, vitamin, asam amino.
III. PROSES PRODUKSI

3.1 Tepung Lidah Buaya


Lidah buaya dalam bentuk tepung mempunyai beberapa keuntungan,
yaitu kandungan nutrisinya tidak mudah rusak serta memudahkan dalam
penyimpanan dan transportasi dibandingkan dengan masih dalam bentuk gel.
Rasio bahan baku dan tepung yang dihasilkan cukup besar, yakni sekitar 150 :
1 atau 150 kg pelepah basah menghasilkan 1 kg tepung. Tepung lidah buaya
ini banyak digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika (Furnawanthi,
2004).

3.2 Proses Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera Powder)


A. Cara Freeze Drying
Proses pembuatan tepung lidah buaya dengan menggunakan freeze
drying terdiri beberapa tahap yaitu :
1. Pencucian
Proses pencucian bertujuan untuk membuang sisa-sisa tanah,
residu pupuk, dan kotoran lainnya. Mesin pencuci yang digunakan
adalah mesin pencuci otomatis yang dapat mengalirkan air sendiri
dengan bak yang berlubang agar pengambilan pelepah lidah buaya
yang bersih mudah dilakukan. Pencucian dilakukan dengan
mengalirkan air ke dalam bak pencuci sehingga pelepah lidah buaya
terendam dan terjadi perputaran air yang dapat memberikan efek
pembersihan yang sama pada setiap pelepah. Pelepah yang telah
dicuci ditempatkan pada belt conveyor untuk dibawa ke tempat
pengupasan.
2. Pengupasan
Proses pengupasan pelepah lidah buaya dilakukan dengan
mesin pengupas yang juga memisahkan bagian gel dan kulit lidah
buaya. Gel yang telah terkupas langsung dimasukkan ke mesin
pengekstrak melalui belt conveyor sehingga tidak terjadi reaksi
browning.
3. Pengekstrakan
Pengekstrakan dilakukan pada mesin pengekstrak lidah buaya
dengan proses pembuburan dan penyaringan dan dapat bekerja secara
sinambung. Setelah diekstrak dilanjutkan dengan penyaringan. Hasil
akhirnya adalah gel lidah buaya yang telah bersih dari ampas, cair dan
jernih. Selanjutnya gel dimasukkan ke dalam mesin reverse osmosis
(RO) untuk dikentalkan.
4. Pengentalan
Pengentalan dilakukan pada mesin reverse osmosis yang
dilakukan di bawah suhu 70°C. Pengentalan dilakukan untuk
mengurangi kandungan air gel sehingga mempercepat proses
pembekuan. Pengurangan kandungan air terjadi karena adanya
perpindahan air dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dengan
adanya efek tekanan sehingga dihasilkan cairan yang kental dan
mempercepat proses pengeringan. Proses pengentalan dapat
menghilangkan kandungan air bahan sampai sekitar 43 %.
5. Pembekuan
Proses pengeringan beku memerlukan bahan masukan yang
telah dibekukan terlebih dahulu. Pembekuan bubur lidah buaya
dilakukan pada freezer dengan suhu –18 °C. Gel kental lidah buaya
ditempatkan pada loyang aluminium yang bersatu dengan freeze dryer
dan bisa dilepaskan. Hasil pembekuan langsung dimasukkan ke
dalam freeze dryer untuk menghindari terjadinya pencairan.
6. Pengeringan
Padatan bubur lidah buaya beku dimasukkan ke dalam freeze
dryer (Gambar 3.2) dengan suhu –60°C. Es yang terdapat dalam
padatan bubur lidah buaya dapat mengalami sublimasi langsung dari
fase padat tanpa mengalami pencairan. Hasil pengeringan berupa
lempengan-lempengan tepung yang harus digiling untuk
menghasilkan tekstur yang seragam.
7. Penggilingan
Penggilingan dilakukan dengan hammer mill sehingga
dihasilkan tepung lidah buaya. Hammer mill merupakan mesin
penggiling yang serba guna dan dapat digunakan untuk menggiling
bahan yang kering sampai lengket.
8. Pengemasan
Tepung lidah buaya merupakan produk yang higroskopis,
sehingga harus cepat dikemas untuk menghindari penggumpalan.
Pengemasan dilakukan dengan mesin vacuum packaging.

B. Cara Spray Drying


Proses pembuatan tepung lidah buaya dengan cara Spray drying
adalah dengan menggunakan alat spray dryer. Tahapan prosesnya hampir
sama dengan cara Freeze drying. Perbedaannya hanya pada tahap
pengeringan produk, dimana setelah dikentalkan ekstrak cair lidah buaya
dikeringkan dengan menggunakan Spray dryer (Gambar 3.1).
Tepung lidah buaya dapat dibuat dengan pengeringan secara Freeze
drying maupun Spray drying. Tepung yang yang dibuat baik secara Freeze
drying maupun Spray drying, banyak digunakan dalam industri. Namun
produk hasil Freeze drying harganya relatif lebih mahal.

Gambar 3.1. Spray Dryer Gambar 3.1. Freeze Dryer


http://images.google.co.id/images?q=spray+dryer.htm http://images.google.co.id/images? freezer+dryer
Pelepah lidah buaya

w=150 kg

Ampas Pencucian

Pelepah lidah buaya bersih

Kulit
Pengupasan

Gel Lidah Buaya

Ampas Pengekstrakan

Ekstrak cair

Air Pengentalan

Cairan kental lidah buaya

Pembekuan

Air Pengeringan beku

Tepung lidah buaya

Tepung Pengggilingan
terbuang
Tepung lidah buaya

Bahan Pengemasan
pengemas

Tepung lidah buaya


terkemas

Gambar 3.2. Diagram alir proses pembuatan tepung lidah buaya dengan cara
freeze drying
3.3 Standar Mutu
Adapun tepung lidah buaya yang ada di pasaran dan digunakan dalam
industri mempunyai standar mutu seperti yang telah ditetapkan oleh Terry
Laboratories Amerika Serikat.

Tabel 3.1. Standar mutu tepung lidah buaya menurut Terry Laboratories
Tepung lidah buaya Tepung lidah buaya
Spesifikasi
(Spray Dried) (Freeze Dried)
Penampakan Butiran halus Butiran halus
Krem muda, cokelat keabu- Putih, cokelat keabu-abuan
Warna
abuan (beige) (light beige)
Kadar air (maks.) 8% 8%

Kecepatan disperse (25°C) 5 menit 5 menit


Total padatan 100 % 50 %
Keasaman (pH) 3,5 – 5,0 3,5 – 5,0
Gravity @ 25°C 0,990 – 1,010 0,990 – 1,010
< 100 cfu/g < 10 cfu/g
Mikrobiologi
tidak ada patogen tidak ada patogen
Sumber : Furnawanthi, 2004

Standar mutu untuk tepung lidah buaya grade sedang. Sedangkan untuk
standar mutu rendah tepung lidah buaya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Standar mutu tepung lidah buaya mutu rendah (LIPI Subang)
Faktor Standar Persyaratan
Kenampakan Bubuk amorf berwarna coklat kehitaman
Kelarutan Sangat larut dalam air dan menghasilkan larutan kental,
sedikit larut dalam hidroalkohol dan hidroglikol, dan
tidak larut dalam pelarut organik.
Sifat fisik dan kimia
• Perbandingan
1 : 100
Tepung : daun segar
• Kadar air Maksimal 12 %
• pH 5,5 – 6,5
• Aloin Tak teridentifikasi
• Anthrakuinon < 100 cfu/g
tidak ada patogen
Sumber : PT. Aloe Nusantara Utama (2001) dalam suhendar
Tabel 3.3. Standar mutu tepung lidah buaya mutu rendah (LIPI Subang)
Faktor Standar Persyaratan
Kenampakan Bubuk amorf berwarna kuning kecoklatan
Kelarutan Sangat larut dalam air dan menghasilkan larutan kental,
sedikit larut dalam hidroalkohol dan hidroglikol, dan
tidak larut dalam pelarut organic.
Sifat fisik dan kimia
• Perbandingan 1 : 125
Tepung : daun segar
• Kadar air Maksimal 10,8 %
• pH 4,5
• Aloin Tak teridentifikasi
• Anthrakuinon Tak teridentifikasi
Mikrobiologi
• Total bakteri aerob 5.350 cfu/g
• Kapang dan jamur Tak teridentifikasi
• Bakteri Patogen Tidak ada
IV. SPESIFIKASI PRODUK

4.1 Harga Tepung Lidah Buaya


Selama ini bahan baku lidah buaya untuk industri dalam bentuk tepung
masih diimpor dari Amerika Serikat dengan harga relatif mahal, yakni sekitar
100 –150 dolar AS per kg (Furnawanthi, 2004). Sedangkan berdasarkan data
yang dikutip dalam situs www.Federalabs.com harga aloevera powder adalah
sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Harga tepung lidah buaya/kg

Aloe Vera Extract Powder 200:1 $499.00 1 Kg

Aloe Vera Extract Powder 100:1 $299.00 1 Kg

Aloe Vera Extract Powder 50:1 $189.00 1 Kg

Sumber : www.FederaLabs.com tanggal akses 11/02/09

Bahan kemasan untuk tepung lidah buaya adalah berupa drum Plastik
High Density Polyetiylene (HDPE). Tepung lidah buaya disimpan di gudang
yang memiliki refrigerator untuk meghambat penggumpalan.

4.2 Spesifikasi Produk Tepung Lidah Buaya


Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di dalam industri
dikarenakan komponen-komponen yang dimilikinya cukup lengkap.
Penggunaan tanaman lidah buaya dalam industri secara garis besar dapat dibagi
menjadi empat jenis industri, yaitu:
1). Industri pangan, sebagai makanan tambahan (food supplement), produk
yang langsung dikonsumsi dan flavour.
2). Industri farmasi dan kesehatan, sebagai anti inflamasi, anti oksidan,
laksatif, anti mikrobial dan molusisidal, anti kanker, imunomodulator dan
hepatoprotector. Paten yang telah dilakukan beberapa negara maju antara
lain: CAR 1000, CARN 750, Polymannoacetate, Aliminase, lovex dan
Carrisyn.
3). Industri kosmetika sebagai bahan baku lotion, krem, lipstik, shampo dan
kondisioner.
4). Industri pertanian, sebagai pupuk, suplemen hidroponik, suplemen untuk
media kultur jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak.

Berikut beberapa spesifikasi tepung lidah buaya yang ada di pasar lokal
maupun internasional.
1. Spesifikasi produk tepung lidah buaya yang di produksi oleh PT. Aloe vera
Indonesia dengan menggunakan spray dryer.

Tabel 4.2 Spesifikasi tepung lidah buaya PT. Aloe vera Indonesia
KODE AVI 1X C AVI 10 X C AVI 200 X F
Appearance Clear liquid Clear Liquid Light Tan Powder
Total Solid 0.5% 4.5-5.0% 92-95%
pH 4.0-6.0 4.0-6.0 (1:9) 4.0-6.0 (1:199)
U V Scan Max 210-230 nm 210-230 nm 210-230 nm
Preservatives Phenagon PDI Phenagon PDI NONE
0.45%* 0.45%*
Heavy metals Within limit Within limit Within limit
Microbial Assay Within limit Within limit Within limit
Sumber : http://www.aloe-best.com/home/2.html tanggal akses 10/2/09

Kegunaan: Bahan-bahan kosmetik, perawatan rambut, perawatan diri,


cream pelembab, Powder 200X: Bahan-bahan suplemen makanan,
minuman ringan, makanan fungsional, supmenen untuk diet, farmasi.

C. Spesifikasi produk tepung lidah buaya yang di produksi oleh Changsha


Herbin Bioteknologi .Inc
Deskripsi Produk:
Nama Produk : Aloe Vera P. E.
Asal tanaman : Aloe barbadensis Miller
Spesifikasi : 20%, 40% Aloin (Barbaloin)
Ekstrak ratio : 4: 1, 10: 1, 100: 1, 200: 1
Tampilan : Putih Kekuningan
Packing detail : Dikemas dalam drum
Net weight : 25kgs/drum.
Penyimpanan situasi : Terhindar cahaya dan panas.
Shelf life : 2 tahun dalam kondisi penyimpanan yang baik.
http://www.made-in-china.com/Health-Medicine-Catalog/Biological-Products.html

D. Spesifikasi produk Tepung kulit lidah buaya yang di produksi oleh Vita-
Solar Biotechnology Co, Ltd.
Deskripsi Produk:
Merek dagang : VS
Nama Produk : Aloe Vera Kulit Powder (Animal Feed Grade)
Jenis : Aloe Barbadensis Miller
Ekstrak rasio : 1:1,10:1,100:1,200:1
Standar : Internol
Produktivitas: : 20t/month
Kemasan : 20kg / tas tas * 1 / Drum
Shelf life : 2 tahun
Warna : Appearance light yellow powder
Ukuran mesh (mesh) : 100 Mesh
Air (%) : 10,0.
Kegunaan : Bahan baku dari pakan hewan
http://www.made-in-china.com/Agriculture-Food-Catalog/Fodder-Feed-Additive.html
Selain dalam bentuk tepung, produk olahan lidah buaya dapat berupa gel
dalam bentuk segar atau dalam bentuk bahan jadi seperti kapsul, jus, pasta atau
minuman dan makanan kesehatan . Produk-produk olahan yang banyak dijual
di pasaran bermacam-macam seperti yang dapat dilihat pada Gambar berikut
ini 4.1.

Gelly Lidah Buaya Tepung Lidah Buaya Minuman Lidah Buaya

Teh Lidah Buaya Dodol Lidah Buaya Juice Lidah Buaya

Gambar 4.1. Produk hasil olahan lidah buaya


V. KESIMPULAN

Komoditas lidah buaya adalah salah satu peluang investasi di sector


pertanian, khususnya tanaman pangan hortikultura yang sangat berprospek
untuk dikembangkan karena permintaan pasar terhadap komoditas tersebut
semakin meningkat. Lidah buaya yang merupakan salah satu dari 10 jenis
tanaman terlaris di dunia yang telah dikembangkan oleh Negara-negara maju
seperti Amerika, Australia dan Negara di benua eropa sebagai bahan baku
industry farmasi dan pangan. Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan
baku indutri pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada manfaat
yang besar bagi kehidupan manusia.
Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak (Aloevera chinensis)
merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulanya di
dunia (Suhendar Sulaeman, 2006). Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh
dengan baik di lahan gambut sekitar Khatulistiwa dapat dijadikan sebagai
komoditi unggulan daerah maupun nasional mengingat manfaat dan nilai
ekonomisnya yang cukup tinggi.
Sayangnya salah satu komoditi yang memiliki keunggulan komparatif
tersebut belum di usahakan secara optimal. Hingga saat ini sebagian besar
tanaman lidah buaya diolah menjadi makanan dan minuman atau di ekspor
dalam bentuk pelepah segar ke Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,
dan Brunai Darussalam. Hasil Olahan yang terbatas dan ekspor dalam bahan
baku hanya memberikan sedikit nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika
tanaman lidah buaya diolah menjadi produk yang dibutuhkan industry sebagai
bahan baku industri lanjut sehingga dapat meningkatkan petani dan pelaku
industry pengolahannya yang pada akhirnya akan berdampak positif pada
peningkatan ekonomi wilayah.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Aloevera. Pemerintah Kal-Bar Berita edisi 23 Juni 2004, http:// Pemerintah


Kal-Bar Berita. htm. Diakses 25 /01/ 2009.

Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi, (2004). Aloevera Center.


Aloevera Center. www.bppt.go.id. Tanggal Akses 10/02/09

Furnawanthi, 2002. Khasiat Lidah Buaya. Kanisius. Jakarta.


Irene Kartika Eka Wiayanti, Dyah Ethika dan Indah Widyarini, 2006., Prospek
Pengembangan Agroindustri Minuman Lidah Buaya Di Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah. Universitas Soedirman, Purwokwerto. Jawa
Tengah.

Pemerintah Kal-Bar Berita. 2004. Sambas Dijadikan Kota Agropolitan Jeruk,


Pontianak

Pontianak Post. 2005. Investasi Produk Lidah Buaya Masih Menjanjikan.


Pontianak Post On line, http://Pontianak Post.htm.diakses 29/01/09

Suhendar Sulaeman, 2007., Model Pengembangan Agribisnis Komoditi Lidah


Buaya.Kementrian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta.

http://www.aloe-best.com/home/2.html tanggal akses 8/2/09


www.aloetradeamerica.com tanggal akses 8/2/09
http://www.aloe-best.com/product-specification-7.html tanggal akses 8/2/09
http://www.made-in-china.com/Agriculture-Food-Catalog/Beverage.html tanggal akses 8/2/09
http://www.aloe-best.com/search.html tanggal akses 8/2/09
http://www.made-in-china.com/Agriculture-Food-Catalog/Sap-Extract.html tanggal akses 8/2/09
http://www.made-in-china.com/Health-Medicine-Catalog/Biological-Products.html tanggal akses 8/2/09
http://www.made-in-china.com/Health-Medicine-Catalog/Biological-Products.html tanggal akses 8/2/09
http://www.made-in-china.com/Agriculture-Food-Catalog/Fodder-Feed-Additive.html tanggal akses
8/2/09
http://images.google.co.id/images?q=spray+dryer.html tanggal akses 8/2/09
http://images.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=freezer+dryer.html tanggal akses 8/2/09

Anda mungkin juga menyukai