Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah naga atau dragon fruit (buah dari tanaman Hylocereus


undatus) termasuk pendatang baru yang cukup popular. Tanaman ini
mudah ditemui namun tak banyak orang yang mengerti secara
mendalam manfaat dan produk olahan yang dapat dihasilkan dari
buah naga tersebut. Di Sumatera Barat sendiri, kebun buah naga
terdapat di Nagari Ketaping,Padang Pariaman.
Dibalik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan
manfaat. Secara umum kandungan nutrisi dari buah naga adalah Air
90,20%, Karbohidrat
11,50%, Protein 0,53%, Lemak 0,40%, Serat 0,71%, Calcium 6-
10mg/100g, Fosfor 8,70%, Vitamin C 9,40%. Buah naga yang siap
dipetik tanpa cacat fisik hanya memiliki daya simpan 10 sampai 14
hari disuhu ruang. Dengan kandungan air buah naga yang sangat tinggi
mengakibatkan buat naga akan menjadi semakin lunak dan perlahan
membusuk pada bagian kulit diikuti daging buah bagian dalam.
Ketersediaan buah naga yang kadang langka dan kadang banyak
membuat kebutuhan akan buah naga menjadi terbatas. Sebaliknya pada
saat produksi buah naga meningkat dan terbatasnya daya simpan
buah naga mengakibatkan terbuangnya buah naga dan harga yang
rendah pada buah naga karena jumlahnya yang banyak. Oleh sebab itu
pengolahan buah naga untuk dijadikan sirup menjadi penting dan
strategis agar buah naga menjadi bahan pangan olahan yang memiliki
daya tahan lebih lama.
Bagi sebagian masyarakat buah naga sering dibuat jus bahkan
hanya langsung dimakan tanpa mengetahui bahwa sebenarnya buah
naga tersebut dapat diolah menjadi produk olahan yang memiliki nilai
jual tinggi yang mampu menambah penghasilan masyarakat. Dan
bahkan bagi ibu-ibu rumah tangga dapat menjadikan kegiatan ini
sebagai alternative untuk membantu mencukupi kebutuhan ekonomi
keluarga serta dapat memanfaatkan sumber daya nagarinya.
Dimana dalam penelitian ini, peneliti membuat proses pembuatan
sirup dengan memanfaatkan sumber gula local (nira tebu yang berasal
dari Agam, gula aren yang dari Pasaman Barat dan gula putih dari
Padang) yang sebagian besar merupakan potensi yang berasal dari
Sumatera Barat. Dengan memanfaatkan sumber gula local untuk proses
membuat sirup dari buah naga, dalam proses pemasarannya dapat
dijual dengan harga yang terjangkau sesuai dengan kemampuan
masyarakat, karena bahan baku dalam proses pembuatannya
menggunakan sumber gula local yang mudah didapatkan, harga yang
tidak terlalu tinggi dan tidak berbahaya bagi kesehatan sehingga dapat
dijual dengan harga yang tidak mahal,aman bagi kesehatan,mampu
diminati dan memiliki daya saing yang tinggi seperti sirup-sirup pada
umumnya yang sesuai dengan SNI. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu
analisa masa simpan, uji mikroba, cita rasa dan aroma pada sirup buah
naga dengan memvariasikan waktu pemasakan,konsentrasi gula dan
variasi gula yang digunakan.
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi
sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah
sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel,
2005.
Menurut Mun’im dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup
mengandung paling sedikit 50% sukrosa dan biasanya 60-65%. Sirup
dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari
tumbuhan (Margono et. al., 2000). Dari kemanfaatannya sirup dapat
dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat
dengan bahan herbal yang dapat mencegah dan mengobati penyakit
(Rekomendasi WHO, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengolah buah naga menjadi sirup
sesuai SNI?
2. Bagaimana pengaruh variasi dan konsentrasi gula lokal dalam
pembuatan sirup dari buah naga?
3. Bagaimana pengaruh waktu pemasakan gula lokal terhadap
rasa sirup buah naga?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Pengolahan buah naga menjadi sirup yang sesuai SNI
2. Mengetahui konsentrasi gula lokal yang aman bagi kesehatan
dalam pembuatan sirup buah naga
3. Pengaruh waktu pemasakan gula lokal terhadap rasa sirup buah naga
1.4 Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pemanfaatan buah naga menjadi sirup yang sesuai
SNI
2. Memberikan variasi produk sirup buah naga dari berbagai
variasi gula lokal.
3. Memberikan produk sirup yang aman bagi kesehatan dan mampu
berdaya saing dengan sirup-sirup pada umumnya.
4. Memberikan peluang pekerjaan bagi ibu-ibu rumah tangga
yang tidak memiliki pekerjaan
5. Mampu menggali atau memanfaatkan potensi sumatera barat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal Tanaman Buah Naga

Tanaman buah naga termasuk tanaman semak merambat


yang dapat hidup epifit dengan akar udara pada batang sulurnya.
Daerah dengan ketinggian 10—700 m dpl dan suhu udara berkisar
26—36° C merupakan tempat tumbuh optimal bagi tanaman buah
naga. Selain itu, tanaman buah naga menyukai kondisi kering
dengan curah hujan rendah, yaitu 720 mm/tahun. Curah hujanyang
tinggi dapat menyebabkan pembusukan akar dan batang serta
menghambat keluar bunga, bahkan bunga yang muncul menjadi
gugur.

Tanaman buah naga yang ditanam dalam pot dapat digunakan


sebagai barrier atau tanaman pembatas yang diletakkan dekat pagar
rumah. Bahkan, ada yang menempatkan tanaman buah naga dalam pot di
dak rumah. Penampilannya yang eksotik serta bunga yang menarik
tersebut menjadikannya tanaman hias berfungsi ganda. Selain untuk
keindahan, buahnya yang lezat dapat dinikmati oleh pemiliknya.
Buah naga yang pertama kali datang ke Indonesia berkulit buah merah
dan daging buah berwarna putih dengan nama ilmiah Hylocereus
undatus. Jenis ini disebut white pitaya. Selanjutnya, jenis buah naga
lainnya datang dan berkembang, seperti buah naga merah biasa
(Hylocereus polyrhizus), super red (Hylocereus costaricensis), dan buah
naga kuning (Hylocereus megalanthus) atau Selenicereus megalanthus.
 Buah naga kuning berbentuk oval serta bersisik dengan
kulit buah berwarna kuning dan daging buah berwarna
putih. Rasanya pun tidak kalah manis dan segar. Adapun
beratnya sekitar 300 g.
 Buah naga merah biasa hampir sama dengan buah naga
super red, bedanya daging buah berwarna putih.
 Buah naga super red memiliki bentuk oval/bulat telur
(lonjong) dengan warna merah/ungu/magenta danberdaging
buah berwarna merah kehitaman dan berlendir. Rasanya
manis dan segar. Berat buahnya dapat mencapai 800 g/buah.
2.2 Jenis-jenis Buah Naga
1. Hylocereus undatus
Hylocereus undatus yang lebih popular dengan sebutan white pitaya
adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging berwarna
putih. Warna merah buah ini sangat kontras dengan warna danging buah.
Pada kulit buah terdapat sisik atau jumbai berwarana hijau. Di dalam buah
terdaoat banyak biji berwarna hitam. Berat buah rata- rata 400-500 g,
bahkan ada yang dapat mencapai 650 g. Rasa buanhya masam bercampur
manis. Dibanding jenis lainya, kadar kemanisannya tergolong rendah,
sekitar 10-13 briks. Batang tanamanya berwarna hijua tua. Daerah tumbuh
yang ideal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl. Bila penanamannya
dilakukan pada ketinggian diatas 400 m dpl, produktivitasnya cenderung
turun higga sekitar 25% karena akan lebuh banyak bermunculan tunas
dibanding bunga. Tanaman ini lebih banyak dikembangkan di negara-
negara produsen utama buah naga dibanding jenis lainnya karena buahnya
cenderung lebih banyak diekspor.

2. Hylocereus polyrhizus
Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina
dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging
berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa
buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, kadar kemanisan
mencapai 13-15 briks. Tanamannya lebih kekar dibanding
Hylocereus undatus. Duri pada batang dan cabang berjarak lebih
rapat. Tanaman ini tergolong jenis yang sangat rajin berbunga, bahkan
cenderung berbunga sepanjang tahun.
3.Selenicereus megalanthus
Selenicereus megalanthus berpenampilan berbeda dibanding jenis anggota
genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehingga
cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit buahnya masih
menampilkan tonjolan-tonjolan. Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding
buah naga lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks.
Sayangnya, buah yang dijuluki yellow pitaya ini kurang popular
dibanding jenis lainnya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh bobot
buahnya yang tergolong kecil, hanya sekitar 80-100 g/buah. Tanamannya
tidak seperti Hylocereus karena tampil lebih mungil dengan warna hijau
terang.

4. Hylocereus costaricensis
Hylocereus costaricensis sepintas memang mirip
buah Hylocereus polyrhizus. Namun, warna daging buahnya lebih merah.
Itulah sebabnya tanaman ini disebut buah naga berdaging super
merah. Batangnya bersosok lebih besar dibanding Hylocereus
polyrhizus. Batang dan cabangnya akan berwarna loreng saat berumur
tua. Berat buahnya sekitar 400-500 g. Rasanya manis dengan kadar
kemanisan mencapai 13-15 briks.

2.3. Kandungan gizi buah naga


Buah naga sangat kaya akan gizi, berbagai vitamin dan mineral
terdapat dalam buah ini, kandungan gizi buah naga juga sangat
berperan untuk menjaga kesehatan tubuh manusia dan menjadi anti bodi
yang dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit. Buah naga ini tidak
hanya mengandung gizi di dagingnya saja, melainkan juga bernutrisi dan
kaya akan gizi pada kulitnya. Berikut adalah berbagai daftar kandungan
gizi yang baik untuk tubuh dalam buah naga.
Kalori
Vitamin
Mineral
Serat
Selain nutrisi dan kandungan di atas, masih banyak lagi kandungan nutrisi
yang sangat berguna untuk tubuh kita.Tanaman ini dipercaya dapat
menyerap zat berbahaya seperti Co2 dan menghasilkan O2 yang sangat
tinggi.

Kandungan Gizi Buah Naga Untuk Tubuh


Tidak dapat dipungkiri berbagai kebutuhan nutirisi dalam tubuh dapat
dihasilkan dengan mengkonsumsi buah naga. Manfaat buah naga
memang sangat banyak sekali untuk membantu menjaga kesehatan
tubuh kita. Bahkan buah ini tidak kalah manfaatnya dengan buah
pisang yang kaya manfaat.

Berikut adalah tabel Kandungan Gizi per 100 gram yang ada
pada buah naga.

Kandungan Gizi Bobot

Kalsium 8,8 g

Serat 0,9 g

Lemak 0,61 g

Karoten 0,012 g

Cin 0,430 mg

Fosfor 36,1 mg

BAsam Ascorbik 9,0 mg

Air 83 g

Protein 0,229 g
Abu 0,68

Besi 0,65 mg

Riboflavin 0,045 mg

Pada tabel di atas begitu banyak manfaat dan gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia.Kandungan gizi buah naga ini secara umum tidak berbahaya
bagi tubuh manusia terutama bagi pengidap berbagai penyakit seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes.

Kandungan Gizi Buah Naga Berdasarkan Riset


Berbagai riset telah dilakukan terhadap berbagai kandungan gizi
yang terdapat pada buah naga. Dari laporan yang dihasilkan kandungan
gizi buah naga tidak berbahaya bagi penderita berbagai penyakit seperti
diabetes dan tekanan darah tinggi. Bahkan dari pendapat beberapa peneliti
yang melakukan penelitian terhadap kandungan gizi buah ini, mereka
sependapat bahwa buah naga memiliki zat dan gizi yang lebih baik dari
pada buah lain yang diimpor.
Buah naga juga dipercaya dapat menurunkan emosi seseorang, hal ini
dikarenakan buah ini dapat mempelancar peredaran darah. Selain itu tidak
mengandung lemak jenuh, kandungan gizi buah naga juga dapat
menurunkan kolesterol dalam tubuh manusia. Berbeda dengan khasiat
buah alpukat, hasil riset ini dapat disimpulkan menjadi beberapa hal
seperti di bawah ini.

Buah naga tidak berbahaya bagi penderita diabetes.


Kandungan gizi pada buah naga dapat mempelancar peredaran darah
Kandungan gizi buah naga berbeda untuk tiap jenisnya.
Zat dan gizi pada buah naga juga dapat mencegah terjadinya kanker usus
Gizi pada buah naga lebih lengkap dibandingkan dengan buah lainnya.
Gizi pada buah naga juga dapat memperkuat ginjal
Gizi pada buah naga juga dapat memperkuat dan mencegah serangan
jantung.
Berbagai riset terhadap buah naga menunjukan betapa pentingnya
buah ini untuk membantu kebutuhan gizi manusia. Buah ini menjadi
buah favorit bagi setiap orang, terutama bagi insan yang mendambakan
kesehatan dan awet muda serta bebas dari segala penyakit.

Kandungan Gizi Buah Naga Kaya Akan Serat

Salah satu kompenen gizi yang paling penting pada buah naga adalah
kandungan serat yang sangat tinggi. Hal ini membuat buah naga merupakan
buah yang sangat penting untuk mendukung dan mempelancar proses
pencernaan pada usus. Serat ini merupakan zat utama yang dibutuhkan
untuk mempelancar proses pencernaan tubuh. Buah naga juga memiliki
kandungan gizi seperti air dan vitamin yang membuat proses pencernaan
dalam tubuh akan menjadi lancar.
Walaupun kandungan gizi seperti serat dapat ditemui di berbagai buah
atau pun sayuran, namun pilihan favorit adalah buah naga. Hal ini
dikarenakan kandungan gizi buah naga ini sangat cocok dan baik untuk
pencernaan baik balita, remaja, atau pun orang tua. Mengingat banyaknya
kandungan gizi buah naga ini, tidak ada salahnya kita rutin mengkonsumsi
buah ini.

2.4 Sirup Dari Buah Naga


Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian
besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat
dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan,
bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Mun’im
dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup mengandung paling sedikit
50% sukrosa dan biasanya 60-65%. Sirup dapat dibuat dari bahan dasar
buah, daun,biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan (Margono et. al., 2000). Dari
kemanfaatannya sirup dapat dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus
sebagai obat dengan bahan herbal yang dapat mencegah dan mengobati penyakit
(Rekomendasi WHO, 2006). Ketersediaan buah naga yang kadang langka dan
kadang banyak membuat kebutuhan akan buah naga menjadi terbatas, konsumen
yang mengolah pangan dari buah naga harus menunggu tersedianya buah naga
pada saat langka. Sebaliknya, pada saat produksi buah naga meningkat dan
terbatasnya daya simpan buah naga mengakibatkan terbuangnya buah naga karena
jumlahnya yang banyak. Oleh sebab itu pengolahan buah naga merah untuk
dijadikan sirup menjadi penting dan strategis agar buah naga merah menjadi bahan
pangan olahan yang memiliki daya tahan lebih lama. Salah satu upaya untuk
mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah naga merah
adalah dengan mengolahnya menjadi sirup dengan cara menambahkan gula
dengan konsentrasi tinggi untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan
mutu buah naga. Prinsip pembuatan sirup adalah pasteurisasi. Pasteurisasi adalah
proses pemanasan dengan menggunakan suhu dibawah 100°C untuk
menginaktifkan mikroba berbahaya agar memiliki daya tahan lebih lama.
Sebelum proses pasteurisasi dilakukan sari buah didapat dari penghancuran buah
menjadi bubur buah, lalu diperas dan disaring untuk mendapatkan sari buah,
setelah itu ditambahkan gula sebagai pemanis sekaligus sebagai bahan pengawet,
lalu dimasukkan ke dalam botol, barulah dilakukan pasteurisasi agar memiliki
daya tahan lebih lama. Dalam penelitian ini, bahan tambahan yang digunakan
adalah gula sebagai pemanis,yaiu :
1. Gula Aren
Gula aren atau Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang
berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga
diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang
dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren,
dan siwalan.
Kandungan gula merah

Dalam setiap 100 gram bahwa gula merah mengandung:[1]

 kalsium: 90 mg
 zat besi: 4 mg
 sisanya karoten
 Vitamin A, B12, C, E
 Float
 Garam mineral
 Protein kasar.

Bunga jantan pohon enau yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah
bumbung bambu. Untuk mencegah nira mengalami peragian dan nira yang telah
mengalami fermentasi tidak bisa dibuat gula, maka ke dalam bumbung bambu
tersebut ditambahkan laru atau kawao yang berfungsi sebagai pengawet alami.

Setelah jumlahnya cukup, nira direbus di atas tungku dalam sebuah wajan besar.
Kayu terbaik untuk memasak gula aren berasal dari kayu aren yang sudah tua.
Karena kalori ini lebih tinggi dari kayu bakar biasa maka proses memasaknya juga
lebih cepat. Sekalipun demikian, api tidak juga boleh terlalu besar sampai masuk
ke dalam wajan dan menjilat serta membakar gula yang sedang dimasak. Kalau ini
terjadi gula akan hangus, rasanya akan pahit dan warnanya menjadi hitam.

Gula aren sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan kalau
diciduk dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan kalau
tuangkan ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang yang tidak
putus-putus.Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan dicetak.

2. Gula Nira Tebu


Tebu (sugar cane) merupakan bahan baku untuk pembuatan gula dan vetsin
atau monosodium glutamat (MSG). Ampas dari pengolahan tebu menjadi gula
dapat digunakan untuk bahan baku kertas atau karton waterproof. Kertas atau
karton dari ampas tebu dapat hancur dengan sendirinya jika dimakan oleh bakteri.
Untuk itu, kertas atau karton dari ampas tebu dilapisi lilin berbasis minyak atau
dilapisi plastik, sehingga tidak dapat didaur ulang.
Kertas atau karton dari ampas tebu berlapis lilin berbasis minyak atau berlapis
plastik berhasil ditemukan oleh University of Queensland di St. Lucia.Tebu dapat
dipanen jika usianya sudah mencapai kurang lebih 1 tahun.
Kandungan Kimia Dalam Nira Tebu
Nira adalah cairan yang dihasilkan dari proses ekstraksi batang tanaman tebu.
Namun sebenarnya, nira juga dapat dihasilkan dari batang tanaman bit, sorgum
dan marpel. Nira tebu yang masih segar berwarna coklat kehijauan dan berasa
manis. Nira tebu yang masih segar memiliki pH 5,5 – 6,0. Nira tebu mudah
mengalami kerusakan. Nira tebu yang telah rusak rasanya akan berubah menjadi
asam, berbuih, berlendir dan berwarna kekuningan.
Hal ini disebabkan karena kandungan sukrosa dalam batang tebu menurun
akibat suhu yang terlalu panas dalam tempat penyimpanan selama lebih dari enam
jam. Selain itu, tumbuhnya mikroorganisme juga akan menyebabkan kerusakan
pada batang tebu. Untuk itu, batang tebu tidak boleh disimpan terlalu lama dan
nira tebu yang dihasilkan harus segera dimasak.
Adapun kandungan di dalam nira tebu, antara lain :
a. Sukrosa
Sukrosa adalah kandungan utama dalam nira tebu. Sukrosa merupakan
disakarida yang terbentuk dari monomer-monomer, seperti glukosa dan fruktosa.
Sukrosa mengandung cincin glukosa dan cincin fruktosa yang terikat oleh
jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Pada nira yang telah rusak
sukrosa akan berinversi (kembali) menjadi glukosa dan fruktosa. Asetal adalah
senyawa karbon dengan dua gugus eter (-O-) yang terikat pada satu atom karbon
primer. Oleh karena sukrosa terbentuk dari unit glukosa dan fruktosa, maka nira
tebu juga dikatakan mengandung glukosa dan fruktosa.
Sukrosa termasuk oligosakarida (gabungan molekul-molekul monosakarida
yang berjumlah 2-8 molekul monosakarida). Sama halnya dengan maltosa yang
terbentuk reaksi kondensasi (pengembunan) dua unit glukosa yang bergabung
dengan ikatan alpha dan laktosa yang terbentuk dari reaksi kondensasi gugus
hidroksil dari galaktosa dan glukosa yang membentuk ikatan glikosida.
Glikosida adalah zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada
tumbuhan.
Glukosa merupakan monosakarida yang berperan sebagai sumber tenaga bagi
hewan dan tumbuhan. Glukosa dihasilkan dari proses fotosintesis pada tumbuhan
dan awal proses respirasi pada hewan. Glukosa memiliki lima atom karbon dan
satu atom oksigen yang membentuk cincin piranosa. Oleh karena itu, glukosa
disebut juga heksosa. Glukosa termasuk aldehida karena mengandung gugus –
CHO.
Fruktosa merupakan monosakarida yang banyak terdapat pada tumbuhan.
Fruktosa termasuk gula darah karena dapat diserap ke dalam aliran darah selama
proses pencernaan. Glukosa dan galaktosa juga termasuk gula darah. Fruktosa
memiliki empat atom karbon dan satu atom oksigen.
b. Octacosanol
Octacosanol merupakan senyawa alkohol alifatik berantai panjang.
Octacosanol dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan mengatur
produksi enzim reduktase HMG-CoA, menghambat penumpukan plak pada
dinding pembuluh dan melindungi proses oksidasi protein darah. Octacosanol
tidak memberikan efek samping.
c. Saccharant
Saccharant merupakan polisakarida non-pati. Saat nira tebu diolah menjadi
gula pasir, saccharant pecah karena proses pemanasan dan berubah menjadi
sukrosa. Berbeda dengan saccharant yang berperan sebagai antidiabetik, sukrosa
justru dapat menyebabkan diabetes.
d. Asam Lemak
Asam lemak yang terkandung dalam nira tebu adalah asam linoleat, asam
palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam arakidonat (ARA).
Manfaat Nira Tebu anatara lain :
- Mengobati kanker paru-paru.
- Mengobati tumor.
- Mempercepat penyembuhan luka.
- Pengencer dahak.
- Menjaga kesehatan gusi dan gigi.
- Menjaga kesehatan jantung.
- Mengobati penyakit kuning.
- Meredakan nyeri.
- Mengobati batu ginjal.
- Menurunkan demam.
- Mencegah stroke.
- Mengatasi masuk angin.
- Mengatasi mimisan.
3. Gula Pasir
Gula Pasir Adalah Gula pasir merupakan bahan baku masakan yang terbuat
dari sari tebu dan dikristalkan membentuk serbuk-serbuk seperti pasir. Berbeda
dengan gula halus, gula pasir mempunyai butiran-butiran yang lebih kasar. Gula
pasir memiliki rasa yang manis dan mudah larut dalam air terutama air panas.
Gula pasir umumnya berwarna putih kekuningan atau sedikit coklat. Gula pasir
didapatkan dari ekstraksi sari tebu yang dikristalkan. Gula pasir tidak mempunyai
aroma tetapi berbau harum ketika diolah menjad karamel. Gula pasir banyak
ditemui di manapun dalam bentuk kemasan. Gula pasir menjadi salah satu dari
sembilan bahan pokok yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Gula pasir termasuk rentan terhadap kelembaban karena bisa
mengubah tekstur dari gula tersebut.
Fungsi
Gula pasir mempunyai kandungan karbohidrat sederhana yang mudah diubah
menjadi energi. Gula pasir dipercaya mampu menambah energi dalam tubuh
karena kandungan karbohidratnya. Gula pasir cukup terkenal berkhasiat untuk
menambah energi, antioksidan, menyehatkan kulit, dan semacamnya. Akan tetapi,
konsumsi gula pasir juga memiliki batas aman setara dengan satu hingga dua
sendok makan tiap harinya agar tercegah dari risiko penyakit gula darah.Gula
pasir sudah menjadi bahan utama dalam pembuatan masakan. Hampir di seluruh
nusantara, terutama pulau Jawa, menggunakan gula pasir sebagai pengimbang
garam dan penguat rasa. Gula pasir juga dapat ditambahkan sebagai pemanis
minuman alami seperti teh, kopi, es, dan semacamnya.

Anonim. 2007. Pemuliaan Tanaman. http://id.wikipedia.org . Diakses


pada tanggal 3 Desember 2012
http://miittta.blogspot.com/2014/03/makalah-buah-naga.html

Anda mungkin juga menyukai