OLEH
NAMA : LODOFIKUS YOSEP POHI
NIM : 17238093
KELAS : B
JURUSAN : TPH
PRODI : TIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
membimbing serta memberikan hikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis
berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“Budidaya Tanaman Buah Naga”
Makalah ini berisikan tentang informasi Budidaya Tanaman Buah Naga atau
yang lebih khususnya membahas tentang segala macam perlakuan yang bisa
diberikan kepada tanaman buah naga. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang pengolahan pada tanaman buah naga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
dengan makalah ini berguna serta bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah naga atau lazim juga disebut pitaya, terakhir ini menjadi salah satu
buah yang popular di kalangan masyarakat. Buah yang termasuk kelompok kaktus
atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat untuk konsumsi. Rasa
yang manis dan segar pada buah naga membuat para konsumennya ketagihan,
buah naga juga memiliki berbagai khasiat obat yang bermanfaatkan bagi
kesehatan tubuh.
Menurut Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat
bagi kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan
darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan
daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam
dan sariawan, menstabilkan tekanan darah, menguragi keluhan keputihan,
mengurangi kolesterol, mencegah kanker usus serta mencegah sembelit dan
memperlancar feses.
Selain kandungan vitamin C yang tinggi, buah naga mengandung 80% air
(Simatupang, 2007). Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah
serat, kalsium, zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit
darah tinggi. Buah naga yang berdaging merah juga baik untuk memperbaiki
penglihatan mata karena mengandung karotenoidnya yang tinggi. Fitokimia di
dalam buahnya juga diketahui dapat menurunkan resiko kanker.
Buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika dibandingkan
dengan buah yang lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor domestik
untuk melakukan pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup besar.
Buah naga mulai dikembangkan di tanah air serta memiliki peluang besar untuk
disebarluaskan. Beberapa sentra agribisnis buah naga mulai berkembang antara
lain malang, delanggu, kulonprogo, dan DI Yogyakarta (Purba, 2007).
Kondisi iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia mendukung untuk
pengembangan agribisnis buah naga. Komoditas ini mempunyai prospek yang
cerah untuk peluang komoditas ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta
memiliki potensi yang sangat baik dikembangkan di Indonesia (Deptan, 2005).
Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga
daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah
naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus). Masing-masing buah
naga memiliki karakteristiknya sendiri. Dari buah naga yang dikembangkan
tersebut buah naga Hylocereus polyrhizus lebih sering dibudidayakan karena
memilki kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah buah lebih besar dan warna
daging lebih menrik. Sedangkan buah naga yang jarang dibudidayakan adalah
bauah naga Selenicereus megalanthus karena ukuran buah yang relatif kecil
walaupun rasanya paling manis diantara jenis yang lain.
Persilangan diantara kedua jenis buah naga tersebut kemungkinan bisa
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis buah naga.
Persilangan merupakan cara paling populer untuk meningkatkan variasi genetik
karena relatif mudah, murah dan efektif untuk dilakukan ( Anonim, 2007). Saat ini
persilangan buah naga jenis Hylocereus polyrhizus dan Selenicereus megalanthus
masih jarang dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
adanya kompatibilitas persilangan buah naga tersebut.
Dari keempat jenis buah naga tersebut, buah naga daging putih paling
digemari dan diminati. Selain bentuk dan ukurannya yang lebih besar, buah naga
daging putih juga lebih segar karena rasa masamnya yang khas. Buah naga yang
berasal dari jenis tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus
dikembangkan di Australia, Thailand dan Vietnam. Morfologi tanaman buah naga
terdiri dari akar, batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga hanyalah akar
serabut yang berkembang di dalam tanah di batang atas sebagai akar gantung.
Akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut batang. Di
bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga
bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya
berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah
gelap untuk buah naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di
sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik
seekor naga, oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk
segitiga, durinya pendek sekali dan tidak mencolok, sampai mereka dianggap
"kaktus tak berduri".
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang buah naga ini antara lain:
1. Agar para petani buah naga bisa memperoleh sedikit pengalaman setelah
membacanya
2. Mengarahkan penanaman buah naga ke tren organik, karena dengan budidaya
organik dapat dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik.
3. Memberi tahu teknik budi daya tanaman buah naga yang baik dan benar
sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal bagi para petaninya.
C. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca, serta bisa memberikan pengetahuan yang bisa dimanfaatkan dalam
budidaya buah naga (dragon fruit). Buah naga yang ada saat ini diharapkan bisa
berkembang dan menghasilkan kualitas yang semakin baik, sehingga bisa
memenuhi kebutuhan pasar akan tingginya permintaan buah ini. Sangat
diharapkan makalah ini bisa memberi manfaat yang positif untuk pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari
marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan, namun sekarang juga dibudidayakan di negara-
negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat
ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus
hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi
mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah
itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal
sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian
diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon
fruit (buah naga).
Buah naga mulai masuk pasaran, sehingga gampang dijumpai di swalayan
di seluruh nusantara. Selain rasanya yang manis, buah naga juga memberi manfaat
besar bagi tubuh manusia yaitu banyak mengandung vitamin dan mineral penting
bagi tubuh. Tak heran jika permintaan konsumen untuk buah naga semakin hari
semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga kini
marak di kebunkan. Penanaman buah naga tersebar dari Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, hingga Kalimantan. Selain di lahan yang luas, buah naga
juga dapat diusahakan di lahan sempit seperti halaman rumah dengan
menggunakan pot.
Tanaman buah naga pada awalnya dipergunakan sebagai tanaman hias
karena sosoknya yang unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buah yang menarik.
Bunganya cukup unik mirip dengan bunga wijayakusuma, berbentuk corong.
Bunga buah naga akan berkembang menjadi buah dengan tampilan
buahnya berkulit merah serta bersisik. Sejak penduduk asli mengetahui bahwa
buah naga bisa dimakan dan rasanya enak, mereka pun mengkonsumsi buah naga
sebagai buah-buahan segar di meja hidangan. Buah naga diperkenalkan di
Indonesia pada dekade 90-an.
Keberadaan buah naga bila dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand
masih sangat minim, hal ini disebabkan karena buah naga belum dikenal luas oleh
masyarakat dan teknik budi dayanya yang baik belum diketahui.
Buah naga semakin naik daun lantaran dipicu oleh impor buah naga dari
Thailand yang semakin membludak di pasar buah-buahan Indonesia. Semakin
banyak yang minat terhadap buah naga, melihat peluang tersebut para pekebun
buah mulai mengembangkan budi daya buah naga di Indonesia. Penanaman buah
naga sudah sampai ke Papua, meluasnya penanaman buah naga ini karena teknik
budi dayanya cukup mudah dilakukan sekaligus didukung oleh iklim tropis
Indonesia yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan buah naga.
Budi daya buah naga di Indonesia pada umumnya masih menggunakan
bahan kimia, artinya proses budi daya masih menggunakan pupuk kimia
(anorganik), seperti urea, fosfor (P), kalium (K), atau NPK, zat pengatur tumbuh,
pestisida, dan bahan kimia lain yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman buah naga. Sayangnya, budi daya tanaman menggunakan bahan kimiawi
tersebut membawa dampak negatif, baik dari segi kesehatan, kelestarian
lingkungan, maupun segi ekonomi.
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat merusak tingkat
kesuburan tanah. Tekstur tanah akan menjadi keras dan kurang subur. Penggunaan
pestisida dapat berakibat pada kematian serangga-serangga penyerbuk, selain itu
hama akan menjadi resisten terhadap pestisida tertentu. Penggunaan pestisida
dosis tinggi atau berlebihan mengakibatkan timbulnya residu bahan kimia dalam
buah.
3. Buah
Buah naga berbentuk lonjong agak mengerucut (oblong) atau secara umum
disebut bentuk berry. Buah tanaman ini mempunyai variasi warna, mulai dari
kuning, pink, sampai merah. Selain warna kulit buah, warna daging buahnya pun
beragam, ada yang berwarna putih, kuning, dan merah/ merah muda.
Sesuai dengan warna daging buah tersebut, buah naga dibedakan menjadi
buah naga putih (white pitaya), buah naga kuning (yellow pitaya), dan buah naga
merah (red pitaya).
4. Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat, pipih, dan sangat
keras. Setiap buah mengandung lebih dari 1000 biji, berbeda dengan buah berbiji
lainnya biji buah naga yang kecil dapat dimakan bersama dengan daging buahnya.
F. Pemeliharaan Tanaman
Bibit yang telah berhasil ditanam maka tetap harus mendapatkna
pemeliharaan secara teratur. Pemeliharaan meliputi pengairan, penulaman
tanaman, pengaturan letak dan pengikatan batang/ cabang, pemupukan susulan,
pemangkasan cabang, serta seleksi bunga dan buah. Proses pemeliharaan
dilakukan sampai memasuki masa panen tanaman buah naga.
1. Pengairan
Umumnya pengairan dilakuka dengan system tadah hujan, namun tanaman
buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air pada masa vegetatif dapat menyebabkan tanaman layu dan susah
bertunas. Selama masa vegetatif tanaman disiram 1 minggu sekali sampai umur
tanaman 6 bulan.
Masa generatif telah muncul bunga dan buah maka penyiraman dilakukan
10-14 hari sekali. Kekurangan air pada masa generative dapat menimbulkan
kerontokan bunga dan buah yang terbentuk tidak sempurna, namun kelebihan air
pada masa ini akan menyebabkan buah kurang manis dan mudah pecah.
Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari pada pukul 06.00 dan 17.00.
volume pemberian antara 3-5 liter per lubang tanam, penyiraman dilakukan
dengan membasahi sekeliling tanaman hingga kondisi tanah tidak terlalu becek
dan tidak terlalu kering.
2. Penyulaman
Penyulaman berarti mengganti tanaman yang telah mati akibat serangan
hama, penyakit, maupun penyebab yang lain. Tanaman yang disulam biasanya
busuk pangkal batang, tidak tumbuh, kerusakan fisik, dan gejala kerusakan lain
yang menyebabkan tanaman tidak berproduksi dengan baik. Penyulaman
bertujuan agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi optimal dan efisiensi lahan
tetap tinggi. Penyulaman biasanya dilakukan seminggu setelah bibit dipindah ke
lapang.
4. Pemupukan Susulan
Pupuk ibarat makanan atau nutrisi tambahan bagi tanaman, meskipun
tanah telah menyediakan hara tetapi ketersediaan hara biasanya tidak mencukupi
untuk menunjang perkembangan tanaman selanjutnya. Untuk memenuhinya maka
perlu adanya pupuk susulan (tambahan), untuk penanaman system organik
pemupukan tentu berdeda dengan system penanaman anorganik. Penanaman
organik haya menggunakan bahan-bahan organik saja seperti pupuk kandang dari
kotoran sapi, kambing atau kompos tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia
buatan seperti NPK, dan urea. Pupuk kandang diberikan sebangnyak 2-5 kg
pertanaman dengan interval pemberian 2-3 bulan sekali.
5. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk memperoleh bentuk tanaman yang baik
sehingga akan memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik pula, selain itu
pemangkasan dilakukan untuk membuang bagian yang sudah tidak produktif lagi,
seperti cabang kerdil alatu lurus. Bagian yang tidak produktif akan menghambat
pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetensi dengan batang produktif
dalam memperoleh hara.
Pemangkasan vegetatif dilakukan untuk membentuk batang dan
percabangan yang baik, sementara pemangkasan generatif dilakukan untuk
membentuk cabang produktif.
6. Seleksi Bunga dan Buah
Tanaman buah naga mulai belajar berbunga pada akhir bulan k3-7 dan ke-
8 setelah tanam di lahan pada cabang produktif akan muncul kuntum bunga
seukuran kelingking. Pada fase ini diperlukan pemupukan tambahan dengan kadar
P dan K yang tinggi seminggu sekali selama 8 minggu, pengairanpun perlu diatur
setidaknya 2 minggu sekali untuk mencegah kerontokan bunga.
Bunga akan muncul lebih dari 1 pada setiap cabang produktif, karenanya
perlu dilakukan seleksi bunga pawa waktu masih kecil. Pertahankan 2-3 bunga
saja per cabang dengan jarak antar kuntum bunga 30 cm, bunga yang
dipertahankan adalah bunga yang besar, sehat, warna cerah, dan segar serta
usahakan yang menghadap ke matahari.
7. Sanitasi Kebun
Salah satu pemeliharaan kebun yang sering terlupakan adalah sanitasi atau
kebersihan kebun. Sanitasi bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan
penyakit, kebun yang kotor akan memudahkan penyakit mudah menyerang
tanaman seperti busuk batang, hama lalat buah dengan mudah bisa menyerang
saat munculnya buah.
Kebersihan kebun bisa dilakukan dengan menyiangi rumput secara teratur
di sekitar penanaman buah naga dan tidak membiarkan sampah menumpuk di
areal penanaman. Penumpukan bekas pangkasan bisa menjadi sarang lalat dan
bekicot.
b. Kutu kebul
Serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm berwarna putih dan sayapnya jernih
ditutupi lapisan lilin yang bertepung, biasanya berkelompok pada bagian
permukaan bawah cabang. Gejala kerusakan biasanya berupa bercak nekrotik
pada cabang akibat rusaknya sel-sel dan jaringan batang. Pengendalian hama ini
bisa dilakukan dengan teknis seperti menanami pinggiran lahan dengan tanaman
jagung atau bunga matahari sebagai pembatas dan memperbanyak populasi agen
hayati, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang terutama bukan family
Solanaceae, seperti tomat, cabai, kentang dan mentimun.
c. Kutu sisik
Hama kutu sisik (Pseudococcus sp.) umumnya berada pada bagian cabang
yang tidak terkena sinar matahari langsung, cabang yang terserang akan terlihat
kusam dan biasanya menyerang pada sela-sela tanaman yang ternaungi.
d. Kutu batok
Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan menghisap
cairan pada batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi
berwarna kuning. Pengendaliannya dapat dilakukan menggunakan cara yang sama
dengan kutu kebul dan kutu sisik, atau dengan menyemprotkan larutan belerang
pada batang yang terkena kutu.
e. Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang
atau cabang, terutama pada saat musim kemarau. Bekicot menggerogoti sehingga
batang menjadi layu, penyebab hama ini karena sanitasi lingkungan yang kuran
bersih. Pengendaliannya dapat dilakukan secara manual, yaitu mengambil satu
persatu bekicot yang ada.
f. Semut
Pada umumnya, semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai
berbunga, karena aroma khas yang dikeluarkan bunga akan mengundang semut
berdatangan. Bunga juga menghasilkan zat yang berasa manis, semut mulai
mengerubungi bunga yang baru kuncup dan menyebabkan kulit buah berbintik
biktik cokelat. Pencegahan buah naga dari semut adalah dengan menaburkan
kabur mengelilingi batang utama buah naga.
g. Burung
Gangguan burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu
dikhawatirkan, biasanya burung menyerang buah yang telah matang pata bagian
atas, jika memungkinkan pembungkusan buah dengan plastik atau kain kasa
transparan dapat mencegah serangan burung tersebut.
2. Penyakit
a. Busuk pangkal batang
Menyerang pada awal penanaman dengan gejala berupa pembusukan pada
pangkal batang sehingga mengakibatkan batang berair dan berwarna kecoklatan
dan biasanya diikuti adanya bulu putih di sekitar daerah yang terserang. Busuk
disebabkan karena keadaan yang terlalu lembab sehingga muncul jamur yang
menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi
pada bibit stek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
b. Busuk bakteri
Tanaman tampak layu, kusam, terdapat lender putih kekuningan pada tanaman
yang mengalami pembusukan. Disebabkan oleh Pseudomonas sp.,
pengendaliaannya dengan cara mencabut tanaman yang sakit.
c. Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl, gejalanya antara
lain cabang tanaman berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Pencegahan
dengan menjaga lahan agar tidak tergenang oleh air, jika sudah terlanjur terserang
maka pangkaslah bagian tanaman dan buang.
H. Memanen Buah Naga
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan panen, misalnya
waktu yang tepat untuk panen, dan cara panen yang benar.
2. Waktu panen
Lakukan pemanenan buah naga pada pagi hari (pukul 09.00-11.00) atau
sore hari (15.00-17.00), sebaiknya dilakukan pada cuaca yang cerah.
3. Cara pemanenan
Tahap-tahap pemanenan buah naga adalah:
1. Kenakan sarung tangan saat akan memetik buah agar tidak melukai kulit buah.
2. Siapkan gunting pangkas ranting yang salah satu sisinya tajam untuk
memanen buah.
3. Potong buah pada tangkainya tanpa merusak percabangan yang merupakan
letak buah tersebut.
4. Untuk buah yang memiliki tangkai panjang maka pemetikannya lebih mudah,
potong tangkai buah antara buah dan cabang kemudian buang tangkainya.
5. Usahakan buah yang telah dipanen tidak terjatuh, bila pohon mulai meninggi
maka pemanenan bisa dibantu dengan menggunakan tangga.
6. Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran atau langsung dimasukkan ke
dalam kotak. Tujuannya untuk mencegah gesekan atau benturan antar buah
yang dapat menyebabkan buah memar.
7. Letakkan buah pada posisi berdiri dengan tangkai buah menghadap bawah.
8. Lapisi setiap lapisan buah dengan bantalan yang sama, tinggi tumpukan buah
hendaknya tidak terlalu tinggi yakni cukup 2-3 susun saja.
Kelas sortasi:
Super, bobot buah > 500 g
Kelas A, bobot buah 400-500 g
Kelas B, bobot buah 300-400 g
Kelas C, bobot buah <300 g
Untuk memudahkan penyortiran selain timbangan juga bisa dengan
menggunakan gelang yang dibuat sendiri dari kawat atau plastik yang disesuaikan
dengan ukuran masing-masing kelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak masuk ke Indonesia pada tahun 2000-an pamor buah naga kian
memuncak, pada awalnya buah naga berdaging putih yang banyak ditemukan
dipasaran namun seiring dengan waktu pamor buah naga berdaging putih mulai
redup, dan buah naga warna merah yang semakin banyak diminati. System
perawatan pada tanaman buah naga harus sangat diperhatikan, apalagi bagi
tanaman bibit, pengairan yang kurang sesuai dengan prosedur maka akan merusak
tanaman.
Pengairan tanaman yang berlebihan dapat menyebabkan keadaan tanah
menjadi lembab dan akan tumbuh jamur perusak batang bawah yang
menyebabkan batang tersebut menjadi busuk. Sanitasi kebun juga merupakan
salah satu unsur pemeliharaan yang penting, karena tujuannya adalah untuk
mencegah penyebaran hama dan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA