Laporan Praktikum Farmakologi Diuretik PDF
Laporan Praktikum Farmakologi Diuretik PDF
Laporan Praktikum Farmakologi Diuretik PDF
DIURETIK FUROSEMID-HCT”
DISUSUN OLEH :
ii
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 12
5.2. Saran ................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Diuretik ?
2. Apa Efek Pemberian Obat Diuretik Secara Oral Dan Intraperitorial,
Dosis Tunggal Pada Hewan Coba Mencit ?
3. Bagaimana Cara Mengamati Efek Diuretic Pada Mencit ?
4. Apa Kesimpulan Dari Praktek Farmakologi Diuretik Pada Hewan Coba ?
1.3. Tujuan Praktikum
1. Paham apa yang dimaksud dengan diuretik dan beberapa jenis obatnya
2. Mempraktekan dan mengamati pengaruh efek diuretik secara oral dan
i.p: Furosemid dan HCT
3. Membuktikan bahwa FUROSEMID & HCT mempunyai efek diuretika
4. Membandingkan onset diuretik setiap kelompok
5. Membandingkan % efek diuretik setiap kelompok
6. Menetapkan golongan diuretic kuat-sedang-lemah
7. Membuktikan adanya hubungan cara pemberian dengan efek
8. Menggambar grafik profil diuretik tiap jam setiap kelompok
1.4. Manfaat Praktikum
1. Mengetahui efek dan mekanisme kerja diuretic yang ditimbulkan oleh:
obat Furosemid dan HCT
2. Mengetahui perbandingan waktu obat memberikan efek diuretik pada
hewan percobaan dengan menggunakan : Furosemid dan HCT
3. Dapat mengetahui dampak obat diuretik dari dosis tertentu yang di
berikan kepada mencit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.4. Saluran Pengumpul
Hormon antidiuretik ADH (vasopressin) dari hipofisis bertitik kerja di sini
dengan jalan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini.
2.5. Efek Samping
Efek-efek samping utama yang dapat diakibatkan diuretika adalah :
1. Hipokalemia
2. Hiperurikemia
3. Hiperglikemia
4. Hiperlipidemia
5. Hiponatriemia
2.6. Furosemida
Furosemid, lasix, inkugan turunan sulfonamide ini (1964) berdaya diuretic
kuat dan bertitik kerja dilengkungan henle bagian menaik. Sangat efektif pada
keadaan udema diotak dan paru-paru yang akut. Mulai kerjanya pesat, oral dalam
0,5-1jam dan berahan 4-6jam, intravena dalam beberapa menit dan 2,5jam
lamanya.
Resorbsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, PPnya k.l. 97%, plasma –
t1/2nya 30-60menit, ekkskresinya melalui kemih secara utuh, pada dosis tinggi
juga lewat empedu.
Efek sampingnya berupa umum, pada injeksi i.v terlau cepat, ada kalanya
tetapi jarang terjadi ketulian (reversible) dan hipotensi. Hipokalemia reversible
dapat tejadi pula.
Dosis : pada udema oral 40-80mg pagi p.c, jika perlu atau pada insufisiensi
ginjal sampai 250-2000mg sehari dalam 2-3 dosis. Injeksi i.v (perlahan) 20-40mg,
pada keadaan kemelud hipertensi sampai 500mg (!). penggunaan i.m tidak
dianjurkan.
2.7. Hidroklorthiazida (HCT)
Senyawa sulfamoyl ini (1959) diturunkan dari Klorthiazida yang
dikembangkan dari sulfanilamide. Bekerja dibagian tubuli distal, efek diuretisnya
lebih ringan dari diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih lama 6-12jam. Daya
hipotensif lebih kuat (pada jangka panjang), maka banyak digunakan sebagai
4
pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Seringkali pada kasus
yang lebih berat dikombinasikan dengan obat-obat lain untuk memperkuat
efeknya, khususnya betablokers. Efek optimal ditetapkan pada dosis 12,5mg dan
dosis diatasnya tidak akan menghasilkan penerunan tensi lagi (kurva dosis efek
data). Zat indukya Klortiazida 10x lebih lemah, maka kini tidak digunakan lagi.
Resopsinya dari usus sampai 80%, PPnya Kl 70% dengan plasma t1/2 6-15
jam. Ekskresinya terutama lewat kemih secara utuh.
Dosis : hipertensi : 12,5mg pagi p.c, udema : 1-2 dd 25-100mg,
pemeliharaan 25-100mg 2-3 kali seminggu. Sediaan kombinasi : *lorimid,
*moduretic = HCT 50 + amilorida 5mg + triameteren 50mg
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
6
4. Gom
5. Mencit putih DDY, 20-25 g
Alat :
1. Timbangan mencit
2. Sonde oral mencit
3. Suntikan
4. Kandang metabolisme individual
5. Alat gelas sesuai kebutuhan
Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Siapkan 6 ekor mencit (masing-masing perlakuan mendapatkan 2 ekor
mencit)
3. Buatlah larutan NaCl, Furosemid, HCT, Gom
4. Suntikan ke masing-masing perlakuan secara oral dan i.p
5. Diletakan dalam urine volumeter selama 2 jam
6. Diamati dan dicatat volum urine yang dikeluarkan selama 2 jam
3.3. Perhitungan
Tabel 3.1
Perhitungan
Dosis Sediaan
Untuk
Perlakuan Etiket
Manusia Mencit Vol Obat Vol (ekor)
(mg) (mg) (ml) (mg) (ml)
7
1. Induktor (NaCl 3,6%)
1,8 g NaCl + Aqua 50ml
2. Normal (Gom 2%)
2 g Gom + Aqua 100ml
3. Larutan induk Furosemid
40mg + lar gom 10ml → 4mg/ml
4. Fu 40
40𝑚𝑔
𝑥 12,3 𝑥 0,02 = 0,164𝑚𝑔/20𝑔
60 𝑘𝑔
0,164𝑚𝑔
𝑥 12𝑚𝑙 = 0,49𝑚𝑙/20𝑔
4𝑚𝑔
5. Larutan Induk HCT
25mg + lar gom 10ml → 2,5mg/ml
6. HCT 50
50𝑚𝑔
𝑥 12,3 𝑥 0,02 = 0,205𝑚𝑔/20𝑔
60𝑘𝑔
0,205𝑚𝑔
𝑥 12𝑚𝑙 = 0,49𝑚
5𝑚𝑔
3.4. Pembuatan
1. NaCl 1800mg dilarutkan dalam aquadest ad 50ml → etiket
2. Gom 2000mg dilarutkan dalam aquadest ad100ml → etiket
3. Buat larutan induk Furosemid (1 tablet Furosemid (40 mg) digerus +
larutan gom 2% ad 10 ml → vial → etiket : Furosemid 4 mg/ml)
4. F40 dibuat dengan mengambil 1ml dari larutan induk + larutan gom ad
12ml → vial → etiket : Fu40 4mg/12ml
5. Buat larutan induk HCT (1 tablet HCT (25 mg) digerus + larutan gom
2% ad 10 ml → vial → etiket : HCT 2,5 mg/ml)
6. HCT 50 dibuat dengan mengambil 2ml dari larutan induk + larutan gom
ad 12ml → vial → etiket : HCT 5mg/12ml
3.5. Definisi operasional
1. VCB atau volume cairan diberikan adalah jumlah cairan inductor dan
cairan obat.
8
2. VUT atau volume urine tertampung adalah volume yang tertampung
dalam tempat yang sudah disediakan selama 2 jam.
3. Onset adalah waktu pipis pertama dikurang waktu jarum suntik dicabut.
4. % kadar adalah VUT dibagi (:) VCB dikali 100%
9
BAB IV
4.1. Hasil
Tabel 4.1
Onset, % Efek dan hasil pengamtan dari Pemberian obat Furosemid dan
Hydroclortiazide secara oral dan i.p
120
100
80
60 ONSET
40 % EFEK
20
0
F40 oral F40 ip HCT50 HCT50 ip N oral N ip
oral
Gambar 4.1
Grafik Onset dan % Efek dari Pemberian obat Furosemid dan
Hydroclortiazide secara oral dan i.p
10
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini merupakan pengujian obat-obat yang berkhasiat sebagai
diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin
sehingga mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh. Fungsi utama diuretic
adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan
cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi
normal. Berdasarkan mekanisme kerjanya, secara umum diuretic dapat dibagi
menjadi dua golongan besar yaitu diuretic osmotic yaitu yang bekerja dengan cara
menarik air keurin, tanpa mengganggu sekresi atau absorbsi ion dalam ginjal
dan penghambat mekanisme transport elektrolit didalam tubuli ginjal, seperti
diuretic tiazid (menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa
Henleparsascendens), Loop diuretik (lebih poten daripada tiazid dan dapat
menyebabkan hipokalemia), diuretic hemat kalium (meningkatkan ekskresi
natrium sambil menahan kalium).
Sebenarnya diantara keempat sediaan yang paling baik digunakan yaitu
furosemid karena furosemid berkerja dengan cara menghambat reabsorbsi ion Na
pada jerathenle. Mekanisme kerja furosemid adalah inhibisireasorbsi natrium dan
klorida pada jerathenle menaik dan tubulus ginjal distal, mempengaruhi system
kontransporikatan klorida, selanjutnya meningkatkan ekskresi Na, Cl-, Mg,
Kalsium dan air.
Hidroklorthiazid berkerja dengan cara menghambat simporter Na+, Cl-,
ditubulus distal. Mekanisme kerja hidroklorthiazid yaitu inhibisireabsorbsi pada
tubulus ginjal, akibatnya ekskresi Na dan air meningkat..
Dalam percobaan ini kami melakukan 6 perlakuan yaitu pemberian obat
furosemid, hiydroclortiazid, dan gom secara oral dan i.p. Pada praktikum ini kami
ingin membandingkan efek diuretic furosemid dan hydroclortiazid. Pemberian
obat furosemid memiliki % efek kadar lebih besar disbanding dengan
hydroclortiazid pada pemberian secara oral dan ip yang mempunyai efek diuretic
kuat. Ini membuktikan bahwa furosemid dan hydroclortiazid mempunyai efek
diuretic.
11
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Obat Furosemid dan Hydroclortiazid mempunyai efek diuretik.
2. Perbandingan onset dari F40 oral : F40 i.p : HCT50 oral : HCT50 i.p : N
oral : N i.p adalah 15’ : 13’ : 27’ : 32’ : 60’ : 26’.
3. Perbandingan % efek dari F40 oral : F40 i.p : HCT50 oral : HCT50 i.p :
N oral : N i.p adalah 102,77% : 88,02% : 101,39% : 63,39% : 48,38% :
37,32%
4. F40 oral (Diuretik Kuat), F40 i.p (Diuretik Sedang), HCT50 oral
(Diuretik Kuat), HCT50 i.p (Diuretik Lemah), N oral (Diuretik Lemah) N
i.p (Diuretik Lemah).
5. Grafik onset dan % efek dari praktikum ini ada di gambar4.1 halaman 13.
5.2. Saran
Berat badan mencit yang digunakan dalam percobaan hendaknya
disamaratakan sehingga terdapat keseragaman volume larutan yang diberikan
pada mencit.
12
DAFTAR PUSTAKA
13