Mekanika Teknik 5 2010 PDF
Mekanika Teknik 5 2010 PDF
ANALISA PERPINDAHAN
PADA STRUKTUR DENGAN
EXCEL DAN CALCULATOR
(Untuk Program Studi Teknik Konstruksi Gedung)
PRATIKTO
NIP. 19610725 198903 1 002
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Didanai dengan DIPA PNJ Tahun 2010
5. Biaya yang diperlukan : Rp.3.500.000,- (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
Mahasiswa mampu
menghitung – Gaya Dalam
Mahasiswa mampu menjelaskan Portal dengan sistem matrik
gaya dalam batang baik statis
tertentu dan tak tentu diatas dua Mahasiswa mampu menghitung
tumpuan dengan sistem matrik – Gaya Dalam - Balok Statis tak
tentu dengan sistem matrik
conyugated beam
Deskripsi Matakuliah
Mata Kuliah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu (1).Dasar Teori , (2)Pengoperasian alat bantu dengan format matrik dan Aplikasi pada
struktur bangunan gedung bertingkat. Sangat dibutuhkan pemahaman mekanika teknik dari semester yang lalu dan (3)pemahaman operasi
matrik. Struktur yang ditinjau adalah : Rangka Batang ( Atap bangunan ) , Balok dan Portal secara dua-dimensi. Beban yang digunakan adalah
beban statik Gravitasi dan Lateral. Hasil perhitungan harus dinyatakan dalam gambar bidang gaya dalam Momen, Lintang dan Normal.
Kompetensi Umum
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa : Mampu menganalisa gaya dalam struktur bangunan gedung bertingkat dengan sistem matrik baik
rangka batang ataupun portal 2 dimensi yang berbasis pada perangkat lunak baik Kalkulator ataupun komputer standard seperti microsoft excel
.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
No Kompetensi Pokok Sub Pokok Bahasan Pengalaman Metode Media Estima Kepustak
Khusus Bahasan Belajar si aan
Waktu
1 REVIEW Pendahuluan 1. Analisa struktur bangunan Mahasiswa Presentasi White board , lcd 90 menit
2. Kontrak Perkuliahan mempersiapkan alat projector,
Calculator dan Komputer bantu hitung dan untuk calculator,
3. Review Rangka batang mengingat kembali komputer
4. Review bid M,D,N pelajaran mekanika
5. Hubungan mata kuliah dengan teknik semester lalu
MK yang lain
2. Mahasiswa Operasi pada 1. Definisi matriks ; Sifat matrik Mahasiswa diajarkan Presentasi , White board , lcd 90 menit 1
mampu perhitungan 2. Penjumlahan ; Perkalian bagaimana menggunakan praktek projector,
matrik dengan 3. Invers matrik peralatan calculator calculator,
menggunakan Calculator 4. Input data calculator untuk operasi matrik. komputer
calculator untuk 5. Transpose
operasi matrik 6. Perkalian
7. Invers
Seperti: Casio 8. Solusi Persamaan Linear
FX9850GB
No Kompetensi Pokok Sub Pokok Bahasan Pengalaman Metode Media Estima Kepustak
Khusus Bahasan Belajar si aan
Waktu
3. Mahasiswa mampu Operasi pada 1. Input data Lembar kerja Mahasiswa diajarkan Presentasi , White board , lcd 90 menit 1
menggunakan perhitungan 2. Transpose bagaimana menggunakan praktek projector,
komputer untuk matrik dengan 3. Perkalian Komputer untuk operasi komputer
operasi matrik Lembar Kerja 4. Invers matrik.
EXCEL 5. Solusi Persamaan Linear
Seperti: Lembar
Kerja EXCEL
4 Mahasiswa mampu Macam-macam 1. Perubahan Panjang Batang Dosen memberikan Presentasi , White board , lcd 90 menit
menjelaskan Deformasi : 2. Putaran sudut balok pendalaman besaran2 kuis, projector,
deformasi elemen Batang dan balok 3. Lendutan Balok yang akan dipakai untuk komputer
struktur matrik
5. Mahasiswa mampu Membentuk 1. Matrik Statis Dosen memberikan Presentasi, White board , lcd 180
menjelaskan Dasar matrik kekakuan 2. Matrik Deformasi penjelasan dalam bentuk Conto soal, projector, menit
teori metode struktur dan 3. Matrik Kekokohan soal. Latihan komputer
perpindahan dalam menyelesaikan 4. Matrik Kekakuan mandiri
bentuk matrik persamaan linear 5. Solusi Persamaan Linear
6 Mahasiswa mampu Membentuk 1. Matrik Statis Dosen memberikan Presentasi, White board , lcd 180
menghitung Rangka matrik kekakuan 2. Matrik Deformasi penjelasan dalam bentuk Conto soal, projector, menit
Batang dengan struktur Rangka 3. Matrik Kekokohan soal dan pemakaian alat Latihan komputer,
bentuk matrik Batang dan 4. Matrik Kekakuan hitung mandiri calculator
menyelesaikan 5. Solusi Persamaan Linear
persamaan linear 6. Gaya Dalam Rangka Batang
6 Mahasiswa mampu Membentuk 1. Matrik Statis Dosen memberikan Presentasi, White board , lcd 180
menghitung Balok matrik kekakuan 2. Matrik Deformasi penjelasan dalam bentuk Conto soal, projector, menit
statis tertentu dan struktur Balok 3. Matrik Kekokohan soal dan pemakaian alat Latihan komputer,
tak tentu dengan dan menyelesai 4. Matrik Kekakuan hitung mandiri calculator
bentuk matrik kan persamaan 5. Solusi Persamaan Linear
linear beserta 6. Gaya Dalam Balok MDN
Gambar MDN
8. Mahasiswa mampu Membentuk 1. Matrik Statis Dosen memberikan Presentasi, White board , lcd 180
menghitung matrik kekakuan 2. Matrik Deformasi penjelasan dalam bentuk Conto soal, projector, menit
PORTAL dengan struktur PORTAL 3. Matrik Kekokohan soal dan pemakaian alat Latihan komputer,
kaki Miring dalam MIRING dan 4. Matrik Kekakuan hitung mandiri calculator
bentuk matrik menyelesai kan 5. Solusi Persamaan
persamaan linear Linear
beserta Gambar 6. Gaya Dalam Balok
MDN MDN
PUSTAKA
1 Supartono F.X. dan Boen T , 1980; Analisa struktur dengan metode matrix,Fakultas Teknik Universitas Indonesia, UI PRESS
2.Wang, C.K: 1999;”Matrix Methods of structural Analysis”, Scrantons International Text Book, Co
KONTRAK PERKULIAHAN Mekanika Teknik 5
ISI
NO. URAIAN
KONTRAK
1. Manfaat Matakuliah ini membahas masalah analisa gaya dalam struktur bangunan
matakuliah gedung bertingkat dengan sistem matrik baik rangka batang ataupun
portal 2 dimensi yang berbasis pada perangkat lunak baik Kalkulator
ataupun komputer standard seperti microsoft excel. Matakuliah ini
merupakan penunjang mata kuliah berikutnya yaitu Kerja Proyek
Perencanaan yang akan langsung diterapkan pada semester berikutnya.
Matakuliah ini juga sangat berguna ketika mahasiswa sudah memasuki di
dunia kerja terutama yang bekerja di bidang struktur bangunan gedung
bertingkat.
2. Deskripsi Mata Kuliah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu (1).Dasar Teori ,
perkuliahan (2)Pengoperasian alat bantu dengan format matrik dan Aplikasi pada
struktur bangunan gedung bertingkat. Sangat dibutuhkan pemahaman
mekanika teknik dari semester yang lalu dan (3)pemahaman operasi
matrik pada struktur yang ditinjau adalah : Rangka Batang ( Atap bangunan
) , Balok dan Portal secara dua‐dimensi. Beban yang digunakan adalah
beban statik Gravitasi dan Lateral. Hasil perhitungan harus dinyatakan
dalam gambar bidang gaya dalam Momen, Lintang dan Normal.
4. Organisasi materi
Kontrak perkuliahan 3
7. Tugas- • Setiap selesai pokok bahasan diberikan tugas individu mengerjakan soal, dengan
tugas waktu 1 minggu. Apabila tidak mengerjakan tugas tidak akan mendapat nilai
pada item tersebut. Jika mengumpulkan tetapi terlambat nilai diperhitungkan
50% dari nilai yang diperoleh.
• Kuis/Tugas dilakukan sewaktu-waktu tanpa ada pemberitahuan, selama 1
semester dilakukan sebanyak 2 kali.
• Materi UTS dan UAS menggunakan bentuk essai dan diperbolehkan membuka
Ringkasan pada kertas double folio. Tidakdiperkenankan saling meminjam
Ringkasan
8. Kriteria • Indikator penilaian: ketepatan perhitungan, cara penyelesaian, kebenaran konsep
penilaian dan ketepatan analisa.
• Bobot penilaian:
o Tugas 1 : 10%
o Kuis/Tugas 2+3 : 20%
o UTS : 30%
o UAS : 40%
• Kategori nilai:
A = 100 – 81
A- = 80 – 76
B+ = 75 – 73
B = 72 – 68
B- = 67 – 64
C+ = 63 – 60
C = 59 – 56
D = 55 – 41
E = 40 - 0
9. Jadwal Minggu Pokok bahasan
perkuliahan 1 Pendahuluan elemen struktur bangunan gedung bertingkat
2–6 Rangka Batang dan Balok
8 – 10 Portal 2D beraturan
11–13 Portal Miring atau Gable frame
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Prakata
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Mata Kuliah
1.2 Hubungan Mata Kuliah dengan yang lain
1.3 Tujuan Pembelajaran Umum
1.4 Petunjuk Buku Ajar
MODUL 1
DASAR METODE PERPINDAHAN
2.1 Pendahuluan
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
2.3 Kegiatan Belajar
2.3.1 Dasar Teori Perpindahan
2.3.1.1 Pembagian elemen
2.3.1.2 Beban Ekwivalen
2.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
2.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
2.3.2 Latihan
2.3.3 Tugas
2.3.4 Evaluasi
2.4 Rangkuman
2.5 Daftar Pustaka
MODUL 2
RANGKA BATANG
3.1 Pendahuluan
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
3.3 Kegiatan Belajar
3.3.1 Perpindahan Batang
3.3.1.1 Matrik Deformasi dan Statis
3.3.1.2 Beban Ekwivalen
3.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
3.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
3.3.2 Latihan
3.3.3 Tugas
3.3.4 Evaluasi
3.4 Rangkuman
3.5 Daftar Pustaka
MODUL 3
BALOK
4.1 Pendahuluan
4.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
4.3 Kegiatan Belajar
4.3.1 Deformasi Balok
4.3.1.1 Pembagian elemen
4.3.1.2 Beban Ekwivalen
4.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
4.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
4.3.2 Latihan
4.3.3 Tugas
4.3.4 Evaluasi
4.4 Rangkuman
4.5 Daftar Pustaka
MODUL 4
PORTAL
5.1 Pendahuluan
5.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
5.3 Kegiatan Belajar
5.3.1 Deformasi Lentur Portal
5.3.1.1 Pembagian elemen
5.3.1.2 Beban Ekwivalen
5.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
5.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
5.3.2 Latihan
5.3.3 Tugas
5.3.4 Evaluasi
5.4 Rangkuman
5.5 Daftar Pustaka
MODUL 5
PORTAL MIRING
6.1 Pendahuluan
6.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
6.3 Kegiatan Belajar
6.3.1 Deformasi Lentur Portal Miring
6.3.1.1 Pembagian elemen
6.3.1.2 Beban Ekwivalen
6.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
6.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
6.3.2 Latihan
6.3.3 Tugas
6.3.4 Evaluasi
6.4 Rangkuman
6.5 Daftar Pustaka
I-1
BAB I. PENDAHULUAN
Sebagai tujuan akhir tulisan ini adalah agar supaya pembaca dapat
menggunakan alat bantu hitung , seperti kalkulator atau microsoft office untuk
menganalisa gaya dalam struktur pada bangunan bertingkat. Hal ini tentu saja
dibutuhkan ketrampilan menggunakan Kalkulator dan perangkat lunak untuk
lembar kerja microsoft office excel. Lampiran 1
Masalah mengenai teori dasar matrik umumnya dapat dijumpai pada matematik
tingkat perguruan tinggi seperti jenis jenis, sifat matrik dan operasi pada matrik
termasuk perkalian, penambahan dan invers matrik. Analisa gaya dalam
merupakan hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum menganalisa pada
material yang akan digunakan, seperti Beton, Baja dan sebagainya
Dasar teori metode perpindahan akan dibahas pada bab 2 yang akan
dilanjutkan aplikasinya pada : Struktur rangka batang bab 3 dan Balok baik statis
tertentu ataupun statis tak tentu pada bab 4. Evaluasi akan dilakukan setelah
pembaca memahami metode matrik pada rangka batang dan balok. Tahapan ini
pembaca diharapkan menguasai proses pembentukan matrik dan operasi pada
matrik dengan alat bantu kalkulator.
Pada bab5 pembaca akan diajak untuk mengaplikasikan pada portal bentuk
sederhana yang terdiri dari elemen struktur seperti balok dan kolom. Pada tahap
ini diberikan tugas untuk menyelesaikan struktur Portal bertingkat dengan
I-3
bantuaan lembar kerja excel yang terdapat pada komputer. Disarankan tidak
menggunakan kalkulator untuk analisa portal bertingkat ini karena keterbatasan
memori yang ada. Untuk bentuk yang tidak beraturan sepeti portal dengan kaki
miring dibahas pada bab 6. Masalah ini biasanya digunakan untuk menganalisa
struktur tangga 2 dimensi
Tulisan ini membahas metode matrik yang digunakan untuk analisa struktur
- framed Structure. Pada umumnya ada 2 metode matrik seperti metode gaya-
force method dan metode kekakuan-displacement method. Metode Gaya adalah
metode untuk analisa gaya dalam struktur yang berdasarkan pada hasil iterasi
gaya dalam seperti : metode cross, Kani, Takebaya, Muto, Clapeyron dsbnya.
Metode ini sudah banyak ditinggalkan, kenapa? Apakah seperti pengaruh metode
elastis dengan kekuatan batas? Tidak seluruh metode dibahas di sini karena
menyangkut keterbatasan waktu dan dana yang ada. Methode yang akan dibahas
adalah metode perpindahan – displacement methods yang sudah berkembang
menjadi metode kekakuan-stiffness method .Metode ini uga merupakan dasar dari
pada metode kekakuan langsung – direct stiffness method dan metode elemen
finite element untuk analia benda kontinum.
Beberapa materi dasar akan ditinjau seperti jenis struktur dan deformasi
akibat beban. Selain itu juga ditinjau konsep dasar seperti keseimbangan,
kesepadanan, derajat ketidaktentuan dan sebagainya.
II - 1
MODUL 1
2. 1. Pendahuluan
Tulisan ini membahas metode matrik yang digunakan untuk analisa struktur
framed Structure. Pada umumnya ada 2 metode matrik seperti metode gaya-force
method dan metode kekakuan-displacement method. Metode Gaya adalah metode
untuk analisa gaya dalam struktur yang berdasarkan pada hasil iterasi gaya dalam
seperti : metode cross, Kani, Takebaya, Muto, Clapeyron dsbnya. Metode ini
sudah banyak ditinggalkan, kenapa? Apakah seperti pengaruh metode elastis
dengan kekuatan batas? Tidak seluruh metode dibahas di sini karena menyangkut
keterbatasan waktu dan dana yang ada. Methode yang akan dibahas adalah
metode perpindahan – displacement methods yang sudah berkembang menjadi
metode kekakuan - stiffness method .Metode ini uga merupakan dasar dari pada
metode kekakuan langsung – direct stiffness method dan metode elemen finite
element untuk analia benda kontinum.
Beberapa materi dasar akan ditinjau seperti jenis struktur dan deformasi
akibat beban. Selain itu juga ditinjau konsep dasar seperti keseimbangan,
kesepadanan, derajat ketidaktentuan dan sebagainya.Struktur yang akan dibahas
selanjutnya merupakan struktur rangka/ framed structur dan dapat dibagi atas.
1. Rangka batang bidang
2. Balok statis tertentu dan statis tak tentu
3. Portal bidang
4. Portal berkaki miring
Masing-masing jenis struktur mempunyai ciri tersendiri, sehingga perlu
dibahas secara terpisah. Tempat titik berkumpulnya elemen-elemen struktur
dinamakan titik kumpul (Joints-Nodal) termasuk tumpuan dan ujung elemen yang
bebas. Tumpuan dapat merupakan jepit (fixed), sendi (Hinged, Bin), roller dan
elastis (springs).
Pada metode ini langkah awal yang harus ditinjau adalah perpindahan yang
dinyatakan sebagai derajat kinematis bukan derajat statis. Kinematis adalah
perpindahan yang tidak diketahui atau yang dicari. Metode kekakuan ini struktur
II - 2
6 atau 3
D2 D4 D6 12
D1 D3 D5
D7 D9 D11
D8 D10 D12
II - 3
2. 2 Tujuan Pembelajaran
( Q } = [K] { D} (2.1)
2. 3 Kegiatan Belajar
2.3.1 Dasar Teori Perpindahan
Pada dasarnya metode ini dimulai dengan memisahkan struktur menjadi
elemen elemen dan memberikan besaran lendutan “ anu “ yang dalam hal ini
merupakan lendutan elemen pada titik diskrit sebagai sasaran yang harus dicari.
Untuk mengetahui lendutan titik diskrit , maka harus diketahui derajat kinematis
atau derajat kebebasan dari struktur. Derajat Kinematis adalah suatu besaran yang
menyatakan jumlah komponen bebas dititik diskrit yang mungkin terjadi.
Sehingga urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
II - 4
DIAGRAM :
[K]
{Q} {D}
[B]
[ A]
{H } {d }
[S ]
Gambar 2.1
P1 Py
P
P P1 Py Px
P
Px
Beban merata Q
L
GAYA AKSI
1/2 WL
1/12 WL2
M-PRIMER
M-BATANG
GAYA REAKSI
Matrik [K] merupakan penggabungan dari ketiga matrik diatas atau dapat pula
ditulis sebagai : [K ] ≈ [B ][S ][A]
EI
L L L
Gambar 2.3
3 elemen
3 kinematis; D1.D2,D3
Q2- D2
Q1- D1 Q3- D3
H1-d1 H5-d5
H3-d3
H4-d4 H6-d6
H2-d2
2. statik Matrik A
⎧d 1 ⎫ ⎡0 0 0⎤
⎪d 2 ⎪ ⎢ ⎥
⎪ ⎪ ⎢1 0 0⎥
⎧ D1 ⎫
⎪d 3 ⎪ ⎢1 0 0⎥ ⎪ ⎪
⎨ ⎬ = ⎢ ⎥ X ⎨ D 2 ⎬ ⇒ {d } ≈ [A]{D}
⎪d 4 ⎪ ⎢0 1 0⎥ ⎪ D3⎪
⎪ ⎪
d 5 ⎢0 1 ⎥ ⎩ ⎭
0
⎪d 6 ⎪ ⎢ ⎥
⎩ ⎭ ⎢⎣0 0 1 ⎥⎦
II - 9
d1 d3 d5
d2 d4 d6
D1=1unit
d5
d4 D2=1unit
d6
D3=1unit
d1 H1 H3 d3 H5d5
d2-H2 d4 -H4 d6-H6
d1 d2 2EI/L
4EI/L
d1 d2 4EI/L
2EI/L {H } = [S ]* (d )
⎛ H1 ⎞ ⎡4 EI / L 2 EI / L 0 0 0 0 ⎤ ⎧ d1 ⎫
⎜ ⎟ ⎢2 EI / L 4 EI / L ⎪d 2 ⎪
⎜ H 2⎟ ⎢ 0 0 0 0 ⎥⎥ ⎪ ⎪
⎜H3⎟ ⎢ 0 0 4 EI / L 2 EI / L 0 0 ⎥ ⎪⎪ d 3⎪⎪
⎜ ⎟ = ⎢ ⎥ ⎨ ⎬
⎜ H 4⎟ ⎢ 0 0 2 EI / L 4 EI / L 0 0 ⎥ ⎪d 4 ⎪
⎜H5⎟ ⎢ 0 0 0 0 4 EI / L 2 EI / L ⎥ ⎪d 5⎪
⎜ ⎟ ⎢ ⎥ ⎪ ⎪
⎜ H 6⎟ ⎢⎣ 0 2 EI / L 4 EI / L ⎥⎦ ⎪⎩d 6⎪⎭
⎝ ⎠ 0 0 0
II - 10
H2 H3 H4 H5 H6
Q1 = H2 + H3
Q1 Q2 Q3 Q2 = H4 + H5
∑P = 0 ; Q1 - H2 - H3 = 0
⎧H1 ⎫
⎪ H 2⎪
⎧ ⎫ ⎡
Q1 0 1 1 0 0 0 ⎤⎪ ⎪
⎪ ⎪ ⎢ ⎥ ⎪⎪ H 3 ⎪⎪
⎨Q 2⎬ ≡ ⎢0 0 0 1 1 0⎥ ⎨ ⎬ ⇒ {Q} ≡ [B ]{H }
⎪ Q 3 ⎪ ⎢0 0 0 0 0 1 ⎥ ⎪ H 4 ⎪
⎩ ⎭ ⎣ ⎦ ⎪H 5⎪
⎪ ⎪
⎪⎩ H 6⎪⎭
5. Persamaan Linear
{Q} ≈ [K]{D}
[K] ≈ [B][S][A] ⇔[B] ≈ [A]T
[K] ≈ [A]T [S][A]
{D} ≈ [K]−1{Q}
6. Gaya Dalam
{H} ≈ [S]{d}
{H} ≈ [S][A]{D}
7. Momen Akhir
Momen akhir adalah superposisi hasil matrik {H} dengan beban
ekwivalen yaitu Momen Primer
Momen = H - Momen Primer
II - 11
2.3.2 Latihan
Aplikasi pada balok menerus 3 tumpuan
600 KG/M
EI EI
D1 Derajat kinematis = 1
Gambar 2.9 Kinematis dan elemen
Q1=1800
D1
d3
d2
⎧0 ⎫ ⎡4EI/10 2EI/10 0 0 ⎤ ← H1
⎪1 ⎪ ⎢2EI/10 4EI/10 0 0 ⎥
[A] ≈ ⎪⎨ ⎪⎬
H2
[S ] ≈ ⎢ 0 0 4EI/8 2EI/8
⎥
⎪1 ⎪ ⎢ ⎥ H3
⎪⎩0⎪⎭ ⎣⎢ 0 0 2EI/8 4EI/8⎥⎦ H4
d1 = 1 d 2 = 1 d 3 = 1 d 4 = 1
H1 d1 H3- d3
H-d diagram , untuk [S]
H2 d2 H4- d4
{Q}=[B]{H}
Q1 Q1=H2 +H3
H2 H3 [B]= {0 1 1 0}
[B] = [A]T
⎧ 400 ⎫
⎪ 800 ⎪
{H} = [S][A]{D} = [H ] ≈ ⎪⎨ ⎪⎬
⎪1000⎪
⎪⎩ 500 ⎪⎭
an momen primer)
Momen Akhir
1/8 600 82 =
4800
2700 1350
2880
2.3.3 Tugas
SOAL 1:
P= 36 kN
4m 6m
Gambarkan gaya dalam , M, D
2 elemen : 4m dan 6m
2 elemen : @ 5m
Gambar 2.13
SOAL 2:
Q=8T q = 3T/M’
EI EI
A B C
10M 10M
Gambar 2.14
2.3.4 Evaluasi
P =(kN)
40
4m 6m
2@5m
H-d diagram
40
Q
4 1 -6,4
25,6
6,4 5 -25,6 0
-6,4 25,6 -28,16
-3,84 3,84
11,84 -8 -32 28,16
-11,84 -28,16
40
Beban Ekwivalen
A S = (EI) SA=(EI)
1 0 0 -0,2 0,8 0,4 0 0 0,8 0,4 0 -0,2
0 1 0 -0,2 0,4 0,8 0 0 0,4 0,8 0 -0,2
0 1 0 0,2 0 0 0,8 0,4 0 0,8 0,4 0,24
0 0 1 0,2 0 0 0,4 0,8 0 0,4 0,8 0,24
A At K=(AE)
1 0 0 -0,2 1 0 0 0 0,8 0,4 0 -0,2
0 1 0 -0,2 0 1 1 0 0,4 1,6 0,4 0
0 1 0 0,2 0 0 0 1 0 0,4 0,8 0,24
0 0 1 0,2 -0,2 -0,2 0,2 0,2 -0,2 0 0,24 0,19
Kinv=(1/EI) D H M AKHIR
3,33 -0,42 -1,67 6,25 -208 -6,4 0,00
-0,42 0,83 -0,42 0,00 24 86,4 60,80
-1,67 -0,42 3,33 -6,25 176 -60,8 -60,80
6,25 0,00 -6,25 20,83 -626,667 0 0
d4
d2 d3
d1
0 60,8 -60,8 0
-48,64
-60,80
-32
-80,64
40x6/10*4 96
-48,64
40x1/5*4 -32
-80,64 Hasil Gaya Dalam
2. 4 Rangkuman
Bedakan jenis struktur menurut deformasi yang terjadi
Secara garis besarnya , langkah2 metode ini adalah :
1. Menentukan kinematis struktur dan memberikan deformasi struktur D
dan deformasi masing2 elemen (d). Hubungan ini dinyatakan dengan
matrik [A].
2. Menentukan hubungan gaya dalam dengan deformasi elemen yang
dinyatakan dengan matrik [S].
3. Menentukan hubungan Kesetimbangan antara gaya luar dengan gaya
dalam yang dinyatakan sebagai matrik [B].
II - 16
DIAGRAM :
[K]
{Q} {D}
[B] [ A]
{H } {d }
[S ]
Gambar 2.1
MODUL 2
Tujuan pada pembahasan ini adalah menghitung gaya dalam dari struktur
Rangka Batang. Pada metode ini didahulukan dengan mencari hubungan gaya
dengan lendutan. Pembentukan matrik kekakuan untuk hubungan antara Gaya luar
dengan deformasi – lendutan akan menghasilkan persamaan linear dalam bentuk
matrik. Selanjutnya penyelesaian persamaan linear untuk mendapatkan deformasi
dan diteruskan pada gaya dalam harus menggunakan alat bantu baik calculator
ataupun komputer.
Hubungan ini bisa dinyatakan ulang dari pers 2.1 sebagai :
{ Q } = [K] { D} (2.1)
{Q} = matrik gaya2 dalam elemen
[K] = matrik kekakuan struktur Rangka batang.
{ D} = matrik lendutan deformasi struktur
AE H
Δ = HL/AE
L Δ H = (AE/L) Δ
Gambar 3.1
1000 kg
A 1 2 B
C AE for all members
4 3 5 1.5m
D 2000 kg
2m 2m
D1
D2
D4
D3
D1=1 D2=1
d1=1
d2=-1
d3=1
α α
D3=1
α 4 3 D4=1
5
III - 4
⎡0 1 0 0 ⎤ ⎡ AE / L1 0 0 0 0 ⎤
⎢0 −1 0 0 ⎥ ⎥ ⎢ 0 ⎥⎥
⎢ ⎢ 0 AE / L2 0 0
[A] = ⎢1 0 −1 0 ⎥;[S ] = ⎢ 0 0 AE / L3 0 0 ⎥
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎢0 0 − 3 / 5 4 / 5 ⎥ ⎢ 0 0 0 AE / L4 0 ⎥
⎢⎣0 0 − 3 / 5 − 4 / 5⎥⎦ ⎢⎣ 0 0 0 0 AE / L5⎥⎦
H2-d2
H1-d1 H1-d1 H2-d2
⎧− 1000⎫ ⎧ D1⎫
⎪ 0 ⎪ ⎪ D 2⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
{Q} = ⎨ ⎬; {D} = ⎨ ⎬
⎪ 0 ⎪ ⎪ D3 ⎪
⎪⎩ 2000 ⎪⎭ ⎪⎩ D 4⎪⎭
[K] = ATSA =
[K]=(4X4)
⎡ 2/3 ⎤
⎢ 0 1 ⎥
AE ⎢ ⎥;
⎢− 2 / 3 0 358 / 375 ⎥
⎢ ⎥
⎣ 0 0 0 64 / 135⎦
III - 5
⎡179 / 36 ⎤
⎢ 0 1 ⎥
1 ⎢ ⎥
Kinv =
AE ⎢125 / 36 0 125 / 36 ⎥
⎢ ⎥
⎣ 0 0 0 125 / 64⎦
⎧ D1⎫ ⎧ − 4972.22 ⎫
⎪ D 2⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪1
{D} = {K } {Q} = ⎨ ⎬ = ⎨
−1
⎬ AE ;
⎪ D3⎪ ⎪ − 3472.22 ⎪
⎪⎩ D 4⎪⎭ ⎪⎩20003906.25⎪⎭
⎧ H 1⎫ ⎧ 0 ⎫
⎪ H 2⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
{H } = {S }{A}{D} = ⎨ H 3⎬ = ⎨ − 1000 ⎬;
⎪H 4⎪ ⎪2083.33 ⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎩H 5 ⎭ ⎩− 416.67⎭
3.3.2 Latihan
10 T
8m
55E /6
25E /2 25E /2
65E /4 65E /4
6m 6m
Es = 20.000 kN/cm2.
80Kn 80Kn
12kN A (20) B
E F
3.3.3 Tugas
Gambar 3.7
Catatan :
Sesuaikan gambar Rangka batang dengan Rangka batang pada kerja Proyek anda.
Tanda dalam kurung menyatakan luas penampang propil baja dalam satuana m2
Gunakan fungsi trigonometri yang tepat untuk matrik deformasi.
III - 7
Pembahasan:
1. Σ batang = 10 , Σ kinematis = 4x2 =8
2. Tiga buah matrik utama
[A] = 10x8 ; [S] = 10x10 ; {Q} = 8x1 ;
[K] = 8x8 ; {D} = 8x1 ; [H] = 10x1 ;
3. Perpanjangan (+) dan perpendekan (-)
4. Bila Δ // sumbu batang maka nilainya 1 , bila Δ ⊥ sumbu batang maka
nilai nya perubahan batang = 0
5. Gaya batang hanya axial tidak ada momen
6. Perletakan statis tak tentu
3.3.4 Evaluasi
Struktur mempunyai : 8 derajat kinematis, 10 batang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 -1 0 0 -0.6 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0.8 0 0 0 0 0 0
[ A ]t
= 3 1 0 0 0 0.6 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0.8 0 0 0 0 0
-
5 0 0 0 0 -0.6 -1 0 0 0.6 0
6 0 -1 0 0 -0.6 0 1 0 0.6 0
7 0 0 0 0.6 0 1 0 0 0 0.6
8 0 0 -1 -0.8 0 0 0 1 0 0.8
1 -1 0 1 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 -1 0 0
3 0 0 0 1 0 0 0 -1
4 -0.6 0.8 0 0 0 0 0.6 -0.8
[ A ]
= 5 0 0 0.6 0.8 -0.6 -0.6 0 0
6 0 0 0 0 -1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 1
9 0 0 0 0 -0.6 0.6 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0.6 0.8
D 1 2 3 4 5 6 7 8
III - 8
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1333.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 1250.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
[ S ] 1250.0
= 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 400.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 400.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1333.3 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1250.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1250.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 400.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 400.0
Hasil ini diambil dari program excel. Check nilai yang terdapat dalam sel.
Koreksi untuk perkalian matriks atau matrik A
TUGAS SOAL 2
Beban Angin 25 kg/m2 dari sebelah KANAN ( No absent GANJIL)
Beban Angin 25 kg/m2 dari sebelah KIRI ( No absent GENAP)
3.4 Rangkuman
DIAGRAM :
[K]
{Q} {D}
[B ] [ A]
{H } {d }
[S ]
Gambar 2.1
I. 1. Deformasi
Bila suatu struktur diberi beban, maka struktur tersebut (batang) akan mengalami
deformasi yaitu perubahan bentuk yang kecil, sehingga setiap titik2 pada struktur
akan berpindah ke posisi yang baru perpindahan akan terjadi pada umunya untuk
struktur kecuali pada tumpuan yang tidak dapat bergerak. Perpindahan merupakan
hal penting dalam analisa struktur.
ASMAT I - 1
tidak semua jenis deformasi berpengaruh besar dan mungkin bias diabaikan.Pada
balok deformasi lentur biasanya merupakan satu-satunyayang terpentuing dai pada
deformasi axial yang biasanya diabaikan.
Untuk jenis struktur rangka batang, maka titik kumpul rangka dianggap
sebagai sendi dan semua beban bekerja pada titik kumpul, sehingga analisanya hanya
melibatkan deformasi axial batang. Jika terdapat beban di antara titik kumpul, maka
beban ini dipindahkan pada titik kumpul seperti analisa balok ber tumpuan
sederhana.
Pada portal bidang deformasi yangb berpengaruh adalah akibat lenturan dan
gaya axial. Pada balok silang deformasi lentur selalu penting dan deformasi punter
kadang kala turut diperhitungkan. Tergantung pada penampung yang digunakan, jika
penampung tersebut adalah berdendeng tipis seperti balok I, maka batang akan
sangat fleksibel terhadap punter dan tidak mengalami gaya punter yang besar.
Portal ruang merupakan jenis struktur rangka yang paling umum dlm
geometrid an pembebanannya. Oleh karena itu deformasi axial, lentur dan punter
mungkin seluruhnya perlu diperhitungkan tergantung jenis struktur dan bebannya.
Untuk deformasi geser pada struktur rangka biasanya sangat kecil, sehingga jarang
ditinjau dalam analisa.
ASMAT I - 2
Dalam analisa struktur kita sering dijumpai aksi dan perpindahan yang paling sesuai
dengan momen kopel ialah rotasi putaran sudut.
Contoh:
L/2 L/2 Notasi A dipakai untuk aksi gaya dan D
A1 untuk perpindahan.
ASMAT I - 3
Enam buah persamaan yang terdapat pada keseimbangan statis dalamnya dimensi
adalah:
ΣFx = 0 ΣFy = 0 ΣFz = 0 vektor gaya
ΣMx = 0 ΣMy = 0 ΣMz = 0 momen terhadap sumbu x, y, z
Persamaan ini dapat dideduksi, apabila digunakan pada permasalahan struktur dalam
1 bidang. Dengan menganggap gaya terletak pada bidang x – y maka persamaan
menjadi ΣFx = 0 ΣFy = 0 ΣMz = 0
Selain keseimbangan statis maka seluruh syarat kesesuaian harus terpenuhi dalam
analisa struktur. Syarat ini juga disebut syarat geometris karena harus menyatakan
kontinuitas perpindahan di seluruh bagian struktur.
Sebagai contoh adalah titik tumpuan jepit, harus dipenuhi kesesuaian perpindahan
dengan kondisi tumpuan yaitu tidak terjadi tranlasi dan rotasi terhadap sumbu
batang. Pada sambungan yang kaku antara dua batang maka perpindahan yang
terjadi (tranlasi dan rotasi) harus sama bila ditinjau per batang secara terpisah.
ASMAT I - 4
Ketidaktentuan statis bisa dibedakan atas ketidaktentuan luar dan dalam. Bila
berhubungan dengan reaksi struktur maka termasuk pada ketidaktentuan statis luar.
Sebagai contoh adalah struktur ruang mempunyai 6 buah persamaan dan untuk
struktur bidang mempunyai 3 buah persamaan. Apabila lebih di jumlah persamaan
keseimbangan statis, maka disebut bersifat statis tak tentu luar.
Ketidaktentuan statis dalam berhubungan dengan perhitungan resultan tegangan
dalam struktur dengan anggapan semua reaksi telah ditentukan sebelumnya.
ASMAT I - 5
Ketidaktentuan kenematis balok AB berderajat dua dan 2 perpindahan titik kempul
ini harus dihitung dalam analisa balok. Apabila deformasi axial balok diabaikan,
maka titik B hanya berrotasi, sehingga balok ini sebagai struktur dengan 1 derajat
ketidaktentuan kenematis.
Untuk menentukan ketidaktentuan statis dan kenematis, maka ada aturan yang dapat
dipakai seperti.
I. Tentukan jumlah kelebihan gaya. Hitung jumlah pelepasan yang
diperlukan agar struktur menjadi statis tertentu.
II. Tentukan jumlah derajat kebebasan titik kempul. Hitung jumlah
pengembangan titik kempul yang diberikan agar struktur menjadi
kenematis tertentu tidak ada perpindahan titik kempul.
ASMAT I - 6
I. 5 Stabilitas
Pada pembahasan derajat kebebasan terlihat bahwa, apabila jumlah reaksi melebihi
jumlah persamaan, maka struktur bersifat statis taktentu luar. Dan jika jumlah ini
sama, maka struktur statis tertentu luar. Hal ini berlaku, bahwa struktur tidak akan
bergerak, apabila beban diberikan pada struktur tersebut.
Pada contoh balok di atas 3 tumpuan
roller terdapat 3 reaksi yang sama
jumlahnya dengan persamaan
Gambar L7 keseimbangan statis untuk gaya
perbidang.
Akan tetapi jelas bahwa balok akan bergerak ke kiri apabila beban dan yang mirin g
diberikan. Jenis struktur ini dikatakan bersifat tidak stabil.
Gambar L8 Struktur pada gambar L8 dikatakan
tidak stabil karena garis kerja gaya dan
tidak melalui 3 gaya reaksi yang
konkuren.
Jadi selain jumlah tumpuan struktur struktur yang cukup, maka tata letaknya harus
menjamin agar struktur tidak tidak dapat bergerak.
I. 6. Superposisi
Pada suatu struktur akan terdapat besaran aksi gaya dan perpindahan yang tertentu.
Aksi dan perpindahan ini menimbulkan aksi perpindahan lainnya pada struktur. Aksi
perpindahan semula merupakan penyebab, sedangkan yang terakhir adalah pengaruh.
Secara umum, nahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh sejumlah penyebab dapat
diperoleh dengan menggabungkan pengaruh setiap penyebabnya.
ASMAT I - 7
Dari prinsip superposisi bahwa akibat
A2 Mb aksi dan perpibndahan A1 dan A2
A1 dapat ditinjau secara terpisah.
Ra Rb RA = RA’ + RA”
RB = RB + MB”
A1 M’b MD = MB’ + MB”
D = D’ + D”
R’a D’ R’b
M”b
R”a D” R”b
Gambar L9
Prinsip superposisi ini hanya berlaku, apabila hubungan antara aksi dan perpindahan
pada struktur b ersifat linear. Hal ini terjadi apabila syarat-syarat b erikut terpenuhi:
(struktur elstis linear).
1. Bahan struktur mengikuti hokum Hooke
2. Perpindahan struktur kecil (small deflection)
3. Tidak ada interaksi antara pengaruh axial dan lentur.
I. 7. Matrik Kekakuan
Hubungan antara aksi dan perpindahan berperan penting dalam analisa struktur dan
digunakan dalam metode kekakuan. Untuk menyatakan hubungan aksi dan
perpindahan ialah dengan persamaan aksi dan perpindahan.
ASMAT I - 8
Sebagai contoh:
Aksi A yang b ekerja pada balok me
A nimbulkan perpindahan D. Hubungan A
dan D ini dapat dengan beban sebagai:
D’ A=SD
Gambar L10
Di mana S adalah kekakuan yang didefinisikan sebagai aksi yang dikukuhkan untuk
menimbulkan perpindahan satu unit. Satuannya adalah gaya persatuan panjang.
Untuk keadaan yang lebih umum :
A1 A2 A3 a Dalam gambar diperlihatkan
a) perpindahan balok yang selaras
A1,A2 dan A3. Dari superposisi
b) D1 D2 D3 didapatkan :
1 D1 = D11 + D12 + D13
c) S31 D11 : perpindahan yang selaras A1
S11 S21 diakibatkan oleh A1
D12 : perpindahan yang selaras A1
diakibatkan oleh A2
d) 1 D13 : perpindahan yang selaras A1
diakibatkan oleh A3
S12 S22 S32 Analog untuk D2 dan D3
e) S13 S23 S33 D11 : perpindahan yang selaras A2
1
diakibatkan oleh A2 dst.
Gambar L11
Persamaan aksi:
A1 : S11 D1 + S12 D2 + S13 D3
A2 : S2 D1 + S22 D2 + S23 D3
A3 : S31 D1 + S32 D2 + S23 D3
ASMAT I - 9
Di mana:
S adalah koefisien kekakuan yang menyatakan aksi akibat perpindahan satu
satuan.
S11 : aksi yang selaras dengan A1 bila satu satuan perpindfahan D1 diberikan
sementara perpindahan yang lain = 0 dan seterusnya.
Arah setiap koefisien kekakuan yang diperlihatkan dianggap positif, apabila searah
dengan aksi yang selaras. Persamaan aksi untuk struktur dengan n buah aksi adalah:
A1 : S11 D1 + S12 D2 + S13 D3
A2 : S21 D1 + S22 D2 + S23 D3
---
An : Sn D1 + S31 D2 + S33 D3
Dalam balok matrik
⎡ A1 ⎤ ⎡ S11 S12 .. S1n ⎤ ⎡ D1⎤
⎢ A2⎥ ⎢ S 21 S 22 .. S 2n⎥ ⎢ D 2⎥
⎢ ⎥=⎢ ⎥ = ⎢ ⎥ atau[A] = [S ][D ]
⎢ .. ⎥ ⎢ .. .. .. .. ⎥ ⎢ .. ⎥
⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎣ An⎦ ⎣ Sn1 Sn2 .. Snn ⎦ ⎣ Dn ⎦
I. 8. Beban Ekivalent
Analisa struktur mengharuskan struktur hanya memikul beban yang bekerja pada
titik kempul. Sebenarnya beban yang bekerja pada struktur tidak memenuhi syarat
tersebut. Agar supaya syarat terpenuhi beban pada batang harus diganti dengan
beban ekivalen pada titik kem pul. Beban ekivalen ini sedemikian rupa, sehingga
ASMAT I - 10
perpindahan struktur yang ditimbulkan sama dengan perpindahan akibat beban
sebenarnya. Beban ekivalen dapat dihitung berdasarkan gaya jepit ujung.
W M1 P1 P2 Titik kempul dikekang terhadap semua
perpindahan, sehingga menghasilkan 2
balok terjepit (gambar L12).
L L/2 L/2
2
1/12 WL Di sini gaya ujung ditunjukkan sebagai
wL/2 P1 reaksi pengekangan pada struktur
PL/8 PL/8 terhekang. Jika reaksi pengekang ini
.5P1 .5P1 dibalik arahnya akan menjadi beban
WL/2 yang ekivalen dengan beban yang
bekerja pada batang.
WL/2+.5P1 .5P1+P2
2
1/12 WL Beban titik kempul ini digabungkan,
2
M1+1/12WL -PL/8 sehingga dapat digunakan dalam analisa
Gambar L12 struktur.
I. 9. Teori Energi
Pembahasan konsep energi ini terbatas pada struktur yang regan gan dan
perpindahannya kecil serta energinya tidak hilang selama proses pembebanan statis.
Dengan kata kain, kerja luar (external) dari beban yang diberikan secara perlahan-
lahan sama dengan energi yang disimpan dalam struktur.
Dari teori elastis, apabila ditinjau pada elemen yang sangat kecil akan terdapat
beberapa tegangan seperti pada gambar 17.
ASMAT I - 11
Terdapat 3 tegangan normal (σx, σy, σz)
σy dan 6 tegangan geser (τxy,τxz dst nya).
τyx τxy = τyx (a.)
τyz τxy dx τyz = τzy
τzy σx τzx = τxz
τzx Jadi hanya 6 komponen tegangan yang
σz perlu ditin jau untuk pegangan berlaku.
u,v,w adalah translasi dalam arah x,y,z.
Єx = du/ dx
Єy = dv/ dy (b.)
Gambar L13 Єz = dw/ dz
⎡ σ 1⎤ ⎡ σx ⎤ ⎡ ε 1 ⎤ ⎡ εx ⎤
⎢σ 2⎥ ⎢ σy ⎥ ⎢ε 2⎥ ⎢ εy ⎥
⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎢σ 3⎥ ⎢ σz ⎥ ⎢ε 3⎥ ⎢ εz ⎥
σ = ⎢ ⎥=⎢ ⎥ ε = ⎢ ⎥ = ⎢ ⎥ (d.)
⎢σ 4⎥ ⎢σxy ⎥ ⎢ε 4⎥ ⎢εxy ⎥
⎢σ 5⎥ ⎢σyx ⎥ ⎢ε 5⎥ ⎢εyz ⎥
⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎣⎢σ 6⎦⎥ ⎣⎢σzx ⎦⎥ ⎣⎢ε 6⎦⎥ ⎣⎢εzx ⎥⎦
ASMAT I - 12
Dimana : σt transpose matirk kolom
ns jumlah komponen regangan ε
U Energi regangan
σi
dσ
dЄ Єi gambar L14
Pj 1 n5
W=
2
∑ Pj.Δj. dV = 1/2 A
j =1
t
D
dP 1 n5
W* =
2
∑ Pj.Δj. dV = 1/2 D
j =1
t
A
dΔ Δj
Gambar L15
Dari prinsip kekuatan energi, bahwa kerja beban W = energi pegangan U yang
disimpan dalam struktur, sehingga:
U = W = ½ DT S.D
ASMAT I - 13
Teori costigliano I menyatakan bahwa jika energi regangan benda elastis
diunyatakan sebagai fungsi (himpunan) perpindahan, maka turunan parsial pertama
fungsi ini terhadap perpindahan sama dengan gaya aksi yang selaras.
∂U n
∂Dj
= ∑ Sjk
k −1
Dk = Aj ( j = 1, 2, …..n )
Hubungan timbal balik (teorema Maxwell), jika untuk differensial dibalik, maka
hasilnya harus sama, sehingga: Sjk = Skj
Oleh karena itu semua pasangan kekakuan silang sama besar, sehingga matrik S
adalah simetris atau identik transposenya. S = ST
1.10. Rangkuman
• Bandungkan jenis2 struktur rangka seperti Rangka Batang , Balok
ataupun Portal. Perbedaan terletak pada gaya dalam dan deformasi
• Dasar2 analisa struktur seperti deformasi, Aksi dan Perpindahan ,
derajat kebebasan , derajat ketidak tentuan statis atau kinematis ,
stabilitas, Superposisi , Kekakuan , beban ekivalent dan teori energi.
ASMAT I - 14
LAMPIRAN II
PERINTAH UNTUK CALCULATOR CFX 9850GB
Matrix calculations
26 matrix memories (Mat A Through Mat Z) plus a matrix answer memory
(MatAns), make it possible to perform the following matrix operations.
y Addition, subtraction, multiplication
y Scalar multiplication calculations
y Determinant calculations
y Matrix transposition
y Matrix inversion
y Matrix squaring
y Raising a matrix to a specific power
y Absolute value, integer part extraction, fractional part extraction, maximum
integer calculations
y Matrix modification using matrix commands
ASMAT I - 15
LII-1 Before Performing Matrix Calaulations
In the Main Menu, select the MAT icon to enter the Matrix Mode and display its
initial screen.
ASMAT I - 16
Example : To create a 2-row x 3-column matrix in the area named Mat B
Highlight Mat B.
ASMAT I - 17
Displayed cell values show positive integers up to six digits, and negative
integers up to tive digits (one digit used for the negative sign). Exponential
values are shown with up to two digits for the exponent. Fractional values are
not displayed.
You can see the entire value assigned to a cell by using the cursor keys to move
the highlighting to the cell whose value you want to view.
The amount of memory required for a matrix is ten bytes per cell. This means
that 3 x 3 matrix requires 90 bytes of memory ( 3 x 3 x 10 = 90 ).
Deleting Matrices
You can delete either a specific matrix or all matrices in memory.
To delete a specific matrix
While the matrix list on the display, use and to highlight the matrix
you want to delete.
Press {DEL}
Press {YES} to delete the matrix or {NO} to abort the operation
without deleting anything.
The indicator “None” replaces the dimensions of the matrix you delete.
To delete all matrices
While the matrix list is on the display, press {DEL A}.
Press {YES} to delete all matrices in memory or {NO} to abort the
operation without deleting anything.
The indicator “None” is shown for all the matrices.
ASMAT I - 18
LII – 2 Matrix Cell Operations
ASMAT I - 19
To calculate the product of a row :
To calculate the product of a row and add the result to another row
Example : to calculate the product of row 2 of the following matrix and the
scalar 4, then add the result to row 3 :
ASMAT I - 20
To add two rows together
Example : to add row 2 to row 3 of the following matrix :
Row Operations
The following menu appears whenever you {ROW} while a
recalled matrix is on the display.
{DEL} … {delete row}
{INS} … {insert row}
{ADD} … {add row}
To delete a row
Example : to delete row 2 of the following matrix :
ASMAT I - 21
To insert a row
Example : To Insert a new row between rows 1 and 2 of the following matrix
:
To add a row
Example : to add a new below row 3 of the following matrix :
Column Operations
The following menu appears whenever you (COL) while a recalled matrix
is on the display.
{DEL} … {delete column}
{INS} … {insert column}
{ADD} … {add column}
To delete a column
Example : to delete column 2 of the following matrix :
ASMAT I - 22
To Insert A Column
Example : to insert a new column between column 1 and 2 of the following
matrix :
To Add A Column
Example : to add a new column to the right of column 2 of the following
matrix :
ASMAT I - 23
LIII – 3 Modifying Matrices Using Matrix Commands
The following describes only the matrix command menu items that are used for
creating matrices and inputing matrix data.
ASMAT I - 24
Matrix Data Input Format
The following showns the format you should use when inputing data to create a
matrix using the matrix operation menu’s Mat command.
ASMAT I - 25
To Check The Dimensions Of A Matrix
Use the matrix operation menu’s Dim to check the
dimensions of an existing matrix.
The display showns that matrix A consists of two rows and three columns.
You can also use {Dim} to specify the dimensions of the matrix.
ASMAT I - 26
To Assign Values To And Recall Values From An Existing Matrix
Use the following format with the matrix operation menu’s Mat
to specify a cell for value assignment anf recall.
Mat X [m, n]
X ………………… matrix name (A through Z, or Ans)
m ………………... row number
n …………………. Column number
To Fill A Matrix With Identical Values And To Combine Two Matrices Into A
Single Matrix
Use the matrix operation menu’s fill to fill all the cells of an
existing matrix with an identical value, or the Augment to
combine two existing matrices into a single matrix.
ASMAT I - 27
The two matrices you combine must have the same number of rows. An error
occurs if you try to combine two matrices that have different numbers of
rows.
To Assign The Contents Of A Matrix Column To A List File
Use the following format with the matrix operation menu’s MatÆList
command (F2) to specify a column and a list file.
You can use matrix answer memory to assign the results of the above
matrix input and edit operations to a matrix variable. To do so, use the
following syntax.
ASMAT I - 28
Fill (n, Mat α) ÆMat β
Augment (Mat α, Mat β) Æ Mat γ
In the above, α, β, and γ are any variable names A through Z, and n is
any value.
The above does not affect the contents of Matrix Answer Memory.
All of the following examples assume that matrix data is already stored in memory.
ASMAT I - 29
ASMAT I - 30
y The two matrices must have the same dimensions in order to be added or
subtracted. An error occurs if you try to add or subtract matrices of different
dimensions.
y For multiplication, the number of columns in matrix 1 must match the
number of rows in matrix 2. Otherwise, an error occurs.
y You can use an identity matrix in place of matrix 1 or matrix 2 in the matrix
arithmetic format. Use the matrix command menu’s identity command ( F1 )
to input the identity matrix.
ASMAT I - 31
ASMAT I - 32
LII – 4 Matrix Calculations
ASMAT I - 33
ASMAT I - 34
ASMAT I - 35
y Determinants and inverse matrices are calculated using the elimination
method, so errors (such as dropped digits) may be generated
y Matrix operations are performed individually on each cell, so calculations
may require considerable time to complete.
y The calculation precision of displayed results for matrix calculations is +/- 1
at the last siginificant digit.
y If a matrix calculations result is too large to fit into matrix answer memory,
an error occurs.
y You can use the following operatin to transfer matrix answer memory
contents to another matrix (or when matrix answer memory contains a
determinant to a variable)
y MatAns ÆMat α
In the above, α is any variable name A through Z. the above does not
affect the contents of matrix answer memory.
ASMAT I - 36