Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN (KDK)


PERAWATAN VULVA HYGINE PADA NY.J DENGAN IUFD
DI RUANG VK RSDI BANJARBARU
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

DI SUSUN OLEH :

Nurima Rizky Putri Milenia


NIM : P07124118226

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018/2019
LEMBAR KONSUL LAPORAN TINDAKAN
KOMPETENSI

KEBIDANAN POLTEKKES BANJARMASIN

Nama : Nurima Rizky Putri Milenia


NIM : P07124118226
Pembimbing Lahan : Isrowiyatun Da’iyah,SST.,M.Keb
Judul : Perawatan Vulva Hygie Di Ruang VK
Bersalin RSDI Kota Banjarbaru

Materi Saran Tanda Tangan


No. Hari / Tanggal
Konsultasi Pembimbing Pembimbing Mahasiswa

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing.

Isrowiyatun Da’iyah,SST.,M.Keb
NIP.
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi
kompetensi dengan judul “Perawatan Pasien Dengan Imatur Di Ruang VK
Bersalin RSDI Kota Banjarbaru”

Nama : Ny. J
Hari/Tanggal : Senin, 21 Oktober 2019
Alamat : Jl.A Yani Gg.Rahayu rt 014 rw. 005, simpang 4 , tanah laut

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


laporan dokumentasi kompetensi pada PKK 1, oleh :

Nama : Nurima Rizky Putri Milenia


NIM : P07124118226

Banjarbau, 19 Oktober 2019


Mengetahui,
Pembimbing Kasus Mahasiswi

Isrowiyatun Da’iyah,SST.,M.Keb Nurima Rizky Putri Milenia


NIP. NIM. P07124118206
KONSEP DASAR
A. IUFD (Intrauterine fetal Death)
1. Pengertian
Intrauterine fetal Death atau IUFD adalah kondisi janin yang
meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu.
Beberapa kasus IUFD tidak bisa dicegah, namun bisa mengurangi
risikonya dengan mewaspadai penyebabnya dan melakukan langkah
pencegahan yang tepat.

2. Faktor Penyebab Terjadinya IUFD


Sebagian besar kasus IUFD tidak diketahui dengan jelas
penyebabnya, namun bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam
kehamilan. Berbagai kemungkinan faktor penyebab IUFD antara lain:
a. Faktor plasenta
Salah satu penyebab IUFD adalah plasenta yang tidak berfungsi dengan
baik. Gangguan pada plasenta membuat penyaluran nutrisi penting
yang dibutuhkan janin selama dalam kandungan, seperti aliran darah
dan oksigen, menjadi terhambat dan berkurang. Akibatnya, dapat
menyebabkan hambatan perkembangan janin (intrauterine growth
restriction/IUGR) dan berujung pada kematian janin di dalam
kandungan (IUFD).
b. Cacat genetik
Salah satu penyebab lain IUFD adalah cacat genetik atau kelainan
kromosom yang menyebabkan organ vital janin, seperti otak dan
jantung, tidak berkembang dengan baik.
c. Pendarahan
Pendarahan berat yang terjadi di usia kehamilan trimester akhir bisa
juga menjadi penyebab janin mati dalam kandungan. Ini bisa terjadi
ketika plasenta sudah mulai terpisah (meluruh) dari rahim sebelum
memasuki masa persalinan. Kondisi ini disebut abrupsi plasenta
(placental abruption).
d. Kondisi kesehatan ibu
Penyakit diabetes serta hipertensi dalam kehamilan, kondisi autoimun,
kurang gizi, infeksi bakteri seperti Streptokokus grup B, listeriosis,
toksoplasmosis, dan rubella, dapat menjadi penyebab janin mati dalam
kandungan. Begitu juga dengan infeksi lainnya, seperti malaria, sifilis,
dan HIV. Preeklamsia juga dapat mengurangi aliran darah ke janin
melalui plasenta, dan akhirnya menyebabkan IUFD karena gangguan
pada plasenta.
e. Faktor usia dan gaya hidup
Faktor lain yang meningkatkan risiko IUFD adalah usia ibu hamil lebih
dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun, ibu hamil mengalami obesitas,
mengonsumsi minuman beralkohol, atau merokok pada masa
kehamilan. Merokok dapat membatasi pertumbuhan janin di rahim
karena mengurangi suplai oksigen ke janin melalui plasenta.
Beberapa ahli juga mengemukakan bahwa janin lahir mati atau janin
meninggal dalam kandungan seringkali disebabkan oleh kombinasi dari
sejumlah faktor di atas, seperti gangguan plasenta, kesehatan ibu, dan gaya
hidup yang tidak baik.

B. VULVA HYGIEN
1. Pengertian Vulva Hygiene
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat.Vulva adalah
organ ekternal genetinal wanita yang terdiri dari mons veneris, labia
mayora, labia minora, klitoris, dan vestibulum (introitus vagina, urethra,
ductus bartolini, ductus scene kiri dan kanan).
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada
pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.
Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi,
pemberian infus, section caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan
pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu
sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin
biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap
memerlukan perhatian serta perawatan protektif. Vulva hygieneuga
merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosedur asuhan
kebidanan seperti, pemeriksaan dalam pada masa inpartu, pengambilan
secret vagina dan lain lain.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya
daerah perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau
wadah lain yang disediakan khusus untuk keperluan tersebut. Penggantian
tampon harus sering dilakukan, sedikitnya sesudah pencucian perineum
dan setiap kali sehabis ke belakang atau sehabis menggunakan pispot.

2. Manfaat Menjaga Kebersihan Vulva


a. Menjaga kebersihan perineum dan vulva.
b. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun uterus.
c. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
d. Mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus.
e. Memberikan rasa nyaman pada pasien.

3. Prosedur
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan
penjelasan terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
a. Peralatan :
1) Kapas basah / sublimat untuk desinfektan
2) Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
3) Handuk besar: 2 buah
4) Air hangat dan dingin dalam baskom
5) Tempat membersihkan (cebok) berisi larutan desinfektan
6) Waslap: 2 buah
7) Pinset
8) Bengkok
9) Pengalas glutea
10) Pispot
11) Sarung tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan padaklien/keluarga
3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

c. Tahap Kerja

1) Memasang sampiran/menjaga privacy


2) Masang selimut mandi
3) Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4) Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5) Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan
pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
6) Pasien disuruh BAK/BAB
7) Perawat memakai sarung tangan kiri
8) Mengguyur vulva dengan air matang yg merisi larutan desinfektan
9) Pispot diambil
10) Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
11) Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas
sublimat / basah. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk
kiri
12) Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan,vestibulum, perineum.
Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah / sublimat (1 kapas, 1
kali usap). Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor
diusap lagi dengan kapas sublimat yang baru hingga bersih.
13) Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah
lepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan
kapas basah
14) Menutup/mengompres luka dengan kassa yang telah diolesi
salep/betadine
15) Memasang celana dalam dan pembalut
16) Mengambil alas, perlak dan bengkok
17) Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan
selimut pasien

d. Tahap Terminasi

1) Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan


2) Berpamitan dengan pasien
3) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

4. Dampak Tidak Melakukan Vulva Hygine


1) Terjadi infeksi pada area vagina, contohnya infeksi jamur vagina.
2) Terjadi keputihan
3) Terjadi bau yang tidak sedap pada area vagina
4) Terjadi gatal-gatal.
5) Beresiko menimbulkan penyakit, seperti Toxso, Torch, dan Gonorhe
DOKUMENTASI LAPORAN TINDAKAN
PERAWATAN VULVA HYGINE DENGAN IUFD
DI RUANG VK RSDI BANJARBARU

Pengkajian
Hari / Tanggal : Sabtu 12 Oktober 2019
Pukul : 09.30 wita
No. RM : 319259

Identitas
Ibu Suami
Nama Ny. J Tn. M
Umur 23 Tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMU SMU
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat Guntung Manggis Guntung Manggis, Banjarbaru
Banjarbaru

Prolog
Ny. M 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu datang ke RSUD Idaman
Banjarbaru pada tanggal 12 oktober 2019 pada jam 09.30 wita, dengan keluhan
tadi pagi pasien kontrol ke dokter poli kandungan dan disarankan untuk induksi
karena janin sudah meninggal. Setelah dilakukan pemeriksaan, diperoleh KU baik
, TD : 110/90 mmHg, N : 87 x/m , R : 21x/m , S: 35,6 C, palpasi TFU : 4 jari 
simfisis, nyeri tekan (-) , portio kuncup. Kemudian pasien diobservasi dan
dilaporkan pada dokter-dokter yang jaga pada hari itu. Pada pukul 12.14 pasien
diberikan induksi persalinan berupa misoprostol 1⁄2 tab per pornix per 6 jam
sampai pelvic score 5. Pada tanggal 10 oktober 2019 jam 01.32 janin lahir spontan
BB janin + plasenta 200 gram, perineum utuh perdarahan / v ± 50cc TD : 100/70
mmHg.

A. Subjektif
Pasien baru dengan keluhan tadi pagi pasien kontrol ke dokter poli kandungan dan
disarankan untuk induksi karena janin sudah meninggal.
B. Objektif
KU baik , TD : 120/90 mmHg, N : 87 x/m , R : 21x/m , S: 35,6 C, palpasi TFU :
4 jari  simfisis, nyeri tekan (-) , portio kuncup.

C. Analisa
P0A1 usia kehamilan 21 minggu dengan IUFD dd Missed Abortion + Pro Induksi.

D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan kondisi ibu dan janin dalam keadaan tidak baik
Rasionalisasi : karena janin yang ada didalam rahim ibu sudah meninggal
sehingga ibu harus dilakukan pemberian induksi untuk
mengeluarkan janin yang sudah meninggal tersebut.
Evaluasi : ibu mengerti dan menerima tindakan yang akan dilakukan
2. Pengkajian dan pencatatan perkembangan ibu.
Evaluasi : ibu mengerti
3. Menjelaskan dan melakukan perawatan vulva hygiene pada ibu saat setelah
bayi lahir spontan
Rasionalisasi : Untuk menghilangkan dan membersihkan darah yang ada
didaerah kewanitaan ibu setelah melahirkan
Evaluasi : Pasien mengerti dan menerima segala tindakan yang dilakukan
4. Menjelaskan tentang KIE perawatan vulva hygiene
Rasionalisasi : Ibu harus dilakukan setiap hari dengan mengganti celana
dalam minimal 2 kali dalam sehari, membersihkan alat
kewanitaan dengan air bersih dan air rebusan sirih , dan jika
saat ibu lagi menstruasi harus lebih sering mengganti pembalut
agar ibu terhindar dari infeksi.
Evaluasi : ibu mengerti dan paham yang dikatakan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10967682/VULVA_HYGIENE

Hidayat, A. Azis. Uliyah Musrifatul. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan


Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. Azis. Uliyah Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik


untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Johnson, Ruth. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC


Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan jilid .Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai