Anda di halaman 1dari 3

Fire Risk Assessment

Darmawan Saputra
Fire Risk Assessment – Berita tentang kebakaran di area perumahan, pasar, dan daerah-daerah
padat penduduk sudah sangat sering kita dengarkan dan lihat di televisi. Kerugian dan
kehilangan harta benda yang diakibatkan oleh kebakaran yang terjadi tidak tanggung-
tanggung ratusan sampai milyaran rupiah, bahkan tidak jarang sampai merenggut nyawa.
Selain area perumahan, tentu saja kebakaran dapat saja mengancam di area perkantoran atau
tempat kerja lain seperti gudang, pabrik, dan lain-lain.
ebakaran di area kerja sebenarnya dapat dicegah dengan cara melakukan Fire Risk
Assessment, program ini untuk mengetahui sumber-sumber yang dapat menyebabkan
kebakaran, siapa saja yang dapat terpapar bahaya kebakaran, cara mengevaluasi dan
mengendalikan bahaya-bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran tersebut. Penilaian risiko
kebakaran (fire risk assessment) dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

1. Identifikasi Bahaya Kebakaran (identify fire hazard)


2. Identifikasi siapa saja yang terpapar (identify people at risk)
3. Pengendalian Risiko Kebakaran
4. Record, dan
5. Review

Identify Fire Hazard

Dalam melakukan identifikasi terhadap bahaya-bahaya kebakaran, tentunya terlebih dahulu


harus diingat prinsip dasar terbentuknya api yang sering disebut dengan segitiga api. Api
dapat terbentuk jika ada oksigen, bahan bakar, dan sumber panas. Oleh karena itu dalam
melakukan identifikasi bahaya kebakaran, kita harus mengidentifikasi sumber-sumber ketiga
faktor pembentuk api tersebut.
a. Sumber Panas /pemicu (ignition)
Beberapa sumber panas/pemicu yang ada di area kerja diantaranya : Peralatan elektronik,
colokan kabel yang tumpang tindih, standar kabel yang tidak memadai, boiler, bahan-bahan
kimia, api terbuka, rokok, peralatan listrik.
b. Sumber bahan bakar
Bahan bakar yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dapat terbakar, bukan semata
bensin, solar, dan sejenisnya. Bahan bakar yang ada di area kerja sangat banyak sekali,
seperti : kertas, boko, gas mudah terbakar, oli, bensin, solar, kain, dinding kayu, dan masih
banyak yang lainnya.
c. Sumber oksigen
Sumber oksigen yang paling alami adalah dari udara yang ada, kandungan oksigen yang
terdapat pada udara sudah mampu untuk terjadinya proses kebakaran (oksidasi).
Identify People at Risk
Dalam suatu kecelakaan kerja, kerugian yang paling besar adalah kehilangan nyawa. Oleh
karena itu dalam perencanaan kerja harus memperhatikan aspek keselamatan pekerja. Di
dalam melakukan penilaian bahaya kebakaran (fire risk assessment) diwajibkan untuk
melakukan identifikasi terhadap siapa-siapa saja yang dapat terpapar oleh bahaya kebakaran
tersebut. Selain pekerja, kita juga harus mengetahui semua tamu, atau pelajar yang magang di
area kerja yang mungkin saja terpapar bahaya kebakaran.
Dalam melakukan identifikasi terhadap pekerja-pekerja yang mungkin terpapar bahaya
kebakaran, ada beberapa jenis orang/ pekerja yang harus diberi perhatian yang lebih,
diantaranya: pelajar/mahasiswa magang, tamu atau pekerja yang memiliki perbedaan
bahasa/asing, visitor, dan pekerja yang memiliki pendengaran atau penglihatan yang kurang.
Pengendalian Risiko Kebakaran
Koordinasi dengan penanggung jawab area sangat diperlukan untuk menjelaskan peran dan
tanggung jawab masing-masing bagian apabila terjadi suatu kebakaran, dan bagaimana
menjaga suatu gedung agar meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Dalam
melakukan pengendalian terhadap risiko kebakaran yang perlu dilakukan adalah:

1. Evaluasi Risiko Terjadinya kebakaran


2. Evaluasi Risiko kebakaran terhadap pekerja
3. Menghilangkan atau mengurangi sumber bahaya kebakaran
4. Menghilangkan atau mengurangi dampaknya ke pekerja

Evaluasi Risiko Terjadinya kebakaran


Kemungkinan terjadinya kebakaran akan sangat kecil apabila sumber panas (ignition) berada
jauh dengan sumber bahan bakar. Pada umumnya kebakaran dapat terjadi oleh beberpa hal
berikut:

 Ketidaksengajaan, seperti puntung rokok yang belum padam dibuang ke kotak


sampah, lilin atau korek api mengenai kain,dan lain-lain
 Kelalaian, pemeliharaan yang buruk terhdap peralatan kantor seperti kabel,
membiarkan tumpukan kertas atau sampah dekat dengan sumber api, dan lain-lain.
 Kesengajaan, seperti membakar sampah dekat dengan bangunan, mengisi bahan bakar
saat mesin masih menyala.

Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan munculnya


kebakaran atau adanya tindakan-tindakan pekerja yang mungkin dapat memicu terjadinya
kebakaran.
Evaluasi Risiko Kebakaran terhadap pekerja
Dalam melakukan evaluasi risiko kebakaran terhadap pekerja yang perlu diketahui terlebih
dahulu adalah bagaimana cara api menyebar, api menyebar dengan 3 cara yaitu:

 Konveksi (convection), penyebaran api melalui asap yang menyebar ke seluruh


ruangan, panas dari asap akan mempercepat terjadinya pembakaran.
 Konduksi (conduction), Panas didistribuasikan oleh material seperti besi atau dinding,
sehingga dapat terjadi kebakaran apabila ada bahan mudah terbakar yang menempel
dengan besi tersebut.
 Radiasi (radiation), radiasi panas akan menyebabkan semua barang yang ada
menyerap panas, panas yang berlebihan ini akan mengakibatkan terjadinya kebakaran.

Sebagian besar orang meninggal diakibatkan oleh keracunan asap yang menyebar ke seluruh
ruangan, dan perlu dievaluasi untuk jalur evakuasi bagi pekerja yang berada di lantai atas
apabila terjadi kebakaran di lantai bawah. Selalu lakukan simulasi keadan darurat untuk
mengetahui kekurangan apa yang perlu diperbaiki.
Menghilangkan atau Mengurangi Sumber Bahaya Kebakaran
Apabila kita akan menghilangkan atau mengurangi sumber bahaya kebakaran tentunya harus
menghilangkan salah satu atau lebih dari ketiga unsur api, yaitu dengan menghilangkan
bahan bakar (fuel), menghilangkan sumber pemicu (ignition), atau dengan menghilangkan
oksigen.
Jika ketiga unsur tersebut tidak serta merta dapat dihilangkan, maka yang perlu dilakukan
adalah mengganti bahan-bahan yang ada untuk mengurangi terbentuknya api.
Record, Plan and Train
Setelah melakukan pengendalian risiko kebakaran, yang perlu dilakukan adalah
mendokumentasikan semua temuan dan kekurangan untuk dilakukan perbaikan,
merencanakan program, dan memberikan pelatihan terhadap team emergency dan seluruh
pekerja.
Pelatihan dan simulasi kepada pekerja sangat diperlukan untuk mengetahui respon karyawan
saat terjadi keadaan darurat, dan memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat terjadi kebakaran.
Pemasangan detektor juga sangat dianjurkan untuk memberikan informasi sedini mungkin
terkait adanya bahaya kebakaran, detektor yang sering diguanakn adalah : smoke detector,
heat detector .
Tempatkan denah atau layout jalur evakuasi pada setiap ruangan di gedung dan beri tanda-
tanda atau rambu yang jelas untuk menuju tempat berkumpul.
Review
Fire risk assessment ini harus dilakukan peninjauan secara berkala untuk mengatahui masih
sesuai atau tidaknya terhadap kondisi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai