Dokumen - Tips - Pengendalian Tekanan pc14 1 Lap Tetap 558465415e9f2
Dokumen - Tips - Pengendalian Tekanan pc14 1 Lap Tetap 558465415e9f2
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PERALATAN
- PC10 + trimtool
- PC14
- Lampu Indicator 24 VAC
- Kabel penghubung 4 pasang
Unit pengendalian tekanan (PCT14) terdiri dari sebuah pipa dimana pada
pipa tersebut terpasang sebuah katup kontrok pneumatic, sebuah pengukur aliran
orifice meter dan katup pembuang tekanan langsung ke atmosfir atau melalui
sebuah tangki udara untuk memvariasikan kelambatan proses (PROCESS LAG).
SIGNAL CONDITIONING
Pada alat PC14 terdapat 2 buah modul signal conditioning, yaitu modul
signal conditioning tekanan dan beda tekan. Modul signal conditioning tekanan
berhubungangan dengan tranduser tekanan untuk pengukuran tekanan statis pada
pipa proses. Tranduser tekanan terdapat pada kotak yang menggunakan hubungan
elektrik pada bagian muka. tranduser tekanan dihungkan ke pipa proses oleh pipa
kapiler kaku dimana juga terpasang gauge tekanan (P4).
Arus listrik (mA) : dapat digunakan sebagai input bagi amperemeter (display)
atau sebagai iput bagi process controller.
0 psi – 8 psi ≈ 4 mA – 20 mA
Tegangan listrik (volt) : dapat digunakan sebagai input untuk pembacaan
tegangan di voltmeter.
0 psi – 8 psi ≈ 0 volt – 1,000 volt
Sebagai input bagi process controller, maka akan dihasilkan beberapa output
process controller sebagai berikut :
Pada perccobaan ini, output dijadikan input bagi converter yang kemudian
mengubah sinyal 4 mA – 20 mA menjadi sinyal tekanan instrument 3 psig – 15
psig yang akan digunakan untuk menggerakkan katup control pneumatic.
PENGATURAN AWAL :
2. LINIERITAS KONVERTER
1. Menutup katup V2, atau output controller PC10 pada 0 % (mA).
Perhatikan bahwa gauge P2 di I/P converter menunjukkan 3 psig.
2. Menaikkan output controller secara bertahap dengan langkah 10 % dari 0
% ke 100 %, catat tekanan pada P2, ulangi dengan menurunkan output dari
100 % ke 0 %.
3. Mentabelkan data dan membuat kurva yang akan menjelaskan linieritas
dari converter.
3. KARAKTERISTIK KATUP KONTROL SECARA MANUAL
(HISTERISIS)
0 100 4,5
40 60 8,2
70 30 11,2
100 0 15
2. Linieritas Konverter
0 4,5
10 5
20 6
30 7
40 8
50 9
60 10
70 11,2
80 12,5
90 13,5
100 14,9
90 14,2
80 13,9
70 11,5
60 11,2
50 10,3
40 8,5
30 7,5
20 6,5
10 5
0 4
0 90 8
10 80 8
20 70 7,5
30 60 7,5
40 50 7
50 40 6,2
60 30 5,5
70 25 4,5
80 15 3
90 10 2
100 10 1
90 12 1,5
80 20 2,5
70 30 3,8
60 40 5
50 49 6
40 55 6,5
30 65 7
20 73 7,5
10 80 8
0 90 8
50 49 6
60 40 5,5 Tertutup
50 49 6
50 49 5,2
60 40 4,9 Terbuka
50 49 5,2
DENGAN TANGKI UDARA
50 49 6
60 40 5,5
50 50 6
VI. PERHITUNGAN
40%− 0%
P2 pada output 40 % = 4,5 psig + ( 70%−0% ) ( 11,2 psig – 4,5 psig )
= 8,3 psig
= 1,2 %
60%− 40%
P2 pada output 70 % = 8,2 psig + (100%−40%) ( 15 psig – 8,2 psig )
= 10,46 psig
=7%
VII. ANALISA DA TA
pembacaan 22 psig pada P1. Aliran pada valve V1 dibuka berguna untuk
8,2 psig dengan rumus interpolasi nilai P2 nya 8,3 psig dengan % kesalahan
1,2 %, dan saat bukaan katup pneumatic 70 % tekanannya 11,2 psig dan
mengalami kenaikan, P2 nya juga mengalami kenaikan, dan pada saat output
(histerisis), data yang diperhatikan adalah data output PC, katup pneumatic
dan P4. Semakin besar % output PC maka nilai % katup pneumatic dan nilai
P4 semakin kecil, karena % katup pneumatic itu berpengaruh pada nilai P4.
Dari grafik nilai histerisis yang dihasilkan, histerisis atas 1 karena berada pada
50% - 495 dan histerisis bawahnya 4 karena berada diantara katup pneumatic
49% - 45%.
Pada percobaan respon system dengan dan tanpa tangki, dapat dilihat pada
data, saat V6 tertutup dan tanpa tangki nilai P4 yang didapat sama dengan
tangki. Hasil pada V6 terbuka tanpa tangki P4 nya lebih kecil, hal ini
VIII. KESIMPULAN
- Hysterisis yang didapat dari grafik adalah pada titik 49, dengan
tekanan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Palembang:2013