Anda di halaman 1dari 13

Corporate Branding

Di Indonesia kata Public Relations selalu


diterjemahkan dengan kata Hubungan Masya-
rkat dan sudah mendarah daging sampai saat
ini, dan dipakai baik di perusahaan swasta
maupun pemerintah. Sehingga dikenal dengan
istilah Humas Swasta dan Humas Pemerintah.

Public Relations PLN Brigt Batam


memakai istilah Corporate Secretary. Dari sisi
governance structure, fungsi Corporate
Secretary merupakan kepanjangan fungsi
Direksi dalam menjalankan fungsi komunikasi.
Pedoman Umum GCG 2006 yang
diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance memetakan lima fungsi direksi,
yaitu: (1) kepengurusan; (2) manajemen risiko;
(3) pengendalian internal; (4) komunikasi; dan
(5) tanggung jawab sosial.
Masuk dalam fungsi komunikasi
tersebut, terdapat peran Corporate Secretary,
yaitu untuk memastikan kelancaran komu-
nikasi antara perusahaan dengan pemangku
kepentingan, serta menjamin tersedianya
informasi yang boleh diakses oleh stakeholders
sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari
stakeholders.Corporate Secretary bertanggung
jawab kepada Direksi dan laporan pelaksanaan
tugasnya juga disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
Coorporate Secretary PLN Bright
Batam di bantu oleh Manager Of Public
Relations dan Manager Of Secretariat, dimana
kemudian masing-masing manajer membawahi
beberapa bidang.
Peran Public Relations PT.PLN Bright
Batam yaitu membangun Corporate Branding.
Corporate Branding atau yang dikenal
dengan Merek Perusahaan memiliki pengertian
penerapan dari penggunaan nama perusahaan
sebagai suatu merek produk, nama perusahaan
digunakan sebagai penjamin dari kualitas
sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu organisasi atau perusahaan.
Hal ini merupakan sebuah usaha
perusahaan dalam memperluas corporate brand
equity untuk menciptakan pengakuan atas
merek produk (brand recognition). Sebagai
contoh, Walt Disney selalu memasukkan kata
“Disney” di hampir semua nama produknya,
belum lagi perusahaan-perusahaan lain seperti
IBM, Pepsi, dan Coca Cola. PLN Bright
Batam melakukan Corporate Branding dengan
beberapa pendekatan, diantaranya (1) Logo (2)
Iklan (3) CSR.

1. Logo
PLN Bright mengalami perjalanan dalam
membangun Corporate Branding melalui logo.
Dimulai dari tahun 1971, pertama kali
mengikuti Pertamina karna pengelolaan listrik
di Kota Batam ditangani oleh Pertamina,
kemudian 1976 keberadaan pengelolaan listrik
di kota Batam di ambil alih Otorita Batam,
yang saat ini berganti nama menjadi Badan
Pengusahaan Batam, logo yang di gunakan
merupakan logo Otorita Batam.
Tahun 1993, Listrik di kota Batam di
kelola langsung oleh Perusahaan Umum
Listrik Negara, di tahun yang sama juga
dibentuk Perusahaan Listrik Negara khusu
Wilayah Batam. Logo masih menggunakan
logo PLN.
Pada 3 Oktober 2000, PLN Batam
memisahkan diri dari PLN, menjadi anak

perusahaan PLN yang kemudian menciptakan


logo baru dengan nama PLN Batam.
Akhirnya, 1 Januari 2008, PLN Batam
merubah namanya menjadi PLN Bright Batam
dibawah PT.Pelayanan Listrik Nasional Batam,
dengan Logo Bright PLN Batam.
PLN Bright Batam Bright People
Bright Future.memiliki slogan
Gambar 3. Perjalanan Corporate Branding
PLN Bright.

2. Iklan
Pendekatan yang ke dua PLN Bright
Batam yaitu Iklan. PLN Bright Batam
mencoba menempatkan posisi merek
perusahaan mereka melalui iklan.
Iklan yang diproduksi PLN Bright
merupakan hasil produksi PLN Bright.
Produksi Iklan PLN Bright memiliki
konsep sederhana dengan nuansa sehari-hari.
Tidak menggunakan artis terkenal, model yang
mereka pakai berasal dari karyawan PLN
Bright sendiri.
Pemilihan lokasi dan penggunaan bahasa
pun disesuaikan. Penyebaran iklan PLN Bright
melalui Iklan Videotron yang ada di kota
Batam.
Gambar 4. Proses pembuatan iklan PLN
Bright Batam

3. Corporate Social Responsibility (CSR)


CSR yang dilakukan oleh PLN Bright
Batam memiliki Visi yaitu mewujudkan
perusahaan yang secara terus menerus
memiliki hubungan yang harmonis dan
memberi manfaat terhadap lingkungan
sekitarnya.
Misi dari program CSR Bright PLN Batam
yaitu membantu berperan aktif dalam
peningkatan kehidupan masyarakat melalui
program Bright Peduli. Program Bright Peduli
dan pelaksanaannya terdiri dari 7 (tujuh)
program kepedulian yaitu
(1) Peduli Sosial,
Bantuan bencana maupun kegiatan
terprogram dan program systematis kepada
panti asuhan atau kegiatan sosial
(2) Peduli Pendidikan,
Meningkatkan mutu pendidikan, bantuan
pelatihan maupun beasiswa
(3) Peduli Kesehatan
Membantu masyarakat menjadi lebih
sehat, pemberantasan sumber penyakit,
kegiatan donor darah, pengobatan gratis, dll
(4) Peduli Keagamaan,
Berkontribusi untuk membangun Batam
bermartabat dengan kegiatan keagamaan dan
memperbaiki tempat ibadah, dll
(5) Peduli Seni, Budaya dan Olahraga,
Melestarikan seni dan budaya lokal,
festival seni budaya dan dukungan kegiatan
pelaksanaan olahraga di Batam
(6) Peduli Lingkungan,
Memperbaiki kondisi lingkungan melalui
penanaman pohon dan mangrove untuk
mengurangi pemanasan global, kegiatan
bersama lingkungan komunitas.
(7) Peduli Kemitraan
Meningkatkan kualitas kompetensi mitra,
usaha kecil dan lembaga lainnya.
Gambar 5. Dokumentasi kegiatan CSR PLN
Bright

V. KESIMPULAN
PT PLN Batam sebagai Pemegang Izin
Usaha Ketegalistrikan Untuk Umum (PIUKU)
dengan wilayah kerja Batam, Rempang dan
Galang, senantiasa komitmen untuk mem-
berikan pelayanan terbaik bagi pelanggan
dengan senantiasa menyediakan listrik dan
keandalanya merupakan upaya yang terus
dilakukan PT PLN Batam. Peran Public
Relations PT.PLN Bright Batam yaitu
membangun Corporate Branding yang
dilakukan dari tahun 1971 sampai dengan
tahun 2008.
Corporate Branding atau yang dikenal
dengan Merek Perusahaan memiliki pengertian
penerapan dari penggunaan nama perusahaan
sebagai suatu merek produk, nama perusahaan
digunakan sebagai penjamin dari kualitas
sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu organisasi atau perusahaan. PLN Bright
Batam melakukan Corporate Branding dengan
beberapa pendekatan, diantaranya (1) Logo (2)
Iklan (3) CSR

......................................................................

Menciptakan Ecotourism Sebagai Brand Image


Arah kebijakan pariwisata NTB yang mengedepankan ecotourism
kemudian perlu didukung melalui upaya nyata dengan membuat beberapa
kegiatan. Untuk mendukung upaya tersebut perlu diciptakan brand image akan
keindahan alam di NTB. Menurut Kabag Pemasaran Utria Salim upaya yang
dilakukan untuk memperkenalkan ecotourism adalah dengan kegiatan:

1. Publikasi media
Pemanfaatan media sebagai sarana publikasi dan promosi kegiatan serta
destinasi wisata yang dapat menarik wisatawan. Sebagai contoh saat
memperingati 200 tahun dahsyatnya Gunung Tambora meletus melalui
event “Tambora Menyapa Dunia”. Event ini bekerja sama dengan
Harian Kompas untuk mempublikasikannya kepada masyarakat. Tentu
kerja sama dengan media ini sebagai upaya yang dapat memperluas
pengenalan masyarakat kepada NTB dimana Gunung Tambora berada
serta event-event yang diadakan oleh Dinas Pariwisata NTB. Hal tersebut
dinyatakan oleh Kepada Bidang Pemasaran, Utria Salim demikian:
“Kita bekerjasama dengan, apa namanya, media2 baik nasional.
Ya, jadi memakai Trans TV kadang memakai tentang Lombok,
kadang mereka My Trip My Adventure (acara televisi0, ini mereka
lagi buat, udah selesai itu, the Lost Paradise. Itu My Trip My
Adventure, itu juga ada dukungan kami bersama media, kami juga
ada kerjasama dengan media online, media online ini kan yang
biasa lebih cepet ya, juga blogger. iya, kami akomodir mereka jadi
supaya cepet nyampe ke masyarakat jadi kerjasama dengan
mereka.” (Utria Salim, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata NTB)

Dalam kajian public relation kegiatan ini adalah bentuk media relations
yang berujung pada publikasi positif. Media relations mempunyai
manfaat dalam penyampaian/ perolehan informasi yang akurat, jujur, dan
mampu memberikan pencerahan bagi publik (Nova, 2009, h.211).

Dalam hal ini apa yang dilakukan Disbudpar NTB adalah sebuah fungsi public
relations dalam memanfaatkan hubungan yang baik dengan media untuk
dapat mempublikasikan kegiatan “Tambora Menyapa Dunia” agar dikenal
masyarakat. Namun yang paling penting dari publikasi kegiatan ini adalah
makin dikenalnya Gunung Tambora sebagai salah satu lokasi ecotourism
yang bukan saja karena keindahan alamnya, namun juga peristiwa alam
yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik gunung tersebut. Publikasi ini
sekaligus dapat memperkuat citra Gunung Tambora sebagai salah satu
destinasi wisata di NTB.

2. Menyelenggarakan kegiatan rutin


Guna mempromosikan destinasi wisata di NTB agar menarik wisatawan
untuk datang adalah dengan menyelenggarakan kegiatan tahunan. Pemda
NTB didukung pemerintah pusat dalam rangka program “Wonderful
Indonesia” menyelenggarakan beberapa kegiatan pariwisata yang berbasis
pada alam seperti “Tambora Menyapa Dunia” dalam rangka memperingati
200 tahun letusan dahsyat Gunung Tambora, Marathon “Rinjani Ultra 100
2016”, perayaan Festival Bau Nyale di Pantai Kuta Lombok, Putri Mutiara
NTB, dll. Semua kegiatan pariwisata ini diselenggarakan ini dapat
memperkuat brand image NTB sebagai destinasi ecotourism.
“klo internasional MRU. Mount Ultra Rinjani, itu lari yang
35negara di gunung Rinjani dan itu pass nya jam 12 malam kami
biasa surfing, international surfing di Lake. Didukung dinas
pariwisata yang surfing itu tetep, ada kalo dukungan kementrian.
Kita ada bulan budaya Lombok Sumbawa, itu walaupun nasional
biasanya yang dating seluruh propinsi yang ada di Indonesia dan
itu satu bulan penuh kita dari permainan rakyat, pesta kuliner,
pesta kesenian, pentas seninya, parade budaya nusantara ada itu
selama 1 bulan. murni program pariwisata yang didukung dengan
APBD, dan itu ada kegiatan festival Qasidahnya, mulai yang religi
sampe yang permainan rakyat yang main Hadang, Patok Lele, main
Gasing . kita ada setahun sekali tetap ada selama satu bulan
misalnya ini di kampung ini, pindah pindah pindah di seluruh pulau
Lombok. Ada yang di Sumbawa juga ada. Kemarin kita pas
Tambora, pra Tambora kan ada event di handle Kompas.”(Utria
Salim)
Melaksanakan sebuah event dalam kaitannya dengan kegiatan public
relations diulas oleh Firsan Nova (2009) mengutip Ruslan bahwa event
merupakan bagian dari strategi public relations atau yang lebih dikenal
dengan bauran public relations. Event disampaikannya sebagai upaya
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri
kepada publik, dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.
Masih menurut Ruslan dikutip Firsan Nova bahwa jenis events adalah
calender event yaitu yang bersifat rutin, special event contohnya seperti
launcing produk, peresmian pabrik, dll dan moment event yaitu acara yang
bersifat momentum contohnya pesta emas. Dari penjelasan di atas dapat
diartikan bahwa kegiatan (event) rutin yang diselenggarakan Pemda NTB
adalah sebuah strategi public relation dengan tujuan memperkuat opini
bahwa NTB sangat dekat dengan ecotourism.

3. Direct Promotion
Pemda NTB merasa perlu melakukan promosi pariwisata langsung ke
sasaran. Sasaran yang dituju adalah calon wisatawan agar tertarik untuk
berkunjung ke NTB. Untuk itu Pemda sudah memilih kota-kota besar di
Indonesia yang menjadi sasaran dari promosi langsung. Kota tersebut
adalah Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam dan Balikpapan. Di
kota-kota tersebut dilakukan pertemuan dengan para pengusaha di industri
pariwisata diantaranya agen perjalanan dll. Hal tersebut diperkuat dengan
pernyataan Utria Salim sebagai berikut:

“Makassar? kemarin ada direct promotion dan itu dari Sekda


sana. Ini kami mau contoh kegiatannya pariwisata NTB katanya
bahwa pemerintahnya melakukan direct promotion, dalam
bungkusan direct promotion itu ada kegiatan table talk (?/07:09).
Kita ajak apa namanya, PRI INCA. iya otomatis, itu kan yang dari
travelnya Asita, cepet juga kan. Disitu ada kami kegiatan Table
Top, pertemuan antara seller dan buyer. Kami kemarin ada seller
kami adalah 30 tapi buyernya banyak kami kemarin ada 70. Biasa
itu terjadi transaksi. Kalo buyernya itu kalo kita kan NTB, klo kita
kesana kan kita seller. Mereka buyer, mereka membeli jadi biasa
kita kerjasama dengan Hasita setempat ke daerah mana yang
dituju. Tahun ini kami punya 5 tujuan direct promo sell itu
Balikpapan, Surabaya. Surabaya itu pangsa pasar kami juga,
Makassar, Balikpapan, Makassar, Batam besok. Jakarta ada. Klo
biasa kemarin tahun kemarin, kami di Bandung, 2015 di Bandung.
Itu juga sukses besar itu dan itu apa namanya, banyak lah
walikotanya malah katanya akan melaksanakan direct promotion
kesini tahun 2016 ntar.” (Utria Salim)
Menurut Levine (2003) public relations can create a brand, establish it,
promote it, develop it, and keep it healthy, all without detected by general
public. Salah satu yang dapat diciptakan oleh public relations adalah brand
yang kemudian brand tersebut dipromosikan. Tentu jika mengacu pada
pendapat Levine upaya direct promotion adalah usaha menciptakan brand
pariwisata di Lombok yang berbasis pada alam.
Di samping tiga kegiatan tersebut, menurut Utria Salim dilakukan juga
upaya yang dapat memberi kekuatan dan daya tarik NTB sebagai destinasi
ecotourism seperti memanfaatkan media sosial misalnya dengan
menggalang para blogger yang mengulas tentang traveling dengan
mengakomodir mereka untuk dapat memberikan testimoni mengenai
keindahan alam di Lombok dan Sumbawa.

BUKA WORD MC BAB 2001

i Indonesia, PT PLN (Persero) adalah satu-satunya


perusahaan yang memasok dan menjual energi listrik untuk
masyarakat, termasuk konsumen rumah tangga. Karena itu,
berbeda dengan di industri telekomunikasi (yang terdiri dari
beberapa pemain besar, baik BUMN maupun swasta), bicara
soal kelistrikan tentu pikiran orang langsung terasosiasi
dengan nama merek PLN.
Tak terlalu mengejutkan, PLN yang baru kali ini dinilai dalam
rangka penilaian 100 Indonesia's Most Valuable Brands (yang
dilakukan lembaga valuasi merek mitra SWA, Brand Finance)
mampu duduk di peringkat 11, peringkat yang bisa dibilang
cukup baik.
Biasanya merek-merek yang dinilai Brand Finance adalah
nama merek korporat atau produk dari kalangan perusahaan
emiten (yang sudah go public). Alasan utamanya, data dari
perusahaan emiten ini tersedia untuk publik di laporan
tahunannya. PLN, bersama Pertamina, boleh dibilang
pengecualian. Kedua BUMN ini belum menjadi emiten
walaupun sejumlah datanya tersedia di website. Keduanya
bisa ikut dalam penilaian Most Valuable Brands ini karena
kesediaan manajemen untuk berbagi sejumlah data lain yang
dibutuhkan dalam proses penilaian.
Dari hasil penilaian Brand Finance kali ini --PLN duduk di
posisi 11 dalam daftar 100 Most Valuable Brands-- nilai
merek (Brand Value/BV) perusahaan ini sebesar US$ 653 juta.
Dengan perhitungan nilai perusahaan (Enterprise
Value/EV)-nya yang sebesar US$ 42,6 miliar, nilai merek tadi
baru menyumbang 2%. Persentase yang masih relatif kecil ini
memang salah satu “risiko” umumnya perusahaan dengan
nilai perusahaan besar. Sebagai perbandingan, Pertamina
yang dinilai punya EV US$ 66,07 miliar, kontribusi nilai
mereknya 4%.
Dari segi indeks kekuatan mereknya, atau Brand Strenght
Index (BSI), skor yang dicapai PLN sebesar 66,12.
Adapun Brand Rating yang digaetnya adalah AA- .
Kalau mau diurutkan dari kalangan perusahaan pelat merah,
atau perusahaan yang sahamnya mayoritas dikuasai
pemerintah, peringkat nilai merek PLN berada di posisi ke-6,
setelah Telkom, BRI, Pertamina, Bank Mandiri, dan BNI. Di
lingkungan BUMN ini, dalam peringkat 20 teratas, posisi PLN
ini masih di atas Garuda Indonesia, PP (Persero), BTN, dan
Waskita Karya.
Sementara itu, kalau mau dimasukkan dalam kelompok
perusahaan energi, PLN berada di posisi kedua setelah
Pertamina. Posisi merek perusahaan setrum milik pemerintah
ini masih di atas nama-nama merek seperti PGN, Medco
Energy, Adaro Energy, ataupun Indika Energy.
Mestinya capaian yang mengesankan dari PLN dalam konteks
penilaian merek ini bukan hanya karena posisinya sebagai
satu-satunya pemasok dan penjual energi listrik untuk publik.
“Selama ini kami juga fokus membangun brand equity kami,”
ujar Muhamad Ali, Plt. Dirut PLN. Alasannya, menurut
Ali, brand value sebuah perusahaan tidak akan meningkat
jika perusahaan tersebut tidak fokus membangun ekuitas
mereknya.
Untuk meningkatkan ekuitas mereknya, PLN menjalankan
aneka program dengan memperhatikan sejumlah faktor
penting.
Pertama, kualitas. Ali menyebutkan, sebagai perusahaan
dengan produk berupa tenaga listrik, PLN harus mampu
menjamin kualitas produknya, yakni melalui penerapan
Tingkat Mutu Pelayanan. Ada 13 indikator yang dipakai, di
antaranya lama gangguan per pelanggan (jam/bulan), jumlah
gangguan per pelanggan (kali/bulan), kecepatan
penyambungan sambungan baru tegangan rendah (hari
kerja), kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan
rendah (hari kerja), dan kecepatan menanggapi pengaduan
gangguan (jam).
Kedua, positioning, berdasarkan manfaat produk. Dengan
slogan Electricity for Better Life, PLN ingin menunjukkan
sebagai yang terdepan dalam mendorong kemajuan. Pada
peringkat Ease of Doing Business 2018, Indonesia melalui
PLN berhasil memperbaiki layanan penyambungan listrik dari
peringkat 91 (pada 2017) menjadi 72. Adapun dalam hal
kemudahan mendapatkan listrik, naik dari peringkat 49 (pada
2017) menjadi 38. Hal itu bisa tercapai antara lain lewat
digitalisasi pelayanan dengan Contact Center 123 dan aplikasi
PLN Mobile.
Ketiga, repositioning. Hal ini terkait dengan kemajuan
teknologi dan gaya hidup konsumen, misalnya dengan
penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle). PLN
mendukungnya dengan produk Stasiun Penyedia Listrik
Umum (SPLU) atau charging station. Total di Indonesia sudah
dibangun 3.000 unit SPLU, 1.800 unit di antaranya ada di
Jakarta. Dalam kaitan ini, PLN menjalin kerjasama dengan
Blue Bird, TransJakarta, dan Damri.
Keempat, well-blended communication. Maksudnya, PLN
berkomunikasi dengan pelanggan melalui berbagai kanal,
baik above the line (ATL) maupun below the line (BTL). Untuk
ATL, ada yang lewat media cetak, media elektronik, ataupun
media sosial. Adapun BTL, misalnya melalui customer
gathering. Ali menyebutkan, media komunikasi yang paling
efektif sekarang ini adalah Call Center 123 dan aplikasi PLN
Mobile.
Kelima, kredibilitas. Dikatakan Ali, sebagai perusahaan besar,
bahkan BUMN dengan aset terbesar, PLN ingin menjadi pionir
di bisnis ketenagalistrikan. Contohnya, sebagai pionir dalam
penyediaan SPLU, seiring dengan berkembangnya gaya hidup
berkendara listrik. Juga, berupaya menjadi pionir di bidang
energi baru dan terbarukan. Misalnya, dengan
pengembangan PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan, di atas lahan
100 hektare dengan 30 Wind Turbin Generator. Sementara di
bidang lingkungan, PLN telah mendapatkan Proper Emas dari
Kementerian LHK untuk PLTU Paiton dan PLTDG
Pesanggrahan.
Keenam, long-term perspective. Dalam hal ini, guna
memastikan konsistensi strategi dan implementasinya ke
depan, PLN telah punya sejumlah acuan, yakni berupa
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk jangka 10
tahun, Rencana Jangka Panjang untuk jangka lima tahun,
serta Rencana Kerja dan Anggaran untuk jangka satu tahun.
Ketujuh, internal marketing. Ali menjelaskan, dengan sekitar
46 ribu karyawan, PLN punya potensi besar untuk bisa
mengomunikasikan produk dan layanan kepada pelanggan.
Karena itu, PLN telah mengadakan pelatihan secara periodik
dan berjenjang untuk para anggota tim Key Account
Marketing. “Mereka diajari detail produk, strategi probing,
dan komunikasi pelanggan. Selanjutnya, diberi target
pemasaran,” katanya.
Siapa yang menjalankan program penguatan merek tersebut?
“Konsep di PLN itu everybody is marketer,” kata Ali. Hanya
saja, penanggung jawabnya adalah Departemen Bisnis dan
Pelayanan Pelanggan, yang dipimpin oleh seorang senior
executive vice president, dan didukung oleh
departemen/divisi lainnya, terutama Satuan Komunikasi
Korporat.
Meski bukan merupakan emiten yang sahamnya
diperdagangkan di bursa, nilai merek yang tinggi juga
menjadi perhatian PLN. Menurut Ali, ada beberapa alasannya.
Pertama, dibutuhkan untuk kesinambungan bisnis, dengan
terjadinya pertumbuhan bisnis setiap tahunnya. Kedua, PLN
punya daya tawar lebih tinggi di mata shareholder ataupun
investor. Maklumlah, PLN juga merupakan perusahaan BUMN
yang sudah mengeluarkan obligasi, yang ditawarkan kepada
para investor. Dan ketiga, yang tak kalah penting, PLN ingin
menjadi perusahaan top of mind di kalangan talenta potensial
di luar PLN, sehingga bisa diperkuat orang-orang terbaik.
Ali menilai langkah PLN tersebut sejauh ini sudah
menunjukkan keberhasilan. Antara lain, ditandai dengan
pengakuan dunia internasional seperti World Bank yang telah
menaikkan peringkat Ease of Doing Business. Bukti lainnya,
perolehan investment grade rating dari tiga lembaga
internasional, yaitu Standard & Poors, Moody’s, dan Fitch
Rating.

Anda mungkin juga menyukai