OKTOBER 2015
Pengenalan Arcgis 10- 1
BAB
2 PENGENALAN ARCGIS10
2.1. ArcMap 10
ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk
membuat (create), menampilkan ((viewing), memilih (query), editing, composing dan
publishing peta (GIS
GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).. Untuk menampilkan Arcmap
ada beberapa cara yaitu melalui ArcCatalog dengan memilih button (juga bisa
dari shortcut desktop). Cara lain langsung menampilkan ArcMap dari Start Program
> ArcGis > ArcMap 10 .
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data
(exploring), analisa SIG (analyzing
analyzing), presenting result, customizing data dan programming.
programming
Menu bar
Tool bar
Search
Table of Content
Coordinate System
Close
Mode List TOC
Check list
tampilan aktif /
deaktif di Map
Area
Feature
Simbologi
berdasarkan
Attribute
Tipe feature:
o Mengkaktifkan layer
o Me-nonaktifkan layer
o Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties).
o Membuka tabel attribut data spasial (Open Attribute Table).
Pengenalan Arcgis 10- 3
TOC memiliki 4 mode tampilan dan 1 option (untuk ArcGIS 10), yaitu:
o Visibility
a. Symbology
Representasi muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun
warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di
sesuaikan melalui TOC.
b. Labeling
Dalam kartografi, pemberian label dan symbol merupakan hal yang penting
untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut. Terdapat
beberapa cara untuk menampilkan label pada layar ArcMap atau saat pembuatan
peta.
a) Labeling melalui TOC
o Pilih terlebih dahulu attribute yang akan dimunculkan sebagai label melalui
Layer Properties > Label
Metode pelabelan
Format huruf
Label
o Aktifasi label juga bias dilakukan dengan mengklik kanan fitur yang akan
dilabel > Label Feature.
beberapa proses analisis spasial, terdapat tools penting yang dibahas dalam bab
Analisis Spasial.
2.2.3. Search
Pencarian tipe Pencarian tipe tools
Pencarian project data work
semua tipe
Pencarian tipe
Add directory
lokasi Search
Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas Search. Fasilitas ini
menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari Google di dalam ArcGis 10. Melalui
fafasilitas ini, kita dapat mencari data spasial, data project, dan tools dari local server,
enterprise, maupun ArcGis Online.
2.2.4. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar
memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi
tertentu. Sebagaimana layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep
user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan, dikustomasi sesuai
keinginan kita dll (sama seperti pada Ms. Office). Tool bar bisa diaktifkan melalui
Menu Bar Tools > Customize. Selain itu juga dapat diaktifkan dengan cara klik
kanan pada Menu Bar hingga muncul tampilan seperi di samping. Tanda
menunkukkan bahwa tool tersebut sudah dimunculkan / aktif pada Tools Bar.
Berikut ini merupakan beberapa contoh tools standard yang terdapat pada
ArcMap10
a. Toolbar Tools
Hyperlink / HTML popup
Open time slider window
Fixed Zoom in / out Previous / Next Extend Select Element Find Find Route
Zoom in / out Pan Full Extend Select / unselect feature Identify measure Go To XY
Create Viewer Window
Gambar 2.13. Basic Tools
Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang
ditampilkan.
b. Toolbar Standard
Undo / Redo
Save MXD Copy / Paste Search
Open MXD Scale ArcToolbox
TOC
Editor
Print Model builder
New Map File Cut Delete Add Data ArcCatalog
What’s This?
Gambar 2.14. Tool Standard
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 10
2.3. ArcCatalog10
dengan memilih icon pada Standard Toolbar.. Dalam ArcGis 10, ArcCatalog
Tree dapat ditampilkan
n di dalam ArcMap10 walaupun tanpa bantuan XTool Pro.
Arc Catalog
pada Arc Map10
Arc Catalog Desktop
Gambar 2.15.
2.15 Tampilan ArcCatalog Tree dan ArcCatalog Desktop
pencarian file / data yang dibutuhkan. Pilih icon Connect to Folder pada menu
bar di ArcCatalog.
Mode Content
Move up one folder
Tampilan pada
Connect to file folder Mode Content
b. Preview
Dapat melihat tampilan data dalam preview. Pada sisi bawah terdapat 2
options pilihan tampilan yaitu geography, dan table.
Mode Preview
Tampilan pada
Mode Preview
Koordinat
Gambar 2.18. Tampilan Mode Preview tipe Geography (atas) dan Table (Bawah).
c. Description
Di dalam mode ini, kita bisa membuat dan melihat keterangan / deskripsi
details tentang data yang kita tampilkan (metadata) termasuk sistem koordinat yang
digunakan. Ada 3 options juga yang terdapat pada Description yaitu Print, Edit,
Validate, Export, dan Import.
Mode Description
BAB
4 GEOREFERENCING
1. Buka Program Arc Map dari start menu > Program > ArcGis > ArcMap 10
2. Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse data dari direktorinya
Koordinat Layar
Koordinat Peta
Gambar 4.1.
Jika gambar peta / citra sudah tampil di Map Area, hal pertama yang
harus diperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dari
Georeferencing ialah menyamakan koordinat layar yang mengacu pada koordinat
peta. Pada contoh gambar di atas, tipe koordinat peta (115041’40”) yaitu Degree
G e o r e f e r e n c i n g - 12
Minute Second (DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan
koordinat layar belum memilikinya (Unknown Unit).
3. Beri kordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties >
Coordinate system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
modul ini digunakan Geographic Coordinate System karena koordinat peta
pada latihan berupa DMS. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected
Coordinate System > UTM > WGS 1984 > sesuaikan dengan zona wilayah.
Gambar 4.2.
4. Aktifkan Georeferencing tool pada toolbars dari View > Toolbar >
Georeferencing, atau klik kanan pada tools bar, lalu ceck Georeferencing.
Rotasi
Gambar yang akan di-
Georeferencing Membuat titik ikat
Gambar 4.3.
Control Control
point point
Gambar 4.4.
Titik ikat atau control point yang digukanan atau dibuat, minimal 4 titik pada
sudut yang berbeda. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa mendeletenya
dengan mengklik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih
akurat. Untuk mengecek titik ikat / control point, buka link table pada
Georeferencing tools.
G e o r e f e r e n c i n g - 14
Gambar 4.5.
Tapi, jika ingin nilai RMS Erorr lebih baik, perhatikan hal dibawah ini.
Gambar 4.6.
8. Georeferencing -> Rectify. Pilih folder output dan atur nama filenya (format
option).
Gambar 4.7.
1. Add data berupa peta analog dan data feature yang sudah memiliki sistem
koordinat. Kondisi yang terjadi dalam layar ialah tidak terjadi tumpang tindih antara
dua file tersebut, karena memang koordinatnya tidak sama.
Gambar 4.8.
Prinsinya ialah kita menarik peta analog menuju feature yang bentuknya sama
sehingga peta analog tersebut memiliki koorinat yang sama dengan data / feature.
Modul ini mengunakan gambar peta analog Provinsi Bali dan data / feature garis
pantai Provinsi Bali yang sudah memiliki sistem koordinat Geographic.
G e o r e f e r e n c i n g - 16
Gambar 4.9.
7. Lakukan pembuatan X (hijau) source dan X (merah) destination untuk titik-titik
lainnya.
8. Pethatikan link table untuk mengetahui keadaan serta mengontrol titik-titik ikat.
Gambar 4.10.
Jika terdapat titik ikat yang kurang tepat (RMS Error tinggi), titik ikat tersebut dapat
Gambar 4.11.
Garis kuning tebal merupakan file berupa feature garis pantai yang digunakan
sebagai acuan, sedangkan gambar yang berwarna merupakan peta yang sudah
mengikuti koordinat pada data feature berdasarkan titik ikat yang telah dibuat.
9. Setelah RMS Error dibuat sekecil mungkin (dengan menambah jumlah titik ikat
yang tepat), selanjutnya proses rectify sama seperti pada Bagian A.
D i g i t a l i s a s i - 19
BAB
5 DIGITIZING ON SCREEN
kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP)
yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya
minimal memiliki 3 tipe file (bahkan bisa sampai 7 file) untuk membangun suatu data
spasial yaiitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file DATABASE IV,
shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.
Gambar 5.2.
File berupa format ini bisa dibaca di banyak aplikasi software GIS dan
Remote Sensing lainnya, seperti Map Info, ILWIS, Global Mapper, ERDAS Image,
ENVI, PCI Geomatica dsb (data shapefile biasa digunakan sebagai mask / region of
interest (ROI) / area of interest (AOI) untuk pemotongan data raster).
5.1.1. Persiapan File
1. Pembuatan Shapefile melalui ArcCatalog (tree atau Desktop) di foder
penyimpanan data feature.
o Klik kanan > New > Shapefile (format ArcView).
Gambar 5.3.
o Sesuaikan name, feature type, dan spatial reference. Untuk Spatial
Reference > Description System > Edit >
- Geographic Coordinate System > World > WGS 1984 atau
- Projected Coordinate System > UTM > WGS 84 > WGS 1984 Zona
wilayah
D i g i t a l i s a s i - 21
Gambar 5.4.
Data type
Short/long interger : biasa untuk ID / FID
Double / Float : untuk besaran seperti luas,
keliling, ketinggian,koordinat
dsb (yang bisa serubah jika
bentuk dan posisi feature ikut
berubah)
Text : huruf
Date : format tanggal
Gambar 5.5.
2. Drag shapefile menuju layer pada Arc Map, atau load data melalui Add Data
.
Straight Point Sketch Properties
End Point Arc Edit Vertices Cut Polygon Attributes
Edit tool
End point
Right Angle Start point
Distance-Distance Intersection
Bezier curve segment
Arc Segment
Tangent curve segment
Direction-Distance
Segment Vertex (vertices)
Edit tool
Digunakan untuk mengaktifkan feature yang akan diedit.
Edit Annotation tool :
Digunakan untuk mengedit notasi berupa huruf pada layar / data frame.
Straight
Digunakan untuk membuat feature berupa point dan digitalisasi polyline atau
polygon dengan pola yang tidak beraturan. Tool ini paling sering digunakan
karena polanya tersebut bisa dengan baik mewakili bentuk permukaan bumi.
Endpoint Arc
Hampir sama dengan Arc tool, tapi parameter lengkungan kurvanya
ditentukan pada bagian akhir dan dapat menggunakan nilai tertentu dengan
menggunakan tombol “R”:
Midpoint
Digunakan untuk mendapatkan titik tengah antara 2 titik yang dipilih (titik
awal dan akhir)
Titik tengah
Titik tengah
Terbentuk garis
Gambar 5.10. Midpoint tool dari 2 titik tengah
Right Angle
Digunakan untuk membentuk feature dengan sudut 900 di setiap belokannya.
900
900 900
Bezier
Digunakan untuk membuat lekukan bersarkan persinggungan di tengah garis
lurus (pusat / tengah menjadi vertex)
Distance-Distance
Tool ini bekerja dengan memanfaatkan titik singgung antara 2 lingkaran yang
ditentukan jarak / radiusnya. Jika kedua lingkaran tersebut tidak
bersinggungan, maka tidak akan terdapat verteks yang dihasilkan oleh tool ini,
D i g i t a l i s a s i - 24
Intersection
Tool ini digunakan untuk menemukan titik singgung antara 2 garis. Titik
singgung ini kemudin bisa digunakan sebagai vertex untuk kemudian
dijadikan line, polygon, atah hanya sebuah point.
Arc
Tool ini digunakan untuk membuat garis lengkungan yang membutuhkan 3
parameter yaitu titik awal, titik tengah/poros dan titik akhir. Garis sketsa yang
D i g i t a l i s a s i - 25
terbentuk akan selalu melalui ketiga titik tersebut walaupun titik genap
(tengah) tidak terlihat.
Letak titik ke 4
Letak titik ke 8
Trace tool
Digunakan untuk mengikuti jejak / bentuk feature yang telah ada (tracing).
Biasanya digunakan untuk mengisi polygon yang berada di dalam / diantara
polygons lainnya.
Direction Distance
Tool ini digunakan untuk menentukan verteks berdasarkan 2 titik input. Satu
titik input memerlukan parameter sudut (bearing), sedangkan titik input yang
lain memerlukan parameter jarak. Gunakan tombol “A” untuk memasukkan
parameter sudut dan tombol “R” untuk parameter Jari-jari lingkaran / “D”
untuk distance secara tepat.
Edit Vertices
Melalui tools ini, kita dapat mengedit vertex dengan beberapa fasilitas di
dalamnya.
Menambah Finish
vertex Sketch
Menguragi Sketch
vertex Properties
Reshape
Tools ini digunakan untuk merubah bentuk feature sesuai dengan jalur
pembuatan segment baru.
Reshape
Feature
Feature
lama
Feature
baru
Cut Polygons
Tools ini digunakan untuk memotong feature sesuai dengan jalur pembuatan
segment baru.
Cut
Polygon 2 Polygon
baru
1
Polygon
lama
2
Split
Tools ini digunakan untuk memotong feature line terseleksi di suatu titik.
Feature Construction
Saat pembuatan feature atau segment
dilakukan, akan muncul tool Feature
Construction yang mengikuti pointer
pebuat vertex dalam segment. Di dalam tool
Create Feature
Attributes
Sketch Properties
Editor tools
Feature yang akan di edit
5.3. Editor
Saat kondisi pembuatan / pengeditan feature dalam
keadaan “start editing” atau editable, terdapat sejumlah tools
dibawahnya (akan aktif jika suatu / beberapa feature
terseleksi)
a) Start, Stop, and Save Edit
Tools ini digunakan untuk memulai, mengakhiri dan
menyimpan hasil pembuatan / pengedian feature. Gambar 5.27. Editor
D i g i t a l i s a s i - 31
b) Move
Digunakan untuk menggeser posisi feature terseleksi dalam satuan unit / sistem
koordinatnya.
c) Split
Digunakan untuk memotong feature garis / line berdasarkan satuan koordinat dan
posisinya.
d) Construct Points
Membuat point dari suatu garis (line) dengan catatan sudah ada feature titik (point) di
dalam satu layar Data Frame.
e) Copy Parallel
D i g i t a l i s a s i - 32
Membiat duplikat parallel (kanan dan kiri) suati feature garis (line) terseleksi.
f) Merge
Menyatukan beberapa shape feature terseleksi menjadi satu (harus satu feature type)
g) Buffer
Membuat buffer sesuai dengan feature type yang terseleksi.
h) Union
Membuat shape feature baru berdasarkan shape feature yang terseleksi.
D i g i t a l i s a s i - 33
i) Clip
Memotong polygon feature dengan polygon.
Polygon baru yang terpisah
pembuatan
polygon baru
Mengapus seluruh polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
Mengapus bagian polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
j) Snapping
Feature berupa garis memiliki percabangan seperti sungai, dan jalan. Untuk
membuat percabangan tersebut, bisa menggunakan snapping.
Dalam ArcGis 10, fasilitas snapping telah diperbaharui dari versi sebelumnya
(ArcGis 9.x) seperti yang tertulis di bagian B pada bab ini. Akan tetapi, jika belum
terbaiasa dengan “magnetic snapping” pada ArcGis 10, masih bisa dilakukan snaping
klasik seperti di ArcGis 9.x yang dapat di atur di dalam Editing Option.
D i g i t a l i s a s i - 34
Gambar 5.40. Contruction Tools mengikuti pergerakan mouse dengan hanya dua kali
pada Polygon klik (diawal dan diakhir) garis)
Auto Complete Polygon : membuat polygon yang tepat bersebelahan dengan polygon
lainnya sehingga tidak menimbulkan Gap
D i g i t a l i s a s i - 36
Overshoot Undershoot
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.43. Advanced Editing tool
BAB
6 ATTRIBUTING (TABLE)
Delete Selected
Select by Attribute Switch Selection
Zoom to Selected
Delete Selected
Table Option
Selected Feature
Posisi kursor
di FID
Untuk membuka Attribute seperti di atas, klik kanan shapefile pada layer
ArcMap > Open Attribute table.
Attribute juga terdapat di dalam baris Tools Editor dan akan aktif saat
feature dalam keadaan Editable. Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat
menambah atau mengurangi field, tapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan
Attribute Data
Attributing ( T a b l e ) | 37
Keterangan tipe-tipe
ini terdapat di bab 3
o Pengurangan Field dilakukan dengan cara klik kanan pada judul Field >
Delete Field.
Gambar 6.7. Menghitung luas, panjang, keliling, serta update posisi koordinat neggunakan Calculate
Geometry
Berikut ini merupakan hal yang bisa dilakukan dengan Calculate Geometry
Gambar 6.8. Hal yang dapat dilakukan dengan Calculate Geometry (Sumber : ArcGis Desktop Help)
Dalam melakukan Find and Replace, feature data harus dalam keadaan Start
Editing (Editable)
6.4. Select by Attribute
Tool ini digunakan untuk menyeleksi feature berdasarkan kesamaan
attributenya. Misalnya kita akan menyeleksi lokasi yang memiliki kemiringan lereng
diatas 40%.
Perintah seleksi
6.5. Merge
Fasilitas ini digunakan untuk menyatukan features dalam satu shapefile yang
memiliki attribute yang sama. Misalnya kita akan menyatukan semua kelerengan
diatas 40%.
1. Editor > Start Editing
2. Select by Attribute untuk kelerengan 40% (seperti pada bagian C).
3. Editor > Merge.
8. Jika ingin membuat luas dengan satuan hektar, bisa ditambahkan field baru, lalu
gunakan fungsi dari Field Calculator.
Untuk menghitung luas juga dapat menggunakan ArcGis Extention XTools
Pro (untuk ArcGis 10 menggunakan versi 7.1 / versi 8.0 yang terbaru) yang dapat di
download gratis di internet. http://www.dataeast.com/en/4e_xtools.html. Dengan
ektensi tambahan ini, kita bisa melakukan banyak konversi data, proses, dan link ke
beberapa Web GIS (Google earth, Google Map)
6.6. Join Table
Join Table menrupakan penggabungan data attribute yang terpisah. Join table
ini bisa dilakunan atar data feature, maupun antara data feature dengan data tabulasi
(Ms.Excel Format) dengan catatan, field ini yang akan digabungan harus memiliki isi
kolom atau field yang sama.
Gambar 6.14. Attribute data spasial (kiri) dan file tabulasi dalam Ms.Excel (kanan)
Pada gambar di atas, terdapat dua file yang berbeda dan akan dilakukan
joining data. File attribute data spasial merupakan file penutupan lahan Indonesia
tahun 2000 (PL00_ID), tahun 2003 (PL03_ID),tahun 2006 (PL06_ID), dan tahun
2009 (PL09_ID). Data tersebut hanya memiliki kode-kode penutupan lahan (50011,
2002,20041, dsb). Fied-field ini akan di-joining dengan kolom KODE_VEG pada
data tabulasi Ms.Excel yang juga memiliki kode-kode yang sama dengan data attribute
table.
BAB
7 INPUT DATA GPS
Pemasukan data dari GPS ke dalam ArcGis bisa melalui 2 cara, yaitu
memasukkan data tabulasi / tabel dan melakukan transfer data langsung dari GPS.
Untuk data tabulasi, file yang dimasukkan berformat Ms. Excel, dbf, atau text.
Sedangkan file data dari GPS, tipe filenya berupa gpx.
Tipe GPS
b. Export File *gpx ke dalam format *shp dengan cara File > Export Vector
Data > Export Shapefile
I n p u t D a t a G P S | 38
NAMA FILE
Untuk merubah format data menjadi Shapefile, klik kanan pada layer file
tersebut, lalu lakukan Export Data, simpan di folder yang telah disediakan.
BAB
9 LAYOUT
Judul Peta
Legenda
Map Frame
Sumber data
Inset
Tabel
Pembuat peta
Change
layout
Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada
keterangan laiinya seperti judul peta, legenda,skala, inset serta indeks peta, grid, dsb.
ArcGis sendiri meyediakan beberapa tipe Layout Template yang bisa dipilih melalui
Gambar diatas merupakan contoh layout untuk Traditional layout Template dan
World Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap. Untuk menambahkan
legenda, skala, arah mata angin dll, pilih Insert pada Toolbars.
Jika ingin memasukkan atribut atau tabel, buka atribut dari Open Attribute
table > Option > Add Table to Layout atau meng-copy tabel dari Ms. Excel
menuju layout.
9.2. Legenda (Legend Properties)
o Legend
o Items
9.3. Grid
Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif
pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and
Graticules Wizard.
Graticule : Untuk membuat dalam satuan DMS atau DD
Measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)
dalam satuan meter.
Reference Grid : Untuk membuat berdasar definisi sendiri
Jika sudah selesai sampai tahap Finish, dan masih kurang puas dengan
hasilnya, bisa diperbaiki kembali lewat Data Frame Properties. Bisa lewat Style
atau Properties. Di kotak ini kita bisa merubah tipe koordinat, huruf, garis,
interval, dan sebagainya.
Untuk pengaturan grid dalam format UTM / TM3 (Measured Grid) secara
standard, terdapat banyak angka nol di belakang desimal (koma), dan belum ada
labeling meridian seperti gambar berikut :
Measured
Graticule
Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan kedua tipe Grid dalam satu
Data Frame Properties.
BAB
10 ANALISIS SPASIAL
10.1. Extract
10.1.1. Clip
kelerengan Kabupaten Bogor, feature data kelerengan Provinsi Jawa Barat (input)
dipotong dengan menggunakan feature batas Kabupaten Bogor (Clip Feature).
10.1.2. Select
10.2. Overlay
10.2. 1. Erase
Digunakan untuk membuat feature dari hasil menghapusan suatu feature polygon
(input)berdasarkan bentuk feature polygon penhapusnya (erase feature).
10.2. 2. Identify
Membuat feature baru dengan bentuk yang sama dengan feature input, tapi
dengan attribute baru dari hasil tumpang tindih (terbentuk batas baru).
10.2. 3. Intersect
Membuat feature baru hasil tumpang tindih dari dua feature yang berbeda.
10.2. 4. Spatial join
Digunakan untuk menambahkan keterangan / field pada attribute dengan
data attribute join feature berdasarkan lokasi geografisnya. Tool ini biasanya
menjawab pertanyaan seperti “Apa nama-nama desa yang dilewati oleh sungai
A n a l i s i s S p a s i a l | 53
Melawi, Kalimantan Barat?” atau “ Dimana paling banyak dijumpai spesies Megophrys
nasuta berdasarkan kelas ketinggian, kelerengan, dan suhu di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan?” atau juga menjawab pertanyaan “Di Kecamatan mana saja yang
masih terdapat Hutan Lahan Kering Sekunder di Provinsi Lampung pada tahu
2006?”
Pada tabel / attribute diatas misalnya, dari hasil spasial join antara feature
Penutupan lahan tahun 2006 dengan batas administrasi Provinsi Lampung.
10.2. 5. Symmetrical Difference
Membentuk feature baru dengan bentuk luar hasil gabungan kedua feature
sebelumnya dan bagian dalam yang terhapus karena tumpang tindih.
10.2. 6. Union
Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batas-
batas antar polygon dalam feature output akan dipertahankan sesuai dengan feature
inputnya.
10.2. 7. Update
Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batas-
batas antar polygon dalam feature output akan berubah sesuai dengan feature
inputnya.
10.3. Proximity
10.3. 1. Buffer
Digunakan untuk membuat lebih dari satu buffer secara berurutan. Tool ini
biasanya digunakan untuk mengetahui distance pada jarak-jarak terentu secara
sistematis.
10.4. Generalization (Data Management Tools)
10.4. 1. Dissolve
Pustaka Acuan