Anda di halaman 1dari 69

ArcGIS OverView

OKTOBER 2015
Pengenalan Arcgis 10- 1

BAB
2 PENGENALAN ARCGIS10

2.1. ArcMap 10
ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk
membuat (create), menampilkan ((viewing), memilih (query), editing, composing dan
publishing peta (GIS
GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).. Untuk menampilkan Arcmap

ada beberapa cara yaitu melalui ArcCatalog dengan memilih button (juga bisa
dari shortcut desktop). Cara lain langsung menampilkan ArcMap dari Start Program
> ArcGis > ArcMap 10 .

Project yang sudah dibuat

Project yang sudah disediakan oleh ESRI

Gambar 2.1. Tampilan browse awal ArcMap 10

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data
(exploring), analisa SIG (analyzing
analyzing), presenting result, customizing data dan programming.
programming

Menu bar
Tool bar

Arc Toolbox Arc Catalog

Search

Table of Content

Map area / Data Frame


Layout view
Data view

Coordinate System

Gambar 2.2.Tampilan ArcMap10


Pengenalan Arcgis 10- 2

2.1.1. Table of Contents (TOC)


Dapat diaktifkan dari Menu bar Windows > Table of Content, atau klik
icon dari Tools bar. TOC merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan di
dalam Map Area.

Close
Mode List TOC

Layer Auto Hide TOC

Check list
tampilan aktif /
deaktif di Map
Area

Feature

Simbologi
berdasarkan
Attribute

Tipe feature:

Gambar 2.3. Table of Content


TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang merepresentasikan
data yang ada. Beberapa aksi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain:
o Mengatur susunan layer-layer yang ada.

o Mengkaktifkan layer

o Me-nonaktifkan layer
o Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties).
o Membuka tabel attribut data spasial (Open Attribute Table).
Pengenalan Arcgis 10- 3

TOC memiliki 4 mode tampilan dan 1 option (untuk ArcGIS 10), yaitu:

o Drawing Order, merupakan mode standar dan paling sering digunakan.

o Source, digunakan untuk melihat sumber data spasial yang ditampilkan.

o Visibility

o Selection, digunakan untuk menentukan layer yang dapat dipilih dengan


menggunakan selection tool.
Pengenalan Arcgis 10- 4

o Option , digunakan untuk mengatur pilihan tampilan pada TOC.

a. Symbology
Representasi muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun
warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di
sesuaikan melalui TOC.

Gambar 2.4. Tampilan data spasial degan Symbology

Symbologi pada feature dilakukan dengan cara :


o klik kanan feature > Layer Properties.
o Symbology > Show : Categories > Unique values > Value Field
(sesuaikan yang akan ditampilkan) > Add All Values (untuk menampilkan semua
isi dari kategori / baris pada kolom Attribute) atau Add Values (untuk
menampilkan satu per-satu).
Pengenalan Arcgis 10- 5

Gambar 2.5. Layer Properties untuk mengatur Symbology

o Klik symbol pada TOC untuk memunculkan Symbol Selector.

Gambar 2.6. Pemberian Symbol melalui TOC – Symbol Selector

o Style Reference untuk memilih tipe-tipe symbol selengkapnya

Gambar 2.7. Pemilihan Symbol dari Style Reference


Pengenalan Arcgis 10- 6

b. Labeling
Dalam kartografi, pemberian label dan symbol merupakan hal yang penting
untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut. Terdapat
beberapa cara untuk menampilkan label pada layar ArcMap atau saat pembuatan
peta.
a) Labeling melalui TOC
o Pilih terlebih dahulu attribute yang akan dimunculkan sebagai label melalui
Layer Properties > Label

Metode pelabelan

Label (berdasarkan attribute)

Format huruf
Label

Penempatan Label dan skala

Check list untuk mengaktifkan

Gambar 2.8. Layer Properties untuk mengatur Labels

o Aktifasi label juga bias dilakukan dengan mengklik kanan fitur yang akan
dilabel > Label Feature.

b) Labeling melalui tool Labeling .


Selain melalui TOC, ArcMap juga menyediakan tools Labeling yang bisa
diaktifkan melalui Tools Bar > Labeling. Aktifkan Use Maplex Label Engine dan
Best untuk hasil yang lebih baik.
Pengenalan Arcgis 10- 7

Point Poly line Polygon

Gambar 2.9. Pengaturan Labels melalui Labeling Tools

Pada kotak Position di Label Manager atau Placement Properties, bisa


diatur letak / posisi dari label di tiga tipe feature (polygon, polyline dan point).
2.2.2. ArcToolbox
ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk
melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Toolbox dapat diaktifkan dari
menu Window > ArcToolbox atau dengan mengklik icon ArcToolbox pada
menu Toolbar Standar. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan
pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan pengelompokkan fungsi. Untuk
Pengenalan Arcgis 10- 8

beberapa proses analisis spasial, terdapat tools penting yang dibahas dalam bab
Analisis Spasial.
2.2.3. Search
Pencarian tipe Pencarian tipe tools
Pencarian project data work
semua tipe

Pencarian tipe

Add directory
lokasi Search

Gambar 2.10. Search Tool

Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas Search. Fasilitas ini
menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari Google di dalam ArcGis 10. Melalui
fafasilitas ini, kita dapat mencari data spasial, data project, dan tools dari local server,
enterprise, maupun ArcGis Online.

Gambar 2.11. Contoh hasil pencarian pada Search Tool


Pengenalan Arcgis 10- 9

2.2.4. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar
memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi
tertentu. Sebagaimana layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep
user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan, dikustomasi sesuai
keinginan kita dll (sama seperti pada Ms. Office). Tool bar bisa diaktifkan melalui
Menu Bar Tools > Customize. Selain itu juga dapat diaktifkan dengan cara klik
kanan pada Menu Bar hingga muncul tampilan seperi di samping. Tanda
menunkukkan bahwa tool tersebut sudah dimunculkan / aktif pada Tools Bar.

Gambar 2.12. Aktivasi Tools

Berikut ini merupakan beberapa contoh tools standard yang terdapat pada
ArcMap10
a. Toolbar Tools
Hyperlink / HTML popup
Open time slider window

Fixed Zoom in / out Previous / Next Extend Select Element Find Find Route

Zoom in / out Pan Full Extend Select / unselect feature Identify measure Go To XY
Create Viewer Window
Gambar 2.13. Basic Tools

Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang
ditampilkan.
b. Toolbar Standard
Undo / Redo
Save MXD Copy / Paste Search
Open MXD Scale ArcToolbox
TOC

Editor
Print Model builder
New Map File Cut Delete Add Data ArcCatalog

What’s This?
Gambar 2.14. Tool Standard
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 10

Toolbar ini adalah toolbar yang memiliki tool


tool-tool
tool standar yang sangat sering
digunakan dalam hampir semua operasi di ArcMap.
1.2.5. Menu Bar
Merupakan kumpulan menu
menu-menu yang ArcMap.
1.2.6. Map Area / Data Frame
Merupakan area yang memperlihatkan data spasial yang ada. Terdapat dua
pilihan tampilan pada Data Frame
Frame, yaitu Data View dan Layout View yang

terdapat di pojok kiri bawah .

2.3. ArcCatalog10

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah


(browsing), mengatur (organizing
organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation
documentation)
data – data SIG. Secara sederhana, fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.
Aktifkan ArcCatalog dengan cara Start > Program > ArcGis > ArcCatalog 10,
10 atau

dengan memilih icon pada Standard Toolbar.. Dalam ArcGis 10, ArcCatalog
Tree dapat ditampilkan
n di dalam ArcMap10 walaupun tanpa bantuan XTool Pro.

Arc Catalog
pada Arc Map10
Arc Catalog Desktop

Gambar 2.15.
2.15 Tampilan ArcCatalog Tree dan ArcCatalog Desktop

Hal penting yang harus dilakukan dalam penggunaan ArcGis ialah


Connecting Data. Dengan melakukan koneksi data, akan mempermudah untuk
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 11

pencarian file / data yang dibutuhkan. Pilih icon Connect to Folder pada menu
bar di ArcCatalog.

Gambar 2.16. ArcCatalog Tree dari induk Folder Connection.

2.3.1. Tampilan ArcCatalog.


a. Content
Merupakan petunjuk dan keterangan yang mendeskripsikan lokasi data SIG
yang ingin kita tampilkan.

Mode Content
Move up one folder

Tampilan pada
Connect to file folder Mode Content

Klik kanan pada


Feature dataset

Gambar 2.17. Tampilan ArcCatalog Desktop


P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 12

b. Preview
Dapat melihat tampilan data dalam preview. Pada sisi bawah terdapat 2
options pilihan tampilan yaitu geography, dan table.

Mode Preview
Tampilan pada
Mode Preview

Koordinat

Gambar 2.18. Tampilan Mode Preview tipe Geography (atas) dan Table (Bawah).

c. Description
Di dalam mode ini, kita bisa membuat dan melihat keterangan / deskripsi
details tentang data yang kita tampilkan (metadata) termasuk sistem koordinat yang
digunakan. Ada 3 options juga yang terdapat pada Description yaitu Print, Edit,
Validate, Export, dan Import.
Mode Description

Gambar 2.19. Tampilan Mode Description.


P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 13

2.3.2. Data Properties


Disini kita bisa melihat property dari data yang ada, baik data feature, raster,
table, atau geodatabase dengan cara klik kanan pada data tersebut > Properties.

Disini juga bisa menambahkan kolom


/ Field sesuai dengan keperluan

Gambar 2.20. Data Properties


G e o r e f e r e n c i n g - 11

BAB
4 GEOREFERENCING

Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau


image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem
koordinat dan proyeksi tertentu.

4.1. Georeferencing menggunakan koordinat yang tercantum dalam peta


analog.

1. Buka Program Arc Map dari start menu > Program > ArcGis > ArcMap 10

2. Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse data dari direktorinya

melalui icon Add Data .


Jika muncul peringatan Create Pyramid, pilih No untuk langsung memulainya.

Koordinat Layar

Koordinat Peta

Gambar 4.1.

Jika gambar peta / citra sudah tampil di Map Area, hal pertama yang
harus diperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dari
Georeferencing ialah menyamakan koordinat layar yang mengacu pada koordinat
peta. Pada contoh gambar di atas, tipe koordinat peta (115041’40”) yaitu Degree
G e o r e f e r e n c i n g - 12

Minute Second (DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan
koordinat layar belum memilikinya (Unknown Unit).
3. Beri kordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties >
Coordinate system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
modul ini digunakan Geographic Coordinate System karena koordinat peta
pada latihan berupa DMS. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected
Coordinate System > UTM > WGS 1984 > sesuaikan dengan zona wilayah.

Gambar 4.2.

4. Aktifkan Georeferencing tool pada toolbars dari View > Toolbar >
Georeferencing, atau klik kanan pada tools bar, lalu ceck Georeferencing.

Rotasi
Gambar yang akan di-
Georeferencing Membuat titik ikat

Menampilkan titik ikat

Gambar 4.3.

5. Add Control Point pada Georeferencing tool. X (hijau) merupakan source


(koordinat gambar) dan X (merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).
G e o r e f e r e n c i n g - 13

6. Zoom pada gambar koordinat yang berpotongan untuk mempermudah pembuatan


titik.
7. Klik kiri titik perpotongan > klik kanan > input DMS or Lon and Lat. Jika
koordinat berupa Desimal Degree atau UTM, langsung pilih Input X and Y. Buat
titik ikat minimal 4 titik ikat yang bersebrangan untuk mempermudah koreksi.

Control Control
point point

Gambar 4.4.

Titik ikat atau control point yang digukanan atau dibuat, minimal 4 titik pada
sudut yang berbeda. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa mendeletenya
dengan mengklik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih

akurat. Untuk mengecek titik ikat / control point, buka link table pada
Georeferencing tools.
G e o r e f e r e n c i n g - 14

Gambar 4.5.

Tapi, jika ingin nilai RMS Erorr lebih baik, perhatikan hal dibawah ini.

Gambar 4.6.

Karena prinsipnya ialah kita membuat X and Y source = X and Y map,


maka perhatikan nilai source pada :

 X pada link 1 dan 3  Y pada link 1 dan 2

 X pada link 2 dan 4  Y pada link 3 dan 4

Bandingkan dengan link table sebelumnya. Dengan sedikit merubah angka-


angka yang ada di X and Y source (menyamakan dengan menggeser titik atau
mengedit angka tersebut langsung di dalam link table) sehingga nilai Total RMS
Erorr menjadi lebih baik.
7. Save titik ikat tersebut (format *text)
G e o r e f e r e n c i n g - 15

8. Georeferencing -> Rectify. Pilih folder output dan atur nama filenya (format
option).

Gambar 4.7.

4.2. Berdasarkan Feature yang sudah ada memiliki sistem koordinat

1. Add data berupa peta analog dan data feature yang sudah memiliki sistem
koordinat. Kondisi yang terjadi dalam layar ialah tidak terjadi tumpang tindih antara
dua file tersebut, karena memang koordinatnya tidak sama.

Gambar 4.8.

Prinsinya ialah kita menarik peta analog menuju feature yang bentuknya sama
sehingga peta analog tersebut memiliki koorinat yang sama dengan data / feature.
Modul ini mengunakan gambar peta analog Provinsi Bali dan data / feature garis
pantai Provinsi Bali yang sudah memiliki sistem koordinat Geographic.
G e o r e f e r e n c i n g - 16

2. Klik Add Control Point pada Georeferencing tool.


3. Pilih lokasi pada gambar peta yang mudah dikenali pada data feature yang
digunakan sebagai acuan. Zoom to layer pada feature yang berada pada layer.
5. Buat titik ikat source X (hijau) pada gambar peta (kiri) dan titik ikat X (merah) /
destination pada peta / data feature (kanan).

Gambar 4.9.
7. Lakukan pembuatan X (hijau) source dan X (merah) destination untuk titik-titik
lainnya.
8. Pethatikan link table untuk mengetahui keadaan serta mengontrol titik-titik ikat.

Gambar 4.10.
Jika terdapat titik ikat yang kurang tepat (RMS Error tinggi), titik ikat tersebut dapat

diseleksi dan dihapus dengan mengklik icon .


G e o r e f e r e n c i n g - 17

Gambar 4.11.

Garis kuning tebal merupakan file berupa feature garis pantai yang digunakan
sebagai acuan, sedangkan gambar yang berwarna merupakan peta yang sudah
mengikuti koordinat pada data feature berdasarkan titik ikat yang telah dibuat.
9. Setelah RMS Error dibuat sekecil mungkin (dengan menambah jumlah titik ikat
yang tepat), selanjutnya proses rectify sama seperti pada Bagian A.
D i g i t a l i s a s i - 19

BAB
5 DIGITIZING ON SCREEN

Digitalisasi (Digitizing) adalah proses konversi feature ke dalam format digital,


merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data) digital. Ada
beberapa cara untuk mendigitalkan feature baru yaitu digitalisasi pada layar, digitalisasi
hard copy dari peta di papan digitalisasi (digitizer tablet), atau menggunakan tools
digitalisasi otomatis.
Metode Interaktif, atau digitalisasi langsung pada layar computer (Digitizing on
Screen) merupakan salah satu metode yang paling umum. Dalam metode ini, kita
terlebih dahulu menampilkan peta dasar sebagai acuan digitalisasi (basemap) seperti
peta analog, foto udara, citra satelit, atau orthophotograph di layar sebagai basemap,
lalu kita menggambar feature, seperti jalan, penutupan lahan, sungai, batas suatu
dareah, dsb.
Dalam digitalisasi hard copy, kita bisa menggunakan tabel digitalisasi
terhubung ke komputer yang mengubah posisi pada permukaan meja menjadi digital
koordinat x, y berdasarkan rekaman titik kita pada mouse digitizer.

Gambar 5.1. Seperangkat perlengkapan / alat digitizer

Digitalisasi otomatis merupakan metode lainnya dalam melakukan digitalisasi


feature. ArcScan tools dalam ArcGIS memungkinkan kita untuk melakukannya secara
otomatis atau interaktif dengan bantuan konversi data raster-to-vektor dengan presisi
tinggi dan sedikit intervensi dari operator.
5.1. Format Shapefile (SHP)
ArcGis dapat melakukan digitalisasi di dalam ArcGis dengan beberapa tipe
format data. Untuk data vektor, software keluaran vendor ESRI ini memiliki
D i g i t a l i s a s i - 20

kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP)
yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya
minimal memiliki 3 tipe file (bahkan bisa sampai 7 file) untuk membangun suatu data
spasial yaiitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file DATABASE IV,
shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.

Gambar 5.2.

File berupa format ini bisa dibaca di banyak aplikasi software GIS dan
Remote Sensing lainnya, seperti Map Info, ILWIS, Global Mapper, ERDAS Image,
ENVI, PCI Geomatica dsb (data shapefile biasa digunakan sebagai mask / region of
interest (ROI) / area of interest (AOI) untuk pemotongan data raster).
5.1.1. Persiapan File
1. Pembuatan Shapefile melalui ArcCatalog (tree atau Desktop) di foder
penyimpanan data feature.
o Klik kanan > New > Shapefile (format ArcView).

Gambar 5.3.
o Sesuaikan name, feature type, dan spatial reference. Untuk Spatial
Reference > Description System > Edit >
- Geographic Coordinate System > World > WGS 1984 atau
- Projected Coordinate System > UTM > WGS 84 > WGS 1984 Zona
wilayah
D i g i t a l i s a s i - 21

Feature type (titik,


garis, atau polygon)

Gambar 5.4.

o Untuk mengatur Attribute, klik kanan pada Shapefile > Properties.

Data type
Short/long interger : biasa untuk ID / FID
Double / Float : untuk besaran seperti luas,
keliling, ketinggian,koordinat
dsb (yang bisa serubah jika
bentuk dan posisi feature ikut
berubah)
Text : huruf
Date : format tanggal

Gambar 5.5.

2. Drag shapefile menuju layer pada Arc Map, atau load data melalui Add Data

pada Arc Map .


5.1.2. Tools Editor
1. Aktifkan Editor pada Toolbars, View > Toolbars > Editor atau klik icon

.
Straight Point Sketch Properties
End Point Arc Edit Vertices Cut Polygon Attributes
Edit tool

Sketch tool Reshape Feature Split tool


Edit Annotation tool Create feature
Rotate tool

Gambar 5.6. Editor Tools


D i g i t a l i s a s i - 22

End point
Right Angle Start point

Trace tool Midpoint

Distance-Distance Intersection
Bezier curve segment
Arc Segment
Tangent curve segment
Direction-Distance
Segment Vertex (vertices)

Gambar 5.7. Sketch tool (kiri) dan sketch components (kanan)

Edit tool
Digunakan untuk mengaktifkan feature yang akan diedit.
Edit Annotation tool :
Digunakan untuk mengedit notasi berupa huruf pada layar / data frame.

Straight
Digunakan untuk membuat feature berupa point dan digitalisasi polyline atau
polygon dengan pola yang tidak beraturan. Tool ini paling sering digunakan
karena polanya tersebut bisa dengan baik mewakili bentuk permukaan bumi.

Gambar 5.8. Straight tool

Endpoint Arc
Hampir sama dengan Arc tool, tapi parameter lengkungan kurvanya
ditentukan pada bagian akhir dan dapat menggunakan nilai tertentu dengan
menggunakan tombol “R”:

Gambar 5.9. Endpoint Arc tool


D i g i t a l i s a s i - 23

Midpoint
Digunakan untuk mendapatkan titik tengah antara 2 titik yang dipilih (titik
awal dan akhir)
Titik tengah

Titik tengah

Terbentuk garis
Gambar 5.10. Midpoint tool dari 2 titik tengah

Right Angle
Digunakan untuk membentuk feature dengan sudut 900 di setiap belokannya.

900

900 900

Gambar 5.11. Right Angle tool

Bezier
Digunakan untuk membuat lekukan bersarkan persinggungan di tengah garis
lurus (pusat / tengah menjadi vertex)

Gambar 5.12. Bezier tool

Distance-Distance
Tool ini bekerja dengan memanfaatkan titik singgung antara 2 lingkaran yang
ditentukan jarak / radiusnya. Jika kedua lingkaran tersebut tidak
bersinggungan, maka tidak akan terdapat verteks yang dihasilkan oleh tool ini,
D i g i t a l i s a s i - 24

sebaliknya akan terdapat 2 titik singgung yang dapat dipilih. Untuk


memasukkan nilai radius yang akurat gunakan tombol “R”.

Gambar 5.13. Distance - Distance tool

Untuk membentuk polygon, tentunya membutuhkan lebih dari dua titik


vertex.

Intersection
Tool ini digunakan untuk menemukan titik singgung antara 2 garis. Titik
singgung ini kemudin bisa digunakan sebagai vertex untuk kemudian
dijadikan line, polygon, atah hanya sebuah point.

garis singgung feature

Vertex hasil perpotongan


2 garis singgung
Perpotongan 2
garis singgung

Gambar 5.14. Intersection tool

Arc
Tool ini digunakan untuk membuat garis lengkungan yang membutuhkan 3
parameter yaitu titik awal, titik tengah/poros dan titik akhir. Garis sketsa yang
D i g i t a l i s a s i - 25

terbentuk akan selalu melalui ketiga titik tersebut walaupun titik genap
(tengah) tidak terlihat.
Letak titik ke 4

Letak titik ke 2 Letak titik ke 6

Letak titik ke 8

Gambar 5.15. Arc tool

Tangent Curve tool


Tool ini membuat segmen yang berbentuk tangensial terhadap segmen
sebelumnya. Tool ini digunakan setelah ada segmen yang dibuat dengan
menggunakan tool lain. Tekan tombol “R” pada keyboard untuk menentukan
radiusnya.

Gambar 5.16. Tangen Curve tool

Trace tool
Digunakan untuk mengikuti jejak / bentuk feature yang telah ada (tracing).
Biasanya digunakan untuk mengisi polygon yang berada di dalam / diantara
polygons lainnya.

Feature baru tanpa


Feature yang terseleksi bisa adanya Gap dengan
Pembuatan fitur di dalam
menjadi Jalur Trace tools feature lain di sekitarnya
polygon dengan Trace Tool

Gambar 5.17. Trace tool


D i g i t a l i s a s i - 26

Pilihan lainnya terdapat di dalam Trace Option yang dapat dimunculkan


dengan menekan tombol “O” pada keyboard.

Gambar 5.18. Trace option tool

Direction Distance
Tool ini digunakan untuk menentukan verteks berdasarkan 2 titik input. Satu
titik input memerlukan parameter sudut (bearing), sedangkan titik input yang
lain memerlukan parameter jarak. Gunakan tombol “A” untuk memasukkan
parameter sudut dan tombol “R” untuk parameter Jari-jari lingkaran / “D”
untuk distance secara tepat.

Gambar 5.19. Direction-distance tool


D i g i t a l i s a s i - 27

Edit Vertices
Melalui tools ini, kita dapat mengedit vertex dengan beberapa fasilitas di
dalamnya.
Menambah Finish
vertex Sketch

Menguragi Sketch
vertex Properties

Gambar 5.20. Edit Vertices tool

Reshape
Tools ini digunakan untuk merubah bentuk feature sesuai dengan jalur
pembuatan segment baru.

Reshape
Feature

Feature
lama
Feature
baru

Gambar 5.21. Reshape tool

Cut Polygons
Tools ini digunakan untuk memotong feature sesuai dengan jalur pembuatan
segment baru.

Cut
Polygon 2 Polygon
baru
1

Polygon
lama
2

Gambar 5.22. Cut Polygon tool


D i g i t a l i s a s i - 28

Split
Tools ini digunakan untuk memotong feature line terseleksi di suatu titik.

Feature Split tool


Feature Feature yang
terseleksi lama baru terpotong

Gambar 5.23. Split tool

Feature Construction
Saat pembuatan feature atau segment
dilakukan, akan muncul tool Feature
Construction yang mengikuti pointer
pebuat vertex dalam segment. Di dalam tool

Gambar 5.21. Feature ini terdapat beberapa fungsi yang sama


Contruction tool
dengan tool editor. Untuk menyembunyikan
tool ini saat pembuatan feature, tekan tombol Shift TAB pada keyboard. Jika
ingin menonaktifkannya, bisa di atur di Editing Option (Editor > Option)

Create Feature

Saat kondisi Editor tools dalam keadaan


“editable”, kotak Create Feature ini akan
muncul secara otomatis.

3 Tipe data feature yang akan dibuat,


berupa point, line, & polygon

Kontruksi pembangunan feature, tersedia


dalam beberapa bentuk dan metode.

Gambar 5.22. Create Feature tool


D i g i t a l i s a s i - 29

Attributes

Attribute feature, merupakan keterangan isi dari


data feature.
Selain dari TOC, Attribute juga bisa
dimunculkan dari Editor tools saat kondisi
feature editable.

Gambar 5.23. Attribute

Sketch Properties

Sketch Properties, merupakan informasi


kordinat vertices dalam feature.
Dalam Sketch Properties juga bisa
meng-Edit Vertex (menambahkan dan
mengurangi) vertex, juga bisa membuat
feature berdasarkan titik-titik koordinat
yang ada.

Gambar 5.24. Sketch Properties

5.2. Digitalisasi pada Layar (Digitizing on Screen)


Untuk memulai pembuatan feature, pilih Editor > Start Editing.
Terdapat beberapa tools yang aktif saat kondisi editable (Start Editing) seperti
gambar di berikut.
D i g i t a l i s a s i - 30

Editor tools
Feature yang akan di edit

Based map yang sudah Contruction tools


memiliki koordinat digital
/ telah di Georeferencing

Gambar 5.25. Beberapa tools yang aktif dalam keadaan Editable.

Dalam memulai digitalisasi, seleksi terlebih


dahulu feature yang akan dibuat di kotak Create
Feature kemudian baru pilih Construction Tools
yang akan digunakan.

Gambar 5.26. Create Feature tool

5.3. Editor
Saat kondisi pembuatan / pengeditan feature dalam
keadaan “start editing” atau editable, terdapat sejumlah tools
dibawahnya (akan aktif jika suatu / beberapa feature
terseleksi)
a) Start, Stop, and Save Edit
Tools ini digunakan untuk memulai, mengakhiri dan
menyimpan hasil pembuatan / pengedian feature. Gambar 5.27. Editor
D i g i t a l i s a s i - 31

b) Move
Digunakan untuk menggeser posisi feature terseleksi dalam satuan unit / sistem
koordinatnya.

Gambar 5.28. Move tool

c) Split
Digunakan untuk memotong feature garis / line berdasarkan satuan koordinat dan
posisinya.

Gambar 5.29. Split tool

d) Construct Points
Membuat point dari suatu garis (line) dengan catatan sudah ada feature titik (point) di
dalam satu layar Data Frame.

Gambar 5.30. Construct Points tool

e) Copy Parallel
D i g i t a l i s a s i - 32

Membiat duplikat parallel (kanan dan kiri) suati feature garis (line) terseleksi.

Gambar 5.31. Copy Paralel tool

f) Merge
Menyatukan beberapa shape feature terseleksi menjadi satu (harus satu feature type)

Gambar 5.32. Merge tool

g) Buffer
Membuat buffer sesuai dengan feature type yang terseleksi.

Gambar 5.33. Buffer tool

h) Union
Membuat shape feature baru berdasarkan shape feature yang terseleksi.
D i g i t a l i s a s i - 33

Gambar 5.34. Union tool

i) Clip
Memotong polygon feature dengan polygon.
Polygon baru yang terpisah

pembuatan
polygon baru

untuk memilih jarak /


buffer dari polygon
terseleksi yang akan di
clip.

Mengapus seluruh polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
Mengapus bagian polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi

Gambar 5.35. Clip tool

j) Snapping
Feature berupa garis memiliki percabangan seperti sungai, dan jalan. Untuk
membuat percabangan tersebut, bisa menggunakan snapping.
Dalam ArcGis 10, fasilitas snapping telah diperbaharui dari versi sebelumnya
(ArcGis 9.x) seperti yang tertulis di bagian B pada bab ini. Akan tetapi, jika belum
terbaiasa dengan “magnetic snapping” pada ArcGis 10, masih bisa dilakukan snaping
klasik seperti di ArcGis 9.x yang dapat di atur di dalam Editing Option.
D i g i t a l i s a s i - 34

Snapping ini dapat dilakukan dengan cara berikut :


klik kanan di dekat garis > Snap to Feature :
 End point (Ujung garis)
 Vertex (vertex terdekat)
 Midpoint (tengah garis)
 Edge (tepi)
maka akan secara otomatis, kursor yang kita dekatkan akan menempel pada garis
(vertex yang dituju).

Gambar 5.36. Proses Snapping

5.4. Titik (point)

Pembuatan titik langsung dari kursor / pointer

Pembuatan titik di akhir


garis dari kursor / pointer

Langsung menuju mode Attribute


untuk mengisi Field yang sudah
disiapkan sebelumnya
Point

Gambar 5.37. Pembuatan Feature titik

3.2.2. Garis (line)


D i g i t a l i s a s i - 35

Line : untuk membuat segment garis dari vertices hasil “klik”


pada mouse / kursor / pointer.
Rectangle : membuat polyline dengan bentuk persegi
Cirle : membuat polyline dengan bentuk lingkaran
Ellipse : membuat polyline dengan bentuk oval
Freehand : membuat polyline dengan bentuk mengikuti
Gambar 5.38. Contruction pergerakan mouse dengan hanya dua kali klik (diawal dan
Tools pada Polyline
diakhir garis)

Pembuatan line dengan Construction Tools Line

Pada ArcGis 10, fasilitas Snapping bisa lebih mudah


(otomatis menempel jika kursor didekatkan pada suatu
Segment) dalam pembuatan feature seperti cabang
anak sungai / simpang jalan.

Gambar 5.39. Pembuatan Feature garis / polyline

3.2.3. Poligon (polygon)


Polygon : untuk membuat segment polygon dari vertices
hasil “klik” pada mouse / kursor / pointer.
Rectangle : membuat polygon dengan bentuk persegi
Cirle : membuat polygon dengan bentuk lingkaran
Ellipse : membuat polygon dengan bentuk oval
Freehand : membuat polygon dengan bentuk

Gambar 5.40. Contruction Tools mengikuti pergerakan mouse dengan hanya dua kali
pada Polygon klik (diawal dan diakhir) garis)
Auto Complete Polygon : membuat polygon yang tepat bersebelahan dengan polygon
lainnya sehingga tidak menimbulkan Gap
D i g i t a l i s a s i - 36

Auto Complete Hasil Auto


Polygon Complete Polygon

Gambar 5.41. Pembuatan Feature Polygon

Untuk pilihan Editing, (tampilan umum, digitalisasi Streaming / F8, snaping,


dan pilihan-pilihan lain, dapat diatur dalam Editing Option (Editor > Option).

o Untuk mengakhiri pembuatan Segment pada feature (pada pembuatan Line /


Polygon), klik kiri dua kali pada vertex akhir / tekan tombol F2 pada keyboard.
o Setiap selesai mengedit, lakukan penyimpanan melalui Editor > Stop Editing >
Save.

5.3. Kesalahan Pada Digitalisasi


Biasanya terdapat 2 kesalahan dalam pembuatan atau digitasi garis, yaitu:
 Over shoot
Kesalahan ini terjadi biasanya karena terdapat dua garis yang tidak terhubung, tapi
saling berpotongan.
 Under shoot
Kesalahan ini terjadi karena terdapat dua garis yang tidak saling terhubung.

Overshoot Undershoot

Gambar 5.42. Contoh kesalahan pembuatan data feaure


D i g i t a l i s a s i - 37

Kita dapat mengedit kesalahan tersebut dengan tools Advanced Editing

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.43. Advanced Editing tool

1. Copy feature tools


Membuat salinan data yang terseleksi di dalam layer yang sedang aktif / diedit.
2. Fillet tools
Membuat kurva / bentuk sudut yang melengkung diantara 2 garis
3. Extend tools
Menghubungkan satu garis ke garis yang lain
4. Trim tools
Memotong garis yang berpotongan dengan garis lain
5. Line intersection tools
Intersek / memotong garis yang berpotongn dengan garis lain melalui jalur.
6. Explode Multi part feature tools
Memisahkan multi part feature menjadi features terpisah (un-merge)
7. Construct Geodetic
Membuat feature berdasarkan bentuk, pusat titik koordinat, ukuran (panjang dan
lebar) serta kemiringan (derajat)
8. Generalize tools
Menyederhanakan feature
9. Smooth tools
Memperhalus bentuk feature yang terseleksi
Attributing ( T a b l e ) | 36

BAB
6 ATTRIBUTING (TABLE)

Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute


data yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature data tersebut.

Delete Selected
Select by Attribute Switch Selection
Zoom to Selected

Delete Selected
Table Option

Related Tables Field / kolom

Selected Feature

Posisi kursor
di FID

Show All Record


Show Selected Record Jumlah yang terseleksi

Gambar 6.1. Attribute Table

Untuk membuka Attribute seperti di atas, klik kanan shapefile pada layer
ArcMap > Open Attribute table.

Gambar 6.2. Open Attribute Table dari TOC

Attribute juga terdapat di dalam baris Tools Editor dan akan aktif saat
feature dalam keadaan Editable. Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat
menambah atau mengurangi field, tapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan
Attribute Data
Attributing ( T a b l e ) | 37

Gambar 6.3. Open Attribute Table dari Editor tool

6.1. Penambahan dan pengurangan kolom / Field


Penambahan dan pengurangan Field di dalam Attribute Table dapat dilakukan saat
keadaan Stop Editing.
o Penambahan Field dilakukan melalui Table Option > Add Field.

Keterangan tipe-tipe
ini terdapat di bab 3

Gambar 6.4. Penambahan field

o Pengurangan Field dilakukan dengan cara klik kanan pada judul Field >
Delete Field.

Gambar 6.5. Menghapus Field


o Jika hanya ingin menyembunyikan Field, klik kanan pada judul Field >
Turn Field Off, dan untuk menampilkan semua Field yang tersembunyi,
Table Option > Turn All Fields On
Attributing ( T a b l e ) | 38

Gambar 6.6. Menampilkan dan menyebunyikan Field

6.2. Menghitung luas, panjang, keliling dan koordinat atau


memperbaharuinya
Menghitung luas dan keliling, klik kanan pada judul kolom > Calculate
Geometry.
Data feature memiliki satuan system koordinat
local (misal : UTM dengan Zona daerahnya)

Gambar 6.7. Menghitung luas, panjang, keliling, serta update posisi koordinat neggunakan Calculate
Geometry

Berikut ini merupakan hal yang bisa dilakukan dengan Calculate Geometry

Gambar 6.8. Hal yang dapat dilakukan dengan Calculate Geometry (Sumber : ArcGis Desktop Help)

6.3. Find and Replace


Tool ini digunakan untuk mencari isi dari Attribute Data dan menggantinya
(persis seperti find and replace dalam Ms. Office). Tool ini terdapat dalam Table
Option > Find and Replace.
Attributing ( T a b l e ) | 39

Gambar 6.9. Find and Replace tool

Dalam melakukan Find and Replace, feature data harus dalam keadaan Start
Editing (Editable)
6.4. Select by Attribute
Tool ini digunakan untuk menyeleksi feature berdasarkan kesamaan
attributenya. Misalnya kita akan menyeleksi lokasi yang memiliki kemiringan lereng
diatas 40%.

Klik dua kali pada judul


field / kolom yang akan
dicari untuk diseleksi

Klik dua kali algoritma


yang akan digunakan
untuk mencari
attribute yang akan Klik dua attribute yang akan diseleksi
diseleksi

Perintah seleksi

Gambar 6.10. Select by Attribute


Attributing ( T a b l e ) | 40

Feature yang terseleksi (aktif)

Attribute dari feature


yang terseleksi (aktif)

Gambar 6.11. Feature yang terseleksi melalui Select by Attribute

6.5. Merge
Fasilitas ini digunakan untuk menyatukan features dalam satu shapefile yang
memiliki attribute yang sama. Misalnya kita akan menyatukan semua kelerengan
diatas 40%.
1. Editor > Start Editing
2. Select by Attribute untuk kelerengan 40% (seperti pada bagian C).
3. Editor > Merge.

Feature yang terseleksi akan menjadi


nama Attribute setelah dilakukan Merge

Gambar 6.11. Merge


Attributing ( T a b l e ) | 41

Semua polygon yang memiliki Attribute


sama, bergabung menjadi satu

Gambar 6.12. Hasil proses Merge

8. Jika ingin membuat luas dengan satuan hektar, bisa ditambahkan field baru, lalu
gunakan fungsi dari Field Calculator.
Untuk menghitung luas juga dapat menggunakan ArcGis Extention XTools
Pro (untuk ArcGis 10 menggunakan versi 7.1 / versi 8.0 yang terbaru) yang dapat di
download gratis di internet. http://www.dataeast.com/en/4e_xtools.html. Dengan
ektensi tambahan ini, kita bisa melakukan banyak konversi data, proses, dan link ke
beberapa Web GIS (Google earth, Google Map)
6.6. Join Table
Join Table menrupakan penggabungan data attribute yang terpisah. Join table
ini bisa dilakunan atar data feature, maupun antara data feature dengan data tabulasi
(Ms.Excel Format) dengan catatan, field ini yang akan digabungan harus memiliki isi
kolom atau field yang sama.

Gambar 6.13. Joining Table


Attributing ( T a b l e ) | 42

Gambar 6.14. Attribute data spasial (kiri) dan file tabulasi dalam Ms.Excel (kanan)

Pada gambar di atas, terdapat dua file yang berbeda dan akan dilakukan
joining data. File attribute data spasial merupakan file penutupan lahan Indonesia
tahun 2000 (PL00_ID), tahun 2003 (PL03_ID),tahun 2006 (PL06_ID), dan tahun
2009 (PL09_ID). Data tersebut hanya memiliki kode-kode penutupan lahan (50011,
2002,20041, dsb). Fied-field ini akan di-joining dengan kolom KODE_VEG pada
data tabulasi Ms.Excel yang juga memiliki kode-kode yang sama dengan data attribute
table.

Gambar 6.15. Proses Joining data


Attributing ( T a b l e ) | 43

Setelah dilakukan joining data, maka attribute table akan mendapatkan


tambahan kolom dari file tabulasi Ms. Excel berdasarkan kode dalam filed yang
digabungkan.

Gambar 6.16. Hasil Joining Data


I n p u t D a t a G P S | 34

BAB
7 INPUT DATA GPS

Pemasukan data dari GPS ke dalam ArcGis bisa melalui 2 cara, yaitu
memasukkan data tabulasi / tabel dan melakukan transfer data langsung dari GPS.
Untuk data tabulasi, file yang dimasukkan berformat Ms. Excel, dbf, atau text.
Sedangkan file data dari GPS, tipe filenya berupa gpx.

7.1. Transfer Data GPS


Input data hasil survey lapang dari GPS, biasanya berupa titik-titik / waypoints
dan garis / track. Data-data ini biasanya langsung bisa di transfer ke komputer dengan
menggunakan beberapa Software seperti Map Source dan OziExplorer. Untuk ESRI
sendiri menyediakan software ArcGIS Explorer Desktop yang bisa didownload gratis
di situsnya http://www.esri.com/software/arcgis/explorer/download.html.
7.1.1. Map Source
Data GPS yang berformat GPX dapat didownload melalui mapsource dengan cara :

1. Buka Program Map Source


2. Receive from Device
3. Pilih tipe GPS > Receive

Tipe GPS

Gambar 7.1. Receive data GPS dari Map Source


I n p u t D a t a G P S | 35

4. Seleksi file (point / track) yang akan di download dari GPS.

Gambar 7.2. Seleksi data GPS

5. Simpan file dalam format GPX.

Gambar 7.3. Menyimpan data GPS dalam format *gpx.


I n p u t D a t a G P S | 36

7.1.2. ArcGis Explorer Desktop


Berikut ini merupakan langkah-langkah transfer data GPS ke dalam ArcGis
melalui ArcGIS Explorer Desktop.

1. Buka program ArcGIS Explorer Desktop

Gambar 7.4. Menyimpan data GPS dalam format *gpx.

2. Add Content > GPS Data Files

Gambar 7.5. Menyimpan data GPS dalam format *gpx.


I n p u t D a t a G P S | 37

Gambar 7.6. Menyimpan data GPS dalam format *gpx.

4.1.4. Global Mapper


Software ini berguna untuk konversi data *gpx ke shapefile sehingga bisa
dibaca oleh ArcGis. Langkahnya cukup singkat seperti berikut :
a. Buka Software Global Mapper > Open Your Own Data File

Gambar 7.7. Membuka file format *gpx di Global Mapper

b. Export File *gpx ke dalam format *shp dengan cara File > Export Vector
Data > Export Shapefile
I n p u t D a t a G P S | 38

Pilih tipe feature


yang akan diExport

Gambar 7.8. Export file format *gpx ke *shp

4.2. Input Data GPS dari Tabel


Cara lain untuk memasukkan data berupa koordinat dari titik-titik / waypoints
tersebut ke dalam ArcMap yaitu menggunakan tool Add XY Data. Data yang
dimasukkan bisa berformat Ms. Excel ataupun Text.

FORMAT EXCEL FORMAT TEXT

Gambar 7.9. Add data tabulasi (XY Data) ke dalam Arcgis


I n p u t D a t a G P S | 39

NAMA FILE

TIPE KOORDINAT DISESUAIKAN DENGAN


UNIT KOORDINAT PADA DATA GPS

Gambar 7.10. Pengaturan pemasukan data tabulasi

Untuk merubah format data menjadi Shapefile, klik kanan pada layer file
tersebut, lalu lakukan Export Data, simpan di folder yang telah disediakan.

Gambar 7.10. Export data ke dalam format lain (Shapefile / Geodatabase)


L a y o u t | 43

BAB
9 LAYOUT

Output terakhir dalam pembuatan peta ialah mencetaknya dalam bentuk


gambar/print. Output yang dikehendaki oleh sebagian besar pengguna adalah layout
peta yang menarik dan jelas, dan mudah dimengerti.

Judul Peta

Sistem grid Skala dan arah mata angin

Sistem proyeksi dan


koordinat peta

Legenda
Map Frame
Sumber data

Inset

Tabel

Pembuat peta

Gambar 9.1. Contoh Layout peta beserta komponennya

9.1. Layout tools.


Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100% Draft mode, Focus data frame

Change
layout

Zoom out / in, Pan Perevious / Next Zoom, Zoom %

Gambar 9.2. Layout Tool

Untuk mengatur apapun yang berkaitan dengan tampilan layout, gunakan


tools ini, kecuali ingin melakukan zoom data, bisa menggunakan tools Standard.
Untuk memulai pembuatan layout peta, pilih View > Layout View, atau
icon Layout view yang berada di pojok kiri bawah pada Map Frame.
L a y o u t | 44

Layout view Refresh


Pause view
Data view

Gambar 9.3. Layout dan data view

Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada
keterangan laiinya seperti judul peta, legenda,skala, inset serta indeks peta, grid, dsb.
ArcGis sendiri meyediakan beberapa tipe Layout Template yang bisa dipilih melalui

tool Layout > Change Layout .

Gambar 9.4. Layout Tempelate ArcGis

Gambar diatas merupakan contoh layout untuk Traditional layout Template dan
World Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap. Untuk menambahkan
legenda, skala, arah mata angin dll, pilih Insert pada Toolbars.

Data/peta lain. Biasanya digunakan untuk inset


atau view peta lainnya
Judul
Teks
Teks yang berhubungan dengan
keterangan peta
Garis luar
Legenda
Arah mata angin
Garis skala
Skala berupa teks
Gambar / logo
Objek

Gambar 9.5. Tools dalam Insert Menu Bar


L a y o u t | 45

Jika ingin memasukkan atribut atau tabel, buka atribut dari Open Attribute
table > Option > Add Table to Layout atau meng-copy tabel dari Ms. Excel
menuju layout.
9.2. Legenda (Legend Properties)
o Legend

Panjang dan lebar Check list untuk


symbol dalam menampilkan Title
legenda

Untuk mengetur jarak


atara judul, symbol, label,
dsb di dalam legenda

Gambar 9.6. Legend properties tool - Legend

o Items

Memindahkan layer yg terseleksi dalam


Map Layer ke dalam Legend Item
Layer yang terdapat
di dalam TOC

Gambar 9.7. Legend properties tool - Item


L a y o u t | 46

o Frame and Size and Position

Gambar 9.8. Legend properties tool – Frame and Size Position

9.3. Grid
Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif
pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and
Graticules Wizard.
 Graticule : Untuk membuat dalam satuan DMS atau DD
 Measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)
dalam satuan meter.
 Reference Grid : Untuk membuat berdasar definisi sendiri

Gambar 9.9. Pemilihan Grid Koordinat


L a y o u t | 47

Jika sudah selesai sampai tahap Finish, dan masih kurang puas dengan
hasilnya, bisa diperbaiki kembali lewat Data Frame Properties. Bisa lewat Style
atau Properties. Di kotak ini kita bisa merubah tipe koordinat, huruf, garis,
interval, dan sebagainya.

Gambar 9.10. Pengaturan Grid Koordinat

Untuk pengaturan grid dalam format UTM / TM3 (Measured Grid) secara
standard, terdapat banyak angka nol di belakang desimal (koma), dan belum ada
labeling meridian seperti gambar berikut :

Gambar 9.11. Grid Koordinat UTM default

Untuk mengaturnya, terdapat beberapa langkah yang bisa digunakan.


a. Untuk mengatur nilai desimal
Dataframe Properties > Grids > Measured GRID (UTM Grid) >
Properties > Labels > Additional Properties > Number format >
Atur format angka menjadi 0 (nol).
L a y o u t | 48

b. Untuk mengatut labeling meridian


Dataframe Properties > Grids > Measured GRID (UTM Grid) >
Properties > Labels > Label Style > Corner Label > Additional
Properties

Gambar 9.9. Reference System Properties

Menggunakan dua sistem koordinat.


Untuk keperluan survey lapang, biasanya dalam peta survey dicantumkan dua
sistem koordinat dalam satu peta secara bersamaan seperti gambar / peta survey layar
citra Landsat berikut ini.

Measured
Graticule

Gambar 9.10. Peta dengan dua tipe Reference System Coordinate


L a y o u t | 49

Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan kedua tipe Grid dalam satu
Data Frame Properties.

Gambar 9.11. Pengaturan dua tipe Reference System Coordinate

9.4. Save Project dan Export Map


Gunakan File > Save As untuk menyimpan keseluruhan setting map yang yang
sudah dibuat / berupa Project dalam format MXD. Penyimpanan dalam format MXD
menghendaki keseluruhan data di dalam Map Frame tetap berada pada folder yang
sama ketika membuka data-data tersebut dalam komputer yang kita gunakan sehingga
saat membuka file MXD tersebut semua data langsung bisa masuk / tampil dalam
Map Frame.
Untuk membuat peta dalam kondisi siap cetak (format JPG, PNG, BMP, dsb),
bisa dilakukan dengan membuka Toolbar File > Export Map, lalu atur resolusi
sesuai dan tipe file dengan yang diinginkan.

Atur resolusi sesuai dengan


kebutuhan

Gambar 9.12. Export Map ke dalam format siap cetak


A n a l i s i s S p a s i a l | 50

BAB
10 ANALISIS SPASIAL

Geoprocessing merupakan tools untuk semua orang yang berkaitan


dengan ArcGIS, baik pemula ataupun seorang professional. Tujuan mendasar
dari Geoprocessing adalah untuk memungkinkan dalam
mengotomatisasi pekerjaan SIG dan menjalankan analisa spasial serta pemodelan.
Di dalam ArcGis 10, beberapa fungsi Geoprocessing sudah tersedia di dalam
toolbar walaupun tools tersebut masih bisa di akses dari ArcToolbox.

Gambar 10.1. Beberapa tools tang digunakan dalam analisa spasial

10.1. Extract
10.1.1. Clip

Gambar 10.2. Clip Tool Process

Digunakan untuk memotong polygon berdasarkan bentuk dari polygon


lainnya. Feature yang terbentuk sebagai output yaitu feature yang bertindihan antara
input dan clip feature. Misalnya untuk membuat feature baru (output) berupa
A n a l i s i s S p a s i a l | 51

kelerengan Kabupaten Bogor, feature data kelerengan Provinsi Jawa Barat (input)
dipotong dengan menggunakan feature batas Kabupaten Bogor (Clip Feature).
10.1.2. Select

Gambar 10.3. Select Tool Process

Digunakan untuk membuat feature baru berdasarkan seleksi dari Query


Builder (SQL). Misalnya pada satu feature penutupan lahan terdapat 13 penutupan
lahan. Kita ingin membuat satu feature baru (misalnya feature Hutan Lahan Kering
Primer) berdasarkan kelas penutupan lahan tersebut, maka cara seperti gambar di
atas yang dikerjakan.
10.1.3. Split

Gambar 10.4. Split Tool Process

Digunakan untuk memisahkan / memotong suatu feature berdasarkan


bagian-bagian tertentu. Misalnya kita memiliki feature penutupan lahan di pulau jawa
(input). Dengan menggunakan satu feature batas administrasi / provinsi (split
feature), kita dapat membuat data penutupan lahan di setiap provinsinya(output).
A n a l i s i s S p a s i a l | 52

10.2. Overlay
10.2. 1. Erase

Gambar 10.5. Erase Tool Process

Digunakan untuk membuat feature dari hasil menghapusan suatu feature polygon
(input)berdasarkan bentuk feature polygon penhapusnya (erase feature).
10.2. 2. Identify

Gambar 10.6. Identify Tool Process

Membuat feature baru dengan bentuk yang sama dengan feature input, tapi
dengan attribute baru dari hasil tumpang tindih (terbentuk batas baru).
10.2. 3. Intersect

Gambar 10.7. Intersect Tool Process

Membuat feature baru hasil tumpang tindih dari dua feature yang berbeda.
10.2. 4. Spatial join
Digunakan untuk menambahkan keterangan / field pada attribute dengan
data attribute join feature berdasarkan lokasi geografisnya. Tool ini biasanya
menjawab pertanyaan seperti “Apa nama-nama desa yang dilewati oleh sungai
A n a l i s i s S p a s i a l | 53

Melawi, Kalimantan Barat?” atau “ Dimana paling banyak dijumpai spesies Megophrys
nasuta berdasarkan kelas ketinggian, kelerengan, dan suhu di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan?” atau juga menjawab pertanyaan “Di Kecamatan mana saja yang
masih terdapat Hutan Lahan Kering Sekunder di Provinsi Lampung pada tahu
2006?”

Gambar 10.8. Proses dan hasil dari Spasial Join Tool

Pada tabel / attribute diatas misalnya, dari hasil spasial join antara feature
Penutupan lahan tahun 2006 dengan batas administrasi Provinsi Lampung.
10.2. 5. Symmetrical Difference

Gambar 10.9. Symmetrical Difference Tool Process


A n a l i s i s S p a s i a l | 54

Membentuk feature baru dengan bentuk luar hasil gabungan kedua feature
sebelumnya dan bagian dalam yang terhapus karena tumpang tindih.
10.2. 6. Union

Gambar 10.10. Union Tool Process

Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batas-
batas antar polygon dalam feature output akan dipertahankan sesuai dengan feature
inputnya.
10.2. 7. Update

Gambar 10.11. Update Tool Process

Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batas-
batas antar polygon dalam feature output akan berubah sesuai dengan feature
inputnya.
10.3. Proximity
10.3. 1. Buffer

Gambar 10.12. Buffer Tool Process


A n a l i s i s S p a s i a l | 55

Digunakan untuk membuat feature baru berasarkan penambahan luasan


(optional ; bisa seluruh atau samping) pada jarak / radius tertentu dari titik / garis /
batas feature input.
10.3. 2. Multiple Buffer

Gambar 10.13. Multi Buffer Tool Process

Digunakan untuk membuat lebih dari satu buffer secara berurutan. Tool ini
biasanya digunakan untuk mengetahui distance pada jarak-jarak terentu secara
sistematis.
10.4. Generalization (Data Management Tools)
10.4. 1. Dissolve

Gambar 10.14. Dissolve Tool Process

Menciptakan feature baru dengan menggabungkan poligon yang berdekatan,


garis,atau wilayah yang memiliki nilai / attribute yang sama untuk item tertentu.
A n a l i s i s S p a s i a l | 56

10.4. 2. Generalize Polygon Part

Gambar 10.15. Generate Polygon Part Tool Process

Menciptakan fitur kelas keluaran baru yang berisi fitur


dari poligon Input dengan beberapa bagian atau lubang dengan ukuran tertentu yang
dihapus
10.4. 3. Eliminate

Gambar 10.16. Eliminate Tool Process

Eliminate polygon dengan menggabungkan polygon satu dengan polygon


lainnya yang berdekatan menuju polygon yang memiliki wilayah / luas
terbesar. Eliminate sering digunakan untuk menghilangkan potongan polygon
kecil yang merupakan hasil operasi overlay, seperti Intersect atau Union.
10.5. Interpolasi
Interpolasi merupakan suatu cara untuk mencari atau menentukan suatu nilai
yang terletak diantara nilai-nilai lainnya yang sudah diketahui. Biasanya nilai-nilai
tersebut disimbolkan dengan titik. Interpolasi dapat digunakan untuk memperkirakan
suatu fungsi, yang mana fungsi tersebut tidak terdefinisi dengan suatu formula, tetapi
didefinisikan hanya dengan data-data atau tabulasi, misalnya data dari pengukuran
curah hujan di suatu titik stasiun pengukuran, atau data ketinggian di suatu titik
lokasi. Interpolasi dapat juga diaplikasikan untuk pengolahan citra digital, membuat
peta ketinggian, dan curah hujan.
Pustaka Acuan |

Pustaka Acuan

ArcGis Desktop Help : ESRI


Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Wilayah Barat Indonesia,. 2003. Prosiding : Seminar Hasil-Hasil Penelitian
dan Pengembangan Pengelolaan Hutan Pinus : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Surkarta
Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho D, dan Johana F. 2008. Sistem Informasi
Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam.
Buku 1 : Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh menggunakan
ILWIS Open Source : World Agroforestry Centre – Bogor.
GIS Consortium Aceh – Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGis Tingkat Dasar : Banda
Aceh. Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi Nangroe Aceh Darusalam – Nias,
Marine & Coastal Resources Management Project (MCRP). 2005. Pengeditan Fitur
Spasial dengan Menggunakan ArcMap, Training Manual MCRMP - B - Editing
with ArcMap. Spatial Data And Information Management Marine & Coastal
Resources Management Project (MCRP), Ministry of Marine Affairs and
Fisheries Directorate General of Coastal and Small Island : Jakarta
Puntodewo Atie, Sonya Dewi dan Jusupta Tarigan. 2003. SIG Untuk Pengelolaan
Sumberdaya Alam :CIFOR. Bogor.
Prahasta Edi, 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar (Perspektif
Geodesi dan Geomatika) : Informatika. Bandung.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial
Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional

Anda mungkin juga menyukai