Pengolahan Udara Metode Adsorpsi
Pengolahan Udara Metode Adsorpsi
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah rekayasa lingkungan
2. Mengetahui mekanisme pengendalian pencemaran udara dengan sistem
adsorpsi
3. Mengetahui aplikasi pengendalian pencemaran udara dengan sistem
adsorpsi
1.4 Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang cara mengatasi dan mengendalikan polusi udara serta emisi gas
yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup. Disamping itu juga untuk
menambah wawasan penulis tentang aplikasi adsorpsi pada penanggulangan
masalah polusi udara dan emisi gas berbahaya diudara.
BAB II
ISI
Gambar 2. Jenis & Karakteristik Pencemar Udara berdasarkan reaksi yang terjadi
Penggolongan Pencemar
2. Peraturan Perundangan
Terdapat pada Undang-undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun
1984
SK Gubernur No. 129 tahun 1996 tentang Baku Mutu Udara
Ambient dan Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Empat macam alternatif yang dapat dipilih untuk mereduksi emisi dari
kegiatan yang menyebabkan polusi antara lain :
Lokasi alat.
Luas ruang yang tersedia.
Kondisi Ambient.
Tersedianya bahan-bahan kebutuhan operasional alat yang memadai
(seperti energi/listrik, air, dll) dan fasilitas penunjang (seperti
fasilitaas pembuangan dan pengolahan limbah).
Batas maksimal emisi yang diijinkan.
Pertimbangan estetis.
Dampak sistem pengendalian pencemaran udara terhadap
pencemaran air dan tanah.
Dampak sistem pengendalian pencemaran udara terhadap tingkat
kebisingan.
2. Teknik
Karakteristik kontaminan (seperti karakteristik fisik dan kimia dari
polutan, konsentrasi, bentuk dan ukuran partikel beserta
sebarannya(jika polutan berupa partikulat), rektifitas kimia,
korosifitas, dll).
Karakteristik aliran gas (seperti debit, tekanan, kelembaban,
komposisi, viskositas, densitas, reaktifitas, dll).
Karakteristik desain dan performa dari sistem pengendalian
pencemaran yang digunakan (seperti ukuran dan berat, kurva
efisiensi fraksi(untuk polutan partikulat), transfer massa dan/atau
kemampuan kontaminan untuk merusak (untuk polutan berupa gas
atau uap), pressure drop, kemampuan alat, efisiensi reduksi alat,
kebutuhan bahan baku penunjang operasional alat, batasan suhu,
kebutuhan perawatan alat, dll).
3. Ekonomi
Dll.
2.3 Adsorpsi
2.3.1 Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi atau penyerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu
fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap,
adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terserap,
adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan
penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Secara umum adsorpsi dapat diartikan sebagai peristiwa fisika pada
permukaan suatu bahan, yang tergantung dari spesifikasi antara adsorbent dengan
zat yang diserap (adsorbat).
Sedangkan Weber (1972) mengartikan sebagai akumulasi “interphase” atau
konsentrasi dari “substances” pada permukaan.
Adapun bahan yang dapat digunakan sebagaia dsorbent. Antara lain activated
carbon, alumina, bauxite, silicagel,strontiumsulfate ,magnesia dan lain-lain.
Karakteristik penting dari adsorbent antara lain rasio luas permukaan terhadap
volume. Rasio luas permukaan terhadap volume dapat meningkatkan daya
adsorpsi beberapa jenis adsorbent.
Adsorpsi fisik terjadi akibat adanya perbedaan energi atau gaya tarik
bermuatan listrik (gaya van der Wall’s). Molekul adsorbat mulai diikat secara
fisik menuju molekul adsorbent. Tipe adsorpsi ini multilayer, karena masing-
masing molekul membentuk lapisan diatas lapisan sebelumnya, dengan nomor
lapisan sesuai dengan konsentrasi kontaminan. Adsorpsi ini tidak spesifik dan
mirip dengan proses kondensasi. Adsorpsi Fisika ini terjadi pada zat-zat yang
bersuhu rendah dengan adsorpsi relatif rendah. Dalam hal ini perubahan panas
adsorpsi mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi
cair, sehinga gaya yang menahan adsorpsi molekul-molekul fluida biasanya cepat
tercapai dan bersifat reversibel, karena kebutuhan energi yang sangat kecil.
1. Karbon aktif
2. Activated alumina
3. Silica gel
4. Molecular sievas
Tahap adsorpsi
Tahap desorpsi
Tahap recovery
1. Tahap Adsorpsi
2. Tahap Desorpsi
3. Tahap Recovery
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang
telah di desorpsi, dimana recovery dapat dilakukan dengan :
Kondensasi
Dibakar
Solidifikasi
2.3.3. Tipe Sistem adsorpsi
2. Moving bed
Continuous regeneration
Waktu regenerasi untuk setiap segmen bed pendek sehingga
tidak memerlukan bed yang panjang
Compac system dan mampu reduce pressure drop
Kerugian maintaining seal pada moving parts
Gambar 11. Continous Rotary Bed
3. Fluidizedbed
Kelebihan:
•Kekurangan:
Karakteristik adsorben
Kapasitas adsorben
Massa jenis
Kapasitas panas
Volume pori
Afinitas adsorben terhadap gas pencemar
Luas permukaan dari adsorben
Temperatur regenerasi
Kondisi operasi : temperatur, tekanan operasional, breakthrough
performance
2.3.5 Adsorber
Adsorber adalah alat PPU yang berfungsi memindahkan massa polutan gas
(adsorbat) dari udara pembawanya ke permukaan padatan yang berfungsi sebagai
adsorban. Gas akan terlekat pada material adsorban.
Cara Kerja Adsorber
Cara kerja unit adalah penyerapan polutan di udara oleh material solid
yang memiliki banyak pori-pori. Semakin luas permukaan solid, maka semakin
banyak jumlah polutan yang diserap
Aplikasi Adsorber:
Sulit untuk memperoleh gas murni (biasanya lebih dari satu jenis
gas akan terserap pada waktu bersamaan)
Menghasilkan limbah cair
Membutuhkan proses regenerasi untuk memisahkan absorben dan
absorbatnya
Biaya pemeliharaan relatif tinggi
DAFTAR PUSTAKA
http://angga.staff.ipb.ac.id/files/2011/04/K-PPLI-7-Pengolahan-Udara_Rev.pdf
diakses pada tanggal 8 oktober 2013
http://ilearn.unand.ac.id/pluginfile.php/17908/mod_resource/content/1/Pemantau
an%20dan%20Pengendalian%20Pencemaran%20Udara%208.pdf diakses pada tanggal 8
oktober 2013
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/93396605?extension=pdf
diakses pada tanggal 8 oktober 2013