Anda di halaman 1dari 15

BAB II

DESAIN PRODUK

2.1 Pendahuluan
2.1.1 Latar belakang
Gerobak yang biasa digunakan oleh penjual martabak saat ini adalah
gerobak sederhana dengan bahan stainless steel, alumunium, kayu dan kaca.
Ukuran gerobak dibuat dengan perkiraan seadanya, yaitu tidak terlalu sempit
atau lebar, dan tidak terlalu pendek atau tinggi, yang penting bisa digunakan
untuk membuat martabak. Gerobak yang ada selama ini ada tidak berdasarkan
perhitungan teknis berdasarkan dimensi tubuh. Pembuatan gerobak yang baik
seharusnya diukur dengan tepat, baik panjang, lebar, dan tinggi gerobak
sesuai dengan dimensi tubuh 2 (antropometri). Ilmu Teknik Industri sebagai
salah satu kajian ilmu teknik, dapat diterapkan dalam pembuatan gerobak
usaha martabak. Aspek yang dipergunakan dalam pembuatan gerobak adalah
aspek ergonomi, dimana dalam pembuatan desainnya diperhitungkan
berdasarkan dimensi tubuh sehingga pembuat martabak menjadi nyaman pada
saat proses pembuatan martabak. Kebanyakan gerobak usaha martabak
kurang mempertimbangkan kebutuhan dari pegawai atau pembuat martabak.
Pegawai pembuat martabak selaku orang yang terjun langsung dalam
pembuatan martabak harus diperhitungkan kebutuhan dan, untuk itu perlu
dipertimbangkan aspek-aspek apa saja yang dibutuhkan dan dirasa penting
oleh pegawai pembuat martabak. Aspek-aspek yang dirasa perlu antara lain
yaitu dari aspek fungsi, aspek aktifitas pembuatan martabak, aspek kebutuhan
material, dll. Berdasarkan aspek-aspek tersebut maka akan membantu dalam
mendefinisikan gerobak usaha martabak yang sesuai dengan kebutuhan
pegawai pembuat martabak. Gerobak selain mempertimbangkan kebutuhan
pegawai juga harus mempertimbangkan keinginan pembeli martabak.
Keinginan pembeli martabak akan tren dan konsep desain gerobak akan
menjadi salah satu poin yang digunakan untuk membuat rancangan desain
gerobak martabak. (Hardianto dkk.2016)

1.1.2 Tujuan
a) Mampu mengetahui data Antropometri yang digunakan untuk mendesain
suatu produk.
b) Mampu merancang produk yang ergonomis.

1.1.3 Manfaat
a) Dapat menambah wawasan tentang aspek-aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam membuat rancangan desain-redesain berbagai
produk.
b) Dapat memperdalam pemahaman tentang penerapan prinsip dasar
ergonomi dalam mendesain produk.

2.2 Landasan Teori


Prinsip aplikasi data dan pertimbangan antropometri baik data
antropometri statis (struktural) maupun dinamis (fungsional), keduanya
mempunyai fungsi aplikasi di dalam desain fasilitas dan peralatan-peralatan
kerja termasuk mesin-mesin yang digunakan oleh manusia. Bagaimanapun
juga, desain dari berbagai situasi kerja harus selalu didasarkan atas fungsinya.
Di dalam penggunaan data antropometri untuk desain, maka data harus dapat
mewakili populasi yang akan menggunakan hasil desainnya. (Nurmianto, Eko.
2004)
Berikut adalah beberapa prinsip ergonomi yang dapat dipergunakan sebagai
pegangan untuk merancang atau mengkritik suatu sistem kerja:
1. Sikap tubuh dalam pekerjan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,
ukuran, dan penempatan mesin-mesin, dan penempatan alat-alat penunjuk.
2. Ukuran-ukuran kerja:
Pada pekerjaan tangan yang dilakukan di atas meja dan jika dataran tinggi
siku disebut X maka hendaknya dataran kerja:

a. Untuk pekerjaan yang diteliti X + (5 antara 10) cm


b. Untuk pekerjaan yang ringan X - (5 antara 10) cm
c. Untuk pekerjaan yang berat X – (10 antara 20) cm

3. Posisi kerja duduk merupakan pilihan utama semua pekerja dan dianggap
paling nyaman serta tidak melelahkan. Stasiun kerja untuk operator duduk
menjadi pilihan utama ketikaa salah satu kondisi berikut terpenuhi:

a. Pekerjaan tangan yang tidak membutuhkan gaya atau kerja otot yang
besar. Dari sudut otot dianjurkan sikap duduk yang tegak diselingi
sedikit membungkuk.
b. Item-item utama yang dibutuhkan dalam bekerja (komponen, alat, dan
lain-lain) dapat diambil dengan mudah dalam posisi duduk dan berada
dalam jangkauan tangan dalam posisi duduk normal.
c. Pekerjaan dominan berupa kegiatan tulis-menulis.

4. Arah pengelihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 derajat sampai dengan


27 derajat kebawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk 32 derajat sampai
dengan 44 derajat kebawah. Arah pengelihatan ini sesuai dengan sikap
kepala yang istirahat.

5. Tempat duduk yang baik memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Stabilitas Produk.
Diharapkan suatu kursi mpunyai empat atau lima kaki untuk
menghindari ketidakstabilan produk.
b. Kekuatan Produk.
Kursi kerja haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan
kuat dengan konsentrasi perhatian pada bagian-bagian yang mudah
dilengkapi dengan sistem mur dan baut ataupun keeling dan pasak pada
bagian sandaran tanga dan sandaran punggung.
c. Mudah Dinaik-turunkan.
Ketinggian kursi kerja hendaklah mudah diatur pada saat kita duduk,
tanpa harus turun dari kursi.
d. Sandaran Punggung
Sandaran punggung penting untuk menahan beban kearah belakang.
e. Fungsional
Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam
alternative perubahan postur/posisi.
f. Bahan Materil.
Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material
yang cukup lunak.
g. Kedalaman Kursi.
Kedalaman kursi (kedepan-belakang) haruslah sesuai dengan dimensi
panjang antara lipatan lutut (popliteal) dan pantat (buttock).
h. Lebar Kursi.
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 persentil
populasi.
i. Lebar Sandaran Punggung.
Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung
wanita 5 persentil populasi. Jika terlalu lebar akan mempengaruhi
kebebasan gerak siku.
j. Bangku Tinggi.
Kursi untuk bangku tinggi harus diberi sandaran kaki yang dapat
digerakkan naik-turun.
6. Apabila seorang pekerja ( dengan atau tanpa beban ) harus bekerja pada
jalan yang menanjak atau naik tangga, maka derajat tanjakan optimum
adalah:
a. Jalan menanjak kurang lebih 10 derajat.
b. Tangga rumah kurang lebih 30 derajat.
c. Tangga kurang lebih 70 derajat.
Dengan anak tangga berkisar antara 20 sampai 30 cm tercantum pada
pembebanan.
7. Secara umum, terdapat 3 ( tiga ) prinsip utama di dalam aplikasi data
antropometri yang digunakan dalam desain secara spesifik, yang
digunakan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan situasi yang dihadapi.
Adapun prinsip utama tersebut, yaitu:
a. Desain untuk Individu Ekstrim.
Di dalam mendesain hal-hal tertentu secara fisik, memungkinkan satu
desain dimaksudkan untuk dapat mengakomodasikan semua populasi.
b. Desain untuk populasi dengan ukuran maksimum.
Merupakan strategi yang sesuai, jika digunakan ukuran maksimum (
tinggi ) dari beberapa desain yang dapat mengakomodasi semua
populasi pengguna. Dari data yang diperoleh digunakan data yang
terbesar, misalnya persentil 90 atau 95.
c. Desain untuk populsi dengan ukuran minimum.
Merupakan strategi yang tepat, jika yang digunakan ukuran minimum (
rendah ) dari beberapa desain yang dapat mengakomodasikan semua
populasi pengguna. Dari data yang diperoleh digunakan data yang
mempunyai nilai terkecil.
d. Desain untuk Rata-Rata Populasi.
Dari populasi penduduk dunia, secara individu tidaklah banyak orang
yang mempunyai ukuran tubuh sama dengan nilai rata-rata. Meski
banyak orang yang mendesain suatu produk kebutuhan hidup
didasarkan pada data rata-rata populasi, tetapi kenyataannya hanya
sedikit populasi pengguna yang betul-betul sesuai secara karakteristik.
e. Desain dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil
50%.
f. Desain untuk ukuran yang dapat diatur.
Berbagai fasilitas didesain agar dapat diatur sesuai keinginan dan
kebutuhan pengguna. Di dalam desain peralatan, hal ini sering
diterapkan untuk menyediakan penyetelan dengan kisaran dari persentil
5% sampai dengan 95%.

2.3 Hasil
2.3.1 Alat dan bahan
a. Rumus persentil.
b. Kalkulator saintek.
c. Modul praktikum ergonomic
d. Kertas buram
2.3.2 Langkah kerja
a. Meyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Memahami rumus persentil dari ajaran aslab
c. Menyiapkan data X , 𝜎, tabel persentil, allowance,alasan dll
Tabel 2.1 persentil
P1 = x – 2,325. 𝜎
P2,5 = x – 1,960. 𝜎
P5 = x – 1,645. 𝜎
P10 = x – 1,280 . 𝜎
P50 = x
P90 = x + 1,280 . 𝜎
P95 = x + 1,645 . 𝜎
97,5 = x + 1,960. 𝜎
P99 = x + 2,325. 𝜎

d. Menghitung 10 data yang diperlukan dengan rumus persentil diatas


sesuai dengan kebutuhan.
e. Menambahkan allowance apabila diperlukan.
f. Konsultasi dengan aslab jika belum jelas.
g. Merapikan alat dan bahan.
h. Membuat laporan sementara.
2.3.3 Hasil dan Perhitungan
Perhitungan Data Persentil :
a. “Tinggi Atap”
Dimensi tubuh : Tinggi tubuh
Rata-rata : 164,41 cm
Persentil : P 99
P 99 : x + 2,325. σ = 164,41 + 2,235.11,01 = 190 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi tinggi tubuh
tertinggi 186,5 cm dan terendah 144 cm, supaya
semua orang dari data tersebut bisa memakai
gerobak tersebut.
Allowance : 5 cm
Alasan : Karena konsumen yang akan memesan dagangan
berbeda- beda, ada yang mengenakan helm,sepatu
higheels dll. Sehingga ditambahkan allowance.
Tinggi : persentil + allowance = 190 + 5 = 195 cm
b. “Tinggi Dorongan”
Dimensi tubuh : Tinggi siku
Rata-rata : 102 cm
Persentil : P 97,5
P 97,5 : x + 1,960. σ = 102 + 1,960. 5,97 = 113,70 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi tinggi siku
tertinggi 112 cm dan terendah 94 cm, supaya
pedagang dari data tersebut lebih nyaman saat
mendorong gerobak tersebut.
Tinggi : 113,70 cm = 114 cm (dibulatkan).
c. “Tinggi Jarak Pandang”
Dimensi tubuh : Tinggi mata
Rata-rata : 150,16 cm
Persentil : P 99
P 99 : x + 2,325. σ = 150,16 + 2,325. 8,82 = 170,66cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi tinggi mata
tertinggi 169 cm dan terendah 132 cm, supaya
pedagang dari data tersebut lebih nyaman saat
mendorong gerobak tersebut karena lebih leluasa
saat melihat jalan didepannya.
Tinggi : 170,66cm = 171 cm (dibulatkan).
d. “Panjang Gerobak
Dimensi tubuh : Panjang rentangan ke samping
Rata-rata : 165,25 cm
Persentil : P 97,5
P 97,5 : x + 1,960. σ = 165,25 + 1,960. 11,04 = 186,88 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi panjang
rentangan tangan ke samping terpanjang185 cm
dan terendah 143 cm, supaya pedagang dari data
tersebut lebih nyaman saat berjualan karena
jangkauannya tidak terlalu jauh ataupun terlalu
dekat.
Panjang : 186,88 cm= 187 cm (dibulatkan).
e. “Lebar Gerobak”
Dimensi tubuh : Panjang rentangan siku
Rata-rata : 86,75 cm
Persentil : P 95
P 95 : x + 1,645. σ = 86,75 + 1,645. 5,80 = 96,29 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi panjang
rentangan siku terpanjang 95 cm dan terendah 76
cm, supaya lebar gerobak sesuai dengan dimensi
ideal tubuh panjang rentangan siku.
Lebar : 96,25 cm= 96 cm (dibulatkan).
f. “Panjang Atap Tambahan Untuk Pendorong”
Dimensi tubuh : Panjang genggaman tangan ke depan
Rata-rata : 69,58 cm
Persentil : P 97,5
P 97,5 : x + 1,960. σ = 69,58 + 1,960. 4,71 = 78,81 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi panjang
genggaman tanganke depan terpanjang 78 cm dan
terendah 61 cm, supaya pedagang dari data tersebut
lebih nyaman saat mendorong karena pedagang
dapat terlindungi dari panas matahari dan hujan.
Allowance : 6 cm
Alasan : Supaya apabila terjadi hujan dan terdapat angin,
pedagang tetap terlindungi dari air hujan.
Panjang : persentil + allowance = 78,81 + 6 = 84,41 = 85 cm
(dibulatkan)
g. “Panjang Jarak Tempat Perebus Bakso dari samping”
Dimensi tubuh : Panjang rentangan ke depan
Rata-rata : 73,41 cm
Persentil : P 10
P 10 : x– 1,280. σ = 73,41 – 1,280. 2,87 = 69,73 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi panjang
rentangan tangan ke depan terpanjang 78cm dan
terendah 70 cm, supaya pedagang dari data tersebut
lebih nyaman saat berjualan karena jangkauannya
tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat saat
mengambil dagangannya.
Panjang : 69,73 cm = 70 cm (dibulatkan).
h. “Tinggi Laci Atas”
Dimensi tubuh : Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi
berdiri
Rata-rata : 199,91 cm
Persentil :P5
P5 : x – 1,645. σ = 199,91 – 1,645. 15,92 = 173,72 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi tinggi
genggaman tanganke atas dalam posisi berdiri
terpanjang 228 cm dan terendah172cm, supaya
pedagang dari data tersebut lebih nyaman saat
berjualan karena jangkauannya tidak terlalu jauh
ataupun terlalu dekat saat mengambil dagangannya
dilaci atas.
Tinggi : 173,72 cm = 174 cm (dibulatkan).
i. “Diameter Dorongan Gerobak”
Dimensi tubuh : Panjang tangan
Rata-rata : 18,66 cm
Persentil : P 2,5
P 2,5 : x – 1,960. σ = 18,66 – 1,960. 1,30 = 16, 11 cm
Alasan : Karena dari 12 data tersebut dimensi panjang
tangan terpanjang 21 cm dan terpendek 17 cm,
supaya pendorong nyaman pada saat mendorong
gerobak maka diameter dorongan di desain dengan
panjang tangan dibagi 2.
Diamater : 16,11 cm / 2 = 8,055 cm = 8 cm (dibulatkan).
2.4 Pembahasan
2.4.1 Desain produk grobak

Gambar 2.1 Grobak bakso ergonomis

Pembahasan desain grobak ini penerapan dari data


Antropometri yang diambil salah satu contoh orang untuk kenyamanan
dalam berdagang maupun membeli untuk peningkatan mutu daya, bab
ini membahas dari perumusan dimensi tubuh untuk ukuran-ukurang
yang digunakan dalam pembuatan grobak bakso ini.
a) Urutan yang pertama menentukan tinggi grobak bakso menggunakan
dimensi tubuh “tinggi badan” ukuran gerobak bakso kami 190 cm.
Dari data tertingginya 186,5 dan terendah 144 jadi 190 cm tersebut
sudah ditambah dengan allowance ,karena memungkinkan penjual
maupun pembeli ada yang memakai topi,sepatu high heels,dll.
b) Yang kedua menentukan panjang gerobak bakso menggunakan
dimensi tubuh “panjang rentangan ke samping” ukuran panjang
gerobak 186,88cm
c) Ketiga menentukan lebar gerobak bakso menggunakan dimensi
tubuh “panjang rentangan siku” dengan ukuran 96,29 cm.
d) Keempat menentukan ukuran panjang atap dorongan tambahan pada
gerobak bakso , menggunakan dimensi tubuh “panjang genggaman
tangan ke depan” yaitu dengan ukurannya 79cm.
e) Kelima menentukan ukuran panjang jarak tempat perebus bakso dari
samping, dengan menggunakan dimensi tubuh “panjang rentangan
tangan kedepan” dengan ukuran 70cm.
f) Keenam menentukan ukuran tinggi laci menggunakan dimensi tubuh
“Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri” dengan
ukuran 174cm dalam pembuatan gerobak bakso ukuran laci atas
bawah sama ukuranya.
Dalam pembuatan gerobak bakso ini kerangka gerobak
menggunakan galvanum (baja ringan), dengan tujuan body kerangka
gerobak lebih ringan dan memudahkan penjual untuk mendorong
puluhan km (kilometer), tidak terasa berat dan keunggulan gerobak ini
ditambah roda kecil di bagian pendorongnya dengan tujuan, penjual saat
mendorong di tanjakan tidak terbebani ditubuh penjualnya, karena roda
tambahan ini meminimalis mendorong terasa ringan dan tidak terbebani.

2.4.2 Pertanyaan dan Jawaban :

Riyan : Apakah ada rem pada gerobak tersebut?

Jawaban : Pada gerobak kami belum dilengkapi dengan rem,


mungkin kedepannya akan lebih dikembangkan lagi dengan
menambahkan rem untuk mengantisipasi apabila melewati
jalan yang turun.

Sidiq : Apakah terdapat atap tambahan pada bagian depan


gerobak?

Jawaban :Tidak terdapat atap tambahan pada bagian depan di


gerobak kami. Gerobak kami memang didesain tidak
menggunakan atap tambahan pada bagian depan supaya
titik berat beban berada di bagian tengah gerobak. Apabila
terdapat atap tambahan dibagian depan maka dapat
mengubah titik berat beban menjadi dibagian depan, hal
tersebut mengakibatkan gerobak tidak stabil atau lebih
berat depan.Untuk mengantisipasi apabila terjadi hujan
maka kami menambahkan terpal atau palstik untuk
menutup bagian depan gerobak supaya tidak terkena air
hujan.

Wildan : Apakah kaca laci tidak akan pecah terkena panas kompor?

Jawaban : Kaca laci tidak akan pecah karena jarak antara kompor
dengan laci tidak begitu dekat, sehingga suhu kompor
yang sampai dilaci tidak terlalu panas.

Juliyanto : Apakah lebar rak kaca atas dan rak kaca bawah
berbeda? Jelaskan alasannya !

Jawaban : Rak kaca atas dan rak kaca bawah memang berbeda
ukurannya, lebih besar rak kaca bawah karena biasanya
bagian rak bawah lebih banyak digunakan untuk
meletakkan dagangan atau perlengkapan lainnya. Hal
tersebut dikarenakan bagian rak kaca bawah lebih kuat
daripada bagian rak kaca atas.

2.4.3 Saran-saran dari asisten laboratorium :

1.Tambahkan lagi inovasi.

2. Tambahkan lagi rem pada gerobak.

3. Tambahkan landasan kompor yang berasal dari kayu untuk menyerap


panas.

4. Pertimbangkan panjang dorongan.

5. Tambahkan laci gerobak.

6. Tambahkan tempat duduk untuk penjual.

7. Perhitungkan nilai jual dan modal untuk membuat gerobak tersebut.


2.5 Kesimpulan dan Saran

Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan dan disarankan :

2.5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum ini praktikan mampu untuk
mengetahui atau menggunakan data antropometri yang digunakan untuk
mendesain suatu produk dan mampu merancang suatu produk yang
ergonomis digunakan.

2.5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang
di ambil dalam pengukuran harus dipertimbangkan untuk membuat
rancangan desain suatu produk. Selain itu sebelum melakukan
praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan
materi dan mengetahui rumus perhitungan data yang akan
dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk perhitungannya.
Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardianto, Iridiastadi., dan Yassierli. 2016. Ergonomi Suatu Pengantar.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai