Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alimah Premanawasti Imbang Pakarti

NIM : R0217008
Kelas B
Stasiun Kerja
Desain stasiun kerja yang ergonomis merupakan salah satu hal yang penting untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Banyak pekerja di industri yang melalukan pekerjaan
sama dan berulang, dan hal tersebut jika dilakukan secara tepat dan efisien akan memberikan
produktivitas yang lebih tinggi. Dengan maksud tersebut, maka setiap stasiun kerja harus
didesain untuk menyeserasikan antara kebutuhan individu pekerja, jenis mesin yang digunakan
dan pekerjaan yang dilakukan. Pengaturan stasiun kerja yang baik termasuk tempat kerja, bebas
dari potensi bahaya, aktivitas manual handling diminimalkan, tentu akan dapat mencegah
kelelahan kerja lebih dini.
Menurut Das and Sengupta (1993) pendekatan sistemik untuk menentukan dimensi
stasiun kerja, bisa dilakukan dengan cara:
• Mengidentifikasi variabilitas pemakai yang didasarkan pada etnik, jenis kelamin dan
umur.
• Mendapatkan data antropometri yang relevan dengan populasi pemakai.
• Dalam pengukuran antropometri perlu mempertimbangkan pakaian, sepatu dan posisi
normal.
• Menentukan kisaran tinggi dari pekerjaan utama. Penyediaan kursi dan meja kerja yang
dapat distel.
• Tata letak dari alat-alat tangan, kontrol harus dalam kisaran jangkauan optimum.
• Menempatkan displai yang tepat sehingga operator dapat melihat objek dengan
pandangan yang tepat dan nyaman.
• Review terhadap desain stasiun kerja secara berkala.

Ruang lingkup desain stasiun kerja melingkupi :


a. Desain ketinggian area kerja
Mengingat dimensi ukuran tinggi adalah dimensi antropometri yang sangat
penting, maka tinggi badan tersebut perlu diklarifikasikan agar dapat
mengakomodasi seluruh kelompok pengguna dengan rentang ukuran yang luas.
Klarifikasikan tinggi pekerja berdasrkan kelompoknya, yaitu :
- Grup 1 : Kelompok wanita terkencil, 5% lebih kecil
- Grup 2 : Kelompok rerata wanita dan kelompok lelaki terkecil
- Grup 3 : Kelompok wanita terbesar dan kelompok rerata laki – laki
- Grup 4 : Kelompok laki – laki terbesar, 5% lebih besar
Dari keempat grup itu dapat dilakukan desain terhadap system stasiun kerja
secara manual, yang dapat merepresentasikan 90% populasi. Selanjutnya
klarifikasi berdasarkan grup dapat digunakan sebagai dasar dalam mendesain
ketinggian area atau objek kerja, yang didasarkan pada tinggi badan serta jenis
pekerjaan.
b. Layout stasiun kerja
Berkaitan dengan pengaturan layout stasiun kerja, terdapat sejumlah cara
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki stasiun kerja, diantaranya :
- Area kerja harus cukup luas sehingga dapat mengakomodasi seluruh aktivitas,
memungkinkan pekerja bergerak bebas dan mneyediakan ruan guntuk
peralatan dan material yang dibutuhkan selama bekerja
- Lakukan identifikasi terhadap peralatan yang digunakan selama bekerja
- Objek yang sering digunakan pekerja didekatkan agar tidak melakukan
gerakan menjangkau yang berlebihan
- Gunakan tempat penyimpanan seperti rak dengan posisi di bagian depan dan
garis atas kepala
- Peralatan berukuran kecil diletakkan dalam kotak tersendiri dan dalam
jangkauan lengan, dll.
Desain layout stasiun kerja yang optimum juga mempertimbangkan
penglihatan pekerja, dengan meminimalisir pergerakan kepala pekerja selama
bekerja.
c. Desain untuk sikap kerja duduk
Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang dipakai
harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran tempat
duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakainya.
Fleksi lutut membentuk sudut 90o dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau
injakan kaki (Pheasant, 1988). Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang
akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi
rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman.
Sanders & McCormick (1987) memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian
landasan kerja pada posisi duduk sebagai berikut:
- jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik;
- landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks
dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit
menurun (sloping down slightly); dan
- ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang
berlebihan.
d. Desain untuk sikap kerja berdiri
Posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk,
posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut
Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun
mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Sikap
kerja berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk
berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk.
Pada desain stasiun kerja berdiri, untuk periode yang lama, maka kemungkinan
terjadi kelelahan lebih besar. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan
subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau,
membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah.

Manuaba (1986); Sanders & McCormick (1987); Grandjean (1993) memberikan


rekomendasi ergonomis pada ketinggian landasan kerja posisi berdiri, didasarkan
ketinggian siku berdiri :

- Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi


pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-
10 cm di atas tinggi siku berdiri.
- Selama kerja manual, di mana pekerja sering memerlukan ruangan untuk
peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja
adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri.
- Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan
kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri.
e. Desain untuk sikap kerja duduk dan berdiri bergantian
Clark (1996) mencoba mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk
dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan sebagai berikut:
• pekerjaan dilakukan dengan duduk pada suatu saat dan pada saat lainnya
dilakukan dengan berdiri saling bergantian;
• perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm ke depan dan atau 15 cm di atas
landasan kerja; dan
• tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90-105 cm, merupakan ketinggi
yang paling tepat baik untuk posisi duduk dan berdiri.

Sumber :

Tarwaka, P., & Bakri, L. S. (2010). Ergonomi Industri Dasar-dasar pengetahuan ergonomi dan
aplikasi di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai