Anda di halaman 1dari 11

KISI-KISI ERGONOMI

1. Tinggi Meja Pada Posisi Kerja Berdiri dan Duduk


a. Duduk
- Dalam perancangan stasiun kerja duduk, tinggi meja kerja yang disarankan adalah
sekitar 2 inchi di bawah siku
No Demensi Permukaan Kerja Ukuran
1 Lebar didasarkan pada jangkauan lengan optimum
2 Kedalaman didasarkan pada jangkauan ke depan
3 Ketinggian didasarkan pada kisaran ketinggian siku duduk

b. Berdiri
- Pekerjaan ringan , seperti menulis atau perakitan elektronik - 5 cm , tinggi landasan
kerjan sedikit lebih rendah dari tinggi siku berdiri.
- Pekerjaan memerlukan ketelitian, seperti perakitan-line atau pekerjaan mekanik -
sekitar 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri. (Perlu diperhatikan faktor pencahayaan
dlm pekerjaan)
- Kerja Berat , pekerjaan memerlukan penekanan - dari 20-40 cm di bawah tinggi
siku berdiri.
2. Keuntungan Dan Kerugian Posisi Bekerja Duduk
a. Keuntungan
- Ini memberikan stabilitas yang diperlukan untuk beberapa tugas, misalnya
pekerjaan presisi yang membutuhkan kontrol visual dan motorik yang tinggi.
- Duduk memakan lebih sedikit energi daripada berdiri karena upaya otot statis
yang diperlukan untuk menjaga sendi lutut, kaki, dan pinggul pada posisi tetap
berkurang.
- Duduk mengurangi stres pada sendi ekstremitas bawah.
- Ini menurunkan tekanan hidrostatik pada sirkulasi ekstremitas bawah
- Ini memungkinkan orang untuk menghindari postur tubuh yang tidak wajar.
b. Kerugian
- kendurnya otot perut yang mengarah ke apa yang disebut "perut menetap"
- Meningkatkan kelengkungan tulang belakang yang dapat menyebabkan masalah
pada penggunaan organ dalam dalam pencernaan dan pernapasan.
* tambahan ppt 1 nya

3. Persyaratan Desain Kerja dan Sikap Kerja Duduk


(di ppt ga nemu syarat jadi kayaknya yang ini boleh cek lagi ges pptnya)
a. Berdiri
- Jika pekerjaan harus dilakukan dalam posisi berdiri, kursi atau bangku harus
disediakan untuk pekerja dan ia harus bisa duduk di interval teratur.
- harus mampu bekerja tanpa membungkuk yang berlebihan atau memutar dari
belakang.
- Permukaan pekerjaan harus disesuaikan untuk pekerja ketinggian yang berbeda
dan untuk tugas-tugas pekerjaan yang berbeda.
- Jika permukaan kerja tidak diatur, kemudian memberikan alas untuk menaikkan
permukaan kerja bagi pekerja lebih tinggi. Untuk pekerja yang lebih pendek,
menyediakan platform untuk meningkatkan ketinggian kerja mereka.
- Sebuah sandaran kaki harus disediakan untuk membantu mengurangi ketegangan
pada punggung dan memungkinkan pekerja untuk mengubah posisi. Menggeser
berat dari waktu ke waktu dapat mengurangi ketegangan pada kaki dan punggung.

• Pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah :


1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut
2. Harus memegang obyek yang berat (lebih dar 4,5kg)
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping
4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
5. Diperlukan mobilitas tinggi
b. Duduk
- Perubahan posisi kerja harus cukup sering sehingga bekerja di satu posisi hanya
untuk durasi yang cukup singkat.
- Hindari membungkuk ekstrem, peregangan dan memutar.
- Memungkinkan pekerja waktu istirahat yang cocok untuk bersantai, latihan juga
dapat membantu.
- Memberikan instruksi tentang praktek kerja yang tepat dan penggunaan istirahat.
- Memungkinkan pekerja memiliki periode penyesuaian ketika mereka kembali
bekerja setelah absen untuk liburan atau sakit sehingga mereka secara bertahap
dapat kembali ke kecepatan pekerjaan tetap.
Pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi
duduk adalah :
1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan
3. Tidak memerlukan tenaga dorong yang besar
4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15cm
dari landasan kerja
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi
6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
7. Seluruh objek yang dikerjakan masih dalam jangkauan dengan posisi duduk

* Tambahan
Persyaratan ergonomis
• - data antropometri yang dipakai,
• kondisialami (nature) dari pekerjaan yang harus diselesaikan
• pola perilaku pekerja (habbit)
4. Jenis Jenis Display

a. Display Langsung
Ex: keadaan lingkungan jalan yang diterima oleh pengemudi.
b. Display Tak Langsung
Ex: spedometer : kecepatan kendaraan
c. Berdasarkan lingkungan
Display Dinamis: Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu sesuatu
dengan variabelnya speedometer, tachometer
Display Statis: Informasi tentang suatu yang tidak bergantung terhadap waktu  spion
d. Berdasarkan Sifat
Gambar (TV), Simbol (Speedometer)
e. Berdasarkan Tampilan
Dial, Indikator, Warning device
f. Berdasarkan Fungsi
KUANTITATIF, KUALITATIF

(1) Visual Display


Scale Design
a. Numerical Progression, pertambahan tiap satuan, lima atau sepuluh (Misal:
0-1-2-3-4-5, 0-5-10-15-20)
b. Designer of pointer, yang perlu diperhatikan adalah jarak pointer
c. Scale marker
Alphanumeric Display
Legibility, tingkat kedetilan dari display, yaitu kontras antara karakter dengan latar
belakang, penggunaan tipe font, minimasi glare (kesilauan), dan optimasi desain
elemen fisik display
Readibility, tingkat lebih tinggi dari legibility, yaitu sejauhmana display dapat
dipahami maksudnya, menyangkut susunan kata, phrase, kejelasan, relevansi.

(2) Auditory Display


• Detectability (apakah operator dapat mendengar suara tersebut?), discriminability
(apakah suara tersebut memiliki makna berbeda dari suara-suara yang ada di sistem?),
dan identification (apakah operator paham dengan makna yang dimaksud dari suara
tersebut?)
(3) Tactual Display
Digunakan untuk warning device dan seringkali diperuntukkan kepada seseorang
yang mengalami cacat mata, yaitu penggunaan huruf braille.
Display ini ditujukan agar bisa ditangkap oleh kulit (touch sense). Walaupun kulit
hanya bisa menangkap discrete stimuli yang terbatas. Contohnya penggunaan
thermal energy, mechanical vibration, dan electronical implus.
(4) Olfactory Display

5. Cumulative Trauma Disorders


- Juga dikenal sebagai cedera gerakan berulang
- Nasional Dewan Keamanan mengatakan bahwa 15 – 20% pekerja di industri utama
berisiko terkena CTD (industri pengepakan daging, unggas, otomotif dan garmen)
- 61% dari semua penyakit akibat kerja berhubungan dengan gerakan berulang
(penyembelihan dan manufaktur adalah yang terburuk)
- Ada sekitar 2 klaim CTD per 1000 pekerja
- Gangguan Trauma Kumulatif adalah: Umum, Meluas di banyak industri, Mahal,
Menyakitkan, Menonaktifkan
- Perlu pekerjaan desain, peralatan dan perlengkapan yang harus dihindari CTD
Contoh dari CDT
 Sindrom terowongan karpal
 siku tenis
 Tendonitis
 Radang sendi

6. MSDS melibatkan organ apa saja


• (ILO) Musculoskeletal Disorders (MSDs): Kondisi kelainan yang melibatkan saraf,
tendon, otot, dan struktur pendukung tubuh dan membahayakan fungsinya.
• Muskuloskeletal Disorders (MSDs) yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan
gangguan pada sistem muskuloskeletal yang disebabkan atau diperberat oleh interaksi
dalam lingkungan kerja.
• Komponen yang terlibat: otot, tendon, kerangka, tulang rawan, sistem pembuluh
darah, ligamen dan saraf.
JENIS-JENIS GANGGUAN MUSKULOSKELETAL AKIBAT KERJA
• Tension Neck Syndrome
• LBP
• CTS
• Shoulder Disorder

7. Kriteria Dalam Merancang Pegangan (Handle) Dari Perkakas (Tools) Yang


Membutuhkan Pengerahan Kekuatan Dalam Penggunaannya
APA YANG MUSTI DIPERHITUNGKAN DALAM MEMBUAT DESAIN?
a. Berat Alat
- 2,3 kg  untuk alat2 yang digunakan jauh dari tubuh atau harus dipakai diatas tinggi
lengan
- 0,4 kg  untul alat2 yang membutuhkan ketepatan (presisi)
- Bila beratnya alat harus diatas rekomendasi maka membutuhkan penyeimbang
(counter balance)
b. Pegangan
- Alat dengan pegangan bersudut/bengkok  alat yang membutuhkan kekuatan searah
horizontal
- Alat dengan pegangan lurus untuk pekerjaan dimana gaya harus diberikan tegak lurus
terhadap lengan (vertikal)
Syarat:
- Di desain untuk penggunaan dengan atau tanpa sarung tangan
- Pegangan ada tepat/diatas pusat grafitasi beban alat
- Permukaan dibuat tidak licin tetapi juga tidak terlalu kasar
- Tidak tajam
- Alat yang besar mempunyai 2 pegangan
c. Diameter
- 40mm (30-50mm)  cengkraman yang lebih baik
- 12mm (8-16mm)  untuk pekerjaan presisi
- Diameter yang lebih besar memungkinkan kekuatan lebih
- Diameter yang lebih kecil memungkinkan kecepatan yang lebih
d. Panjang Alat
- Pegangan yang terlalu pendek menyebabkan tekanan pada telapak tangan
- Pegangan alat tidak boleh kurang dari 100mm  mengurangi efek tekanan
- Panjang yang direkomendasikan adalah 120 mm
- Penggunaan sarung tangan membutuhkan pegangan alat yang lebih panjang
e. Jarak antar pegangan
- Minimal berjarak 65-90mm
- Jarak yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan mengurangi kekuatan genggaman
maksimal

Masalah Khsus!
• Gerakan repetitif pada jari dan tangan  trigger finger
• 2.5-5Hz  neck and lumbar vertebrae
• 4-6Hz  trunk, shoulders and neck
• 20-30Hz  head and shoulders
ISO 2631 Vibration Limits
• 0.3-0.45 m/s2 for 8 hrs day for tractors, heavy vehicles, construction machinery (mostly
2-5 Hz vibrations)
8.Lingkup Kajian Ergonomi Kognitif
Manfaat
 Desain display visual seperti apa yang terbaik untuk digunakan
 Metode penyampaian informasi seperti apa yang sebaiknya diterapkan
 Prosedur apa yang perlu diubah
 Metode pelatihan apa yang perlu digunakan
Tujuan
SISTEM ERGONOMI OPTIMAL
Memastikan bahwa interaksi antara operator dan sistem kerjanya, serta konsekuensi beban
mental yang terkait telah dirancang secara optimal.
Tercapainya kinerja terbaik sistem yang dirancang melalui penerapan prinsip-prinsip ergonomi.
Yang Perlu diketahui :
• Human Information Processing
• Beban Kerja Mental
• Human Error

9. Tahapan Pemrosesan Informasi

Informasi yang dikirim melalui saraf penglihatan ke otak kemudian diproses dan dipersepsikan
melalui dua mekanisme
a. Bottom up processing (kemampuan mengenali objek)
b. Top down processing (dipengaruhi oleh pengalaman dan ekspektasi)

10. Model Human Information Processing


11. Jenis2 Stimulus
Sentuhan sebagai stimulus yang diterima kulit :
 Mechanoreceptors, panas dan dingin (suhu udara)
 Thernoreceptors, sakit
 Nocioreceptors, tekanan (terus menerus atau spontan

12. Merancang Display Dan Kontrol Dengan Desain Yang Ergonomis


(agak bingung ni maksudnya gimana coba cek lagi ya gaes)
Desain Kontrol
• Sesuaikan anatomi & fungsi anggota tubuh. Jari dan tangan : cepat & ketepatan. Lengan
& kaki : kekuatan
• Mudah dijangkau dan dipegang serta leluasa dioperasikan
• Jarak antar kontrol (disesuaikan dengan anatomi; jari-jari > 15 mm, tangan 50 mm)

Prinsip Kontrol
• Control harus dekat dengan display
• Labelisasi pada display & control
• Control berturutan disusun kiri ke kanan,
• Jika tidak urut gunakan warna, label, atau penunjuk lain

13. Pengukuran Beban Kerja Mental


(boleh dicari cari lagi gaes ini yang gue nemu di ppt btw tapi klo sempet cek cek lagi aja
ya)
• PSYCHOPHYSIOLOGICAL INDEXES
– HEART RATE VARIABILITY
– EEG
• BEHAVIORAL TIMESHARING METHODS
• SUBJECTIVE RATINGS

1. Primary task analysis


Mengukur kinerja operator khususnya saat melakukan aktivitas pokok dalam suatu
pekerjaan.
2. Secondary task analysis
Beban mental dievaluasi berdasarkan jumlah cadangan kemampuan proses kognitif yang
dimiliki seorang operator.
3. Analisis indikator-indikator fisiologis
Tingkat denyut jantung, perubahan tingkat respirasi, perubahan resistansi elektronik pada
permukaan kulit, perubahan pola kedipan mata, indikator biokimia (tingkat kortisol atau
amilase yang diukur dari sampel darah atau liur)
4. Metode subjektif
Operator diminta untuk memberikan pendapatnya atas pekerjaan yang tengah dilakukan.
(NASA-TLX, SWAT, Skala Borg)

14. Boredom
 LAWANNYA ATTENTION
 DIASOSIASIKAN DENGAN TUGAS YANG MEMBOSANKAN
 AKIBATNYA ADALAH JENUH, LEMAS DAN BERKURANGNYA KESIAGAAN
 BILA TUNTUTAN TUGAS TIDAK BER‐UBAH2
 BILA TUGAS TIDAK MENARIK

Ciri-Ciri
 WORK CYCLE TIMES PENDEK
 TIDAK BANYAK KESEMPATAN UNTUK MENGGERAKKAN TUBUH
 KONDISI SUHU
 TIDAK ADA KONTAK DENGAN PEKERJA LAINNYA
 PADA ORANG YANG MOTIVASI KERJANYA RENDAH
 PADA ORANG DENGAN KEMAMPUAN TINGGI DAN INGIN CEPAT MAJU
 LINGUNGAN KERJA YANG CAHAYANYA KURANG

Jalan Keluar
 JOB EXPANSION
 JOB ENRICHMENT
 JOB ROTATION
 STRESS YANG TEPAT
 LINGKUNGAN KERJA YANG OPTIMAL
 PERHATIAN TERHADAP PEKERJAAN
 KONTAK SOSIAL

15. Fokus Ergonomi Makro


Fokus ergonomi mikro
 manusia‐job,
 manusia‐machine
 manusia‐software interface
 manusia-environment

Fokus ergonomi makro  manusia-organisasi


Ergonomi makro adalah pendekatan top‐down dari sistem sosioteknikal yang diterapkan dalam
perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada berbagai level interaksi ergonomi mikro dan
memanfaatkan hasilnya dalam perancangan manusia‐job, perancangan manusia‐mesin,
perancangan manusia‐software interface, dan manusia-lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai