Alhamdulillah, tiada kata yang paling indah kecuali syukur kita kepada Allah,
yang maha pengasih yang kasih nya tidak pernah pilih kasih. Yang maha penyayang
yang kasih sayangnya
tidak pernah terbilang kepada hamba-hambanya yang beriman.
Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada baginda nabi
Muhammad SAW dengan ucapan Allahummashalliaalamuhammad
waalaalisayyidina Muhammad.
Dewan Hakim Yang Bijaksana, Hadirin Walhadirat Yang Di Muliakan Allah
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator bangsa dalam pidatonya
“berikan kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup memindahkan kutub utara dan
keselatan, akan tetapi berikan kepada 10 pemuda aku akan sanggup mengubah wajah
bangsa, hadirin begitulah ungkapan seorang proklamator yang memikirkan nasib
bangsanya di masa yang akan datang entah 20, 30 bahkan 40 thn yg akan datang
pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih Asbab an-
Nuzul berkata, Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar berawal dari dua
kabilah dari kabilah Anshor, mereka meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk,
maka mereka akan saling menggangu,menghina satu sama lainnya.
Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan pengharaman khamar kepada kita
semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi penyalahgunaan barang haram
tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah tema yang akan kami uraikan
pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat al-maidah ayat 90 sebgai berikut:
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Artinya: mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang khomr dan judi. Katakanlah.
“pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi
dosanya lebih besar dari pada manfaatnya” dan mereka bertanya kepadamu
(tentang)apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “kelebihan (dari apa yang
diperlukan)”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
berfikir ”\
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan
menggunakan bentuk jamak untuk kata ( )الظلماتyang berarti aneka gelap, sedang ()النور
dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu
bermacam-macam serta beraneka ragam dan sumbernya pun banyak. Setiap benda
pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi
banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah
memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan
bahwa antara al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling
mengikat. Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy
al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan
metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan
bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dinilai dengan apa yang
dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu
iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah
kitab yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an
adalah kitab terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sains akan
berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran
darinya. Karena, hanya dengan demikian sains mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang
bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan
sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains. Demikianlah menurut Harun Yahaya
dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian
International menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk
memiliki 1600 pakar pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta
penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene
mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65 pakar
yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang sains dan teknologi, kita
masih jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang
Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh
tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita telah
diperintahkan untuk membaca dan menggali ilmu pengetahuan. Bacalah al-Qur’an
supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita
agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta
diimbangi dengan :
َبِا ْس ِم َربِ َك الَّذِي َخلَق
“Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akantetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari
firman-firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-
Qur’an dan ilmu pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya
sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah
dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-
Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana
Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
ص َّر ْفنَا فِي ِه ِمنَ ْال َو ِعي ِد لَ َعلَّ ُه ْم يَتَّقُونَ أ َ ْو
َ َو َكذَ ِل َك أ َ ْنزَ ْلنَاهُ قُ ْر َءانًا َع َر ِبيًّا َو
(113) ِث لَ ُه ْم ِذ ْك ًرا ُ يُ ْحد
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar
mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS.
Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم
“Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan
ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas
menjadikan kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan
pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-
nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan
ukhrawi.
2. Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka
untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa.
Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-
benar merupakan sumber ilmu pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya
kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak
854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk
menggunakan akal pikiran, penalaran dan sebagainya. Untuk itu, tiada yang lebih baik
dituntut dari suatu kitab agama menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk
berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang membatasainya menambah
pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki.
Pada akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite
jadikah al-Qur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu
urang sami-sami ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai
saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah gham jadikon al-Qur’an sebagai pegungan
ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang Solo “Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken
al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”, wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez
utilisez I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang Jepang
“Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN
PERADABAN MANUSIA
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل الذي أنزل القرءان هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان الصالة
أما بعد: والسالم على خير اإلنسان وعلى اله وصحبه الى يوم البيان
Dewan hakim yang kami hormati
Hadirin yang kami cintai
Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of
Quran with alone of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip dan
merupakan satu-satunya kitab suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan nan
bahagia.
Ungkapan tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana
lampu penerang hati dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang.
Al-Qur’an adalah laksana benteng yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan
syetan. Al-Qur’an laksana jimat penyelamat dari kesesatan hidup dan kehidupan.
Pendek kata Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berisi petunjuk dan
kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan perkembangan dan situasi zaman. Oleh
karena itu Rasul mengatakan:
اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا الصحابه
“bacalah dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai
penolong”
Dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia,
pada kesempatan berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN
RANCANG BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat yunus
ayat 57:
ُور
ِ صدُّ ظةٌ ِمن َّر ِب ُك ْم َو ِشفَاء ِل َما فِي ال ُ َّيَا أَيُّ َها الن
َ اس قَ ْد َجاءتْ ُكم َّم ْو ِع
﴾٥٧﴿ ََو ُهدًى َو َر ْح َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِين
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.
Hadirin…Ayat tadi dalam ilmu balaghah termasuk “ ”كالم خبري او إنكاريyang
meginformasikan sekaligus menegaskan bahwa sungguh telah datang kepada manusia
Al-Qur’an yang memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan
manusia dari kegelapan. Lalu apakah fungsi dan peran Al-Qur’an itu hadirin dalam
merancang bangun peradaban manusia? Ayat tadi sebagaimana ditafsirkan oleh Imam
Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir, menjelaskan ada empat fungsi diturunkannya
Al-Qur’an yaitu:
Pertama, “ظةٌ ِمن َّر ِب ُك ْم أي موعظة من خالقكم
َ ” َّم ْو ِعAl-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan yang
Maha pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-
Qur’an” mengatakan seluruh cabang ilmu pengetahuan baik yang datang terdahulu
maupun kemudian, baik yang teah diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari
Al-Qur’anul karim. Sebagai bukti bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan
menggunakan bahasa arab telah mendorong lahirnya ilmu tata bahasa yang kemudian
kita kenal dengan ilmu nahwu dan sharaf, bukankaj karena Al-Qur’an diturunkan
dengan menggunakan bahasa indah, retoris dan puitis dan argumentatis telah
mendorong lahirnya ilmu retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan ilmu
balaghah dan mantiq, bukankah karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar telah mendorong lahirnya ilmu qiroaat yang kemudian kita
kenal dengna ilmu tajwid.
Bukankah karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah
mendorong lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi, bahkan
bukankah karena Al-Qur’an menceritakan karakteristik dan seluk beluk masyarakat
terdahulu telah mendorong lahirnya ilmu kemasyarakatan yang kemudian kita kenal
dengan sosiologi. Dengan demikian hadirin seluruh ilmu pengetahuan itu bersumber
dari Al-Qur’an.
Kedua, ُور أي يشفى ما فيها من الشرك والشك والجهل ُّ ِشفَاء ِل َما فِي ال, Al-Qur’an sebagai obat penyakit
ِ صد
bathin seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai obat
penyakit bathin bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir memang
berbahaya jika tidak diobati, tapi jauh lebih berbahaya jika kita punya penyakit tapi
tidak diobati, betul hadirin? Dengan demikian penyakit asma, jantung, tumor memamng
berbahaya dan dapat merusak tubuh manusia, tapi penyakit sombong, iri hati, dengki,
frustasi, korupsi, haus kursi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan dan
popularitas diri jauh lebih berbahaya dan dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan
bangsa. Oleh karena itu hadirin, Al-Qur’an turun dengan memberikan perintah dan
larangan, janji dan ancaman, dan memerintah kepada manusia untuk mentaatinya dan
mengamalkan seluruh isinya. Dengan mengamalkan Al-Qur’an Insya Allah segala
penyakit hati akan terkikis habis dari diri kita. Pantas kalau Abu Farida Muhammad Ijat
dalam bukunya “Aliz Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-Qur’an adalah obat yang
sempurna bagi segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin.
Ketiga, ُهدًى أي هداية من الضالل, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari
kesesatan. Al-qur’an diturunkan Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia,
membimbing dan membawanya kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an”
mengatakan seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang
relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi
terhadap berbagai permasalahan manusia baik yang bersifat ibadah ritual maupun
sosial termasuk di dalamnya tentang etika kenegaraan.
Oleh karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan
petunjuk kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya
dipastikan tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan tuntutan
agama, siapaun dia dan apaun profesinya. Seorang pejabat kalau sudah menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat korupsi meskipun rakyat
tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk
hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan meskipun pembeli tidak
mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya
dia tidak akan berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri. Demikian pula seorang
pemuda dan pemudi yang sedang asyik memadu kasih kalau sudah menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat “macam- macam” mskipun
keadaan mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin?
Keempat, رحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ أي رحمة ألهل اإليمان,
َ Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat bagi insan
nan beriman. Artinya kalau Al-Qur’an sudah kita baca isinya, dipahami ajarannya serta
diamalkan petunjuknya maka ia akan menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa
resah dan gelisah, siap menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan serta
mampu menghantarkan kita kepada kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Rasul
pernah berjanji:
من جعل القرأن إمامه ساقه الى الجنة ومن جعل القرأن وراءه قاده الى النار
“Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya
kepada surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan
mendorongnya ke jurang api neraka.”
Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai
pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia
untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah telah
membuktikan bahwa Al-Qur’an dahulu pernah melakukan perubahan-perubahan
fundamental terhadap peradaban manusia yang tiada taranya. Al-Qur’an mula-mula
menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala, pemuja batu, dan pemuji kayu.
Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad, penyembahan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah Arabia, setelah penyembah-
penyembah berhala disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia. Al-Qur’an menyaptu
bersih segala kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan agama yang paling
rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan dirinya karena
kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu pengetahuan, mereka disulap
dengan tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat sumber ilmu
pengetahuan. Hal demikian adalah akibat langsungdari ajaran Al-Qur’an. Di samping itu
Al-Qur’an juga membangun manusia dari tingkat yang paling rendah ke tingkat
peradaban paling tingi, hanya dalam jangka waktu relative singkat.
Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman
hidup kita menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca Al-Qur’an, kita
pahami isinya, kita renungkan maksudnya dan kita amalkan ajarannya. Sehingga
dengan cara ini kita mampu hidup bahagia baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
maupun Negara dan bangsa. Dan Allah pun akan menganugerahkan keberkahan kepada
kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96:
اء
ِ س َم ٍ َولَ ْو أ َ َّن أ َ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُواْ َواتَّقَواْ لَفَت َ ْحنَا َعلَ ْي ِهم بَ َر َكا
َّ ت ِمنَ ال
﴾٩٦﴿ َض َولَـ ِكن َكذَّبُواْ فَأ َ َخ ْذنَا ُهم ِب َما َكانُواْ َي ْك ِسبُون ِ َواأل َ ْر
096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Hadirin wal hadirat Rahimakumullah
Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman
Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam
merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia,
terlebih lagi di akhirat. Untuk itu kewajiban kita, saya, saudara dan seluruh kita bangsa
Indonesia melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh Al-Qur’an agar peradaban
manusia di negara Indonesia dapat berjaya kembali di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang. Amin.
Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
IPTEK, WARISAN DAN KEBUDAYAAN YANG TERABAIKAN
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل القائل إن جائكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة الصالة والسالم على
أما بعد.سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى رسالة
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Jeff Zeleski, seorang pakar komunikasi dunia dalam bukunya “Spiritualitas Cyberspace”
menyatakan : Dewasa ini, perkembangan dunia Informasi dan komunikasi telah
mencapai tahap yang mencenangkan konsekuensinya. Satu sisi melahirkan nilai-nilai
positif dan mampu mengangkat taraf hidup manusia. Namun disisi lain perkembangan
informasi baik melalui media cetak dan elektronika jika tidak dibingkai dengan nilai-
nilai agama hanya akan melahirkan keresahan, kerusakan, bahkan kehancuran bagi
manusia.
Hadirin kehawatiran ZaLesski tersebut kini kian terbukti. Kita perhatikan budaya
barat/peradaban jahiliyah kini kian merajalela melalui media dan elektronika sebagai
contoh tayangan-tayangan kekerasan dan sadis semakin merajalela, tontonan-tontonan
magis-mitologis semakin membudaya bahkan hiburan-hiburan erotis seksual liberalis
semakin makmur, membaur bahkan menjamur di tengah-tengah masyarakat. Eksisinya
hadirin, akibat tayangan kekerasan,muncul keributan dalam keluarga, tauran antar
pelajar, perkelahian antar kampong bahkan peperangan antar etnis dan golongan
akibatnya tontonan magis metelogis, lahir masyarakat irrasional, ayat Al-Qur’an
dipermainkan, bahkan agama diperdagangkan. Akibatnya hiburan erotis dan seksualis.
Marak perkosanan dan perzinahan, bahkan akhir-akhir ini kita digemparkan oleh
munculnya praktek seks bebas yang dilakukan pelajar dan mahasiswa. Na’uzubillahi
min dzalik.
Itulah hadirin dampak langsung dari penggunaan media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etika. Lalu bagaimanakah Islam melihat fenomena tersebut?
Sebagai jawabannya pada kesempatan ini kami akan membahas tentang IPTEK,
WARIASAN DAN KEBUTUHAN YANG TERGADAIKAN dengan landasan Al-Qur’an,
surat Al-Hujarat ayat 6 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.”(QS. Al-Hujarat : 6)
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran : 104)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
Dengan demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi
harakat kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan amal Shaleh, fungsi dari
mengimbangi otoritas intelektual. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas,
berwawasan luas, tetapi kita tidak berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya
tumbuh menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan
bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.
Murtadha Muthahhari mengatakan, IPTEK yang ada pada orang yang tak beriman
bagaikan sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebaskan kemana dia mau. Maka
orang yang beriman tapi tak beriman bisa membunuh, menipu, merampok dan
meracuni otak-otak kita.
Sebaliknya, bila IPTEK digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan membawa
kemaslahatan bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan bukan kesengsaraan.
Membawa kemajuan bukan kehancuran, membawa ketentraman bukan kekacauan.
Jikalau hal tersebut ysng kita aflikasikan insya allah media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan budaya-budaya barat jahiliyyah
sedikit demi sedikit akan tergeser dan tergusur dan akan lahir media cetak dan
elektronika yang siap merespon dan mengelola derasnya arus informasi untuk
membentuk wadah akhlakul karimah dan menjunjung tinggi kebudayaan Islam.
Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan media cetak
dan elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk menghadapi persoalan
tersebut umat Islam membutuhkan sumber daya insan yang siap menjadi sumber sifat
kebaikan untuk mengelola informasi menjadi maslahat dan manfaat dalam kehidupan
individu, keluarga, nusa dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah swt memberkati
setiap usaha dan upaya kita semua. Amin ya Robbal ‘Alamin
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan ada manfaatnya….
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل الذي بعث فى األمين رسوال الصالة والسالم على سيدنا محمد احسن الناس
قوال وفعال وعلى اله وصحبه ومن تبعه فى الهدى واقتدى اخالقا جزيال – اما بعد
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Michael Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan judul The One Hundred
Ranking of Most Influenting Person in History, artinya seratus tokoh besar yang paling
berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di dalamnya ada Adolf
Hitler pencetus gerakan NAZI Jerman, Mahatma Gandhi pencetus gerakan Satya Graha
India, Julius Ceasar pencetus Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh besar lainnya. Ternyata dari
sederetan tokoh tersebut, Michael Hart menempatkan baginda Rasulullah Muhammad
SAW pada urutan pertama sebagai Tokoh yang sangat berpengaruh di dunia. Sehingga
kebesaran beliau diabadikan di dalam Encyclopedia Brittanica sebagai The Most
Succesful of all Prophets and all Religious Personalities sebagai pemimpin yang paling
sukses diantara para Nabi, para pemimpin Agama, dan para pemimpin lainnya dalam
membangun peradaban manusia sedunia.hadirin melihat betapa pentingnya
meneladani sikap dan sifat nabi Muhammad tersebut, khususnya dalam membentuk
masyarakat madani maka “KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI” adalah tema yang akan kita bicarakan pada
kesempatan kali ini, dengan landasan QS. Al-Jum’ah ayat 2 :
َ وال ِم ْن ُه ْم يَتْلُو
علَ ْي ِه ْم َءايَاتِ ِه َويُزَ ِكي ِه ْم َويُعَ ِل ُم ُه ُم ً سُ ث فِي ْاأل ُ ِميِينَ َر
َ َُه َو الَّذِي بَع
ين َ اب َو ْال ِح ْك َمةَ َو ِإ ْن َكانُوا ِم ْن قَ ْب ُل لَ ِفي
ٍ ض َال ٍل ُم ِب َ َ ْال ِكت
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Hadirin Rohimakumullah,
Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir,
( )األمينmaksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja tidak mampu
membaca dan menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahilyah secara total.
Kebobrokan moral merajalela. Dalam bidang social marak mabuk-mabukan. Dalam
bidang pemerintah., etnis dan golongan yang dikedepankan. Dalam bidang hukum
muncul law of jungle to be politely of people, hukum rimba menjadi peradaban.Orang
kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa yang bodoh. Orang kuat
menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan martabat wanita di injak-
injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur hidup-hidup tak peduli terdengar jerit,
pekik tangis bayi didalam tanah. Na’udzubillah min dzalik.
Dalam kondisi seperti itu Rasul tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa
kepemimpinan, mengemban empat misi utama:
Pertama, misi Tilawah ( )يتلوا عليهم أيتهmembaca ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah
maupun ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua, ( )ويزكيهمMisi tazkiyah
membersihkan segala bentuk kekufuran. Ketiga, misi Ta’lim ( )ويعلمهم الكتاب
mengajarkan al-Qur’an sebagai pedoman reformasi sebab al-Qur’an is the only thing
that can lead man to happiness, al-Qur’an adalah satu-satunya buku petunjuk hidup
yang mampu menghantarkan manusia menuju kebahagiaan. Demikian menurut
Napoleon, seorang oreantalis berkebangsaan Prancis. Keempat, ( )الحكمةmenampilkan
sunnah.
Allahu Akbar. Hadirin, ini bukti sikap pemimpin sejati yang beroreantasikan ummat
sebagaimana kaedah mengatakan :
المصلحة العامة مقدم على المصلحة الخاصة
Kepentingan umum lebih diprioritaskan diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Tapi sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak
berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis,
mendendangkan lagu-lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan
mencekik dan menghisap darah rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, ketika dipimpin
oleh Nicoulas Susesco pemimpinnya poya-poya tapi rakyatnya sengsara, Iran ketika
dipimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinnya megah, rakyatnya susah, Prancis ketika
dipimpin Louis 16 dan Ratu Maria Antonate pemimpinnya makmur rakyatnya hancur
tersungkur, demikian pula Orde Baru pemimpinnya paling rendah naik BMW rakyatnya
paling mewah naik BMM alias Bemo. Timbul pertanyaan, bagaimana sikap beliau dalam
membangun peradaban masyarakat madani ? untuk mengetahui jawabannya kita
renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159 :
ب َال ْنفَضُّوا ِم ْن َح ْو ِل َك ِ ظ ْالقَ ْل
َ غ ِلي
َ ظا ًّ َت ف
َ ت لَ ُه ْم َولَ ْو ُك ْن
َ َّللاِ ِل ْن
َّ ََف ِب َما َر ْح َم ٍة ِمن
َّ علَى
َِّللا َ ت فَتَ َو َّك ْل
َ عزَ ْمَ ع ْن ُه ْم َوا ْستَ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي ْاأل َ ْم ِر فَإِذَا
َ ْف ُ فَاع
َب ْال ُمتَ َو ِك ِلين َّ إِ َّن
ُّ َّللاَ يُ ِح
Artinya : ‘Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Hadirin Rahimakumullah,
Pada ayat tersebut terdapat lima akhlak pemimpin yang di contohkan Rasulullah
Muhammad SAW.
1. لنت لهمdengan lemah lembut dapat menunjukan keluhuran budi, bisa
menarik simpati lawan, membuat segan begi semua lawan.
2. Sifat rosul tidak bengis dan tidak berlaku kasar karena pemimpin yang
berjiwa kotor niscaya akan dictator.
3. فاعف عنهمpemaaf, واستغفر لهمyakni mudah untuk memberi ampunan bagi
orang-orang yang bersalah.
4. وشاورهم فى األمرRosul sangat senang bermusyawarah, tidak otoriter dan
siap dikeritik ketika keliru.
5. Beliau memiliki komitmen فإذا عزمت فتوكل على هللاsetelah memantapkan
planning dalam suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah.
Itulah hadirin sikap dan sifat yang rosul miliki dalam menciptakan peradaban manusia.
Dengan demikian pembangunan di Negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik, jika
dalam mekanisme pembangunannya mencontoh kepribadian rosululloh Muhammad
saw. Dan orang yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman.
Semoga kita sebagai rakyat Indonesia dapat segera menyempurnakan iman kita
sehingga berhasilah kita dalam membentuk dan membangun Negara ini menuju
masyarakat madani. Amin ya robbal alamin.
Itulah yang dapat saya sampaikan,
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSAUDARAAN
السال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
اشهد ان ال إله إال هللا رب. الحمد هلل الذى امرنا بالجهاد فى سبيل هللا و ترك الهوى
العرش استوى و اشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله المصطفى صلواة هللا وسالمه
}عليه {اما بعد
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA
HADIRIN YANG BERBAHAGIA
Masih ada dalam ingatan kita, tragedi 11 September 2001 di mana pusat ekonomi dunia
yang terbangun di menara kembar World Trade Center New York Amerika Serikat,
hancur lebur di hantam oleh dua pesawat komersil yang dibajak oleh sekelompok orang
yang kemudian dikenal sebagai musuh dunia, yakni al-Qaeda.
Terdapat dua dampak pasca tragedi tersebut. Pertama, dunia mulai melihat keadaan
Islam di negara-negara jajahan Eropa yang terus tertindas, dirampas sumber daya
alamnya, hingga saat ini, hendaknya perlu dilakukan pendekatan ulang tanpa tindakan
militer. Namun hasilnya, mereka hingga saat ini tetap tertindas.
Yang kedua, dunia saat ini melihat gelagat buruk dari penyebaran Islam yang begitu
pesat di Eropa, sehingga inilah saatnya untuk mempropaganda dan mengadu domba
umat Islam dengan menggolongkan umat Islam kepada dua kelompok, yakni Islam
Radikal sebagai basic terorisme dunia, dan Islam Moderat sebagai sahabat mereka.
Hadirin, kedua dampak ini menyebar ke seluruh daerah di tanah Indonesia. Bahkan
tidak begitu lama dari kasus WTC, Bali sebagai pusat wisata Indonesia, dibom oleh
mereka yang mengaku sebagai para mujahid Islam. Lalu apakah Islam telah
mengajarkan tentang jihad sebagai sebuah penindasan dan teror? ataukah
sesungguhnya Jihad dapat menjadi sarana untuk membangun persaudaran? Oleh
karenanya, “JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSUADARAAN” adalah tema yang akan
kita bahas dalam kesempatan kali ini. Dengan redaksi awal, firman Allah swt surat at-
Taubah ayat 41:
َ ا ْن ِف ُروا ِخفَافًا َوثِقَاالً َو َجا ِهد ُوا بِأ َ ْم َوا ِل ُك ْم َو أ َ ْنفُ ِس ُك ْم فِي
}41{ َسبِي ِل هللاِ ذَ ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون
Artinya : “Berangkatlah baik dalam keadaan ringan ataupun berat, dan berjihadlah
dengan harta kamu dan diri kamu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahui.”
Hadirin Rakhimakumullah….
Ayat tersebut diawali dengan إنماdalam ilmu balaghah merupakan اداة القصرyang
berfungsi untuk mensfesifikasikan. Ayat tersebut merupakan deskripsi Allah swt
tentang skala prioritas penerima harta zakat, yaitu الفقراء والمساكينorang-orang fakir dan
miskin. Lalu bagaimanakah kaitannya dengan kondisi Bangsa kita saat ini? Prof.
Sukirman melaporkan 23 juta lebih penduduk indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan, apalagi setelah terjadinya krisis moneter, marak korban PHK, sulit mencari
lapangan kerja, kemiskinan semakin membengkak. Akibatnya kemiskinan ini كاد الفقر أن
يكون الكفراdampak langsungnya adalah dapat menyebabkan kekufuran, akibatnya adalah
kemiskinan. Dr. Ismail Raj’i al-Faruqi, derektur lembaga pengkajian Islam internasional
mengatakan bahwa “ kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan merupakan tiga
permasalahan besar yang saat ini, namun diantara ketiganya kemiskinan merupakan
yang paling berbahaya. Sebab kebodohan dan keterbelakangan itu muncul akibat
kemiskinan. Akibatnya, tidak sedikit saudara kita yang menjual akidah hanya untuk
mempertahankan hidupnya. Bahkan akibat kemiskinan tidak sedikit gadis-gadis kita
yang menjual kehormatannya untuk medapatkan sesuap nasi. Na’udzubillah. Hadirin,
menurut Dr. Didin Hafifudin, MSc, agar kemiskinan tidak bertambah dan bertambah,
ada tiga hal yang harus kita lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama. Kita
harus mengeluarkan zakat dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita
harus membentuk lembaga zakat yang professional. Ketiga, kita harus memberdayakan
zakat untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang berhasil membuat
Badan Amil Zakat (BAZIS), kita patut mengacungkan jempol dengan usaha pemerintah
yang berhasil membuat peraturan pemerintah No. 34 tahun 99 tentang pengelolaan
zakat. Semoga usaha yang telah dilakukan dapat menyadarkan masyarakat kita untuk
taat mengeluarkan zakat, berwakaf, dan berinfaq sehingga dapat mengurangi
kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat kita. Amin ya robbal alamin….
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH
MASYARAKAT MAJEMUK
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
وبذالك اوجب علينا اخوة.الحمد هلل الذي جعل اإلنسان خليفة بارسطاة وانواع مختلفة
}الصالة والسالم على رسول هللا وعلى اله وصحبه ومن تبع رسالته {اما بعد
Sikap keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah
Islamiyah yang harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini.
Karena perpecahan kaum Aus dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan
internal umat Islam yang saat ini banyak terjadi.
Sebagai bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi
yang diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai, putus
silaturrahim, berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling bacok.
Na’udzubillah.
Kedua, sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah
wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda
yang telah diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu
bangsa dan satu bahasa.
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Dari uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya ttelah
kita lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada sehingga
dapat membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur, amin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI ASET MASA
DEPAN BANGSA
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل الذى ارسل رسوال مبشرين ومنذرين وداعيا إلى هللا بإذنه وسراجا منيرا
}أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين {أما بعد
KAUM MUSLIMIN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Alfin Toffler dalam bukunya The Future Shock and The Third Wave, beliau menyatakan,
era milinium merupakan era institusional change, yaitu era menjamurnya berbagai
media komunikasi. Konsekuensinya, pada suatu sisi melahirkan nilai-nila positif,
Namun disisi lain over loading information melahirkan desease of adaftation, penyakit
adaptasi. Penerimaan terhadap unsur-unsur asing tanpa mempertimbangkan baik atau
buruknya, ketika orang barat judi, Remaja dan pemuda kita terlena dengan gaplek dan
remi, ketika orang barat terlena dengan minum-minuman keras, Remaja dan pemuda
kita terlena dengan budaya mabuk-mabukan tenggak wisky, brandy, bahkan yang
paling besar dan mendasar penyakit adaptasi ini melahirkan dehumanisasi,
demoralisasi, dan despritualisasi.
Akibatnya manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas dari
binatang buas, di sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang postif
sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes dalam A War of All Agaents, John Lock
dalam Social Contrack, Bruch Spinoza dalam Intelektual Love of God dan lain sebagainya.
Karena pentingnya keperibadian positif, khusunya sebagai seorang muslim, maka pada
kesempatan ini, kita akan membicarakan tentang “Remaja Dan Pemuda Sebagai Aset
Masa Depan Bangsa”. Dengan rujukan al-Qur’an surat al-Anfal ayat 24-25 :
َسو ِل ِإذَا دَ َعا ُك ْم ِل َما يُ ْح ِيي ُك ْم َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن هللا َّ َياأَيُّ َها الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ا ْست َ ِجيبُوا ِ َّّلِلِ َو ِل
ُ لر
ِ ُ } َواتَّقُوا ِفتْنَةً َال ت24{ ََي ُحو ُل َبيْنَ ْال َم ْر ِء َوقَ ْل ِب ِه َوأَنَّهُ ِإلَ ْي ِه ت ُ ْحش َُرون
َصي َب َّن الَّذِين
}25{ ب ِ شدِيد ُ ْال ِعقَا
َ َصةً َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن هللا َّ ظلَ ُموا ِم ْن ُك ْم خَا َ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya..” (QS. Al-Anfal)
Hadirin, penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa saja
terjerumus kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari kemaksiatan.
Akan tetapi perlu difahami bersama bahwa arahan berpikir ayat di atas bukan saja
menjurus kepada eksklusivisme Islam sehinga seringkali menafikan civil society yang
sesungguhnya harus terus dibangun.
Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir
al-Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah jika
kontrol sosial melemah. Akibat kesalahan tidak hanya menimpa yang bersalah.
Tabrakan tidak hanya terjadi akibat kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang
bersalah hanya seorang, tetapi kecelakaan dapat beruntun menimpa sekian banyak
kendaraan.
Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyari’atkan sedemikian rupa oleh Allah yang
mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan mereka. Apabila ada
yang melanggarnya maka akan timbul kekacauan, karena yang melanggar telah
melakukan suatu yang merugikan pihak lain. Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan
akan lahir instabilitas yang mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat
maupun yang durharka ditimpa krisis.
Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian dan bencana
dengan jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya. Laksanakanlah tuntunan-
Nya dengan anjurkan pula orang lain berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran,
karena jika tidak kita semua akan ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw
memperingatkan :
“jika ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada anggotanya yang
mampu menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak melakukannya, maka Allah swt
akan menjatuhkan bencana yang menyeluruh kepada mereka”.
HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk
kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus
menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah swt
mengajarkan dan memerintahkan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam surat
ar-Ruum ayat 60 :
}60{ َصبِ ْر إِ َّن َو ْعدَ هللاِ َح ٌّق َو الَ يَ ْست َ ِخفَّنَّ َك الَّذِينَ الَ يُوقِنُون
ْ فَا
Artinya : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60)
HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan dengan
kata kerja perintah di dalamnya.
Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah “ ” فاصبرyang berarti
bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-Su’udy menafsirkan kata di
atas dengan sebutan :
فاصبر على ما أمرت به وعلى دعوتهم إلى هللا ولو رأيت منهم إعراضا
Artinya : “bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan terhadap
apa yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di antara mereka ada
yang membangkang”
Penjelasan di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin yang sejati di
dunia ini, hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di dalamnya. Apalagi jika
dikaitkan dengan perkembangan zaman yang begitu cepat. Sebuah contoh adalah, saat
ini sebagian anak-anak muda kita terjerumus dan terlena dengan westernisasi, kebarat-
baratan. Orang barat merayakan valentine, kita ikut merayakan valentine. Di bawah
sinar remang-remang, disaat hujan rintik-rintik, angin menghembus sepoi-sepoi basah
duduk berdua. Masya Allah.
Oleh karena itu, langkah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka membangun
generasi bangsa yang berpribadian muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di
dalamnya ?
1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu dan akhlaq
yang cukup bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena dengan ilmu dan akhlaq yang
dimiliki, mereka akan menjadi generasi yang “al-qawiy” yang kuat bukan generasi yang
“al-dha’if” atau generasi yang lemah.
2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki itikad yang
baik untuk dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan cikal bakal keberhasilan
untuk mewujudkan terbentuknya remaja dan pemuda yang sejati. Karena apalah arti
guru tanpa adanya murid. Dan apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa
adanya instruksi dan bimbingan dari guru. Oleh karena itu, saling take and give akan
membuahkan hasil yang berarti.
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar ini sudah
kita lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa menjadi tumpuan, harapan,
dan cita-cita bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PERSPEKTIF AL-
QURAN
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن
ال إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد
}وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without
science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang
dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya
mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat
guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya
adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan
akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa
tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang
banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak
memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat
sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah
sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan
mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi
besar Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat
manusia yang salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat
manusia di muka bumi ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is
the father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya
seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab
itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan
membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN”
dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
اط ِ ور بِإ ِ ْذ ِن َربِ ِه ْم إِلَى
ِ ص َر ِ ُّت إِلَى الن ُّ َاس ِمن
ِ الظلُ َما َ َّاب أ َ ْنزَ ْلنَاهُ إِلَي َْك ِلت ُ ْخ ِر َج الن
ٌ َ الر ج ِكت
}1{ يز ْال َح ِمي ِد ِ ْالعَ ِز
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin
Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS.
Ibrahim)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan
menggunakan bentuk jamak untuk kata ( )الظلماتyang berarti aneka gelap, sedang ()النور
dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu
bermacam-macam serta beraneka ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda
dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan
bahwa antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang
saling mengikat. Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi
al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta
sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini
menunjukkan bahwa kemajuan membangun karakter bangsa tidak dapat dinilai dengan
apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya
suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan pembangunan karakter bangsa itu
termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah
kitab yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an
adalah kitab terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun
karakter bangsa akan berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan
mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan demikian membangun karakter
bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil,
para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan
membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut Harun Yahya dalam The Qur’an
Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam
saat ini? Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan Penelitian
International menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk
memiliki 1600 pakar pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta
penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene
mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65 pakar
yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang membangun karakter
bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh
tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang
Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal
14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter
bangsa. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya
luhur, dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus
dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
َِبا ْس ِم َر ِب َك الَّذِي َخلَق
Artinya : “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akan tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari
firman-firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-
Qur’an dan meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat darinya untuk
menjadikannya sebagai contoh kepribadian bangsa, maka salah satu yang harus
dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu,
yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa
Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain
Allāh, karena mereka nanti akan memaki Allāh dengan melampaui batas tanpa dasar
pengetahuan. Demikianlah, Kami Jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan
mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan Memberitahukan
kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-An’ām [6]: 108)
Hadirin rahimakumullah,
Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa Allāh melarang umat
Islam untuk memaki tuhan orang-orang musyrik walaupun ada nilai kemaslahatan
dalam makian tersebut. Sebab, akan terdapat mafsadah/kerusakan yang lebih besar
yaitu sikap mereka yang memaki Tuhan orang-orang yang beriman. Dengan adanya
larangan tersebut, sikap saling menghargai antar pemeluk agama seharusnya
ditampilkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak perkara yang lebih
besar yang sebenarnya dapat diselesaikan bersama, dengan mengesampingkan latar
belakang agama.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Allāh memerintahkan umat Islam untuk
mengambil jarak demarkatif dengan non-muslim. Betapapun demikian, menurut al-
Ustādz asy-Syahīd Sayyid Quthb dalam kitabnya at-Tafsīr fi Zhilālil Qurān, Allāh juga
mengajarkan kepada umat Islam agar dalam mengambil jarak tersebut dilakukan
dengan beradap, penuh wibawa, dan penuh harga diri. Hal ini adalah suatu sikap yang
sesuai dengan statusnya sebagai orang-orang yang beriman. Dalam konteks ini, nilai
persamaan sebagai manusia lebih dikedepankan. Sementara, agama boleh
dikesampingkan dalam hubungan sosial karena agama adalah wilayah individual.
Toleransi lintas agama adalah syarat mutlak untuk menjalin kerukunan di tengah
kehidupan bangsa yang beraneka ragam. Pluralitas sendiri sebenarnya adalah sebuah
keniscayaan yang sengaja diciptakan oleh Allāh SWT. Dengan adanya keragaman,
khususnya dalam masalah agama, kedewasaan sikap menjadi tuntutan utama. Sebab,
jika hal itu diabaikan maka akan menimbulkan kekacauan (chaos) yang justru merusak
tatanan kehidupan. Dengan hadirnya toleransi –yang dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah tasāmuh–, umat beragama dapat hidup rukun berdampingan.
Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Islam
menjadi rahmat bagi semua manusia dan semesta alam. Artinya, nilai-nilai kasih sayang
dalam Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam an sich. Lebih dari itu, Islam
adalah agama yang sejak awal bertujuan menciptakan perdamaian dunia. Sikap saling
menolong (ta’āwun), apalagi menyangkut kemaslahatan bersama, bukanlah hal
mustahil untuk dilakukan. Potret kehidupan yang rukun –antara umat Islam dan non-
muslim– ketika Nabi Muhammad SAW hidup di Madinah menjadi preseden terbaik
untuk mengaplikasikan nilai kerahmatan Islam.
Islam sebenarnya membuka “keran” yang lebar bagi umatnya untuk berbuat baik
kepada umat agama lain. Betapapun agama mereka berlainan, namun mereka tetaplah
makhluk ciptaan Tuhan yang berhak atas perlakuan baik selama hidup di dunia. Justru,
ketika umat Islam bersikap “sinis” kepada mereka akan menciderai substansi Islam itu
sendiri. Islam tidak menginginkan orang memeluk agama karena faktor keterpaksaan.
Bukankah sudah jelas bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Berkaitan dengan hal
ini, marilah kita simak firman Allāh dalam surat al-Mumtahanah [60] ayat 8, yang
berbunyi:
Artinya: “Allāh tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu
dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allāh Mencintai orang-orang yang berlaku
adil.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 8)
Hadirin rahimakumullah,
Dalam Tafsir al-Jalālain secara singkat diartikan bahwa dhamīr “hum” dalam ayat
di atas bermakna “al-kuffār” (orang-orang kafir).
ِ َولا ْمَيُ ْخ ِر ُج ْو ُك ْم
َ:َم ْنَ ِد اي ِار ُك ْم يَالدي ِْن ا
ِ َلاَ اي ْن اها ُك ُمَهللاَُع ِانَالَّ ِذي اْنَلا ْمَيُقاا ِتلُ ْو ُك ْمَ ِف
ََولا ْم
يَالدي ِْن ا
ِ ان َ ِإلاىَا ْل اكفا ار ِة َالَّ ْذ ِي ان ا
َل َيُقاا ِتلُ ْونا ُك ْم َ ِف ِ س َاْلحْ ا أ ا ْي ا
ِ ْ َل َ اي ْن اها ُك ْم َع ِان
َم ْن ُه َْم
ِ َوالضعفا ِة اء ا
ِ س اج ُك ْمَكاالنِ ا ِ علاىَ ِإ ْخ ار يُ اظا ِه ُر َْواَأ ا ْيَيُعاا ِونُ ْواَ ا
Demikian Ibnu Katsir menerangkan dalam kitab tafsirnya. Maksudnya adalah,
(Allāh) tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir yang
tidak berniat membunuh dalam agama dan tidak bersekongkol untuk mengusir umat
Islam. Sebagai gambarannya dapat kita cermati dalam kisah berikut. Asma’ binti Abu
Bakar ash-Shiddīq menceritakan bahwa ibunya –yang ketika itu masih musyrikah–
berkunjung kepadanya, maka ia pergi menemui Rasulullah bertanya: “Bolehkah saya
menjalin hubungan dengan ibu saya?” Nabi (kemudian) menjawab: “Ya! Jalinlah
hubungan baik dengannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kata tabarrūhum (َ )تابا ُّر ْو ُه ْمdalam ayat di atas, menurut M. Quraish Shihab dalam
Tafsir al-Mishbah, berasal dari kata “al-birr” yang artinya adalah ‘kebajikan yang luas’.
Dataran yang terhampar di persada bumi ini dinamai “bar”, karena luasnya. Dengan
pemahaman tersebut, tercermin izin (justifikasi) melakukan aneka kebajikan bagi non-
muslim, selama tidak membawa dampak buruk bagi umat Islam. Sebagai penegasan,
ternyata Islam membukan jalan untuk berbuat ihsān kepada non-muslim. Kebaikan
yang dapat dilakukan sangatlah beragam sebagaimana penjelasan semantik di atas.
Dengan kebaikan yang disebarluaskan tersebut, toleransi akan dapat pula terwujudkan.
Selanjutnya, kata tuqsithū (ط ْوا ُ س
ِ )ت ُ ْق, berasal dari kata al-qisth, yang berarti adalah
‘adil’. Masih merujuk goresan tinta Quraish Shihab, pakar tafsir dan hukum, Ibnu ‘Arabi
sampai kepada simpulan: “Tidak melarang kamu memberi (se)bagian dari harta kamu
kepada mereka.” Pertolongan yang boleh diberikan kepada non-muslim tidak hanya
berupa bantuan moril, tetapi dapat berbentuk materiil. Hal ini semakin membuka jalan
untuk bersama-sama berjuang mengentaskan kemiskinan bangsa. Lebih dari itu,
konsepsi ini berdampak positif terhadap kebersatuan bangsa dalam menciptakan
perekonomian yang adil dan berimbang.
Hadirin rahimakumullah,
Pentingnya membangun bangsa yang harmonis dan bersahaja seharusnya
menjadi kesadaran seluruh elemen bangsa. Dimana hal ini baru dapat diwujudkan
ketika seluruh elemen bangsa dapat berjabat-erat, bersatu-padu, bergandengan-tangan,
mewujudkannya dalam kehidupan bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika. Sekat agama
yang seringkali dijadikan pembatas ekstrim hendaknya dihindarkan untuk kebaikan
bersama demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, Indonesia akan benar-benar
menjadi bangsa yang harmonis dan bersahaja. Harmonis adalah arti hadirnya
kerukunan di tengah keberagaman. Bersahaja dalam pengertian, berpegang teguh
terhadap moralitas dan patut menjadi teladan bagi bangsa lainnya.
Mengutip apa yang dituliskan oleh Marwan Ja’far dalam sebuah opini di Harian
Republika. “Kita perlu kembali pada prinsip umum ajaran Islam (maqāshid al-syarī’ah)
tentang eksistensi agama lain, yakni pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusian dan
keabsahan de facto dan de jure sebagai bagian integral dari sebuah komunitas.
Hubungan muslim dan pemeluk agama lain wajib dipandang sebagai anggota yang
memiliki tanggung jawab terhadap keutuhan komunitas.” Dalam konteks ini, toleransi
bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan namun sudah menjadi bagian kehidupan
bangsa. Dengan demikian maka keharmonisan dalam kehidupan beragama akan
terwujudkan.
Hadirin rahimakumullah,
Simpulan yang dapat kita petik dari pensyarahan Al-Qur’ān di atas adalah
sebagai berikut. Pertama, di tengah kehidupan bangsa yang plural, toleransi menjadi
pijakan utama untuk merajut persatuan dan kesatuan. Ketika toleransi hilang dari
tengah-tengah kehidupan maka yang terjadi adalah sikap saling mencurigai yang
berimbas pada ketidaknyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua,
toleransi (tasāmuh) dalam konteks agama Islam adalah bagian dari cara untuk
membumikan nilai kerahmatan Islam kepada semesta alam. Ketika hal ini dapat
terwujudkan maka kedamaian (peace) di bumi tercinta Indonesia akan menjadi sajian
utama.
Sebagai penutup, jika toleransi lintas agama dapat terjalin, impian untuk hidup di
tengah bangsa yang harmonis dan bersahaja insyā Allāh akan segera terwujudkan.
Semoga Allāh memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada kita. Āmīn ya Mujība du’āi
as-sāilīn. []
Wallāhu al-muwaffiq ila aqwami ath-tharīq. Wa huwa al-hādiy ila shirāthil mustaqīm.
Keterangan: Naskah boleh digunakan untuk kepentingan apapun, khususnya Musābaqah
Syarhil Qur’ān dengan mencantumkan sumbernya. Jazakumullāh…
Ibu, sungguh ku teladanimu
Caraku berjalan
Caraku tersenyum
Ibu,
Kau memberiku jalan
Kini kuberikan jalan untukmu
Menuju surga
Karena semua ajaranmu
Karena semua cintamu
Ibu…!
Aku tahu…
Semua letihmu itu tulus
Dan…akupun tahu
Bukan apa-apa yang engkau ingin
Engkau tak pernah inginkan apa-apa.
***
Ibu…!
Dulu engkau pernah bilang
Cepatlah besar anakku !
Jadilah engkau orang besar
Yang membesarkan hati Ibu.
***
Ibu…!
Semua hebatku
Tak kan pernah ada
Tanpa ikhlas pengorbananmu.
***
Ibu…!
Sabdamu adalah do’a
Do’a yang nyaring terdengar
Dan pasti… didengar !
***
***
Bunda… Bunda…
Usiamu kini tak lagi muda
Tapi aku jua belum bisa apa-apa.
***
Aku tak tau apa yang harus kulakukan tanpa dia
Dia yang selalu mengerti aku
Dia yang tak pernah letih menasehatiku
Dia yang selalu menemani.
***
Ibu…
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian.
***
Ibu…
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga.
***
Ibu…
hanya do’a
yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu tiada terbalas.
***
Ibu
Maafkan atas tangis ini
Maafkan aku atas rasa bodoh ini
Maafkan atas segala laraku untukmu
Maaf.
***
Ibu
Mengapa tak sadar diri ini
kalau dia selalu menyayangiku
Lebih dari siapapun
Apapun.
Ibu…
kau berlian dihati kami
Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Ibu…
Kami hanya ingin menjadi
sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu
dalam pundak kami
Ibu…
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.