Anda di halaman 1dari 3

*DISKUSI 2: MENDALAMI TEMA CERPEN*

Bahasan yang begitu penting ketika hendak menulis adalah mampu mendalami tema
cerpen. Mendalami tema menjadi hal utama supaya cerpen yang kita tulis memiliki daya
khas yang unik dari cerpen lain yang pernah ditulis.

Fakta yang ada bahwa semua tema yang kita kenal atau ketahui sudah pernah ditulis.
Bahkan tema yang sama bisa ditulis ulang ribuan kali, atau lebih. Ini adalah realita yang tak
terbantahkan. Secara kasat mata saja, ada sebuah event lomba menulis skala nasional dan
ada ribuan cerpen yang masuk. Tentu cerpen itu menulis tema yang sama, yang telah
ditetapkan oleh panitia.

Tapi kenyataannya, tak ada satu cerpen pun yang sama dengan cerpen peserta lain. Ada
cerpen yang begitu memukau dewan juri sehingga terpilih sebagai pemenang, dan lebih
99% cerpen lainnya tidak terpilih sebagai pemenang.

Begitu juga ada ratusan cerpen tiap minggu yang masuk ke email redaksi koran, tapi yang
terpilih cuma 1 cerpen untuk dimuat. Bagaimana nasib ratusan cerpen yang masuk itu
apakah kurang menarik? Banyak faktor yang menjadi indikator dimuatnya sebuah cerpen,
dan tema yang relevan dengan media tersebut tentulah menjadi pertimbangan penting
redaksi meloloskan cerpen tersebut untuk naik terbit di rubrik cerpen mereka.

Dan, tema menjadi ruh cerpen yang secara keseluruhan memberi identitas unik, yang
membedakan dengan cerpen lain. Sama seperti kita yang punya identitas, berupa KTP/SIM,
akta lahir, dsb. Cerpen juga harus dilabeli dengan identitas, dan itu adalah tema.

Walau kesannya kurang begitu penting, tapi sadarlah tanpa mampu menguasai tema yang
relevan akan menjadi amat sukar dirimu menonjolkan identitas cerpen tersebut. Sehingga
daya tariknya lemah, dan kurang greget jika disandingan dengan yang lain. Tentu ini jadi
poin minus jika diikutkan di lomba cerpen, atau dikirim ke koran. Sudah bisa ketebak
bagaimana nasib cerpen tersebut.

Lantas, bagaimana caranya bisa mendalami sebuah tema?

Sebelum kita perdalam, sebaiknya kita tegakkan dulu pemahaman apa itu tema. Saya
perjelas lagi, ada 3 poin yang sering salah kita pahami, yakni: tema, topik, dan judul. Apakah
kamu bisa membedakan ketiga hal tersebut?

Sederhananya begini: tema itu pokok bahasan utama, topik itu bagian-bagian dari tema, dan
judul itu bagian yang spesifik dari topik.

Analoginya seperti ini (untuk mempermudah pemahaman), tema misalnya itu kita
gambarkan sebagai sebuah rumah. Dan, rumah juga banyak modelnya: ada rumah kayu,
beton, modern, klasik, satu lantai, 2 lantai, rumah sakit, rumah jompo, dll. Setiap model
rumah itu kita sebut sebagai tema.
Anggaplah kita ambil satu tema, yakni rumah klasik (kuno/tradisional) dan coba gambarkan
dalam imajinasimu seperti apa bentuk rumah klasik itu. Rumah klasik itu punya
bagian-bagiannya seperti halaman, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar tidur, kamar
mandi, dll. Bagian-bagian dari rumah itu kita sebut TOPIK. Coba pilih salah satu topik dari
rumah klasik itu yang menarik untuk ditulis, misalnya kamar tidur.

Nah, sekarang fokuskan imajinasimu dan masuklah ke dalam kamar tidur rumah klasik itu.
Apa yang kamu lihat di dalam kamar itu? Tentu di dalam kamar yang luas itu kamu bisa
melihat ada tempat tidur berkelambu, meja rias dan cermin yang berukir indah, lantai tekel
motif jadul, cat dinding kamar, jendela lebar dan tinggi, dll.

Bagian-bagian yang spesifik dari kamar tidur itulah yang bisa kita jadikan judul tulisan.
Carilah yang paling kamu sukai, kuasai, unik, khas, dll dan ini akan jadi cerita yang paling
greget yang pernah kamu tulis. Misalnya kamu pilih untuk menulis tentang tempat tidur, lalu
buatlah judul yang menarik. Cara membuat judul akan kita bahas dalam diskusi 3 minggu
depan.

Dari kamar tidur ini ada banyak cerita yang bisa kita tulis, belum lagi bagian-bagian rumah
lainnya. Jadi, satu tema bisa dijadikan ratusan bahkan ribuan cerita yang menarik.

Nah, sebagai contoh kita ambil tema lomba WR: *HARI TERINDAH BERSAMA IBU*.
Sekarang kita bisa perdalami dengan membuat struktur seperti ini:
Tema: Hari Terindah Bersama Ibu
Topik: -kenangan waktu kecil; kenangan waktu SD; Kenangan waktu SMA; kenangan waktu
sakit, dll (pilih salah satu)
Judul: Seribu Nyawa untuk Ibu (diambil dari topik kenangan waktu Ibu sakit, cerita
perjuangan aku pontang panting berjuang sampai ibu sembuh, seperti ingin memberi seribu
nyawa utk ibu).

Cara seperti ini bisa diterapkan untuk tema-tema yang lain, baiknya dari 1 tema dibuat
sedikitnya 5 topik lalu pilih salah satu. Dari topik yang dipilih tersebut buatkan judul. Judul ini
adalah bentuk simbolik dari keseluruhan cerita, biasakan menulis judul di awal ya, tidak
wajib harus judul yang keren, nanti juga bisa diganti waktu revisi.

Dalam memilih tema bisa kita kelompokan dalam 4 skala prioritas:


1) Prioritas utama: kita sukai dan kuasai, jika ketemu tema ini langsung tulis.

2) Perioritas kedua: kita sukai tapi tidak kuasai, sokusinya lakukan pendalaman dan riset
tentang tema itu.

3) Perioritas ketiga: kita tidak sukai tapi kuasai. Contoh: tema *kisah tentang mantan*, dia

😁😂
benci sama mantan dan gak suka ceritakan mantannya, tapi dia tahu ceritanya malah
sangat kuasai. Jika gak ada opsi lain, prioritas ketiga ini boleh dicoba

4) Perioritas keempat: tidak disukai, dan tidak dikuasai. Ini tak perlu ditulis, hehe....
Oke, sekarang kita latihan tentang memperdalam tema (sambil tanya-tanya jika ada yang
belum paham, kasih KODE: *DISKUSI 2*).

Lengkapi struktur tema di bawah ini, tentukan salah satu topik, lalu buatkan judul cerpennya
sesuai dengan topiknya, copas struktur berikut:

*TUGAS DISKUSI 2*
*TEMA: KETIKA AKU REMAJA*
*TOPIK:.....?*
*JUDUL:.....?*

Anda mungkin juga menyukai