OLEH :
AGUNG FITRAHTULLAH
D311 16 317
CR = 132∙A∙v2∙κ1∙κ2∙κ3∙κt [N]
Dalam hal khusus untuk koefisien dorong CTh > 1,0, penentuan κt menurut rumus
berikut dapat disyaratkan:
CR (CTh)
κt. = CR (CTh=1,0)
1.2 Momen torsi kemudi ditentukan dengan rumus berikut:
QR = CR∙r [Nm]
r = c (α - kb) [m]
𝐴𝑓
= 𝐴
2.1 Gaya kemudi total CR dihitung menurut persamaan (1.1). Distribusi tekanan
pada permukaan kemudi, yang menjadi dasar penentuan momen torsi dan
kekuatan daun kemudi,diperoleh sebagai berikut:
Luas daun kemudi dapat dibagi menjadi dua bagian persegi Panjang atau
trapezium dengan luas A1 dan A2 (Gambar 14.2).
Gaya yang dihasilkan dari setiap bagian dapat diperoleh sebagai berikut:
𝐴1
CR1 = CR [N]
𝐴
𝐴2
CR2 = CR [N]
𝐴
2.2 Momen torsi yang dihasilkan dari setiap bagian dapat diperoleh sebagai
berikut:
QR1 = CR ∙ r1 [Nm]
QR2 = CR ∙ r2 [Nm]
r1 = c1 (α-kb1) [m]
r2 = c2 (α-kb2) [m]
𝐴1𝑓
kb1 =
𝐴1
𝐴2𝑓
kb2 = 𝐴2
𝐴1
c1 = 𝑏1
𝐴2
c2 = 𝑏2
b1, b2 = tinggi rata-rata luas bagian-bagian daun kemudi A1 dan A2 (lihat
gbr 14.2)
𝐴2
r1,2min = (c1 ∙ A1 + c2 ∙ A2) [m] untuk kondisi maju
𝑏2