Anda di halaman 1dari 5

KONSTRUKSI KAPAL 3

“RUDDER and MANOEUVRING


ARRANGEMENT”

OLEH :
AGUNG FITRAHTULLAH
D311 16 317

DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2019
Gaya Kemudi dan Momen Torsi
1. Gaya kemudi dan momen torsi untuk kemudi biasa

1.1 Gaya kemudi ditentukan menurut rumus berikut:

CR = 132∙A∙v2∙κ1∙κ2∙κ3∙κt [N]

v= va untuk kondisi mundur

v0 untuk kondisi maju

κ1 = koefisien yang tergantung pada aspek rasio Λ


= (Λ + 2)/3, dimana Λ tidak perlu diambil lebih besar dari 2

κ2 = koefisien yang tergantung pada bentuk/jenis kemudi sesuai Tabel


14.1.

κ3 = koefisien yang tergantung pada letak kemudi

= 0,8 untuk kemudi diluar pancaran baling- baling

= 1,0 tempat lain, termasuk juga kemudi dalam pancaran baling-


baling

= 1,15 untuk kemudi dibelakang tabung baling- baling

κt = koefisien yang tergantung pada koefisien dorong CTh

= 1,0 pada umumnya

Dalam hal khusus untuk koefisien dorong CTh > 1,0, penentuan κt menurut rumus
berikut dapat disyaratkan:

CR (CTh)
κt. = CR (CTh=1,0)
1.2 Momen torsi kemudi ditentukan dengan rumus berikut:

QR = CR∙r [Nm]

r = c (α - kb) [m]

α. = 0,33 untuk kondisi maju

= 0,66 untuk kondisi mundur (secara umum)

= 0,75 untuk kondisi mundur (bentuk cekung)

Untuk bagian kemudi dibelakang suatu konstruksi tetap seperti tanduk


kemudi :

α. = 0,25 untuk kondisi maju

= 0,55 untuk kondisi mundur

Untuk kemudi dengan daya angkat tinggi α akan dipertimbangkan secara


khusus. Jika tidak diketahui, α = 0,4 dapat digunakan untuk kondisi maju.

kb = factor keseimbangan sebagai berikut :

𝐴𝑓
= 𝐴

= 0,08 untuk kemudi tak seimbang.

rmin = 0,1∙ c [m]

1.3 Pengaruh jenis/bentuk kemudi yang digunakan pada pemilihan dan


pengoperasian instalasi penggerak harus diperhatikan.
2. Gaya kemudi dan momen torsi untuk daun kemudi yang terpotong
(kemudi semi-gantung)

2.1 Gaya kemudi total CR dihitung menurut persamaan (1.1). Distribusi tekanan
pada permukaan kemudi, yang menjadi dasar penentuan momen torsi dan
kekuatan daun kemudi,diperoleh sebagai berikut:

Luas daun kemudi dapat dibagi menjadi dua bagian persegi Panjang atau
trapezium dengan luas A1 dan A2 (Gambar 14.2).

Gaya yang dihasilkan dari setiap bagian dapat diperoleh sebagai berikut:

𝐴1
CR1 = CR [N]
𝐴

𝐴2
CR2 = CR [N]
𝐴

2.2 Momen torsi yang dihasilkan dari setiap bagian dapat diperoleh sebagai
berikut:

QR1 = CR ∙ r1 [Nm]

QR2 = CR ∙ r2 [Nm]

Lengan r1 dan r2 harus ditentukan sebagai berikut:

r1 = c1 (α-kb1) [m]

r2 = c2 (α-kb2) [m]

𝐴1𝑓
kb1 =
𝐴1

𝐴2𝑓
kb2 = 𝐴2

untuk A1f, A2f dapat dilihat di gambar 14.2

𝐴1
c1 = 𝑏1

𝐴2
c2 = 𝑏2
b1, b2 = tinggi rata-rata luas bagian-bagian daun kemudi A1 dan A2 (lihat
gbr 14.2)

2.3 Momen torsi kemudi total ditentukan menurut rumus berikut :

QR = QR1 + QR2 [Nm]

QRmin = CR ∙ r1,2min [Nm]

𝐴2
r1,2min = (c1 ∙ A1 + c2 ∙ A2) [m] untuk kondisi maju
𝑏2

Anda mungkin juga menyukai