Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Keuangan Stratejik

Ethical Breakdown

Oleh:

M. Rifqi Dwi Tamam 17311131

Aziza Ayang N. P. 17311146

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Tahun Ajaran 2019/2020


Pendahuluan

Kebanyakan dari manajer akan menjalankan etika dalam berorganisasi, namun korupsi
dalam perusahaan tetap tersebar dengan luas. Masalahnya adalah bahwa beberapa pemimpin
bisa jadi orang yang jahat, dan mereka mengarahkan penyimpangan dari atas. Tapi hal itu
jarang terjadi. Tetapi lebih sering bahwa karyawan yang melanggar aturan etika karena mereka
tidak bertanggung jawab terhadap perilaku tidak etis dan bahkan mungkin secara tidak sadar
melakukannya. Berdasarkan penelitian ekstensif tentang bias kognitif, mereka menawarkan
lima alasan untuk kebutaan ini dan menyarankan apa yang harus dilakukan terhadap mereka,
antara lain: Ill-Conceived Goals, Motivated Blindness, Indirect Blindness, The Slippery Slope,
Overvaluing Outcomes.

Pembahasan

1. Ill-Conceived Goals
Deskripsi: Kami membuat tujuan dan insentif untuk mempromosikan perilaku yang
diinginkan, tetapi mereka menyimpang dari yang diinginkan.
Solusi: Melakukan brainstorming untuk merencanakan tujuan dan insentif dan
mempertimbangkan tujuan alternatif yang lebih penting dari penghargaan.

Suatu perusahaan sudah menetapkan tujuan dan memberikan insentif untuk para
karyawan agar mereka dapat ber-etika dalam berperilaku akan tetapi hal tersebut tidak
berpengaruh sehingga para karyawan tetap berperilaku yang tidak baik. Padahal tujuan
dari perusahaan tersebut dibuat untuk meningkatkan karyawan yang memiliki etika
baik di perusahaan.
2. Motivated Blindness
Deskripsi: Kami mengabaikan perilaku orang lain yang tidak etis ketika kita tetap tidak
tahu.
Solusi: Perusahaan seharusnya lebih waspada dalam mengambil keputusan dalam
menjelaskan dampak negatif yang terjadi.

Suatu perusahan harusnya lebih sadar jika dalam aktivitas di suatu perusahaan
bisa saja ada hal negatif. Sikap waspada inilah yang dibutuh oleh manajer untuk
mengetahui hal negatif tersebut dan bisa mengambil keputusan dari hal tersebut.
3. Indirect Blindness
Deskripsi: Kami meminta orang lain kurang bertanggung jawab atas perilaku yang tidak
etis ketika dilakukan melalui pihak ketiga.
Solusi: Ketika perusahaan mau mengadakan outsourcing, sebaiknya perusahaan perlu
memperkirakan atau analisis terhadap perusahaan dituju apakah mereka itu nantinya
akan berbuat etis atau tidaknya.

Suatu perusahaan yang akan mengadakan kejasama dengan pihak lain harus tau
sebab dan akibat misalnya dari perilaku yang ditimbulkan jika mereka melakukan
kerjasama, apakah akan berdampak baik atau buruk terhadap perusahaan.
4. The Slippery Slope
Deskripsi: Perusahaan kurang mampu melihat perilaku tidak etis yang sudah ada dan
berkembang di lungkungan perusahaan.
Solusi: Waspada terhadap adanya pelanggaran etis yang terkesan sepele dan segera
mengatasi dan menyelidiki apakah ada perubahan perilaku yang telah terjadi.

Perusahaan harusnya memberi perhatian lebih terhadap perilaku yang tidak baik
yang terjadi di lingkungan perusahaan karena jika dibiarkan perilaku yang tidak baik
seperti itu dapat menyebar dengan luas ke seluruh perusahaan.
5. Overvaluing Outcomes
Deskripsi: Kami memberikan umpan kepada perilaku yang tidak etis jika hasilnya
bagus.
Solusi: Memerhatikan antara baik dan buruk suatu keputusan untuk etika yang mereka
lakukan. Berikan imbalan pada proses keputusan yang solid, bukan hanya fokus pada
hasil yang baik.

Perusahaan yang lebih mementingkan hasil daripada baik datau buruk dalam
suatu keputusan akan lebih memungkinkan untuk bisa memberikan penghargaan
kepada orang yang salah. Contohnya orang yang memiliki kinerja bagus dalam
perusahaan tetapi dia ternyata memiliki perilaku yang tidak baik di perusahaan, tetapi
karena perusahaan hanya melihat dari hasilnya maka perusahan tetap memberi dia
penghargaan.
Kesimpulan

Suatu perusahaan pasti ingin agar seluruh karyawannya tak terkecuali manajernya
untuk berperilaku etis dalam bekerja. Walaupun tak menutup kemungkinan banyak halangan
untuk mewujudkan hal tersebut seperti sikap manajer yang kurang waspada terhadap keadaan
lingkungan perusahaan, perilaku tidak etis yang datang dari karyawan itu sendiri dan dapat
menyebar ke yang lainnya, maupun pengaruh tidak baik yang datang dari luar perusahaan.
Untuk itu diperlukan adanya suatu pelatihan tentang etika kepada seluruh karyawan di dalam
suatu perusaan dan juga aturan yang tegas terhadap orang yang berperilaku tidak etis apalagi
sampai dia berniat untuk menyebarkannya kepada orang lain.

Daftar Pustaka
Ethical Breakdowns, https://hbr.org/2011/04/ethical-breakdowns

Anda mungkin juga menyukai