Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN CHILLER WATER COOLER PADA SISTEM


PENDINGIN
PT.TRANS RENTAIL INDONESIA

OLEH:
JULIANTO
NIM. D1131151035

Pembimbing Kerja Praktek:


Muhammad ivanto,S,T.,M.T.
NIDK.8865370018

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan kerja praktek ini yang berada di PT. Trans Rentail Indonesia
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademis
dalam mengikuti mata kuliah Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura. Dalam penulisan laporan ini, penulis membahas
tentang “Perawatan Chiller Water Cooler Pada Sistem Pendingin”.
Selama penyusunan laporan, penulis mengalami berbagai hambatan,
namun semua hal itu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir.Yohannes M. Simanjuntak, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Muhammad Ivanto,ST, MT. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Suryanto Soehartono, selaku Pendamping Kerja Praktek (KP) yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan KP di PT. Trans Rentail Indonesia
Karyawan dan staf yang telah membantu selama pelaksanaan kerja praktek
4. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan
selama kerja paktek, baik materi maupun moril.
5. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah banyak membantu baik
moril dan materil dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan
dapat dipergunakan oleh penulis dan pembaca.

Pontianak, 30 November 2018


Penulis,

Robiyanyusra
NIM.D1131141035

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KAMPUS


HALAMAN PENGESAHAN TRANSMART
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek ..................................................................................... 1

1.3. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.4. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 2

1.5. Manfaat Kerja Praktek bagi Institusi Tempat Kerja Praktek ......................... 2

1.6. Metode Pengumpulan Data............................................................................ 3

1.7. Sistematika Penulisan .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ...................................................... 5


2.1. Sejarah Umum Perusahaan ............................................................................ 5

2.2. Lokasi Perusahaan ......................................................................................... 6

2.3. Visi dan Misi ................................................................................................. 7

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................................... 8

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK .................................................... 9


3.1. Ruang Lingkup Kerja Praktek ....................................................................... 9

3.2 Waktu Dan Tempat Kerja Praktek .............................................................. 13

3.3 Kegiatan Proses Kerja Praktek .................................................................... 13

3.4 Kegiatan Kerja Paktek Maintenans ............................................................. 16

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 17


4.1 Coling Tower ............................................................................................... 17

4.2 Fungsi Menara Pendingin ............................................................................ 18

iii
4.3 Prinsip Kerja Menara Pendingin .................................................................. 19

4.4 Perawatan Coling Tower ............................................................................. 21

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 25


5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 25

5.2 Saran ................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi PT.Trans Retail Indonesi Pontianak ...................................... 7


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Prusahaa ............................................................ 8
Gambar 3.1 Coling tower ...................................................................................... 9
Gambar 3.2 Pompa water chiller.......................................................................... 12
Gambar 3.3 Kondensor ......................................................................................... 12
Gambar 4.1. Range dan approach temperatur pada menara pendingin ................ 17
Gambar 4.2 Skema Menara Pendingin.................................................................. 19
Gambar 4.3 pembubuhan ciran chemichal Menara Pendingin ............................. 22
Gambar 4.4 filter basin Menara Pendingin...........................................................22
Gambar 4.5 kipasMenara Pendingin......................................................................23

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada unit pendingin yang berkapasitas besar, biasanya menggunakan
kondensor dengan pendingin air. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi, maka
dari itu diperlukan alat bantu sirkulasi air yang disebut menara pendingin (cooling
tower). Alat ini berfungsi untuk mendinginkan air panas yang berasal dari
kondensor dan mensirkulasikannya kembali ke menara pendingin. Menara
pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara menyerap panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke
aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya,
air yang tersisa didinginkan secara signifikan. Menara pendingin mampu
menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan perpindahan panas yang lain
yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam
mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien
Pendingin (cooling tower) berfungsi untuk menurunkan temperature air
pendingin condenser dan mesin AC berpendingin (water cooled AC system)
sehingga dapat digunakan kembali sebagai medium pendingin. Prinsip kerja dari
menara pendingin adalah dengan mengontakkan air yang diinginkan dengan udara
dan menguapkan sebahagian dari air tersebut sehingga setelah keluardari menara
temperatus air menjadi turun. Untuk memperluas bidang kontak antara air dan
udara, air disemprotkan melalui nozzle-xozle ata memercikkan air melalui bafel-
bafel (filler). Udara yang dikontakkan dengan air ruang menara pendingin dapat
bersirkulasi secara alami atau didorong/ditarik dengan fan.

1.2. Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan ini sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengalaman operasional dalam suatu industri khususnya
penerapan ilmu yang sesuai dengan bidang yang ditekuni pekerja
praktek.

1
2. Memahami teknologi, alur dan proses sistem pendingin pada bangunan
3. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama ini dibangku
perkuliahan

1.3. Rumusan Masalah


Adapun masalah yang sering terjadi pada sistem air coller adalah korosi,
lumut pada colling tower. Faktor utama yang mempangaruhi terjadinya
korosi adalah kondisi air pendingin itu sendiri. Beberapa kondisi tersebut
antara lain :
1. Oksigen atau dissolved gas yang lain.
2. Dissolved dan suspended solid.
3. Alkalinitas (pH).
4. Suhu.
5. Aktifitas mikroba.
Akibat dari korosi sangat menggangu jalanya sistem pendingin
dimana pindahan kalor yang berjalan sangant tidak efisien misalnya terjadi
penyumbatan pada jalur fluida. Sedangkan pada cooling tower terdapat
banyak lumut dan mengakibatkan pelepasan panas ke atmosfir menjadi
terhambat.

1.4. Pembatasan Masalah


Pada laporan kerja praktek penulis membahas tentang pengoperasian
dan perawatan mesin pendingin coling tower, yang membahas tentang syarat
dalam pengoperasian dan perawatan coling tower.

1.5. Manfaat Kerja Praktek bagi Institusi Tempat Kerja Praktek


1) Perusahaan akan mendapatkan bantuan tenaga dari mahasiswa yang melakukan
kerja praktek.
2) Adanya tambahan referensi dari pengumpulan laporan kerja praktek.

2
1.6. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang diperoleh dalam penulisan laporan ini disusun dengan
menggunakan beberapa metode yaitu:
1) Metode Diskusi
Sebelum pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa bersama pembimbing
lapangan melakukan diskusi mengenai pengenalan dan apa yang akan
dilakukan saat kerja praktek.
2) Metode Orientasi Lapangan
Peserta kerja praktek turun ke lapangan untuk pengamatan mengenai alur
proses sehingga peserta memiliki wawasan dan ketrampilan yang
berkembang.
3) Studi Literatur
Peserta melakukan pencarian data dari buku-buku yang tersedia maupun dari
sumber internet untuk menambah kelengkapan data yang dibutuhkan dalam
pembuatan laporan kerja praktek.

3
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pelaksanaan kerja praktek, tujuan kerja
praktek, pembatasan masalah, manfaat kerja praktek, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah umum perusahaan, lokasi perusahaan,
visi dan misi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Bab ini berisi tentang ruang lingkup, waktu dan tempat, kegiatan
yang dilakukan selama kerja praktek, serta unsur-unsur pendunkung
dan penghambat dalam pelaksanaan kerja praktek.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan tentang alur proses pengoperasian ,
komponen yang bekerja dalam coling tower dan perawatan coling
tower.
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran dari pelaksanaan kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan


PT. Trans Rentail Indonesia atau lebih dikenal dengan Carrefour Indonesia
hadir pada tahun 1996 dan resmi membuka gerai pertamanya di Cempaka Putih,
Jakarta, pada tahun 1998. Sebagai lebih dari 4000 pemasok dari seluruh Indonedia
yang Carrefour Indonesia merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di
Indonesia sejak 1998. Sejak tanggal 19 November 2012, Carrefour di Indonesia
sudah dimiliki 100% sahamnya oleh CT Corp. Seiring dengan pergantian
pemegang saham tersebut, nama perusahaan berubah menjadi PT Trans Retail
Indonesia dari sebelumnya PT Carrefour Indonesia. Carrefour bermitra dengan
70% dari jumlah tersbeut termasuk dalam kategori Usaha Kecil Menengah
(UKM). Melalui Carrrefour Indonesia, para pemasok ini dapat memberikan akses
kepada pelanggan ke puluhan ribu jenis produk yang 90% nya merupakan produk
lokal.
PT. Trans Retail Indonesia membantu semua orang agar dapat menikmati
kualitas hidup yang lebih baik setiap harinya. Ambisi ini adalah landasan kami
dalam setiap keputusan dan langkah yang diambil untuk menjadi retailer terbaik di
Indonesia, sebagai tujuan utama berbelanja keluarga dengan memberikan
pelayanan dan produk berkualitas dimanapun dan kapanpun. PT. Trans Retail
Indonesia bersama dengan TransCorporation terus berinovasi dalam memberikan
standar pelayanan kelas dunia di industri ritel Indonesia melalui brand Carrefour,
Transmart dan Groserindo. Dengan lebih dari 12.000 pegawai, PT. Trans Retail
Indonesia terus memimpin perubahan dan menghidupkan mimpi melalui lebih
dari 100 gerai multiformat yang tersebar di seluruh Indonesia. Konsep hybrid
business yang pertama kali dikembangkan di Indonesia merupakan wujud inovasi
dan transformasi untuk memperkuat komitmen Trans RetaiI Indonesia dalam
memberikan pelayanan kelas dunia dan terbaik bagi keluarga Indonesia..
Transformasi dari Carrefour menuju Transmart didorong oleh spirit
entrepreneurship yang merupakan bagian dari DNA perusahaan. Pemimpin ritel
terbaik berkumpul disini untuk memberikan pelayanan prima dari hati demi

5
perubahan nyata untuk karir, kehidupan dan masa depan yang lebih baik. Banyak
transformasi yang kami lakukan, namun satu hal yang tidak pernah berubah :
dedikasi kami kepada konsumen dan mimpi kami untuk Indonesia yang lebih
baik.
Carrefour sebagai salah satu market leader di bisnis retail di Indonesia,
khususnya di bidang hypermart. Carrefour yang saat ini dikontrol oleh holding
company dari Indonesia CT Corp, menguasai market share di bidang hypermart
dengan market share 47% ( Kojongian, 2012). Carrefour memiliki 85 gerai di
seluruh Indonesia, salah satunya adalah Carrefour Kiaracondong. Selain itu juga
Carrefour meraih penghargaan Indonesia Best Brand Award (IBBA) Gold tiga
tahun berturutturut dari tahun 2011, 2012, 2013 (Carrefour, 2013).
Carrefour Indonesia adalah sebuah kelompok supermarket internasional,
berkantor pusat di Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar
setelah Wal-Mart. Carrefour Indonesia di bawah naungan PT Trans Retail
Indonesia menyediakan produk-produk di antaranya makanan segar yang terdiri
dari buah segar dan sayuran dan ikan dan daging, kemudian menyediakan bahan
makanan dan minuman, kemudian menyediakan kebutuhan rumah tangga,
kemudian menyediakan perlengkapan perawatan bayi, kemudian menyediakan
peralatan kosmetik, elektronik, serta tekstil. Carrefour Indonesia sudah melakukan
kerja sama dengan lebih dari empat puluh ribu pemasok yang tujuh puluh
persennya adalah dari Usaha Kecil dan Menengah.
Carrefour Indonesia saat ini menguasai 40 % pasar ritel di segmen
hypermarket dan supermarket dengan jaringan operasional terdiri dari 85 gerai
atau pusat perdagangan di 28 kota di Indonesia. Jumlah karyawannya 28.000
orang. Carrefour Indonesia bermitra dengan lebih dari 4.000 pemasok. Dari
jumlah itu, 70 persen di antaranya adalah usaha kecil dan menengah. Perusahaan
itu melayani lebih dari 72 juta pelanggan di seluruh Indonesia.

2.2. Lokasi Perusahaan


Transmart terletak di jalan Arteri Supadio RT 009/RW 005, Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.

6
Gambar 2.1 Lokasi PT.Trans Retail Indonesi Pontianak

2.3. Visi dan Misi


Berikut adalah visi dan misi dari perusahaan Transmart Kubu Raya Pontianak :
Visi :
Visi P.T Trans Retail Carrefeur Indonesia
a. Menjadi ritel nomor 1 (satu) di indonesia
b. Menjadi top leader dalam bisnis ritel di indonesia baik partikel local
maupun partikel dai luar sehingga persaingan menjadi kompetitif dalam
merebut, menarik, dan mempertahankan konsumen
Misi :
Misi P.T Trans Retail Carrefeur Indonesia
Menciptakan toseba dengan konsep tempat belanja keluarga
a memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang
b menciptakan harga yang diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang
dekat
c membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas
d memberikan dukungan yang terbaik karyawan untuk berkembang dan
mencapai potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pelanggan.

7
2.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan perusahaan Transmart Kubu Raya Pontianak :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Prusahan

8
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Ruang Lingkup Kerja Praktek


A. Cooling Tower
Cooling tower adalah salah satu komponan yang terdapat pada ciller
dengan jenis kondensor adalah water cooled. Cooling tower adalah komponen
yang terdapat pada sistem chiller yang berfungsi untuk mendinginkan air panas
yang sebelumnya telah melawati bagian kondensor. Pada cooling tower, air
didinginkan dengan udara sekitar menggunakan bantuan blower.

Gambar 3.1 Coling tower

B. Kompresor
Sama seperti Air Condition, kompresor juga sebagai komponen utama
dalah pendingin yang berfungsi untuk mengsirkulasikan refrigerandalam
sistem pendingin. Kompresor juga menghisap uap refrigerant yang keluar dari

9
evaporator dan menaikan tekanan uap refrigerant agar titik embunya naik
diatas temperatur medium pendingin.
Kompresor mempunyai beberapa jenis menurut mekanisme gerakannya yaitu:
1. Reciprokating Compresor
2. Twin Screw Compresor
3. Rotary Compresor
4. Centripugal Compresor

C. Kondensor
Kondensor adalah bagian dari coling tower yang berfungsi memindahkan
panas dari sistem refrigerant ke media pendingin yang digunakan. Pada
kondensor ini gas atau uap refrigerant yang memiliki tekanan dan temperatur
tinggi. Selanjutnya panas yang dihasilkan pada kondensor, kemudian diserap
oleh media yang digunakan, seperti air ataupun udara sehingga menyebabkan
uap refrigerant mengembun manjadi cair.
Ada 3 jenis kondensor berdasarkan media pendinginnya.
1. Air cooled condensor : kondensor yang menggunakan pendingin udara.
2. Water cooled condensor : kondensor yang menggunakan pendingin air.
3. Evaporative condensor : kondensor yang menggunakan pendingin air dan
udara.

D. Katup expansi
Katup ekspansi digunakan untuk mengekspansi secara adiabatik cairan
refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat
keadaan tekanan dan temperature rendah. Pada waktu katup ekspansi
membuka saluran sesuai dengan jumlah refrigeran yang diperlukan oleh
evaporator, sehingga refrigerant menguap sempurna pada waktu keluar dari
evaporator (Arismunandar dan Saito, 2005). Apabila beban pendingin turun,
atau apabila katup ekspansi membuka lebih lebar, maka refrigerant didalam
evaporator tidak menguap sempurna, sehingga refrigerant yang terhisap masuk
kedalam kompresor mangandung cairan.

10
Katup expansi pada mesin chiller berfungsi untuk menurunkan tekanan
refrigerant. Melalui katup expansi terjadi perubahan tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Selain itu katup expansi juga mengontrol refrigerant yang masuk
kedalam evaporator. Bagian ini merupakan tempat untuk proses pendingin
refrigerant. Ada 6 macam alat pengontrol aliran refrigerant yaitu:
1. Capilary tube / choke tube
2. Thermostatic expantion value
3. Automatic expantion value
4. Hand operated needle value
5. Low pressure side value
6. High pressure side value

E. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator juga merupakan
tempat untuk refrigerant menguap untuk menyerap panas dari udara, air
ataupun bahan lainya. Terdapat 3 macam kategori pada evaporator chiller,
kategori pada chiller tergantung dari media atau bahan yang diinginkan yaitu :
1. Air cooled
2. Liquid cooled
3. Evaporator juga bisa membuat es langsung.

F. Pompa sirkulasi
Pada sistem chiler terdapat dua jenis pompa sirkulasi yaitu :

11
Gambar 3.2 Pompa water chiller

G. Kondensor water pump


Kondensor water pump adalah pompa sirkulasi air pendingin pada
kondensor. Pompa ini hanya digunakan pada chiller yang menggunakan pada
jenis kondensor water cooled. Fungsi dari pompa ini adalah mensirkulasikan
atau mengalirkan air pendingin dari kondensor kepada chiller.

Gambar 3.3 Kondensor

H. Evaporator water pump


Evaporator water pump atau chiller water pump adalah pompa yang
berfungsi untuk mengsirkulasikan air dingin dari ciller menuju pada Fun Coil
Unit (FCU) dan Air Handling Unit (AHU).

12
I. Tangki penampung
Tangki penampung (receiver) adalah tangki yang digunakan untuk
menyimpan refrigerant cair yang berasal dari pengeluaran kondensor. (Ilyas,
1993). Namun, apabila temperature air pendingin didalam kondensor relative
rendah, dan temperature ruang mesin dimana tangka penampungan cairan
dipasang lebih tinggi, kadang-kadang cairan refrigerant yang terjadi didalam
kondesor tidak dapat mengalir dengan mudah. Dalam hal ini, bagian atas
kondensor harus dihubungkan dengan bagian atas penerima cairan oleh
penyama tekanan (Arismunandar dan Saito, 2005).

3.2 Waktu Dan Tempat Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan terhitung mulai tanggal 25


September – 24 November 2019, yang bertempat di PT.Trans Rentail
INDONESIA, yang berlokasi di Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat. Kerja praktek dilakukan terjadwal dan dengan jam kerja
dimulai pada sif masing masing.
3.3 Kegiatan Proses Kerja Praktek

Tabel 3.1 Aktivitas Lapangan Bulan September

No Aktivitas lapangan Bulan September

25 26 27 28 29 30

1 Pengenalan oprasional chiler


2 Pengenalan genset
3 Pengenalan panel listrik
4 Pengenalan air conditioner dan tata udara
5 Pengenalan AHU/FCU
6 Pengenalan coling tower

13
Tabel 3.2 Ak Tabel 3.2 Aktivitas Lapangan Bulan Oktober

Bulan oktober
No Aktivitas lapanagan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Oprasional chillwer
2 Membersihkan filter dan coil
3 Pemanasan genset tampa beban
4 Cek aki starter genset
5 Oprasional chiler
6 Pengecekan suhu dalam gedung
7 Bongkar blower
8 Oprasional chiler
9 Pembersihan ac
10 Pengecekan tegangan dan arus motor
11 Memeriksa kekencangan dan kelurusan fan belt
12 Membersihan filter dan coil
13 Mengukur suhu dan pemasuka udara

Tabel 3.3 Aktivitas Lapangan Bulan September (lanjutan)

Bulan September
No Aktivitas lapanagan
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Melakukan pelumas komponen bergerak
2 Pembersihan water stainer pada setiap unit ahu/fcu
3 Blow down sistem ahu
4 Pembubuhan chemical b05 pagi
5 Pembubuhan chemical e05 sore
6 Pembersihan basin coling tower
7 Pembersihan filter basin coling tower
14
Tabel 3.4 Aktivitas Lapangan Bulan Oktober

Bulan Oktober
67 Aktivitas lapanagan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Blow down sebelum chiler oprasional


2 Pengecekn fan coling tower
3 Pelumasan komponen fan coling tower
4 Ceklis oprasional chiler
5 Ceklis oprasional travo
6 Pencatatan meteran utility tenant
7 Pengeekan grese trap dan gas tenant
8 Pengecekan aki startercek level oli genset
9 Cek dan kuras solar filter separator
10 Pembersihan ruang genset
11 Pemanasan genset dengan beban (15menit)

Tabel 3.5 Aktivitas Lapangan Bulan Oktober

N Bulan oktober
Aktivitas lapanagan
o 16 17 18 19 20 21 22 23 23 24

1 Pemanasan genset dengan beban (1jam)


2 General clening genset
3 Pelumasan bering shaft exhaust
4 General cleaning genset
5 Oprasional chiler
6 Ceklis oprasional
7 Cek ful ijnjektor
8 Cek starter motor

15
Sedangkan untuk kegiatan yang dilakukan sebelum dan sesudah kerja
praktek dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Kegiatan Sebelum dan Sesudah Kerja Praktek

Kegiatan
Bulan Pengajuan Kegiatan Kerja Penyusunan
Seminar
Surat Peraktek Laporan
Agustus
September
Oktober
November
Desember

3.4 Kegiatan Kerja Paktek Maintenans

Maintenens merupakan divisi yang memiliki peranan penting dalam


pengoprasian
Adapun tugas dari maintenes tersebut yaitu mengoperasikan alat dan hal-hal yang
meliputi:
a) Melakukan pemeriksaan keliling dan pemeriksaan sebelum alat di
hidupkan.
b) Melakukan pengoprasian chiller pagi .
c) Melakukan penceklisan chiler setiap dua jam sekali.
d) Pengecekan suhu di dalam ruangan .
e) Menempatkan peralatan dengan aman diarea yang telah di tentukan.
f) Mengikuti peraturan mematikan mesin dengan baik.
g) Memastikan bahwa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal.
Memastikan kebersihan alat selalu terjaga

16
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Coling Tower


Menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida
kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air kontak langsung
dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam
kebanyakan menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan udara
menggunakan pompa sentrifugal untuk menggerakkan air ke atas melintasi
menara. Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan
approach seperti yang terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 4.1. Range dan approach temperatur pada menara pendingin

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara
pendingin dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih
antara suhu air panas dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah perbedaan
antara temperatur air keluar menara pendingin dengan temperatur bola basah

17
udara yang masuk atau selisih antara suhu air dingin dan temperatur bola basah
(wet bulb) dari udara atmosfir.
Temperatur udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan
termometer biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb
temperature), sedangkan temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah
temperatur yang bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa
dan bacaan suhu pada termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola
kering. Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan
temperatur bola basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun
pada kelembaban rendah sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah
akan semakin jauh perbedaannya dengan temperatur bola kering. Adapun sistem
mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi uap.
Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:
1. Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan
rendah evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor.
2. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang
keluar dari kompresor.
3. Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan
tinggi yang keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini
tekanan refrijeran turun sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup
ekspansi ini adalah berupa fasa cair + uap.
4. Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap
menjadi fasa uap

4.2 Fungsi Menara Pendingin


Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.
Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara
pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi

18
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer. Menara pendingin mampu
menurunkan suhu air lebih rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang
hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil,
dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.

4.3 Prinsip Kerja Menara Pendingin


Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari
air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air
diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan. Skema menara pendingin
dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 4.2 Skema Menara Pendingin

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari
bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan
pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu

19
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara
pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air
pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut
berlangsung.
1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka
kinerja menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor
listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas.

2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)


Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara
pendingin agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari
baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik
terhadap segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat
dari seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air
secara merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat
menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang
kecil untuk menyalurkan air.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari
filling material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin
terbuat dari seng.
6. Lubang udara (inlet louver)

20
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui
lubanglubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan
kuantitas air yang akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
7. Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi
untuk mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air
masuk yang mempunyai suhu yang cukup tinggi (30𝑜 𝐶) akan disemprotkan
ke filling material. Pada filling material inilah air yang mengalir turun ke
water basin akan bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang
suhunya (28𝑜 𝐶). Oleh sebab itu, filling material harus dapat menimbulkan
kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang
baik. Filling material harus kuat, dan tahan lapuk.
Filling material ini mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi
butiran-butiran tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan
pendinginan sehingga proses perpindahan panas dapat dilakukan seefisien
mungkin. Filling material ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:
1. 1st level packing
Merupakan Filling material lapisan atas yang mempunyai celah sarang
lebah lebih besar dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida
yang akan didinginkan pertama kali dialirkan ke lamella ini.
2. 2nd level packing
Merupakan Filling material yang lebih lembut untuk second stage
pendinginan. Pabrikan package menara pendingin umumnya merancang
Filling material pada stage ini lebih tebal sehigga dapat menampung
kapasitas fluida yang lebih banyak.

4.4 Perawatan Coling Tower


Perawatan yang paling sederhana terhadap menara pendingin dilakukan
dengan inspeksi secara visual, dengan interval waktu setiap 1 (satu) tugas gilir
(shift) oleh petugas shift reaktor. Lingkup kegiatannya mencakup : memeriksa
getaran kipas dan memeriksa keadaan distribusi air. Kegiatan ini dilakukan pada
saat sistem menara pendingin beroperasi. Perawatan lainnya adalah inspeksi

21
bagian dalam, dengan interval waktu 1 (satu) tahun dengan lingkup kegiatan
sebagai berikut : memeriksa kebersihan sprayfitting, drift eliminator, sarang tawon
dan pemeriksaan kekencangan baut pengikat kipas blower. Kegiatan ini dilakukan
dengan persyaratan reaktor dan sistem pendingin primer pada kondisi tidak
beroperasi.
Bagian Bagian Perawatan Menara Pendingin
 Pembubuhan Chemical B05 dan E05

Gambar 4.3 pembubuhan ciran chemichal Menara Pendingin

Permasalahan pada coling tower yang sering terjadi yaitu


1 Sering nya terjadi kerak pada het exchange sehingga terganggu nya proses
pendingin
2 korosi pada pipa akan terjadi kebocoran pada pipa
3 lumut yang terjadi di dalam basin coling tower juga mengakibat kan
gangguan yang seriu pada proses pendinginan
maka pembubuhan chemical pada coling tower sangat penting dan dilakukan
pada setiap hari pagi dan sore

 Pembersihan Filter Basin Coling Tower

22
Gambar 4.4 filter basin Menara Pendingin
Filter basin berfungsi menyaring kotoran kotoran pada basin coling tower
Jika filter tersumbat maka chiller akan mengalami panas (over heat) setiap 1
minggu operasi filter basin harus di bersih kan

 Perawatan Kipas

Gambar 4.5 kipas Menara Pendingin

Perawatan kipas menara pendingin dilakukan setiap selang waktu 6 (enam)


bulan. Jenis perawatan yang dilakukanadalah memeriksa kekencangan baut-
bautpengunci lempeng/frame pada daun kipas danmembersihkan kipas dari
kerak atau kotoran yang menempel. Kegiatan perawatan kipas dilakukan pada
kondisi reaktor padam (shutdown) dan sistem menara pendingin tidak
dioperasikan.
 Perawatan komponen fan Menara Pendingin

23
Perawatan komponen menara pendingin meliputi motor menara pendingin
dilakukan setiap selang waktu 5 tahun sekali, dengan lingkup perawatan yaitu
penggantian pelumas padat (grease) pada bantalan motor. Jenis pelumas yang
direkomendasikan untuk Perawatan motor menara pendingin dilakukan pada
kondisi reaktor padam, dan sistem menara pendingin tidak dioperasikan.
Perawatan Kotak Roda Gigi (Gear Box) Interval perawatan roda gigi adalah
setiap 2000 jam operasi atau paling lambat setiap 1 tahun sekali tergantung
mana yang dicapai lebih dahulu. Perawatan yang dilakukan adalah mengganti
minyak pelumas lama dengan minyak pelumas baru pada kotak roda gigi.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan kerja praktek selama yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Semakin besar laju alir air, maka semakin besar pula temperatur awal air yang
masuk ke cooling tower, sehingga semakin besar laju aliran udara yang
dibutuhkan untuk mendinginkannya.
2. Temperatur pada setiap sekat atau plat pada cooling tower saat mendinginkan
air semakin menurun 50%, hal ini berarti air terus didinginkan pada saat jatuh
dari plat paling atas sampai kebawah.

5.2 Saran
Berdasarkan dari pengalaman kerja praktek yang telah dilaksanakan untuk
evaluasi ke depannya saran yang dapat diberikan oleh pekerja praktek, yaitu:
1. Memperbaiki atau mengkalibrasi alat sensor suhu dan tekanan pada tiap
komponen agar data tidak melenceng.
2. Mahasiswa yang akan menjadi peserta kerja praktek harus sudah
mempunyai gambaran tentang apa yang ingin dipelajari di lokasi kerja
praktek dengan cara membuat list materi agar tidak bingung saat
melaksanakan kerja praktek.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W., Saito, H., 2005, Penyegaran Udara, Cetakan ketujuh, Pradnya
Paramita, Jakarta.

Carrier, 1965, Hand Book of Air Conditioning System Design, Mc Graw-Hill,


New York.

Geankoplis, Christie. J. 1993. Transport Processes and Unit Operation. Prentice-


Hall PTR, New Jersey, Chapter 11

http://www.carrefour.co.id/id/shop/carrefour/ (diakses tanggal 20 November


2019)

https://www.academia.edu/6849916/SISTEM_TATA_UDARA_HVAC_DIGED
UNG_BERTINGKAT (diakses tanggal 22 November 2019)

26

Anda mungkin juga menyukai