Anda di halaman 1dari 3

KAPING PULPA DIREK

 Adalah perawatan dengan pemberian bahan proteksi pulpa atau bahan kaping
pulpa pada gigi dengan pulpa yang terbuka dengan tujuan untuk
mempertahankan vitalitas pulpa
 Indikasi:
- Dilakukan pada gigi dengan pulpa yang terbuka karena faktor mekanis,
misal terjadi perforasi pada waktu pengeboran sehingga terjadi perdarahan
dan timbul rasa nyeri
- Pada gigi dengan pulpa terbuka karena trauma yang mengakibatkan
tanduk pulpa sedikit terbuka, sehingga terjadi perdarahan dan timbul rasa
nyeri
- Pada gigi pulpitis reversibel dengan karies yang dalam dan waktu
membersihkan jaringan karies, pulpa menjadi terbuka, sehingga terjadi
perdarahan dan timbul rasa nyeri
 Keberhasilan perawatan kaping pulpa direk tergantung pada:
- Riwayat sakit: tidak ada keluhan rasa sakit yg spontan sebelumnya
- Hanya sedikit perdarahan yg terjadi. Kontrol perdarahan dilakukan dengan
menekan cotton pellet yg telah dibasahi dengan salin atau air steril. Jangan
menggunakan cotton pellet kering, karena perdarahan dapat terjadi lagi
pada waktu cotton pellet diambil. Bila kontrol perdarahan tidak sempurna
bisa menjadi penyebab utama terjadi inflamasi pulpa (kegagalan
perawatan)
- Kebersihan pengambilan jaringan karies
- Kebersihan pengambilan debris operatif
- Manajemen asepsis sebaiknya isolator menggunakan rubber dam
- Penutupan yg sempurna dr bahan kaping pulpa
- Jarak waktu perforasi dg perawatan. Perawatan kaping pulpa hrs segera
diberikan setelah perforasi terjadi
- Umur pasien, makin muda prognosisnya makin baik
 Tujuan perawatan kaping pulpa direk:
diharapkan terbentuk dentin tersier berupa jembatan dentin (dentin bridge
formation / dentinal bridge) pd bagian pulpa yg terbuka sehingga pulpa tetap
vital
 Bahan kaping pulpa direk:
Hanya ada satu bahan yg paling memuaskan, yaitu Kalsium hidroksida =
Ca(OH)2
Sehingga bahan kaping pulpa direk ada beberapa bentuk yang dapat
digunakan:
- bentuk serbuk murni Ca(OH)2
- bentuk pasta non setting
- bentuk pasta hard setting : ms dycal, life paling banyak dipakai
 Cara kerja serbuk murni Ca(OH)2:
Ca(OH)2 akan mematikan kira2 1,5 mm jaringan pulpa dibawahnya, bila tdpt
inflamasi pulpa, akan menghilangkan lapisan superfisialnya. pH nya yg tinggi
(12,5) akan menyebabkan tjdnya nekrosis likuefaksion pd sebag besar
permukaan superfiasial pulpa tersebut. Toksisitas Ca(OH)2 akan berkurang pd
lapisan pulpa yg lebih dalam, nenyebabkan nekrosis koagulatif pd pulpa, yg
hanya menimbulkan iritasi sedang. Lapisan yg lebih dalam lagi terdapat jar
pulpa sehat. Pada area nekrosis koagulatif ini akan merangsang respon radang
dengan pembentukan jaringan keras (hard tissue barrier), berupa jembatan
dentin.
 Hard setting Ca(OH)2 tidak membuat nekrosis pulpa dibawahnya, tetapi
menunjukkan adanya rangsangan kesembuhan dg pembentukan jaringan keras
juga.Jadi kemungkinan besar tjdnya dentin bridge formation adalah krn Ca
(OH)2 menyebabkan iritasi sedang pd pulpa dibawahnya.
 Bahan2 kaping direk lainnya spt ZnOE cement, tricalcium fosfat, resin
komposit tidak efektif
 Bahan baru yg masih diteliti dan sangat menjanjikan adalah MTA (Mineral
Trioxide Agregate).
 Syarat2 bahan kaping pulpa (baik direk maupun indirek):
- biokompatibel
- non resorbable
- mudah didapat
- bacterioseal
- merangsang penyembuhan pulpa
 Prosedur perawatan:
1. Jar karies dan debris dihilangkan dg hati2 menggunakan ekskavator, pd
fraktur atau perforasi kavitas segera dibersihkan dg kapas yg dibasahi air
steril ,air hangat lebih dianjurkan krn dpt mengurangi kemungkinan
timbul rasa nyeri.
2. Kavitas yg sdh bersih dari jar karies dan debris, disterilkan dg kapas yg
dibasahi skuades steril.Jika masih tdp perdarahan, dihentikan dg menekan
dasar kavitas yg perforasi dg kapas yg dibasahi akuades steril.
3. Letakkan bahan kaping pulpa direk (Ca(OH)2 )pd dasar kavitas yg
terbuka (daerah perforasi) menggunakan ball aplicator= A
4. Di atas Ca(OH)2 diletakkan bahan base (semen seng fosfat) secukupnya,
kira2 dg ketebalan 1-2 mm =B
5. Diatasnya ditumpat dg tumpatan sementara: Cavit,Dentorit =C

Di Klinik FKG:
A. Ca (OH)2
B. Semen seng fosfat
C. Tumpatan sementara
(cavit, dentorit atau
fletcher)

(Ingle & Bakland, 2002)


 Evaluasi hasil/kontrol:
1. Dilakukan setelah 4-8 minggu. Di klinik FKG 1 minggu
2. Dilakukan pemeriksaan subjektif apakah selama perawatan ada rasa sakit
atau tidak. Bila timbul rasa sakit, perawatan kaping pulpa dianggap
gagal,selanjutnya dilakukan perawatan PSA (perawatan saluran akar).
Bila tdk ada keluhan subjektif diteruskan ke pemeriksaan objektif:
perkusi, palpasi dan tes vitalitas
3. Bila hasilnya baik, perkusi dan palpasi negatif dan tes vitalitas positif,
maka dikatakan perawatan kaping pulpa berhasil
4. Tumpatan sementara dikeluarkan dan dilanjutkan dg restorasi permanen:
amalgam, resin komposit, inlay, onlay

Anda mungkin juga menyukai